perbedaan tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif

advertisement
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU BERSALIN KALA 1 FASE
AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TEKNIK PRANAYAMA
YOGA DI PUSKESMAS PRINGAPUS UNGARAN
ARTIKEL
Disusun Oleh:
VIVI IDA RUSITA
NIM. 030216A181
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2017
Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran
| i
ii
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU BERSALIN KALA 1 FASE AKTIF
SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TEKNIK PRANAYAMA YOGA
DI PUSKESMAS PRINGAPUS UNGARAN
Vivi Ida Rusita, Raharjo Apriyatmoko, Kartika Sari
Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo
[email protected]
ABSTRAK
Proses persalinan seringkali menimbulkan berbagai permasalahan psikologis
bagi ibu hamil yang salah satunya adalah kecemasan. Salah satu terapi yang dapat
diberikan untuk mengatasi kecemasan pada ibu bersalin adalah latihan pranayama yoga
atau pernafasan yoga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat
kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik
pranayama yoga.
Jenis penelitian ini adalah pre experimental dengan pendekatan one group
pretest-postest dengan intervensi pranayama yoga. Teknik sampling yang digunakan
adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang. Pengumpulan
data menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah ttest.
Hasil penelitian, rata- rata tingkat kecemasan responden sebelum dilakukan
teknik pranayama yoga adalah 11,30 dan susudah dilakukan teknik pranayama yoga
adalah 8,60. Nilai p value 0,000 yang menunjukkan ada perbedaan tingkat kecemasan
pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik pranayama
yoga.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah wawasan
bagi ibu bersalin untuk mengatasi kecemasan
Kata kunci
: tingkat kecemasan, ibu bersalin kala 1, teknik pranayama yoga
Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran
| 1
ABSTRACT
Birth process is usually generating various psychological problems for pregnant
women, such as anxiety. One of the therapies that can be given to overcome mother’s
anxiety is the pranayama or breathing yoga. This study aims to find the differences in
anxiety levels during maternal mothers 1 active phase before and after the technique of
pranayama yoga.
This was a pre-experimental study with one group pretest-posttest approach and
intervention of pranayama yoga. The samples in this study were 10 respondents that
sampled by using purposive sampling technique. The data were collected by using
questionnaires. The statistical analysis in this study used t-test.
The results of this study indicate that the average of anxiety levels of the
respondents before implementing the pranayama yoga technique is 11.30 and after
implementing the pranayama yoga technique is 8.60. The p-value is 0.000, which means
that there is a difference in anxiety levels on the first stage-active phase postpartum
mothers between before and after implementing pranayama yoga technique.
The results of this study are expected to provide benefits and improve insight for
postpartum mothers in overcoming anxiety.
Keywords
: anxiety level, first stage of labor, pranayama yoga technique
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan
salah satu indikator derajat kesehatan
suatu bangsa. AKI di Indonesia masih
jauh lebih tinggi dari pada negara Asia
Tenggara lainnya. Tahun 2014, AKI di
Indonesia menempati urutan tertinggi di
negara ASEAN, yaitu 214/100.000
kelahiran hidup.Angka kematian ibu
Kabupaten Semarang tahun 2014
berdasarkan laporan dari Puskesmas
sebesar 144,31/100.000 kelahiran hidup,
mengalami
peningkatan
bila
dibandingkan AKI pada tahun 2013
sebesar 120,22/100.000 kelahiran hidup,
hal ini berarti terjadi peningkatan
permasalahan kematian ibu di Kabupaten
Semarang (Dinkes Kabupaten Semarang,
2014).
Penyebab AKI terdiri dari penyebab
langsung dan tidak langsung, Dinkes
(2009) menyebutkan bahwa penyebab
langsung dari AKI adalah komplikasi
pada masa hamil, bersalin dan nifas atau
kematian yang disebabkan oleh suatu
tindakan atau berbagai hal yang terjadi
akibat-akibat tindakan tersebut yang
dilakukan selama hamil, bersalin dan
nifas, seperti perdarahan, tekanan darah
yang tinggi saat hamil (eklamsia),
infeksi, persalinan macet dan komplikasi
keguguran. Penyebab tidak langsung
kematian ibu adalah karena kondisi
masyarakat, seperti pendidikan, sosial
ekonomi dan budaya. Faktor tersebut
mempengaruhi pola pikir, perilaku,
kebiasaan, dan karakter psikologi
seseorang. Kasus penyebab kematian
tersebut akan memberikan dampak
negative sehingga diperlukan upaya
untuk menurunkan AKI seperti kebijakan
yang telah kemenkes tetapkan, bahwa
semua persalinan harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang terlatih dan
memulai program jampersal (jaminan
persalinan) yaitu suatu paket yang
mencakup
pelayanan
antenatal,
persalinan post natal, dan Keluarga
Berencana (Depkes, 2011).
Proses
persalinan
seringkali
menimbulkan berbagai permasalahan
psikologis bagi ibu hamil yang salah
satunya adalah kecemasan. Kecemasan
Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran
| 2
akan memberikan efek fisik yang kuat
pada persalinan dikarenakan hormon
stress, seperti hormon adrenalin, yang
akan menghambat kontraksi sehingga
dapat
memperlambat
persalinan.
