8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu
Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang mengambil
topik mengenai pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added
terhadap harga saham:
1. Muhammad Mara Ikbar dan Andrieta Shintia Dewi (2013)
Penelitian ini menguji pengaruh dari Economic Value Added dan Market
Value Added terhadap harga saham perusahaan sektor properti pada LQ45
periode 2009-2013 secara parsial atau simultan. Teknik analisis data
menggunakan panel data regression dan fixed effect model. Hasil penelitian
menunjukan bahwa EVA dan MVA secara simultan maupun parsial
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Persamaan:
Terdapat persamaan dalam penggunaan variabel dependen yaitu harga
saham dan variabel independen yaitu Economic Value Added dan Market
Value Added.
Perbedaan:
Sampel pada penelitian sebelumnya mengunakan perusahaan sektor
property pada LQ45 periode 2009-2013, sedangkan pada penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI
periode 2011-2014.
8
9
2. Susi Dwimulyani (2014)
Penelitian ini menguji pengaruh EVA, MVA dan Good Corporate
Governance terhadap return saham. Teknik sampel menggunakan
purposive sampling dan sampel pada penelitian ini adalah perusahaan
publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mendapatkan peringkat
GCG dari The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG)
periode 2009-2011. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa EVA dan MVA berpengaruh
signifikan terhadap return saham, sedangkan GCG tidak berpengaruh
terhadap return saham.
Persamaan:
Penggunaan variabel independen yang sama yaitu EVA dan MVA.
Perbedaan:
Penelitian sebelumnya menggunakan varibel dependen yaitu return saham
dan variabel independen yaitu EVA, MVA dan GCG, sedangkan pada
penelitian ini menggunakan varibel dependen yaitu harga saham dan
variabel independen yaitu EVA dan MVA. Sampel yang digunakan adalah
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mendapatkan
peringkat GCG dari IICG periode 2009-2011, Sedangkan pada penelitian
ini menggunakan sampel perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI
periode 2011-2014.
10
3. Abied Luthfi Safitri (2013)
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara EPS, PER, ROA,
DER dan MVA terhadap harga saham, baik secara simultan maupun parsial,
pada perusahaan dalam kelompok Jakarta Islamic Index tahun 2008-2011.
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik
analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukan bahwa secara simultan EPS, PER, ROA, DER dan MVA
berpengaruh terhada harga saham, dan secara parsial EPS, PER dan MVA
berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham sedangkan ROA dan
DER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Persamaan:
Terdapat persamaan dalam penggunaan variabel dependen yaitu harga
saham dan variabel independen yaitu MVA.
Perbedaan:
Penelitian sebelumnya menggunakan varibel independen yaitu EPS, PER,
ROA, DER dan MVA, sedangkan pada penelitian ini menggunakan varibel
independen yaitu EVA dan MVA. Sampel pada penelitian sebelumnya
menggunakan perusahaan dalam kelompok Jakarta Islamic Index tahun
2008-2011, sedangkan pada penelitian ini menggunakan sampel perusahaan
sektor keuangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2014.
4. Madhavi (2015)
Penelitian ini menguji nilai tambah ekonomi dan nilai tambah pasar pada
tujuh perusahaan india pada sektor FMCG yang terdaftar di Bursa Efek
11
Nasional India telah menciptakan nilai tambah bagi pemengang saham.
Objek penelitian ini yaitu tujuh perusahaan sektor FMCG yang terdaftar
pada Bursa Efek Nasional India dari tahun 2010 sampai dengan 2014.
Penelitian ini menggunakan metode korelasi dan regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menyatakan EVA marupakan prediktor nilai pasar yang
baik bagi perusahaan.
Persamaan:
Penggunaan variabel independen yaitu Economic Value Added dan Market
Value Added.
