BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Berkomunikasi atau

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Berkomunikasi atau berbicara dengan orang lain maupun dengan diri sendiri
(komunikasi intra pribadi) adalah sebuah kegiatan yang tak pernah luput dari aktifitas
manusia sehari-hari. Padahal pengertian dari komunikasi adalah sangatlah beragam,
karena ada yang bersifat luas atau umum maupun bersifat pemikiran seseorang. Kata
komunikasi atau comunications dalam bahasa inggris bersal dari kata latin communis
yang berarti “sama”, communico, commucatio, atau communicare yang berarti
“membuat sama” ( to make common )1.
Komunikasi menurut Dennis Mcquail dan Sven Windahl adalah penyebaran
informasi, ide-ide, sikap-sikap atau emosi dari seseorang atau kelompok pada yang
lain
(lain-lainnya)
terutama
simbol-simbol2.
melalui
Kenyataannya
dalam
berkomunikasi kita memang menggunakan simbol-simbol, baik dengan bahasa verbal
maupun bahasa non verbal, yang nantinya akan disampaikan melalui pesan yang
menggunakan media kepada penerima. Komunikasi yang dapat mengartikan
keseluruhan makna melalui beberapa simbol-simbol yang mempunyai maksud, arti
1
2
Onong Uchjana Effendy, ilmu komunikasi : Teori dan praktek, 1997, hal 4
Dennis Mc Quail dan Sven Windahl, model-model komunikasi, 2003 hal 4
17
18
yang berbeda-beda, yang pada intinya bahwa berkomunikasi untuk menyampaikan
apa yang dirasa, yang ingin dikomunikasikan kepada si penerima pesan.
Namun Gabler dalam Dennis Mc Quail dan Sven Windahl, mendefenisikan
komunikasi dalam buku “model-model komunikasi” adalah: sebagai interaksi sosial
melalui pesan-pesan3.
Maksudnya, saat kita sedang melakukan komunikasi dengan orang lain, maka
secara tidak langsung kita melakukan interaksi melalui pesan yang ingin kita
sampaikan tersebut.
Jadi dalam pengertian luas atau umum, komunikasi menunjukan adanya
sebuah pengirim, sebuah saluran, sebuah pesan, sebuah hubungan antara pengirim
dan penerima, sebuah efek, sebuah konteks dimana komunikasi berlangsung dan
sebuah rangkaian sesuatu yang dapat disebut “pesan”. Kadang-kadang tetapi tidak
selalu ada satu maksud tertentu atau tujuan untuk “berkomunikasi” atau “menerima”.
Komunikasi bisa merupakan salah satu atau keseluruhan dari sebuah tindakan
terhadap orang lain; sebuah interaksi dengan orang lain dan sebuah reaksi terhadap
orang lain4.
Hovland memberikan definisi komunikasi, yaitu komunikasi adalah proses
yang memungkinkan seseorang komunuikator menyampaikan rangsangan
3
4
Dennis Mc Quail dan Sven Windahl, Loc.cit. hal 4
Ibid, Dennis Mc Quail dan Sven Windahl, hal 4
19
(biasanya lambing- lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain
(komunikate)5.
Ini menunujukan bahwa kegiatan komunikasi yang dilakukan tersebut
mempunyai tujuan, yaitu mengubah atau membentuk perilaku orang lain yang
menjadi sasaran. Ada tiga unsur dari definisi komunikasi yang luas dan
komprehensif, yaitu :
1. Komunikasi harus di pandang sebagai suatu proses : Ini berarti bahwa
komunikasi merupakan suatu aliran yang melalui serangkaian atau urutan
beberapa tahap atau langkah, bukan suatu kejadian atau peristiwa yang
tersendiri.
2. Pengiriman informasi, arti dan pengertian : unsur yang kedua dari definisi
komunikasi, komunikasi yang memadai adalah “pengiriman informasi, arti
dan pengertian”. Pengiriman komunikasi ini sendiri sebenarnya bukanlah
komunikasi, karena komunikasi merupakan suatu proses dua arah bukan satu
arah. Informasi tidak hanya dikirimkan begitu saja, tetapi harus diterima dan
dimengerti.
3. Mencakup aspek manusia dan bukan manusia : unsur ketiga dari suatu definisi
yang lengkap harus mencakup aspek manusia dan bukan manusia. Banyak
pembahasan mengenai proses komunikasi membatasi hanya pada interaksi
5
Dalam Deddy Mulyana, ilmu komunikasi suatu pengantar, 2000, hal 62
20
antar manusia, dimana hanya manusia saja yang berperan sebagai pihak
pengirim dan penerima informasi6.
Sedangkan Rogers dalam buku ilmu komunikasi suatu pengantar memberikan
definisi komunikasi sebagai berikut : Komunikasi adalah proses dimana ide dialihkan
dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka7.
Artinya, saat seseorang berkomunikasi ia ingin memberikan suatu ide tahu
informasi mengenai sesuatu kepada penerima, dengan maksud agar si penerima dapat
mengubah perilaku setelah berkomunikasi dengan si pengirim pesan.
Dalam berkomunikasi kita mencapai persamaan pengertian mengenai
informasi, ide, pemikiran dan sikap kita terhadap orang lain. Jadi intinya antara
komunikator dan komunikan menuju kesepakatan pesan. Dalam proses
komunikasi
sedikitnya
terdapat
lima
komponen
yang
terlibat
dalam
menumbuhkan terciptanya persamaan pesan tertentu yakni :
1. Sumber (komunikator)
2. Pesan
3. Saluran
4. Komunikan
6
Gunawan Jiwanto, Komunikasi dalam organisasi, Pusat Pengembangan Manajement dan Andi
Offset, Jogjakarta, 1985 hal. 5
7
Dalam Deddy Mulyana, Op.cit, hal 62
21
5. Efek8.
2.2 Komunikasi Organisasi
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia, karena
manusia tidak pernah terlepas sehari-hari dari berkomunikasi dengan orang lain,
komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Komunikasi adalah sebuah proses
karena terjadi secara terus menerus, komunikasi juga merupakan sebuah interaksi dan
transaksi.
Komunikasi
mempunyai
banyak
macam
dan
cara
dalam
mengkomunikasikan sesuatu yang di butuhkan bagi diri kita , karena komunikasi
merupakan kebutuhan dasar manusia.
Komunikasi organisasi yang merupakan proses komunikasi yang terjadi
didalam ruang lingkup organisasi , meliputi anggota yang berada didalam organisasi
tersebut. Komunikasi organisasi menjadi hal yang kompleks karena menyangkut pada
kecakapan berkomunikasi dengan individu–individu didalam organisasi yang
terstruktur. Komunikasi organisasi juga berada dalam ruang yang formal yang
terkadang ada dalam komunikasi informal di dalamnya. Komunikasi organisasi
terjadi dalam suatu jaringan yang lebih besar dari pada komunikasi kelompok (Deddy
Mulyana 2001)9. Komunikasi organisasi lebih bersifat complicated karena melibatkan
8
Maria Assumpta, Dasar-dasar PR Teori dan Praktek. Jakarta, Grasindo 2002, hal 86
Abdullah, Masmuh,Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek (Malang, UPT.
Universitas Muhammadyah Malang, 2010) hal 6
9
22
jenis-jenis komunikasi lainnya seperti komunikasi antar pribadi, komunikasi
kelompok dan komunikasi massa.
Kelancaran komunikasi dinilai sangat penting karena menghubungkan
kepentingan seluruh anggota dan berdampak pada tujuan dari organisasi itu sendiri.
Komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di
dalam organisasi , di dalam kelompok formal maupun informal organisasi (Joseph A
Devito)10. Jadi komunikasi organisasi, merupakan proses penyampaian dan
penerimaan pesan di dalam ruang lingkup organisasi dan meliputi orang-orang di
dalamnya. Banyak lintas komunikasi dari pemegang wewenang dari tingkatan yang
tinggi sampai tingkatan yang rendah. Komunikasi yang efektif adalah penting bagi
semua organisasi. Oleh karena itu , para pimpinan organisasi dan para komunikator
dalam organisasi perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi
mereka (Kohler 1981)11.
Kesadaran akan pentingnya komunkasi dirasa perlu di atur dan di tumbuhkan
dengan berbagai pandangan dan pendekatan berbagai aspek komunikasi yang ada.
Karena manusia sebagai makhluk social yang tidak terlepas dari komunikasi dan
berhubungan dengan orang lain, terlebih dalam organisasi yang memiliki tujuan dan
saling berkaitan satu sama lain untuk dapat mewujudkan tujuan yang di inginkan
organisasi. Kelancaran komunikasi didalam organisasi memiliki fungsi yang harus
10
Ibid, hal 6
Arny, Muhammad, Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara, Jakarta, 2008 hal 1
11
23
bergerak sebagaimana mestinya, karena berpengaruh terhadap nasib seluruh anggota
organisasi.