Persalianan yang lama akan memberikan
dampak bagi ibu maupun janinnya, yaitu
infeksi, kelelahan, dan bahaya segmen
bawah uterus, cedera dasar panggul,
asfiksia pada janin bahkan kematian
(Leveno, 2009). Untuk mengatasi
kecemasan tersebut ada berbagai terapi
dan pendidikan yang bisa diberikan oleh
tenaga kesehatan kepada ibu bersalin
dalam
mengatasi
kecemasannya,
sehingga bisa melakukan persalinan
secara normal. Salah satu terapi yang
dapat diberikan untuk mengatasi
kecemasan pada ibu bersalin adalah
latihan pranayama yoga atau pernafasan
yoga (Fauziah & Sutejo, 2012).
Pranayama yoga bermanfaat untuk
melatih otot-otot, menenangkan pikiran,
berkonsentrasi, serta membuat seseorang
merasa nyaman. Ketika tubuh mulai
santai, napas akan menjadi lambat dan
dalam sehingga sistem pernapasan dapat
beristirahat.
Melambatnya
ritme
pernapasan membuat detak jantung lebih
lambat dan memberikan pengaruh positif
terhadap keseluruhan sistem sirkulasi
dan jantung untuk beristirahat dan
mengalami proses peremajaan. Selain
susunan saraf, pesan untuk relaksasi juga
diterima kelenjar endokrin yang akan
melepas hormon enkafalin dan beta
endorfin sebagai hormon kebahagiaan
sehingga menimbulkan efek relaksasi.
Teknik-teknik relaksasi dapat dilakukan
pada ibu hamil dan bersalin, karena aman
dilakukan dan mampu meningkatkan
ketenangan pikiran sehingga terhindar
dari perasaan cemas. Teknik ini
dipelajari di India pada latihan yoga
khusus pernafasan yang dikenal dengan
pranayama yoga(Sindhu P, 2013).
Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 7
Maret 2017 di Puskesmas Pringapus
Ungaran, diperoleh data bahwa periode
bulan Desember 2016 sampai bulan
Februari 2017 adalah sebanyak 108 ibu
melahirkan secara normal. Berdasarkan
wawancara dengan staff bidan di
Puskesmas Pringapus Ungaran hampir
semua
ibu
bersalin
mengalami
kecemasan selama persalinan.
Rumusan masalah dari penelitian ini
adalah pakah ada perbedaan tingkat
kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase
aktif sebelum dan sesudah dilakukan
teknik pranayama yoga di Puskesmas
Pringapus Ungaran?
Tujuan
penelitian
ini
untuk
mengetahui
perbedaan
tingkat
kecemasan pada pada ibu bersalin kala 1
fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan
teknik pranayama yoga di Puskesmas
Pringapus Ungaran.
Manfaat dari penelitian antara lain:
1. Bagi Tempat Penelitian
Meningkatkan mutu pelayanan dalam
memberikan
asuhan
kebidanan
dengan memberikan terapi untuk
mengatasi kecemasan bagi ibu pada
proses persalinan.
2. Bagi Bidan
Menambah wawasan bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan untuk
mengatasi kecemasan ibu bersalin.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Memberi manfaat dan menambah
wawasan bagi para pembaca serta
dapat dikembangkan pada penelitian
selanjutnya.
4. Bagi Ibu Bersalin
Memberi manfaat dan menabah
wawasan bagi ibu bersalin untuk
mengatasi kecemasan.
5. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, bahan masukan
dan pengetahuan bagi peneliti
METODELOGI PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah pre
eksperimental
untuk
mengetahui
perbedaan tingkat kecemasan pada pada
ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan
ses udah dilakukan teknik pranayama
yoga. Variabel yang digunakan pada
Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran
| 3
penelitian ini adalah variabel bebas
(Independen) adalah merupakan variabel
yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel dependen (terikat).
Variabel bebasnya adalah teknik
pranayama yoga. Variabel Terikat
(Dependen) adalah merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat,
karena
adanya
variabel
independen (bebas). Variabel terikatnya
adalah tingkat kecemasan ibu bersalin
sebelum diintervensi teknik pranayama
yoga dan tingkat kecemasan ibu bersalin
sesudah diintervensi teknik pranayama
yoga.
Penelitian dilakukan di Puskesmas
Pringapus
Ungaran.
Penelitian
dilaksanakan pada bulan Juli 2017.
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh ibu bersalin di Puskesmas
Pringapus Ungaran. Jumlah sampel yang
terlibat atau digunakan dalam penelitian
ini sejumlah 10 responden., dengan
kriteria ibu bersalin yang telah
melakukan latihan pranayama yoga pada
TM III, bersedia menjadi responden,
inpartu kala 1 fase aktif pembukaan 4-6
cm, inpartu dengan kehamilan aterm (3740 minggu) dan ibu bersalin fisiologis.
Alat
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner Tailor Manifest
Anxiety Scale (T-MAS) untuk mengetahui
tingkat kecemasan
menggunakan
kuesioner yang berisi 24 pertanyaan
yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan
penelitian. Kuesioner ini sudah baku jadi
tidak memerlukan uji validitas.
Analisis data dalam penelitian ini
meliputi analisis univariat dan analisis
bivariat dengan menggunakan uji beda
paired
t-test
untuk
mengetahui
perbedaan tingkat kecemasan pada ibu
bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan
sesudah dilakukan teknik pranayama
yoga.