Perbedaan:
Perbedaan yang dilakukan pada penelitian ini dengan peneliatan
sebelumnya adalah pada penelitian sebelumnya menggunakan variabel
dependen yaitu kinerja perusahaan, dan sampel yang digunakan yaitu
perusahaan sektor FMCG yang terdaftar pada Bursa Efek Nasional India
pada tahun 2010-2014, sedangkan pada peneliatan ini menggunakan
variabel dependen yaitu harga saham dan sampel yang digunakan yaitu
perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
5. Ita Trisnawati (2009)
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Pengaruh Economic
Value Added, Arus Kas Operasi, Residual Income, Earnings, Operating
Leverage dan Market Value Added Terhadap Return Saham. Sampel dari
penelitian ini adalah 23 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta periode 2003-2005 dipilih berdasarkan purposive sampling.
12
Penelitian ini menggunakan metode regresi linear berganda. Hasil
penelitian menyatakan bahwa Economic Value Added, Arus Kas Operasi,
Residual Income, Earnings, Operating Leverage dan Market Value Added
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
Persamaan:
Terdapat persamaan dengan penelitian sebelumnya dalam penggunaan
variabel independen yaitu Economic Value Added dan Market Value Added.
Perbedaan:
Penelitian sebelumnya mengguanakan variabel dependen yaitu return
saham dan sampel yang digunakan yaitu perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2005, sedangkan pada
penelitian ini menggunakan variabel dependen yaitu harga saham dan
sampel yang digunakan yaitu perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014
6. Meilinda Haryuningputri dan Endang Tri Widyarti (2012)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ROA, ROE, ROS,
EPS dan EVA terhadap harga saham, baik secara parsial maupun simultan.
Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua sektor industri
manufaktur yang terdaftar dalam BEI dari tahun 2007-2010. Teknik
pengumpulan Pengambilan sampel yaitu purposive sampling dan sampel
yang diperoleh sekitar 112 perusahaan. Jenis data adalah sekunder. Sampel
pengumpulan data yang digunakan dokumentasi. Teknik analisis yang
digunakan adalah regresi ganda. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa dari
13
kelima variabel independen hanya tiga yang tidak berpengaruh terhadap
harga saham yaitu ROA, ROS dan EVA.
Persamaan:
Terdapat persamaan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
dalam penggunaan variabel dependen yaitu harga saham dan variabel
independen yaitu EVA.
Perbedaan:
Penelitian sebelumnya menambahkan rasio profitabilitas sebagai variabel
independen dan sampel yang digunakan adalah semua sektor industri
manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007-2010, sedangakan pada
penelitian ini variabel independen yang ditambahkan adalah Market Value
Added (MVA) dan sampel yang digunakan adalah perusahaan sektor
keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014.
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu
Peneliti
Muhammad
Mara Ikbar dan
Andrieta
Shintia Dewi
(2013)
Susi Dwimulyani
(2014)
Abied Luthfi
Safitri (2013)
Madhavi (2015)
Ita Trisniawati (2009)
Variabel
Dependen
Harga Saham
Return saham
Harga Saham
Kinerja Perusahaan
Variabel
Independen
Economic Value
Added (EVA)
dan
Market
Value
Added
(MVA)
EVA, MVA dan
GCG
Keterangan
Sampel
Periode
Penelitian
Teknik
Sampling
Teknik
Analisis
Jenis Data
Metode
Meilinda
Haryuningputri
Dan Endang Tri
Widyarti (2012)
Peneliti (2015)
Return Saham
Harga Saham
Harga Saham
EPS, PER, ROA,
DER dan MVA
Economic Value
Added (EVA) dan
Market Value Added
(MVA)
Economic Value Added,
Arus Kas Operasi,
Residual Income,
Earnings, Operating
Leverage dan Market
Value Added
Rasio
Profitabilitas
Dan EVA
Economic
Value Added
(EVA) Dan
Market Value
Added (MVA)
Perusahaan
sektor properti
pada LQ45
Perusahaan
publik yang
terdaftar di BEI
yang
mendapatkan
peringkat GCG
dari IICG
Perusahaan dalam
kelompok Jakarta
Islamic Index
Tujuh perusahaan
sektor FMCG yang
terdaftar di Bursa
Efek Nasional India.
