UMKM

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak dapat di pungkiri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
merupakan salah satu penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ditengah krisis
global yang menempa banyak negara di dunia, Indonesia terbukti mampu terus
bertahan dari gejolak ekonomi. Bahkan di tahun 2011 Indonesia pada mencatat
pertumbuhan perekonomian yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara
maju, yaitu 6,5%. Angka tersebut terbilang tinggi bila dibandingkan dengan negara
maju yang hanya tumbuh berkisar 2% hingga 3% pada tahun 2011 dan tahun lalu
(2012) perekonomian
Indonesia masih mampu tumbuh sebesar 6,23%. UMKM
hadir sebagai suatu solusi dari sistem perekonomian yang sehat. UMKM terbukti
dapat diperhitungkan dalam meningkatkan kekompetitifan pasar dan stabilisasi
sistem ekonomi yang ada sekaligus menjadi salah satu pilar ekonomi nasional yang
tangguh dalam menghadapi krisis ekonomi global.
Sektor UMKM merupakan penggerak utama perekonomian Indonesia, hal ini
dapat dilihat dari fungsi UMKM itu sendiri. Fungsi UMKM bagi perekonomian
Indonesia antara lain sebagai penyedia lapangan kerja bagi jutaan orang yang tidak
dapat tertampung di sektor formal, sektor UMKM memiliki kontribusi terhadap
pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), dan sektor UMKM merupakan sumber
penghasil devisa negara melalui ekspor berbagai jenis produk yang dihasilkan sektor
ini.
1
Tabel 1.1 Perkembangan Data UMKM Tahun 2011-2012
Tahun 2011*
Indikator
No
Perkembangan
Tahun 2011-2012
Tahun 2012**
Satuan
Jumlah
1
Unit Usaha
2
Tenaga Kerja
3
PDB atas Dasar Harga Berlaku
Pangsa
(%)
Jumlah
Pangsa
(%)
Jumlah
(%)
(Unit)
55,206,444
99.99
56,534,592
99.99
1,328,147
2.41
(Orang)
101,722,458
97.24
107,657,509
97.16
5,935,051
5.83
4,303,572
57.94
4,869,568
59.08
565,997
1315
(Rp. Milyar)
Keterangan:
*) Angka Sangat Sementara
**) Angka Prediksi
Sumber: http://www.depkop.go.id (diolah)
UMKM
memiliki
peran
strategis
dalam
pendapatan
nasional dan
pengurangan pengangguran, sesuai dengan UU.no 20 th 2008 bab III pasal V yang
berbunyi “meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam
pembangunan
daerah,
penciptaan
lapangan
kerja,
pemerataan
pendapatan,
pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan”. Dalam hal ini
UMKM memainkan perannya, diantaranya dalam mengurangi pengangguran
UMKM telah berperan aktif menyerap tenaga kerja yang tidak dapat di tampung oleh
sektor lain, yang secara tidak langsung mengurangi tingkat pengangguran di
indonesia. Sehingga UMKM dapat menjadi solusi untuk mengurangi tingkat
kemiskinan, menyerap pengangguran, dan meningkatan pendapatan masyarakat.
UMKM juga memiliki kontribusi dalam pendapatan nasional yaitu melalui pajak
yang harus dibayarkan oleh UMKM. Dengan demikian UMKM dapat berpengaruh
secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penyediaan lapangan kerja, dan
berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.
UMKM merupakan pelaku usaha mayoritas di Indonesia yang mampu
memberikan peran dan kontribusi yang signifikan dalam perekonomian nasional,
pada saat normal maupun pada saat krisis ekonomi. Meskipun UMKM telah
2
menunjukkan peranannya dalam perekonomian nasional, namun masih menghadapi
berbagai hambatan iklim usaha, baik yang bersifat internal maupun eksternal,
contohnya produksi, pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia, desain dan
teknologi, dan permodalan.
