BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Komunikasi merupakan
suatu hal yang sangat penting yang terjadi dalam
kehidupan sehari hari. Komunikasi merupakan jembatan penghubung antara satu
individu dengan individu lainnya.Dalam hakikatnya sebagai mahluk sosial, manusia
diharuskan
untuk
melakukan
interaksi
dengan
manusia
lainnya.Pentingnya
komunikasi merupakan hal utama yang harus disadari oleh setiap insan. Tanpa
adanya proses komunikasi, maka interaksi yang ingin dilakukan oleh masing-masing
individu tidak akan terjadi dengan baik.
Komunikasi membantu kita memahami media, orang lain, komunitas, bahkan
hubungan dengan keluarga, teman, dan sejawat.Terpenting, komunikasi membuat kita
lebih mudah untuk memahami diri kita sendiri. 1 Begitu besarnya peran komunikasi
terhadap kehidupan kita, sehingga tidak ada satupun orang yang tidak melakukan
proses komunikasi dalam keseharian mereka. Proses komunikasi dapat dimulai dari
sebuah interaksi kecil seperti mengobrol, berdiskusi, hingga bersua untuk dapat
memahami inti dari apa yang ingin disampaikan oleh seorang individu kepada
individu lainnya.
1
Richard West. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Salemba Humanika. 2009 hal: 1
Komunikasi bergantung kepada kemampuan kita untuk memahami satu sama
lain, tidak jarang komunikasi menjadi ambigu untuk dipahami. 2 Maka dari itu
komunikasi yang efektif sangatlah diperlukan agar makna yang terkandung di dalam
nya dapat tersampaikan dengan baik.Pola komunikasi yang baik dapat terjadi jika
pemahaman yang terdapat dalam dua atau lebih individu tersebut mencapai pada
posisi yang sama. Komunikasi yang terdiri dari banyak suku kata, maksud dan
ambiguitas yang tinggi menyebabkan tidak semua orang memiliki pemahaman yang
setara. 3
Komunikasi dapat menimbulkan kegagalan dan kerugian besar bagi seorang
individu, organisasi, masyarakat, dan juga budaya serta adat istiadat
yang ada.
Kegagalan komunikasi dapat mengubah suatu interaksi individu dan masyarakat
sehingga tidak jarang dapat mengubah suatu budaya. 4 Pentingnya pola dan proses
komunikasi membukakan mata setiap insan untuk dapat berkomunikasi dengan baik,
sehingga dapat menyampaikan segala keinginan dengan tepat.
Proses komunikasi merupakan proses sosial di mana individu-individu yang
menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan mengiterpretasikan makna
dalam lingkungan mereka. Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin
communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama yang
dimaksud adalah makna yang sama. Dalam kesamaan makna ini tentunya proses
2
Richard west, op.cit., 3 3
Ibid, hal 3 Richard west, op.cit., 4 4
komunikasi akan berjalan dengan baik jika terjadi dalam dua individu dengan
menggunakan bahasa yang sama, latar belakang budaya yang sama dan juga terdapat
pengertian yang sama. 5
Proses komunikasi menurut Lasswell merupakan proses dimana terdapat
sebuah atau seorang komunikator yang mengatakan sesuatu di dalam saluran apa dan
kepada siapa dengan apa effect nya. (Who says what in which channel to whom and
with what the effect). Menurut teori tersebut, maka proses komunikasi mengharuskan
adanya seorang komunikator, pesan, saluran, komunikan, dan pastinya ada akibat
yang ditimbulkan dari proses tersebut. Dari proses tersebut terdapat pola pola
komunikasi yang terjadi di masyarakat. Pola komunikasi tersebut seringkali
mengakibatkan adanya perubahan sosial, budaya, perubahan gaya hidup, pendidikan,
dan masih banyak hal yang terjadi akibat proses komunikasi. 6
Komunikasi juga terjadi dalam sebuah budaya, komunikasi ini membentuk
suatu pola pola tertentu dan dilakukan oleh seseorang, masyarakat atau kelompok
kelompok tertentu yang mengadakan interaksi guna menjalin tali silaturahmi,
memperpanjang usia budayanya dari generasi ke generasi sehingga tidak terjadi lost
culture regenerasi.