HASIL PENELITIAN
Gambaran kecemasan ibu bersalinkala 1
fase aktif sebelum dilakukan teknik
pranayama yoga diPuskesmas Pringapus
Ungaran.
Tabel 1 Distribusi
frekuensi
kecemasan ibu bersalinkala
1 fase aktif sebelum
dilakukan
teknik
pranayama
yoga
diPuskesmas
Pringapus
Ungaran.
Variabel
MinMax
11,00 3,401 6-17
Mean Median SD
Kecemasan
pada
ibu
bersalin kala 1
fase
aktif
sebelum
dilakukan
teknik
pranayama
yoga
11,30
Berdasarkan tabel 1 distribusi
frekuensi
tingkat
kecemasan ibu
bersalinkala 1 fase aktif sebelum
dilakukan teknik pranayama yoga
diPuskesmas
Pringapus
Ungaran
diketahui bahwa rata-rata tingkat
kecemasan responden sebesar 11,30
dengan standar deviasi 3,401 dan tingkat
kecemasan paling rendah adalah skala 6
sedangkan tingkat kecemasan paling
tinggi adalah skala 17.
Tabel 2
Gambaran kecemasan ibu
bersalinkala 1 fase aktif
sebelum dilakukan teknik
pranayama
yoga
diPuskesmas
Pringapus
Ungaran.
Tingkat
kecemasan
Ringan
Sedang
Berat
Total
Frekuensi
Persentase (%)
1
6
3
10
10,0
60,0
30,0
100,0
Tabel 2 distribusi frekuensi tingkat
kecemasan ibu bersalin kala 1 fase aktif
sebelum dilakukan teknik pranayama
yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran
diketahui
bahwa
paling
banyak
Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran
| 4
responden
mempunyai
tingkat
kecemasan dalam kategori sedang, yaitu
sebanyak 6 responden (60%).
Gambaran kecemasan ibu bersalinkala 1
fase aktif sesudah dilakukan teknik
pranayama
yoga
di
Puskesmas
Pringapus Ungaran.
Tabel 3
Variabel
Kecemasa
n pada ibu
bersalin
kala 1 fase
aktif
sesudah
dilakukan
teknik
pranayama
yoga
Distribusi
frekuensi
gambarankecemasan
ibu
bersalin kala 1 fase aktif
sesudah dilakukan teknik
pranayama
yoga
di
Puskesmas
Pringapus
Ungaran
Mean Median
8,60
9,00
SD
3,273
MinMax
4-14
Tabel 5 Hasil uji normalitas
Variabel penelitian
Kecemasan pada ibu bersalin
fase aktif sebelum dilakukan
pranayama yoga
Kecemasan pada ibu bersalin
fase aktif sesudah dilakukan
pranayama yoga
kala 1
teknik
kala 1
teknik
P
value
0,885
0,404
Tabel 5 menunjukkan bahwa
seluruh distribusi data kecemasan pada
ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan
sesudah dilaksanakan teknik pranayama
yoga memiliki nilai p> 0,05, yang berarti
data berdistribusi normal.
Tabel 6
Berdasarkan Tabel 3 distribusi
frekuensi
tingkat
kecemasan ibu
bersalinkala 1 fase aktif sebelum
dilakukan teknik pranayama yoga
diPuskesmas
Pringapus
Ungaran
diketahui bahwa bahwa rata-rata tingkat
kecemasan responden sebesar 8,60
dengan standar deviasi 3,273 dan tingkat
kecemasan paling rendah adalah skala 4
sedangkan tingkat kecemasan paling
tinggi adalah skala 14.
Tabel 4
Tabel 4 distribusi frekuensi
tingkat kecemasan ibu bersalin kala 1
fase aktif sesudah dilakukan teknik
pranayama
yoga
di
Puskesmas
Pringapus Ungaran diketahui bahwa
paling banyak responden mempunyai
tingkat kecemasan dalam kategori
ringan, yaitu sebanyak 5 responden
(50%)
Gambaran kecemasan ibu
bersalinkala 1 fase aktif
sesudah dilakukan teknik
pranayama
yoga
diPuskesmas
Pringapus
Ungaran.
Tingkat
kecemasan
Ringan
Sedang
Berat
Total
Frekuensi
5
4
1
10
Persentase
(%)
50,0
40,0
10,0
100,0
Perbedaan
tingkat
kecemasan
pada
ibu
bersalin kala 1 fase aktif
sebelum
dan
sesudah
dilakukan
teknik
pranayama
yoga
diPuskesmas
Pringapus
Ungaran
Tingkat
N Mean SD Min- T
p
kecemasan
Max
value
Sebelum
10 11,30 3,401 6-17 6,765 0.000
Sesudah
10 8,20 3,327 4-14
Berdasarkan tabel 6 menunjukkan
bahwa nilai rata-rata kecemasan ibu
bersalin kala 1 fase aktif sebelum
dilakukan teknik pranayama yogaadalah
11,30dan nilai rata-rata kecemasan pada
ibu bersalin kala 1 fase aktif sesudah
dilakukan teknik pranayama yogaadalah
8,20, sehingga tingkat kecemasan ibu
bersalin mengalami penurunan sebesar
3,10
sesudah
dilakukan
teknik
pranayama yoga pada ibu bersalin kala 1
Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran
| 5
fase aktif diPuskesmas Pringapus
Ungaran.
