ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KETERLIBATAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Semarang) TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pasca Sarjana Pada Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro Disusun Oleh: KARTININGSIH, SH NIM. C4A004165 Angkatan 23 / Kelas Malam PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007 Sertifikasi Saya, Kartiningsih, SH, yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa tesis yang saya ajukan ini adalah hasil karya saya sendiri yang belum pernah disampaikan untuk mendapatkan gelar pada program Magister Manajemen ini ataupun pada program lainnya. Karya ini adalah milik saya, karena itu pertanggungjawabannya sepenuhnya berada di pundak saya Kartiningsih, SH PENGESAHAN TESIS Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa tesis berjudul: ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KETERLIBATAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Semarang) yang disusun oleh Kartiningsih, SH, NIM. C4A004165 telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 18 Juli 2007 Pembimbing Utama Pembimbing Anggota Dr. Hj Indi Djastuti, MSi Drs. H Susilo Toto Raharjo, MT Semarang, 18 Juli 2007 Universitas Diponegoro Program Pasca Sarjana Program Studi Magister Manajemen Ketua Program Prof. Dr. H Suyudi Mangunwihardjo ABSTRACT The purpose of this research is to investigate the effects of corporate culture and job involvement on organizational commitment to enhance employee performance. Using these variables, for instance Blau dan Boal, (1987), Di Tomasso (1992), Nystrom (1993), McNeese-Smith (1996), Moon M Jae, 2000), Fey dan Denison (2000), Burton et al., (2002), dan Darufitri Kartikandari (2002), discovered effect organizational culture and job involvement toward organizational commitment to increase employee’s performance. The study was conducted at Bank BTN Semarang Branches, the sample size is about 136 employee, using the Structural Equation Modelling (SEM). The results show that job involvement and corporate culture has positive significance effect on organizational commitment and increase employee performance. The effect of job involvement on organizational commitment is 0,34; The effect of job involvement on organizational commitment is 0,21; The effect of corporate culture on employee performance is 0,22; The effect of job involvement on employee performance is 0,24; and The effect of organizational commitment on employee performance is 0,23. Keywords: job involvement, corporate culture, organizational commitment, and employee performance ABSTRAKSI Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh budaya organisasi dan keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi untuk meningkatkan kinerja karyawan. Penggunaan variable-variabel tersebut berdasarkan hasil penelitian terdahulu, yaitu: Blau dan Boal, (1987), Di Tomasso (1992), Nystrom (1993), McNeese-Smith (1996), Moon M Jae, 2000), Fey dan Denison (2000), Burton et al., (2002), dan Darufitri Kartikandari (2002), Penelitian ini dilakukan di Bank BTN Cabang Semarang, responden yang digunakan sebanyak 136 karyawan, menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan budaya organisasi dan keterlibatan kerja mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan. Pengaruh dari budaya organisasi terhadap komitmen organisasi adalah 0,34; pengaruh dari keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi adalah 0,21; pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan adalah 0,22; pengaruh keterlibatan kerja terhadap kinerja karyawan adalah 0,24; dan pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan adalah 0,23. Kata Kunci: keterlibatan kerja, budaya organisasi, komitmen organisasi dan kinerja karyawan MOTTO : Sungguh utama untuk memberi bila diminta, namun lebih utama lagi adalah memberi tanpa diminta, karena dorongan pengertian” (Kahlil Gibran) Persembahan: Buat suami terkasih, Valdi, Viola, dan Vindra tersayang Atas dorongan semangat yang luar biasa, Dengan segala do’a yang tidak pernah kering, Dan juga segenap upaya yang telah dicurahkan untukku Sehingga tercapai sedikit dari apa yang engkau harapkan. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Tesis ini dapat selesai. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna memperoleh gelar Magister Manajemen pada Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang, disamping manfaat yang mungkin dapat disumbangkan dari hasil penelitian ini kepada pihak yang berkepentingan. Penulisan Tesis ini merupakan kesempatan yang berharga sekali untuk mencoba menerapkan beberapa teori yang diperoleh selama duduk di bangku kuliah dalam situasi dunia nyata Penulis menyadari sepenuhnya bahwa baik dalam pengungkapan, penyajian dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan materi tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan tesis ini. Banyak pihak yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bantuan, baik itu melalui kata-kata ataupun dorongan semangat untuk menyelesaikan penulisan tesis ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih disertai penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Prof. Dr. Suyudi Mangunwihardjo, selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro. 2. Dr. Hj Indi Djastuti, MSi, selaku dosen pembimbing utama yang telah mencurahkan perhatian dan tenaga serta dorongan kepada penulis hingga selesainya tesis ini. 3. Drs. H Susilo Toto Raharjo, MT, selaku dosen pembimbing anggota yang telah membantu dan memberikan saran-saran serta perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. 4. Para staff pengajar Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro yang telah memberikan ilmu manajemen melalui suatu kegiatan belajar mengajar dengan dasar pemikiran analitis dan pengetahuan yang lebih baik. 5. Para staff administrasi Magister Manajemen Universitas Diponegoro yang telah banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan studi di Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro. 6. Teman-teman kuliah khususnya Angkatan XXIII/A-Sore, yang telah memberikan dukungan, semangat serta sebuah persahabatan dan kerjasama yang baik selama bekerja dan kuliah di Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro Semarang. 7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Selain kepada pribadi-pribadi di atas, penulis ingin pula menorehkan catatan kepada pihak yang teramat besar pula perannya dalam membantu saya untuk menyelesaikan studi ini. Pertama, kepada Komisaris Bank BTN, Drs. Daryono Rahardjo, MM yang telah memberikan dorongan motivasi dan kesempatan mengembangkan diri untuk berprestasi dalam dunia kerja meningkatkan sumber daya manusia pada Bank BTN sebagai instansi kami dalam berkarya, berteduh, mengabdi menemukan kehidupan sehingga kami dapat mengikuti seluruh program pendidikan pada program Studi Magister Manajemen Konsentrasi Magister Sumber Daya Manusia Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro serta diijinkan untuk dapat mengadakan penelitian lapangan. Kedua, para karyawan Bank BTN Cabang Semarang sebagai responden yang telah banyak memberikan sesuatu yang tak ternilai harganya. Pada bagian akhir ini secara khusus saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada suami tercinta, yang senantiasa memberi dukungan, perhatian dan kasih sayang sepenuh hati, serta putra-putri saya yang telah ikut berkorban karena kurangnya perhatian saya terhadap mereka selama saya menempuh studi ini Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT berkenan membalas semua kebaikan Bapak, Ibu, Saudara dan teman-teman sekalian. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Semarang, 18 Juli 2007 Kartiningsih DAFTAR ISI Halaman Judul ................................................................................................................i Sertifikasi ........................................................................................................................ii Halaman Pengesahan Tesis .............................................................................................iii Abstract ...........................................................................................................................iv Abstraksi .........................................................................................................................v Motto ...............................................................................................................................vi Kata Pengantar ................................................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ............................................................................1 1.2. Perumusan Masalah......................................................................................8 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..................................................................9 BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL 2.1. Telaah Pustaka..............................................................................................11 2.2. Penelitian Terdahulu ....................................................................................23 2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Model ............................29 2.4. Perumusan Hipotesis ....................................................................................29 2.5. Definisi Operasional Variabel dan Indikator ...............................................30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data .................................................................................32 3.2. Populasi dan Sampling .................................................................................32 3.3. Metode Pengumpulan Data ..........................................................................33 3.4. Analisis Uji Reliabilitas dan Validitas .........................................................34 3.5. Teknik Analisis ............................................................................................35 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ............................................................43 4.2. Gambaran Umum responden ........................................................................53 4.3. Analisis Data Penelitian ...............................................................................56 4.4. Analisis Structural Equation Modelling (SEM) ...........................................63 4.5. Pengujian Hipotesis ......................................................................................73 BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1. Simpulan.......................................................................................................75 5.2. Simpulan Masalah Penelitian .......................................................................77 5.3. Implikasi Teoritis .........................................................................................77 5.4. Implikasi Kebijakan .....................................................................................78 5.5. Keterbatasan Penelitian ................................................................................81 5.6. Agenda Penelitian Mendatang .....................................................................82 Daftar Referensi ..............................................................................................................83 Lampiran .........................................................................................................................86 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin tajam timbul dari perkembangan teknologi dan globalisasi memaksa setiap organisasi (perusahaan) berupaya menciptakan keunggulan-keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang bisa menjamin kelangsungan hidup dan berkelanjutan (sustainable), sulit untuk ditiru (immutability) dan perkembangan perusahaan jangka panjang (longtime life cycle). Bila tidak segera menonjolkan keunggulan, sangat sulit bagi perusahaan dalam memenangkan persaingan bisnis. Dari beberapa faktor sumber daya perusahaan meliputi phisical capital resources, organizational capital resources, human capital resources (Barney, 1991) ; maka human capital resources atau sumber daya manusia yang kini diakui penting dan menjadi fokus banyak perusahaan. Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitikberatkan pada sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya dengan optimal, khususnya menghadapi dinamika perubahan lingkungan yang terjadi. Dengan demikian kemampuan teknis, teoritis, konseptual, moral dari para pelaku organisasi / perusahaan di semua tingkat (level) pekerjaan amat dibutuhkan. Pembahasan budaya organisasi dikalangan bisnis dan akademis diawali dengan penelitian tentang suksesnya dunia bisnis Jepang di tahun 1980-an (Mc Kenna dkk, 1985), sebelum pada akhirnya diikuti oleh keberhasilan perusahaanperusahaan besar lainnya seperti Johnson and Johnson, IBM, Mc Donald’s dan General Motors. Mereka dapat memenangkan persaingan melalui perhatian yang besar terhadap budaya bagi perusahaan baik bagi karyawannya, pelanggan maupun pemilik perusahaan secara konsisten (O’reilly, 1991). Namun kajian budaya organisasi dalam artian budaya organisasi telah lama diteliti dari para pakar budaya, sosiologi dan antropologi yang tertarik melihat suksesnya sebuah organisasi perusahaan (Neil Amstrong, 1988). Diantaranya juga pakar manajemen Pascale & Athas (1981) yang mengadakan komparasi antara perusahaan Jepang dengan perusahaan Amerika, dari mulai berdiri hingga tumbuh berkembang. Pemahaman terhadap budaya organisasi perlu juga dikaitkan dengan diversitas dan karakteristik dari orientasi kerja para anggota organisasi. Hal ini akan memberikan gambaran tentang tindakan, reaksi maupun keputusan mereka terhadap situasi pekerjaannya masing-masing. Cormick (1980 ) menegaskan adanya indikasi sikap sebagai suatu kondisi sadar yang lebih menunjukkan tingkat perasaan subyektif seseorang terhadap suatu obyek ( pekerjaan ). Hasilnya adalah penilaian tentang baik buruk obyek tersebut dari sudut pandang tertentu. Ketika perusahaan mulai berorientasi pada pembentukan budaya organisasi, berarti pula meletakkan aspek sumber daya manusia dalam posisi strategis melalui para pimpinan puncak atau manajer untuk mengamankan norma perilaku, nilai-nilai dan keyakinan bersama terhadap perusahaan. Sekaligus menjadi suatu alat yang vital bagi manajemen bila ingin mencapai performance yang tinggi, yang pada akhirnya tercipta sikap kerja yang positif yang mendorong peningkatan kinerja karyawan dan manajemen, diwujudkan dalam seluruh aktifitas dan kebijakan perusahaan. Di Indonesia pada awalnya budaya organisasi hanya dianggap sebagai pelengkap dalam arti konsep nilai inti (Core Values) yang datang dan dibentuk dari pimpinan saja (Swa, 2004). Namun hadirnya perusahaan-perusahaan multinasional di Indonesia dengan manajemen yang adaptif (sensitive) terhadap budaya local, turut mempengaruhi pandangan umum tentang konsep budaya organisasi. Riset sendiri menunjukkan bahwa budaya merupakan variabel pembeda utama dalam lingkup perusahaan multinasional yang memerlukan para pemimpin atau manajer cosmopolitan (Martin and Owen, 1990). Melihat dampak budaya organisasi yang begitu besar terhadap suksesnya suatu bisnis serta pentingnya pemeliharaan kepuasan kerja karyawan maka penelitian ini dilakukan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Semarang selanjutnya disebut Bank BTN Cabang Semarang. Bank BTN Cabang Semarang memiliki potensi SDM dalam kapasitas yang beragam untuk menjalankan berbagai fungsi kegiatan perbankan. Disisi lain perusahaan juga harus menjalankan fungsi social secara internal dan eksternal untuk menjamin kesejahteraan para anggotanya yang juga berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Terlebih penting menjaga tingkat persaingan diantara industri sejenis baik lokal maupun internasional. Bank BTN sebagai perusahaan jasa telah memiliki Visi dan Misi Perusahaan yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk menetapkan strategistrategi bisnis yang akan dijalankan dalam memenangkan persaingan. Visi Bank BTN : “ Menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah”. Visi ini kemudian dijabarkan kedalam misi perusahaan sebagai berikut : 1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan lainnya. 2. Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional serta memiliki integritas yang tinggi. 3. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah. 4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Governance untuk meningkatkan Shareholder Values. 5. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya. Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi perusahaan diatas, maka segenap jajaran Bank BTN diharuskan untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai berikut : 1. Taat dalam melaksanakan dan mengamalkan ajaran agamanya. 2. Selalu berusaha untuk menimba ilmu guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya demi kemajuan perusahaan. 3. Mengutamakan kerjasama dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan perusahaan dengan kinerja baik. 4. Selalu memberikan yang terbaik secara ikhlas bagi perusahaan dan semua stakeholders. 5. Selalu bekerja secara professional yang kompeten dalam bidang tugasnya. Faktor eksternal yang begitu kuat sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan Bank BTN Cabang Semarang. Faktor sosial, kondisi ekonomi, perubahan paradigma dalam masyarakat khususnya di dunia usaha, mendorong perusahaan untuk serius menangani masalah SDM, khususnya penerapan budaya organisasi secara intensif. Terlebih dengan perkembangan lingkup usaha, struktur organisasi, penyebaran lokasi, jumlah karyawan, penataaan manajemen, memberikan konsekuensi balik terhadap budaya organisasi. Pentingnya dilakukan penelitian di perusahaan ini karena meskipun budaya organisasi di Bank BTN sudah dirumuskan, tetapi belum pernah dilakukan penelitian apakah budaya organisasi yang sudah ada memiliki pengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan. Hal ini dapat digambarkan dalam tabel Perkembangan Kinerja Bank BTN Cabang Semarang selama 4 (empat) tahun dibawah ini : Tabel 1.1 Perkembangan Kinerja Bank BTN Cabang Semarang Tahun 2003 s.d 2006 (Dlm Rp juta) No. Keterangan 31/12/03 31/12/04 31/12/05 31/12/06 1 Asset 486.527 651.780 579.431 620.010 2 Laba 37.077 32.436 29.335 36.827 3 ROA 7.61% 6.47% 5.85% 6.67% 4 CIR 24.39% 30.93% 33.83% 34.91% 5 BOPO 56.02% 76.88% 78.14% 82.00% 6 LDR 78.66% 58.86% 85.14% 92.05% 7 NPL 1.38% 1.25% 1.08% 1.12% 8 Posisi Kredit 341.549 352.338 447.307 513.972 9 Posisi Dana 434.337 598.609 525.640 558.435 Sumber : Laporan Kinerja Bank BTN Cabang Semarang diolah Dari data diatas dapat terlihat bahwa dalam kurun empat tahun telah terjadi peningkatan maupun penurunan dalam faktor-faktor kinerja BTN Cabang Semarang. Kinerja perusahaan dipengaruhi faktor-faktor dari dalam maupun dari luar. Berdasarkan data penilaian kinerja karyawan BTN, maka karyawan sudah memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya penilaian karyawan yang rata-rata mempunyai penilaian baik yang ditunjukkan pada Tabel 1.2 sebagai berikut: Tabel 1.2: Penilaian Kinerja Karyawan Penilaian Tahun A (Istimewa) B (Baik) C (Cukup) Jumlah 2003 7 122 1 130 2004 6 123 1 130 2005 10 124 2 136 2006 8 127 1 136 Sumber: Data diolah, 2007 Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa rata-rata karyawan bank BTN mempunyai kinerja yang baik. Penilaian yang diberikan berdasarkan: (1) tugas utama, dengan bobot 50%; (2) keterampilan kunci, dengan bobot 25%; dan (3) kompetensi, dengan bobot 25%. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis adanya pengaruh budaya organisasi dan keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan di Bank BTN Cabang Semarang. Research problem dari penelitian ini adalah perluasan variabel-variabel penelitian dari Blau dan Boal (1987), Nystrom (1993), McNeese-Smith (1996), Moon (2000), dan Burton et al (2002). Pada penelitian Blau dan Boal (1987) tidak meneliti pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi, namun menguji pengaruh keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi, sementara Nystrom (1993) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi terhadap komitmen organisasi, namun tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi. Sedangkan McNeese-Smith (1996) menunjukkan adanya pengaruh antara komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan, pengaruh antara keterlibatan kerja terhadap kinerja perusahaan didukung oleh Blau dan Boal (1987) sedangkan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja keryawan didukung oleh Di Tomasso (1992) dan Fey dan Denison (2000). Disamping itu penelitian yang sama tentang kinerja karyawan di PT. Bank Tabungan Negara (persero) Cabang Semarang belum pernah diteliti sehingga diperlukan penelitian lanjutan yang menguji pengaruh budaya organisasi, keterlibatan kerja, terhadap komitmen organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (persero) Cabang Semarang. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini mengambil judul ” Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan keterlibatan Kerja terhadap Komitmen Organisasi dalam meningkatkan Kinerja Karyawan”. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan penelitian terdahulu juga terdapat adanya research problem, seperti yang dilakukan oleh peneliti: Blau dan Boal (1987), Di Tomasso (1992), Nystrom (1993), McNeese-Smith (1996), Moon (2000), Fey dan Denison (2000) dan Burton et al (2002) dalam meneliti faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja karyawan sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan yang menguji pengaruh antara budaya organisasi dan keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi dan kinerja karyawan serta pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi? 2. Bagaimana pengaruh keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi? 3. Bagaimana pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan? 4. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan? 5. Bagaimana pengaruh keterlibatan kerja terhadap kinerja karyawan? 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Menganalisis pengaruh budaya organisasi pengaruh keterlibatan terhadap komitmen terhadap komitmen organisasi. 2. Menganalisis kerja organisasi. 3. Menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. 4. Menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. 5. Menganalisis pengaruh keterlibatan kerja terhadap kinerja karyawan. 1.3.2 Kegunaan Penelitian Kegunaan Penelitian adalah : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris yang menunjukan adanya pengaruh budaya organisasi dan keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan, yang akan menjadi masukan kepada pihak manjemen perusahaan akan pentingnya pemahaman dari manajemen secara organisasi (perusahaan) terhadap pengelolaan budaya organisasi, keterlibatan kerja dan komitmen organisasi dari seluruh sumber daya manusia yang dimiliki sebagai bagian dari pelaksanaan strategi perusahaan dalam mencapai kinerja karyawan. 2. Bagi perusahaan atau dunia industri secara umum, penelitian ini memberi masukan sejauhmana budaya organisasi, keterlibatan kerja dan komitmen organisasi memberikan nilai kontribusi positif dalam meningkatkan kinerja karyawan. BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN 2.1 Telaah Pustaka 2.1.1. Kinerja Karyawan Kinerja didefinisikan sebagai “the extent of actual work performed by individual” atau sampai sejauh mana kerja aktual yang diperlihatkan oleh seorang individu (Shore, 1990). Kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam melakukan pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan tertentu. Robbins (1998) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi. Kinerja karyawan mengacu pada prestasi seseorang yang diukur berdasarkan standar atau criteria yang ditetapkan oleh perusahaan. Pengelolaan untuk mencapai kinerja sumber daya manusia tinggi dimaksudkan guna meningkatkan perusahaan secara keseluruhan. Kinerja sebenarnya merupakan konsep yang sangat kompleks, baik definisi maupun pengukurannya yang sering menjadi tantangan bagi peneliti teori manajemen dan perilaku organisasi, karena bersifat multidimensional. Sehingga pengukuran kinerja hendaknya menginteraksikan dimensi pengukuran yang beragam. Gibson (1988) menyatakan bahwa respon efektif seseorang terhadap pekerjaan merupakan kepuasan karyawan dalam melakukan pekerjaan. Gibson (1988) juga memperkenalkan suatu dimensi khusus yang menunjukkan karakteristik pekerjaan yang biasanya digunakan untuk menilai keberhasilan kerja karyawan. Kinerja karyawan dapat diukur dari berbagai macam dimensi pekerjaan antara lain meliputi jenis pekerjaan, supervisi, gaji yang diberikan, promosi yang diperoleh serta kondisi kerja yang meliputi rekan kerja maupun suasana kerja. Tsui et al, dalam Fuad Mas’ud, (2004) melakukan penilaian terhadap kinerja sumber daya manusia berdasarkan perilaku yang spesifik (judgement performance evaluation) dengan menggunakan 11 kriteria yaitu kuantitas kerja karyawan, kualitas kerja karyawan, efisiensi karyawan, standar kualitas karyawan, usaha karyawan, standar professional karyawan, kemampuan karyawan terhadap pekerjaan inti, kemampuan karyawan menggunakan akal sehat, ketepatan karyawan, pengetahuan karyawan dan kreatifitas karyawan. 2.1.2. Komitmen Organisasi Komitmen organisasional didefinisikan sebagai pengukur kekuatan karyawan yang berkaitan dengan tujuan dan nilai organisasi (McNeese-Smith, 1996). Mowday, Porter & Steers (1982) dikutip dari Luthan (1992) mengemukakan bahwa komitmen organisasional terdiri dari tiga faktor, yaitu : (1) keinginan yang kuat dan penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi, (2) kemauan dasar untuk berusaha bagi organisasi, (3) perilaku sesuai dengan nilai-nilai dan keinginan organisasi (compliance). Tumbuhnya ini disebabkan atau dipengaruhi oleh aspekaspek pekerjaan itu sendiri, keberadaan tempat kerja lain, karakteristik-karakteristik pribadi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan setting pekerjaan secara umum. Ganesan dan Weitz (1996) dalam Fuad Mas’ud (2004) mengidentifikasikan komitmen organisasional sebagai : 1. Perasaan menjadi bagian dari organisasi. 2. Kebanggaan terhadap organisasi. 3. Kepedulian terhadap organisasi. 4. Hasrat yang kuat untuk bekerja pada organisasi. 5. Kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi. 6. Kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi Variabel komitmen organisasional dibagi dalam tiga kategori yaitu: karakteristik personel dari setiap anggota organisasi yang meliputi umur, pendidikan, jenis kelamin dan kebutuhan akan pencapaian, karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan yang terdiri dari beberapa variabel seperti penekanan peran (konflik dan ketidakjelasan peran) serta karakteristik tugas dan pengalaman kerja yang meliputi variabel seperti sikap kepemimpinan (inisiatif dari organisasi dan pertimbangan dari pemimpin) serta struktur organisasi (formalisasi dan partisipasi dalam pengambilan keputusan). Mengingat fokus penelitian ini adalah pada faktor-faktor organisasi maka penelitian ini hanya dibatasi kepada karakteristik-karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan serta pengalaman kerja. Meskipun kedua variabel tersebut diharapkan berkaitan dengan sampel yang diberikan, pada saat yang bersamaan, sangatlah mungkin bila pekerja yang memegang kepercayaan positif dan cinta kepada organisasi serta tujuan dan nilainya, tetapi dia tidak suka dengan pelaksanaan aspek-aspek tertentu pada pekerjaan tertentu di organisasi tersebut dan sebaliknya. Saat komitmen organisasional dicontohkan sebagai fungsi kepercayaan terhadap organisasi dan pengalaman kerja, karakteristik organisasi harusnya menjadi faktor yang mempengaruhi kepercayaan pekerja tarhadap organisasi dan oleh karena itu pada level komitmen pekerja; karakteristik kerja harusnya menjadi faktor utama yang mempengaruhi pengalaman kerja dan kepuasan kerja dari pekerja. 