Dalam komunikasi organisasi yang melibatkan seluruh aspek komunikasi
dilihat cenderung lebih kompleks, karena organisasi yang merupakan suatu wadah
management dan mengatur tata sistem dan terstruktur dengan baik membutuhkan
pemahaman akan upaya-upaya apa saja yang berdampak positif, hambatan, kendala,
sarana dan respon dari kegiatan komunikasi didalam organisasi.
Banyak perbedaan, persepsi, karakter, sifat, perilaku yang ada di dalam tiap
organisasi. Tentu tidak mudah untuk menyatukan perbedaan tersebut dalam satu
ruang lingkup. Memerlukan suatu teori dan cara-cara khusus yang dapat memahami
dan serta merta mengatur pola komunikasi agar efektif dan memberikan output yang
positif terhadap organisasi. Pemilihan Media, isi pesan dan pengenalan khalayak yang
tepat merupakan hal yang penting untuk di perhatikan, kepada siapa dan cara
bagaimana memberikan informasi serta berkomunikasi akan mempengaruhi suatu
bentuk pola komunikasi yang terarah yang memiliki tujuan yang positif.
Ada beberapa bentuk komunikasi internal yang mencakup ruang lingkup
didalam organisasi:
a. Komunikasi ke bawah
Aliran informasi kebawah mengalir dari tingkatan management
puncak ke management menengah , ke manajement lebih rendah dan akhirnya
24
sampai pegawai operasional.12komunikasi ke bawah ini biasanya di gunakan
CEO /Pimpinan petinggi organisasi dalam mendistribusikan kebijakan. Dari
direktur utama, ke direksi lalu ketua department, divisi , supervisor lalu ke
pegawai operasional. Komunikasi kebawah memerlukan beberapa media yang
dapat mempublikasikan kebijakan,perintah serta segala informasi yang
menyangkut organisasi tersebut. Komunikasi kebawah yang baik dapat
menciptakan tujuan yang di harapkan karena sebagai upaya seluruh anggota
organisasi dalam memahami perintah, kebijakan serta aturan yang di ciptakan
pimpinan.
b. Komunikasi keatas
Komunikasi keatas kebalikan dari komunikasi kebawah, Aliran
komunikasi ke atas dari hirarki wewenang yang lebih rendah ke yang lebih
tinggi mengalirdi sepanjang rantai komando. Fungsi utamanya adalah untuk
memperoleh informasi mengenai kegiatan, keputusan, dan pelaksanaan
pekerjaan pegawai pada tingkat yang lebih atas.13 Komunikasi keatas
dilakukan oleh pegawai yang mempunyai kedudukan lebih rendah ke
pemegang wewenang yang lebih tinggi, biasanya berupa laporan keuanagan,
laporan rekomendasi, opini atau pendapat, keluhan serta bantuan untuk
mengikuti dan melaksanakan instruksi dari atasan. Komunikasi keatas ini
dianggap sebagai wadah untuk memberikan opini kepada atasan, maka dari itu
12
Abdullah, Masmuh,Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek (Malang, UPT.
Universitas Muhammadyah Malang, 2010) hal 10
13
Ibid, hal 11
25
atasan harus lebih terbuka pada bawahan, maka akan tercipta suatu pola
komunikasi ke atas yang lebih efektif. Sarana dan cara yang dapat digunakan
dalam penyampaian informasi ke atas adalah pertemuan tatap muka lansung,
pertemuan berencana kelompok pegawai, percakapan informal denagn
pimpinan lewat telepon, catatan serta memo tertulis.14 Komunikasi keatas bagi
beberapa organisasi juga merupakan suatu tindakan protes yang dapat berupa
pertemuan serikat buruh, apabila komunikasi keatas di sampaikan dan
direspon dengan baik anatara pihak yang memiliki wewenang lebih tinggi
dalam organisasi dan tingkatan yang lebih rendah akan menciptakan mutual
understanding di antara keduanya dan akan menciptakan suasana komunikasi
didalam internal perusahaan yang baik pula.
c. Komunikasi kesamping (Lateral)
Komunikasi kesamping (lateral Communication) terjadi antara dua
pejabat atau dua pihak yang berada dalam tingkatan hirarki wewenang yang
sama (Komunikasi horizontal) atau anatara orang atau pihak pada tingkatan
yang berbeda yang memiliki wewenang langsung terhadap pihak lainnya
(komunikasi diagonal)15 komunikasi kesamping lebih teratur karena dianggap
tidak memiliki sekat dan jenjang perbedaan yang terlalu jauh, seperti
komunikasi yang di lakukan antar direksi, antar staff, antar pegawai hingga
antar
14
15
Ibid, hal 12
Ibid, hal 12
tim.
Komunikasi
kesamping
biasanya
dilakukan
untuk
26
mengkoordinasikan dan mempersatukan semua bagian yang ada dalam
struktur organisasi serta dalam jaringan kerja adalah pengkoordinasian
pekerjaan serta pemecahan masalah, jika terdapatnya suatu masalah.
Komunikasi kesamping dapat dilakukan tiap anggota yang memiliki
kepentingan baik formal maupun informal.
2.3 Komunikasi Internal
Komunikasi internal dalam perusahaan adalah suatu alat terpenting dalam
menciptakan kesepahaman dalam memenuhi tujuan perusahaan. Bagaimana dapat
memenuhi tujuan perusahaan yang di susun dalam suatu visi dan misi. Dalam
penanaman serta penerapan budaya perusahaan komunikasi internal adalah kunci
terciptanya kesepahaman serta pensosialisasian segala bentuk peraturan serta budaya
yang dibuat. Segala kendala-kendala komunikasi yang dialami oleh ruang lingkup
internal, harus dikelola serta dikemas dengan baik agar segala maksud dari segala
bentuk pensosialisasian, peraturan, keputusan serta hal – hal yang bersifat Urgent
mampu dihandle dengan baik, terutama untuk praktisi-praktisi komunikasi yang ada
di perusahaan.
Frazier Moore mengatakan bahwa fungsi komunikasi Internal adalah
mengusahakan para karyawan mengetahui apa yang sedang dipikirkan
manajemen dan mengusahakan agar manajemen mengetahui apa yang
dipikirkan karyawan.16
16
Frazier Moore, Humas: Membangun citra dengan Komunikasi, Bandung; PT Remaja Rosda
Karya,2004, hal 87
27
Sedangkan fungsi komunikasi Internal menurut Frazier Moore yaitu agar
terciptanya saling pemahaman(mutual Understanding) dan kerjasama diantara
karyawan,dimana kondisi seperti itulah yang nantinya akan memberi dorongan pada
setiap karyawan dalam bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan.
Komunikasi Internal termasuk komunikasi organisasi, yang penting dalam
keberlangsungan dan pembentukan mutual understanding di antara anggota
organisasi, agar tercipta suatu kondisi yang sinkron dan budaya serta iklim organisasi
yang penting dalam pencapaian visi dan misi organisasi. Komunikasi Internal bisa di
lakukan dengan lisan, melalui media elektronik, visual dan tulisan.
Lawrence D. Brennan mendefinisikan Komunikasi Internal sebagai
pertukaran gagasan di antara administrator dan karyawan dalam suatu
perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau
jawatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan
pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan yang
menyebabkan pekerjaan berlangsung(operasi dan manajemen).
Ini artinya organisasi sebagai kerangka kekeayaan (frame work) menunjukan
adanya pembagian kerja antara pimpinan dan bawahan. Dan dalam prosesnya tentu
saja melibatkan berbagai dimensi komunikasi Internal (baik bersifat vertkal,
horizontal, dan diagonal) dan jenis komunikasi Internal (baik Komunikasi Personal
maupun Komunikasi Kelompok).17
Komunikasi internal terdiri atas :
1. Komunikasi personal
17
Abdullah Masmuh, op.cit., hal 101.
28
Merupakan komunikasi antar dua orang dan dapat berlangsung dengan dua
cara, yaitu :
a. Komunikasi tatap muka
Berlangsung secara dialogis sambil saling menatap sehingga tercipta
kontak pribadi. Karena situasinya tatap muka, maka dianggap sebagai
jenis komunikasi yang efektif untuk mengubah sikap, pendapat dan
perilaku seseorang.
b. Komunikasi bermedia
Adalah komunikasi yang menggunakan alat, misalnya: telepon atau
memorandum. Karena memerlukan alat, maka antara kedua orang tersebut
tidak terdapat kontak pribadi.
2. Komunikasi Kelompok
Ialah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orangdalam situasi
tatap muka. Sepeti halnya komunikasi antarpersonal yang dimaksudkan
dengan komunikasi kelompok disini adalah komunikasi secara tatap muka
seperti komunikasi yang terjadi dalam rapat, briefing, brandstroming dan
upacara- upacara.18
Banyak cara dan media internal dalam mengelola dan mewujudkan tujuan
perusahaan secara berkesinambungan. Bagaimana pola komunikasi internal yang
diciptakan dengan menselaraskan dari beberapa jenjang kepegawaian serta jabatan.