Dua pulu tiga perusahaan
manufaktur yang terdaftar
pada Bursa Efek Jakarta
Perusahaan
Sektor Industri
Manufaktur Di
BEI
Perusahaan
Sektor
Keuangan Yang
Terdaftar Di
BEI
2009-2013
2009-2011
2008-2011
2010-2014
2003-2005
2007-2010
2011-2014
Purposive
Sampling
Panel data
regression dan
fixed effet
model
Data Sekunder
Dokumentasi
Purposive
Sampling
Purposive
Sampling
Purposive Sampling
Purposive Sampling
Purposive
Sampling
Purposive
Sampling
Regresi Linear
Berganda
Regresi Linear
Berganda
Correlation and
Multiple Regression
Multiple Regression
Regresi Linear
Berganda
Regresi Linear
Berganda
Data Sekunder
Dokumentasi
Data Sekunder
Dokumentasi
Data Sekunder
Dokumentasi
Data Sekunder
Dokumentasi
Data Sekunder
Dokumentasi
Data Sekunder
Dokumentasi
14
Sumber : diolah
14
15
2.2
Landasan Teori
Sub bab ini menguraikan teori-teori yang akan mendukung penelitian yang
nantinya akan digunakan untuk menyusun kerangka pemikiran dan merumuskan
hipotesis :
2.2.1
Harga saham
Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu
yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar
(Jogiyanto Hartono, 1998:69). Harga saham yang ada di pasar modal terdiri dari
harga tertinggi (high price), harga terendah (low price), dan harga penutupan (close
price). Harga saham yang dipergunakan dalam perhiungan indeks di bursa adalah
harga saham yang terjadi di pasar regular.
Menurut Pandji dan Piji (2001:58) harga saham dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu:
1. Harga Nominal yaitu harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang
ditetapkan oleh emiten untuk menilai tiap lembar saham.
2. Harga dasar yaitu harga yang dipergunakan dalam perhitungan indeks harga
saham.
3. Harga pasar yaitu harga pada pasar riil, yang merupakan harga sari suatu
saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup,
maka harga pasar adalah harga penutupannya (closing price).
16
2.2.2
Indeks Harga Saham
Indeks Harga Saham (IHS) merupakan salah satu indikator pergerakan
harga saham. Indeks Harga Saham dibutuhkan dalam mengukur kinerja saham yang
tercatat di bursa efek.
Saat ini Bursa Efek Indonesia memilik sebelas jenis indeks harga saham, indeksindeks tersebut adalah:
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat sebagai komponen perhitungan
Indeks.
2. Indeks Sektoral
Menggunakan semua Perusahaan Tercatat yang termasuk dalam masingmasing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor
Pertanian, Pertambangan, Industri Dasar, Aneka Industri, Barang
Konsumsi, Properti, Infrastruktur, Keuangan, Perdangangan dan Jasa, dan
Manufatur.
3. Indeks LQ45
Indeks yang terdiri dari 45 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih
berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteriakriteria yang sudah ditentukan.
4. Jakarta Islamic Index (JII)
Indeks yang menggunakan 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang
masuk dalam kriteria syariah (Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh
Bapepam-LK) dengan mempertimbangkan kapitalisasi pasar dan likuiditas.
17
5. Indeks Kompas10
Indeks yang terdiri dari 100 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih
berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteriakriteria yang sudah ditentukan.
6. Indeks BISNIS-27
Indeks yang terdiri dari 27 saham Perusahaan Tercatat yang dipilih
berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan
Akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.
7. Indeks PEFINDO25
Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi
pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small
Medium Enterprises / SME).
8. Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini dibentuk atas kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan
Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI).
9. Indeks Papan Utama
Menggunakan saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan
Utama.
