Albizzia lebbek BENTH - USU-IR

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tumbuhan Galingging (Albizzia lebbek BENTH) adalah jenis pohon yang memiliki
ketinggian 12-21m. Yang merupakan famili dari Mimosaceae dengan nama lain Siris,
Kokoi, Kalsis. Penyebaran tanaman ini pada daerah tropikal Asia dan Afrika seperti India
dan Bangladesh. Bagian-bagian dari tanaman ini sering digunakan secara tradisional
untuk mengobati penyakit. Sebagai contoh, akarnya digunakan sebagai hemikrania,
batangnya digunakan untuk anthelmintik, lekoderma, penyakit kulit dan bronkhitis.
Daunnya sangat baik untuk optalmia. Dan bunganya dapat digunakan untuk asma dan
gigitan ular (Das et all, 2003).
Kandungan senyawa flavonoida dari ekstrak etanol polong Albizzia lebbek
BENTH telah diteliti dan didapatkan suatu senyawa flavon yaitu 3’,5-dihidroksi-4’,7dimetoksiflavon dan senyawa nitrogen yaitu N-benzoil-L-phenilalaninol. Penentuan
struktur senyawa-senyawa yang diperoleh merupakan hasil elusidasi struktur berdasarkan
data NMR 2D, HSQC, HMBC dan
13
C-NMR. Kedua senyawa ini kemudian diuji
aktivitasnya sebagai inhibitor HIV dan sitotoksik. Senyawa Flavon tersebut kemudian
diuji juga aktivitas antibakterinya menggunakan metode difusi dan dibandingkan dengan
standar antibiotik (Rasyid et all, 2003). Senyawa steroid dan alkohol juga telah diisolasi
dari ekstrak metanol akarnya yang terlebih dahulu diskrining dengan pereaksi steroid
yang memberikan hasil yang positif. Hasil isolasi kemudian dianalisa strukturnya dengan
MS, 1H dan 13C NMR. Hasil elusidasi struktur senyawa yang diperoleh yaitu keto steroid
Universitas sumatera utara
stigmast-4, 20 (21), 23-trien-3-one (lebbeksteron) dan alkohol alifatik tricontan-10α-ol
(isotriacontanol) (Alam et all,2012).
Aktivitas antifertilitas ekstrak metanol dari polong tumbuhan A. lebbek diuji
terhadap tikus-tikus albino jantan dengan dosis tertentu yang menyebabkan berkurangnya
sel-sel reproduksi pada hewan tersebut (Gupta,2004). Aktivitas antioksidan ekstrak daun
tumbuhan A.lebbek BENTH telah dilakukan untuk menguji potensial antioksidannya
terhadap tikus yang diberi alloksan monohidrat, penentuannya berdasarkan banyaknya
ekstrak yang diberikan pada tikus tersebut untuk kembali kekeadaan awal (Resmi,2006).
Aktivitas antibakteri ekstrak metanol dan etilasetat daun tumbuhan A. lebbek BENTH
diuji terhadap beberapa bakteri patogen dengan metode difusi agar menunjukkan bahwa
ekstrak metanol memiliki aktivitas penghambat pertumbuhan beberapa bakteri patogen
dengan zona maksimum dari inhibisi (Bobby,2012).
Pengujian skrining fitokimia senyawa tanin, saponoin, flavonoida dan karbohidrat
dari ekstrak metanol, etilasetat dan air daun tumbuhan A. lebbek BENTH memberikan
hasil yang positif. Skrining fitokimia flavonoida yang dilakukan yaitu ekstrak tumbuhan
direaksikan dengan larutan amonia memberikan warna kuning yang menandakan positif
flavonoida (Rahul et all,2010).
Flavonoida umumnya terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran, jarang sekali
dijumpai dalam bentuk tunggal dalam jaringan tumbuhan, terikat pada gula sebagai
glikosida dan aglikon flavonoid yang manapun mungkin saja terdapat dalam satu
tumbuhan dalam beberapa bentuk kombinasi glikosida. Disamping itu, sering terdapat
campuran yang terdiri atas flavonoida yang berbeda (Harborne,1996).
Flavonoida merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Menurut
perkiraan, kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah
menjadi flavonoida atau senyawa yang berkaitan erat dengannya. Senyawa flavonoida
terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari,
bunga, buah, dan biji (Markham, 1988). Senyawa-senyawa flavonoida adalah senyawasenyawa polifenol yang mempunyai 15 atom karbon, terdiri dari dua cincin benzena yang
Universitas sumatera utara
dihubungkan menjadi satu oleh rantai linier yang terdiri dari tiga atom karbon.
Banyaknya macam warna yang ada dalam bunga terutama disebabkan karena adanya
senyawa-senyawa flavonoida.(Manitto, 1992).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap daun
tumbuhan Galingging (A.lebbek BENTH) tersebut, khususnya mengenai senyawa
flavonoida yang terkandung di dalamnya.
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mengisolasi senyawa
flavonoida yang terdapat dalam daun tumbuhan Galingging (A. lebbek BENTH ).
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa flavonoida dan mengetahui
golongan flavonoida dari daun tumbuhan Galingging (A. lebbek BENTH).
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber informasi ilmiah pada
bidang kimia bahan alam dalam pengembangan ilmu kimia flavonoida di dalam daun
tumbuhan Galingging (A. lebbek BENTH ).
Universitas sumatera utara
1.5 Lokasi Penelitian
1. Lokasi Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan diperoleh dari daerah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara, Medan.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Kimia Bahan Alam, FMIPA, Universitas
Sumatera Utara.
3. Lokasi Identifikasi Senyawa Hasil Iisolasi
Analisis Spektrofotometri Inframerah (FT-IR), Spektrofotometri UV-Visible, dan
Spektrometri Resonansi Magnetik Inti Proton (1H-NMR) dilakukan di Pusat Penelitian
Kimia - LIPI, Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang.
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, isolasi senyawa flavonoida dilakukan terhadap daun tumbuhan
Galingging berupa serbuk halus yang kering 1400 gram. Tahap awal dilakukan uji
skrining fitokimia untuk senyawa flavonoida, yaitu dengan menggunakan pereaksi FeCl3
5%, NaOH 10%, Mg-HCl dan H2SO4(p).
Tahap isolasi yang dilakukan yaitu ekstraksi maserasi dan partisi, hidrolisis,
analisis kromatografi lapis tipis, analisis kromatografi kolom, rekristalisasi, analisis
senyawa hasil isolasi. Analisis senyawa hasil isolasi meliputi analisis kromatografi lapis
tipis, pengukuran titik lebur dan identifikasi dengan menggunakan Spektrofotometer UVVisible, Spektrofotometer Inframerah (FT-IR) dan Spektrometer Resonansi Magnetik Inti
Proton (1H-NMR).
Universitas sumatera utara
Download