PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU BERSALIN KALA 1 FASE AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TEKNIK PRANAYAMA YOGA DI PUSKESMAS PRINGAPUS UNGARAN ARTIKEL Disusun Oleh: VIVI IDA RUSITA NIM. 030216A181 PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN 2017 Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran | i ii PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU BERSALIN KALA 1 FASE AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN TEKNIK PRANAYAMA YOGA DI PUSKESMAS PRINGAPUS UNGARAN Vivi Ida Rusita, Raharjo Apriyatmoko, Kartika Sari Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Ngudi Waluyo [email protected] ABSTRAK Proses persalinan seringkali menimbulkan berbagai permasalahan psikologis bagi ibu hamil yang salah satunya adalah kecemasan. Salah satu terapi yang dapat diberikan untuk mengatasi kecemasan pada ibu bersalin adalah latihan pranayama yoga atau pernafasan yoga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik pranayama yoga. Jenis penelitian ini adalah pre experimental dengan pendekatan one group pretest-postest dengan intervensi pranayama yoga. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 10 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah ttest. Hasil penelitian, rata- rata tingkat kecemasan responden sebelum dilakukan teknik pranayama yoga adalah 11,30 dan susudah dilakukan teknik pranayama yoga adalah 8,60. Nilai p value 0,000 yang menunjukkan ada perbedaan tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik pranayama yoga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi ibu bersalin untuk mengatasi kecemasan Kata kunci : tingkat kecemasan, ibu bersalin kala 1, teknik pranayama yoga Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran | 1 ABSTRACT Birth process is usually generating various psychological problems for pregnant women, such as anxiety. One of the therapies that can be given to overcome mother’s anxiety is the pranayama or breathing yoga. This study aims to find the differences in anxiety levels during maternal mothers 1 active phase before and after the technique of pranayama yoga. This was a pre-experimental study with one group pretest-posttest approach and intervention of pranayama yoga. The samples in this study were 10 respondents that sampled by using purposive sampling technique. The data were collected by using questionnaires. The statistical analysis in this study used t-test. The results of this study indicate that the average of anxiety levels of the respondents before implementing the pranayama yoga technique is 11.30 and after implementing the pranayama yoga technique is 8.60. The p-value is 0.000, which means that there is a difference in anxiety levels on the first stage-active phase postpartum mothers between before and after implementing pranayama yoga technique. The results of this study are expected to provide benefits and improve insight for postpartum mothers in overcoming anxiety. Keywords : anxiety level, first stage of labor, pranayama yoga technique PENDAHULUAN Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan suatu bangsa. AKI di Indonesia masih jauh lebih tinggi dari pada negara Asia Tenggara lainnya. Tahun 2014, AKI di Indonesia menempati urutan tertinggi di negara ASEAN, yaitu 214/100.000 kelahiran hidup.Angka kematian ibu Kabupaten Semarang tahun 2014 berdasarkan laporan dari Puskesmas sebesar 144,31/100.000 kelahiran hidup, mengalami peningkatan bila dibandingkan AKI pada tahun 2013 sebesar 120,22/100.000 kelahiran hidup, hal ini berarti terjadi peningkatan permasalahan kematian ibu di Kabupaten Semarang (Dinkes Kabupaten Semarang, 2014). Penyebab AKI terdiri dari penyebab langsung dan tidak langsung, Dinkes (2009) menyebutkan bahwa penyebab langsung dari AKI adalah komplikasi pada masa hamil, bersalin dan nifas atau kematian yang disebabkan oleh suatu tindakan atau berbagai hal yang terjadi akibat-akibat tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil, bersalin dan nifas, seperti perdarahan, tekanan darah yang tinggi saat hamil (eklamsia), infeksi, persalinan macet dan komplikasi keguguran. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah karena kondisi masyarakat, seperti pendidikan, sosial ekonomi dan budaya. Faktor tersebut mempengaruhi pola pikir, perilaku, kebiasaan, dan karakter psikologi seseorang. Kasus penyebab kematian tersebut akan memberikan dampak negative sehingga diperlukan upaya untuk menurunkan AKI seperti kebijakan yang telah kemenkes tetapkan, bahwa semua persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan memulai program jampersal (jaminan persalinan) yaitu suatu paket yang mencakup pelayanan antenatal, persalinan post natal, dan Keluarga Berencana (Depkes, 2011). Proses persalinan seringkali menimbulkan berbagai permasalahan psikologis bagi ibu hamil yang salah satunya adalah kecemasan. Kecemasan Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran | 2 akan memberikan efek fisik yang kuat pada persalinan dikarenakan hormon stress, seperti hormon adrenalin, yang akan menghambat kontraksi sehingga dapat memperlambat persalinan. Persalianan yang lama akan memberikan dampak bagi ibu maupun janinnya, yaitu infeksi, kelelahan, dan bahaya segmen bawah uterus, cedera dasar panggul, asfiksia pada janin bahkan kematian (Leveno, 2009). Untuk mengatasi kecemasan tersebut ada berbagai terapi dan pendidikan yang bisa diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu bersalin dalam mengatasi kecemasannya, sehingga bisa melakukan persalinan secara normal. Salah satu terapi yang dapat diberikan untuk mengatasi kecemasan pada ibu bersalin adalah latihan pranayama yoga atau pernafasan yoga (Fauziah & Sutejo, 2012). Pranayama yoga bermanfaat untuk melatih otot-otot, menenangkan pikiran, berkonsentrasi, serta membuat seseorang merasa nyaman. Ketika tubuh mulai santai, napas akan menjadi lambat dan dalam sehingga sistem pernapasan dapat beristirahat. Melambatnya ritme pernapasan membuat detak jantung lebih lambat dan memberikan pengaruh positif terhadap keseluruhan sistem sirkulasi dan jantung untuk beristirahat dan mengalami proses peremajaan. Selain susunan saraf, pesan untuk relaksasi juga diterima kelenjar endokrin yang akan melepas hormon enkafalin dan beta endorfin sebagai hormon kebahagiaan sehingga menimbulkan efek relaksasi. Teknik-teknik relaksasi dapat dilakukan pada ibu hamil dan bersalin, karena aman dilakukan dan mampu meningkatkan ketenangan pikiran sehingga terhindar dari perasaan cemas. Teknik ini dipelajari di India pada latihan yoga khusus pernafasan yang dikenal dengan pranayama yoga(Sindhu P, 2013). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 7 Maret 2017 di Puskesmas Pringapus Ungaran, diperoleh data bahwa periode bulan Desember 2016 sampai bulan Februari 2017 adalah sebanyak 108 ibu melahirkan secara normal. Berdasarkan wawancara dengan staff bidan di Puskesmas Pringapus Ungaran hampir semua ibu bersalin mengalami kecemasan selama persalinan. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah pakah ada perbedaan tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik pranayama yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pada pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik pranayama yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran. Manfaat dari penelitian antara lain: 1. Bagi Tempat Penelitian Meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan memberikan terapi untuk mengatasi kecemasan bagi ibu pada proses persalinan. 2. Bagi Bidan Menambah wawasan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan untuk mengatasi kecemasan ibu bersalin. 3. Bagi Institusi Pendidikan Memberi manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca serta dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya. 4. Bagi Ibu Bersalin Memberi manfaat dan menabah wawasan bagi ibu bersalin untuk mengatasi kecemasan. 5. Bagi Peneliti Menambah wawasan, bahan masukan dan pengetahuan bagi peneliti METODELOGI PENELITIAN Desain penelitian ini adalah pre eksperimental untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pada pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan ses udah dilakukan teknik pranayama yoga. Variabel yang digunakan pada Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran | 3 penelitian ini adalah variabel bebas (Independen) adalah merupakan variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat). Variabel bebasnya adalah teknik pranayama yoga. Variabel Terikat (Dependen) adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen (bebas). Variabel terikatnya adalah tingkat kecemasan ibu bersalin sebelum diintervensi teknik pranayama yoga dan tingkat kecemasan ibu bersalin sesudah diintervensi teknik pranayama yoga. Penelitian dilakukan di Puskesmas Pringapus Ungaran. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2017. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di Puskesmas Pringapus Ungaran. Jumlah sampel yang terlibat atau digunakan dalam penelitian ini sejumlah 10 responden., dengan kriteria ibu bersalin yang telah melakukan latihan pranayama yoga pada TM III, bersedia menjadi responden, inpartu kala 1 fase aktif pembukaan 4-6 cm, inpartu dengan kehamilan aterm (3740 minggu) dan ibu bersalin fisiologis. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner Tailor Manifest Anxiety Scale (T-MAS) untuk mengetahui tingkat kecemasan menggunakan kuesioner yang berisi 24 pertanyaan yang telah dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian. Kuesioner ini sudah baku jadi tidak memerlukan uji validitas. Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji beda paired t-test untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik pranayama yoga. HASIL PENELITIAN Gambaran kecemasan ibu bersalinkala 1 fase aktif sebelum dilakukan teknik pranayama yoga diPuskesmas Pringapus Ungaran. Tabel 1 Distribusi frekuensi kecemasan ibu bersalinkala 1 fase aktif sebelum dilakukan teknik pranayama yoga diPuskesmas Pringapus Ungaran. Variabel MinMax 11,00 3,401 6-17 Mean Median SD Kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dilakukan teknik pranayama yoga 11,30 Berdasarkan tabel 1 distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu bersalinkala 1 fase aktif sebelum dilakukan teknik pranayama yoga diPuskesmas Pringapus Ungaran diketahui bahwa rata-rata tingkat kecemasan responden sebesar 11,30 dengan standar deviasi 3,401 dan tingkat kecemasan paling rendah adalah skala 6 sedangkan tingkat kecemasan paling tinggi adalah skala 17. Tabel 2 Gambaran kecemasan ibu bersalinkala 1 fase aktif sebelum dilakukan teknik pranayama yoga diPuskesmas Pringapus Ungaran. Tingkat kecemasan Ringan Sedang Berat Total Frekuensi Persentase (%) 1 6 3 10 10,0 60,0 30,0 100,0 Tabel 2 distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dilakukan teknik pranayama yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran diketahui bahwa paling banyak Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran | 4 responden mempunyai tingkat kecemasan dalam kategori sedang, yaitu sebanyak 6 responden (60%). Gambaran kecemasan ibu bersalinkala 1 fase aktif sesudah dilakukan teknik pranayama yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran. Tabel 3 Variabel Kecemasa n pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sesudah dilakukan teknik pranayama yoga Distribusi frekuensi gambarankecemasan ibu bersalin kala 1 fase aktif sesudah dilakukan teknik pranayama yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran Mean Median 8,60 9,00 SD 3,273 MinMax 4-14 Tabel 5 Hasil uji normalitas Variabel penelitian Kecemasan pada ibu bersalin fase aktif sebelum dilakukan pranayama yoga Kecemasan pada ibu bersalin fase aktif sesudah dilakukan pranayama yoga kala 1 teknik kala 1 teknik P value 0,885 0,404 Tabel 5 menunjukkan bahwa seluruh distribusi data kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilaksanakan teknik pranayama yoga memiliki nilai p> 0,05, yang berarti data berdistribusi normal. Tabel 6 Berdasarkan Tabel 3 distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu bersalinkala 1 fase aktif sebelum dilakukan teknik pranayama yoga diPuskesmas Pringapus Ungaran diketahui bahwa bahwa rata-rata tingkat kecemasan responden sebesar 8,60 dengan standar deviasi 3,273 dan tingkat kecemasan paling rendah adalah skala 4 sedangkan tingkat kecemasan paling tinggi adalah skala 14. Tabel 4 Tabel 4 distribusi frekuensi tingkat kecemasan ibu bersalin kala 1 fase aktif sesudah dilakukan teknik pranayama yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran diketahui bahwa paling banyak responden mempunyai tingkat kecemasan dalam kategori ringan, yaitu sebanyak 5 responden (50%) Gambaran kecemasan ibu bersalinkala 1 fase aktif sesudah dilakukan teknik pranayama yoga diPuskesmas Pringapus Ungaran. Tingkat kecemasan Ringan Sedang Berat Total Frekuensi 5 4 1 10 Persentase (%) 50,0 40,0 10,0 100,0 Perbedaan tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik pranayama yoga diPuskesmas Pringapus Ungaran Tingkat N Mean SD Min- T p kecemasan Max value Sebelum 10 11,30 3,401 6-17 6,765 0.000 Sesudah 10 8,20 3,327 4-14 Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa nilai rata-rata kecemasan ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dilakukan teknik pranayama yogaadalah 11,30dan nilai rata-rata kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sesudah