5
6
Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung. PT Remaja Rosdakarya. 2009 hal: 9
Riswandi.Ilmu Komunikasi.Yogyakarta.Graha Ilmu. 2009 hal: 2-3 Komunikasi budaya merupakan komunikasi yang berlangsung dalam suatu
budaya
yang
sama
dengan
Budaya atau kebudayaan berasaldari bahasa
bahasa
daerah
yang
sama.
Sanskerta yaitu buddhayah,yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. 7 Budaya yang merupakan suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki oleh suatu kelompok atau masyarakat kemudian
diturunkan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak aspek yaitu
agama, suku, ras, bahasa, mata pencaharian, adat istiadat dan juga seni.Bahasa
merupakan bagian dari budaya yang tidak terpisahkan dari diri manusia.Orang
menganggapnya sebagai warisan genetis.Komunikasi dapat terjadi dengan orang yang
berbeda latar budayanya, sehingga terjadi beberapa penyesuaian yang membuktikan
bahwa budaya itu dipelajari. 8
Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai pulau dengan
berbagai suku, ras, agama, bahasa, dan kebudayaan.Memiliki keragaman budaya dan
adat yang sangat kompleks.Terlihat dari beberapa pulau yang sampai saat ini masih
mempertahankan budaya nenek moyangnya dari generasi ke generasi.Pulau Bali
merupakan salah satu tempat dimana unsur budayanya sangat kental.Tradisi leluhur
masih sangat dijunjung tinggi dan dipraktekan dalam kehidupan sehari hari.Bali yang
7
8
Soerjono Soekamto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. 2007 hal: 150
Ibid, hal 150
merupakan ekologi pulau kecil, terbatas dalam sumber daya alam, namun besar dalam
potensi kebudayaan. 9
Bali merupakan bagian dari Sunda Kecil.Berada pada skala 7o 54” dan 8o 3”
Lintang Selatan 114o 25” dan 115o 3” Bujur Timur.Provinsi Bali yang terletak pada
garis khatulistiwa menyebabkan Bali mempunyai suhu yang relatif panas.Bali
terbentang diantara daerah pegunungan beberapa danau dan laut serta aliran sungai
yang menjadi sumber pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat Bali.Pusat pusat
pemukiman di Bali membentuk desa tradisional yang dihuni oleh beberapa kelompok
etnis. 10 Sub sub etnis yang menempati Bali terbagi menjadi empat kelompok etnis
yakni; etnis Bali Dataran, Bali Aga, Loloan, dan Nyama Selam. Secara garis besar
kelompok etnis Bali terdiri dari penduduk Bali Pegunungan atau penduduk asli atau
Wong Bali Mula atau Nak Bali Aga dan penduduk Bali Dataran disebut Wong Bali
Majapahit. Masyarakat Bali Aga menempati daerah pedalaman dan menerapkan
system kemasyarakatan yang berbeda dengan Bali Dataran dan berlangsung sebelum
Tradisi Majapahit berlangsung. 11
Pulau Bali juga dihuni beberapa etnis lain seperti masyarakat Bugis, Melayu,
maupun Sasak, dan Jawa dengan berbagai tujuan berdagang, politik dan
kolonialisme. Mereka menetap di Bali berdasarkan ijin raja yang menguasai daerah
9
Balai Kajian Sejarah Dan Nilai Tradisional Bali.Jnana Budaya.Departemen Pendidikan Nasional Denpasar. 2000 Hal: 1-2
Swarsi dan Gusti Ayu Armini. Jati Diri Mayarakat Bali. Jurnal Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata: Balai
Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bali, NTB, NTT. 2010 hal: 11-12 11
Ibid, hal 12
10