Karena setiap jenjang kepegawaian dan jabatan memiliki pola dan cara komunikasi
yang berbeda – beda juga.
18
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi 2007 hal 31
29
2.4 Budaya Organisasi
Budaya organisasi yang merupakan suatu tradisi, kebiasaan yang melekat
pada tiap anggota organisasi, budaya organisasi juga merupakan suatu ciri khas
,identitas dan pembeda dengan organisasi lain. Budaya organisasi merupakan
karakteristik organisasi, bukan individu, jika organisasi disamakan dengan manusia,
maka budaya organisasi merupakan personalitas atau kepribadian organisasi.19
Budaya Organisasi merupakan suatu konstelasi umum mengenai kepercayaan,
kebiasaan, nilai, norma perilaku, dan cara melakukan bisnis unik bagi setiap
organisasi yang mengatur pola aktifitas dan tindakan organisasi, serta
melakukan pola implicit, perilaku, dan emosi yang muncul yang menjadi
karakteristik dalam organisasi(Tunstall 1983)20.
Budaya organisasi juga dapat mengalami evolusi atau perubahan, mengikuti
faktor – faktor tertentu yang terjadi di dalam organisasi atau perusahaan itu sendiri.
Budaya organisasi yang ditanamkan sebagai perekat antar anggota organisasi ini
merupakan suatu system yang menjadi komitmen yang disepakati bersama dalam
mewujudkan tujuan organisasi yang telah disepakati, biasanya Budaya organisasi
dikembangkan pertama kalinya oleh pendiri organisasi ketika mendirikan
organisasi.21
Budaya organisasi merupakan konsep yang sangat luas dan kompleks,
seringkali budaya organisasi yang telah dijalankan menjadi penghambat kreatifitas
serta produktifitas , juga tidak mengarah pada suatu kebijakan tertentu, tidak sesuai
19
Wirawan, Budaya dan Iklim organisasi (Teori Aplikasi dan penelitian),Jakarta, Salemba Empat,2008
hal 10
20
Ibid, hal 9
21
Ibid, hal 11
30
dengan perkembangan teknologi dan pola pikir manusia yang semakin kritis akan
kemajuan zaman dan konsep organisasi itu sendiri. Oleh karena itu budaya organisasi
berevolusi atau mengalami perubahan. Manajemen budaya organisasi dalam
mengatur perubahan tidak semudah memutar balikan telapak tangan, membutuhkan
strategi khusus dalam memanejemen budaya yang baru sehingga dapat diterima atau
mendapat respon yang diharapkan bagi pimpinan petinggi perusahaan/ pihak
management.
Budaya organisasi harus sedemikian kuat, sehingga dapat memberikan arah
tentang “cara berperilaku dalam organisasi” atau “the way things are done around
here”22. Budaya organisasi yang kuat mempunyai batas dalam berperilaku setiap
anggotanya, menumbuhkan sense of belonging antar anggotanya, komitmen dalam
keberhasilan,dan mengendalikan serta mengawasi perilaku para anggota yang
bersangkutan.
Definisi budaya organisasi diatas berisi sejumlah kata kunci yang memerlukan
penjelasan, sebagai berikut:
1. Isi budaya organisasi, terdiri atas beragam jenis seperti artefak, symbol-simbol,
bahasa, kepercayaan, norma, pola perilaku, kebiasaan dan etos kerja. Isi buaya
organisasi besar dan kompleks dari pada isi budaya organisasi kecil dan
sederhana.
2. Sosialisasi, budaya organisasi disosialisasikan dan diajarkan kepada setiap
anggota organisasi baru. Isi budaya organisasi diperkenalkan dalam kegiatan
22
Sondang siagian, manajemen abad 21, Jakarta, Bumi Aksara,2004, hal 65
31
organisasi. Mereka yang ingin menjadi anggota organisasi wajib memahami,
merasa memilki, dan menerapkan dalam perilakunya. Anggota organisasi yang
melanggar akan dikenai sanksi.
3. Mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku anggota organisasi. Ketika
melaksanakan tugasnya, anggota organisasi harus memiliki pola pikir, sika dan
perilaku, semua hal tersebut dibimbing oleh norma, nilai-nilai, dan kode etik
organisasi.
4. Dikembangkan dalam waktu yang lama, budaya organisasi dikembangkan
pertama kalinya oleh pendiri organisasi ketika mendirikan organisasi. Norma,
nilai-nilai, pola pikir, budaya dan agama, dari pendiri organisasi mempengaruhi
budaya organisasi yang dikembangkannya23.
2.4.1 Level Budaya Organisasi
Proses perubahan budaya organisasi yang terjadi dalam suatu organisasi
berbeda dengan apa yang terjadi pada organisasi lainnya. Problem budaya organisasi
yang dihadapi oleh suatu organisasi berbeda dengan problem yang di hadapi oleh
organisasi lainnya.24 Menurut Edgar H. Schein (1985) melukiskan budaya organisasi
dalam 3 level :
a. Artefak, level ini merupakan dimensi yang paling terlihat dari budaya
organisasi, merupakan lingkungan fisik dan sosial organisasi. Dalam level ini
apabila seseorang memasuki ruang lingkup suatu organisasi maka dapat
23
24
Wirawan. Budaya dan Iklim Organisasi, Op Cit, hal 10
Ibid , hal 101
32
terlihat dengan jelas bangunan (barang atau jasa), teknologi, bahasa, tulisan,
dan perilaku para anggotanya. Dalam level ini dapat dengan mudah sekali
terlihat karena merupakan sesuatu yang berwujud konkret, dapat langsung di
identifikasi budaya yang dianut dalam organisasi tersebut.
b. Nilai-nilai, semua pembelajaran organisasi merefleksikan nilai-nilai anggota
organisasi , perasaan mereka mengenai apa yang seharusnya berbeda dengan
apa yang adanya. Jika anggota organisasi menghadapi persoalan atau tugas
baru, solusinya adalah nilai-nilai. Nilai –nilai yang ditanamkan dari pemimpin
untuk menciptakan keseragaman cara dan sikap dalam melakukan kegiatan
dalam ruang lingkup pekerjaan didalam organisasi tersebut.25
c. Asumsi Dasar, asumsi dasar merupakan solusi yang paling dipercaya , sama
dengan teori ilmu pengetahuan yang sedang diterapkan untuk suatu problem
yang di hadapi organisasi.26
2.4.2 Peran Budaya Organisasi
Karena tiap organisasi memiliki budaya organisasi yang dibentuk oleh
pimpinan pendiri organisasi yang memiliki fungsi dan peran sehingga dapat
merealisasikan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi itu sendiri. Peran – peran
dari terciptanya budaya organisasi meliputi :
25
26
Ibid, hal 12
Ibid, hal 13
33
a. Identitas organisasi, Budaya organisasi merupakan satu set karakteristik yang
melukiskan organisasi dan membedakannya dengan organisasi yang lain.
Budaya organisasi menunjukan identitas organisasi kepada orang diluar
organisasi27. Jadi budaya organisasi merupakan suatu ciri khas yang
mempunyai nilai istimewa bagi organisasi dan membedakannya dengan
organisasi lain, sebagai penguat identitas dari organisasi dan memiliki nilainilai yang tertanam kuat sebagai bentuk identitas dari organisasi yang
membedakan dengan organisasi yang lainnya.
b. Menyatukan organisasi, Budaya organisasi merupakan lem normative yang
merekatkan unsur-unsur organisasi menjadi satu. Norma, nilai-nilai, dank ode
etik budaya organisasi menyatukan dan mengkoordinasikan anggota
organisasi28. Jadi dapat di katakana budaya organisasi merupakan alat perekat
atau menciptakan suatu sense of
belonging (rasa saling memiliki) antar
anggota organisasi dan terhadap organisasi itu sendiri .suatu alat dimana dapat
menyatukan anggota organisasi yang pasti memiliki karakteristik yang
berbeda, karena tiap individu memiliki perbedaan yang tidak mungkin sama,
serta memiliki keistimewaan masing – masing. Dengan adanya budaya
organisasi seorang anggota organisasi dapat menerima dan di terima , dalam
organisasi karena bisa berpatokan dari budaya yang ada di dalamnya.
