MODUL PERKULIAHAN Sosiologi Komunikasi Komunikasi dan Perubahan Sosial Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Publik Relations Tatap Muka 08 Kode MK Disusun Oleh Kode MK Dr. Heri Budianto, M.Si Abstract Kompetensi Pokok bahasan komunikasi dan perubahan sosial menjelaskan mengenai pengertian perubahasan sosial, modernisasi sebagai proses perubahan sosial, dan perkembangan komunikasi dan teknologi komunikasi. Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan dapat memahami dan mampu menjelaskan mengenai pengertian perubahasan sosial, modernisasi sebagai proses perubahan sosial, dan perkembangan komunikasi dan teknologi komunikasi. Pembahasan Setiap masyarakat manusia selama hidupnya pasti mengalami perubahanperubahan. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti kurang mencolok. Adapula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali , ada pula perubahan yang cepat sekali. Perubahan - perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai, norma-norma sosial, polapola perilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sabagainya. Karena luasnya bidang dimana mungkin terjadi perubahan-perubahan tersebut maka bilamana seseorang hendak membuat penelitian perlulah terlebih dahulu ditentukan secara tegas, perubahan apa yang dimaksudkannya. Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Namun dewasa ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepat, sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya. Perubahan-perubahan mana sering berjalan secara konstan. Ia memang terikat waktu dan tempat. Namun karena sifatnya yang berantai, maka perubahan-perubahan akan terlihat terus, walaupun diselingi reorganisasi unsur-unsur struktur masyarakat yang terkena perubahan. Pengertian Perubahan Sosial Gillin dan Gillin mengungkapkan bahwa perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru (inovasi) dalam masyarakat. Samuel Koenig mengemukakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ekstern. 2016 2 Sosiologi Komunikasi Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Selo Soemardjan mengungkapkan bahwa perubahan sosial segala- perubahanperubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Tekanan pada definisi tersebut terletak pada lembaga kemasyarakatan sebagai himpunan pokok manusia, perubahan-perubahan mana kemudian mempengaruhi segi struktur masyarakat lainnya. Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur – unsur budaya dan sistem – sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur – unsur eksternal meninggalkan pola –pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola – pola kehidupan, budaya dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat untuk meninggalkan unsur – unsur budaya dan sistem sosial lama dan beralih menggunakan unsur – unsur budaya dan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial dipandang sebagai konsep yang serba mencakup seluruh kehidupan masyarakat baik pada tingkat individual, kelompok, negara dan dunia yang mengalami perubahan. Hal – hal Penting dalam perubahan sosial menyangkut aspek – aspek sebagai berikut, yaitu : perubahan pola piker masyarakat, perubahan perilaku masyarakat & perubahan budaya materi. Pertama, perubahan pola pikir dan sikap masyarakat menyangkut persoalan sikap masyarakat terhadap berbagai persoalan sosial dan budaya disekitarnya yang berakibat terhadap pemetaraan pola – pola pikir baru yang dianut oleh masyarakat sebagai sebuah sikap yang modern. Contohnya, Sikap terhadap pekerjaan bahwa konsep dan pola pikir lama tentang pekerjaan adalah sektor formal (menjadi pegawai negeri), sehingga konsep pekerjaan dibagi menjadi dua, yaitu sektor formal dan informal. Kedua, perubahan perilaku masyarakat menyangkut persoalan perubahan sistem – sistem sosial, dimana masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan sistem sosial baru, seperti perubahan perilaku pengukuran kinerja suatu lembaga atau instansi. Apabila pada sistem lama, ukuran – ukuran kinerja hanya dilihat dari aspek output dan proses tanpa harus mengukur sampai dimana output dan prose situ dicapai, maka pada sistem sosial yang baru sebuah lembaga atau instansi diukur sampai pada tingkat kinerja output dan prose situ, yaitu dengan menggunakan standar sertifikasi seperti BAN-PT pada perguruan tinggi dan sertifikat ISO pada lembaga – lembaga umum. 2016 3 Sosiologi Komunikasi Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ketiga, perubahan budaya materi menyangkut perubahan artefak