2.1.3. Budaya organisasi Budaya (culture) adalah sebuah pengertian dalam arti yang luas sekali, dalam konteks ini, jika kita membicarakan organisasi maka secara langsung berkaitan dengan perusahaan / organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi adalah suatu alat dalam menafsirkan kehidupan dan perilaku dari organisasinya. Suatu budaya yang kuat merupakan perangkat yang sangat bermanfaat untuk mengarahkan perilaku, karena membantu karyawan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik sehingga setiap karyawan pada awal karirnya perlu memahami budaya dan bagaimana budaya tersebut terimplementasikan. Budaya organisasi juga terkait erat dalam program organization development, yang terkait erat dalam program, intervensi keorganisasian, struktur organisasi, dan pada akhirnya menyentuh aktifitas perencanaan SDM, pengembangan, pendidikan dan pelatihan agar SDM memiliki nilai budaya yang kuat, adaptif dan sesuai dengan tuntutan dunia bisnis era globalisasi. Budaya organisasi yang tepat harus dibentuk dalam satu proses yang terencana dan sistematis. Berdasarkan hasil-hasil penelitian beberapa pakar (Ashkanasy, Wilderom, Peterson, 2000, dalam R.J. Rumengan, 2002) tentang faktor-faktor determinan dalam membangun budaya perusahan seperti gambar dibawah ini : Gambar 2.1: Lima Pilar Mekanisme Membangun Budaya organisasi Budaya organisasi Sistem nilai yang dianut bersama Kepemimpinan Sistem perekrutan Sistem Imbalan Kebijakan dan Perekrutan Pelatihan dan Pengembangan (Sumber : Ashkanasy, Wilderom,Peterson,2000 dalam R J Rumengan, 2002) Dengan demikian dapat dijelaskan, bahwa budaya organisasi menjadi alat yang penting dalam menafsirkan kehidupan dan perilaku dari organisasinya. Budaya yang kuat merupakan perangkat (software) yang sangat bermanfaat untuk mengarahkan perilaku, karena membantu setiap anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik, seperti ditegaskan oleh Charles Hamden – Turner (1992). Budaya organisasi menggambarkan kesesuaian perilaku, mengikat dan memotivasi individu dan memberikan solusi/pemecahan apabila terdapat ambiguitas. Budaya mengatur jalannya proses informasi suatu perusahaan, hubungan internalnya dan nilai-nilai yang dianutnya. Sejalan dengan Stephen P. Robbins (1996) menyatakan : Mengacu pada suatu system yang diselenggarakan oleh anggota-anggotanya yang membedakan organisasi satu dari organisasi lain. Sistem tersebut adalah melihat secara lebih dekat suatu rangkaian karakteristik yang dianut oleh organisasi. Hal ini mengungkapkan pengakuan budaya organisasi sebagai acuan terhadap system makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi yang lain. Atau juga cara untuk berinteraksi dengan faktor internal maupun external dengan karakteristik yang berbeda. Perembesan budaya organisasi membutuhkan pengenalan manajemen dimensi dasar dari budaya organisasi mereka dan pengaruhnya pada variabel yang berkaitan dengan karyawan seperti kepuasan, motivasi kerja, komitmen, kohesi, implementasi strategi, kinerja, dan yang lain. Bagaimanapun, relatif sedikit studi empiris yang telah menguji hubungan ini. Menurut Menon et.al., (1999) menyatakan bahwa fokus organisasi dewasa ini terbagi atas 2 elemen dasar (Core) yaitu, struktur organisasi dan budaya organisasi. Organisasi struktur terbagi atas sentralisasi dan formalitas, karena keberadaannya dianggap sebagai faktor pengukur keberhasilan kinerja organisasi. Sedangkan peran penting budaya organisasi adalah dalam pengembangan sebuah strategi. Kemudian Walker (1998,) telah mendefinisikan strategi sebagai “semua hal yang perlu untuk fungsi kesuksesan organisasi sebagai mekanisme adaptif”. Demikian halnya Strategi Sistem Perekrutan dan Seleksi SDM efektif ketika isu bisnis akan Sistem Perekrutan dan Seleksi SDM penting diselesaikan atau menjadi kurang penting dan digantikan dengan isu yang baru muncul. Dalam Fuad Mas’ud (2004) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah system makna, nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut bersama dalam suatu organisasi yang menjadi rujukan untuk bertidak dan membedakan organisasi satu dengan organisasi lain. Hofstede et al (1993) dalam Fuad Mas’ud (2004) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah nilai-nilai yang dipelihara dan dipertahankan. Indikator-indikator budaya organisasi yang disebutkan oleh Hofstede et al (1993) adalah sebagai berikut: 1. Profesionalisme karyawan. 2. Jarak dari manajemen 3. Sikap terbuka 4. Keteraturan karyawan 5. Rasa curiga pada rekan kerja 6. Integrasi karyawan 2.1.4. Keterlibatan Kerja Keterlibatan kerja telah menjadi sebuah istilah yang tepat untuk mengemukakan beragam teknik (Cotton, 1993). Sebagai contoh, keterlibatan tersebut mencakup gagasan popular seperti partisipasi karyawan atau manajemen partisipatif, demokrasi tempat kerja, pendelegasian wewenang dan kepemilikan karyawan. Prinsipnya adalah bahwa, walaupun setiap gagasan tersebut memiliki karakteristik yang unik, gagasan tersebut memiliki inti yang sama yaitu, keterlibatan kerja karyawan (Stephen P Robbins, 1996). Jadi keterlibatan kerja didefinisikan sebagai suatu proses partisipasi yang menggunakan seluruh kapasitas karyawan yang dirancang untuk meningkatkan komitmen bagi kesuksesan organisasi (Sashkin, 1984). Logika yang mendasari adalah bahwa keterlibatan para karyawan dalam pengambilan keputusan akan berpengaruh pada karyawan dan meningkatkan otonomi dan kendali karyawan atas kehidupan kerjanya sehingga akan membuat karyawan lebih termotivasi, lebih setia pada organisasi, lebih produktif dan lebih puas dengan pekerjaannya. Keterlibatan kerja pada prakteknya berkaitan erat dengan tingkat absensi, kadar permohonan berhenti bekerja dan berkeinginan berpartisipasi dalam suatu tim atau kelompok kerja. Blau dan Boal (1987) juga memberikan konsep apabila tingkat keterlibatan kerja dan komitmen organisasi tidak diperhatikan akan menyebabkan terjadinya turn over dan kemangkiran (absen). 2.1.5. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi Budaya organisasi mengacu ke sistem makna bersama yang dianut oleh anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi yang lain. Budaya organisasi adalah sekumpulan norma-norma tingkah laku atau corak/warna serta nilai-nilai yang ada di dalam suatu perusahaan/organisasi dan merupakan aturan main yang harus ditaati dan diamalkan oleh para pelaku perusahaan/organisasi tersebut agar dapat berinteraksi baik terhadap faktor internal maupun eksternal. Budaya mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi organisasi, ia akan mempengaruhi setiap hal dari siapa yang dipromosikan dan keputusan apa yang dibuat. Kadang-kadang budaya tersebut terpecah-pecah dan sulit untuk dibaca dari luar. Budaya organisasi juga sangat kuat dan potensif, setiap orang mengetahui tujuan perusahaan dan bekerja untuk mencapainya. Melihat dampak itu, maka kami berpikir bahwa budaya juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap suksesnya suatu bisnis. Budaya organisasi yang diukur melalui kejelasan tujuan organisasi dan otonomi pekerjaan mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap komitmen organisasi pada level 1% baik pada perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Nystrom (1993) yang menunjukkan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen organisasi dan kinerja karyawan. Variabel budaya diukur melalui enam dimensi yaitu, profesionalisme karyawan, jarak dari manajemen, sikap terbuka karyawan, keteraturan karyawan, rasa curiga pada rekan sekerja, dan integrasi karyawan sedangkan variabel komitmen organisasi diukur melalui enam dimensi yaitu: perasaan menjadi bagian dari organisasi, kebanggaan terhadap organisasi, kepedulian terhadap organisasi, hasrat yang kuat untuk bekerja pada organisasi, kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi, dan kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi. Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu dapat dirumuskan hipotesis alternatif pertama (H1): H1 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi 2.1.6. Pengaruh Keterlibatan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Keterlibatan kerja didefinisikan sebagai identitas psikologi individual terhadap tugas tertentu (Blau & Boal (1987). Senada dengan definisi yang dikemukakan oleh Blau & Boal (1987), Perrot (2002) menambahkan bahwa keterlibatan kerja dapat diukur dari derajad sejauh mana karyawan merasa berpartisipasi secara aktif dalam pekerjaannya atau sampai sejauh mana karyawan mencari beberapa ekspresi diri dan aktualisasi dalam pekerjaannya. Keterlibatan kerja merupakan suatu faktor yang penting dalam kehidupan banyak orang (Blau & Boal, 1987). Hal ini terjadi karena aktivitas kerja mengkonsumsi waktu yang besar dari kehidupan manusia. Pernyataan keterlibatan mengimplementasikan suatu pernyataan positif dan lengkap dari keterikatan aspek inti pada diri sendiri dalam pekerja (Blau & Boal, 1987). Keterlibatan kerja akan membuat seseorang dapat mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam melakukan pekerjaan karena ia terlibat dalam pekerjaan tersebut. Blau dan Boal (1987) dalam penelitiannya menguji pengaruh keterlibatan kerja terhadap kinerja karyawan dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening. Hasilnya menunjukan bahwa adanya keterlibatan kerja yang tinggi akan meningkatkan komitmen organisasi dan kinerja karyawan Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu dapat dirumuskan hipotesis alternatif kedua (H2): H2 : Keterlibatan Kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi 2.1.7. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Salah satu tugas utama manager adalah memotivasi para personel perusahaan agar memiliki kinerja yang tinggi. Manager yang dapat memberikan motivasi yang tepat untuk para personelnya akan membuahkan produktivitas yang maksimal, kinerja yang tinggi serta pertanggung jawaban perusahaan yang lebih baik. Memahami dimensi-dimensi yang relevan dengan motivasi personel akan menjadi sumber informasi yang berharga bagi siapa saja yang berkutat dengan kinerja perusahaan, begitu juga halnya dengan kemampuan untuk membuat penilaian obyektif tentang apa yang diinginkan personel dari pekerjaan mereka. Hal ini berguna untuk merumuskan kebijakan personal, perencanaan startegis maupun untuk merekayasa ulang proses guna mencapai tujuan produktivitas dan efisiensi. McNeese-Smith (1996) menunjukkan bahwa komitmen organisasi berhubungan signifikan positif yang ditunjukkan dengan nilai Pearson (r) sebesar 0,31 (significance pada level 0,001) terhadap kinerja karyawan produksi. Variabel komitmen diukur melalui enam dimensi yaitu: perasaan menjadi bagian dari organisasi, kebanggaan terhadap organisasi, kepedulian terhadap organisasi, hasrat yang kuat untuk bekerja pada organisasi, kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi, dan kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi. Sedangkan variabel kinerja karyawan diukur melalui kuantitas kerja karyawan, kualitas kerja karyawan, efisiensi karyawan, standar kualitas karyawan, usaha karyawan, standar professional karyawan, kemampuan karyawan terhadap pekerjaan inti, kemampuan karyawan menggunakan akal sehat, ketepatan karyawan, pengetahuan karyawan dan kreatifitas karyawan. Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu dapat dirumuskan hipotesis alternatif ketiga (H3): H3 : Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. 2.1.8. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Teori Strong Culture menyatakan bahwa budaya organisasi yang kuat akan meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan dalam jangka panjang. Dengan teori ini diyakini bahwa kekuatan budaya organisasi berhubungan dengan kinerja perusahaan dalam tiga hal, seperti yang dikemukakan oleh Boejoeng Lukito (1995) yaitu : 1. Dengan budaya organisasi yang kuat akan menyebabkan terjadinya penyesuaian tujuan (goal) antar kelompok atau karyawan dalam perusahaan. Dalam budaya organisasi yang kuat, maka terdapat banyak nilai-nilai, pola perilaku dan praktek yang dianut secara umum. 2. Budaya organisasi yang kuat akan berpengaruh positip pada kinerja bisnis, karena dapat memberikan motivasi luar biasa pada karyawan. Dengan budaya organisasi yang kuat berarti karyawan dalam perusahaan mempunyai banyak nilai-nilai yang diyakini bersama. 3. Budaya organisasi yang kuat merupakan kontrol dan menciptakan struktur bagi perusahaan berdasar atas nilai-nilai yang diyakini bersama, dan normanorma perilaku kelompok yang berlaku umum. Selain itu, Charles Hampden-Turner (1992) menyatakan bahwa suatu budaya merupakan perangkat yang sangat bermanfaat untuk mengarahkan perilaku, dimana suatu budaya organisasi yang kuat akan memperlihatkan kesepakatan yang tinggi di kalangan anggota organisasi mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi/ perusahaan itu. Penelitian terdahulu yang menguji pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dilakukan oleh Nystrom (1993) dan Darufitri Kartikandari (2002) dimana dalam penelitiannya menguji pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan, oleh karena itu hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H4 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan 2.1.9. Pengaruh Keterlibatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Keterlibatan mengimplikasikan suatu pernyataan positif dan lengkap dari keterikatan aspek ini pada diri sendiri dalam pekerjaan (Blau & Boal, 1987). Keterlibatan kerja merupakan bagian dari sikap kerja (Blau & Boal, 1987). Sikap kerja akan mempunyai dampak langsung pada produktivitas (Stephen P Robbins, 1996), sehingga dengan adanya keterlibatan kerja yang tinggi dari karyawan, maka diharapkan produktivitas dari karyawan akan meningkat. Selain itu menurut Blau & Boal (1987), keterlibatan kerja mempunyai konsekuensi berupa hasil kerja, yang diantaranya adalah kinerja. Oleh karena itu dengan semakin terlibat dalam pekerjaannya, karyawan diharapkan dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik karena individu dengan tingkat keterlibatan yang tingi pada pekerjaannya akan memandang bahwa pekerjaan mereka merupakan bagian yang penting dari kehidupan mereka (Lassk et al., 2001). Kemudian dari beberapa penelitian diperoleh hasil bahwa keterlibatan kerja mempunyai hasil positif terhadap kinerja seperti yang ditemukan oleh Blau & Boal (1987) bahwa keterlibatan kerja mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja seseorang. H 5 : Keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka penyusunan penelitian ini. Kegunaan untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu, sekaligus sebagai perbandingan dan gambaran untuk mendukung kegiatan penelitian berikutnya : 1. Penelitian oleh Blau dan Boal (1987) Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh antara keterlibatan kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan dengan metode uji validitas, uji reliabilitas dan analysis regresi. Hasilnya menunjukan bahwa adanya keterlibatan kerja yang tinggi akan meningkatkan komitmen organisasi dan kinerja karyawan. 2. Penelitian oleh Di Tomasso (1992) Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dengan metode uji validitas, uji reliabilitas dan analysis regresi. Hasilnya menunjukan bahwa budaya organisasi yang berkembang baik dan teratur dalam perusahaan akan berpengaruh meningkatkan kinerja karyawan. 3. Penelitian oleh Nystrom (1993) Nystrom (1993) melakukan penelitian pada 13 perusahaan pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dengan melakukan kuisioner pada 41 manager tingkat atas dan 36 sekretaris eksekutif dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen organisasi dan kinerja karyawan 4. Penelitian oleh McNeese-Smith (1996) McNeese-Smith (1996) menyatakan bahwa produktivitas berhubungan dengan berbagai macam item hasil seperti: output, tujuan, pertemuan, jumlah jam kerja dan item lainnya yang berhubungan dengan output. McNeese-Smith (1996) juga menemukan bahwa komitmen organisasi berhubungan signifikan positif yang ditunjukkan dengan nilai Pearson (r) sebesar 0,31 (significance pada level 0,001) terhadap kinerja karyawan. 5. Penelitian oleh Moon M Jae (2000) Moon M Jae (2000) menunjukkan bahwa motivasi karyawan yang diukur melalui faktor intrinsik (kebutuhan prestasi dan kepentingan) mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap komitmen organisasi pada level 1% baik pada perusahaan pemerintah maupun perusahaan swasta, sedangkan untuk faktor ekstrinsik yang diukur melalui keamanan kerja, gaji dan promosi berpengaruh tidak signifikan terhadap komitmen organisasi baik pada perusahaan publik maupun perusahaan swasta, tingkat managerial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi pada level 1% pada perusahaan swasta namun tidak signifikan pada perusahaan pemerintah, faktor individu yang diukur melalui tingkat pendidikan dan jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi baik pada perusahaan pemerintah maupun perusahaan swasta. Sedangkan budaya organisasi yang diukur melalui kejelasan tujuan organisasi dan otonomi pekerjaan mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap komitmen organisasi pada level 1% baik pada perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah. 6. Penelitian oleh Fey dan Denison (2000) Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dengan metode uji validitas, uji reliabilitas dan analysis regresi. Hasilnya menunjukan bahwa budaya organisasi yang berkembang baik dan teratur dalam perusahaan akan berpengaruh meningkatkan kinerja karyawan. 