Hasil analisis data menggunakan
uji t testdependent didapatkan nilai t =
6,765 dan p value = 0,000 (α < 0,05), ini
menunjukkan bahwa ada perbedaan
tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala
1 fase aktif sebelum dan sesudah
dilakukan teknik pranayama yoga
diPuskesmas Pringapus Ungaran.
PEMBAHASAN
Gambaran kecemasan ibu bersalin
kala 1 fase aktif sebelum dilakukan
teknik pranayama yoga di Puskesmas
Pringapus Ungaran.
Berdasarkan
hasil
penelitian
terhadap 10 responen diketahui bahwa
sebelum dilakukan teknik pranayama
yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran
rata-rata tingkat kecemasan responden
sebesar 11,30 dengan standar deviasi
3,401 dan tingkat kecemasan paling
rendah adalah skala 6 sedangkan tingkat
kecemasan paling tinggi adalah skala 17,
dengan perincian kecemasan ringan
sebanyak 1 responden (10%), kecemasan
sedang sebanyak 6 responden (60,0 %),
dan kecemasan berat sebanyak 3
responden (30%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Zamriati
(2013) yang berjudul “Faktor-faktor
yang berhubungan dengan kecemasanibu
hamil menjelang persalinan di poli KIA
PKM Tuminting” dimana hasil penelitian
menunjukkan bahwa kecemasan ringan
26%, sedang 62%, dan berat 12%. Selain
itu hasil penelitian Wulandary (2014)
yang berjudul “Tingkat kecemasan ibu
hamil trimester III dalam menghadapi
persalinan
di
Puskesmas
Sibela
Mojosongo” menunjukkan hasil tingkat
kecemasan
trimester
III
dalam
menghadapi
persalinan
dapat
dikategorikan sebanyak 3 responden
(6,9%) tidak mengalami kecemasan,
sebanyak
11
responden
(25%)
mengalami kecemasan ringan, 21
reponden (47,7%) mengalami kecemasan
sedang, sebanyak 9 responden (20,4%)
mengalami kecemasan berat, dan tidak
ada
responden
yang
mengalami
kecemasan berat sekali. Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
penelitian
sebelumnya terdapat kesamaan dimana
sebagian besar responden dalam
penelitian
tersebut
mengalami
kecemasan dalam tingkat sedang. Hal ini
dijelaskan oleh Lily (2007), bahwa
seringkali kita mendengar seorang
wanita mengatakan betapa bahagianya
dia karena akan menjadi seorang ibu.
Namun tidak jarang ada wanita yang
merasa khawatir kalau terjadi masalah
dalam kehamilannya, khawatir kalau ada
kemungkinan kehilangan kecantikannya,
atau bahwa ada kemungkinan bayinya
tidak normal.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat
sebanyak 30% responden mengalami
kecemasan berat. Perasaan cemas yang
seringkali menyertai kehamilan akan
mencapai
puncaknya
pada
saat
persalinan. Persalinan merupakan suatu
pengalaman yang membutuhkan kerja
keras dan perjuangan yang melelahkan
bagi ibu (Detiana, 2010 dan Syafrudin,
Karningsih, Dairi, 2011). Persalinan
dapat
merupakan sumber stressor
kecemasan, terutama pada seorang ibu
yang labil jiwanya. Sejak saat hamil, ibu
sudah mengalami kegelisahan dan
kecemasan. Kegelisahan dan kecemasan
selama kehamilan merupakan kejadian
yang tidak terelakkan, hampir selalu
menyertai persalinan dan bagian dari
suatu proses penyesuaian yang wajar
terhadap perubahan fisik dan psikologis
yang
terjadi selama kehamilan
(Kushartanti, 2010).
Dalam penelitian ini menemukan
terdapat 2 responden (20%) yang
berumur dibawah 20 tahun mengalami
kecemasan berat, hal ini dikarenakan
kehamilan di umur kurang dari 20
tahun bisa menimbulkan masalah, karena
kondisi fisik dan psikis belum 100%
siap.Menurut
Wiknjosastro
(2009)
kehamilan di umur kurang dari 20
tahun bisa menimbulkan masalah, karena
Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran
| 6
kondisi fisik belum 100% siap. Untuk
umur yang dianggap paling aman
menjalani kehamilan dan persalinan
adalah 20-35 tahun. Direntang usia ini
kondisi fisik wanita dalam keadaan
prima. Sedangkan setelah umur 35
tahun, sebagian wanita digolongkan pada
kehamilan beresiko tinggi terhadap
kelainan bawaan dan adanya penyulit
pada waktu persalinan. Di kurun umur
ini,angka kematian ibu melahirkan dan
bayi
meningkat,
sehigga
akan
meningkatkan kecemasan, selain kondisi
fisik yang belum siap kondisi psikologi
wanita <20 tahun juga mempengaruhi
tingkat kecemasan dikarenakan faktor
emosional yang belum stabil dalam
menghadapi berbagai masalah dalam
proses kehamilan dan persalinan.
Hal ini juga didukung oleh
penelitian Sadock et al (2007) yang
berjudul “Behavior sciences/clinical
psyciatry” yang menyatakan bahwa
faktor yang mempengaruhi respon
terhadap kecemasan adalah faktor
instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik
meliputi usia, pengalaman pasien,
konsep
diri
dan
peran.