budaya yang digunakan oleh masyarakat, seperti model pakaian, karya fotografi, karya film, teknologi dan sebagainya yang terus berubah dari waktu ke waktu menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Masyarakat memulai kehidupan mereka pada suatu fase yang disebut primitif dimana manusia hidup secara terisolir dan berpindah – pindah disesuaikan dengan lingkungan alam dan sumber makanan yang tersedia. Manusia saat ini hidup dalam kelompok – kelompok kecil (band) dan terpisah dengan kelompok manusia lainnya. Fase berikutnya adalah fase agrokultural, ketika lingkungan alam mulai tidak lagi mampu member dukungan terhadap manusia, termasuk juga karena populasi manusia mulai banyak, maka pilihan budayanya adalah bercocok tanam di suatu tempat dan memanen hasil pertanian itu serta berburu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada fase ini budaya berpindah – pindah masih tetap digunakan walaupun pada skala waktu yang relatif lebih lama. Fase tradisional dijalani oleh masyarakat dengn hidup secara menetap di suatu tempat yang dianggap strategis untuk penyediaan berbagai kebutuhan hidup masyarakat, seperti di pinggir sungai, di pantai, di lereng bukit, di dataran tinggi, di dataran rendah yang datar, dan sebagainya. Pada fase ini kita mulai mengenal kata ‘desa’ dimana beberapa band (kelompok kecil masyarakat) memilih menetap dan saling berinteraksi satu dan lainnya sehingga menjadi kelompok besar dan menjadi komunitas desa, mengembangkan budaya dan tradisi internal serta membina hubungan dengan masyarakat di sekitarnya. Pada fase transisi, kehidupan desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan hampir tidak ditemukan lagi dalam skala luas, transportasi sudah lancar walaupun untuk masyarakat desa tertentu masih menjadi masalah. Penggunaan media informasi sudah hampir merata. Namun secara geografis, masyarakat transisi berada di pinggiran kota serta hidup mereka masih secara tradisional, termasuk pola pikir dan sistem sosial lama masih silih berganti digunakan dan mengalami penyesuaian dengan hal – hal yang baru dan inovatif. Dengan demikian maka umumnya masyarakat transisi bersifat mendua atau ambigu terhadap sikap, pandangan dan perilaku mereka sehari – hari. Pola pikir masyarakat masih tradisional dan masih memelihara kekerabatan namun perilaku masyarakat sudah terlihat individualis. Sesuatu yang masih dominan dalam kehidupan masyarakat ini adalah proses asimilasi budaya dan sosial yang belum tuntas dan terlihat masih canggung di semua level masyarakat. 2016 4 Sosiologi Komunikasi Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Fase modern ditandai dengan peningkatan kualitas perubahan sosial yang lebih jelas meninggalkan fase transisi. Kehidupan masyarakat sudah kosmopolitan dengan kehidupan individual yang sangat menonjol, profesionalisme di segala bidang dan penghargaan terhadap profesi menjadi kunci hubungan – hubungan sosial diantara elemen masyarakat. Masyarakat modern umumnya berpendidikan relatif lebih tinggi dari masyarakat transisi sehingga memiliki tingkat pengetahuan yang lebih luas dan pola pikir yang lebih rasional dari semua tahapan kehidupan masyarakat sebelumnya. Secara demografis, masyarakat modern menempati lingkungan perkotaan yang cenderung gersang dan jauh dari situasi yang sejuk dan rindang, ditambah lagi karena kehidupan mereka yang serba mekanik sepanjang minggu sehingga masyarakat kota memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kebutuhan rekreasi di akhir minggu untuk rileks dan melepaskan kepenatan. Fase postmodern adalah sebuah fase perkembangan masyarakat yang secara financial, pengetahuan, relasi dan semua prasyarat sebagai masyarakat modern sudah dilampauinya. Walaupun terkadang ada satu dua masyarakat modern yang terlihat memiliki cirri postmodern walaupun belum memiliki kemampuan tersebut, namun hal itu bersifat temporer dan meniru – niru kelompok lain yang lebih mapan. Jadi, masyarakat postmodern adalah masyarakat modern dangan kelebihan – kelebihan tertentu dimana kelebihan – kelebihan itu menciptakan pola sikap dan perilaku serta pandangan – pandangan mereka terhadap diri dan lingkungan sosial yang berbeda dengan masyarakat modern atau masyarakat sebelum itu. Sifat – sifat yang menonjol dari masyarakat postmodern adalah : a. Memiliki pola hidup nomaden, artinya kehidupan mereka yang terus bergerak dari satu tempat ke tempat lain menyebabkan orang sulit menemukan mereka secara ajeg termasuk dapat mendeteksi di mana tempat