Permodalan
adalah
satu
kendala
utama
yang
menghambat
akses
perkembangan UMKM di Indonesia. UMKM memiliki karakteristik dimana usaha
yang mereka jalankan mampu berdiri di sendiri dan bersifat mandiri tanpa memiliki
grup atau di bawah grup perusahaan lain namun biasanya modal yang mereka miliki
sangat terbatas. Sehingga permodalan yang bersumber dari kredit yang diberikan
oleh bank menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam menutupi hambatan
pengembangan sektor UMKM. Seiring dengan anjuran Bank Indonesia kepada
perbankan untuk memasukan rencana pemberian kredit UMKM ke dalam business
plan perbankan, dunia perbankan Indonesia mulai menambah jumlah pemberian
kreditnya kepada sektor UMKM. Pada tahun 2012 hal ini juga di dukung oleh
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 14/22/PBI/2012 yang menyatakan bahwa bank bank di Indonesia diwajibkan memberikan kredit atau pembiayaan usaha mikro kecil
menengah (UMKM) minimal 20% dari total kredit nya.
Tabel 1.2 Perkembangan Baki Debet Kredit UMKM (Rp Miliar)
Baki Debet
2010
2011
2012
Pertumbuhan (%)
Kredit UMKM
394.298,9
479.886,5
552.226,1
19.87
Sumber : Majalah Infobank, Maret 2013
Sebagaimana diatur dalam undang-undang, yang dimaksud dengan bank
adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan,
dan menyalurkan dana tersebut kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau
3
bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Dengan kata
lain bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi intermediasi yaitu
menjembatani kepentingan pihak yang kelebihan dana (penyimpanan dana atau
kreditur) dengan pihak yang membutuhkan dana (peminjam atau debitur).
Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama bank, oleh karena itu pengelolaan
kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Ketika bank berhasil menghimpun
dana dari masyarakat (funding), dana tersebut justru akan menjadi beban apabila
dibiarkan begitu saja dan tidak dialokasi untuk tujuan yang produktif. Dana yang
telah dihimpun sebagian besar adalah dana dari deposan yang menimbulkan
kewajiban bagi bank untuk membayar imbal jasa berupa bunga. Berdasarkan hal
tersebut maka bank berusaha mengalokasikan dananya dalam berbagai bentuk yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, pendapatan bank dan menutup biaya.
Sampai tahun 2012 pangsa pasar kredit mikro masih dikuasai oleh Bank
Persero. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada 2011 penyaluran kredit UMKM
kelompok bank persero mencapai Rp 222,64 triliun atau 46,4% terhadap total kredit
UMKM industri yang sebesar Rp 479,89 triliun. Pada 2012, pangsa pasar kredit
UMKM bank persero sedikit menurun menjadi 43,98% atau Rp 242,86 triliun dari
Rp 552,23 triliun. Besar nya kredit yang diberikan oleh bank-bank ini diharapkan
dapat mengembangkan sektor UMKM. Dengan adanya pembiayaan ini, diharapkan
akan meningkatkan kinerja usaha mikro dan pada akhirnya berdampak pada
mendukung upaya pemerintah dalam penyediaan lapangan pekerjaan serta
penanggulangan kemiskinan. Industri sektor mikro, kecil, dan menengah memiliki
potensi besar untuk dikembangkan karena jumlah nasabahnya banyak dan tersebar di
seluruh Indonesia, sehingga pangsa kredit UMKM dapat manjadi salah satu
pendorong pertumbuhan kredit perbankan secara keseluruhan.
4
Perilaku perbankan dalam penawaran atau pemberian kredit nya dipengaruhi
oleh berbagai faktor termasuk kondisi perbankan itu sendiri. Salah satu faktor
penting bagi bank dalam menjalankan operasi nya adalah dana pihak ketiga (DPK).
Dendawijaya (2009) mendefinisikan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebagai dana berupa
simpanan dari masyarakat. DPK ini lah sumber pengahasilan dari bank. Bank dapat
memanfaatkan dana dari pihak ketiga ini untuk ditempatkan pada pos-pos yang
menghasilkan pendapatan bagi bank, salah satunya yaitu dalam bentuk kredit.
Pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan
keuntungan, sehingga pertumbuhan dana pihak ketiga akan mengakibatkan
pertumbuhan kredit meningkat.
Modal merupakan suatu faktor penting agar suatu bank dapat beroperasi,
dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat juga memerlukan modal. Modal bank
harus dapat menjaga kemungkinan timbulnya risiko, diantaranya risiko yang timbul
dari kredit itu sendiri. Untuk menanggulangi kemungkinan risiko yang terjadi, maka
suatu bank harus menyediakan penyediaan modal minimum. Menurut Dendawijaya
(2009), Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang menjelaskan seberapa jauh
seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga,
tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat,
pinjaman, dan sebagainya. semakin tinggi nilai CAR mengindikasikan bahwa bank
telah mempunyai modal yang cukup baik dalam menunjang kebutuhannya serta
menanggung risiko-risiko yang ditimbulkan termasuk di dalamnya risiko kredit.
Dengan modal yang besar maka suatu bank dapat menyalurkan kredit lebih banyak.
Efisiensi suatu bank dapat diukur dengan membandingkan total biaya
operasional dengan total pendapatan operasional atau yang sering disebut BOPO.
5
Rasio BOPO ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pendapatan operasional
dalam menutup biaya operasional. Efisiensi operasi dilakukan oleh bank dalam
rangka untuk mengetahui apakah bank dalam operasinya yang berhubungan dengan
usaha pokok bank, dilakukan dengan benar (sesuai dengan harapan pihak manajemen
dan pemegang saham) serta digunakan untuk menunjukkan apakah bank telah
menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan berhasil guna
(Mawardi, 2005). Rasio BOPO yang semakin meningkat mencerminkan kurangnya
kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan meningkatkan pendapatan
operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian karena bank kurang efisien dalam
mengelola usahanya. Jika suatu bank dalam kondisi bermasalah maka kegiatan
operasional bank dalam menyalurkan kreditnya akan terhambat. Menurut Kusnandar
(2012) semakin tidak efisien bank dalam pengelolaan operasionalnya maka akan
semain tinggi beban operasional bank, sehingga menurunkan laba bank yang pada
akhirnya berdampak pada penurunan kredit UMKM.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai faktor faktor yang mempengaruhi pemberian kredit Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM) pada bank Persero di Indonesia. Judul penelitian yang akan
diangkat adalah “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
(UMKM) PADA BANK PERSERO DI INDONESIA TAHUN 2008 – 2012”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah faktor apa yang menjadi penentu penyaluran kredit
UMKM. Sehingga dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
6
1. Bagaimana pengaruh DPK terhadap pemberian kredit UMKM pada Bank
Persero ?
2. Bagaimana pengaruh CAR terhadap pemberian kredit UMKM pada Bank
Persero ?
3. Bagaimana pengaruh BOPO terhadap pemberian kredit UMKM pada Bank
Persero ?
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Dalam melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara rasio rasio
keuangan terhadap pemberian kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),
penulis memilih bank bank persero sebagai sampel selama lima tahun berturut turut,
yaitu tahun 2008 hingga tahun 2012 sebab dengan mengambil data tahun 2008
hingga 2012 maka data yang diambil relevan dengan penelitian yang dilakukan
karena data tersebut relatif baru selain itu penggunaan data 5 tahun digunakan agar
hubungannya dapat terlihat dengan lebih jelas dan akurat, serta tidak bias. Alasan
penulis menggunakan bank persero adalah karena diantara kelompok bank di
Indonesia, bank persero lah yang paling banyak memberikan kredit atau pembiayaan
UMKM (SPI, 2012). Data bank yang digunakan merupakan data yang diperoleh dari
Bank Indonesia. Data perbankan tersebut dianalisis menggunakan alat statistik untuk
membuktikan hubungan antara kedua variabel penelitian. Dalam melakukan
penelitian penulis mengabaikan faktor seperti informasi inflasi, GDP, dan nilai tukar,
hal yang termasuk makro ekonomi dan lainnya, karena penulis ingin melihat
hubungan murni antara kinerja keuangan bank dengan pemberian kredit UMKM
pada bank persero.