tersebut.Dengan demikian, Bali yang semula diangap homogeny pada hakikatnya
memiliki heteroginitas yang tinggi. Hal ini menyebabkan masyarakat Bali menerima
kedatangan etnis lain untuk menetap selama mereka mampu menghargai tradisi dan
budaya lokal. Seiring pengaruh dunia barat, masyarakat global memunculkan
mobilitas yang tinggi membuat industri pariwisata Bali memberikan sumbangan yang
besar dalam sistem ekonomi Bali. 12
Dewasa ini masyarakat dan kebudayaan Bali dihadapkan pada fenomena yang
sangat kompleks yang terkait dengan lima transformasi, yaitu transformasi ekologi,
ekonomi, demografi, informasi dan kultural yang menghadirkan beragam peluang dan
tantangan. Kenyataan empiris menunjukkan bahwa era Bali modern sekarang
beberapa unsur tradisionalnya tidak punah atau hilang.Dalam kaitan dengan
lingkungan hidup masyarakat Bali masih menggunakan kearifan lokal sebagai
pedoman hidupnya baik di berbagai etnis masyarakat. 13
Kebudayaan Bali merupakan suatu totalitas, yang meliputi dimensi ideal,
dimensi perilaku, dan dimensi fisik.Dalam kehidupan masyarakat Bali terdapat
berbagai konsep yang dijadikan referensi bertingkah laku baik secara individual
maupun kelompok.Diantaranya konsep Tri Hita Karana yang memiliki nilai luhur
yang membakukan nilai nilai tradisi masyarakat.Konsep Tri Hita Karana secara
kearifan merupakan tiga unsur penyebab kesejahteraan hidup manusia, yaitu unsur
12
13
Ibid, hal 12
Balai Kajian Sejarah Dan Nilai Tradisional Bali, op.cit., 2-3 Parahyangan (Ketuhanan), unsur Pawongan (Kemanusiaan), unsur Palemahan
(Perwilayahan). Konsep Tri Hita Karana ini secara hakiki merefleksikan paradigma
harmoni, yaitu komitmen dasar manusia Bali untuk kehidupan yang bersifat mikro,
meso, dan makro senantiasa berorientasi pada keserasian hubungan manusia dengan
Tuhannya,
manusia
dengan
sesamanya,
dan
keserasian
manusia
dengan
lingkungannya. 14
Keretakan jaringan relasi dalam ketiga tataran tersebut diatas dapat bermuara
pada
kehancuran,
kekacauan,
dan
alienisasi
kehidupan
(keasingan
secara
sosial).Bentuk bentuk kearifan tradisional masyarakat Bali sebagai terbesar
berorientasi pada paradigma harmoni dan berlandaskan pada konsep Tri Hita Karana
baik dalam mitos, pengetahuan tradisional, pantun, upacara dan lainnya. 15
Dimanapun masyarakat Bali tersebar, mereka akan tetap memepertahankan ciri
kebalian mereka dengan tetap menjaga tradisi dan meneruskannya kepada keturunan
guna menghindari keretakan jaringan relasi.
Dari berbagai macam kearifan lokal yang ada, Parahyangan merupakan hal
yang sulit didefinisikan karena merupakan gabungan dari budaya, adat, agama, dan
kesatuan sistem yang kompleks.Ngaben adalah merupakan tradisi yang berhubungan
dengan Parahyangan.Secara singkat ngaben merupakan sistem pembakaran mayat
yang dilakukan masyarakat Bali Aga dan Majapahit yang telah ada sejak jaman
14
15
Balai Kajian Sejarah Dan Nilai Tradisional Bali, loc.cit.,
Balai Kajian Sejarah Dan Nilai Tradisional Bali, loc.cit., dahulu.Sampai kini dengan beragam keturunan dan berbagai angka keturunan yang
ada, ngaben masih tetap dilaksanakan dengan meriah dan megah. Ngaben yang tidak
hanya dilaksanakan di Bali membuat kita dapat melihat gambaran ketaatan
masyarakat akan tradisi.