7. Penelitian oleh Burton et al (2002) Burton et al (2002) yang menunjukkan hasil bahwa motivasi karyawan berpengaruh signifikan positif terhadap komitmen organisasi. Penelitian Burton et al (2002) memberikan kontribusi yang memperkuat pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi dan pengaruh motivasi karyawan terhadap komitmen organisasi. 8. Penelitian oleh Suliman (2002) Suliman (2002) dalam penelitiannya dengan melakukan kuisioner kepada 1000 karyawan yang dilakukan dengan teknik random sampling dari 20 perusahaan di Timur Tengah menguji pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan dimana komitmen organisasi diukur melalui dua dimensi yaitu komitmen yang timbul secara langsung (affective commitment) maupun komitmen yang berkelanjutan (continuance commitment), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa komitmen yang kuat baik melalui komitmen yang timbul secara langsung (affective commitment) maupun komitmen yang berkelanjutan (continuance commitment) memberikan kontribusi yang tinggi dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dengan komitmen yang kuat, karyawan akan termotivasi untuk bekerja keras untuk kemajuan organisasi. 9. Penelitian oleh Darufitri Kartikandari (2002) Darufitri Kartikandari (2002) meneliti pengaruh motivasi, budaya organisasi, EQ dan IQ terhadap kinerja karyawan pada DPU dan Setda kabupaten Bantul. Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keempat variabel independen (motivasi, budaya organisasi, EQ dan IQ) mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun simultan. Tingkat EQ memiliki pengaruh yang paling rendah sedangkan tingkat IQ memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja karyawan. No 1 2 3 No 4 5 Tabel 2.1: Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Variabel Hasil Penelitian Hasilnya menunjukan bahwa Blau dan Boal Dependen: kinerja adanya keterlibatan kerja (1987) karyawan yang tinggi akan Intervening: meningkatkan komitmen Komitmen organisasi dan kinerja Independen: karyawan keterlibatan kerja Di Tomasso (1992) Dependen: Kinerja Budaya organisasi yang Karyawan berkembang baik dan teratur Independen: dalam perusahaan akan Budaya Organisasi berpengaruh meningkatkan kinerja karyawan hasil penelitiannya Nystrom (1993) Dependen: Kinerja menunjukkan bahwa budaya karyawan dan organisasi mempunyai Komitmen pengaruh positif terhadap Independen: komitmen organisasi dan Budaya Organsasi kinerja karyawan Nama Peneliti Variabel Hasil Penelitian komitmen organisasi McNeesse-Smith Dependen: berhubungan signifikan (1996) Kinerja Karyawan positif yang ditunjukkan Independen: dengan nilai Pearson (r) Produktivitas sebesar 0,31 (significance Kepuasan kerja pada level 0,001) terhadap Komitmen kinerja karyawan. organisasi Penelitian Moon M Jae Moon M Jae (2000) Dependen: (2000) memberikan Komitmen kontribusi yang memperkuat Organisasi pengaruh budaya organisasi Independen: motivasi baik terhadap komitmen organisasi intrinsik maupun dan pengaruh motivasi ekstrinsik dan karyawan terhadap komitmen organisasi budaya organisasi 6 Fey dan Denison (2000) 7 Burton et al (2002) 8 Darufitri Kartikandari 9 Suliman (2002) Dependen: Kinerja Karyawan Independen: Budaya Organisasi Hasilnya menunjukan bahwa budaya organisasi yang berkembang baik dan teratur dalam perusahaan akan berpengaruh meningkatkan kinerja karyawan Penelitian Burton et al (2002) Dependen: Komitmen memberikan kontribusi yang Organisasi memperkuat pengaruh budaya organisasi terhadap Independen: Motivasi Karyawan komitmen organisasi dan dan Budaya pengaruh motivasi karyawan terhadap komitmen Organisasi organisasi. Dependen: Kinerja Keempat variabel independen mempunyai pengaruh yang Karyawan positif terhadap kinerja Independen: Motivasi Karyawan karyawan Budaya Organisasi IQ dan EQ Komitmen organisasi Dependen: berpengaruh positif terhadap Kinerja Karyawan kinerja karyawan Independen: Komitmen Organisasi Sumber: Dari berbagai jurnal 2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Model Berdasarkan hasil telaah pustaka tentang analisis pengaruh budaya organisasi dan keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan, maka penulis mengembangkan kerangka pemikiran teoritis sebagai berikut : Gambar 2.4: Kerangka Pemikiran Teoritis Budaya Organis H4 H1 Komitm en H1 H3 Kinerja SDM H2 H5 Keterliba tan 2.4 Perumusan Hipotesis Dari kerangka pemikiran teoritis yang diuraikan di atas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : H1 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi H2 : Keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. H3 : Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. H4 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. H5 : Keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. 2.5. Definisi Operasional Variabel dan Indikator Secara keseluruhan, penentuan atribut dan indikator serta definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yang dapat dilihat dalam tabel 2.2 berikut ini: Tabel 2.2: Definisi Operasional Variabel dan Indikator Penelitian Variabel Definisi Depende n: Hasil kerja karyawan selama kurun waktu tertentu yang diukur dari kualitas dan kuantitas output yang dihasilkan Kinerja Karyawa n 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Interveni ng: Komitme n organisas i Derajat seseorang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dan organisasi dan berkeinginan melanjutkan partisipasi aktif di dalamnya 9. 10. 11. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Variabel Definisi Independ en:Buday a organisas i Suatu alat dalam menafsirkan kehidupan dan perilaku dari organisasi 1. 2. 3. 4. 5. 6. Keterliba tan Kerja Derajat sejauhmana karyawan memusatkan perhatiannya terhadap pekerjaan Indikator Pengukuran Kuantitas kerja karyawan, Kualitas kerja karyawan, Efisiensi karyawan, Standar kualitas karyawan, Usaha karyawan, Standar professional karyawan, Kemampuan karyawan terhadap pekerjaan inti, Kemampuan karyawan menggunakan akal sehat, Ketepatan karyawan, Pengetahuan karyawan Kreatifitas karyawan Perasaan menjadi bagian dari organisasi. Kebanggaan terhadap organisasi. Kepedulian terhadap organisasi. Hasrat yang kuat untuk bekerja pada organisasi. Kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi. Kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi Indikator Skala Likert 1 s/d 10 yang merupakan pendapat sangat tidak setuju (STS) sampai dengan sangat setuju (SS) dari responden Profesionalisme karyawan Jarak dari manajemen Sikap terbuka karyawan Keteraturan karyawan Rasa curiga pada rekan sekerja Kebanggaan karyawan 1. Keterlibatan karyawan dengan rekan kerja 2. Keterlibatan karyawan dengan pelanggan 3. Keterlibatan karyawan dengan pimpinan/atasan 4. Keterlibatan karyawan dengan waktu kerja Skala Likert 1 s/d 10 yang merupakan pendapat sangat tidak setuju (STS) sampai dengan sangat setuju (SS) dari responden Pengukuran Skala Likert 1 s/d 10 yang merupakan pendapat sangat tidak setuju (STS) sampai dengan sangat setuju (SS) dari responden Skala Likert 1 s/d 10 yang merupakan pendapat sangat tidak setuju (STS) sampai dengan sangat setuju (SS) dari responden Sumber: Dikembangkan untuk penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini sebagian besar menggunakan data primer yang diperoleh di lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang telah dipersiapkan. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berisi dua bagian utama. Bagian yang pertama adalah tentang profil sosial dan identitas responden, yaitu berisi data responden yang berhubungan dengan identitas responden dan keadaan sosial seperti : usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan masa kerja. Sedangkan bagian kedua berdasarkan konsep teori yang dikemukakan sebelumnya, menyangkut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasional dalam meningkatkan kinerja karyawan, yaitu : keterlibatan kerja, dan budaya organisasi. Selain data primer juga diambil data sekunder. Data sekunder berasal dari pihak manajemen dan sumber-sumber penelitian yang relevan berupa data internal perusahaan serta literatur yang terkait. Data sekunder gunanya untuk memberikan gambaran umum dalam mendukung hasil penelitian ini. 3.2. Populasi dan Sampling Populasi adalah kelompok atau kumpulan individu-individu atau obyek penelitian yang memiliki standar-standar tertentu dari ciri-ciri yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan kualitas dan ciri tersebut, populasi dapat dipahami sebagai sekelompok individu atau obyek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik (Cooper dan Emory, 1995). Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh karyawan tetap Bank BTN Cabang Semarang sejumlah 136 karyawan. Hal ini dilakukan karena jumlah karyawan yang terbatas, sehingga penelitian ini menggunakan metode sensus, yaitu 136 karyawan dijadikan responden. 3.3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode angket tertutup, untuk mendapatkan data tentang dimensi-dimensi dari konstruk-konstruk yang sedang dikembangkan dalam penelitian ini. Pernyataan-pernyataan dalam angket tertutup dibuat dengan menggunakan skala 1-10 yang menunjukkan jawaban responden untuk sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju: Skala Tidak Setuju-Sangat Setuju Sangat tidak setuju 1 2 3 Sangat setuju 4 5 6 7 8 9 10 Teknik distribusi angket dilakukan dengan bertatap muka secara langsung dengan karyawan Bank BTN Cabang Semarang, sekaligus melakukan wawancara singkat tentang data-data yang mendukung dan memperkuat proses pengambilan data dalam penelitian 3.4. Analisis Uji Reliabilitas dan Validitas Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh sebuah alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya. Kehandalan berkaitan dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur, apabila dilihat dari stabilitas atau konsistensi internal dari jawaban/pertanyaan jika pengamatan dilakukan secara berulang. Apabila suatu alat ukur digunakan berulang dan hasil yang diperoleh relatif konsisten maka alat ukur tersebut dianggap handal (reliable). Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item/pertanyaan yang dipergunakan pada penelitian ini akan menggunakan formula cronbach alpha (koefisien alfa cronbach), dimana secara umum dianggap reliable apabila nilai alfa cronbachnya > 0,6 (Hair et al, 1995). Untuk mendapatkan nilai tingkat reliabilitas dimensi pembentuk variabel laten, digunakan rumus : (Σ Standard Loading) 2 Construct Reliability = (Σ Standard Loading)2 + Σ Ėj Keterangan : - Standard loading diperoleh dari standardized loading utnuk tiap indicator yang didapat dari hasil perhitungan AMOS 4.01 - Σ Ėj adalah measurement error dari tiap indicator. Measurement error dapat diperoleh dari 1 – (standard loading)2 Uji validitas dilakukan dengan tujuan mengetahui ketepatan kuisioner. Kehandalan kuisioner mempunyai arti bahwa kuisioner mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil dari uji ini cukup mencerminkan topik yang sedang diteliti. Uji validitas diuji dengan program SPSS dengan melihat korelasi Pearson’s Product Moment untuk masing masing item pertanyaan dengan skor uji total. Persamaan untuk mendapatkan nilai variance extract adalah: (Σ Standard Loading 2) Variance Extract = _______________________ (Σ Standard Loading 2) + Σ Ėj 3.5.Teknik Analisis Analisis data dan interpretasi untuk penelitian yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam rangka mengungkap fenomena sosial tertentu. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan. Metode yang dipilih untuk menganalisis data harus sesuai dengan pola penelitian dan variabel yang akan diteliti. Untuk menganalisis data digunakan The Structural Equation Modeling (SEM) dari paket software statistik AMOS 4.0 dalam model dan pengkajian hipotesis. Model persamaan structural, Structural Equation Model (SEM) adalah sekumpulan teknik-teknik statistical yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan relatif “rumit” secara simultan (Ferdinand, 2000, hal:181). Alasan digunakan SEM karena dalam SEM dilakukan pengujian confirmatory construck eksogen dan endogen, dimana pengujian confirmatory construck eksogen untuk menguji kelayakan model antara variabel independen dengan variabel intervening sedangkan pengujian confirmatory construck endogen untuk menguji kelayakan model antara variabel intervening dengan variabel dependen. Hal tersebut dilakukan agar mendapakan hasil penelitian yang baik. Tampilnya model yang rumit membawa dampak bahwa dalam kenyataannya proses pengambilan keputusan manajemen adalah sebuah proses yang yang rumit atau merupakan sebuah proses yang multidimensional dengan berbagai pola hubungan kausalitas yang berjenjang. Oleh karenanya dibutuhkan sebuah model sekaligus alat analisis yang mampu mengakomodasi penelitian multidimensional itu. Berbagai alat analisis untuk penelitian multidimensional telah banyak dikenal diantaranya 1) Analisis faktor eksplaratori, 2) Analisis kausalitas, 3) Analisis perbandingan masing-masing konstruk. Alat-alat analisis ini dapat digunakan untuk penelitian multidimensi, akan tetapi kelemahan utama dari teknikteknik itu adalah pada keterbatasannya hanya dapat menganalisis satu hubungan pada waktu tertentu. Dalam bahasa penelitian dapat dinyatakan bahwa teknikteknik itu hanya dapat menguji satu variabel dependen melalui beberapa variabel independen, padahal dalam kenyataannya manajemen dihadapkan pada situasi bahwa ada lebih dari satu variabel dependen yang harus dihubungkan untuk diketahui derajat interelasinya. Keunggulan aplikasi SEM dalam penelitian manajemen adalah karena kemampuannya untuk mengkonfirmasi dimensi-dimensi dari sebuah konsep atau faktor yang sangat lazim digunakan dalam manajemen serta kemampuannya untuk mengukur pengaruh hubungan-hubungan yang secara teoritis ada (Ferdinand, 2000, hal:5). Untuk membuat pemodelan yang lengkap, perlu dilakukan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Pengembangan model berbasis teori Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau pengembangan model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat. Seorang peneliti harus melakukan serangkaian telaah pustaka yang intens guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang dikembangkan. 