dilakukan teknik pranayama yogaadalah 8,20, sehingga tingkat kecemasan ibu bersalin mengalami penurunan sebesar 3,10 sesudah dilakukan teknik pranayama yoga pada ibu bersalin kala 1 Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran | 5 fase aktif diPuskesmas Pringapus Ungaran. Hasil analisis data menggunakan uji t testdependent didapatkan nilai t = 6,765 dan p value = 0,000 (α < 0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik pranayama yoga diPuskesmas Pringapus Ungaran. PEMBAHASAN Gambaran kecemasan ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dilakukan teknik pranayama yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 10 responen diketahui bahwa sebelum dilakukan teknik pranayama yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran rata-rata tingkat kecemasan responden sebesar 11,30 dengan standar deviasi 3,401 dan tingkat kecemasan paling rendah adalah skala 6 sedangkan tingkat kecemasan paling tinggi adalah skala 17, dengan perincian kecemasan ringan sebanyak 1 responden (10%), kecemasan sedang sebanyak 6 responden (60,0 %), dan kecemasan berat sebanyak 3 responden (30%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zamriati (2013) yang berjudul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasanibu hamil menjelang persalinan di poli KIA PKM Tuminting” dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan ringan 26%, sedang 62%, dan berat 12%. Selain itu hasil penelitian Wulandary (2014) yang berjudul “Tingkat kecemasan ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan di Puskesmas Sibela Mojosongo” menunjukkan hasil tingkat kecemasan trimester III dalam menghadapi persalinan dapat dikategorikan sebanyak 3 responden (6,9%) tidak mengalami kecemasan, sebanyak 11 responden (25%) mengalami kecemasan ringan, 21 reponden (47,7%) mengalami kecemasan sedang, sebanyak 9 responden (20,4%) mengalami kecemasan berat, dan tidak ada responden yang mengalami kecemasan berat sekali. Berdasarkan hasil penelitian dan penelitian sebelumnya terdapat kesamaan dimana sebagian besar responden dalam penelitian tersebut mengalami kecemasan dalam tingkat sedang. Hal ini dijelaskan oleh Lily (2007), bahwa seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya, khawatir kalau ada kemungkinan kehilangan kecantikannya, atau bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Berdasarkan hasil penelitian terdapat sebanyak 30% responden mengalami kecemasan berat. Perasaan cemas yang seringkali menyertai kehamilan akan mencapai puncaknya pada saat persalinan. Persalinan merupakan suatu pengalaman yang membutuhkan kerja keras dan perjuangan yang melelahkan bagi ibu (Detiana, 2010 dan Syafrudin, Karningsih, Dairi, 2011). Persalinan dapat merupakan sumber stressor kecemasan, terutama pada seorang ibu yang labil jiwanya. Sejak saat hamil, ibu sudah mengalami kegelisahan dan kecemasan. Kegelisahan dan kecemasan selama kehamilan merupakan kejadian yang tidak terelakkan, hampir selalu menyertai persalinan dan bagian dari suatu proses penyesuaian yang wajar terhadap perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan (Kushartanti, 2010). Dalam penelitian ini menemukan terdapat 2 responden (20%) yang berumur dibawah 20 tahun mengalami kecemasan berat, hal ini dikarenakan kehamilan di umur kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan masalah, karena kondisi fisik dan psikis belum 100% siap.Menurut Wiknjosastro (2009) kehamilan di umur kurang dari 20 tahun bisa menimbulkan masalah, karena Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran | 6 kondisi fisik belum 100% siap. Untuk umur yang dianggap paling aman menjalani kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Direntang usia ini kondisi fisik wanita dalam keadaan prima. Sedangkan setelah umur 35 tahun, sebagian wanita digolongkan pada kehamilan beresiko tinggi terhadap kelainan bawaan dan adanya penyulit pada waktu persalinan. Di kurun umur ini,angka kematian ibu melahirkan dan bayi meningkat, sehigga akan meningkatkan kecemasan, selain kondisi fisik yang belum siap kondisi psikologi wanita <20 tahun juga mempengaruhi tingkat kecemasan dikarenakan faktor emosional yang belum stabil dalam menghadapi berbagai masalah dalam proses kehamilan dan persalinan. Hal ini juga didukung oleh penelitian Sadock et al (2007) yang berjudul “Behavior sciences/clinical psyciatry” yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi respon terhadap kecemasan adalah faktor instrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik meliputi usia, pengalaman pasien, konsep diri dan peran. Usia mempengaruhi psikologi seseorang, semakin tinggi usia semakin baik tingkat kematangan emosi seseorang serta kemampuan dalam menghadapi berbagai persoalan. Gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua usia lebih sering pada usia dewasa dan lebih banyak pada wanita. Berdasarkan paritas dalam penelitian ini terdapat responden primipara sebanyak 7 responden (70%), 4 responden (40%) mengalami kecemasan sedang dan 3 responden (30%) mengalami kecemasan ringan, sedangkan respondenmultiparaberjumlah 3 responden (30%) dengan 2 reponden (20%) mengalami kecemasan sedang dan 1 responden (10%) mengalami kecemasan ringan, berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan paritas ibu terbukti dapat mempengaruhi kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan, hal ini dikarenakan responden primipara saat ini adalah pengalaman pertama yang belum pernah dirasakan responden sebelumnya sehingga responden menjadi lebih cemas. Sejalan dengan hasil penelitian Horhoruw (2016) yang berjudul “Hubungan paritas dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi persalinan” tingkat kecemasan primigravida dalam menghadapi persalinan kelahiran bayi pada wanita yang hamil untuk pertama kali lebih tinggi dari pada wanita yang sudah hamil untuk kedua kalinya. Timbulnya kecemasan pada primigravida dipengaruhi oleh perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan. Bagi ibu primigravida kehamilan yang dialaminya merupakan pengalaman yang pertama kali dan ketidaktahuan menjadi faktor penunjang dari kecemasan seiring dengan mendekatnya proses persalinan. Seorang ibu hamil biasanya akan mendapatkan kesulitan dalam mengenali perubahan-perubahan yang dialami pada tiap-tiap semester sehingga menyebabkan ketidaknyamanan. hal ini menimbulkan konflik psikologi dalam diri ibu yaitu perasaan kuat untuk menaggung segala rasa lelah, rasa cinta, keragu-raguan dan kepastian, kegelisahan dan rasa tenang atau bahagia, harapan penuh kegembiraan dan kecemasan yang semakin itensif seiring dengan mendekatnya kelahiran. Graviditas terbukti dapat mempengaruhi kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Oleh sebab itu, proporsi kecemasan lebih banyak terjadi pada primigravida karenake hamilan yang dialaminya merupakan pengalaman pertamakali dan ketidaktahuan menjadi factor penunjang terjadinya kecemasan. Hal ini sesuai dengan teori Zanden (2009), mengatakan bahwa menghadapi persalinan merupakan kondisi kongkrit yang mengancam diri ibu yang menyebabkan perasaan tegang, kuatir Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran | 7 dan takut. Untuk itu, Ibu bersalin berusaha untuk dapat berhasil dalam menghadapi situasi tesebut sampai masa persalinan. Adanya perubahan fisiologi yang menimbulkan ketidakstabilan kondisi psikologi selama kehamilan menumbuhkan kekhwatiran yang terus menerus dalam menghadapi kelahiran bayi pertama. Perasaaan demikian akan terwujud dalam bentuk suatu kecemasan. Kecemasan yang diikuti adanya perasaan bimbang, ada kalanya kurang disadari oleh yang bersangkutan sehingga bertahan lama dalam dirinya yang semakin lama akan memiliki frekuensi dan intensif yang lebih tinggi. Hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan didapatkan sebanyak 3 responden (30%) memiliki pendidikan SMP dengan 2 responden (20%) mengalami kecemasan berat dan 1 responden (10%) mengalami kecemasan ringan, serta sebanyak 60% responden memiliki pendidikan SMA,5 responden (50%) diantaranya mengalami kecemasan sedang dan 1 responden (10%) mengalami berat, dan 1 responden (10%) mengalami kecemasan ringan memiliki pendidikan Perguruan Tinggi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang persalinan dengan tingkat kecemasan menghadapi persalinan. Koefisien korelasi bertanda negatif yang berarti bahwa semakin tinggi pengetahuan ibu mengenai persalinan maka semakin rendah tingkat kecemasan ibu menghadapi persalinan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Endang (2008) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan tentang persalinan dengan kesiapan menghadapi persalinan dan penelitian yang dilakukan oleh Darwanti (2011) juga menunjukkan adanya hubungan pengetahuan ibu hamil tentang persalinan dengan kecemasan menghadapi persalinan. Peneliti dapat mengasumsikan bahwa pengetahuan berhubungan dengan kesiapan menghadapi persalinan dimana kesiapan tersebut merupakan salah satu unsur yang merupakan bagian dari kecemasan. Jika ibu lebih siap dalam menghadapi proses persalinan maka peneliti dapat mengasumsikan bahwa tingkat kecemsan yang dialami ibu akan semakin berkurang. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar dan informasi. Menurut analisa penelitian yang telah dilakukan, jenjang pendidikan seseorang merupakan gambaran dari pengetahuan dan pemahaman yang dimilikinya. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Makmuri (2009) menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi akan memperluas pandangan dan ruang lingkup pergaulan, sehingga tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan mempermudah responden untuk menerima informasi tentang kesehatan sehingga akan menurunkan tingkat kecemasan. Hawari (2011) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang dimana seseorang akan dapat mencari informasi atau menerima informasi dengan baik sehingga akan cepat mengerti akan kondisi dan keparahan penyakitnya dan dengan keadaan yang seperti ini akan menyebabkan peningkatan kecemasan pada orang tersebut. Perbedaan tingkat kecemasan ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik pranayama yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat kecemasan ibu bersalin kala 1 fase aktif sesudah dilakukan teknik pranayama yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran diketahui bahwa bahwa rata-rata tingkat kecemasan responden sebesar 8,60 dengan standar deviasi 3,273 dan tingkat Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran | 8 kecemasan paling rendah adalah skala 4 sedangkan tingkat kecemasan paling tinggi adalah skala 14, sedangkan berdasarkan kategori kecemasan responden dalam penelitian ini sebanyak 5 responden (50%) mengalami kecemasan ringan, 4 responden (40%) mengalami kecemasan sedang dan 1 responden (10%) mengalami kecemasan berat. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan tingkat kecemasan pada 10 responden. Hal ini juga didukung berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya di BPS Ayu Putu Swartika, Amd. Keb yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan yoga pranayama terhadap kecemasan pada ibu hamil TM III dalam menghadapi persalinan (Pande, 2010). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dilakukan teknik pranayama yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran rata-rata tingkat kecemasan sebesar 11,30 kemudian turun menjadi 8,20, sehingga tingkat kecemasan ibu bersalin mengalami penurunan sebesar 3,10 sesudah dilakukan teknik pranayama yoga pada ibu bersalin kala 1 fase aktif di Puskesmas Pringapus Ungaran. Hasil analisis data untuk tekanan darah sistolik menggunakan uji t test dependent didapatkan nilai t = 6,765 dan p value = 0,000 (α < 0,05), ini menunjukkan bahwa ada perbedaan tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik pranayama yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran. Sejalan dengan penelitian Jiang et al (2015) yang berjudul “Effect of yoga intervention during pregnancy“ menyatakan bahwa yoga lebih efektif daripada berjalan atau latihan standar prenatal. Yoga menunjukkan dapat menurunkan kejadian gangguan prenatal, kelahiran prematur, rasa nyeri dan stres serta meningkatkan hubungan interpersonal dengan p value (p < 0,05). Hal ini sesuai pula dengan penelitian yang dilakukan Satyapriya (2013) pada ibu yang menunjukkan bahwa yoga lebih efektif dalam menurunkan kecemasan dan depresi pada kehamilan normal dibanding dengan kelompok kontrol. Rata-rata kecemasan kelompok yang diberikan yoga mengalami penurunan sedangkan pada kelompok kontrol mengalami peningkatan. Pranayama yoga merupakan salah satu teknik utama dalam praktik hatha yoga yang bermanfaat untuk menyeimbangkan energi tubuh dan fikiran. Bernafas akan menghantarkan oksigen senyawa pemelihara kehidupan yang berada dalam udara ke setiap sel tubuh makhluk hidup untuk menjaganya agar tetap hidup. Untuk praktik yoga dalam kehamilan, bernafas berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara calon ibu dan janin yang dikandungnya, serta sebagi media untuk menguasai diri agar tetap sadar pada saat persalinan, serta untuk memperbaharui energi tubuh. Dengan kata lain, semua teknik pernafasan yoga dapat digunakan sebagai penyeimbang aktivitas fikirandan berguna untuk meringankan rasa tidak nyaman selama persalinan khususnya kecemasan saat menghadapi persalinan (Sindhu P, 2014). Penggunaan pranayama yoga ini dapat membuat seseorang