7
1.4 Tujuan & Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Penelitian
Mengacu pada perumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Menganalisis pengaruh DPK terhadap pemberian kredit UMKM pada
Bank Persero.
2. Menganalisis pengaruh CAR terhadap pemberian kredit UMKM pada
Bank Persero.
3. Menganalisis pengaruh BOPO terhadap pemberian kredit UMKM pada
Bank Persero.
1.4.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi Perbankan dan Bank Indonesia
Memberikan gambaran mengenai pemberian kredit bank persero dan
faktor - faktor yang mempengaruhi pemberian kredit UMKM perbankan,
sehingga dapat menjadi referensi dalam pembuatan kebijakan atau
keputusan mengenai kredit UMKM
2. Bagi Penulis
Penulis dapat menambah wawasan berpikir dan pemahaman mengenai
pemberian kredit perbankan.
3. Bagi pembaca
Dapat menjadi refrensi tambahan bagi peneliti-peneliti yang akan datang
dan dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi yang
membacanya
8
1.5 Ringkasan Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk dapat melakukan
penelitian, data yang berguna bagi penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik
pengambilan data dokumentasi yang mana penulis melakukan pengumpulan teori
melalui buku teks, internet serta jurnal mengenai penelitian yang sama maupun yang
hampir sama dengan penelitian di lakukan sebagai bahan referensi. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang dikumpulkan dari Bank
Indonesia. Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier berganda dengan
CAR, DPK, dan BOPO, sebagai variabel bebas dan pemberian kredit UMKM
sebagai variabel terikat. Jenis data yang dipergunakan adalah data time-series
perbulan selama 5 tahun yang diperoleh dari situs Bank Indonesia. Model yang
akan digunakan adalah regresi linier berganda, yang didukung dengan software
Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 20.
1.6 Tinjauan Pustaka
1. Penelitian oleh Engkus Kusnandar pada tahun 2012 yang berjudul “Analisis
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit UMKM oleh
Perbankan di Indonesia”, dengan pengambilan data selama periode 20052010. Variabel dalam penelitian ini adalah pemberian Kredit UMKM sebagai
variabel terikat dan CAR, NPL, DPK, BOPO, ROA, GDP, inflasi, kurs
sebagai variabel bebas. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
linier berganda. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa kelima variabel
rasio keuangan perbankan (CAR, NPL, DPK, BOPO dan ROA)
mempengaruhi penyaluran kredit UMKM.
2. Penelitian oleh Shandy Bintang Ramadhan pada tahun 2013 yang berjudul
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Perbankan
9
(Studi pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Tahun 2007-2011)”,
dengan pengambilan data selama periode 2007-2011. Variabel dalam
penelitian ini CAR, ROA, dan NPL sebagai variabel bebas dan LDR sebagai
variabel terikat. Metode penelitian dalam penelitian ini menggunakan regresi
linier sederhana. Hasil dari penelitian menunjukan secara parsial CAR dan
ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap NPL berpengaruh secara
signifikan positif terhadap LDR.
3. Penelitian oleh Billy Arma Pratama pada tahun 2010 yang berjudul “Analisis
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan
(Studi pada Bank Umum di Indonesia Periode Tahun 2005-2009)’, dengan
pengambilan data selama periode 2005-2009. Variabel dalam penelitian ini
DPK, CAR, NPL, dan suku bunga Bank Indonesia sebagai varabel bebas dan
LDR sebagai variabel terikat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
regresi linier berganda. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa DPK
berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan.
CAR dan NPL berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit
perbankan. Sementara suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit
perbankan.
