analisis pengaruh budaya organisasi dan

advertisement
ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN
KETERLIBATAN KERJA TERHADAP KOMITMEN
ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN
KINERJA KARYAWAN
(Studi Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Semarang)
TESIS
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Pasca Sarjana
Pada Program Magister Manajemen
Universitas Diponegoro
Disusun Oleh:
KARTININGSIH, SH
NIM. C4A004165
Angkatan 23 / Kelas Malam
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2007
Sertifikasi
Saya, Kartiningsih, SH, yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa tesis
yang saya ajukan ini adalah hasil karya saya sendiri yang belum pernah
disampaikan untuk mendapatkan gelar pada program Magister Manajemen ini
ataupun pada program lainnya. Karya ini adalah milik saya, karena itu
pertanggungjawabannya sepenuhnya berada di pundak saya
Kartiningsih, SH
PENGESAHAN TESIS
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa
tesis berjudul:
ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN
KETERLIBATAN KERJA TERHADAP KOMITMEN
ORGANISASI DALAM MENINGKATKAN
KINERJA KARYAWAN
(Studi Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Semarang)
yang disusun oleh Kartiningsih, SH, NIM. C4A004165
telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal 18 Juli 2007
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
Dr. Hj Indi Djastuti, MSi
Drs. H Susilo Toto Raharjo, MT
Semarang, 18 Juli 2007
Universitas Diponegoro
Program Pasca Sarjana
Program Studi Magister Manajemen
Ketua Program
Prof. Dr. H Suyudi Mangunwihardjo
ABSTRACT
The purpose of this research is to investigate the effects of corporate
culture and job involvement on organizational commitment to enhance employee
performance. Using these variables, for instance Blau dan Boal, (1987), Di
Tomasso (1992), Nystrom (1993), McNeese-Smith (1996), Moon M Jae, 2000), Fey
dan Denison (2000), Burton et al., (2002), dan Darufitri Kartikandari (2002),
discovered effect organizational culture and job involvement toward
organizational commitment to increase employee’s performance.
The study was conducted at Bank BTN Semarang Branches, the sample
size is about 136 employee, using the Structural Equation Modelling (SEM). The
results show that job involvement and corporate culture has positive significance
effect on organizational commitment and increase employee performance.
The effect of job involvement on organizational commitment is 0,34; The
effect of job involvement on organizational commitment is 0,21; The effect of
corporate culture on employee performance is 0,22; The effect of job involvement
on employee performance is 0,24; and The effect of organizational commitment on
employee performance is 0,23.
Keywords: job involvement, corporate culture, organizational commitment, and
employee performance
ABSTRAKSI
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh budaya organisasi
dan keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi untuk meningkatkan kinerja
karyawan. Penggunaan variable-variabel tersebut berdasarkan hasil penelitian
terdahulu, yaitu: Blau dan Boal, (1987), Di Tomasso (1992), Nystrom (1993),
McNeese-Smith (1996), Moon M Jae, 2000), Fey dan Denison (2000), Burton et
al., (2002), dan Darufitri Kartikandari (2002),
Penelitian ini dilakukan di Bank BTN Cabang Semarang, responden yang
digunakan sebanyak 136 karyawan, menggunakan Structural Equation Modeling
(SEM). Hasil penelitian menunjukkan budaya organisasi dan keterlibatan kerja
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi dalam
meningkatkan kinerja karyawan.
Pengaruh dari budaya organisasi terhadap komitmen organisasi adalah
0,34; pengaruh dari keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi adalah 0,21;
pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan adalah 0,22; pengaruh
keterlibatan kerja terhadap kinerja karyawan adalah 0,24; dan pengaruh komitmen
organisasi terhadap kinerja karyawan adalah 0,23.
Kata Kunci: keterlibatan kerja, budaya organisasi, komitmen organisasi dan kinerja
karyawan
MOTTO :
Sungguh utama untuk memberi bila diminta,
namun lebih utama lagi adalah memberi tanpa diminta,
karena dorongan pengertian” (Kahlil Gibran)
Persembahan:
Buat suami terkasih,
Valdi, Viola, dan Vindra tersayang
Atas dorongan semangat yang luar biasa,
Dengan segala do’a yang tidak pernah kering,
Dan juga segenap upaya yang telah dicurahkan untukku
Sehingga tercapai sedikit dari apa yang engkau harapkan.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Tesis ini dapat selesai. Penulisan tesis ini
dimaksudkan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna memperoleh gelar
Magister Manajemen pada Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro
Semarang, disamping manfaat yang mungkin dapat disumbangkan dari hasil
penelitian ini kepada pihak yang berkepentingan. Penulisan Tesis ini merupakan
kesempatan yang berharga sekali untuk mencoba menerapkan beberapa teori yang
diperoleh selama duduk di bangku kuliah dalam situasi dunia nyata
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa baik dalam pengungkapan, penyajian
dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan materi tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis
mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk
perbaikan tesis ini.
Banyak pihak yang telah dengan tulus ikhlas memberikan bantuan, baik itu
melalui kata-kata ataupun dorongan semangat untuk menyelesaikan penulisan tesis
ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih disertai
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Prof. Dr. Suyudi Mangunwihardjo, selaku Ketua Program Studi Magister
Manajemen Universitas Diponegoro.
2. Dr. Hj Indi Djastuti, MSi, selaku dosen pembimbing utama yang telah
mencurahkan perhatian dan tenaga serta dorongan kepada penulis hingga
selesainya tesis ini.
3. Drs. H Susilo Toto Raharjo, MT, selaku dosen pembimbing anggota yang telah
membantu dan memberikan saran-saran serta perhatian sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
4. Para staff pengajar Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas
Diponegoro yang telah memberikan ilmu manajemen melalui suatu kegiatan
belajar mengajar dengan dasar pemikiran analitis dan pengetahuan yang lebih
baik.
5. Para staff administrasi Magister Manajemen Universitas Diponegoro yang telah
banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan studi di
Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Diponegoro.
6. Teman-teman
kuliah
khususnya
Angkatan
XXIII/A-Sore,
yang
telah
memberikan dukungan, semangat serta sebuah persahabatan dan kerjasama
yang baik selama bekerja dan kuliah di Program Pasca Sarjana Magister
Manajemen Universitas Diponegoro Semarang.
7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Selain kepada pribadi-pribadi di atas, penulis ingin pula menorehkan catatan
kepada pihak yang teramat besar pula perannya dalam membantu saya untuk
menyelesaikan studi ini.
Pertama, kepada Komisaris Bank BTN, Drs. Daryono Rahardjo, MM yang
telah memberikan dorongan motivasi dan kesempatan mengembangkan diri untuk
berprestasi dalam dunia kerja meningkatkan sumber daya manusia pada Bank BTN
sebagai instansi kami dalam berkarya, berteduh, mengabdi menemukan kehidupan
sehingga kami dapat mengikuti seluruh program pendidikan pada program Studi
Magister Manajemen Konsentrasi Magister Sumber Daya Manusia Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro serta diijinkan untuk dapat mengadakan penelitian
lapangan.
Kedua, para karyawan Bank BTN Cabang Semarang sebagai responden
yang telah banyak memberikan sesuatu yang tak ternilai harganya.
Pada bagian akhir ini secara khusus saya menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada suami tercinta, yang senantiasa memberi dukungan,
perhatian dan kasih sayang sepenuh hati, serta putra-putri saya yang telah ikut
berkorban karena kurangnya perhatian saya terhadap mereka selama saya
menempuh studi ini
Hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Allah SWT berkenan
membalas semua kebaikan Bapak, Ibu, Saudara dan teman-teman sekalian. Akhir
kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, 18 Juli 2007
Kartiningsih
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................................i
Sertifikasi ........................................................................................................................ii
Halaman Pengesahan Tesis .............................................................................................iii
Abstract ...........................................................................................................................iv
Abstraksi .........................................................................................................................v
Motto ...............................................................................................................................vi
Kata Pengantar ................................................................................................................vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian ............................................................................1
1.2. Perumusan Masalah......................................................................................8
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..................................................................9
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL
2.1. Telaah Pustaka..............................................................................................11
2.2. Penelitian Terdahulu ....................................................................................23
2.3. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Model ............................29
2.4. Perumusan Hipotesis ....................................................................................29
2.5. Definisi Operasional Variabel dan Indikator ...............................................30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Sumber Data .................................................................................32
3.2. Populasi dan Sampling .................................................................................32
3.3. Metode Pengumpulan Data ..........................................................................33
3.4. Analisis Uji Reliabilitas dan Validitas .........................................................34
3.5. Teknik Analisis ............................................................................................35
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ............................................................43
4.2. Gambaran Umum responden ........................................................................53
4.3. Analisis Data Penelitian ...............................................................................56
4.4. Analisis Structural Equation Modelling (SEM) ...........................................63
4.5. Pengujian Hipotesis ......................................................................................73
BAB V
SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
5.1. Simpulan.......................................................................................................75
5.2. Simpulan Masalah Penelitian .......................................................................77
5.3. Implikasi Teoritis .........................................................................................77
5.4. Implikasi Kebijakan .....................................................................................78
5.5. Keterbatasan Penelitian ................................................................................81
5.6. Agenda Penelitian Mendatang .....................................................................82
Daftar Referensi ..............................................................................................................83
Lampiran .........................................................................................................................86
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Persaingan yang semakin tajam timbul dari perkembangan teknologi dan
globalisasi memaksa setiap organisasi (perusahaan) berupaya menciptakan
keunggulan-keunggulan kompetitif (competitive advantage) yang bisa menjamin
kelangsungan
hidup
dan
berkelanjutan
(sustainable),
sulit
untuk
ditiru
(immutability) dan perkembangan perusahaan jangka panjang (longtime life cycle).