Usia
mempengaruhi psikologi seseorang,
semakin tinggi usia semakin baik tingkat
kematangan emosi seseorang serta
kemampuan dalam menghadapi berbagai
persoalan. Gangguan kecemasan dapat
terjadi pada semua usia lebih sering pada
usia dewasa dan lebih banyak pada
wanita.
Berdasarkan
paritas
dalam
penelitian ini terdapat responden
primipara sebanyak 7 responden (70%),
4
responden
(40%)
mengalami
kecemasan sedang dan 3 responden
(30%) mengalami kecemasan ringan,
sedangkan respondenmultiparaberjumlah
3 responden (30%) dengan 2 reponden
(20%) mengalami kecemasan sedang dan
1
responden
(10%)
mengalami
kecemasan ringan, berdasarkan hasil
observasi peneliti dilapangan paritas ibu
terbukti dapat mempengaruhi kecemasan
ibu dalam menghadapi persalinan, hal ini
dikarenakan responden primipara saat ini
adalah pengalaman pertama yang belum
pernah dirasakan responden sebelumnya
sehingga responden menjadi lebih cemas.
Sejalan
dengan
hasil
penelitian
Horhoruw
(2016)
yang
berjudul
“Hubungan paritas dengan tingkat
kecemasan ibu dalam menghadapi
persalinan”
tingkat
kecemasan
primigravida
dalam
menghadapi
persalinan kelahiran bayi pada wanita
yang hamil untuk pertama kali lebih
tinggi dari pada wanita yang sudah hamil
untuk kedua kalinya. Timbulnya
kecemasan
pada
primigravida
dipengaruhi oleh perubahan fisik yang
terjadi selama kehamilan. Bagi ibu
primigravida kehamilan yang dialaminya
merupakan pengalaman yang pertama
kali dan ketidaktahuan menjadi faktor
penunjang dari kecemasan seiring
dengan mendekatnya proses persalinan.
Seorang ibu hamil biasanya akan
mendapatkan kesulitan dalam mengenali
perubahan-perubahan yang dialami pada
tiap-tiap
semester
sehingga
menyebabkan ketidaknyamanan. hal ini
menimbulkan konflik psikologi dalam
diri ibu yaitu perasaan kuat untuk
menaggung segala rasa lelah, rasa cinta,
keragu-raguan
dan
kepastian,
kegelisahan dan rasa tenang atau
bahagia, harapan penuh kegembiraan dan
kecemasan yang semakin itensif seiring
dengan mendekatnya kelahiran.
Graviditas
terbukti
dapat
mempengaruhi kecemasan ibu hamil
dalam menghadapi persalinan. Oleh
sebab itu, proporsi kecemasan lebih
banyak terjadi pada primigravida
karenake hamilan yang dialaminya
merupakan pengalaman pertamakali dan
ketidaktahuan menjadi factor penunjang
terjadinya kecemasan. Hal ini sesuai
dengan
teori
Zanden
(2009),
mengatakan
bahwa
menghadapi
persalinan merupakan kondisi kongkrit
yang mengancam diri ibu yang
menyebabkan perasaan tegang, kuatir
Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran
| 7
dan takut. Untuk itu, Ibu bersalin
berusaha untuk dapat berhasil dalam
menghadapi situasi tesebut sampai masa
persalinan. Adanya perubahan fisiologi
yang
menimbulkan
ketidakstabilan
kondisi psikologi selama kehamilan
menumbuhkan kekhwatiran yang terus
menerus dalam menghadapi kelahiran
bayi pertama. Perasaaan demikian akan
terwujud dalam bentuk suatu kecemasan.
Kecemasan yang diikuti adanya perasaan
bimbang, ada kalanya kurang disadari
oleh yang bersangkutan sehingga
bertahan lama
dalam dirinya yang
semakin lama akan memiliki frekuensi
dan intensif yang lebih tinggi.
Hasil penelitian berdasarkan
tingkat pendidikan didapatkan sebanyak
3 responden (30%) memiliki pendidikan
SMP dengan 2 responden (20%)
mengalami kecemasan berat dan 1
responden (10%) mengalami kecemasan
ringan, serta sebanyak 60% responden
memiliki pendidikan SMA,5 responden
(50%)
diantaranya
mengalami
kecemasan sedang dan 1 responden
(10%) mengalami berat, dan 1 responden
(10%) mengalami kecemasan ringan
memiliki pendidikan Perguruan Tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara
pengetahuan tentang persalinan dengan
tingkat
kecemasan
menghadapi
persalinan. Koefisien korelasi bertanda
negatif yang berarti bahwa semakin
tinggi
pengetahuan ibu
mengenai
persalinan maka semakin rendah tingkat
kecemasan ibu menghadapi persalinan.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan
oleh
Endang
(2008)
menunjukkan bahwa ada hubungan
antara pengetahuan tentang persalinan
dengan kesiapan menghadapi persalinan
dan penelitian yang dilakukan oleh
Darwanti (2011) juga menunjukkan
adanya hubungan pengetahuan ibu hamil
tentang persalinan dengan kecemasan
menghadapi persalinan. Peneliti dapat
mengasumsikan bahwa pengetahuan
berhubungan
dengan
kesiapan
menghadapi persalinan dimana kesiapan
tersebut merupakan salah satu unsur
yang merupakan bagian dari kecemasan.
Jika ibu lebih siap dalam menghadapi
proses persalinan maka peneliti dapat
mengasumsikan bahwa tingkat kecemsan
yang dialami ibu
akan
semakin
berkurang.
Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang,
antara lain yaitu pendidikan, pekerjaan,
umur, minat, pengalaman, kebudayaan
lingkungan sekitar dan informasi.
Menurut analisa penelitian yang telah
dilakukan, jenjang pendidikan seseorang
merupakan gambaran dari pengetahuan
dan pemahaman yang dimilikinya. Hasil
ini
sesuai
dengan
teori
yang
dikemukakan
Makmuri
(2009)
menyatakan bahwa tingkat pendidikan
yang tinggi akan memperluas pandangan
dan ruang lingkup pergaulan, sehingga
tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan
mempermudah
responden
untuk
menerima informasi tentang kesehatan
sehingga akan menurunkan tingkat
kecemasan. Hawari (2011) menyatakan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang dimana seseorang akan dapat
mencari informasi
atau
menerima
informasi dengan baik sehingga akan
cepat mengerti akan kondisi dan
keparahan
penyakitnya dan dengan
keadaan yang seperti ini akan
menyebabkan peningkatan kecemasan
pada orang tersebut.
Perbedaan tingkat kecemasan ibu
bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan
sesudah dilakukan teknik pranayama
yoga
di
Puskesmas
Pringapus
Ungaran
Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui bahwa tingkat kecemasan ibu
bersalin kala 1 fase aktif sesudah
dilakukan teknik pranayama yoga di
Puskesmas Pringapus Ungaran diketahui
bahwa
bahwa
rata-rata
tingkat
kecemasan responden sebesar 8,60
dengan standar deviasi 3,273 dan tingkat
Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran
| 8
kecemasan paling rendah adalah skala 4
sedangkan tingkat kecemasan paling
tinggi adalah skala 14, sedangkan
berdasarkan
kategori
kecemasan
responden dalam penelitian ini sebanyak
5 responden
(50%) mengalami
kecemasan ringan, 4 responden (40%)
mengalami kecemasan sedang dan 1
responden (10%) mengalami kecemasan
berat. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa terjadi penurunan
tingkat kecemasan pada 10 responden.
Hal ini juga didukung berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya di BPS Ayu Putu Swartika,
Amd. Keb yang menyatakan bahwa ada
pengaruh
yang
signifikan
yoga
pranayama terhadap kecemasan pada ibu
hamil TM III dalam menghadapi
persalinan (Pande, 2010).
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa pada ibu bersalin
kala 1 fase aktif sebelum dilakukan
teknik pranayama yoga di Puskesmas
Pringapus Ungaran rata-rata tingkat
kecemasan sebesar 11,30 kemudian turun
menjadi
8,20,
sehingga
tingkat
kecemasan ibu bersalin mengalami
penurunan
sebesar
3,10
sesudah
dilakukan teknik pranayama yoga pada
ibu bersalin kala 1 fase aktif di
Puskesmas Pringapus Ungaran. Hasil
analisis data untuk tekanan darah sistolik
menggunakan uji t test dependent
didapatkan nilai t = 6,765 dan p value =
0,000 (α < 0,05), ini menunjukkan bahwa
ada perbedaan tingkat kecemasan pada
ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan
sesudah dilakukan teknik pranayama
yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran.
Sejalan dengan penelitian Jiang et al
(2015) yang berjudul “Effect of yoga
intervention
during
pregnancy“
menyatakan bahwa yoga lebih efektif
daripada berjalan atau latihan standar
prenatal. Yoga
menunjukkan dapat
menurunkan kejadian gangguan prenatal,
kelahiran prematur, rasa nyeri dan stres
serta
meningkatkan
hubungan
interpersonal dengan p value (p <
0,05). Hal ini sesuai pula dengan
penelitian yang dilakukan Satyapriya
(2013) pada ibu yang menunjukkan
bahwa yoga lebih efektif dalam
menurunkan kecemasan dan depresi
pada kehamilan normal dibanding
dengan kelompok kontrol. Rata-rata
kecemasan kelompok yang diberikan
yoga mengalami penurunan sedangkan
pada kelompok kontrol mengalami
peningkatan.
Pranayama yoga merupakan
salah satu teknik utama dalam praktik
hatha yoga yang bermanfaat untuk
menyeimbangkan energi tubuh dan
fikiran. Bernafas akan menghantarkan
oksigen senyawa pemelihara kehidupan
yang berada dalam udara ke setiap sel
tubuh makhluk hidup untuk menjaganya
agar tetap hidup. Untuk praktik yoga
dalam kehamilan, bernafas berfungsi
sebagai jembatan komunikasi antara
calon ibu dan janin yang dikandungnya,
serta sebagi media untuk menguasai diri
agar tetap sadar pada saat persalinan,
serta untuk memperbaharui energi tubuh.
Dengan kata lain, semua teknik
pernafasan yoga dapat digunakan sebagai
penyeimbang
aktivitas
fikirandan
berguna untuk meringankan rasa tidak
nyaman selama persalinan khususnya
kecemasan saat menghadapi persalinan
(Sindhu P, 2014).
Penggunaan pranayama yoga ini
dapat
membuat
seseorang
menghilangkan pemikiran negatif yang
masuk dan berkembang dalam pemikiran
mereka,
sehingga
mereka
akan
mengevaluasi kembaliapa yang mereka
pikirkan.