10. Indeks Papan Pengembangan
Mengguanakn saham-saham Perusahaan Tercatat yang masuk dalam Papan
Pengembangan
11. Indeks Individual
Indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat.
18
Indeks Harga Saham (IHS) dibentuk agar dapat digunakan untuk
membandingkan perubahan harga saham dari waktu ke waktu.
2.2.3
Economic Value Added (EVA)
Konsep Economic Value Added untuk menjelaskan bagaimana perusahaan
menciptakan nilai perusahaan dengan harus mendapatkan pengembalian atas modal
yang di investasikan lebih besar dari biaya modalnya. Economic Value Added
merupakan laba operasional bersih setelah pajak (Net Operating Profit after TaxNOPAT) dikurangi dengan beban nilai biaya modal untuk modal yang digunakan
(Van Horne dan Wachowicz, 2008:395)
EVA mencerminkan suatu nilai perusahaan secara riil dengan cara
mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan untuk para pemegang saham,
karena EVA memasukan biaya modal yang ditimbulkan dari investasi tersebut
untuk mendorong manajemen perusahaan memilih investasi yang mempunyai
tingkat pengembalian optimum dan tingkat risiko yang minimum, dengan demikian
para investor dapat menilai kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai
tambah. EVA mencoba lebih fokus pada kemampuan perusahaan dalam
memberikan tingkat pengembalian melebihi biaya modal dalam setiap investasi.
EVA memiliki beberapa kriteria penilaian, antara lain :
1. EVA > 0, mencerminkan tingkat kompensasi lebih tinggi daripada tingkat
biaya modal, hal ini menunjukan bahwa perusahaan mampu dalam
memberdayakan modalnya dengan baik sehingga tercipta nilai tambah bagi
pemegang saham.
19
2. EVA = 0, mencerminkan secara ekonomis perusahaan berada pada keadaan
impas, karena laba perusahaan yang tersedia digunakan untuk membiayai
kewajiban kepada penyedia dana.
3. EVA < 0, hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi nilai tambah pada
perusahaan tersebut, karena laba yang tersedia tidak memenuhi harapan
penyandang dana terutama pemegang saham.
Economic Value Added dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Economic Value Added = NOPAT – (WACC x Capital)
Dimana :
NOPAT = Net Operating After Tax (Laba operasi bersih setelah pajak)
WACC = Weight Average Cost of Equity (Biaya modal rata-rata tertimbang)
Langkah-langkah menghitung EVA adalah sebagai berikut:
a. Menghitung NOPAT
b. Menghitung biaya bunga setelah pajak atau kd(1-T)
Kd = kdt (1 – T) β
Dimana :
Kd
: Biaya hutang setelah pajak
Kdt
: Biaya hutang sebelum pajak
T
: Tingkat pajak
c. Menghitung biaya modal ekuitas (cost of equity) atau ks
Biaya modal ekuitas dihitung dengan berdasarkan Capita Assets Pricing Model
dengan menggunakan rata-rata tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia.
20
Ks = Rf + B (Rm-Rf)
Dimana :
Ks
: Biaya modal ekuitas
Rf
: Tingkat pengembalian bebas risiko (SBI)
B
: Kovarians pengembalian perusahaan terhadap portofolio
Rm
: Pengembalian rata-rata saham biasa
Jika Rm < Rf atau Ks < Rf , maka biaya modal ekuitas (Ks) menggunakan
tingkat pengembalian bebas risiko (Sertifikat Bank Indonesia).