menghilangkan pemikiran negatif yang masuk dan berkembang dalam pemikiran mereka, sehingga mereka akan mengevaluasi kembaliapa yang mereka pikirkan. Teknik pernafasan ini dilakukan dengan mengatur panjang dan durasi menarik nafas, upaya menahan nafas, serta panjang dan durasi hembusan nafas. Pengaturan pernafasan ini membantu individu untuk mengontrol keadaan tubuh dan keadaan pikirannya sehingga akan menjadi lebih santai, pikiran menjadi tenang dan emosi menjadi bisa dikontrol serta respon yang Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran | 9 dikeluarkan menjadi lebih stabil (Somvir, 2008). stresor, yang bisa menjadi masalah apabila berlebihan (Pieter, dkk, 2011) Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mary (2017) yang berjudul “the effectiveness of selected mind body interventions on cortisol level among antenatal women with anxiety on childbirth” didapatkan hasil ada Perbedaan nilai rata - rata tingkat kortisol antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dan ada juga perbedaan yang signifikan antara periode pra dan Post test kelompok eksperimen (p <0,001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi badan pikiran yang dipilih mengurangi tingkat kortisol di antara wanita antenatal dengan kecemasan terkait persalinan. Salmah, (2009), kecemasan tersebut bisa dialami oleh ibu dalam masa kehamilan,terutama pada kehamilan trimester akhir menjelang persalinan Kecemasan dapat menimbulkan reaksi tubuh yang akan terjadi secara berulang seperti rasa kosong di perut, sesak nafas, jantung berdebar, keringat banyak, sakit kepala, mau buang air kecil atau buang air besar. Perasaan ini disertai perasaan ingin bergerak untuk lari menghindari hal yang dicemaskan. Sejalan dengan hasil penelitian Curtiz (2010) yang berjudul Systematic Review of Yoga for Pregnant Women: Current Status and Future Directions “menunjukkan bahwa yoga dapat menghasilkan perbaikan pada tingkat stres, kualitas hidup, aspek hubungan antarpribadi, fungsi sistem saraf otonom, dan parameter tenaga kerja seperti kenyamanan, nyeri, dan durasi. Kesimpulan. Temuan menunjukkan bahwa yoga diindikasikan dengan baik untuk wanita hamil dan mengarah pada perbaikan pada berbagai hasil kehamilan, persalinan, dan kelahiran. Psikologis pada waktu persalinan dapat ditunjukkan dengan adanya kecemasan mengadapi persalinan itu sendiri. Kecemasan adalah hal yang normal bagi semua manusia, akan tetapi kecemasan menjadi tidak normal bila seseorang menanggapi kecemasan secara unrealistic/berlebihan dan mengakibatkan gangguan fisik, psiskis, dan sosial. Cemas adalah suatu emosi yang sejak dulu dihubungkan dengan kehamilan, yang hubungan ini tidak jelas. Cemas mungkin emosi positif sebagai perlindungan menghadapi Hasil uji statistik menunjukan terdapat ada perbedaan yang signifikan tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik pranayama yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran. Hal ini berarti bahwa latihan pranayama yoga dapat menurunkan tingkat kecemasan responden saat persalinan. Latihan pranayama yoga yang diberikan dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks dan meningkatkan konsentrasi sehingga kecemasan responden bisa berkurang. Hal yang sama diperkuat oleh teori yang menunjukkan bahwa latihan pranayama yoga dihubungkan dengan adanya peningkatan Gamma Amino Butyric Acis (GABA). GABA merupakan neurotransmitter yang memegang peranan penting dalam gejala-gejala gangguan jiwa. Fungsi utama GABA adalah menurunkan aurosal dan mengurangi agresi, kecemasan dan aktif dalam fungsi eksitasi. Yoga merupakan suatu metode yang unik untuk menyeimbangkan sistem saraf otonom dan memberikan pengaruh pada gangguan fsik dan gangguan gangguan yang berhubungan dengan stress. Teknik pranayama yoga menyebabkan teradinya peningkatan kerja saraf parasimpatis, memberikan efek relaksasi, merangsang pelepasan oksitoksin dan disebut juga Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran | 10 dengan latihan (Sengupta, 2012). pernafasan yoga PENUTUP Kesimpulan 1. Rata-rata tingkat kecemasan responden sebelum dilakukan teknik pranayama yoga sebesar 11,30 dengan standar deviasi 3,401 dan tingkat kecemasan paling rendah adalah skala 6 sedangkan tingkat kecemasan paling tinggi adalah skala 17, sedangkan berdasarkan kategori kecemasan responden dalam penelitian ini sebagian besar masuk dalam kategori cemas sedang yaitu sebanyak 6 responden (60,0 %) 2. Rata-rata tingkat kecemasan responden setelah dilakukan