Bila tidak segera menonjolkan keunggulan, sangat sulit bagi perusahaan dalam
memenangkan persaingan bisnis. Dari beberapa faktor sumber daya perusahaan
meliputi phisical capital resources, organizational capital resources, human
capital resources (Barney, 1991) ; maka human capital resources atau sumber
daya manusia yang kini diakui penting dan menjadi fokus banyak perusahaan.
Organisasi yang baik, tumbuh dan berkembang akan menitikberatkan pada
sumber daya manusia (human resources) guna menjalankan fungsinya dengan
optimal, khususnya menghadapi dinamika perubahan lingkungan yang terjadi.
Dengan demikian kemampuan teknis, teoritis, konseptual, moral dari para pelaku
organisasi / perusahaan di semua tingkat (level) pekerjaan amat dibutuhkan.
Pembahasan budaya organisasi dikalangan bisnis dan akademis diawali
dengan penelitian tentang suksesnya dunia bisnis Jepang di tahun 1980-an (Mc
Kenna dkk, 1985), sebelum pada akhirnya diikuti oleh keberhasilan perusahaanperusahaan besar lainnya seperti Johnson and Johnson, IBM, Mc Donald’s dan
General Motors. Mereka dapat memenangkan persaingan melalui perhatian yang
besar terhadap budaya bagi perusahaan baik bagi karyawannya, pelanggan maupun
pemilik perusahaan secara konsisten (O’reilly, 1991). Namun kajian budaya
organisasi dalam artian budaya organisasi telah lama diteliti dari para pakar
budaya, sosiologi dan antropologi yang tertarik melihat suksesnya sebuah
organisasi perusahaan (Neil Amstrong, 1988). Diantaranya juga pakar manajemen
Pascale & Athas (1981) yang mengadakan komparasi antara perusahaan Jepang
dengan perusahaan Amerika, dari mulai berdiri hingga tumbuh berkembang.
Pemahaman terhadap budaya organisasi perlu juga dikaitkan dengan
diversitas dan karakteristik dari orientasi kerja para anggota organisasi. Hal ini
akan memberikan gambaran tentang tindakan, reaksi maupun keputusan mereka
terhadap situasi pekerjaannya masing-masing. Cormick (1980 ) menegaskan
adanya indikasi sikap sebagai suatu kondisi sadar yang lebih menunjukkan tingkat
perasaan subyektif seseorang terhadap suatu obyek ( pekerjaan ). Hasilnya adalah
penilaian tentang baik buruk obyek tersebut dari sudut pandang tertentu. Ketika
perusahaan mulai berorientasi pada pembentukan budaya organisasi, berarti pula
meletakkan aspek sumber daya manusia dalam posisi strategis melalui para
pimpinan puncak atau manajer untuk mengamankan norma perilaku, nilai-nilai dan
keyakinan bersama terhadap perusahaan. Sekaligus menjadi suatu alat yang vital
bagi manajemen bila ingin mencapai performance yang tinggi, yang pada akhirnya
tercipta sikap kerja yang positif yang mendorong peningkatan kinerja karyawan
dan manajemen, diwujudkan dalam seluruh aktifitas dan kebijakan perusahaan.
Di Indonesia pada awalnya budaya organisasi hanya dianggap sebagai
pelengkap dalam arti konsep nilai inti (Core Values) yang datang dan dibentuk dari
pimpinan saja (Swa, 2004). Namun hadirnya perusahaan-perusahaan multinasional
di Indonesia dengan manajemen yang adaptif (sensitive) terhadap budaya local,
turut mempengaruhi pandangan umum tentang konsep budaya organisasi. Riset
sendiri menunjukkan bahwa budaya merupakan variabel pembeda utama dalam
lingkup perusahaan multinasional yang memerlukan para pemimpin atau manajer
cosmopolitan (Martin and Owen, 1990).
Melihat dampak budaya organisasi yang begitu besar terhadap suksesnya
suatu bisnis serta pentingnya pemeliharaan kepuasan kerja karyawan maka
penelitian ini dilakukan di PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Semarang
selanjutnya disebut Bank BTN Cabang Semarang. Bank BTN Cabang Semarang
memiliki potensi SDM dalam kapasitas yang beragam untuk menjalankan berbagai
fungsi kegiatan perbankan. Disisi lain perusahaan juga harus menjalankan fungsi
social secara internal dan eksternal untuk menjamin kesejahteraan para anggotanya
yang juga berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Terlebih penting
menjaga tingkat persaingan diantara industri sejenis baik lokal maupun
internasional.
Bank BTN sebagai perusahaan jasa telah memiliki Visi dan Misi
Perusahaan yang menjadi landasan bagi perusahaan untuk menetapkan strategistrategi bisnis yang akan dijalankan dalam memenangkan persaingan.
Visi Bank BTN : “ Menjadi Bank yang terkemuka dalam pembiayaan
perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah”. Visi ini kemudian dijabarkan
kedalam misi perusahaan sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri
yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan lainnya.
2. Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas
dan profesional serta memiliki integritas yang tinggi.
3. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai
dengan kebutuhan nasabah.
4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan Good Corporate Governance untuk meningkatkan
Shareholder Values.
5. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi perusahaan diatas, maka
segenap jajaran Bank BTN diharuskan untuk memiliki nilai-nilai dasar sebagai
berikut :
1. Taat dalam melaksanakan dan mengamalkan ajaran agamanya.
2. Selalu berusaha untuk menimba ilmu guna meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya demi kemajuan perusahaan.
3. Mengutamakan kerjasama dalam melaksanakan tugas untuk mencapai
tujuan perusahaan dengan kinerja baik.
4. Selalu memberikan yang terbaik secara ikhlas bagi perusahaan dan semua
stakeholders.
5. Selalu bekerja secara professional yang kompeten dalam bidang tugasnya.
Faktor eksternal yang begitu kuat sangat mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan Bank BTN Cabang Semarang. Faktor sosial, kondisi ekonomi,
perubahan paradigma dalam masyarakat khususnya di dunia usaha, mendorong
perusahaan untuk serius menangani masalah SDM, khususnya penerapan budaya
organisasi secara intensif. Terlebih dengan perkembangan lingkup usaha, struktur
organisasi,
penyebaran
lokasi,
jumlah
karyawan,
penataaan
manajemen,
memberikan konsekuensi balik terhadap budaya organisasi.
Pentingnya dilakukan penelitian di perusahaan ini karena meskipun budaya
organisasi di Bank BTN sudah dirumuskan, tetapi belum pernah dilakukan
penelitian apakah budaya organisasi yang sudah ada memiliki pengaruh terhadap
peningkatan kinerja karyawan. Hal ini dapat digambarkan dalam tabel
Perkembangan Kinerja Bank BTN Cabang Semarang selama 4 (empat) tahun
dibawah ini :
Tabel 1.1
Perkembangan Kinerja Bank BTN Cabang Semarang
Tahun 2003 s.d 2006
(Dlm Rp juta)
No.