27
28
Ibid, hal 35
Ibid, hal 35
34
c. Komitmen terhadap organisasi dan kelompok, Budaya organisasi tidak hanya
menyatukan tetapi juga memfasilitasi komitmen anggota organisasi kepada
anggota dan kelompok kerjanya. Budaya organisasi dapat menciptakan suatu
tanggung jawab, komitmen, dan rasa memiliki terhadap organisasi dan
anggota lainnya, ini bisa dicapai dari terciptanya budaya organisasi yang
kondusif.
d. Reduksi ketidakpastian, Budaya organisasi mengurangi ketidakpastian dan
meningkatkan kepastian. Budaya organisasi memberikan pedoman bagi para
anggotanya, terhadap apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, menentukan
arah dan sebagai pedoman anggotanya untuk mendapat kepastian dalam
mendapatkan dan mengerjakan tugas serta perannya didalam organisasi.
e. Menciptakan konsistensi, Budaya organisasi menciptakan konsistensi berfikir,
berperilaku dan merespon lingkunagn organisasi. Budaya organisasi
memberikan pedoman dan tata cara dalam menjalankan pola kerja serta peran
dalam tugas tiap anggotanya, sehingga tidak akan menyimpang dari aturan
yang telah dibuat oleh organisasi tersebut.
f. Motivasi, budaya organisasi merupakan kekuatan tidak terlihat atau invisible
force di belakang factor-faktor organisasi yang kelihatan dan dapat di
observasi.29 Budaya organisasi menciptakan suatu perasaan, energy dan
semangat untuk dapat mewujudkan tujuan dari organisasi tersebut. Dan
memberikan semangat moril untuk bertindak melakukan kegiatan,tugas dan
29
Ibid, hal 36
35
menjalankan peran anggotanya dengan baik. Maka dari itu budaya organisasi
merupakan salah satu
factor penting dalam organisasi untuk memicu,
memotivasi para anggotanya untuk dapat bekerja, mengerjakan tugas dan
bertindak dengan baik sesuai nilai dan tujuan yang ingin di capai organisai.
g. Kinerja organisasi, budaya organisasi yang kondusif menciptakan ,
meningkatkan, dan mempertahankan kinerja tinggi. Budaya organisasi dapat
menciptakan suatu motivasi, semangat dan kepuasan kerja anggotanya.
h. Keselamatan kerja, budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap
keselamatan kerja. Richard L. Gardner (1999) dalam penelitiannya
menunjukan bahwa penyebab kecelakaan industry adalah budaya organisasi.
Benar apabila dikatakan keselamatan kerja dapat dibudayakan, agar
kecelakaan didalam industry dapat diminimalisir, pihak petinngi organisasi
perlu membuat budaya semacam itu.
i. Sumber keunggulan kompetitif, budaya organisasi yang kuat mendorong
motivasi kerja, konsistensi, efektifitas, dan efisiensi, serta menurunkan
ketidakpastian yang memungkinkan kesuksesan organisasi dalam pasar dan
persaingan30. Perusahan dapat memiliki keunggulan yang kompetitif apabila
memiliki budaya organisasi yang mapan dan kuat.
2.4.3 Isi Budaya Organisasi
30
Ibid, hal 37
36
Budaya organisasi yang merupakan suatu tradisi, kebiasaan yang melekat
pada tiap anggota organisasi, budaya organisasi juga merupakan suatu ciri khas,
identitas dan pembeda dengan organisasi lain. Budaya organisasi merupakan
karakteristik organisasi, bukan individu, jika organisasi disamakan dengan manusia,
maka budaya organisasi merupakan personalitas atau kepribadian organisasi31. Maka
dari itu budaya organisasi terdiri dari isi yang dapat menetukan budaya seperti apa
yang tercipta dalam organisasi tersebut, antara lain berupa:
a.
Artefak
Artefak adalah dimensi isi budaya organisasi yang dapat di tangkap denagn
pancaindra32. Ketika kita memasuki sebuah organisasi atau perusahaan, maka
akan terlihat langsung apa yang digunakan, bangunan atau apa saja yang terlihat
oleh kita sebagai suatu ciri khas organisasi itu sendiri.
b.
Norma
Menurut Gareth R Jones (1995), mendefinisikan norma sebagai” Standards of
styles of behavior that are considered acceptable or typical for a group
people”menurut Jones, norma adalah standar perilaku yang dianggap dapat
diterima atau tipikal untuk suatu kelompok orang.33
Norma yang merupakan batas untuk berperilaku secara etis didalam sebuah
ruang lingkup atau lingkungan. Dalam budaya organisasi itu sendiri seperangkat
31
Wirawan, Budaya dan Iklim organisasi (Teori Aplikasi dan penelitian),Jakarta, Salemba Empat,2008
hal 10
32
Ibid, hal 41
33
Ibid, hal 43
37
norma untuk mengatur standar perilaku para anggotanya, mempunyai fungsi
mengendalikan serta mengawasi perilaku secara komitmen.
c. Nilai-nilai
Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnelly (1991), mendefinikan nilai-nilai
sebagai “Constellation of likes, dislike, viewpoints, should, inner inclination,
rational and irrational judgement, prejudices and association patterns that
determine a person’s view of the wold”.34
Nilai-nilai merupakan konstelasi senang, tidak senang, sudut pandang,
keharusan, kecenderungan, dalam diri, penilaian rasional dan irasional prejudis
(prasangka), dan pola asosiasi yang menentukan pandangan seseorang mengenai
dunia. Nilai – nilai merupakan suatu kepercayaan permanen mengenai apa yang
tepat dan tidak tepat yang mengarahkan tindakan dan perilaku pegawai dalam
mencapai tujuan organisasi.
d.
Kode Etik
Kode Etik merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, code of ethics yang
berasal dari bahasa inggris codex, dan kata yunani ethos. Secara harfiah kode
etik adalah kumpulan kebiasaan baik suatu masyarakat yang diwariskan dari
satu generasi ke generasi lainnya.35
Fungsi dari kode etik adalah pedoman perilaku bagi anggota organisasi.
Organisasi yang sudah mapan menyusun kode etik yang pelaksanaannya diawasi
oleh direktur kode etik atau manager sumber daya manusia.
e.
Kepercayaan
Kepercayaan organisasi berhubungan dengan apa yang menurut organisasi
dianggap benar dan tidak benar. Kepercayaan melukiskan karakteristik moral
34
35
Ibid, hal 44
Ibid,hal 46
38
organisasiatau kode etik organisasi.36 Kepercayaan dan nilai-nilai organisasi dapat
digunakan sebagai landasan untuk merumuskan misi organisasi yang selanjutnya
dipergunakan untuk menyusun kebijakan strategis organisasi.
f. Asumsi
Asumsi adalah dugaan yang dianggap benar dan diterima sebagai dasar
berpikir dan bertindak. Asumsi mempengaruhi persepsi, perasaan, dan anggota
organisasi mengenai sesuatu.37
g.
Filsafat Organisasi
Filsafat organisasi adalah pendapat organisasi mengenai hakekat atau esensi
sesuatu. Misalnya perusahaan mempunyai pendapat yang berbeda tentang
manusia, keuntungan, lingkungan, pelanggan, dan sebagainya. 38
Suatu arah pandangan yang relative dalam tiap organisasi, dalam memaknai
sesuatu. Nilai-nilai filosofi yang diciptakan tersebut ada dalam seperangkat budaya
organisasi yang diciptakan mampu menjadi pedoman pola pikir yang ditanamkan
disetap anggota organisasi yang bersangkutan.
h.
Etos Kerja
Etos kerja dalam organisasi mengenai ide dalam bekerja dan memberikan
motif positif dalam pekerjaannya. Dalam budaya organisasi yang mencantumkan
tentang etos kerja masing-maasing pegawainya.
36
Ibid,hal 52
Ibid,hal 53
38
Ibid, hal 56
37
39
i.
Bahasa dan Metafora
Tiap budaya organisasi memiliki dan menggunakan bahasa yang unik dan
berbeda-beda, tiap organisasi memiliki sebutan dan perbedaan pemberian nama
akan hal-hal yang di anggap sama ditempat lain, namun dalam organisasi tertentu
pasti memiliki suatu perbedaan yang hanya ada dalam organisasi tersebut.
j.
Cerita dan Mite
Cerita atau mite adalah suatu narasi yang menciptakan rentetan kejadian yang
diambil dari sejarah perkembangan organisasi. Cerita-cerita dapat berdasarkan
kejadian-kejadian yang sesungguhnya, tetapi juga dapat ditambahkan secara fiksi.39
k.
Seremoni, ritual dan upacara
Seremoni merupakan perayaan budaya organisasi atau tindakan kolektif yang
mengingatkan dan memperkuat budaya organisasi.40 Ritual merupakan aktivitas
yang direncanakan yang betbentuk ekspresi dari kebudayaan tersebut. Setiap
organisasi memiliki suatu tradisi ritual, acara seremonial yang berbeda-beda. Dan
menjadi suatu kebiasaan yang menjadi landasan dalam menyelenggarakan suatu
acara dalam organisasi atau perusahaan.
l. Simbol
Symbol adalah kata-kata, objek, kondisi, perbuatan, atau karakteristik orang
yang signifikan mempunyai perbedaan makna pada individu dan organisasi lain.
39
40
Ibid, hal 64
Ibid, hal 66
40
m. Sejarah
Budaya organisasi lahir,berkembang, dan berubah sepanjang sejarah
organisasi. Sejarah organisasi merupakan perjalanan perkembangan organisasi
tersebut berada, dari awal berdiri hingga ada sekarang. Dari sanalah anggota
organisasi lain belajar dan memahami organisasi tersebut sebagai tolak ukur
perkembangan.
n.