2. Pengembangan diagram alur (Path diagram) untuk menunjukkan hubungan kausalitas Path diagram akan mempermudah peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diuji. Peneliti biasanya bekerja dengan “construk” atau “faktor” yaitu konsep-konsep yang memiliki pijakan teoritis yang cukup untuk menjelaskan berbagai bentuk hubungan. Konstruk-konstruk yang dibangun dalam diagram alur dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk eksogen dikenal sebagai “source variabels” atau “independent variabels” yang tidak diprediksi oleh variabel yang lain dalam model. Konstruk endogen adalah faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk eksogen hanya dapat berhubungan kausal dengan konstruk endogen. Diagram alur pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. berikut ini: Gambar 3.1: PathDiagram (Diagram Alur) 1 e1 1 e2 e3 e4 e5 e6 x1 1 x2 x3 1 1 1 Budaya Organisasi x4 x5 1 1 e11 x6 1 e13 e14 e15 1 1 1 1 e16 1 e8 e10 z1 x12 1 x13 Komitmen Organisasi x14 x15 1 z2 x20 1 x21 Kinerja Karyawan x22 x23 x24 x16 x25 1 e17 1 1 1 Keterlibatan Kerja x9 1 x10 x27 e18 e19 e20 1 e21 1 e22 1 1 e23 e24 1 x7 x8 1 1 x11 x19 x26 1 e9 x18 1 e12 e7 x17 1 1 e25 e26 e27 3. Konversi diagram alur ke dalam serangkaian persamaan structural dan spesifikasi model pengukuran. Setelah teori model teoritis dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram alur, peneliti dapat mulai mengkonversi spesifikasi model tersebut kedalam rangkaian persamaan. Persamaan yang akan dibangun terdiri dari (Ferdinand, A.T,2000): Persamaan-persamaan struktur (Structural Equations). Persamaan ini dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. Persamaan structural pada dasarnya dibangun dengan pedoman berikut ini: Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Variabel Endogen + error Tabel 3.1: Model Persamaan Struktural Model Persamaan Struktural Komitmen Organisasi = β1 Budaya organisasi + β2 Keterlibatan Kerja + z1 Kinerja Karyawan = α1 Komitmen Organisasi + α2 Budaya organisasi + α3 Keterlibatan Kerja + z2 Sedangkan model pengukuran persamaan pada penelitian ini seperti tabel berikut: Tabel 3.2: Model Pengukuran Konsep Exogenous (model Konsep Endogenous (model pengukuran) pengukuran) X1=λ1 Budaya Organisasi +e1 X11=λ11 Komitmen Organisasi +e11 X2=λ2 Budaya Organisasi +e2 X12=λ12 Komitmen Organisasi +e12 X3=λ3 Budaya Organisasi +e3 X13=λ13 Komitmen Organisasi +e13 X4=λ4 Budaya Organisasi +e4 X14=λ14 Komitmen Organisasi +e14 X5=λ5 Budaya Organisasi +e5 X15=λ15 Komitmen Organisasi +e15 X6=λ6 Budaya Organisasi +e6 X16=λ16 Komitmen Organisasi +e16 X7=λ7 Keterlibatan Kerja +e7 X17=λ17 Kinerja Karyawan +e17 X8=λ8 Keterlibatan Kerja +e8 X18=λ18 Kinerja Karyawan +e18 X9=λ9 Keterlibatan Kerja +e9 X19=λ19 Kinerja Karyawan +e19 X10=λ10 Keterlibatan Kerja +e10 X20=λ20 Kinerja Karyawan +e20 X21=λ21 Kinerja Karyawan +e21 X22=λ22 Kinerja Karyawan +e22 X23=λ23 Kinerja Karyawan +e23 X24=λ24 Kinerja Karyawan +e24 X25=λ25 Kinerja Karyawan +e25 X26=λ26 Kinerja Karyawan +e26 X27=λ27 Kinerja Karyawan +e27 Persamaan spesifikasi model pengukuran yaitu menentukan serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi yang dihipotesiskan antar konstruk atau variabel. 1. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation), yang menunjukkan goodness of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi (Hair et al, 1995,p:175). Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model yang berdasarkan degrees of freedom (Browne & Cudeck, 1993 dalam Ferdinand, 2003, p:53). 2. GFI (Goodness of Fit Index), adalah ukuran non statistical yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit.” 3. AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index), dimana tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90 (Hair et al, 1995, Hulland et al, 1996 dalam Ferdinand, 2000, p:56) 4. CMIN/DF, adalah The Minimum Sample Discrepancy Function yang dibagi dengan degree of freedom. CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi square x2 relatif. Bila nilai x2 relatif kurang dari 2.0 atau 3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data (Arbuckle, 1997 dalam Ferdinand, 2000, p:56). 5. TLI (Tucker Lewis Index), merupakan incremental index yang membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model, dimana nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah > 0,95 (Hair et al, 1995, p.175) dan nilai yang mendekati 1 menunjukkan a very good fit (Arbuckle, 1997 dalam Ferdinand,2000,p.57). 6. CFI (Comparative Fit Index), dimana bila mendekati 1, mengindikasi tingkat fit yang paling tinggi (Arbuckle,1997 dalam Ferdinand,2000,p.58).Nilai yang direkomendasikan adalah CFI lebih besar atau sama dengan 0,95. Sebuah model dinyatakan layak jika masing-masing indeks tersebut mempunyai cut of value seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1: Goodness of-fit Indices Goodness of-fit index Cut-off Value 2 x – Chi-square < df dengan α=0,05 ≥ 0.05 ≤ 0.08 ≥ 0.90 ≥ 0.90 ≤ 2.00 ≥ 0.95 ≥ 0.95 Sumber: Dikembangkan untuk penelitian ini Significance Probability MSEA FI GFI MIN/DF LI FI BAB IV ANALISIS DATA Pada bab IV ini disajikan gambaran data penelitian yang diperoleh dari hasil jawaban reponden, proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data tersebut. Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk analisis dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan. Analisis data diskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi jawaban responden untuk masing-masing variabel. Hasil jawaban tersebut selanjutnya digunakan untuk mendapatkan tendensi jawaban responden mengenai kondisi masing-masing variabel penelitian. Analisis data yang adalah digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM) dengan terlebih dahulu melakukan pengujian dimensidimensinya dengan confirmatory faktor analysis. Evaluasi terhadap model SEM juga akan dianalisis mendapatkan dan mengevaluasi kecocokan model yang diajukan. Setelah diketahui semua hasil pengolahan data, selanjutnya akan dibahas dan yang terakhir adalah menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil analisis hasil tersebut. 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT.Bank Tabungan Negara (Persero) merupakan salah satu Bank milik pemerintah yang mapan dan terpercaya. Pada mulanya PT.Bank Tabungan Negara didirikan pada masa penjajahan kolonial Belanda, yaitu tahun 1817, yang semula bernama Postpaarbank yang mempunyai nilai untuk mendidik rakyat agar gemar menabung sekaligus memperkenalkan lembaga perbankan yang bergerak dibidang jasa keuangan. Pada masa pendudukan Jepang, tepatnya tanggal 1 April 1942 Postpaarbank diubah namanya menjadi Tyokin Kyoko setelah Indonesia merdeka. Tyokin Kyoko diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia dan diganti namanya menjadi kantor Tabungan Pos. Semenjak saat itu kantor Tabungan Pos telah aktif beroperasi namun pada tanggal 19 Desember 1949 kegiatan operasionalnya sempat berhenti pada waktu terjadi Agresi Militer Belanda ke II dan pada tanggal 9 Februari 1950 nama Tabungan Pos Resmi berubah menjadi Bank Tabungan Pos. Namun Bank Tabungan Pos muncul seiring keluarnya Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 4 tahun 1963, dimana nama Bank Tabungan Pos diganti menjadi Bank Tabungan Negara. Tugas dan usaha Bank Tabungan Negara berdasarkan UU No. 4 tahun 1963 diarahkan pada perbaikan ekonomi rakyat dan pembangunan ekonomi nasional dengan cara menghimpun dana dari masyarakat terutama dalam bentuk tabungan pada tanggal 29 Januari 1974, pemerintah melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan B.49/Mk/1974 memberikan tugas tambahan pada Bank Tabungan Negara sebagai wadah pembiayaan proyek perumahan rakyat. Sejak tahun 1976, Bank Tabungan Negara telah melaksanakan proyek perumahan rakyat dengan memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang terus berlangsung sampai saat ini. Hal inilah yang menjadi misi Bank Tabungan Negara, yaitu membiayai pembangunan rumah bagi rakyat kecil. Kemudian pada tanggal 29 Januari 1989 oleh pemerintah, Bank Tabungan Negara diubah statusnya menjadi Bank Umum dan diijinkan menerima simpanan dalam bentuk giro dan ikut serta dalam kegiatan kliring. Berdasarkan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan dan PP No. 24 tahun 1992, Bank Tabungan Negara mengalami penyesuaian bentuk hukum menjadi perseroan. 4.1.2 Visi dan Misi Sebagai pedoman dalam mengelola usahanya, Direksi Bank Tabungan Negara telah menetapkan Visi dan Misi Bank Tabungan Negara yang wajib diketahui, dihayati, dan diamalkan oleh setiap pegawai. Visi Bank Tabungan Negara adalah “Menjadi bank yang terkemuka dan menguntungkan dalam pembiayaan perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah”. Adapun Misi Bank Tabungan Negara adalah: 1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan lainnya. 2. Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional serta memiliki integritas yang tinggi. 3. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan nasabah. 4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehatihatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value 5. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya. PT. Bank BTN Semarang merupakan kantor cabang utama yang membawahi 9 kantor cabang pembantu dengan wilayah kerja Kendal, Jepara, Cepu, Salatiga dan Ambarawa. 4.1.3 Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang mewujudkan suatu pola tetap dan hubungan antara kedudukan dan peranan dalam suatu lingkungan kerja sama. Dengan adanya struktur organisasi terlihat adanya hubungan kerja sama antara orang-orang dalam organisasi tersebut. Suatu organisasi akan hidup dan terus berkembang apabila orang-orang yang ada di dalamnya saling bekerja sama dan saling berkomunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang ditetapkan. Misi jaringan kerja cabang secara keseluruhan adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan pangsa pasar kredit Bank Tabungan Negara dan segmen pasar yang menguntungkan sesuai dengan wilayah kerja yang telah ditentukan. 2. Memberikan pelayanan kepada nasabah dengan operasional cabang yang prima. 3. Mengelola biaya produk dan jasa secara efektif. 4. Memenuhi target keuangan yang telah ditentukan oleh kantor pusat. Adapun struktur organisasi yang ada di PT.Bank Tabungan Negara Cabang Semarang dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut: Gambar 4.1: Struktur Organisasi Branch Manager Risk Manager Deputy Branch Manager Retail Deputy Branch Manager Loan Recovery Assisten Manager Operation Assisten Manager Accounting & Control Teller Service Customer Service Loan Service Transaction Processing Kantor Cabang Pembantu Loan Administration General Branch Administration Sumber : PT.Bank Tabungan Negara Cabang Semarang 4.1.3.1 Branch Manager 1. Menentukan atau menetapkan sasaran-sasaran dan melaksanakan rencanarencana dalam bidang pemasaran dana, kredit dan produk jasa lainnya, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Memanfaatkan, mengatur dan membina dengan sebaik-baiknya, baik personil maupun peralatan yang ada di bawah tanggung jawabnya agar tercapai produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. 3. Melaksanakan monitoring perkembangan dan keinginan pasar akan jasa-jasa Bank ataupun produk-produk baru, meningkatkan mutu pelayanan serta melaporkan hal-hal penting kepada kantor pusat. 4. Meneliti dan mengevaluasi semua permohonan kredit yang diajukan untuk mendapatkan persetujuan kepada kantor pusat/direksi, serta memutuskannya apabila masih dalam lingkup wewenangnya sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan oleh direksi. 4.1.3.2. Assisten Manager Accounting and Control 1. Melakukan verifikasi terhadap bukti-bukti transaksi yang telah diinput oleh petugas dan dilakukan setiap hari, yaitu : 2. Kebenaran dan keabsahan bukti transaksi. 3. Kebenaran input antara bukti keuangan dengan cetakan per batch. 4. Kebenaran nomor rekening dan nomor yang terdapat dalam buku besar. 5. Membuat, mencetak kemudian mengirimkan kepada kantor pusat laporan keuangan harian (neraca, laba/rugi, rekening atau kantor) dan laporan mingguan yaitu likuiditas dan LMB untuk perencanaan GWM pada Bank Indonesia. 6. Mengelola arsip rekening Koran, buku besar, buku Bantu atas transaksi yang terjadi setiap hari kerja dan membuat laporan bulanan yang terdiri dari neraca sandi bulanan, rencana dan realisasi dana/kredit, rencana dan realisasi laba/rugi. 7. Membuat laporan triwulan, semester dan laporan tahunan serta laporan insidentil yang diminta kantor pusat. 8. Melakukan rekonsiliasi atas transaksi keuangan yang terjadi antara saldo di cabang dengan saldo cabang utama supaya transaksi antar kantor tidak terdapat kesalahan atau tidak terbuku. Rekonsiliasi tersebut harus diselesaikan dalam waktu satu bulan agar tidak menimbulkan keterlambatan dalam menyelasaikan suatu transaksi. 9. Membuat laporan bulanan pemimpin yang merupakan kegiatan Pemimpin Cabang yang dibuat setiap bulan meliputi operasional bank, kegiatan intern dan ekstern. 4.1.3.3. Risk Manager 1. Memantau hasil-hasil pemeriksaan oleh kantor pusat, mengadakan tindakantindakan perbaikan untuk menghilangkan resiko-resiko kredit atau sekurangkurangnya mengurangi timbulnya resiko dalam bentuk kebijaksanaan atau peraturan peraturan baru. 2. Ikut serta mempromosikan produk atau jasa-jasa perbankan kepada khalayak resmi dalam arti seluas-luasnya perdasarkan perencanaan promosi usaha yang telah ditentukan Kantor Pusat/Direksi. 4.1.3.4. Deputy Branch Manager Retail 1. Customer Service a. Mengusahakan mutu pelayanan yang baik sehingga dapat membina dan meningkatkan hubungan, serta menarik minat nasabah untuk menggunakan produk dan jasa bank. b. Mengusahakan kelengkapan sarana dokumen dan menyetujui pembukaan rekening baru serta memberikan pelayanan langsung kepada nasabah atas permintaan/pembayaran yang merupakan transaksi perbankan. c. Menguasai kode etik perbankan yang merupakan salah satu pedoman dalam melaksanakan pelayanan terhadap nasabah. d. Memelihara, mengadministrasi dan mengajukan permohonan Kartu Identitas Nasabah Baru 2. Teller Service a. Mengambil dan menyetor modal, menerima dan membayar transaksi yang bersifat tunai, serta meneruskan setoran non tunai ke back office. b. Meneruskan semua slip transaksi kepada supervisor (kasir dana) untuk diotorisasi. c. Menyortir uang yang tidak layak beredar (rusak) dan selanjutnya untuk diganti/disetorkan ke Bank Indonesia. d. Mencetak aktivitas teller dan mencocokannya dengan buku mutasi. e. Mencocokan saldo kas besar dan membuat rincian uang yang ada dikas besar akhir hari, kemudian dilaporkan kepada Kasir Dana/Pemimpin Cabang untuk diadakan kas opname. 3. Loan Service a. Menyusun rencana kerja dan anggaran pengelolaan kredit dan pendapatannya. b. Mengkoordinir dan melaksanakan tugas dari masing-masing petugas meliputi analisa kredit, administrasi kredit dan laporan perkreditan. c. Mengkoordinir dan melaksanakan aktivitas kegiatan pelayanan kredit yang meliputi pembayaran angsuran kredit, kebutuhan referensi, jaminan kredit dan bank garansi d. Membuat laporan bidang perkreditan Bank Indonesia secara rutin dan laporan intern kepada Kantor Pusat antara lain Laporan tunggakan bunga, Laporan hasil penanganan kredit macet, Laporan perkembangan pengurusan kredit macet oleh BUPLN/KP3N, Laporan pengusulan dan penerimaan klaim, Laporan nominative kredit dan laporan bank garansi dan Mengadakan pengecekan terhadap kebenaran, ketelitian dan ketepatan laporan kedit. 