d. Menghitung struktur modal
Proporsi hutang (Wd) =
Total hutang
x100%
Total pasiva
Proporsi modal (Ws) =
Total ekuitas
x100%
Total passiva
e. Menghitung biaya rata-rata tertimbang (WACC)
WACC = [(Wd x Kd)(1-Tax) + (Ws x Ks)]
Dimana :
Wd
: Proporsi Hutang
Kd
: Biaya modal hutang
Ws
: Proporsi ekuitas
Ks
: Biaya modal ekuitas
f. Menghitung EVA
EVA = NOPAT – (WACC x Capital)…….(1)
21
g. Menghitung EVA per lembar saham
Variabel terikat dalam penelitian adalah harga saham maka EVA dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
EVA =
2.2.4
NOPAT – (WACC x CAPITAL)
….…(2)
Jumlah lembar saham yang beredar
Market Value Added (MVA)
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang
saham yang dilakukan dengan memaksimalkan selisih antara market value of equity
dan jumlah dana yang ditanamkan investor kedalam perusahaan. Selisih tersebut
disebut sebagai Market Value Added (MVA).
Menurut Agus Sartono (2008:103) menyatakan bahwa kemakmuran
pemegang saham dimaksimumkan dengan memaksimumkan kenaikan nilai pasar
dari modal perusahaan di atas nilai modal yang disetor pemegang saham. Kenaikan
ini disebut dengan Market Value Added. Peningkatan pada Market Value Added
dapat dilakukan dengan cara meningkatkan Economic Value Added (EVA) yang
merupakan pengukuran internal kinerja operasional tahunan, dengan demikian
Market Value Added (EVA) memiliki hubungan yang kuat dengan Economic Value
Added (EVA).
Jika nilai Market Value Added (MVA) tinggi menunjukan perusahaan telah
menciptakan kekayaan yang substansial bagi pemegang saham (Young dan
O’Byrne, 2001:27). Market Value Added digunakan untuk mengukur seluruh
pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang dan untuk
mengevaluasi kinerja top manajemen. Jika MVA perusahaan mempunyai nilai
22
positif berarti perusahaan dapat mencipatkana nilai investasi yang lebih tinggi
daripada modal yang disetor oleh investor, apabila MVA perusahaan mempunyai
nilai negatif maka dapat dikatakan bahwa nilai investasi yang dijalankan oleh
perusahaan lebih rendah daripada modal yang disetor oleh investor.
Market Value Added (MVA) dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
MVA = Nilai pasar ekuitas (MVE) – Modal ekuitas (BVE)………… (3)
Variabel terikat dalam penelitian adalah harga saham sehingga MVA dapat dihitung
dengan menggunakan rumus:
MVA
=
Nilai pasar ekitas (MVE)-Modal ekuitas (BVE)
Jumlah lembar saham yang beredar
………..(4)
Dimana:
MVE = Jumlah saham yang beredar (lembar) x Harga saham
BVE = Jumlah saham yang beredar (lembar) x Nilai nominal saham
Interpretasi dari hasil pengukuran MVA dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. MVA > 0, hal ini menunjukan bahwa perusahaan dapat menciptakan nilai
investasi yang lebih tinggi daripada modal yang disetor oleh investor.
2. MVA < 0, hal ini menunjukan bahwa perusahaan belum mampu menciptakan
kesejahteraan pemegang saham karena nilai investasi lebih rendah dari modal
yang disetor oleh investor.
3. MVA = 0, hal ini menunjukan posisi impas.
23
2.2.5
Hubungan Economic Value Added (EVA) terhadap harga saham
Economic Value Added (EVA) merupakan alat yang mengukur nilai tambah
dengan memasukan biaya modal baik biaya utang maupun modal sendiri yang
ditimbulkan oleh investasi dari perusahaan. EVA merupakan indikator keberhasilan
dari manajemen dalam mengelola sumber dana yang ada di perusahaan yang juga
akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang tercermin dari harga
saham. Konsep EVA akan memperhitungkan biaya modal saham, sehingga
memberikan pertimbangan yang adil bagi para investor perusahaan karena biaya
modal yang sebenarnya ditanggung oleh perusahaan dapat diketahui. Dengan
meningkatnya EVA suatu perusahaan berarti mencerminkan kinerja perusahaan
semakin baik yang akan mendorong volume beli terhadap saham perusahaan
tersebut naik yang akan berdampak pada kenaikan harga saham.