Pahlawan
Setiap organisasi pasti memiliki pahlawan atau hero baik yang membentuk
organisasi itu sendiri atau pelopor pembuat kebijakan yang membuat organisasi
tersebut maju, atau dapat berdiri dari sekarang.
2.5 Public Relations
Public Relations merupakan suatu profesi untuk menjembatani pola
komunikasi baik dalam eksternal maupun internal organisasi. Public Relations juga
merupakan fungsi management dalam membangun hubungan baik antara organisasi
dengan stakeholdernya. Public Relations juga berfungsi dalam menjaga reputasi, citra
dan nama baik perusahaan. Public Relations merupakan fungsi manajemen tertentu
yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama,
penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi dan publiknya.41
Public relations sebagai sarana yang menjembatani komunikasi antara
organisasi dan stakeholdernya , peran PR membuat informasi menjadi tersedia
melalui system public. PR memfasilitasi atau membantu penyesuaian dan
41
Cutlip,Scott M .,Center,Allen H danS Broom, Glen M , Effective Public Relations 2007 hal 5
41
pemeliharaan dalam system social yang memberi kita kebutuhan social dan
fisik.42
Public relations juga merupakan upaya yang berkesinambungan dalam
membuat nama baik, reputasi sehingga berdampak seterusnya bagi organisasi. Fungsi
manajemen dalam mengelola nama baik, reputasi dan memberi output baik bagi
organisasi . intangible (aset tidak terlihat) yang akan di miliki organisasi. Kegiatan –
kegiatan PR juga meliputi internal perusahaan dan eksternal perusahaan, adapun caracara dalam menciptakan strategi-strategi PR melalui media, isi pesan apa, khalayak,
dan pembuat pesan yang berkenaan dengan ilmu-ilmu komunikasi.
Menurut Howard Bonham Public Relations adalah suatu seni untuk
menciptakan pengertian public secara lebih baik, sehingga dapat
memperdalam kepercayaan public terhadap seseorang atau sesuatu
organisasi/badan43.
PR mempunyai fungsi-fungsi khusus yang membedakannya dengan profesi
lain, ada beberapa bagian-bagian dari fungsi PR, diantaranya:
a. Hubungan Internal
Didalam organisasi aspek salah satu aspek yang membuat suatu organisasi
sukses , kokoh dan dapat berjalan dengan baik, apabila hubungan didalam
internal organisasi itu sendiri terjalin dengan baik dan kuat. Sebelum dapat
berhubungan dengan stakeholder yang lebih luas lagi, yaitu eksternal
stakeholder, suatu organisasi perlu membentuk pola komunikasi yang sehat
didalam organisasi itu sendiri. Fungsi PR dalam membangun hubungan
42
43
Ibid, hal 31
Yulianita Neni, Op Cit hal 27
42
internal yang sehat yang dapat menciptakan hubungan yang terorganisir
secara baik didalam ruang lingkup internal organisasi. Hubungan Internal
adalah bagian khusus dari PR yang membangun dan mempertahankan
hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara manager dan pegawai
tempat organisasi menggantungkan kesuksesannya44.
b. Publisitas
Publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan
oleh media karena informasi itu memiliki berita. 45 Praktisi PR bertugas untuk
memberitakan atau menyebarkan berita yang di anggap pantas untuk
diberitakan, dengan adanya publisitas dari organisasi untuk media, diharapkan
reporter
dan
editor
dapat
menggunakan
informasi
tersebut
dan
menguntungkan organisasi yang dinaungi oleh praktisi PR tersebut. Karena
wartawan menganggap PR sebagai sumber berita yang dapat dipercaya.
Contoh publisitas yang dilakukan oleh PR tentang peningkatan pendapatan
sebuah perusahaan, sebuah foto dan caption tentang pengumuman bisnis baru
atau peluncuran produk baru, berita future, dll.
c. Advertising
Advertising adalah informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor tertentu
yang jelas identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu penempatan
44
Ibid, hal 11
45
Ibid, hal 12
43
informasi tersebut.46 PR menggunakan advertising untuk dapat masuk dan
memperluas audiensnya yang bukan hanya menjadi target marketing saja, PR
bertugas untuk memberikan informasi yang diharapkan dapat menjangkau
khalayak yg lebih luas lagi selain target marketing, untuk mendapatkan respon
yang ingin diharapkan lebih luas lagi melalui kegiatan-kegatan advertising.
d. Press Agentry
Press Agentry adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita
untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan perhatian public.47
Dengan kata lain press agentry bertujuan untuk mendapatkan perhatian public
akan nilai suatu berita yang sengaja dibuat untuk membangun suatu karakter ,
pandangan akan suatu hal yang di publikasikan
dan dapat memberikan
pengaruh positif dari khalayak. PR sebagai press agentry atau agen press
dalam membangun serta mengagendakan suatu publisitas sesuai dengan apa
yang di inginkan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak.
e. Public Affairs
Spesialisasi Public affairs mendeskripsikan hubungan antara PR dan public
affairs sebagai berikut “Public Affairs dalah kegiatan PR yang menangani
kebijakan public dan public yang mempengaruhi kebijakan tersebut.48 Public
Affairs adalah fungsi dari PR untuk mempertahankan hubungan pemerintah
dan komunitas lokal yang bermaksud mempengaruhi kebijakan public.
46
Ibid, hal 14
Ibid, hal 17
48
Ibid, hal 19
47
44
f. Lobbying
Lobbying adalah bagian khusus dari PR yang berfungsi untuk menjalin dan
memelihara
hubungan
dengan
pemerintah
terutama
dengan
tujuan
mempengaruhi penyusunan undang-undang regulasi49.
g. Manajemen Isu
Manajemen
Isu
adalah
proses
proaktif
dalam
mengantisipasi,
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan public yang
mempengaruhi hubungan organisasi dengan public mereka. Dengan kata lain
PR sebagai sarana dan membuat strategi khusus apabila organisasi mengalami
masalah dan mampu mengidentifikasi isu-isu yang akan muncul dan
meminimalisir atau mencari jalan keluar sebelum terjadinya masalah yang
lebih komplek dan dapat mengancam keberadaan organisasi tersebut.
h. Hubungan Investor
Hubungan Investor adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat
yang membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling
menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam
komunitas keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar50.
Karena investor yang merupakan hal terpenting bagi perusahaan,
dimana sebagai pihak yang menopang kondisi financial perusahaan, perlunya
shubungan baik dengan investor merupakan upaya yang harus terarah dan
memiliki hasil permanent dan berkesinambungan.
49
50
Ibid, hal 20
Ibid, hal 24
45
i. Pengembangan
Pengembangan adalah bagian khusus dari PR dalam organisasi nirlaba yang
bertugas membangun dan memelihara hubungan dengan donor dan anggota
denag tujuan mendapatkan dana dan dukungan
sukarela.51 PR mencari
dukungan financial untuk organisasi yang mengandalkan keuangannya dari
iuran anggota dan donor, seperti kelompok pemuda, kebun binatang,
organisasi keagamaan, dan lain-lain.
Pekerjaan dari praktisi PR memiliki tanggung jawab yang besar, terlebih
dalam membangun komunikasi yang baik baik internal maupun eksternal , adapun
peran-peran utama yang di miliki oleh PR adalah:
a. Teknisi Komunikasi
Praktisi PR mempunyai peran yang sangat penting bagi organisasi, dalam
pekerjaan yang menyangkut keahlian komunikasi dan jurnalistik. Keahlian
untuk menulis, dan mengedit newsletter, menulis newsletter, feature,
mengembangkan isi web, dan menangani hubungan dengan media. Praktisi
yang menjalankan peran ini biasanya tidak hadir saat managemen
mendefinisikan problem dan memilih solusi. Mereka baru bergabung untuk
melakukan komunikasi dan mengimplementasikan program, terkadang tanpa
mengetahuisecara menyeluruh motivasi atau tujuan yang diharapkan.
b. Expert Presriber
51
Ibid, hal 27
46
Praktisi PR sebagai pakar perumus, dimana PR menjadi pemegang otoritas
untuk mengatur program dan pihak manajemen biasanya hanya bertindak
pasif dan menyerahkan sepenuhnya kepada PR. Praktisi yang beroperasi
sebagai praktisi pakar bertugas mendefinisikan problem, mengembangkan
program, dan bertanggung jawab penuh untuk mengimplementasikannya.52
Dengan kata lain PR sebagai penentu keputusan dan pihak manajemen yang
bertindak untuk mengesahkan tiap langkah yang telah dirumuskan oleh
praktisi PR tersebut.
c. Fasilitator Komunikasi
Peran fasilitator Komunikasi bagi seorang praktisi PR adalah sebagai
pendengar yang peka dan broker(perantara) komunikasi.53 PR yang
menjalankan peran ini bertugas untuk menjalankan fungsi fasilitator
komunikasi dimana sebagai media untuk mengetahui, memberi informasi
manajemen dan publiknya. PR sebagai sumber informasi resmi yang
terpercaya pada sebuah organisasi, peran ini sangat penting bagi PR dan
organisasi karena berhubungan untuk membuat segala kebijakan dari sumber–
sumber informasi yang ada, yang berhubungan dengan kepentingan
organisasi.
d. Fasilitator Pemecah Masalah
52
53
Ibid, hal 46
Ibid, hal 47
47
Praktisi yang berperan sebagai pemecah masalah, melakukan tugasnya dalam
menemukan find out, apabila organisasi berada dalam masalah bekerjasama
dengan pihak manajemen. Ketika praktisi melalukan peran fasilitator pemecah
masalah, mereka berkolaborasi dengan manager lain untuk mendefinisikan
dan memecahkan masalah.54 Dengan kata lain di sini PR menjalankan fungsi
dalam proses manajemen , berusaha menemukan jalan keluar bekerjasama
dengan manager lain untuk menemukan jalan keluar atas masalah yang
sedang dihadapi organisasi. Disini fungsi PR sebagai problem solver dalam
tiap organisasi atau krisis yang dihadapi organisasi atau perusahaan, PR
dituntut berperan aktif dan kreatif serta cekatan dalam tugas tersebut.