Teknik
pernafasan
ini
dilakukan dengan mengatur panjang dan
durasi menarik nafas, upaya menahan
nafas, serta panjang dan durasi hembusan
nafas. Pengaturan pernafasan ini
membantu individu untuk mengontrol
keadaan tubuh dan keadaan pikirannya
sehingga akan menjadi lebih santai,
pikiran menjadi tenang dan emosi
menjadi bisa dikontrol serta respon yang
Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran
| 9
dikeluarkan menjadi lebih stabil (Somvir,
2008).
stresor, yang bisa menjadi masalah
apabila berlebihan (Pieter, dkk, 2011)
Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Mary (2017) yang
berjudul “the effectiveness of selected
mind body interventions on cortisol level
among antenatal women with anxiety on
childbirth”
didapatkan
hasil
ada
Perbedaan nilai rata - rata tingkat kortisol
antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dan ada juga perbedaan yang
signifikan antara periode pra dan Post
test kelompok eksperimen (p <0,001).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
intervensi badan pikiran yang dipilih
mengurangi tingkat kortisol di antara
wanita antenatal dengan kecemasan
terkait persalinan.
Salmah, (2009), kecemasan
tersebut bisa dialami oleh ibu dalam
masa
kehamilan,terutama
pada
kehamilan trimester akhir menjelang
persalinan
Kecemasan
dapat
menimbulkan reaksi tubuh yang akan
terjadi secara berulang seperti rasa
kosong di perut, sesak nafas, jantung
berdebar, keringat banyak, sakit kepala,
mau buang air kecil atau buang air besar.
Perasaan ini disertai perasaan ingin
bergerak untuk lari menghindari hal yang
dicemaskan.
Sejalan dengan hasil penelitian
Curtiz (2010) yang berjudul Systematic
Review of Yoga for Pregnant Women:
Current Status and Future Directions
“menunjukkan bahwa yoga dapat
menghasilkan perbaikan pada tingkat
stres, kualitas hidup, aspek hubungan
antarpribadi, fungsi sistem saraf otonom,
dan parameter tenaga kerja seperti
kenyamanan,
nyeri,
dan
durasi.
Kesimpulan. Temuan menunjukkan
bahwa yoga diindikasikan dengan baik
untuk wanita hamil dan mengarah pada
perbaikan pada berbagai hasil kehamilan,
persalinan, dan kelahiran.
Psikologis
pada
waktu
persalinan dapat ditunjukkan dengan
adanya
kecemasan
mengadapi
persalinan itu sendiri. Kecemasan adalah
hal yang normal bagi semua manusia,
akan tetapi kecemasan menjadi tidak
normal
bila seseorang menanggapi
kecemasan secara unrealistic/berlebihan
dan mengakibatkan gangguan
fisik,
psiskis, dan sosial. Cemas adalah suatu
emosi yang sejak dulu dihubungkan
dengan kehamilan, yang hubungan ini
tidak jelas. Cemas mungkin emosi positif
sebagai perlindungan
menghadapi
Hasil uji statistik menunjukan
terdapat ada perbedaan yang signifikan
tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala
1 fase aktif sebelum dan sesudah
dilakukan teknik pranayama yoga di
Puskesmas Pringapus Ungaran. Hal ini
berarti bahwa latihan pranayama yoga
dapat menurunkan tingkat kecemasan
responden saat persalinan. Latihan
pranayama yoga yang diberikan dapat
membuat tubuh menjadi lebih rileks
dan meningkatkan konsentrasi sehingga
kecemasan responden bisa berkurang.
Hal yang sama diperkuat oleh teori yang
menunjukkan bahwa latihan pranayama
yoga dihubungkan dengan adanya
peningkatan Gamma Amino Butyric Acis
(GABA).
GABA
merupakan
neurotransmitter
yang
memegang
peranan penting dalam gejala-gejala
gangguan jiwa. Fungsi utama GABA
adalah
menurunkan
aurosal
dan
mengurangi agresi, kecemasan dan aktif
dalam fungsi eksitasi. Yoga merupakan
suatu metode yang unik untuk
menyeimbangkan sistem saraf otonom
dan
memberikan
pengaruh
pada
gangguan fsik dan gangguan gangguan
yang berhubungan dengan stress. Teknik
pranayama yoga menyebabkan teradinya
peningkatan kerja saraf parasimpatis,
memberikan efek relaksasi, merangsang
pelepasan oksitoksin dan disebut juga
Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran
| 10
dengan
latihan
(Sengupta, 2012).