Keterangan
31/12/03
31/12/04
31/12/05
31/12/06
1
Asset
486.527
651.780
579.431
620.010
2
Laba
37.077
32.436
29.335
36.827
3
ROA
7.61%
6.47%
5.85%
6.67%
4
CIR
24.39%
30.93%
33.83%
34.91%
5
BOPO
56.02%
76.88%
78.14%
82.00%
6
LDR
78.66%
58.86%
85.14%
92.05%
7
NPL
1.38%
1.25%
1.08%
1.12%
8
Posisi Kredit
341.549
352.338
447.307
513.972
9
Posisi Dana
434.337
598.609
525.640
558.435
Sumber : Laporan Kinerja Bank BTN Cabang Semarang diolah
Dari data diatas dapat terlihat bahwa dalam kurun empat tahun telah terjadi
peningkatan maupun penurunan dalam faktor-faktor kinerja
BTN Cabang
Semarang. Kinerja perusahaan dipengaruhi faktor-faktor dari dalam maupun dari
luar. Berdasarkan data penilaian kinerja karyawan BTN, maka karyawan sudah
memberikan kontribusi yang baik bagi perusahaan. Hal tersebut ditunjukkan
dengan adanya penilaian karyawan yang rata-rata mempunyai penilaian baik yang
ditunjukkan pada Tabel 1.2 sebagai berikut:
Tabel 1.2:
Penilaian Kinerja Karyawan
Penilaian
Tahun
A (Istimewa)
B (Baik)
C (Cukup)
Jumlah
2003
7
122
1
130
2004
6
123
1
130
2005
10
124
2
136
2006
8
127
1
136
Sumber: Data diolah, 2007
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa rata-rata karyawan bank BTN
mempunyai kinerja yang baik. Penilaian yang diberikan berdasarkan: (1) tugas
utama, dengan bobot 50%; (2) keterampilan kunci, dengan bobot 25%; dan (3)
kompetensi, dengan bobot 25%. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis adanya pengaruh budaya organisasi dan keterlibatan kerja terhadap
komitmen organisasi dalam meningkatkan kinerja karyawan di Bank BTN Cabang
Semarang.
Research problem dari penelitian ini adalah perluasan variabel-variabel
penelitian dari Blau dan Boal (1987), Nystrom (1993), McNeese-Smith (1996),
Moon (2000), dan Burton et al (2002). Pada penelitian Blau dan Boal (1987) tidak
meneliti pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi, namun
menguji pengaruh keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi, sementara
Nystrom (1993) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara budaya
organisasi terhadap komitmen organisasi, namun tidak menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan antara keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi.
Sedangkan McNeese-Smith (1996) menunjukkan adanya pengaruh antara
komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan, pengaruh antara keterlibatan kerja
terhadap kinerja perusahaan didukung oleh Blau dan Boal (1987) sedangkan
pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja keryawan didukung oleh Di Tomasso
(1992) dan Fey dan Denison (2000). Disamping itu penelitian yang sama tentang
kinerja karyawan di PT. Bank Tabungan Negara (persero) Cabang Semarang belum
pernah diteliti sehingga diperlukan penelitian lanjutan yang menguji pengaruh
budaya organisasi, keterlibatan kerja, terhadap komitmen organisasi dalam
meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Bank Tabungan Negara (persero) Cabang
Semarang.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penelitian ini mengambil
judul ” Analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan keterlibatan Kerja terhadap
Komitmen Organisasi dalam meningkatkan Kinerja Karyawan”.
1.2.
Perumusan Masalah
Berdasarkan penelitian terdahulu juga terdapat adanya research problem,
seperti yang dilakukan oleh peneliti: Blau dan Boal (1987), Di Tomasso (1992),
Nystrom (1993), McNeese-Smith (1996), Moon (2000), Fey dan Denison (2000)
dan Burton et al (2002) dalam meneliti faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja
karyawan sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan yang menguji pengaruh
antara budaya organisasi dan keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi dan
kinerja karyawan serta pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka
permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen organisasi?
2. Bagaimana pengaruh keterlibatan kerja terhadap komitmen organisasi?
3. Bagaimana pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan?
4. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan?
5. Bagaimana pengaruh keterlibatan kerja terhadap kinerja karyawan?
1.3.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Menganalisis
pengaruh
budaya
organisasi
pengaruh
keterlibatan
terhadap
komitmen
terhadap
komitmen
organisasi.
2. Menganalisis
kerja
organisasi.
3. Menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.
4. Menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan.
5. Menganalisis pengaruh keterlibatan kerja terhadap kinerja karyawan.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Kegunaan Penelitian adalah :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris yang
menunjukan adanya pengaruh budaya organisasi dan keterlibatan
kerja terhadap komitmen organisasi dalam meningkatkan kinerja
karyawan, yang akan menjadi masukan kepada pihak manjemen
perusahaan akan pentingnya pemahaman dari manajemen
secara
organisasi (perusahaan) terhadap pengelolaan budaya organisasi,
keterlibatan kerja dan komitmen organisasi dari seluruh sumber daya
manusia yang dimiliki sebagai bagian dari pelaksanaan strategi
perusahaan dalam mencapai kinerja karyawan.
2.
Bagi perusahaan atau dunia industri secara umum, penelitian ini
memberi masukan sejauhmana budaya organisasi, keterlibatan kerja
dan komitmen organisasi memberikan nilai kontribusi positif dalam
meningkatkan kinerja karyawan.
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN
2.1 Telaah Pustaka
2.1.1. Kinerja Karyawan
Kinerja didefinisikan sebagai “the extent of actual work performed by
individual” atau sampai sejauh mana kerja aktual yang diperlihatkan oleh seorang
individu (Shore, 1990). Kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh pekerja
dalam melakukan pekerjaannya menurut kriteria tertentu yang berlaku untuk suatu
pekerjaan tertentu. Robbins (1998) menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah
sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi.
Kinerja karyawan mengacu pada prestasi seseorang yang diukur
berdasarkan standar atau criteria yang ditetapkan oleh perusahaan. Pengelolaan
untuk mencapai kinerja sumber daya manusia tinggi dimaksudkan guna
meningkatkan perusahaan secara keseluruhan. Kinerja sebenarnya merupakan
konsep yang sangat kompleks, baik definisi maupun pengukurannya yang sering
menjadi tantangan bagi peneliti teori manajemen dan perilaku organisasi, karena
bersifat
multidimensional.
Sehingga
pengukuran
kinerja
hendaknya
menginteraksikan dimensi pengukuran yang beragam.
Gibson (1988) menyatakan bahwa respon efektif seseorang terhadap pekerjaan
merupakan kepuasan karyawan dalam melakukan pekerjaan. Gibson (1988)
juga memperkenalkan suatu dimensi khusus yang menunjukkan karakteristik
pekerjaan yang biasanya digunakan untuk menilai keberhasilan kerja karyawan.
Kinerja karyawan dapat diukur dari berbagai macam dimensi pekerjaan antara
lain meliputi jenis pekerjaan, supervisi, gaji yang diberikan, promosi yang
diperoleh serta kondisi kerja yang meliputi rekan kerja maupun suasana kerja.
Tsui et al, dalam Fuad Mas’ud, (2004) melakukan penilaian terhadap
kinerja sumber daya manusia berdasarkan perilaku yang spesifik (judgement
performance evaluation) dengan menggunakan 11 kriteria yaitu kuantitas kerja
karyawan, kualitas kerja karyawan, efisiensi karyawan, standar kualitas karyawan,
usaha karyawan, standar professional karyawan, kemampuan karyawan terhadap
pekerjaan inti, kemampuan karyawan menggunakan akal sehat, ketepatan
karyawan, pengetahuan karyawan dan kreatifitas karyawan.
2.1.2. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasional didefinisikan sebagai pengukur kekuatan
karyawan yang berkaitan dengan tujuan dan nilai organisasi (McNeese-Smith,
1996). Mowday, Porter & Steers (1982) dikutip dari Luthan (1992) mengemukakan
bahwa komitmen organisasional terdiri dari tiga faktor, yaitu : (1) keinginan yang
kuat dan penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi, (2) kemauan dasar untuk
berusaha bagi organisasi, (3) perilaku sesuai dengan nilai-nilai dan keinginan
organisasi (compliance). Tumbuhnya ini disebabkan atau dipengaruhi oleh aspekaspek pekerjaan itu sendiri, keberadaan tempat kerja lain, karakteristik-karakteristik
pribadi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan setting pekerjaan secara umum.
Ganesan dan Weitz (1996) dalam Fuad Mas’ud (2004) mengidentifikasikan
komitmen organisasional sebagai :
1. Perasaan menjadi bagian dari organisasi.
2. Kebanggaan terhadap organisasi.
3. Kepedulian terhadap organisasi.
4. Hasrat yang kuat untuk bekerja pada organisasi.
5. Kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi.
6. Kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi
Variabel komitmen organisasional dibagi dalam tiga kategori yaitu:
karakteristik personel dari setiap anggota organisasi yang meliputi umur,
pendidikan, jenis kelamin dan kebutuhan akan pencapaian, karakteristik yang
berhubungan dengan pekerjaan yang terdiri dari beberapa variabel seperti
penekanan peran (konflik dan ketidakjelasan peran) serta karakteristik tugas
dan pengalaman kerja yang meliputi variabel seperti sikap kepemimpinan
(inisiatif dari organisasi dan pertimbangan dari pemimpin) serta struktur
organisasi (formalisasi dan partisipasi dalam pengambilan keputusan).