4.1.3.5.Deputy Branch Manager/Loan Recovery a. Pengajuan usulan untuk pembaharuan kredit. b. Membuat usulan yang telah mendapat persetujuan klaim. c. Menerima pelimpahan d. Mengawasi apakah pemberian kredit telah sesuai dengan kebijaksanaan perkreditan, prosedur pemberian kredit dan ketentuan intern yang berlaku serta ketentuan perbankan yang berlaku. e. Memantau perkembangan kegiatan debitur termasuk melalui kegiatan kunjungan kepada debitur dan memberikan peringatan dini mengenai penurunan kualitas kredit yang diperkirakan mengandung resiko. f. Mengawasi apakah penilaian kolektibilitas kredit telah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. g. Melakukan pembinaan kepada debitur untuk mengarahkan agar debitur dapat memenuhi kewajibannya. h. Memantau kecukupan jumlah penyisihan penghapusan kredit. i. Menyusun laporan ke Kantor Pusat. j. Melaksanakan upaya restrukturisasi kredit bagi debitur yang memenuhi syarat atau melaksanakan penyelesaian kredit. 4.1.3.6.Asisten Manager Operasional 1. Transaction a. Mengkoordinir pelaksanaan kelancaran pemenuhan hak-hak karyawan, baik gaji maupun tunjangan lainnya serta pajak penghasilan PPh pasal 21. b. Mengecek kebenaran data-data warkat yang dikirim ke alamat tujuan transfer, mengecek specimen dan saldo rekening yang ditarik melalui pendebetan inkaso dan pendebetan untuk ditransfer. c. Menerima atau mengirim melelui telex, telepon maupun faxcimile serta berhak menolak pencairan kiriman uang yang tidak sesuai prosedur. d. Membuat bukti kiriman uang masuk, kiriman uang keluar, inkaso serta membuat surat pengantar ke Kantor Pusat atas transaksi data hari yang bersangkutan. e. Melakukan perhitungan bunga simpanan berjangka serta mengadakan monitoring petunjuk pelaksanaan bunga deposito. f. Melaksanakan Kliring. g. Membuat surat dukungan bank dan surat referensi bank. 2. General Branch Administratif a. Melakukan pengadaan, penyimpanan dan pencatatan atas barang cetak dan alat tulis b. membuat usulan pengeluaran biaya kantor dan melakukan pembelian kebutuhan operasional, serta mencatat pengeluaran biaya dalam kartu pengawasan biaya. c. mencatat dan mendistribusikan serta melaksanakan sistem pengarsipan surat menyurat. d. Mengurus dan melaksanakan administrasi kepegawaian yang meliputi cuti, penilaian kondite, usul kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala. e. Mengelola administrasi dan file personalia. f. Mengurus penghasilan pegawai baik gaji, tunjangan maupun penghasilannya. g. Mengelola daftar absensi pegawai dan mencatat dalam file kepegawaian. h. Menghitung dan membayar pajak penghasilan. 4.2. Gambaran Umum Responden Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif penelitian disajikan agar dapat dilihat profil dari data penelitian dan hubungan yang ada antar variable yang digunakan dalam penelitian (Hair et al, 1995). Data deskriptif yang menggambarkan keadaan atau kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Responden dalam penelitian ini karyawan Bank BTN Cabang Semarang sejumlah 136 karyawan. 136 karyawan yang berpartisipasi dalam penelitian ini selanjutnya dapat diperinci berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan dan masa kerja. Keempat aspek demografi tersebut mempunyai peran penting dalam mengukur kinerja karyawan Bank BTN Cabang Semarang. 4.2.1. Responden Menurut Jenis Kelamin Komposisi responden berdasarkan aspek jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Pria Wanita Jumlah Sumber: data primer diolah 2007 Frekuensi 82 54 136 Persentase 60.29 39.71 100 Berdasarkan Tabel 4.1. diatas nampak bahwa responden pria merupakan responden mayoritas yaitu 60,29% dari total 136 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. 4.2.2. Responden Menurut Pendidikan Terakhir Komposisi responden berdasarkan aspek pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Responden Menurut Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Frekuensi Lulusan SMU 40 Lulusan D-3 37 Lulusan S-1 54 Lulusan S-2 5 Jumlah 136 Sumber: data primer diolah 2007 Persentase 29.41 27.21 39.71 3.68 100 Berdasarkan Tabel 4.2. diatas nampak bahwa responden lulusan S-1 merupakan responden mayoritas yaitu 39,71% dari total 136 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. 4.2.3. Responden Menurut Usia Berdasarkan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, diperoleh profil responden menurut usia sebagaimana nampak dalam tabel 4.3. Usia (Tahun) 24 - 30 31-40 41-52 Tabel 4.3. Responden Menurut Usia Frekuensi 19 40 77 Persentase 13.97 29.41 56.62 Jumlah Sumber: data primer diolah 2007 136 100 Berdasarkan Tabel 4.3. diatas nampak bahwa responden berusia 41-52 tahun adalah yang terbesar yaitu 56,62% dari total 136 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. 4.2.4. Responden Menurut Masa Kerja Berdasarkan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner, diperoleh profil responden menurut masa kerja sebagaimana nampak dalam tabel 4.4. Tabel 4.4. Responden Menurut Masa Kerja Masa Kerja (Tahun) Frekuensi 1-5 14 6-10 11 11-22 111 Jumlah 136 Sumber: data primer diolah 2007 Persentase 10.29 8.09 81.62 100 Berdasarkan Tabel 4.4. diatas nampak bahwa responden dengan masa kerja 11-22 tahun adalah yang terbesar yaitu 81,62% dari total 136 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. 4.3. Analisis Data Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modelling (SEM). Model teoritis yang telah digambarkan pada diagram jalur sebelumnya akan dilakukan analisis berdasarkan data yang telah diperoleh. Metode analisis SEM akan menggunakan input matriks kovarians dan menggunakan metode estimasi maximum likelihood. Pemilihan input dengan matriks kovarian adalah karena matriks kovarian memiliki keuntungan dalam memberikan perbandingan yang valid antar populasi atau sampel yang berbeda, yang kadang tidak memungkinkan jika menggunakan model matriks korelasi. Sebelum membentuk suatu full model SEM, terlebih dahulu akan dilakukan pengujian terhadap faktor-faktor yang membentuk masing-masing variabel. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan model confirmatory faktor analysis. Kecocokan model (goodness of fit), untuk confirmatory faktor analysis juga akan diuji. Dengan program AMOS, ukuran-ukuran goodness of fit tersebut akan nampak dalam outputnya. Selanjutnya kesimpulan atas kecocokan model yang dibangun akan dapat dilihat dari hasil ukuran-ukuran goodness of fit yang diperoleh. Pengujian goodness of fit terlebih dahulu dilakukan terhadap model confirmatory faktor analysis. Berikut ini merupakan bentuk analisis goodness of fit tersebut. Pengujian dengan menggunakan model SEM dilakukan secara bertahap. Jika belum diperoleh model yang tepat (fit), maka model yang diajukan semula perlu direvisi. Perlunya revisi dari model SEM muncul dari adanya masalah yang muncul dari hasil analisis. Masalah yang mungkin muncul adalah masalah mengenai ketidakmampuan model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik. Apabila masalah-masalah tersebut muncul dalam analisis SEM, maka mengindikasikan bahwa data penelitian tidak mendukung model struktural yang dibentuk. Dengan demikian model perlu direvisi dengan mengembangkan teori yang ada untuk membentuk model yang baru. 4.3.1. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Faktor Analysis) Analisis faktor konfirmatori bertujuan untuk menguji unidimensionalitas dari dimensi-dimensi pembentuk masing-masing variabel laten. Hasil analisis faktor konfirmatori dari masing-masing model selanjutnya akan dibahas. 1) Analisis Faktor Konfirmatori - 1 Gambar 4.2 Analisis Faktor Konfirmatori – Konstruk Eksogen Confirmatory Factor Analysis -1e1 e2 e3 .65 .51 .51 x1 .81 .71 .72 x2 x3 .81 e4 x4 .73 .69 .53 .65 e5 e6 Budaya Organisasi UJI MODEL x5 .48 x6 .39 e7 e8 e9 e10 .44 .68 .61 .50 x7 Chi square = 46.417 (df = 34) Prob = .076 RMSEA = .052 GFI = .938 AGFI = .899 Chi square / df = 1.365 TLI = .972 CFI = .979 .67 .82 x8 .78 x9 Keterlibatan Kerja .71 x10 Sumber : Data primer yang diolah (print out AMOS) Pengujian kesesuaian model diringkas dalam tabel berikut ini. Tabel 4.4 Hasil Pengujian Kelayakan Model Pada Analisis Faktor Konfirmatori Konstruk Eksogen Goodness of Fit Indeks Cut-off Value Hasil Evaluasi Model Chi – Square Probability RMSEA GFI < 56.942 ≥ 0.05 ≤ 0.08 ≥ 0.90 46,417 0,076 0,052 0,938 Baik Baik Baik Baik AGFI ≥ 0.90 0,899 Marginal CMIN / DF ≤ 2.00 1,365 Baik TLI ≥ 0.95 0,972 Baik CFI ≥ 0.95 0,979 Baik Sumber : Data primer yang diolah Hasil analisis pengolahan data terlihat bahwa konstruk yang digunakan untuk membentuk sebuah model penelitian, pada proses analisis faktor konfirmatori telah memenuhi kriteria goodness of fit yang telah ditetapkan. Pengujian kemaknaan dari dimensi-dimensi yang terekstraksi dalam membentuk variabel laten, dapat diperoleh dari nilai standardized loading faktor dari masing-masing dimensi. Jika diperoleh adanya nilai pengujian yang sangat signifikan maka hal ini mengindikasikan bahwa dimensi tersebut cukup baik untuk terekstraksi membentuk variabel laten. Hasil berikut merupakan pengujian kemaknaan masing-masing dimensi dalam membentuk variabel laten. Tabel 4.5 Regression Weight Pada Analisis Faktor Konfirmatori - 1 Regression Weights x6 <-- Budaya_Organisasi Estimate 1.000 S.E. Std. Est 0.693 C.R. P x5 x4 x3 x2 x1 x10 x9 x8 x7 <-<-<-<-<-<-<-<-<-- Budaya_Organisasi Budaya_Organisasi Budaya_Organisasi Budaya_Organisasi Budaya_Organisasi Keterlibatan_Kerja Keterlibatan_Kerja Keterlibatan_Kerja Keterlibatan_Kerja 1.026 1.106 1.119 0.915 1.170 1.000 1.377 1.387 1.204 0.133 0.131 0.148 0.121 0.139 0.174 0.170 0.174 0.729 0.809 0.718 0.714 0.806 0.710 0.780 0.822 0.666 7.687 8.425 7.573 7.542 8.400 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 7.919 8.172 6.915 0.000 0.000 0.000 Analisis faktor tersebut juga menunjukkan nilai pengujian dari masingmasing pembentuk suatu konstruk. Hasil menunjukkan bahwa setiap indikatorindikator atau dimensi pembentuk masing-masing variabel laten menunjukkkan hasil baik, yaitu nilai dengan CR diatas 1,96 atau dengan probabiltas yang lebih kecil dari 0,05. Selain itu nilai loading faktor (standardized estimate) dari semua dimensi berada lebih besar dari 0,6. Dengan hasil ini, maka dapat dikatakan bahwa indikator-indikator pembentuk variabel laten eksogen telah menunjukkan unidimensionalitas. Selanjutnya berdasarkan analisis faktor konfirmatori ini, maka model penelitian dapat digunakan untuk analisis selanjutnya tanpa modifikasi atau penyesuaian-penyesuaian. Standardized Regression Weights: -------------------------------x6 <-------------- Budaya_Organisasi x5 <-------------- Budaya_Organisasi x4 <-------------- Budaya_Organisasi x3 <-------------- Budaya_Organisasi x2 <-------------- Budaya_Organisasi x1 <-------------- Budaya_Organisasi x10 <------------ Keterlibatan_Kerja x9 <------------- Keterlibatan_Kerja x8 <------------- Keterlibatan_Kerja x7 <------------- Keterlibatan_Kerja Estimate -------0.693 0.729 0.809 0.718 0.714 0.806 0.710 0.780 0.822 0.666 2) Analisis Faktor Konfirmatori - 2 Hasil pengolahan data untuk confirmatory faktor analysis 2 dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3 Analisis Faktor Konfirmatori – 2 Confirmatory Factor Analysis -2UJI MODEL .52 Chi square = 138.606 (df = 118) Prob = .095 RMSEA = .036 GFI = .893 AGFI = .862 Chi square / df = 1.175 .72 TLI = .979 CFI = .982 .72 e11 e12 x11 .42 x12 .51 e13 x13 .49 e14 x14 .56 e15 Komitmen Organisasi Kinerja Karyawan x15 .62 e16 x16 e17 .52 x18 e18 .51 x19 e19 .55 .71 .74 .70 .40 .65 .72 .70 .75 .79 .78 x17 x20 e20 .49 x21 .72 e21 .52 x22 e22 .79 .63 .71 x23 e23 .72 .50 .71 x24 e24 .74 .52 x25 .61 e25 .51 x26 e26 .55 x27 e27 Ringkasan hasil confirmatory faktor analysis tersebut dapat diringkas dalam tabel berikut ini. Tabel 4.6 Hasil Pengujian Kelayakan Model Pada Analisis Faktor Konfirmatori Konstruk Indogen Goodness of Fit Indeks Cut-off Value Hasil Evaluasi Model 138,606 0,095 0,036 0,893 Baik Baik Baik Marginal ≥ 0.90 0,862 Marginal CMIN / DF ≤ 2.00 1,175 Baik TLI ≥ 0.95 0,979 Baik CFI ≥ 0.95 0,982 Baik Chi – Square Probability RMSEA GFI < 142.362 ≥ 0.05 ≤ 0.08 ≥ 0.90 AGFI Sumber : Data primer yang diolah Hasil analisis pengolahan data terlihat bahwa konstruk yang digunakan untuk membentuk sebuah model penelitian, pada proses analisis faktor konfirmatori telah memenuhi kriteria goodness of fit yang telah ditetapkan untuk semua ukuran. Pengujian kemaknaan dari dimensi-dimensi yang terekstraksi dalam membentuk variabel laten, dapat diperoleh dari nilai standardized loading faktor dari masing-masing dimensi. Jika diperoleh adanya nilai pengujian yang sangat signifikan maka hal ini mengindikasikan bahwa dimensi tersebut cukup baik untuk terekstraksi membentuk variabel laten. Hasil berikut merupakan pengujian kemaknaan masing-masing dimensi dalam membentuk variabel laten. Tabel 4.7 Regression Weight Pada Analisis Faktor Konfirmatori - 2 Regression Weights Estimate S.E. Std. Est C.R. x16 <-- Komitmen_Organisasi 1.000 0.782 P x15 <-- Komitmen_Organisasi x14 <-- Komitmen_Organisasi x13 <-- Komitmen_Organisasi x12 <-- Komitmen_Organisasi x11 <-- Komitmen_Organisasi x17 <-- Kinerja_Karyawan x18 <-- Kinerja_Karyawan x19 <-- Kinerja_Karyawan x20 <-- Kinerja_Karyawan x21 <-- Kinerja_Karyawan x22 <-- Kinerja_Karyawan x23 <-- Kinerja_Karyawan x24 <-- Kinerja_Karyawan x25 <-- Kinerja_Karyawan x26 <-- Kinerja_Karyawan x27 <-- Kinerja_Karyawan Sumber : Data primer yang diolah 0.964 0.954 0.857 0.888 0.757 1.000 0.885 0.880 0.950 0.923 0.932 1.187 0.972 0.986 0.946 1.010 0.103 0.108 0.104 0.106 0.101 0.108 0.109 0.112 0.117 0.114 0.132 0.121 0.121 0.117 0.120 0.790 0.748 0.701 0.716 0.647 0.722 0.724 0.714 0.745 0.698 0.719 0.793 0.711 0.718 0.714 0.743 9.398 8.839 8.205 8.412 7.501 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 8.222 8.098 8.462 7.916 8.160 9.021 8.061 8.152 8.106 8.445 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 Analisis faktor tersebut juga menunjukkan nilai pengujian dari masingmasing pembentuk suatu konstruk. Hasil menunjukkan bahwa setiap indikatorindikator atau dimensi pembentuk masing-masing variabel laten menunjukkan hasil baik, yaitu nilai dengan CR diatas 1,96 atau dengan probabiltas yang lebih kecil dari 0,05. Selain itu nilai loading faktor dari semua dimensi berada lebih besar dari 0,6. Dengan hasil ini, maka dapat dikatakan bahwa indikatorindikator pembentuk variabel laten eksogen telah menunjukkan unidimensionalitas. Selanjutnya berdasarkan analisis faktor konfirmatori konstruk ini, maka model penelitian dapat digunakan untuk analisis selanjutnya tanpa modifikasi atau penyesuaian-penyesuaian. Standardized Regression Weights: -------------------------------x16 <----------- Komitmen_Organisasi x15 <----------- Komitmen_Organisasi Estimate -------0.782 0.790 x14 x13 x12 x11 x17 x18 x19 x20 x21 x22 x23 x24 x25 x26 x27 <----------- Komitmen_Organisasi <----------- Komitmen_Organisasi <----------- Komitmen_Organisasi <----------- Komitmen_Organisasi <-------------- Kinerja_Karyawan <-------------- Kinerja_Karyawan <-------------- Kinerja_Karyawan <-------------- Kinerja_Karyawan <-------------- Kinerja_Karyawan <-------------- Kinerja_Karyawan <-------------- Kinerja_Karyawan <-------------- Kinerja_Karyawan <-------------- Kinerja_Karyawan <-------------- Kinerja_Karyawan <-------------- Kinerja_Karyawan 0.748 0.701 0.716 0.647 0.722 0.724 0.714 0.745 0.698 0.719 0.793 0.711 0.718 0.714 0.743 4.4. Analisis Structural Equation Modelling (SEM) Analisis selanjutnya adalah analisis Structural Equation Model (SEM) secara full model, setelah dilakukan analisis terhadap tingkat unidimensionalitas dari indikator-indikator pembentuk variabel laten yang diuji dengan confirmatory faktor analysis. Analisis hasil pengolahan data pada tahap full model SEM dilakukan dengan melakukan uji kesesuaian dan uji statistik. Hasil pengolahan data untuk analisis full model SEM ditampilkan pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Hasil Pengujian Structural Equation Model (SEM) Structural Equation Model UJI MODEL e1 e2 e3 .65 .51 .51 x1 x2 x3 .80 .71 .72 .80 .64 e4 x4 .74 .70 .55 e5 x5 Budaya Organisasi Chi square = 326.939 (df = 318) Prob = .353 RMSEA = .014 GFI = .853 AGFI = .825 Chi square / df = 1.028 TLI = .994 CFI = .995 .22 z1 z2 .52 x17 e17 .52 x18 .72 .72 e18 .51 x19 e19 .55 Sumber : Data primer yang diolah Uji terhadap kelayakan full model SEM ini diringkas sebagaimana dalam tabel 4.8 , berikut : Tabel 4.8 Hasil Pengujian Kelayakan Model Structural Equation Model (SEM) Goodness of Fit Indeks Chi – Square Probability RMSEA Cut-off Value <343.18 ≥ 0.05 ≤ 0.08 Hasil Analisis Evaluasi Model 326,939 0,353 0,014 Baik Baik Baik GFI ≥ 0.90 0,853 Marginal AGFI ≥ 0.90 0,825 Marginal CMIN / DF ≤ 2.00 1,028 Baik TLI ≥ 0.95 0,994 Baik CFI ≥ 0.95 0,995 Baik Sumber : Data primer yang diolah Hasil tersebut menunjukkan bahwa model yang digunakan dapat diterima. Tingkat signifikansi sebesar 0,353 yang menunjukkan sebagai suatu model persamaan struktural yang baik. Indeks pengukuran TLI, CFI, CMIN/DF dan RMSEA berada dalam rentang nilai yang diharapkan meskipun GFI, dan AGFI diterima secara marginal. Dengan demikian uji kelayakan model SEM sudah memenuhi syarat penerimaan. 