Menurut Eduardus Tandelilin (2001) Apabila EVA suatu perushaaan
bernilai positif, maka perusahaan mampu menciptakan nilai tambah bagi para
investor, hal ini akan menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan dan ini
biasanya akan direspon dengan meningkatnya harga saham. Demikian pula
sebaliknya jika EVA bernilai negatif berarti perusahaan mengalami penurunan
kinerja, yang biasanya akan direspon dengan penurunan harga saham.
Hal tersebut sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muhammad
Mara Ikbar dan Andrieta Shintia Dewi (2015) yang menyatakan EVA berpengaruh
signifikan terhadap harga saham secara parsial dan nilai EVA pada perusahaan
LQ45 yang ada pada Bursa Efek Indonesia tidak selalu positif tetapi mayoritas EVA
selalu meningkat tiap tahunnya dan Madhavi (2015) yang menyatakan EVA
24
merupakan prediktor nilai pasar yang baik bagi perusahaan. Berdasarkan uraian
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh positif antara
Economic Value Added terhadap harga saham.
2.2.6
Hubungan Market Value Added (MVA) terhadap harga saham
Market Value Added (MVA) merupakan EVA yang didiskontokan kedalam
nilai sekarang. MVA merupakan ukuran kumulatif suatu perusahaan yang
memperlihatkan penilaian pasar modal pada waktu tertentu dari nilai EVA dimasa
yang akan datang.
Investor menyerahkan modal ke dalam perusahaan dengan harapan manajer
akan menginvestasikan modal tersebut dengan produktif. (Young dan O’Byrne,
2001) Nilai pasar mencerminkan keputusan pasar mengenai bagaiman manajer
yang sukses telah menginvestasikan modal yang sudah dipercayakan kepadanya,
dalam mengubahnya menjadi lebih besar. Semakin besar MVA, semakin baik.
Apabila MVA bernilai negatif berarti nilai dari investasi yang dijalankan
manajemen kurang dari modal yang diserahkan.
MVA dapat dijadikan suatu ukuran bagi para investor dalam menilai suatu
perusahaan. Dengan meningkatnya MVA suatu perusahaan, maka akan
menciptakan daya tarik oleh investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut
(volume beli terhadap saham akan tinggi), hal ini akan berdampak pada harga
saham yang akan naik. Hal tersebut sama dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Muhammad Mara Ikbar dan Andrieta Shintia Dewi (2015) yang menyatakan
MVA berpengaruh signifikan terhadap harga saham secara parsial dan nilai MVA
25
tidak selalu positif pada perusahaan LQ45 dan penelitian yang dilakukan oleh
Abied Luthfi Safitri (2013) yang menyatakan MVA memilik pengaruh positif yang
signifikan terhadap harga saham, hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam
berinvestasi investor memperhatikan MVA sebagai salah satu pertimbangan dalam
mengambil keputusan investasinya dengan meningkatnya MVA investor
mempunyai keaykinan bahwa perusahaan mampu menciptaka kekayaan bagi
pemegang saham. Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh positif antara Market Value Added terhadap harga saham.
2.3
Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian pada sub bab sebelumnya mengenai hubungan antara
Economic Vaalue Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap harga
saham, maka dapat disusun suatu kerangka penelitian sebagai berikut:
Economic Value
Added (EVA)
(+)
Harga Saham
Market Value
Added (MVA)
(+)
Gambar 2.1 Hubungan antara Economic Value Added (EVA) dan Market
Value Added (MVA) terhadap Harga Saham
2.4
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori, maka
hipotesis dari penelitian ini adalah:
26
H1 : Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) berpengaruh
secara simultan terhadap Harga Saham pada perususahaan sektor keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
H2 : Economic Value Added (EVA) berpengaruh positif signifikan terhadap Harga
Saham pada perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2014.
H3 : Market Value Added (MVA) berpengaruh positif signifikan terhadap Harga
Saham pada perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2011-2014.
Download