Mengingat fokus penelitian ini adalah pada faktor-faktor organisasi maka
penelitian ini hanya dibatasi kepada karakteristik-karakteristik yang
berhubungan dengan pekerjaan serta pengalaman kerja. Meskipun kedua
variabel tersebut diharapkan berkaitan dengan sampel yang diberikan, pada saat
yang bersamaan, sangatlah mungkin bila pekerja yang memegang kepercayaan
positif dan cinta kepada organisasi serta tujuan dan nilainya, tetapi dia tidak
suka dengan pelaksanaan aspek-aspek tertentu pada pekerjaan tertentu di
organisasi tersebut dan sebaliknya.
Saat komitmen organisasional dicontohkan sebagai fungsi kepercayaan
terhadap organisasi dan pengalaman kerja, karakteristik organisasi harusnya
menjadi faktor yang mempengaruhi kepercayaan pekerja tarhadap organisasi
dan oleh karena itu pada level komitmen pekerja; karakteristik kerja harusnya
menjadi faktor utama yang mempengaruhi pengalaman kerja dan kepuasan
kerja dari pekerja.
2.1.3. Budaya organisasi
Budaya (culture) adalah sebuah pengertian dalam arti yang luas sekali,
dalam konteks ini, jika kita membicarakan organisasi maka secara langsung
berkaitan dengan perusahaan / organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi
adalah suatu alat dalam menafsirkan kehidupan dan perilaku dari
organisasinya. Suatu budaya yang kuat merupakan perangkat yang sangat
bermanfaat untuk mengarahkan perilaku, karena membantu karyawan
untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik sehingga setiap karyawan pada
awal karirnya perlu memahami budaya dan bagaimana budaya tersebut
terimplementasikan.
Budaya organisasi juga terkait erat dalam program organization
development, yang terkait erat dalam program, intervensi keorganisasian, struktur
organisasi,
dan
pada
akhirnya
menyentuh
aktifitas
perencanaan
SDM,
pengembangan, pendidikan dan pelatihan agar SDM memiliki nilai budaya yang
kuat, adaptif dan sesuai dengan tuntutan dunia bisnis era globalisasi.
Budaya organisasi yang tepat harus dibentuk dalam satu proses yang
terencana dan sistematis. Berdasarkan hasil-hasil penelitian beberapa pakar
(Ashkanasy, Wilderom, Peterson, 2000, dalam R.J. Rumengan, 2002) tentang
faktor-faktor determinan dalam membangun budaya perusahan seperti gambar
dibawah ini :
Gambar 2.1:
Lima Pilar Mekanisme Membangun Budaya organisasi
Budaya organisasi
Sistem nilai yang dianut bersama
Kepemimpinan
Sistem
perekrutan
Sistem
Imbalan
Kebijakan dan
Perekrutan
Pelatihan dan
Pengembangan
(Sumber : Ashkanasy, Wilderom,Peterson,2000 dalam R J Rumengan,
2002)
Dengan demikian dapat dijelaskan, bahwa budaya organisasi menjadi alat
yang penting dalam menafsirkan kehidupan dan perilaku dari organisasinya.
Budaya yang kuat merupakan perangkat (software) yang sangat bermanfaat untuk
mengarahkan perilaku, karena membantu setiap anggota organisasi untuk
melakukan pekerjaan yang lebih baik, seperti ditegaskan oleh Charles Hamden –
Turner (1992).
Budaya organisasi menggambarkan kesesuaian perilaku, mengikat dan
memotivasi individu dan memberikan solusi/pemecahan apabila terdapat
ambiguitas. Budaya mengatur jalannya proses informasi suatu perusahaan,
hubungan internalnya dan nilai-nilai yang dianutnya.
Sejalan dengan Stephen P. Robbins (1996) menyatakan :
Mengacu pada suatu system yang diselenggarakan oleh anggota-anggotanya
yang membedakan organisasi satu dari organisasi lain. Sistem tersebut adalah
melihat secara lebih dekat suatu rangkaian karakteristik yang dianut oleh
organisasi.
Hal ini mengungkapkan pengakuan budaya organisasi sebagai acuan
terhadap system makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan
organisasi itu dari organisasi-organisasi yang lain. Atau juga cara untuk
berinteraksi dengan faktor internal maupun external dengan karakteristik yang
berbeda.
Perembesan budaya organisasi membutuhkan pengenalan manajemen
dimensi dasar dari budaya organisasi mereka dan pengaruhnya pada variabel yang
berkaitan dengan karyawan seperti kepuasan, motivasi kerja, komitmen, kohesi,
implementasi strategi, kinerja, dan yang lain. Bagaimanapun, relatif sedikit studi
empiris yang telah menguji hubungan ini. Menurut Menon et.al., (1999)
menyatakan bahwa fokus organisasi dewasa ini terbagi atas 2 elemen dasar (Core)
yaitu, struktur organisasi dan budaya organisasi. Organisasi struktur terbagi atas
sentralisasi dan formalitas, karena keberadaannya dianggap sebagai faktor
pengukur keberhasilan kinerja organisasi. Sedangkan peran penting budaya
organisasi adalah dalam pengembangan sebuah strategi. Kemudian Walker (1998,)
telah mendefinisikan strategi sebagai “semua hal yang perlu untuk fungsi
kesuksesan organisasi sebagai mekanisme adaptif”. Demikian halnya Strategi
Sistem Perekrutan dan Seleksi SDM efektif ketika isu bisnis akan Sistem
Perekrutan dan Seleksi SDM penting diselesaikan atau menjadi kurang penting dan
digantikan dengan isu yang baru muncul.
Dalam Fuad Mas’ud (2004) menyatakan bahwa budaya organisasi adalah
system makna, nilai-nilai dan kepercayaan yang dianut bersama dalam suatu
organisasi yang menjadi rujukan untuk bertidak dan membedakan organisasi satu
dengan organisasi lain. Hofstede et al (1993) dalam Fuad Mas’ud (2004)
menyatakan bahwa budaya organisasi adalah nilai-nilai yang dipelihara dan
dipertahankan. Indikator-indikator budaya organisasi yang disebutkan oleh
Hofstede et al (1993) adalah sebagai berikut:
1. Profesionalisme karyawan.
2. Jarak dari manajemen
3. Sikap terbuka
4. Keteraturan karyawan
5. Rasa curiga pada rekan kerja
6. Integrasi karyawan
2.1.4. Keterlibatan Kerja
Keterlibatan kerja telah menjadi sebuah istilah yang tepat untuk
mengemukakan beragam teknik (Cotton, 1993).
Sebagai contoh, keterlibatan
tersebut mencakup gagasan popular seperti partisipasi karyawan atau manajemen
partisipatif, demokrasi tempat kerja, pendelegasian wewenang dan kepemilikan
karyawan. Prinsipnya adalah bahwa, walaupun setiap gagasan tersebut memiliki
karakteristik yang unik, gagasan tersebut memiliki inti yang sama yaitu,
keterlibatan kerja karyawan (Stephen P Robbins, 1996). Jadi keterlibatan kerja
didefinisikan sebagai suatu proses partisipasi yang menggunakan seluruh kapasitas
karyawan yang dirancang untuk meningkatkan komitmen bagi kesuksesan
organisasi (Sashkin, 1984). Logika yang mendasari adalah bahwa keterlibatan para
karyawan dalam pengambilan keputusan akan berpengaruh pada karyawan dan
meningkatkan otonomi dan kendali karyawan atas kehidupan kerjanya sehingga
akan
membuat karyawan lebih termotivasi, lebih setia pada organisasi, lebih
produktif dan lebih puas dengan pekerjaannya.
Keterlibatan kerja pada prakteknya berkaitan erat dengan tingkat absensi,
kadar permohonan berhenti bekerja dan berkeinginan berpartisipasi dalam suatu
tim atau kelompok kerja. Blau dan Boal (1987) juga memberikan konsep apabila
tingkat keterlibatan kerja dan komitmen organisasi tidak diperhatikan akan
menyebabkan terjadinya turn over dan kemangkiran (absen).
2.1.5. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Komitmen Organisasi
Budaya organisasi mengacu ke sistem makna bersama yang dianut oleh
anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi yang lain.
Budaya organisasi adalah sekumpulan norma-norma tingkah laku atau corak/warna
serta nilai-nilai yang ada di dalam suatu perusahaan/organisasi dan merupakan
aturan
main
yang
harus
ditaati
dan
diamalkan
oleh
para
pelaku
perusahaan/organisasi tersebut agar dapat berinteraksi baik terhadap faktor internal
maupun eksternal. Budaya mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi organisasi,
ia akan mempengaruhi setiap hal dari siapa yang dipromosikan dan keputusan apa
yang dibuat. Kadang-kadang budaya tersebut terpecah-pecah dan sulit untuk dibaca
dari luar. Budaya organisasi juga sangat kuat dan potensif, setiap orang mengetahui
tujuan perusahaan dan bekerja untuk mencapainya. Melihat dampak itu, maka kami
berpikir bahwa budaya juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap suksesnya
suatu bisnis.