teknik pranayama yoga sebesar 8,60 dengan standar deviasi 3,273 dan tingkat kecemasan paling rendah adalah skala 4 sedangkan tingkat kecemasan paling tinggi adalah skala 14, sedangkan berdasarkan kategori kecemasan responden dalam penelitian ini sebagian besar masuk dalam kategori ringan yaitu sebanyak 5 responden (50,0 %) 3. Ada perbedaan yang signifikan tingkat kecemasan pada ibu bersalin kala 1 fase aktif sebelum dan sesudah dilakukan teknik pranayama yoga di Puskesmas Pringapus Ungaran dengan nilai p value 0,000 Saran 1. Bagi Tempat Penelitian Dukungan kebijakan pelaksanaan intervensi penurunan kecemasan nonfarmakologi yaitu dengan pranayama yoga karena dapat meningkatkan mutu pelayanan 2. Bagi Bidan Perlu ketrampilan untuk mengelola kecemasan pada ibu bersalin dengan teknik pranayama yoga yang dapat dilakuka secara efektif. 3. Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca serta dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya. 4. Bagi Ibu Hamil Mengikuti kelas prenatal yoga sebagai persiapan persalinan agar dapat memperoleh manfaat yoga secara efektif. 5. Bagi Ibu Bersalin Intervensi penurunan kecemasan secara non farmakologi yaitu dengan pranayama yoga bagi pasien sepanjang pasien bersedia. 6. Bagi Peneliti lain Hasil penelitian ini dapat dilanjutkan dengan membandingkan intervensi penurunan kecemasan secara non farmaologi yaitu dengan teknik pranayama yoga dengan intervensi terapi non farmakologi lainnya. Misalnya dengan murottal al-qur an atau musik klasik, dll Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa beberapa keterbatasan dlam penelitian ini, yaitu Faktor lingkungan yang kurang mendukung, dimana saat pranayama yoga dilakukan berada diruang tunggu persalinan sehingga kurang mendukung apabila terdapat hal-hal yang mengganggu konsentrasi dan ketenangan selama melakukan pranayama yoga. DAFTAR PUSTAKA Curtiz, K. 2010. Systematic review of yoga for pregnant women: current status and future directions. Diakses pada tanggal 1 Agustus 2017. Departemen Kesehatan. 2011. Petunjuk Teknis Jaminan Persalinan. Diakses pada tanggal 1 Februari 2017. Detiana, P. 2010. Hamil Aman dan Nyaman di Atas Usia 30 Tahun. Yogyakarta: PT. Buku Kita Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. 2014. Profil Kesehatan Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran | 11 Kabupaten. Kabupaten Semarang. Fauziah & Sutejo. 2012. Keperawatan Maternitas Kehamilan. Jakarta: Kencana. Horhoruw, C.P. 2016. Hubungan Paritas dengan Tingkat Kecemasan Ibu dalam Menghadapi Persalinan pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Diakses pada tanggal 1 Agustus 2017. Jiang, Q, et all. 2015. Effect of yoga intervention during pregnancy. Diakses pada tanggal 1 Agustus 2017. Kushartanti, Hanim, dkk. (2004). Keadaan Kecemasan dan Depresi pada Emesis Gravidarum di RSUP. Dr. Sardjito dan Klinik Trisnowati Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas Sebelas Maret. Leveno, K.J. 2009. Obstetri Williams. Jakarta: EGC. Mary, dkk. 2017. Effectiveness Of Selected Mind Body Interventions On Cortisol Level Among Antenatal Women With Anxiety Related To Childbirth. Diakses pada tanggal 1 Agustus 2017. Diakses pada tanggal 1 Agustus 2017. Sindhu, P. 2013. Panduan Lengkap Yoga untuk Hidup Sehat dan Seimbang. Bandung. Ganit Sindhu, P. 2014. Yoga untuk Kehamilan. Sehat, Bahagia, dan Penuh Makna. Bandung: Qanita. Wulandary, P. 2014. Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III dalam Menghadapi Persalinan di Puskesmas Sibela Mojosongo. Diakses Tanggal 1 Agustus 2017. Zamriati, W. 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasan Ibu Hamil Menjelang Persalinan di Poli KIA PKM Tuminting. Diakses Tanggal 1 Agustus 2017. Zanden, J. V., Crandell, T. L. & Crandell, C. H. 2009. Human development. Eight edition. New York: Mc. Graw Hill. Pande, W, dkk. 2010. Pengaruh Yoga Pranayama Terhadap Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester III dalam Menghadapi Persalinan di BPS Ida Ayu Putu Suartika, Amd.Keb. Diakses pada tanggal 17 Desember 201 6. Satyapriya, M. 2013. Complementary therapies in clinical practice effect of integrated yoga on anxiety, depression & well being in normal pregnancy. Diakses pada tanggal 1 agustus 2017. Sadock, et al. 2007. Behavior sciences/clinical psychiatry. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala 1 Fase Aktif Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Teknik Pranayama Yoga Di Puskesmas Pringapus Ungaran | 12