pernafasan
yoga
PENUTUP
Kesimpulan
1. Rata-rata
tingkat
kecemasan
responden sebelum dilakukan teknik
pranayama yoga sebesar 11,30
dengan standar deviasi 3,401 dan
tingkat kecemasan paling rendah
adalah skala 6 sedangkan tingkat
kecemasan paling tinggi adalah skala
17, sedangkan berdasarkan kategori
kecemasan
responden
dalam
penelitian ini sebagian besar masuk
dalam kategori cemas sedang yaitu
sebanyak 6 responden (60,0 %)
2. Rata-rata
tingkat
kecemasan
responden setelah dilakukan teknik
pranayama yoga sebesar 8,60 dengan
standar deviasi 3,273 dan tingkat
kecemasan paling rendah adalah
skala 4 sedangkan tingkat kecemasan
paling tinggi adalah skala 14,
sedangkan berdasarkan kategori
kecemasan
responden
dalam
penelitian ini sebagian besar masuk
dalam kategori ringan yaitu sebanyak
5 responden (50,0 %)
3. Ada perbedaan yang signifikan
tingkat kecemasan pada ibu bersalin
kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah
dilakukan teknik pranayama yoga di
Puskesmas
Pringapus
Ungaran
dengan nilai p value 0,000
Saran
1. Bagi Tempat Penelitian
Dukungan kebijakan pelaksanaan
intervensi penurunan kecemasan nonfarmakologi yaitu dengan pranayama
yoga karena dapat meningkatkan
mutu pelayanan
2. Bagi Bidan
Perlu ketrampilan untuk mengelola
kecemasan pada ibu bersalin dengan
teknik pranayama yoga yang dapat
dilakuka secara efektif.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi manfaat dan menambah
wawasan bagi para pembaca serta
dapat dikembangkan pada penelitian
selanjutnya.
4. Bagi Ibu Hamil
Mengikuti kelas prenatal yoga
sebagai persiapan persalinan agar
dapat memperoleh manfaat yoga
secara efektif.
5. Bagi Ibu Bersalin
Intervensi penurunan kecemasan
secara non farmakologi yaitu dengan
pranayama yoga bagi pasien
sepanjang pasien bersedia.
6. Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dilanjutkan
dengan membandingkan intervensi
penurunan kecemasan secara non
farmaologi yaitu dengan teknik
pranayama yoga dengan intervensi
terapi non farmakologi lainnya.
Misalnya dengan murottal al-qur an
atau musik klasik, dll
Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa beberapa
keterbatasan dlam penelitian ini, yaitu
Faktor
lingkungan
yang
kurang
mendukung, dimana saat pranayama
yoga dilakukan berada diruang tunggu
persalinan sehingga kurang mendukung
apabila
terdapat
hal-hal
yang
mengganggu konsentrasi dan ketenangan
selama melakukan pranayama yoga.
DAFTAR PUSTAKA
Curtiz, K. 2010. Systematic review of
yoga for pregnant women:
current status
and future
directions. Diakses pada tanggal
1 Agustus 2017.
Departemen Kesehatan. 2011. Petunjuk
Teknis
Jaminan Persalinan.
Diakses pada tanggal 1 Februari
2017.
Detiana, P. 2010. Hamil Aman dan
Nyaman di Atas Usia 30 Tahun.
Yogyakarta: PT. Buku Kita
Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang.
2014.
Profil
Kesehatan
Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran
| 11
Kabupaten.
Kabupaten
Semarang.
Fauziah & Sutejo. 2012. Keperawatan
Maternitas Kehamilan. Jakarta:
Kencana.
Horhoruw, C.P. 2016. Hubungan
Paritas
dengan
Tingkat
Kecemasan
Ibu
dalam
Menghadapi Persalinan
pada
Ibu
Hamil Trimester III di
Puskesmas
Jetis
Kota
Yogyakarta. Diakses pada tanggal
1 Agustus 2017.
Jiang, Q, et all. 2015. Effect of yoga
intervention during pregnancy.
Diakses pada tanggal 1 Agustus
2017.
Kushartanti, Hanim, dkk. (2004).
Keadaan Kecemasan dan Depresi
pada Emesis Gravidarum di
RSUP. Dr. Sardjito dan Klinik
Trisnowati
Yogyakarta.
Yogyakarta : Universitas Sebelas
Maret.
Leveno, K.J. 2009. Obstetri Williams.
Jakarta: EGC.
Mary, dkk. 2017. Effectiveness Of
Selected Mind Body Interventions
On Cortisol Level Among
Antenatal Women With Anxiety
Related To Childbirth. Diakses
pada tanggal 1 Agustus 2017.
Diakses pada tanggal 1 Agustus
2017.
Sindhu, P. 2013. Panduan Lengkap Yoga
untuk Hidup Sehat dan Seimbang.
Bandung. Ganit
Sindhu, P. 2014. Yoga untuk Kehamilan.
Sehat, Bahagia, dan Penuh
Makna. Bandung: Qanita.
Wulandary, P. 2014. Tingkat Kecemasan
Ibu
Hamil
Primigravida
Trimester III dalam Menghadapi
Persalinan di Puskesmas Sibela
Mojosongo. Diakses Tanggal 1
Agustus 2017.
Zamriati, W. 2013. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan
Dengan
Kecemasan
Ibu Hamil Menjelang Persalinan
di Poli KIA PKM Tuminting.
Diakses Tanggal 1 Agustus 2017.
Zanden, J. V., Crandell, T. L. &
Crandell, C. H. 2009. Human
development. Eight edition. New
York: Mc. Graw Hill.
Pande, W, dkk. 2010. Pengaruh Yoga
Pranayama Terhadap Kecemasan
Pada Ibu Hamil Trimester III
dalam Menghadapi Persalinan
di BPS Ida Ayu Putu Suartika,
Amd.Keb. Diakses pada tanggal
17 Desember 201 6.
Satyapriya, M. 2013. Complementary
therapies in clinical practice
effect of integrated yoga on
anxiety, depression & well being
in normal pregnancy. Diakses
pada tanggal 1 agustus 2017.
Sadock, et al. 2007. Behavior
sciences/clinical
psychiatry.
Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran
| 12
Download