Budaya organisasi yang diukur melalui kejelasan tujuan organisasi dan
otonomi pekerjaan mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap
komitmen organisasi pada level 1% baik pada perusahaan swasta maupun
perusahaan pemerintah. Hasil penelitian tersebut didukung oleh Nystrom (1993)
yang menunjukkan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap
komitmen organisasi dan kinerja karyawan. Variabel budaya diukur melalui enam
dimensi yaitu, profesionalisme karyawan, jarak dari manajemen, sikap terbuka
karyawan, keteraturan karyawan, rasa curiga pada rekan sekerja, dan integrasi
karyawan sedangkan variabel komitmen organisasi diukur melalui enam dimensi
yaitu: perasaan menjadi bagian dari organisasi, kebanggaan terhadap organisasi,
kepedulian terhadap organisasi, hasrat yang kuat untuk bekerja pada organisasi,
kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi, dan kemauan yang besar
untuk berusaha bagi organisasi.
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu dapat dirumuskan hipotesis
alternatif pertama (H1):
H1 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi
2.1.6. Pengaruh Keterlibatan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi
Keterlibatan kerja didefinisikan sebagai identitas psikologi individual
terhadap tugas tertentu (Blau & Boal (1987). Senada dengan definisi yang
dikemukakan oleh Blau & Boal (1987), Perrot (2002) menambahkan bahwa
keterlibatan kerja dapat diukur dari derajad sejauh mana karyawan merasa
berpartisipasi secara aktif dalam pekerjaannya atau sampai sejauh mana karyawan
mencari beberapa ekspresi diri dan aktualisasi dalam pekerjaannya.
Keterlibatan kerja merupakan suatu faktor yang penting dalam kehidupan
banyak orang (Blau & Boal, 1987). Hal ini terjadi karena aktivitas kerja
mengkonsumsi waktu yang besar dari kehidupan manusia. Pernyataan keterlibatan
mengimplementasikan suatu pernyataan positif dan lengkap dari keterikatan aspek
inti pada diri sendiri dalam pekerja (Blau & Boal, 1987). Keterlibatan kerja akan
membuat seseorang dapat mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam melakukan
pekerjaan karena ia terlibat dalam pekerjaan tersebut. Blau dan Boal (1987) dalam
penelitiannya menguji pengaruh keterlibatan kerja terhadap kinerja karyawan
dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening. Hasilnya menunjukan
bahwa adanya keterlibatan kerja yang tinggi akan meningkatkan komitmen
organisasi dan kinerja karyawan
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu dapat dirumuskan hipotesis
alternatif kedua (H2):
H2 : Keterlibatan Kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi
2.1.7. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Salah satu tugas utama manager adalah memotivasi para personel perusahaan
agar memiliki kinerja yang tinggi. Manager yang dapat memberikan motivasi
yang tepat untuk para personelnya akan membuahkan produktivitas yang
maksimal, kinerja yang tinggi serta pertanggung jawaban perusahaan yang
lebih baik. Memahami dimensi-dimensi yang relevan dengan motivasi personel
akan menjadi sumber informasi yang berharga bagi siapa saja yang berkutat
dengan kinerja perusahaan, begitu juga halnya dengan kemampuan untuk
membuat penilaian obyektif tentang apa yang diinginkan personel dari
pekerjaan mereka. Hal ini berguna untuk merumuskan kebijakan personal,
perencanaan startegis maupun untuk merekayasa ulang proses guna mencapai
tujuan produktivitas dan efisiensi. McNeese-Smith (1996) menunjukkan bahwa
komitmen organisasi berhubungan signifikan positif yang ditunjukkan dengan
nilai Pearson (r) sebesar 0,31 (significance pada level 0,001) terhadap kinerja
karyawan produksi.
Variabel komitmen diukur melalui enam dimensi yaitu: perasaan menjadi
bagian dari organisasi, kebanggaan terhadap organisasi, kepedulian terhadap
organisasi, hasrat yang kuat untuk bekerja pada organisasi, kepercayaan yang kuat
terhadap nilai-nilai organisasi, dan kemauan yang besar untuk berusaha bagi
organisasi. Sedangkan variabel kinerja karyawan diukur melalui kuantitas kerja
karyawan, kualitas kerja karyawan, efisiensi karyawan, standar kualitas karyawan,
usaha karyawan, standar professional karyawan, kemampuan karyawan terhadap
pekerjaan inti, kemampuan karyawan menggunakan akal sehat, ketepatan
karyawan, pengetahuan karyawan dan kreatifitas karyawan. Berdasarkan teori dan
hasil penelitian terdahulu dapat dirumuskan hipotesis alternatif ketiga (H3):
H3 : Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
2.1.8. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Teori Strong Culture menyatakan bahwa budaya organisasi yang kuat akan
meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan dalam jangka panjang. Dengan teori ini
diyakini bahwa kekuatan budaya organisasi berhubungan dengan kinerja
perusahaan dalam tiga hal, seperti yang dikemukakan oleh Boejoeng Lukito (1995)
yaitu :
1. Dengan budaya organisasi yang kuat akan menyebabkan terjadinya
penyesuaian tujuan (goal) antar kelompok atau karyawan dalam
perusahaan. Dalam budaya organisasi yang kuat, maka terdapat banyak
nilai-nilai, pola perilaku dan praktek yang dianut secara umum.
2. Budaya organisasi yang kuat akan berpengaruh positip pada kinerja bisnis,
karena dapat memberikan motivasi luar biasa pada karyawan. Dengan
budaya organisasi yang kuat berarti karyawan dalam perusahaan
mempunyai banyak nilai-nilai yang diyakini bersama.
3. Budaya organisasi yang kuat merupakan kontrol dan menciptakan struktur
bagi perusahaan berdasar atas nilai-nilai yang diyakini bersama, dan normanorma perilaku kelompok yang berlaku umum.
Selain itu, Charles Hampden-Turner (1992) menyatakan bahwa suatu
budaya merupakan perangkat yang sangat bermanfaat untuk mengarahkan perilaku,
dimana suatu budaya organisasi yang kuat akan memperlihatkan kesepakatan yang
tinggi di kalangan anggota organisasi mengenai apa yang dipertahankan oleh
organisasi/ perusahaan itu. Penelitian terdahulu yang menguji pengaruh antara
budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dilakukan oleh Nystrom (1993) dan
Darufitri Kartikandari (2002) dimana dalam penelitiannya menguji pengaruh
budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Dimana hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap
kinerja karyawan, oleh karena itu hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah :
H4 : Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
2.1.9. Pengaruh Keterlibatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Keterlibatan mengimplikasikan suatu pernyataan positif dan lengkap dari
keterikatan aspek ini pada diri sendiri dalam pekerjaan (Blau & Boal, 1987).
Keterlibatan kerja merupakan bagian dari sikap kerja (Blau & Boal, 1987). Sikap
kerja akan mempunyai dampak langsung pada produktivitas (Stephen P Robbins,
1996), sehingga dengan adanya keterlibatan kerja yang tinggi dari karyawan, maka
diharapkan produktivitas dari karyawan akan meningkat.
Selain itu menurut Blau & Boal (1987), keterlibatan kerja mempunyai
konsekuensi berupa hasil kerja, yang diantaranya adalah kinerja. Oleh karena itu
dengan semakin terlibat dalam pekerjaannya, karyawan diharapkan dapat
menghasilkan kinerja yang lebih baik karena individu dengan tingkat keterlibatan
yang tingi pada pekerjaannya akan memandang bahwa pekerjaan mereka
merupakan bagian yang penting dari kehidupan mereka (Lassk et al., 2001).
Kemudian dari beberapa penelitian diperoleh hasil bahwa keterlibatan kerja
mempunyai hasil positif terhadap kinerja seperti yang ditemukan oleh Blau & Boal
(1987) bahwa keterlibatan kerja mempunyai hubungan yang positif dengan kinerja
seseorang.
H 5 : Keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
penyusunan penelitian ini. Kegunaan untuk mengetahui hasil yang telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu, sekaligus sebagai perbandingan dan gambaran untuk
mendukung kegiatan penelitian berikutnya :
1.
Penelitian oleh Blau dan Boal (1987)
Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh antara keterlibatan kerja
dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan dengan metode uji
validitas, uji reliabilitas dan analysis regresi. Hasilnya menunjukan bahwa
adanya keterlibatan kerja yang tinggi akan meningkatkan komitmen
organisasi dan kinerja karyawan.
2.
Penelitian oleh Di Tomasso (1992)
Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh antara budaya organisasi
terhadap kinerja karyawan dengan metode uji validitas, uji reliabilitas dan
analysis regresi. Hasilnya menunjukan bahwa budaya organisasi yang
berkembang baik dan teratur dalam perusahaan akan berpengaruh
meningkatkan kinerja karyawan.
3.