tinggal menetapnya. Hal ini disebabkan karena kesibukan mereka dengan berbagai usaha dan bisnis, akhirnya mereka bisa saja memiliki rimaha dimana – mana di dunia ini. b. Secara sosiologis mereka berada pada titik nadir, antara struktur dan agen, yaitu pada kondisi tertentu orang postmodern patuh pada strukturnya, namun pada sisi lain ia mengekspresikan dirinya sebagai agen yang memproduksi struktur atau paling tidak agen yang terlepas dari strukturnya. c. Manusia postmodern lebih suka menghargai privasi, dan kegemaran mereka melebihi apa yang mereka anggap berharga dalam hdup mereka, dengan demikian kegemaran spesifik mereka menjadi aneh – aneh dan unik. 2016 5 Sosiologi Komunikasi Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d. Kehidupan pribadi yang bebas menyebabkan orang – orang postmodern menjadi sangat sekuler, memiliki pemahaman nilai –nilai sosial yang subjektif dan liberal sehingga cenderung terlihat sangat mobile pada seluruh komunitas masyarakat dan agama serta berbagai pandangan politik sekalipun. e. Pemahaman orang postmodern yang bebas pula menyebabkan mereka cenderung melakukan gerakan back yo nature, back to village, back to tradisional atau bahkan back to religi, namun karena pemahaman mereka yang luas tentang persoalan kehidupan, maka”gerakan kembali” itu memiliki perspektif yang berbeda dengan orang lain yang selama ini sudah dan sedang ada diwilayah tersebut. Secara hierarkis perubahan sosial memiliki tingkatan yang sederhana di tingkat individu sampai pada perubahan sosial yang rumit di tingkat dunia. Laurier (2001:6) membuat sistematika perubahan sebagai berikut : TINGKAT WAKIL WAKIL ANALISIS KAWASAN STUDI UNIT – UNIT STUDI Global Organisasi Internasional; GNP; Data Perdagangan Ketimpangan Internasional Peradaban Lingkungan Hidup Inovasi Ilmiah, Kesenian Peradaban atau Pola – pola dan Inovasi Lain – lain, Perubahan Lain; Institusi Sosial Evolusioner, Dialektika Kebudayaan Masyarakat Kebudayaan Materiil; Teknologi; Ideologi; Nilai – Non - Materiil nilai Sistem Stratifikasi; Struktur; Pendapatan, Demografi, Masalah Sosial Kekuasaan dan Gengsi, Peran; Tingkat Migrasi, Tingkat Pembunuhan dan sebagainya Komunikasi Sistem Stratifikasi; Struktur; Pendapatan, Demografi, Masalah Sosial dan Gengsi, Pertumbuhan Kekuasaan Peran; Penduduk, Tingkat Pembunuhan dan sebagainya Institusi Ekonomi, Agama, 2016 6 Sosiologi Komunikasi Dr. Heri Budianto, M.Si Pemerintahan; Pendapatan Keluarga, Pola Perkawinan dan Pemilihan Umum; Jamaah Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Keluarga; Pendidikan Gereja dan masjid; Tingkat Perceraian; Penduduk Proporsi Di Perguruan Tinggi Organisasi Struktur, Pola Struktur Interaksi, Peranan; Klik Kekuasaan; Persahabatan; Produktivitas Administrasi; Tingkat Produksi, Output Perpekerja PEMAHAMAN MODERNISASI Proses modernisasi mencakup proses yang sangat luas. Kadang-kadang batasnya tak dapat ditetapkan secara mutlak. Mungkin di suatu daerah tertentu, modernisasi mencakup pemberantasan buta huruf, di lain tempat proses tadi mencakup usaha-usaha penyemprotan rawa-rawa dengan DDT untuk mengurangi sumber-sumber penyakit malaria mungkin diartikan sebagai usaha membangun pusat-pusat tenaga listrik. Pada dasarnya pengertian modernisasi mencakup suatu transformasi mencakup suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara-negara barat yang stabil. Karakteristik umum modernisisasi yang menyangkut aspek-aspek sosio-demografis digambarkan dengan istilah gerak sosial. (social mobility). Artinya suatu proses unsur-unsur sosial ekonomis dan psikologis mulai menunjukan peluang-peluang ke arah pola-pola baru melalui sosialisasi dan pola-pola perilaku. Perwujudannya adalah aspek-aspek kehidupan modern seperti misalnya mekanisasi , mass media yang teratur, urbanisasi, peningkatan pendapatan perkapita dan sebagainya. Aspek-aspek struktural organisasi sosial diartikan sebagai unsur-unsur dan normanorma kemasyarakatan yang terwujud apabila manusia mengadakan hubungan dengan sesamanya di dalam kehidupan bermasyarakat. 2016 7 Sosiologi Komunikasi Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Modernisasi adalah suatu bentuk perubahan sosial. Biasanya merupakan perubahan yang terarah (directed change) yang didasarkan pada perencanaan yang biasa dinamakan social planning. Modernisasi merupakan suatu persoalan yang harus dihadapi masyarakat yang bersangkutan, oleh karena prosesnya meliputi bidang-bidang yang sangat luas, menyangkut proses disorganisasi, problema-problema sosial, konflik antar kelompok, hambatan-hambatan terhadap perubahan dan sebagainya. SYARAT-SYARAT MODERNISASI Syarat-syarat modernisasi yaitu: 1. Cara berfikir yang ilmiah (scientific thinking) yang melembaga dalam kelas penguasa maupun masyarakat. Hal ini menghendaki suatu sistem pendidikan dan pengajaran yang terencana dan baik. 2. Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi. 3. Adanya sistem pengumpulan data yang baik dan teratur dan terpusat. Hal ini memerlukan penelitian agar data tidak tertinggal. 4. Penciptaan iklim yang favourable dari masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa. 5. Tingkat organisasi yang tinggi, disatu fihak berarti disiplin, difihak lain berarti pengurangan kemerdekaan. 6. Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial. PERKEMBANGAN KOMUNIKASI DAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI Everett M. Rogers (1986) dalam bukunya “Communication Tecnologi: The New Media and Sociaty” antara lain menyebutkan bahwa sejarah komunikasi diperkirakan sejak sekitar 35.000 tahun sebelum masehi. Pada zaman ini disebut zaman Cro-Magnon, diperkirakan bahasa sebagai alat komunikasi sudah dikenal. Tiga belas tahun kemudian ahli-ahli sejarah menemukan lukisan-lukisan dalam gua-gua yang diperkirakan merupakan karya komunikasi manusia zaman itu. Menurut Roger sejarah perkembangan komunikasi dapat dibagi menjadi empat era perubahan: 1. Era komunikasi tulisan, yang diperkirakan dimulai sejak bangsa Sumeria mulai mengenal kemampuan menulis dalam lembaran tanah liat sekitar 4000 tahun sebelum masehi. 2016 8 Sosiologi Komunikasi Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Era komunikasi cetakan, yang ditandai sejak ditemukannya mesin cetak “Hand-Press” oleh Guttenberg pada tahun 1456 di Jerman. 3. Era telekomunikasi, yang ditandai dengan ditemukannya telegraf oleh Samuel Morse pada tahun 1844, Penemuan Film bioskop tahun 1849, 1920 siaran raduio pertama oleh KDKA di Pittsburgh, AS, dan 1933 RCA di AS mendemonstrasikan Televisi (TV) pertama kalinya. Tahun 1941 siaran TV komersial pertama. 4. Era komunikasi interaktif, mulai terjadinya pada abad ke 19. Tepatnya tahun 1946, ditemukannya “mainframe computer” ENIAC oleh para ahli dari Universitas Pennsylvania AS. MODERNISASI DAN GLOBALISASI TEKNOLOGI KOMUNIKASI (MEDIA) Dari paparan perkembangan teknologi tergambar bahwa modernisasi teknologi komunikasi, terutama media sangat pesat. Pemekaran jenis-jenis media informasi berkat kemajuan teknologi komunikasi tidak harus diartikan goyahnya komunikator. Media, sebagaimana canggihnya, tetap sebagai saluran penyampaian pesan dalam komunikasi antar manusia. Saluran-saluran komunikasi itu, betapapun hebatnya, betapapun banyak jenisnya (Cybercommunication) atau multi media sistem, jaringan internet global tetap saja sebagai saluran komunikasi manusia. Meskipun peradapan manusia sudah memasuki era penyampaian pesan berupa informasi banyaknya dan begitu cepatnya. Globalisasi media pasti mempunyai dampak tertentu terhadap jadi diri budaya bangsa pada masing-masing negara. Perubahan yang terjadi pada struktur masyarakat dipastikan ada akibat dari globalisasi media. Globalisasi media bisa diibaratkan dua sisi mata uang bagi sebagaian bangsa. Satu sisi merugikan nilai-nilai budaya, termasuk nilainilai religius dan etika komunikasi sosial. Disebut merugikan (merusak) karena nilai-nilai baru yang masuk melalui globalisasi media atau komunikasi dan informasi sudah mengubah sejumlah ukuran-ukuran atau norma-norma moral, etika dan agama. Misalnya pergaulan bebas perempuan dan laki-laki, memudarnya lembaga perkawinan menurut perintah agama, meluasnya gaya hidup hedinisme, materialisme atau pola hidup mewah, dan cara berpakaian perempuan yang “terbuka”. Semuanya dianggap sebagai mode atau fashion yang meninggalkan norma-norma lama yang luhur (agama) karena dianggap kolot, archaic. 2016 9 Sosiologi Komunikasi Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Sosiologi Komunikasi-Perspektif Teoritik, Sutaryo, ArtiBumi Intaran, Yogyakarta, 2005. 2. Nasution, Zulkarimen, Sosiologi Komunikasi Massa, UT, Jakarta, 1993. 3. Sosiologi Suatu Pengantar, Soerjono Soekanto, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1990. 4. Burhan Bungin, H.M. Sosiologi Komunikasi, Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Mayarakat. Kencana Prenada Media, Jakarta, 2006. 2016 10 Sosiologi Komunikasi Dr. Heri Budianto, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id