2.4.1 Tujuan Public Relations
Menurut M.O. Palapah & Atang syamsudin dalam bukunya Studi Ilmu
komunikasi, definisi Public Relations:
“Suatu bentuk spesialisasi komunikasi yang bertujuan untuk memajukan
saling mengerti dan kerjasama antara semua public yang berkepentingan guna
mencapai keuntungan dan kepuasan bersama”55
Jadi Public Relations bertujuan untuk membuat saling pengertian atau Mutual
Understanding terhadap public dari organisasi/perusahaan terhadap pihak dari
organisasi yang dinaungi oleh PR. Menciptakan two way communications
(Komunikasi dua arah). Namun dilihat dari tujuan Public Relations (Universal) :
54
55
Ibid, hal 47
Yulianita, Neni, Dasar-Dasar Public Relations ;Pusat Penerbitan Universitas (P2U), Bandung (2005)
hal 41
48
“ Untuk menciptakan, memelihara, meningkatkan, dan memperbaiki citra
organisasi dimata public yang disesuaikan dengan kondisi-kondisi dari public yang
bersangkutan”56
Tujuan Public Relations secara universal antara lain, menciptakan,
memelihara, meningkatkan serta memperbaiki citra dari perusahaan atau organisasi
yang dinaungi olehnya.
Essensi Public Relations F. Rachmadi mengemukakan empat essensi public
relations57:
1. Public Relations merupakan kegiatan yang bertujuan memperoleh goodwill,
kepercayaan, saling pengertian, dan citra baik dari public/masyarakat.
2. Sasaran public relations adalah menciptakan opini public yang favorable,
menguntungkan pihak.
3. Public relations merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen
guna mencapai tujuan yang spesifik dari organisasi atau perusahaan.
4. Public relations adalah usaha yang kontinu untuk menciptakan hubungan yang
harmonis antara suatu badan dengan masyarakat melalui suatu proses
komunikasi timbal balik. Hubungan yang harmonis ini timbul dari adanya
mutual confidence, dan image yang baik. Ini semua langkah-langkah yang
ditempuh public relations untuk mencapai hubungan yang harmonis.
Tujuan public relations (Universal), untuk menciptakan, memelihara, dan
meningkatkan citra yang baik dari organisasi kepada publik yang disesuaikan
56
57
Ibid, hal 43
Ibid, hal 37
49
dengan kondisi-kondisi daripada public yang bersangkutan, dan memperbaikinya
jika citra itu menurun/rusak58.
Dengan kata lain, tugas utama Public relations adalah menciptakan, memelihara,
meningkatkan serta memperbaiki citra kepada public dari suatu organisasi atau
perusahaan yang dinaungi oleh PR itu sendiri. Tugas PR selain menjembatani
komunikasi antara internal dan eksternal organisasi ialah menciptakan nama baik
dalam bentuk citra serta reputasi yang akan menjadi asset penting untuk
organisasi/perusahaan itu sendiri.
Cutlip and Center mendefinisikan Public Relations sebagai fungsi manajemen
yaitu mengidentifikasi, memantapkan serta membina hubungan yang saling
menguntungkan antara organisasi dengan publiknya baik dalam keadaan sukses
maupun gagal.
Menurut British Institute Of Public Relations adalah “ it’s a planned and
sustained effort to establish and maintain goodwill and mutual understanding,
between an organizations and its public”59. Jadi aktivitas PR, ditujukan untuk
membangun pengertian yang saling menguntungkan antara public dan organisasi
yang diwakili oleh PR.
58
Yulianita neni, Op Cit hal 42
Wasesa Silih Agung, Macnamara Jim, Strategi Public Relations, PT Gramedia Pustaka utama,
Jakarta; 2010,hal 347
59
50
2.6 Motivasi
2.6.1 Definisi Motivasi
Motif adalah kondisi seseorang yang mendorong untuk mencari kepuasan atau
mencapai suatu tujuan. Atau dengan kata lain motif adalah daya gerak seseorang
berbuat sesuatu60. Motivasi adalah suatu pendorong dan penggerak bagi diri
seseorang untuk memiliki sesuatu yang memiliki tujuan tertentu. Motivasi berasal
dari bahasa latin ”Movere” yang berarti dorongan atau daya penggerak kepada
seseorang atau diri sendiri. Motivasi mendorong seseorang untuk melakukan, berbuat,
bertindak dan berprilaku karena adanya suatu tujuan yang membuat individu tersebut
dapat bergerak sesuai dengan jalannya tujuan yang ingin dituju. Jadi motivasi
bermakna membangkitkan motif, daya gerak atau menggerakan seseorang, diri orang
lain, atau diri sendiri untuk mengambil tindakan yang dikehendaki.
”Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang bertindak atau
berperilaku tertentu. Motivasi membuat seseorang memulai, melaksanakan, dan
mempertahankan kegiatan tertentu ( Mamduh M. Hanaf)”61.
Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Jadi
motivasi merupakan alat penggerak dan alat pendorong seseorang atau memotivasi
60
Masmuh, Abdullah, Komunikasi Organisasi dalam perspektif Teori dan Praktek. Malang: UPT
Universitas Muhammadiyah Malang, 2010. hal 227
61
Ibid, hal 229
51
orang lain, sehingga dapat bertindak sesuai dengan tujuan yang diharapkan, tanpa
adanya motivasi seseorang akan cenderung bersifat pasif, kurang agresif dan tidak
bersemangat. Dengan adanya motivasi, seseorang cenderung lebih bersemangat
dalam melakukan suatu tindakan karena untuk mewujudkan suatu tujuan yang
menjadi faktor pendorong tersebut. Motivasi memiliki karakteristik pokok
diantaranya:
1. Usaha, ciri menunjukkan pada kekuatan perilaku kerja seseorang atau jumlah
yang dikerjakan.
2. Kemauan
keras,
ciri
ini
menunjukan
pada
kemauan
keras
yang
didemonstrasikan oleh seseorang dalam menerapkan usahanya kepada tugastugas pekerjaannya.
3. Arah/ tujuan, ciri ini menunjukan kepada arah yang dituju oleh usaha dan
kemauan keras yang dimiliki oleh seseorang, yang pada dasarnya berupa pada
hal-hal yang menguntungkan62.
Kebutuhan atau keinginan yang mendorong seseorang atau orang lain untuk
menggerakan perilaku serta sikap dalam bergerak dalam mencapai tujuan, seperti
menurut teori Hirarki kebutuhan Maslow berikut, seseorang memiliki 5 kebutuhan
yang mendasar yaitu: kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan rasa
memiliki, kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan tersebut terdapat dan tergambar
62
Ibid, hal 228
52
dalam hirarki kebutuhan63. Terdapat suatu tingkatan dalam kebutuhan yang
memotivasi seseorang untuk bergerak dan bertindak dalam melakukan tujuan yang
relatif sesuai kebutuhan tiap individu tersebut.
Semua tindakan yang dilakukan individu atau mengarahkan orang lain untuk
bertindak memiliki suatu arah yang sesuai dengan kebutuhan yang mendorong
untuk bergerak dan bergerak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau
kebutuhan suatu individu akan sesuatu.
