INFORMASI SINGKAT BENIH No.132, Nopember 2012 Sandoricum koetjape Merr. Taksonomi dan Tatanama Famili: Malvaceae Sinonim: S. Indicum dan S. Nervosum. Nama lokal/daerah: Kecapi, Sentul Penyebaran dan Habitat Kecapi diperkirakan berasal dari Indocina dan semenanjung Malaya. Berabad-abad yang silam, tumbuhan ini dibawa dan dimasukkan ke India, Indonesia (Kalimantan, Maluku), Filipina, Thailand, Vietnam dan Filipina, di mana tanaman buah ini kemudian menjadi populer, ditanam secara luas dan mengalami naturalisasi. Syarat Tumbuh Tumbuh baik di daerah yang curah hujannya merata, pada tanah liat atau tanah liat berpasir dari ketinggian 0 – 1000 m dpl. Pertumbuhan yang baik akan terjamin pada tanah-tanah liat berlempung dan liat berpasir yang longgar dan gembur, dengan banyak humus. Pohon kecapi adalah tanaman yang tahan terhadap lingkungan tanpa pengairan, di daerah-daerah yang musim kemaraunya berkepanjangan. Kegunaan Buah kecapi biasanya dimakan dalam keadaan segar, atau diolah menjadi manisan, selai, jeli, juga diawetkan atau digunakan dalam hidangan-hidangan sebagai pengharum alami. Pohonnya merupakan tanaman peneduh yang istimewa dan mempunyai nilai seni yang tinggi. Kayunya digunakan untuk konstruksi bangunan, kerajinan kayu dan untuk membuat perabotan rumah tangga serta peralatan lainnya karena mudah dikerjakan dan mudah dipoles. Daun segar jika digosokkan pada kulit yang bermanfaat sebagai peluruh keringat, dan rebusannya digunakan untuk obat demam. Serbuk kulit batangnya sangat mujarab untuk pengobatan cacing gelang. Akarnya mempunyai kasiat anti diare, untuk meredakan kejang-kejang, mengeluarkan angin dari perut, dan merupakan obat resep dokter sebagai obat umum penguat badan wanita sehabis melahirkan. Deskripsi Botani Pohon kecapi merupakan pohon yang rimbun dan besar, dapat mencapai tinggi 30 m. Batang dapat mencapai diameter 90 cm, bergetah putih. Daum majemuk berselang-seling, bertangkai sampai 18 cm, menyirip beranak daun tiga, bentuk jorong Bentuk pohon kecapi (Foto : BPTH Sulawesi) sampai bundar telur, anak daun ujungnya berukuran (6-26) cm x (3-16) cm, tangkainya mencapai panjang 1 cm, melancip ujungnya, membulat atau sedikit runcing pada bagian pangkalnya, lembaran anak daun sebelah atas berwarna hijau berkilat, sebelah bawah berwarna hijau pucat. Deskripsi Buah dan Benih Buahnya bertipe buni, berbentuk bulat pipih, berdiameter 5-6 cm, berwarna kuning keemasan, berbulu halus, daging buah bagian luarnya tebal dan keras, berwarna merah daging dan buah rasanya asam, Gambar Buah Kecapi (Foto : BPTH Sulawesi) Balai Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi dagiang buah bagian dalam lunak, berwarna putih, rasanya asam sampai manis, biasanya melekat pada biji. Bijinya 2-5 butir per buah, berbentuk bulat telur, sungsang, berwarna coklat, berukuran besar, keping bijinya berwarna merah. Pembungaan dan Pembuahan Pembungaannya bertipe malai berada pada ketiak daun, panjangnya dapat mencapai 25 cm, bunga biseksual, berwarna hijau kekuning-kuningan, berukuran kira-kira 1 cm x 1,3 cm. Musim berbunganya pada bulan Januari – Maret dan musim berbuah pada bulan Juni – Oktober. Pembiakan dan Pemeliharaann Dianjurkan untuk mengadakan penyiangan yang teratur atau pemberian mulsa disekeliling batang pohon kecapai. Selama 2-3 tahun pertama, 2-3 cabang utama sebaiknya diberi kesempatan untuk berkembang. Pengairan yang teratur merupakan hal kritis untuk tahun pertama setelah penanaman, juga menguntungkan selama perkembangan bunga dan buah. Pemupukan pada tahun-tahun pertama memerlukan 100-200g ammonium sulfat sebulan setelah penanaaman dan sebelum berakhirnya musim hujan. Pohon-pohon muda yang sedang berbuah mendapatkan 200-500g pupuk majemuk dua kali setahun. Pohon dewasa memerlukan paling sedikit 2 kg pupuk majemuk setiap pemakaian untuk menjaga pertumbuhan dan produksi buah. Hama dan Penyakit Penyakit merah jambu, yang disebabkan oleh jamur Corticium salmonicolor merupakan penyakit yang biasa pada kecapi. Hama yang paling berbahaya pada kecapi adalah tungau pembentuk bisul Eriophyes sandorici. Lalat buah oriental juga merupakan hama yang berbahaya. Membungkus buah atau mengumpan lalat adalah tindakan pemberantasan yang dianjurkan. Gambar Daun dan Bunga Kecapi (Foto : BPTH Sulawesi) Pembudidayaan Kecapi dapat diperbanyak dengan benih atau penempelan, penyambungan, dan pencangkokan. Benihnya disebar dengan jarak 5 cm di bedeng persemaian yang berisi pasir halus. Jika sepasang daun pertamanya telah dewasa, anakan dipindahkan ke wadah sendiri-sendiri. Mengingat persentase kecambahnya yang cenderung tinggi, benih jiga dapat langsung disemaikan dalam wadah. Anakan yang berumur 1 tahun atau kurang dapat digunakan sebagai batang bawah, jika tingginya telah mencapai sekitar 40-50 cm. Penempelan dan penyambungan merupakan cara perbanyakan secara komersial. Pohon kecapi paling baik ditanam pada awal musim hujan. Untuk kebun buah komersial, perkembangan terakhir adalah penanaman berkerapatan tinggi dengan jarak tanamnya 4-6m. Daftar Pustaka Anonim, 2008. Kecapi Identitas Flora Kota Bekasi. Diakses tgl 28/5/2011. Anonim, 2009. Kecapi, Family Meliaceae. http://www.iptek.net.id., Diakses tgl 28/05/2011 DISIAPKAN OLEH BPTH SULAWESI Penulis : Ratha Paelongan, S.Hut dan Wanti Tampubolon, S.Hut (BPTH Sulawesi) BPTH SULAWESI Jl.Perintis Kemerdekaan Km.17,5 Makassar Telepon/Fax : (0411) 550076/554501 Website : www.bpthsulawesi.net Email : bpthsulawesi@ Balai Perbenihan Tanaman Hutan Sulawesi