4.4.1. Pengujian Asumsi SEM 4.4.1.1. Normalitas Data Pengujian selanjutnya adalah melihat tingkat normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini adalah dengan mengamati nilai skewness data yang digunakan, apabila nilai CR pada skewness data berada pada rentang antara + 2.58 atau berada pada tingkat signifikansi 0.01. Hasil pengujian normalitas data ditampilkan pada Tabel 4.9 Tabel 4.9 Normalitas Data Assessment of normality x27 x26 min max skew c.r. kurtosis c.r. -------- -------- -------- -------- -------- -------5.000 10.000 -0.156 -0.744 -0.727 -1.732 5.000 10.000 -0.222 -1.059 -0.786 -1.872 x25 x24 x23 x22 x21 x20 x19 x18 x17 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x7 x8 x9 x10 x1 x2 x3 x4 x5 x6 Multivariate 4.000 4.000 4.000 4.000 5.000 4.000 5.000 5.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 5.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 0.220 -0.185 -0.225 -0.375 0.249 -0.400 -0.006 0.110 -0.223 -0.018 0.039 0.035 -0.003 0.170 -0.187 -0.236 -0.218 -0.239 -0.056 -0.033 0.133 -0.016 0.087 0.061 -0.037 1.049 -0.879 -1.071 -1.785 1.187 -1.905 -0.031 0.521 -1.060 -0.085 0.184 0.169 -0.016 0.810 -0.890 -1.121 -1.039 -1.138 -0.265 -0.157 0.632 -0.076 0.412 0.293 -0.175 -0.564 -0.595 -0.828 -0.357 -0.729 -0.459 -0.399 -0.505 -0.361 -0.423 -0.410 -0.388 -0.819 -0.397 -0.509 -0.731 -0.351 -0.622 -0.437 -0.759 -0.530 -0.770 -0.578 -0.306 -0.672 13.551 -1.343 -1.417 -1.972 -0.849 -1.736 -1.092 -0.951 -1.203 -0.860 -1.008 -0.976 -0.923 -1.949 -0.944 -1.211 -1.739 -0.835 -1.481 -1.040 -1.806 -1.261 -1.832 -1.377 -0.728 -1.599 1.997 Dari hasil pengolahan data yang ditampilkan pada Tabel 4.9. terlihat bahwa tidak terdapat nilai C.R. untuk skewness yang berada diluar rentang +2.58. Dengan demikian maka data penelitian yang digunakan telah memenuhi persyaratan normalitas data, atau dapat dikatakan bahwa data penelitian telah terdistribusi normal. 4.4.1.2. Evaluasi atas Outlier Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda dengan data lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk variabel tunggal maupun kombinasi (Hair, et al, 1995, p. 57). Evaluasi atas outlier univariat dan outlier multivariat disajikan pada bagian berikut ini: a. Univariate Outliers Pengujian ada tidaknya univariate outlier dilakukan dengan menganalisis nilai stdandardizes (Z-score) dari data penelitian yang digunakan. Apabila terdapat nilai Z score berada pada rentang δ +3, maka akan dikategorikan sebagai outlier. Hasil pengolahan data untuk pengujian ada tidaknya outlier ada pada Tabel 4.10 Tabel 4.10 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Zscore(x1) Zscore(x2) Zscore(x3) Zscore(x4) Zscore(x5) Zscore(x6) Zscore(x7) Zscore(x8) Zscore(x9) Zscore(x10) Zscore(x11) Zscore(x12) Zscore(x13) Zscore(x14) Zscore(x15) Zscore(x16) Zscore(x17) Zscore(x18) Zscore(x19) Zscore(x20) Zscore(x21) Zscore(x22) Zscore(x23) Zscore(x24) Zscore(x25) Zscore(x26) Zscore(x27) Valid N (listwise) 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 136 Minimum -2.20731 -2.57406 -2.12707 -2.35355 -2.24117 -2.25007 -2.22139 -2.43662 -2.36807 -2.18354 -2.47754 -2.25441 -2.31992 -2.28301 -2.25564 -2.25846 -2.48196 -2.07743 -2.06380 -2.70713 -1.66404 -2.87612 -2.09603 -2.44736 -2.29639 -1.83268 -1.73875 Maximum 1.85853 2.03216 1.65438 1.96217 1.95331 1.83915 1.71062 1.77584 1.65765 2.02272 1.87015 1.85183 1.84064 1.70614 1.91806 1.72189 1.82714 1.99361 1.96891 1.97299 2.09525 1.72567 1.89082 1.91300 2.05130 1.92100 1.92178 Mean .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 .0000000 Std. Deviation 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 1.00000000 Hasil pengujian menunjukkan adanya tidak satupun dimensi yang memiliki adanya outlier. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat data yang ekstrim. b. Multivariate Outliers Evaluasi terhadap multivariate outliers perlu dilakukan karena walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi-observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah dikombinasikan, Jarak Mahalonobis (Mahalonobis Distance) untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Untuk menghitung mahalonobis distance berdasarkan nilai chi-square pada derajad bebas sebesar 27 (jumlah indikator) pada tingkat p<0.001 adalah x2(27,0.001) = 55,735 (berdasarkan tabel distribusi x2 ). Dari hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa jarak Mahalanobis maksimal adalah 43,516. yang masih berada di bawah batas maksimal outlier multivariate. 4.4.1.3. Evaluasi atas Multicollinearity dan singularity Pengujian data selanjutnya adalah untuk melihat apakah terdapat multikolinearitas dan singularitas dalam sebuah kombinasi variabel. Indikasi adanya multikolinearitas dan singularitas dapat diketahui melalui nilai determinan matriks kovarians yang benar-benar kecil, atau mendekati nol. Dari hasil pengolahan data nilai determinan matriks kovarians sample adalah : Determinant of sample covariance matrix = 8.9939e+000 Dari hasil pengolahan data tersebut dapat diketahui nilai determinant of sample covariance matrix berada jauh dari nol. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa data penelitian yang digunakan tidak terdapat multikolinearitas dan singularitas. 4.4.1.4. Evaluasi Terhadap Nilai Residual Pada tahap ini akan dilakukan interpretasi model dan memodifikasi model yang tidak memenuhi syarat pengujian. Setelah model diestimasi, residualnya haruslah kecil atau mendekati nol dan distribusi frekwensi dari kovarian residual harus bersifat simetrik. Jika suatu model memiliki nilai kovarians residual yang tiinggi maka, maka sebuah modifikasi perlu dipertimbangkan dengan catatan ada landasan teoritisnya. Bila ditemukan bahwa nilai residual yang dihasilkan oleh model itu cukup besar (>2.58), maka cara lain dalam memodifikasi adalah dengan mempertimbangkan untuk menambah sebuah alur baru terhadap model yang diestimasi itu. Data standardized residual covariances yang diolah dengan program AMOS dapat dilihat dalam tabel 4.11 Tabel 4.11 Standardized Residual Covariances Standardized Residual Covariances x27 x26 x25 x24 x23 x22 x21 x20 x19 x18 x17 x11 x12 x13 x14 x15 x16 x7 x8 x9 x10 x1 x2 x3 x4 x5 x6 x27 x26 x25 x24 x23 x22 x21 -------- -------- -------- -------- -------- -------- -------0.000 -0.215 0.000 0.269 0.946 0.000 0.702 -0.103 -0.515 0.000 -0.338 0.425 0.221 -0.431 0.000 0.212 -0.160 -0.151 0.592 0.050 0.000 -0.132 0.480 -0.113 -0.581 -0.181 -0.100 0.000 0.070 -0.636 -0.500 0.015 0.312 -0.471 0.335 0.254 -0.492 -0.240 -0.264 -0.180 0.731 0.545 -0.303 -0.134 0.365 0.443 0.234 -0.644 -0.554 -0.117 -0.428 -0.617 -0.082 -0.144 -0.114 0.045 -1.374 -0.490 -0.442 0.150 -0.731 1.023 0.532 0.314 0.088 1.455 0.571 -0.578 0.923 0.371 -0.385 0.043 -0.010 -0.122 -0.684 -0.062 0.443 -0.347 0.718 0.805 0.080 0.489 0.307 1.308 0.074 0.220 0.793 0.551 -0.895 1.259 0.178 -0.025 -0.193 0.120 1.210 0.063 0.971 0.398 -0.493 0.892 0.755 1.249 0.634 -0.498 0.789 -0.757 0.517 -0.563 0.211 -0.273 -0.800 0.835 -0.928 0.604 -0.509 -0.284 -0.639 -0.461 0.646 0.150 1.286 1.104 -0.103 0.529 -0.158 1.108 -0.296 0.394 0.714 1.167 0.511 0.035 -0.007 -0.319 -0.195 0.007 0.484 0.362 0.656 -0.429 -0.169 0.311 0.053 0.234 0.015 0.178 -0.001 -0.608 -0.306 -0.348 0.284 0.125 -0.320 -0.310 0.674 1.065 1.559 1.231 1.135 1.159 0.706 -0.301 -0.117 0.765 -0.085 0.060 -0.141 0.650 x20 x19 x18 x17 x11 x12 x13 x14 x15 x20 x19 x18 x17 x11 x12 x13 -------- -------- -------- -------- -------- -------- -------0.000 0.115 0.000 0.201 -0.456 0.000 0.684 0.133 0.926 0.000 -1.396 -0.835 -1.882 -1.437 0.000 -0.316 0.391 -0.123 -0.086 0.486 0.000 -0.605 -0.407 -0.027 -0.005 -0.299 -0.081 0.000 -0.501 0.296 -0.697 -0.100 -0.224 -0.438 0.187 -0.401 0.778 -0.455 0.287 0.113 0.792 0.200 x16 x7 x8 x9 x10 x1 x2 x3 x4 x5 x6 -0.698 0.130 -0.735 -0.119 0.269 0.281 -1.125 0.101 -0.879 -0.301 -0.080 -0.921 0.099 -0.062 0.150 -0.576 0.036 -0.940 -0.159 -0.279 0.332 0.719 -1.062 0.825 -0.822 0.206 0.420 -0.291 -0.891 0.101 -0.530 -0.388 0.210 0.149 0.168 -0.930 0.463 -0.208 -0.455 -1.625 -0.942 -1.559 -1.388 -0.363 0.032 -0.012 -0.926 -1.640 -1.021 0.639 0.995 0.707 -0.157 1.326 0.562 -0.726 1.069 0.297 -0.464 0.898 0.179 0.051 -0.003 -1.052 1.624 0.659 -0.028 -0.453 -0.280 -0.847 -0.603 -0.019 -0.054 -0.115 -0.331 -0.025 -0.120 x14 x15 x16 x7 x8 x9 x10 x1 x2 x3 x4 x5 x6 x14 x15 x16 x7 x8 x9 x10 -------- -------- -------- -------- -------- -------- -------0.000 -0.608 0.000 0.753 -0.138 0.000 0.461 0.271 0.101 -0.000 0.653 0.506 -0.199 -0.203 -0.000 0.197 0.097 -0.196 -0.126 0.225 -0.000 1.164 -0.176 0.145 0.352 -0.117 -0.138 -0.000 -0.233 -0.938 -0.203 0.654 1.126 0.092 0.294 0.462 -1.099 0.540 -0.969 -0.414 -1.122 -0.607 0.249 -0.646 -0.088 -0.246 -0.524 -0.854 -0.409 -0.131 -1.776 -0.209 -0.251 -0.425 -0.895 -0.699 1.410 0.654 0.587 0.549 0.598 0.708 0.550 0.645 -0.307 0.354 0.419 0.910 0.551 0.483 x1 x2 x3 x4 x5 x6 x1 x2 x3 x4 x5 x6 -------- -------- -------- -------- -------- -------0.000 0.017 0.000 -0.110 0.262 0.000 0.139 0.371 0.681 0.000 -0.064 0.334 -0.769 -0.733 0.000 -0.185 -1.123 -0.173 -0.065 1.299 -0.000 Sumber : Data primer yang diolah 4.4.1.5. Uji Reliability dan Variance Extract Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur yang dapat memberikan hasil yang relatif sama apabila dilakukan pengukuran kembali pada obyek yang sama. Nilai reliabilitas minimum dari dimensi pembentuk variabel laten yang dapat diterima adalah sebesar adalah 0.60. Untuk mendapatkan nilai tingkat reliabilitas dimensi pembentuk variabel laten, digunakan rumus : (Σ Standard Loading) 2 Construct Reliability = (Σ Standard Loading)2 + Σ Ėj Keterangan : - Standard loading diperoleh dari standardized loading utnuk tiap indicator yang didapat dari hasil perhitungan AMOS 4.01 - Σ Ėj adalah measurement error dari tiap indicator. Measurement error dapat diperoleh dari 1 – (standard loading)2 Untuk menganalisis hasil uji reliabilitas ini dari persamaan di atas dituangkan dalam bentuk table untuk menghitung tingkat reliabilitas indikator (dimensi) masing-masing variabel. Dari tabel tersebut diperoleh reliabilitas dari keempat konstruk variabel laten yang digunakan dalam penelitian ini memiliki Reliabilitas yang lebih tinggi dari 0,6. Dengan demikian pengukur-pengukur konstruk tersebut memiliki kehandalan yang cukup tinggi. Pengukuran variance extract menunjukkan jumlah varians dari indikator yang diekstraksi oleh konstruk/variabel laten yang dikembangkan. Nilai variance extract yang dapat diterima adalah minimum 0,40. Persamaan untuk mendapatkan nilai variance extract adalah : (Σ Standard Loading 2) Variance Extract = _______________________ (Σ Standard Loading 2) + Σ Ėj Untuk menilai tingkat variance extract dari masing-masing variabel laten, dari persamaan diatas dituangkan dalam bentuk tabel, yang menunjukkan hasil pengolahan data. Hasil pengolahan data Reliability dan Variance Extract tersebut ditampilkan pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 Reliability dan Variance Extract Variabel Reliability Variance Extract Budaya Organisasi 0.856 0.544 Keterlibatan Kerja 0.778 0.539 Komitmen Organisasi 0.842 0.572 Kinerja Karyawan 0.780 0.542 Hasil pengujian reliabiliy dan variance extract terhadap masing-masing variabel laten atas dimensi-dimensi pembentuknya menunjukkan bahwa semua variabel menunjukkan sebagai suatu ukuran yang reliabel karena masing-masing memiliki reliability yang lebih besar dari 0,6. Hasil pengujian variance extract juga sudah menunjukkan bahwa masingmasing variabel laten merupakan hasil ekstraksi yang cukup besar dari dimensidimensinya. Hal ini ditunjukkan dari nilai variance extract dari masing-amsing variabel adalah lebih dari 0,4. 4.5. Pengujian Hipotesis Setelah semua asumsi dapat dipenuhi, selanjutnya akan dilakukan pengujian hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya. Pengujian 5 hipotesis penelitian ini dilakukan berdasarkan nilai Critical Ratio (CR) dari suatu hubungan kausalitas dari hasil pengolahan SEM sebagaimana pada tabel 4.13 berikut. Tabel 4.13 Regression Weight Structural Equational Model Regression Weights Komitmen_Organisasi Komitmen_Organisasi Kinerja_Karyawan Kinerja_Karyawan Kinerja_Karyawan <-<-<-<-<-- Budaya_Organisasi Keterlibatan_Kerja Komitmen_Organisasi Budaya_Organisasi Keterlibatan_Kerja Estimate S.E. Std. Est C.R. P 0.394 0.122 0.340 3.219 0.001 0.298 0.144 0.215 2.070 0.038 0.192 0.085 0.227 2.266 0.023 0.214 0.100 0.218 2.128 0.033 0.279 0.119 0.238 2.340 0.019 Sumber : Data primer yang diolah Semua hipotesis diterima karena mempunyai nilai critical ratio (CR) yang lebih besar dari 1,96 dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 5.1. Simpulan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebanyak lima hipotesis. Simpulan dari lima hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: 5.1.1. Simpulan mengenai Hipotesis 1 H1 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh yang searah antara budaya organisasi dengan komitmen organisasi. Hal ini mendukung penelitian Nystrom (1993) yang menunjukkan bahwa budaya organisasi mampu meningkatkan komitmen organisasi. Variabel budaya organisasi menunjukkan pengaruh positif terhadap komitmen organisasi, yang ditunjukkan dengan nilai estimasi sebesar 0,34. 