2.6.2 Tujuan Motivasi
Menurut Malayu Hasibuan Tujuan motivasi terdiri dari :
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai
b. Meningkatkan produktifitas kerja pegawai
c. Mempertahankan kestabilan pegawai perusahaan
d. Meningkatkan kedisiplinan pegawai
e. Mengefektifkan pengadaan pegawai
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi pegawai
h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan pegawai
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab pegawai
j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.64
63
Ibid, hal 49
53
Menurut Buchari Zainun ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan motivasi antara lain :
a. Orientasi
Berorientasi kepada pegawai lebih penting dari pada hanya berorientasi
kepada pakerjaan semata-mata. Terlalu banyak berorientasi kepada
pegawai akan meniadakan beberapa ukuran yang lebih objektif yang
biasanya melekat kepada syarat-syarat pekerjaan. Dan bilamana terlalu
berorientasi kepada pekerjaan akan menghilangkan segi-segi kemanusiaan
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Tetapi yang lebih baik adalah
bilamana terdapat keseimbangan di antara kedua macam orientasi tersebut.
b. Supervisi
Dengan adanya supervise atau pengawasan yang tidak terlalu ketat dan
kaku terhadap pegawai pada umumnya dan bawahan pada khususnya,
akan memberi bawahan itu peluang dan kesempatan yang cukup untuk
berprakarsa dan berdaya karya dalam penyelenggaraan tugas-tugas
mereka. Supervisi yang terlalu ketat akan mematikan hasil karya tersebut.
c. Partisipasi
Seorang
pemimpin
demokratis
akan
mengandung
dan
memberi
kesempatan yang seluas-luasnya kepada pegawainya secara individu atau
berkelompok
64
untuk
berpartisipasi.
Pemberian
kesempatan
dapat
Malayu, S.P Hasibuan,. Manajement Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi Bumi Aksara, Jakarta
2003, hal 146
54
menimbulkan dan meningkatkan rasa percaya kepada diri sendiri, dan
bertanggung jawab atas beban-beban organisasi.
d. Komunikasi
Organisasi yang menstimulasi pegawai untuk bekerja giat adalah suatu
organisasi yang membuka jalur-jalur dan menjamin lancarnya arus
komunikasi ke arah semua penjuru. Orang yang berada dalam posisi
“mengetahui” jauh lebih tinggi motivasi kerjanya dari pada orang yang
tidak mengetahui atau aman sama sekali mengenai berbagai hal yang
seharusnya di ketahui.
e. Rekognasi
Dengan melaksanakan rekognasi ini dapat menciptakan makin besarnya
merasa ikut memiliki merasa ada peranan yang cukup penting dan merasa
sebagai seorang yang berhasil. Pengakuan dan penghargaan terhadap hasil
karya gemilang seseorang dapat diberikan dengan memberi pujian di
depan umum.
f. Delegasi
Dengan mengingat adanya asas desentralisasi dan dekonsentrasi dalam
organisasi, seorang pimpinan dapat melimpahkan wewenang dan
tanggung jawab
yang
sepadan
kepada bawahannya,
pelimpahan
wewenang harus disertai dengan pengawasan dan kewaspadaan pimpinan
terhadap apa yang dilimpahkannya itu
g. Kompetisi
55
Kompetisi sehat dalam organisasi perlu ditumbuhkan agar setiap orang
berminat memperbaiki diri, posisi dan prestasi. Kompetisi yang sehat dan
jujur akan menciptakan suatu iklim yang mendorong dinamika kearah
kemajuan.
h. Integarsi
Tujuan dan kepentingan pribadi masing-masing anggota organisasi
maupun tujuan formal organisasi perlu diintegrasikan bagi terwujudnya
tujuan akhir organisasi. Dengan pengintegrasian akan menimbulkan
keyakinan bahwa kepuasan-kepuasan semua pihak karena akan dapat
dipenuhi secara, adil merata dan layak.
i. Motivasi silang
Motivasi tidak hanya datang dari atasan kepada bawahan saja dengan
adanya motivasi silang berarti bahwa bawahan pun wajib memberi
dorongan terhadap atasannya mereka dapat pula saling memberi dorongan
demi terwujudnya usaha kerjasama yang lebih menguntungkan kepada
semua pihak65.
Motivasi adalah kegiatan yang memberikan dorongan kepada seseorang atau
diri sendiri untuk mengambil tindakan yang dikehendaki66. Dengan demikian
motivasi merupakan faktor terpenting seseorang atau orang lain untuk bergerak demi
65
66
Buchari Zainun, Manajement dan Motivasi, 2004, hal 111
Onong Uchjana Effendy, Ibid, hal 69
56
mewujudkan sesuatu atau rangkaian tujuan yang diinginkan dan diharapkan baik
secara individu maupun tujuan –tujuan yang bersifat kolektif.
Menurut Sahlan Ansawi , Motivasi adalah suatu konsep yang kita gunakan
ketika dalam diri kita muncul keinginan dan menggerakan atau mengarahkan tingkah
laku. Semakin tinggi motivasi semakin tinggi intensitas perilaku67. Disini motivasi
memiliki kekuatan yang sangat besar dalam mewujudkan keinginan serta tujuan
makin tinggi tingkat motivasi yang ada didalam diri seseorang, maka intensitas untuk
bergerak dan bertindak sesuai dengan tujuan makin terlihat dan makin besar pula.
Motivasi tercipta karena adanya suatu harapan yang direalisasikan dengan
perilaku yang mengarah pada tujuan yang diharapkan tersebut untuk dapat
mencapainya. Jika adanya suatu harapan didalam diri seseorang untuk melakukan
kegiatan yang mengarahkan tujuan yang diharapkan, maka seseorang tersebut akan
melakukan usaha-usaha maksimal demi terwujudkan harapan tersebut menjadi
sesuatu yang real dan nyata.
Motivasi adalah penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang,
agar mau berkerja sama, berkerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan68.
67
Sahlan Asnawi, Teori Motivasi dalam Pendekatan Psikologi Industri dan Organisasi, Studio Press,
Jakarta, 2002, hal 21
68
Rachmadi, Public Relations Dalam Teori Praktek, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992, hal 116
57
Edward dalam Malayu
SP.Hasibuan69 salah satu kebutuhan yang dapat
mempengaruhi motivasi adalah order (rapi), kebutuhan untuk melakukan sesuatu
secara teratur, membuat rencana secara detail, melakukan kegiatan secara teratur.
2.5.3 Proses Motivasi
Motivasi pegawai merupakan suatu hal yang penting bagi pencapaian tujuan
perusahaan. Proses timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari konsep
keburuhan, dorongan, tujuan dan imbalan.
2.6.4 Jenis – jenis Motivasi
Jenis-senis motivasi menurut Malayu adalah sebagai berikut :
1. Motivasi Positif
Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka
yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja
bawahan akan meningkat karena manusia pada umumnya senang
menerima yang baik-baik saja, dan motivasi positif efektif untuk jangka
panjang.
2. Motivasi negatif
Manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada
mereka yang pekerjaannya kurang baik ( prestasi rendah ),. Dengan
motivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek
69
Malayu SP.Hasibuan, Management Sunber Daya Manusia, Aksara, Jakarta, 2002, hal 164
58
akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka
panjang dapat berakibat kurang baik, dan motivasi negatif efektif untuk
jangka pendek saja.
“ Motivasi kerja merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi
seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan”70.
Motivasi juga suatu bentuk manajemen dan komando atau memimpin untuk
mempersuasi sekelompok orang dalam bergerak serta mewujudkan tujuan dan
didinginkan bersama.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka jelaslah bahwa motivasi kerja
perlu dimiliki oleh setiap pegawai agar tujuan perusahaan tercapai. Dengan adanya
motivasi kerja, maka pegawai terdorong untuk melaksankan tugas-tugas yang
diberikan dapat terselesaikan dengan baik.
2.6.5 Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan
pekerjaannya dan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang
maksimal71.
Motivasi kerja merupakan suatu bentuk dorongan didalam diri seseorang
untuk bergerak dan mengerjakan sesuatu dalam bekerja, memacu individu atau
sekelompok orang dalam bekerja, berkarya serta menghasilkan prestasi lebih
70
71
Husnan, Suad. Manajemen Personalia, Penerbit BPFE, Yogyakarta 2002, hal 197
Dalam Malayu S.P. Hasibuan, 2003, hal 105
59
dibanding sebelumnya. Tanpa adanya motivasi kuat didalam diri seseorang dalam
bekerja, hasil dari pekerjaannya tidak akan maksimal.
“ Motivasi kerja merupakan bagaimana cara mengarahkan daya dan prestasi
bawahan, agar mau berkerjasama secara produktif berhasil mencapai dan
mewujudkan tujuan yang telah dilakukan”72.
Adanya suatu arahan atau daya penggerak yang berbentuk kegiatan-kegiatan
persuasif serta adanya faktor pendorong yang mengikat suatu organisasi atau
perusahaan untuk bergerak serta dapat mewujudkan tujuan dari perusahaan tersebut.
Motivasi juga suatu bentuk manajemen dan komando atau memimpin untuk
mempersuasi sekelompok orang dalam bergerak serta mewujudkan tujuan dan
didinginkan bersama.
Menurut
Herzberg,
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
motivasi
dalam
organisasi73, yaitu ada dua perangkat yang dapat memuaskan kebutuhan manusia,
yaitu :
1. Kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan kerja, faktor-faktor yang
mempengaruhi kepuasan
kerja disebut motivator, meliputi prestasi
(Achivement, penghargaan, tanggung jawab, kemajuan/promosi, pekerjaan itu
sendiri, potensi bagi pertumbuhan pribadi. Bila faktor-faktor itu ditanggapi
secara positif maka pegawai merasa puas dan termotivasi. Namun sebaliknya
bila faktor-faktor itu tidak ada maka pegawai akan kekurangan motivasi.