Secara turun temurun, masyarakat Bali masih tetap melakukan tradisi ngaben
ini sebagai penghormatan terakhir kepada leluhur. Baik yang tinggal di Bali, maupun
masyarakat Bali yang tinggal di luar Bali seperti Jakarta dan Lampung. Kemeriahan
tradisi ini tetap terus terjaga dengan baik walaupun terdapat banyak perbedaan
upacara yang dilakukan dengan kelengkapan sesaji yang berbeda di setiap
lingkungannya. Dengan konsisten tradisi ini tetap dapat dijaga dengan baik.Dalam
setiap keterlangsungan tradisi, tentunya banyak aspek yang memegang peranan
penting dalam menyokong keberlangsungannya. Aspek yang paling penting itu
merupakan peran orang tua, peran keluarga, peran lingkungan, dan peran pendidikan.
Tradisi yang tumbuh berkembang di daerah asalnya dapat terus berkembang pesat di
daerah yang lain tentunya memiliki banyak perbedaan cara menjalankan nya dan juga
dari cara pandangnya. Sesungguhnya tidaklah mudah mempertahankan tradisi di luar
wilayah itu sendiri. Masyarakat Bali di yang tingal di Bali, sampai saat ini tetap
dengan teguh memegang rentetan upacara dan tradisi sama seperti bagaimana
dilakukan oleh leluhur. Banyaknya masyarakat Bali yang merantau ke Jakarta dan
sekitarnya dengan membawa tradisi mereka, membuat tradisi tersebut mengalami
beberapa perubahan dan juga efisiensi tanpa mengurangi makna.Perubahan yang
terjadi justru tidak mengurangi pelaksanaan tradisi ngaben yang digelar terhadap
keluarga mereka.Hanya saja terdapat perbedaan dengan tradisi ngaben yang
dilakukan dengan masyarakat Bali yang tinggal di Bali.Di Jakarta dan sekitarnya,
ngaben dapat dilakukan lebih singkat dan juga lebih praktis daripada yang dilakukan
di Bali.
Penelitian ini bermaksud untuk mencari tahu bagaimana cara orang tua dalam
menyampaikan tentang tradisi mereka, apa yang disampaikan, untuk apa hal tersebut
disampaikan merupakan hal yang penting wajib diketahui. Bagaimana pola
komunikasi orang tua Bali untuk memberitahukan anak anak mereka tentang budaya
merupakan hal yang sangat penting agar generasi penerus dapat dengan baik
menerima dan mengerti maksud tradisi tersebut.Penelitian ini diharapkan nantinya
dapat menjawab dan memberikan sumbangsih dalam pelestarian budaya dan
tradisi.Serta dapat membawa eksistensi budaya dan pola komunikasi semakin terjalin
erat serta selalu diteruskan dengan baik oleh setiap generasi penerusnya.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan oleh penulis, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana Pola Komunikasi Antar Pribadi yang Dilakukan Oleh Orang Tua Bali
dalam Upaya Menyosialisasikan Kearifan Lokal Ngaben Kepada Keturunannya?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui dan
menganalisis pola komunikasi orang tua dalam upaya menyosialisasikan budaya lokal
ngaben kepada keturunannya.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi
ilmu pengetahuan
mengenai pola komunikasi yang diterapkan dalam berbagai budaya lokal untuk
mempertahankan dan juga melakukan regenerasi budaya diantara kemajuan pesat
teknologi dan juga komunikasi. Menjadikan penelitian ini sebagai acuan untuk
penelitian lebih lanjut mengenai pola komunikasi budaya lokal.
1.4.2 Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan para mahasiswa, dosen, dan
masyarakat luas untuk selalu dapat mempertahankan budaya dari generasi ke
generasi, agar budaya leluhur tetap terjaga kearifannya, serta tetap luhur.Menjadikan
penelitian ini sebagai salah satu sumbangsih ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan
sehari hari, berbangsa dan bernegara.
Download