5.1.2. Simpulan mengenai Hipotesis 2 H2 : Keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh yang searah antara keterlibatan kerja dengan komitmen organisasi. Hal ini mendukung penelitian Blau dan Boal (1987) yang menunjukkan bahwa keterlibatan kerja mampu meningkatkan komitmen organisasi. Variabel keterlibatan kerja menunjukkan pengaruh positif terhadap komitmen organisasi, yang ditunjukkan dengan nilai estimasi sebesar 0,21. 5.1.3. Simpulan mengenai Hipotesis 3 H3 : Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh yang searah antara komitmen organisasi dengan kinerja karyawan. Hal ini mendukung penelitian McNeesse-Smith (1996) yang mengatakan bahwa kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh komitmen organisasi. Variabel komitmen organisasi menunjukkan pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, yang ditunjukkan dengan nilai estimasi sebesar 0,23. 5.1.4. Simpulan mengenai Hipotesis 4 H4 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh yang searah antara budaya organisasi dengan kinerja karyawan. Hal ini mendukung penelitian Nystrom (1993) yang mengatakan bahwa kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh budaya organisasi. Variabel budaya organisasi menunjukkan pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, yang ditunjukkan dengan nilai estimasi sebesar 0,22. 5.1.5. Simpulan mengenai Hipotesis 5 H5 : Keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh yang searah antara keterlibatan kerja dengan kinerja karyawan. Hal ini mendukung penelitian Blau dan Boal (1987) yang mengatakan bahwa kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh keterlibatan kerja. Variabel keterlibatan kerja menunjukkan pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, yang ditunjukkan dengan nilai estimasi sebesar 0,24. 5.2. Simpulan Masalah Penelitian Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: manajemen Bank BTN Cabang Semarang perlu meningkatkan budaya organisasi untuk meningkatkan komitmen organisasi yang tinggi dan kinerja yang baik dari karyawan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mempertahankan tingkat profesionalisme yang tinggi dan keteraturan kerja yang baik dari karyawan dan meningkatkan kebanggaan karyawan terhadap Bank BTN yang dinilai masih kurang tinggi. Selain itu manajemen Bank BTN Cabang Semarang perlu meningkatkan keterlibatan kerja untuk meningkatkan komitmen organisasi yang tinggi dan kinerja yang baik dari karyawan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mempertahankan keterlibatan karyawan dengan pelanggan dan meningkatkan keterlibatan karyawan dengan rekan kerja yang dinilai masih rendah. 5.3. Implikasi Teoritis Kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh komitmen organisasi (McNeesse-Smith, 1996), dimana faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi adalah: (1) budaya organisasi (Nystrom, 1994), dan (2) keterlibatan kerja (Blau dan Boal, 1987). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Blau dan Boal, (1987); Nystrom, (1994); dan McNeesse-Smith, (1996) yang menunjukkan hasil bahwa budaya organisasi dan keterlibatan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen organisasi dan berdampak positif pada kinerja karyawan, oleh karena itu model yang digambarkan dapat diterapkan Bank BTN Cabang Semarang dalam meningkatkan kinerja karyawan. 5.4. Implikasi Kebijakan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktorfaktor komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Implikasi kebijakan yang disarankan dalam penelitian ini ditunjukkan sebagai berikut: komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan, maka kinerja karyawan dapat ditingkatkan melalui perasaan menjadi bagian dari organisasi, kebanggaan terhadap organisasi, kepedulian terhadap organisasi, hasrat yang kuat untuk bekerja pada organisasi, kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi, dan kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi. Berdasarkan standardized regression weights dapat diketahui bahwa indikator “kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi, dan kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi“ merupakan indikator yang paling berpengaruh dari komitmen organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan nilai estimasi 0,78. Implikasi manajerial yang disarankan dalam penelitian ini ditunjukkan dalam empat kebijakan sebagai berikut: 1. Kebijakan satu menunjukkan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap komitmen organisasional dan kinerja karyawan. Komitmen organisasional dan kinerja karyawan dapat ditingkatkan melalui budaya organisasi melalui 6 dimensi yaitu, profesionalisme karyawan, jarak dari manajemen, sikap terbuka karyawan, keteraturan karyawan, rasa curiga pada rekan sekerja, dan integritas karyawan. Berdasarkan standardized regression weights dapat diketahui bahwa indikator profesionalisme karyawan dan keteraturan karyawan merupakan indikator dari budaya organisasi yang paling berpengaruh dalam meningkatkan komitmen organisasi dan kinerja karyawan dengan nilai estimasi 0,80, hal ini mengindikasikan bahwa manajemen Bank BTN Cabang Semarang perlu mempertahankan sikap profesional dan tingkat disiplin yang tinggi dari karyawan, dimana karyawan selalu mencurahkan seluruh kemampuannya dalam bekerja, berangkat kerja tepat pada waktunya, mempersiapkan peralatan kerja dan tampil rapi sebelum kerja, merapikan peralatan kerja sebelum pulang, tingkat absensi yang rendah dan menghadiri rapat tepat pada waktunya. Hal ini dapat memberikan kinerja yang baik bagi Bank BTN Cabang Semarang. Sedangkan indikator kebanggan karyawan merupakan indikator dari budaya organisasi yang paling rendah mempengaruhi komitmen organisasi dengan nilai estimasi 0,70, oleh karena itu Bank BTN harus berupaya mencari solusi agar tumbuh kebanggaan dalam diri karyawan, misalnya diberikan seragam yang baik yang menunjukkan identitas perusahaan, kondisi kantor dan ruang kerja yang rapi. 2. Kebijakan dua menunjukkan bahwa keterlibatan kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap komitmen organisasional. Komitmen organisasional dan kinerja karyawan dapat ditingkatkan melalui keterlibatan kerja melalui empat indikator yaitu: keterlibatan karyawan dengan rekan kerja, keterlibatan karyawan dengan pelanggan, keterlibatan karyawan dengan pimpinan, dan keterlibatan karyawan dengan waktu kerja. Berdasarkan standardized regression weights dapat diketahui bahwa indikator keterlibatan karyawan dengan pelanggan merupakan indikator yang paling berpengaruh dari keterlibatan kerja dalam meningkatkan komitmen organisasi dan kinerja karyawan dengan nilai estimasi 0,81, artinya karyawan Bank BTN cabang Semarang mempunyai orientasi dan apresiasi yang tinggi untuk selalu membantu nasabah, hal ini dikarenakan karyawan Bank BTN Cabang Semarang sadar bahwa keberadaan nasabah merupakan pilar penting bagi eksistensi Bank BTN Cabang Semarang. Sedangkan indikator keterlibatan karyawan dengan rekan kerja merupakan indikator dari keterlibatan kerja yang paling rendah mempengaruhi komitmen organisasional dengan nilai estimasi 0,67. Hal ini mengindikasikan bahwa manajemen Bank BTN Cabang Semarang perlu meningkatkan solidaritas antar rekan kerja, karena masih terkesan adanya sikap individualisme dalam bekerja, hal ini dapat ditingkatkan melalui team building dalam sebuah proses kerja baik inbound training maupun outbound training. 3. Kebijakan tiga menunjukkan bahwa komitmen organisasional mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan. Kinerja karyawan dapat ditingkatkan melalui komitmen organisasional melalui enam dimensi yaitu: perasaan menjadi bagian dari organisasi, kebanggaan terhadap organisasi, kepedulian terhadap organisasi, hasrat yang kuat untuk bekerja pada organisasi, kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi, dan kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi. Berdasarkan standardized regression weights dapat diketahui bahwa indikator kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi, dan kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi merupakan indikator dari komitmen yang paling berpengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan dengan nilai estimasi 0,78 artinya karyawan Bank BTN Cabang Semarang akan menunjukkan kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi dalam meningkatkan kinerjanya, dimana visi dan misi dari Bank BTN sejalan dengan harapan karyawan oleh karena itu karyawan bersedia untuk bekerja ekstra melampaui apa yang diharapkan agar Bank BTN berhasil sukses. Sedangkan indikator kepedulian terhadap organisasi merupakan indikator dari komitmen yang paling rendah mempengaruhi kinerja karyawan dengan nilai estimasi 0,70, artinya kepedulian karyawan terhadap Bank BTN Cabang Semarang mempunyai pengaruh yang paling rendah terhadap kinerja karyawan, oleh karena itu disarankan kepada manajemen perusahaan Bank BTN Cabang Semarang agar lebih meningkatkan rasa peduli yang tinggi dari karyawannya dengan berusaha bekerja dengan baik dan mentaati peraturan yang berlaku. 5.5. Keterbatasan Penelitian Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner dan melakukan wawancara langsung, tetapi karena terdapat hambatan waktu dan lokasi, maka proses wawancara hanya dapat dilakukan sebanyak 30% dari seluruh responden sejumlah 136. 5.6. Agenda Penelitian Mendatang Hasil-hasil dalam penelitian ini dan keterbatasan-keterbatasan yang ditemukan agar dapat dijadikan sumber ide dan masukan bagi pengembangan penelitian ini dimasa yang akan datang, maka perluasan yang disarankan dari penelitian ini antara lain adalah : a. Menambah variabel independen yang mempengaruhi komitmen organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan. Variabel yang disarankan seperti kepuasan kerja, motivasi karyawan, lingkungan kerja dan lain sebagainya. b. Penelitian dilakukan tidak hanya pada Bank BTN kantor cabang Semarang tapi juga perlu dilakukan penelitian pada Bank BTN kantor cabang di kota lainnya. DAFTAR REFERENSI Adler, Nancy J, (1992), International Dimension of Organizational Behavior, Wadswot Publishing Co. Belmont, California Armstrong, Michael, 1993, Hand Book of Personnel Management Practice, Kopan Page Ltd, London Blau, B.A and Boal, B.K, 1987, “Conceptualizing How Job Involvement and Organizational Commitment Affect Turnover and Absenteism,” Academy of Management Review, 12, 288-302 Burton, James P; Lee, Thomas W; Holtom, Brooks C, 2002, “The Influence of Motivation to Attend, Ability to Atend, and Organizational Commitment on Different Types of Absence Behaviours,” Journal of Managerial Issues, Summer, 2002, p:181-197 Charles, Hampden Turner, 1992, Creating Corporate Culture, Business Economics, Penerbit London Cotton, J.L, 1993, Employee Involvement, New-bury Park, CA:Sage, 1993, pp.3,14. Cooper, D.R and Emory, C.W, (1995), Bussiness Research Methods, Fifth Edition, USA: Richard D. Irwin, Inc. Coudron, Shari, 1995, “Create an Empowering Environment,” Personnel Journal, September, 1995, p:28-36 Coudron, Shari, 1995, “The Top 20 Ways to Motivated Employees,” Industri Week, Vol.244, April, 1995, p:12-18 Darufitri Kartikandari, 2002, “Pengaruh Motivasi, Iklim Organisasi, EQ dan IQ Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Kasus DPU dan Setda Kabupaten Bantul,” Sinergi, Vo.4, No.2, Hal.41-48 Di Tomasso, Gordon, 1992, “Producing Corporate Performance From Organizational Culture,” Journal of Management Studies, 29 (6): 783-798 Dessler, Gary, 1986, Manajemen Personalia : Teknik dan Konsep Modern. Terjemahan, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta Fey, C.F and Denison, D.N, 2000, “Organizational Culture and Effectiveness: The Case of Foreign Firms in Russia and Sweden,” Working Papper Servicess in Business Administration, No.2000,4 Ferdinand, A, 2000, Structural Equation Modelling Dalam Penelitian Manajemen, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Fuad Mas’ud, 2004, Survai Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi), Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gibson, James L et al, 1988, Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Proses, Jakarta, Edisi Keempat, Terjemahan, Erlangga. Hair, J.F.,Jr.,R.E. Anderson, R.L., Tatham & W.C. Black, (1995), Multivariate Data Analysis With Readings, Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. Hofstede, 1997, “The Business of International Bussiness is Culture,” dalam Woetzel, Heidi Vermon, dan Wortzel, Lawrence H, Strategi Management in The Global Economy, Canada, John Wisley & Sons.Inc Hofstede, G and Bornd, M.H, 1984, Hofstede Culture Dimension: An Independent Validation Using Rokeach Value Survey,” Journal of Cross Cultural Psychology Imam Ghozali, 2005, Structural Equation Modeling: Teori Konsep dan Aplikasi Dengan Program LISREL 8.54, Badan Penerbit UNDIP Lask, F.G, Marshall, G.W, Cravens, D.W & Moncrief, W.C (2001), “Salesperson job involvement: A modern perspective and a new scale,” Journal Of Personal Selling and Sales Management, Vol.XXI, No.4. Luthans, F, 1995, Organizational Behavior, Seventh Edition, Mc-Graw-Hill, New York Lukito Boejoeng, 1995. Budaya yang Kuat dan Peningkatan Kinerja Ekonomi Perusahaan: Tinjauan Atas Teori Strong Culture”, Usahawan, Th. XXIV, No.12 McNeese-Smith, Donna, 1996, “Increasing Employee Productivity, Job Satisfaction and Organizational Commitment,” Hospital & Health Services Administration, Vol.41:2, Summer, p:160-175 Menon, Anil, Sundar G. Bharadwaj, Phani Tej Adidam, and Steven W. Edison (1999), “ Antecedent and Consequences of Marketing Strategy Making : A model and a Test “, Journal of Marketing, Vol. 57 (April),p.18-40 Moon, M Jae, 2000, “Organizational Commitment Revisited in New Public Management,” Public Performance & Management Review, Vol.24, No.2 Nystrom, Paul C, 1993, “Organizational Cultures, Strategies, and Commitments in Health Care Organizations,” Health Care Manage Review, Vol.18, 1993, p:43-49 Porter, Michael E, 1993, Keunggulan Bersaing, Penerbit Erlangga Ramayah, T danAizzat Mohd. Nasurdin, (2003), “Job Satisfaction and Organizational Commitment: Differential Effects Ror Men and Women,” Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.5,No.1, Januari 2002, Hal. 75-90. Robbins, Stephen P, 1996, Organizational Behaviour Concept, Controversiest, Applications, Prentice Hall. Inc, Englewoods Cliffs Rumengan, RJ, 2002, Budaya Organisasional: “Paradigma Manajemen Yang Melejitkan Kinerja,” Usahawan, No.06/th.XXXI/Juni Sashkin, M, 1984, Participative Management Is an Ethical Imperative, Organizational Dynamics, Musim Semi, 1984, pp.5-22 Suliman, Abubakr MT, 2002, “Is it Really a Mediating Construct?,” Journal of Management Development, Vol.21, Maret, 2002, p:170-183. Susanto, A.B, 2000, Konsep Budaya organisasi, Jakarta, The Jakarta Consulting Group Walker, W. James, (1998) “ Integrating the Human Resources Function with the Business “, Human Resources Planning, Vol.17. No.2