72
73
Malayu, Oraganisasi & Motivasi, Penerbit Bumi Aksara, Bandung, 2003, hal 140
Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi, Pt. Rosdakarya,Bandung, 2002, hal 122-123
60
2. Kebutuhan yang berkaitan dengan ketidakpuasan kerja, Faktor-faktor yang
berkaitan dengan ketidakpuasan kerja disebut faktor-faktor pemeliharaan atau
kesehatan ( hygiene ) yang meliputi gaji, pengawasan, keamanan kerja,
kondisi kerja, administrasi organisasi, dan hubungan antar pribadi dengan
rekan kerja, atasan dan bawahan ditempat kerja. Faktor-faktor ini berkaitan
dengan lingkungan / konteks pekerjaan, memotivasi pegawai dengan sistem
Herzberg yaitu motivasi melalui pekerjaan itu sendiri, dengan menghindari
faktor ketidakpuasan, memberi lebih banyak kebebasan dan lebih banyak
tanggung jawab penghargaan atas pekerjaan yang telah dilakukan.
Faktor – faktor motivasi yang mempengaruhi motivasi dalam bekerja yang
dikemukakan Herzberg seperti tanggung jawab yang memiliki makna untuk mentaati
dan menjalankan segala kewajiban serta pekerjaan yang diberikan kepada para
pegawai, jadi bagaimana pegawai dikatakan bertanggung jawab, apabila segala
pekerjaan yang diberikan akan dijalankan dengan baik serta taat akan setiap
kewajiban yang dimiliki oleh tiap – tiap pegawai.
kemajuan dalam bekerja, yang berarti pegawai akan menunjukan segala
kemajuan dan progress dalam bekerja oleh mereka baik yang terlihat dari hasil
pekerjaan ataupun kemajuan dalam segi pengetahuan dan kreatifitas dalam
menjalankan pekerjaannya. Pengakuan yang diberikan oleh perusahaan atas tiap hasil
kerja yang pegawai lakukan juga mempengaruhi suatu bentuk faktor dorongan bagi
mereka dalam menciptakan suatu pekerjaan yang baik dan dilihat melalui
61
meningkatnya produktivitas mereka. Prestasi yang dapat diartikan bahwa pegawai
yang memiliki suatu motivasi didalam diri mereka dalam bekerja dengan terciptanya
suatu prestasi dalam bekerja dan progres yang cukup dilihat oleh atasan mereka serta
reward yang diberikan dengan prestasi yang ada.
Ditinjau dari suatu budaya organisasi sebagai suatu alat yang dapat
mempengaruhi motivasi pegawai dalam bekerja, budaya yang terdiri dari artefak,
nilai-nilai serta asumsi dasar yang diciptakan pemimpin atau pihak manajemen serta
secara turun temurun telah di adaptasi oleh pegawai-pegawainya. Merupakan suatu
proses yang berkesinambungan dan memiliki tujuan dalam mempersatukan serta
mewujudkan tujuan dari organisasi atau perusahaan.
Budaya juga terdiri dari tradisi, kebiasaan yang menghubungkan dan bertujuan
memberikan output positif dari budaya itu sendiri. Segala yang diciptakan tersebut
dapatkah berpengaruh pada motivasi pegawai untuk lebih maksimal dalam bekerja.
Menurut Kustadi Suhandang salah satu tugas Public Relations suatu
perusahaan adalah memotivasi pegawai perusahaannya74, hal itu dapat dilakukan
melalui kegiatan – kegiatan internal perusahaan yang dapat menciptakan suatu
komunikasi yang harmonis, baik secara horizontal maupun vertikal.
Contoh kegiatan yang dapat dilakukan baik formal maupun non formal
misalnya, secara berskala diadakan pertemuan / rapat manajemen dengan pegawai,
darmawisata dll. Segala kegiatan tersebut berkaitan erat dengan budaya, tradisi atau
74
Kustadi Suhandang, Public Relations perusahaan, Nuansa cendikia, 2004. hal 188 & 191
62
kebiasaan yang sengaja diciptakan perusahaan untuk memaksimalkan tujuan
perusahaan tersebut, serta berkaitan erat dengan komunikasi internal didalamnya.
2.5
Hubungan Humas dan Budaya Organisasi
Public Relations ( Humas ) yang merupakan fungsi manajemen. Public
relations merupakan unsur yang sangat penting dalam manajemen guna mencapai
tujuan yang spesifik dari organisasi atau perusahaan75. dengan demikian Humas
memiliki peran, tugas dan fungsi untuk mengatur manajemen salah satunya
menciptakan serta mengatur budaya organisasi atau perusahaan sebagai identitas
perusahaan. budaya perusahaan yang merupakan ciri khas, identitas dari perusahaan
yang meliputi keseluruhan aspek dan materi dari perusahaan baik yang terlihat
maupun tidak terlihat, ini sangat berkaitan dengan Good Corporate Image ( Citra
Perusahaan) yang dilihat oleh publiknya. PR yang merupakan jembatan komunikasi
antara para stakeholder baik internal maupun eksternal organisasi memiliki peran dan
tugas untuk menciptakan citra baik bagi perusahaan. maka dari itu, PR mempunyai
peranan pula dan tugas dalam menciptakan budaya organisasi didalam menejemen
yang mengarah pada budaya perusahaan yang baik sebagai suatu cerminan dan
identitas yang berbentuk realitas dimata publiknya.
Pentingnya budaya perusahaan yang mempunyai salah satu peran dalam
menciptakan identitas perusahaan yang baik untuk membentuk suatu citra positif
75
Yulianita, Neni, Dasar-Dasar Public Relations ;Pusat Penerbitan Universitas (P2U), Bandung
(2005), hal 37
63
kepada public harus di program secara baik dan mengikuti pekembangan zaman
dengan tetap menggunakan nilai – nilai serta asumsi dasar dari pendiri perusahaan,
disini peran PR dalam mengelola budaya organisasi tersebut melalui budaya yang
bersifat terlihat (Artefak) seperti logo, warna identitas perusahaan, desain gedung,
mobil dinas, staff frontliner, dan lain – lain dikembangkan dan dibuat serta dikelola
oleh PR dengan sangat baik. Sehingga pesan serta nilai – nilai tersebut sampai ke
target pasar/publiknya sehingga menghasilkan suatu kekuatan image dan nilai baik.
Selain itu sharing meaning (pembagian makna) di dalam internal perusahaan
dalam penerapan serta penanaman budaya yang manjadi sebuah realitas dan efek
afeksi yang dijalankan oleh seluruh pegawai, memerlukan suatu pola komunikasi
yang efektif di dalamnya. Keseluruhan budaya tersebut tidak akan mampu diadaptasi
dan dijalankan oleh seluruh pegawai tanpa adanya sosialisasi yang baik didalamnya.
Public Relations yang juga memiliki peran dalam menjembatani komunikasi
baik internal maupun eksternal perusahaan, juga mengatur komunikasi internal di
dalamnya sehingga sebuah budaya perusahaan serta seluruh nilai – nilai serta makna
yang terkandung di dalamnya mampu diterima, dipahami serta dijalankan oleh
pegawai dan seluruh anggota dengan penuh kesadaran. Public Relations sebagai
fasilitator komunikasi mampu mengelola serta membuat suatu budaya perusahaan
dalam fungsi menejemen, baik memotivasi, menyatukan anggota serta menciptakan
identitas yang baik dimata publik.
2.6
Hipotesis Penelitian
64
Dalam penelitian yang dilakukan sebelumnya tentang pensosialisasian budaya
organisasi di Bank Mandiri Syariah, yang membahas tentang permasalahan
komunikasi internal serta kendala-kendala yang dihadapi dalam pensosialisasian
budaya baru yang dimiliki Bank Mandiri Syariah tersebut. Peran Humas dalam
menciptakan komunikasi dua arah yang positif serta untuk mendapatkan feed back
positif yang dharapkan dalam pensosialisasian nilai-nilai budaya yang ada di sana.dan
dalam pensosialisasian budaya yang baru tersebut agar diharapkan adanya feed back
yang berbentuk motivasi serta produktifitas karyawannya untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Didapatkan hasil bahwa pensosialisasian budaya organisasi di Bank
Mandiri Syariah tersebut mempengaruhi pembentukan persepsi serta produktifitas
karyawan yang memberikan suatu bentuk dorongan serta motivasi di dalam benak
pegawai.
Maka dari itu menarik bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penerapan budaya organisasi di PT Pos indonesia karawang dalam meningkatkan
motivasi kerja pegawai di sana. Karena penerapan yang berhubungan dengan segala
keberhasilan komunikasi internal di dalamnya dalam pensosialisasian segala
informasi mengenai budaya perusahaan yang positif untuk meningkatkan
keberhasilan perusahaan yang berbentuk profit dan eksistensi dalam menghadapi para
pesaing bisnis serupa di Karawang.
Download