Penelitian oleh Nystrom (1993)
Nystrom (1993) melakukan penelitian pada 13 perusahaan pelayanan
kesehatan di Amerika Serikat dengan melakukan kuisioner pada 41 manager
tingkat atas dan 36 sekretaris eksekutif dimana hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap
komitmen organisasi dan kinerja karyawan
4.
Penelitian oleh McNeese-Smith (1996)
McNeese-Smith (1996) menyatakan bahwa produktivitas berhubungan
dengan berbagai macam item hasil seperti: output, tujuan, pertemuan, jumlah
jam kerja dan item lainnya yang berhubungan dengan output. McNeese-Smith
(1996) juga menemukan bahwa komitmen organisasi berhubungan signifikan
positif yang ditunjukkan dengan nilai Pearson (r) sebesar 0,31 (significance
pada level 0,001) terhadap kinerja karyawan.
5.
Penelitian oleh Moon M Jae (2000)
Moon M Jae (2000) menunjukkan bahwa motivasi karyawan yang diukur
melalui faktor intrinsik (kebutuhan prestasi dan kepentingan) mempunyai
pengaruh yang signifikan dan positif terhadap komitmen organisasi pada
level 1% baik pada perusahaan pemerintah maupun perusahaan swasta,
sedangkan untuk faktor ekstrinsik yang diukur melalui keamanan kerja, gaji
dan promosi berpengaruh tidak signifikan terhadap komitmen organisasi baik
pada perusahaan publik maupun perusahaan swasta, tingkat managerial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi pada
level 1% pada perusahaan swasta namun tidak signifikan pada perusahaan
pemerintah, faktor individu yang diukur melalui tingkat pendidikan dan jenis
kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasi baik
pada perusahaan pemerintah maupun perusahaan swasta. Sedangkan budaya
organisasi yang diukur melalui kejelasan tujuan organisasi dan otonomi
pekerjaan mempunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap komitmen
organisasi pada level 1% baik pada perusahaan swasta maupun perusahaan
pemerintah.
6.
Penelitian oleh Fey dan Denison (2000)
Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh antara budaya organisasi
terhadap kinerja karyawan dengan metode uji validitas, uji reliabilitas dan
analysis regresi. Hasilnya menunjukan bahwa budaya organisasi yang
berkembang baik dan teratur dalam perusahaan akan berpengaruh
meningkatkan kinerja karyawan.
7.
Penelitian oleh Burton et al (2002)
Burton et al (2002) yang menunjukkan hasil bahwa motivasi karyawan
berpengaruh signifikan positif terhadap komitmen organisasi. Penelitian
Burton et al (2002) memberikan kontribusi yang memperkuat pengaruh
budaya organisasi terhadap komitmen organisasi dan pengaruh motivasi
karyawan terhadap komitmen organisasi.
8.
Penelitian oleh Suliman (2002)
Suliman (2002) dalam penelitiannya dengan melakukan kuisioner kepada
1000 karyawan yang dilakukan dengan teknik random sampling dari 20
perusahaan di Timur Tengah menguji pengaruh komitmen organisasi
terhadap kinerja karyawan dimana komitmen organisasi diukur melalui dua
dimensi yaitu komitmen yang timbul secara langsung (affective commitment)
maupun komitmen yang berkelanjutan (continuance commitment), hasil
penelitiannya
menunjukkan bahwa komitmen yang kuat baik melalui
komitmen yang timbul secara langsung (affective commitment) maupun
komitmen yang berkelanjutan (continuance commitment) memberikan
kontribusi yang tinggi dalam meningkatkan kinerja karyawan. Dengan
komitmen yang kuat, karyawan akan termotivasi untuk bekerja keras untuk
kemajuan organisasi.
9.
Penelitian oleh Darufitri Kartikandari (2002)
Darufitri Kartikandari (2002) meneliti pengaruh motivasi, budaya organisasi,
EQ dan IQ terhadap kinerja karyawan pada DPU dan Setda kabupaten Bantul.
Dimana
hasil
penelitiannya
menunjukkan
bahwa
keempat
variabel
independen (motivasi, budaya organisasi, EQ dan IQ) mempunyai pengaruh
yang positif terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun simultan.
Tingkat EQ memiliki pengaruh yang paling rendah sedangkan tingkat IQ
memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja karyawan.
No
1
2
3
No
4
5
Tabel 2.1:
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Variabel
Hasil Penelitian
Hasilnya menunjukan bahwa
Blau dan Boal
Dependen: kinerja
adanya keterlibatan kerja
(1987)
karyawan
yang tinggi akan
Intervening:
meningkatkan komitmen
Komitmen
organisasi dan kinerja
Independen:
karyawan
keterlibatan kerja
Di Tomasso (1992)
Dependen: Kinerja
Budaya organisasi yang
Karyawan
berkembang baik dan teratur
Independen:
dalam perusahaan akan
Budaya Organisasi
berpengaruh meningkatkan
kinerja karyawan
hasil penelitiannya
Nystrom (1993)
Dependen: Kinerja
menunjukkan bahwa budaya
karyawan dan
organisasi mempunyai
Komitmen
pengaruh positif terhadap
Independen:
komitmen organisasi dan
Budaya Organsasi
kinerja karyawan
Nama Peneliti
Variabel
Hasil Penelitian
komitmen organisasi
McNeesse-Smith
Dependen:
berhubungan signifikan
(1996)
Kinerja Karyawan
positif yang ditunjukkan
Independen:
dengan nilai Pearson (r)
Produktivitas
sebesar 0,31 (significance
Kepuasan kerja
pada level 0,001) terhadap
Komitmen
kinerja karyawan.
organisasi
Penelitian Moon M Jae
Moon M Jae (2000) Dependen:
(2000) memberikan
Komitmen
kontribusi yang memperkuat
Organisasi
pengaruh budaya organisasi
Independen:
motivasi
baik terhadap komitmen organisasi
intrinsik
maupun dan pengaruh motivasi
ekstrinsik
dan karyawan terhadap komitmen
organisasi
budaya organisasi
6
Fey dan Denison
(2000)
7
Burton et al (2002)
8
Darufitri
Kartikandari
9
Suliman (2002)
Dependen: Kinerja
Karyawan
Independen:
Budaya Organisasi
Hasilnya menunjukan bahwa
budaya organisasi yang
berkembang baik dan teratur
dalam perusahaan akan
berpengaruh meningkatkan
kinerja karyawan
Penelitian Burton et al (2002)
Dependen:
Komitmen
memberikan kontribusi yang
Organisasi
memperkuat pengaruh
budaya organisasi terhadap
Independen:
Motivasi Karyawan komitmen organisasi dan
dan
Budaya pengaruh motivasi karyawan
terhadap komitmen
Organisasi
organisasi.
Dependen: Kinerja Keempat variabel independen
mempunyai pengaruh yang
Karyawan
positif terhadap kinerja
Independen:
Motivasi Karyawan karyawan
Budaya Organisasi
IQ dan EQ
Komitmen organisasi
Dependen:
berpengaruh positif terhadap
Kinerja Karyawan
kinerja karyawan
Independen:
Komitmen
Organisasi
Sumber: Dari berbagai jurnal
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis dan Pengembangan Model
Berdasarkan hasil telaah pustaka tentang analisis pengaruh budaya
organisasi
dan
keterlibatan
kerja
terhadap
komitmen
organisasi
dalam
meningkatkan kinerja karyawan, maka penulis mengembangkan kerangka
pemikiran teoritis sebagai berikut :
Gambar 2.4:
Kerangka Pemikiran Teoritis
Budaya
Organis
H4
H1
Komitm
en
H1
H3
Kinerja
SDM
H2
H5
Keterliba
tan
2.4 Perumusan Hipotesis
Dari kerangka pemikiran teoritis yang diuraikan di atas, penulis
mengajukan hipotesis sebagai berikut :
H1
:
Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi
H2
:
Keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi.
H3
:
Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
H4
:
Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
H5
:
Keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
2.5. Definisi Operasional Variabel dan Indikator
Secara keseluruhan, penentuan atribut dan indikator serta definisi operasional
variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yang dapat dilihat dalam tabel
2.2 berikut ini:
Tabel 2.2:
Definisi Operasional Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel
Definisi
Depende
n:
Hasil kerja karyawan
selama kurun waktu
tertentu yang diukur
dari kualitas dan
kuantitas output yang
dihasilkan
Kinerja
Karyawa
n
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Interveni
ng:
Komitme
n
organisas
i
Derajat seseorang
mengidentifikasi
dirinya sebagai bagian
dan organisasi dan
berkeinginan
melanjutkan partisipasi
aktif di dalamnya
9.
10.