4. Penelitian oleh Yulhasnita pada tahun 2012 yang berjudul “ Pengaruh Capital
Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE),
Beban Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Dan Loan To
Deposit Ratio (LDR) Terhadap Penyaluran Kredit Pada Perusahaan
Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)” dengan periode
pengamatan tahun 2007-2010. Variabel dalam penelitian ini CAR, ROA,
10
ROE, BOPO dan LDR sebagai variabel bebas dan penyaluran kredit sebagai
variabel terikat. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa CAR, ROA,
ROE dan LDR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyaluran
kredit, sedangkan BOPO berpengaruh secara signifikan ke arah negatif
terhadap penyaluran kredit.
5. Penelitian oleh Robiatul Adawiyah pada tahun 2012 yang berjudul “Analisis
penyaluran Kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada PT
Bank Riau Kepri, Provinsi Riau”, dengan pengambilan data selama periode
2007-2011. Variabel dalam penelitian ini DPK, CAR, ROA dan NPL sebagai
variabel bebas dan penyaluran kredit UMKM sebagai variabel terikat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian regresi linier berganda. Hasil
dari penelitian menunjukan bahwa secara simultan DPK, CAR, ROA dan
NPL berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM. Secara parsial DPK,
ROA, dan NPL tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMKM
sedangkam CAR berbengaruh secara signifikan tetapi memiliki pengaruh
negatif.
Secara ringkas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Judul Penelitian
Hasil Penelitian
1
Engkus
Kusnandar
(2012)
CAR, NPL, DPK, BOPO dan ROA
berpengaruh secara signifikan terhadap
pemberian kredit UMKM
2
Shandy
Bintang
Ramadhan
(2013)
Analisis Faktor Faktor yang
Mempengaruhi Penyaluran
Kredit UMKM oleh
Perbankan di Indonesia
Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Penyaluran
Kredit Perbankan (Studi
pada Bank Umum Swasta
Nasional Devisa Tahun
2007-2011)
•
•
CAR dan ROA tidak berpengaruh
secara signifikan
NPL berpengaruh secara signifikan
positif
11
3
Billy Arma Analisis Faktor-Faktor yang •
Pratama
Mempengaruhi Kebijakan
(2010)
Penyaluran Kredit
•
Perbankan (Studi pada
Bank Umum di Indonesia •
Periode Tahun 2005-2009)
4
Yulhasnita
(2012)
Pengaruh Capital Adequacy •
Ratio (CAR), Return On
Asset (ROA), Return On
•
Equity (ROE), Beban
Operasional Terhadap
Pendapatan Operasional
(BOPO), Dan Loan To
Deposit Ratio (LDR)
Terhadap Penyaluran Kredit
Pada Perusahaan Perbankan
Yang Terdaftar Di Bursa
Efek
5
Robiatul
Adawiyah
(2012)
Analisis penyaluran Kredit
Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) pada
PT Bank Riau Kepri,
Provinsi Riau
•
•
•
DPK berpengaruh positif dan
signifikan
CAR dan NPL berpengaruh negatif
dan signifikan
Suku bunga Sertifikat Bank
Indonesia (SBI) berpengaruh positif
dan tidak signifikan
CAR, ROA, ROE dan LDR tidak
berpengaruh secara signifikan
BOPO
berpengaruh
secara
signifikan ke arah negatif terhadap
penyaluran kredit
Secara simultan DPK, CAR, ROA
dan NPL berpengaruh terhadap
penyaluran kredit UMKM.
Secara parsial DPK, ROA, dan
NPL tidak berpengaruh terhadap
penyaluran kredit UMKM.
CAR berbengaruh secara signifikan
tetapi memiliki pengaruh negatif.
1.7 Sistematika Pembahasan
Untuk kejelasan dan ketepatan arah pembahasan dalam skripsi ini penulis
menyusun sistematika sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, perumusan masalah, ruang lingkup
penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan skripsi ini.
12
BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA
Pada bab ini membahas teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang di bahas
dalam skripsi ini.
BAB III. OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang objek yang diteliti, variabel penelitian dan definisi
operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data
dengan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB IV. PEMBAHASAN
Bab ini akan diuraikan tentang pengolahan data, analisis data dan pembahasan
penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini serta beberapa saran.
13
14
Download