BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daging adalah salah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Daging adalah salah satu hasil ternak yang hampir tidak dapat dipisahkan
dari kebutuhan manusia. Selain penganekaragaman sumber pangan, daging juga
dapat menimbulkan kepuasan atau kenikmatan bagi yang memakannya karena
kandungan gizinya yang lengkap, sehingga keseimbangan gizi untuk hidup dapat
terpenuhi. Daging dapat diolah dengan cara dimasak, digoreng, dipanggang,
disate, atau diolah menjadi produk lain yang menarik (Soeparno, 1992).
Di Indonesia kebutuhan daging tiap tahunnya makin meningkat, dimana
konsumsi daging dapat dinikmati oleh segala kalangan, meskipun berbeda-beda
tingkat konsumsinya dan tentunya orang dari kalangan mampu akan
mengkonsumsi lebih banyak dari yang kurang mampu. Dalam hal penyediaan
daging bagi masyarakat tentunya Indonesia mampu, melakukan swasembada,
karena ditinjau dari letak wilayah Indonesia yang strategis dan luas (Guntoro,
2002).
Dalam penelitian ini digunakannya daging babi dikarenakan masyarakat Bali
sangat banyak memakai daging babi sebagai bahan makanan. Untuk itulah
kebersihan dari daging babi yang akan dikonsumsi haruslah terjamin. Mengingat
daging babi yang dijumpai di pasaran tidak dalam keadaan bersih, maka dari
itulah hampir semua bahan makanan asal hewan khususnya daging tercemar oleh
mikroorganisme yang mana dalam hal ini bakteri yang dimaksudkan adalah
Coliform dan Escherichia coli. Dari hal tersebut maka perlu ditambahkan
antimikroba pada daging babi untuk mengurangi cemaran mikrobanya dan
nantinya daging babi layak untuk dikonsumsi.
Antimikroba yang akan digunakan untuk menurunkan cemaran mikroba
pada daging babi merupakan tanaman yang berasal dari obat tradisional yang
sudah tentu tidak menimbulkan efek samping bagi orang-orang yang akan
mengkonsumsi daging babi tersebut, sehingga daging aman untuk dikonsumsi.
Untuk memperoleh tanaman ini tidaklah sulit dan harganya pun relatif murah.
Tanaman obat itu adalah daun pegagan (Centella asiatica L.) atau orang Bali
sering menyebutnya dengan nama daun piduh.
Daun pegagan (Centella asiatica L.) adalah tumbuhan liar, terdapat di
seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak lembab
dan cukup mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir
selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang ditanam sebagai penutup tanah
di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran, terdapat sampai ketinggian 2.500 m
di atas permukaan laut (iptek.net, 2008).
Manfaat dari pegagan adalah untuk penurun panas, revitalisasi tubuh dan
pembuluh darah, memperkuat struktur jaringan tubuh, radang hati disertai kuning.
Pegagan bersifat menyejukkan atau mendinginkan, menambah tenaga dan
menimbulkan selera makan. Digunakan untuk memperlancar aliran darah ke otak,
sehingga dapat mempertajam berfikir dan meningkatkan saraf memori otak.
Daunnya digunakan sebagai anti-infeksi, anti-bakteri, menurunkan panas dan
demam,
diuretik,
pembengkakan
hati,
meningkatkan
kesuburan
wanita,
mengurangi gejala asma, mengobati hipotensi (Riana, 2006).
Kandungan senyawa flavonoid, tannin dan asiaticosid diduga mempunyai
aktivitas bakteriostatik (Kartnig, 1996 dan Widowati, 2007). Dari hal tersebut,
maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah air perasan daun
pegagan (Centella asiatica L.) serta lama perendaman dapat menghambat
pertumbuhan bakteri pada daging babi.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah konsentrasi dari air perasan daun pegagan (Centella asiatica L.)
yang diujikan pada daging babi dengan proses perendaman dapat
mempengaruhi atau meminimalisir jumlah dari bakteri seperti Coliform
dan Escherichia coli ?
2. Apakah lama waktu perendaman dari air perasan daun pegagan (Centella
asiatica
L.)
dapat
mempengaruhi
untuk
menurunkan
jumlah
pertumbuhan dari bakteri Coliform dan Escherichia coli pada daging
babi ?
3. Apakah terdapat interaksi antara konsentrasi dan lama waktu
perendaman air perasan daun pegagan (Centella asiatica L.) terhadap
jumlah bakteri Coliform dan Escherichia coli ?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk :
1. Mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi air perasan daun pegagan
(Centella asiatica L.) terhadap jumlah bakteri Coliform dan Escherichia
coli pada daging babi.
2. Mengetahui pengaruh lama waktu perendaman air perasan daun pegagan
(Centella asiatica L.) terhadap jumlah bakteri Coliform dan Escherichia
coli pada daging babi.