11.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Variabel
Definisi
Independ
en:Buday
a
organisas
i
Suatu alat dalam
menafsirkan kehidupan
dan perilaku dari
organisasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keterliba
tan Kerja
Derajat sejauhmana
karyawan memusatkan
perhatiannya terhadap
pekerjaan
Indikator
Pengukuran
Kuantitas kerja karyawan,
Kualitas kerja karyawan,
Efisiensi karyawan,
Standar kualitas karyawan,
Usaha karyawan,
Standar professional
karyawan,
Kemampuan karyawan
terhadap pekerjaan inti,
Kemampuan karyawan
menggunakan akal sehat,
Ketepatan karyawan,
Pengetahuan karyawan
Kreatifitas karyawan
Perasaan menjadi bagian dari
organisasi.
Kebanggaan terhadap
organisasi.
Kepedulian terhadap
organisasi.
Hasrat yang kuat untuk
bekerja pada organisasi.
Kepercayaan yang kuat
terhadap nilai-nilai
organisasi.
Kemauan yang besar untuk
berusaha bagi organisasi
Indikator
Skala Likert 1 s/d
10 yang
merupakan
pendapat sangat
tidak setuju
(STS) sampai
dengan sangat
setuju (SS) dari
responden
Profesionalisme karyawan
Jarak dari manajemen
Sikap terbuka karyawan
Keteraturan karyawan
Rasa curiga pada rekan
sekerja
Kebanggaan karyawan
1. Keterlibatan karyawan dengan
rekan kerja
2. Keterlibatan karyawan
dengan pelanggan
3. Keterlibatan karyawan
dengan pimpinan/atasan
4. Keterlibatan karyawan
dengan
waktu kerja
Skala Likert 1 s/d
10 yang
merupakan
pendapat sangat
tidak setuju
(STS) sampai
dengan sangat
setuju (SS) dari
responden
Pengukuran
Skala Likert 1 s/d
10 yang
merupakan
pendapat sangat
tidak setuju
(STS) sampai
dengan sangat
setuju (SS) dari
responden
Skala Likert 1 s/d
10 yang
merupakan
pendapat sangat
tidak setuju
(STS) sampai
dengan sangat
setuju (SS) dari
responden
Sumber: Dikembangkan untuk penelitian ini
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini sebagian besar menggunakan data primer yang diperoleh di
lapangan. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang telah
dipersiapkan. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini berisi dua bagian
utama. Bagian yang pertama adalah tentang profil sosial dan identitas responden,
yaitu berisi data responden yang berhubungan dengan identitas responden dan
keadaan sosial seperti : usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan masa kerja.
Sedangkan bagian kedua berdasarkan konsep teori yang dikemukakan sebelumnya,
menyangkut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasional
dalam meningkatkan kinerja karyawan, yaitu : keterlibatan kerja, dan budaya
organisasi.
Selain data primer juga diambil data sekunder. Data sekunder berasal dari
pihak manajemen dan sumber-sumber penelitian yang relevan berupa data internal
perusahaan serta literatur yang terkait. Data sekunder gunanya untuk memberikan
gambaran umum dalam mendukung hasil penelitian ini.
3.2.
Populasi dan Sampling
Populasi adalah kelompok atau kumpulan individu-individu atau obyek
penelitian yang memiliki standar-standar tertentu dari ciri-ciri yang telah
ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan kualitas dan ciri tersebut, populasi dapat
dipahami sebagai sekelompok individu atau obyek pengamatan yang minimal
memiliki satu persamaan karakteristik (Cooper dan Emory, 1995). Dalam
penelitian ini populasi yang digunakan adalah seluruh karyawan tetap Bank
BTN Cabang Semarang sejumlah 136 karyawan. Hal ini dilakukan karena
jumlah karyawan yang terbatas, sehingga penelitian ini menggunakan metode
sensus, yaitu 136 karyawan dijadikan responden.
3.3.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode
angket tertutup, untuk mendapatkan data tentang dimensi-dimensi dari
konstruk-konstruk yang sedang dikembangkan dalam penelitian ini.
Pernyataan-pernyataan dalam angket tertutup dibuat dengan menggunakan
skala 1-10 yang menunjukkan jawaban responden untuk sangat tidak setuju
sampai dengan sangat setuju:
Skala Tidak Setuju-Sangat Setuju
Sangat tidak setuju
1
2
3
Sangat setuju
4
5
6
7
8
9
10
Teknik distribusi angket dilakukan dengan bertatap muka secara langsung
dengan karyawan Bank BTN Cabang Semarang, sekaligus melakukan
wawancara singkat tentang data-data yang mendukung dan memperkuat proses
pengambilan data dalam penelitian
3.4. Analisis Uji Reliabilitas dan Validitas
Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh sebuah alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya. Kehandalan
berkaitan dengan estimasi sejauh mana suatu alat ukur, apabila dilihat dari
stabilitas atau konsistensi internal dari jawaban/pertanyaan jika pengamatan
dilakukan secara berulang. Apabila suatu alat ukur digunakan berulang dan
hasil yang diperoleh relatif konsisten maka alat ukur tersebut dianggap handal
(reliable).
Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item/pertanyaan yang dipergunakan
pada penelitian ini akan menggunakan formula cronbach alpha (koefisien alfa
cronbach), dimana secara umum dianggap reliable apabila nilai alfa
cronbachnya > 0,6 (Hair et al, 1995). Untuk mendapatkan nilai tingkat
reliabilitas dimensi pembentuk variabel laten, digunakan rumus :
(Σ Standard Loading) 2
Construct Reliability =
(Σ Standard Loading)2 + Σ Ėj
Keterangan :
-
Standard loading diperoleh dari standardized loading utnuk tiap indicator
yang didapat dari hasil perhitungan AMOS 4.01
-
Σ Ėj adalah measurement error dari tiap indicator. Measurement error
dapat diperoleh dari 1 – (standard loading)2
Uji validitas dilakukan dengan tujuan mengetahui ketepatan kuisioner.
Kehandalan kuisioner mempunyai arti bahwa kuisioner mampu mengukur apa
yang seharusnya diukur. Hasil dari uji ini cukup mencerminkan topik yang
sedang diteliti. Uji validitas diuji dengan program SPSS dengan melihat
korelasi Pearson’s Product Moment untuk masing masing item pertanyaan
dengan skor uji total. Persamaan untuk mendapatkan nilai variance extract
adalah:
(Σ Standard Loading 2)
Variance Extract = _______________________
(Σ Standard Loading 2) + Σ Ėj
3.5.Teknik Analisis
Analisis data dan interpretasi untuk penelitian yang ditujukan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam rangka mengungkap fenomena
sosial tertentu. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan. Metode yang dipilih untuk
menganalisis data harus sesuai dengan pola penelitian dan variabel yang akan
diteliti. Untuk menganalisis data digunakan The Structural Equation Modeling
(SEM) dari paket software statistik AMOS 4.0 dalam model dan pengkajian
hipotesis. Model persamaan structural, Structural Equation Model (SEM) adalah
sekumpulan teknik-teknik statistical yang memungkinkan pengujian sebuah
rangkaian hubungan relatif “rumit” secara simultan (Ferdinand, 2000, hal:181).
Alasan digunakan SEM karena dalam SEM dilakukan pengujian confirmatory
construck eksogen dan endogen, dimana pengujian confirmatory construck eksogen
untuk menguji kelayakan model antara variabel independen dengan variabel
intervening sedangkan pengujian confirmatory construck endogen untuk menguji
kelayakan model antara variabel intervening dengan variabel dependen. Hal
tersebut dilakukan agar mendapakan hasil penelitian yang baik.
Tampilnya model yang rumit membawa dampak bahwa dalam
kenyataannya proses pengambilan keputusan manajemen adalah sebuah proses
yang yang rumit atau merupakan sebuah proses yang multidimensional dengan
berbagai pola hubungan kausalitas yang berjenjang. Oleh karenanya dibutuhkan
sebuah model sekaligus alat analisis yang mampu mengakomodasi penelitian
multidimensional itu. Berbagai alat analisis untuk penelitian multidimensional telah
banyak dikenal diantaranya 1) Analisis faktor eksplaratori, 2) Analisis kausalitas,
3) Analisis perbandingan masing-masing konstruk. Alat-alat analisis ini dapat
digunakan untuk penelitian multidimensi, akan tetapi kelemahan utama dari teknikteknik itu adalah pada keterbatasannya hanya dapat menganalisis satu hubungan
pada waktu tertentu. Dalam bahasa penelitian dapat dinyatakan bahwa teknikteknik itu hanya dapat menguji satu variabel dependen melalui beberapa variabel
independen, padahal dalam kenyataannya manajemen dihadapkan pada situasi
bahwa ada lebih dari satu variabel dependen yang harus dihubungkan untuk
diketahui derajat interelasinya. Keunggulan aplikasi SEM dalam penelitian
manajemen adalah karena kemampuannya untuk mengkonfirmasi dimensi-dimensi
dari sebuah konsep atau faktor yang sangat lazim digunakan dalam manajemen
serta kemampuannya untuk mengukur pengaruh hubungan-hubungan yang secara
teoritis ada (Ferdinand, 2000, hal:5).