3. Mengetahui apakah ada interaksi antara konsentrasi dan lama
perendaman air perasan daun pegagan (Centella asiatica L.) terhadap
jumlah bakteri Coliform dan Escherichia coli pada daging babi.
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai pengaruh konsentrasi dan lama waktu perendaman air
perasan daun pegagan (Centella asiatica L.) terhadap daging babi di tinjau dari
pertumbuhan bakteri Coliform dan Escherichia coli.
1.5
Kerangka Pemikiran
Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam memenuhi kebutuhan
gizi. Selain kandungan proteinnya tinggi, pada daging terdapat pula kandungan
asam amino esensial yang lengkap dan seimbang. Keunggulan lain, protein daging
lebih mudah dicerna ketimbang yang berasal dari nabati. Bahan pangan ini juga
mengandung beberapa jenis mineral dan vitamin. Manusia mengkonsumsi daging
sejak dimulainya sejarah peradaban manusia itu sendiri. Berbagai jenis ternak
telah dikembangkan untuk diambil dagingnya, baik ternak besar (seperti sapi atau
kerbau) maupun ternak kecil (seperti domba, kambing, dan babi) ( Astawan,
2004 ).
Secara fisik babi banyak menyimpan bibit penyakit. Babi dianggap hewan
yang kurang baik untuk dikonsumsi. Di samping itu daging babi adalah daging
yang paling sulit dicerna, karena kandungan zat lemaknya sangat tinggi. Selain itu
jika dibiarkan berada di udara terbuka maka daging yang pertama kali busuk
adalah daging babi, diikuti daging domba dan yang terakhir adalah daging sapi.
Akan tetapi apabila daging-daging tersebut dimasak, maka yang paling lambat
masaknya adalah daging babi ( Maulanusantara, 2008 ).
Bakteri Coliform dan Escherichia coli (E. coli) merupakan bakteri flora
normal yang bersifat fakultatif anaerobik yang terdapat dalam usus hewan dan
manusia. Namun dalam daging babi segar, bakteri Coliform dan Escherichia coli
ini tidak boleh ada. Karena jika Escherichia coli ditemukan pada daging babi
segar menunjukkan tingkat sanitasi dan kehigienisan yang sangat rendah dan jika
dikonsumsi dapat membahayakan kesehatan konsumennya. Sedangkan menurut
Standar Nasional Indonesia (SNI) persyaratan yang dipakai untuk jumlah cemaran
bakteri Coliform adalah tidak lebih dari 100 dan Escherichia coli tidak lebih dari
50 (Dewanti dan Hariyadi, 2003). Secara teoritis semakin tinggi tingkat cemaran
Coliform, maka kemungkinan untuk ditemukannya bakteri Escherichia coli juga
semakin besar.
Dengan demikian apabila daging babi dibiarkan berada di udara terbuka
maka daging babi akan cepat terkontaminasi oleh banyak bakteri, seperti halnya
bakteri yang paling sering ditemukan pada daging babi adalah bakteri Coliform
dan Escherichia coli yang mana bakteri ini banyak tumbuh dalam saluran
percernaan. Untuk menurunkan jumlah bakteri tersebut digunakan air perasan
daun pegagan (Centella asiatica L.) dalam penelitian ini sebagai bahan
antimikroba. Menurut (Kartnig, 1996 dan Widowati, 2007) pegagan mengandung
senyawa triterpenoid, flavonoid, alkaloid, velarin, hidrokotilina, saponin,
karotenoid, glikosida asiatikosid, minyak volatil serta kaya garam-garam mineral.
Senyawa flavonoid, tanin dan asiatiksoid diperkirakan bersifat bakteriostatik.
Semakin tinggi konsentrasi air perasan daun pegagan (Centella asiatica L.),
maka semakin banyak kandungan senyawa aktifnya demikian pula semakin lama
daging direndam dalam air perasan daun pegagan (Centella asiatica L.), maka
semakin lama akan terjadi kontak antara senyawa aktif dengan bakteri yang ada
dalam daging.
1.6
Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat disusun suatu hipotesis
sebagai berikut :
1. Semakin tinggi konsentrasi air perasan daun pegagan (Centella asiatica
L.), semakin tinggi pula penurunan jumlah bakteri Coliform dan
Escherichia coli.
2. Semakin lama waktu perendaman dalam air perasan daun pegagan
(Centella asiatica L.) maka semakin banyak penurunan jumlah bakteri
Coliform dan Escherichia coli.
3. Terdapat interaksi antara konsentrasi dan lama waktu perendaman air
perasan daun pegagan (Centella asiatica L.) terhadap jumlah bakteri
Coliform dan Escherichia coli.
Download