Untuk membuat pemodelan yang lengkap, perlu dilakukan langkahlangkah sebagai berikut:
1. Pengembangan model berbasis teori
Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau
pengembangan model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat.
Seorang peneliti harus melakukan serangkaian telaah pustaka yang intens
guna mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang dikembangkan.
2. Pengembangan diagram alur (Path diagram) untuk menunjukkan hubungan
kausalitas
Path diagram akan mempermudah peneliti melihat hubungan-hubungan
kausalitas yang ingin diuji. Peneliti biasanya bekerja dengan “construk”
atau “faktor” yaitu konsep-konsep yang memiliki pijakan teoritis yang
cukup untuk menjelaskan berbagai bentuk hubungan. Konstruk-konstruk
yang dibangun dalam diagram alur dapat dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk eksogen dikenal
sebagai “source variabels” atau “independent variabels” yang tidak
diprediksi oleh variabel yang lain dalam model. Konstruk endogen adalah
faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk endogen
lainnya, tetapi konstruk eksogen hanya dapat berhubungan kausal dengan
konstruk endogen. Diagram alur pada penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 3.1. berikut ini:
Gambar 3.1:
PathDiagram (Diagram Alur)
1
e1
1
e2
e3
e4
e5
e6
x1
1
x2
x3
1
1
1
Budaya
Organisasi
x4
x5
1
1
e11
x6
1
e13
e14
e15
1
1
1
1
e16
1
e8
e10
z1
x12
1
x13
Komitmen
Organisasi
x14
x15
1
z2
x20
1
x21
Kinerja
Karyawan
x22
x23
x24
x16
x25
1
e17
1
1
1
Keterlibatan
Kerja
x9 1
x10
x27
e18
e19
e20
1
e21
1
e22
1
1
e23
e24
1
x7
x8
1
1
x11
x19
x26
1
e9
x18
1
e12
e7
x17
1
1
e25
e26
e27
3. Konversi diagram alur ke dalam serangkaian persamaan structural dan
spesifikasi model pengukuran.
Setelah teori model teoritis dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah
diagram alur, peneliti dapat mulai mengkonversi spesifikasi model tersebut
kedalam rangkaian persamaan. Persamaan yang akan dibangun terdiri dari
(Ferdinand, A.T,2000):
Persamaan-persamaan struktur (Structural Equations). Persamaan ini
dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai
konstruk. Persamaan structural pada dasarnya dibangun dengan pedoman
berikut ini:
Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Variabel Endogen + error
Tabel 3.1:
Model Persamaan Struktural
Model Persamaan Struktural
Komitmen Organisasi = β1 Budaya organisasi + β2 Keterlibatan Kerja + z1
Kinerja Karyawan = α1 Komitmen Organisasi + α2 Budaya organisasi + α3
Keterlibatan Kerja + z2
Sedangkan model pengukuran persamaan pada penelitian ini seperti tabel
berikut:
Tabel 3.2:
Model Pengukuran
Konsep Exogenous (model
Konsep Endogenous (model
pengukuran)
pengukuran)
X1=λ1 Budaya Organisasi +e1
X11=λ11 Komitmen Organisasi +e11
X2=λ2 Budaya Organisasi +e2
X12=λ12 Komitmen Organisasi +e12
X3=λ3 Budaya Organisasi +e3
X13=λ13 Komitmen Organisasi +e13
X4=λ4 Budaya Organisasi +e4
X14=λ14 Komitmen Organisasi +e14
X5=λ5 Budaya Organisasi +e5
X15=λ15 Komitmen Organisasi +e15
X6=λ6 Budaya Organisasi +e6
X16=λ16 Komitmen Organisasi +e16
X7=λ7 Keterlibatan Kerja +e7
X17=λ17 Kinerja Karyawan +e17
X8=λ8 Keterlibatan Kerja +e8
X18=λ18 Kinerja Karyawan +e18
X9=λ9 Keterlibatan Kerja +e9
X19=λ19 Kinerja Karyawan +e19
X10=λ10 Keterlibatan Kerja +e10
X20=λ20 Kinerja Karyawan +e20
X21=λ21 Kinerja Karyawan +e21
X22=λ22 Kinerja Karyawan +e22
X23=λ23 Kinerja Karyawan +e23
X24=λ24 Kinerja Karyawan +e24
X25=λ25 Kinerja Karyawan +e25
X26=λ26 Kinerja Karyawan +e26
X27=λ27 Kinerja Karyawan +e27
Persamaan spesifikasi model pengukuran yaitu menentukan serangkaian
matriks yang menunjukkan korelasi yang dihipotesiskan antar konstruk atau
variabel.
1. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation), yang
menunjukkan goodness of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi
dalam populasi (Hair et al, 1995,p:175). Nilai RMSEA yang lebih kecil
atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model
yang menunjukkan sebuah close fit dari model yang berdasarkan degrees of
freedom (Browne & Cudeck, 1993 dalam Ferdinand, 2003, p:53).
2. GFI (Goodness of Fit Index), adalah ukuran non statistical yang mempunyai
rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang
tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit.”
3. AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index), dimana tingkat penerimaan yang
direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau
lebih besar dari 0,90 (Hair et al, 1995, Hulland et al, 1996 dalam Ferdinand,
2000, p:56)
4. CMIN/DF, adalah The Minimum Sample Discrepancy Function yang dibagi
dengan degree of freedom. CMIN/DF tidak lain adalah statistik chi square
x2 relatif. Bila nilai x2 relatif kurang dari 2.0 atau 3.0 adalah indikasi dari
acceptable fit antara model dan data (Arbuckle, 1997 dalam Ferdinand,
2000, p:56).
5. TLI
(Tucker
Lewis
Index),
merupakan
incremental
index
yang
membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model,
dimana nilai yang direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya
sebuah model adalah > 0,95 (Hair et al, 1995, p.175) dan nilai yang
mendekati 1 menunjukkan a very good fit (Arbuckle, 1997 dalam
Ferdinand,2000,p.57).
6. CFI (Comparative Fit Index), dimana bila mendekati 1, mengindikasi
tingkat
fit
yang
paling
tinggi
(Arbuckle,1997
dalam
Ferdinand,2000,p.58).Nilai yang direkomendasikan adalah CFI lebih besar
atau sama dengan 0,95.
Sebuah model dinyatakan layak jika masing-masing indeks tersebut
mempunyai cut of value seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1:
Goodness of-fit Indices
Goodness of-fit index
Cut-off Value
2
x – Chi-square
< df dengan α=0,05
≥ 0.05
≤ 0.08
≥ 0.90
≥ 0.90
≤ 2.00
≥ 0.95
≥ 0.95
Sumber: Dikembangkan untuk penelitian ini
Significance Probability
MSEA
FI
GFI
MIN/DF
LI
FI
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada bab IV ini disajikan gambaran data penelitian yang diperoleh dari
hasil jawaban reponden, proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan
data tersebut. Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai dasar
untuk analisis dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan.
Analisis data diskriptif digunakan untuk menggambarkan kondisi jawaban
responden untuk masing-masing variabel. Hasil jawaban tersebut selanjutnya
digunakan untuk mendapatkan tendensi jawaban responden mengenai kondisi
masing-masing variabel penelitian.
Analisis data yang adalah digunakan dalam penelitian ini adalah Structural
Equation Modeling (SEM) dengan terlebih dahulu melakukan pengujian dimensidimensinya dengan confirmatory faktor analysis. Evaluasi terhadap model SEM
juga akan dianalisis mendapatkan dan mengevaluasi kecocokan model yang
diajukan. Setelah diketahui semua hasil pengolahan data, selanjutnya akan dibahas
dan yang terakhir adalah menarik kesimpulan yang didasarkan pada hasil analisis
hasil tersebut.
4.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT.Bank Tabungan Negara (Persero) merupakan salah satu Bank milik
pemerintah yang mapan dan terpercaya. Pada mulanya PT.Bank Tabungan Negara
didirikan pada masa penjajahan kolonial Belanda, yaitu tahun 1817, yang semula
bernama Postpaarbank yang mempunyai nilai untuk mendidik rakyat agar gemar
menabung sekaligus memperkenalkan lembaga perbankan yang bergerak dibidang
jasa keuangan.
Pada masa pendudukan Jepang, tepatnya tanggal 1 April 1942
Postpaarbank diubah namanya menjadi Tyokin Kyoko setelah Indonesia merdeka.
Tyokin Kyoko diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia dan diganti
namanya menjadi kantor Tabungan Pos. Semenjak saat itu kantor Tabungan Pos
telah aktif beroperasi namun pada tanggal 19 Desember 1949 kegiatan
operasionalnya sempat berhenti pada waktu terjadi Agresi Militer Belanda ke II
dan pada tanggal 9 Februari 1950 nama Tabungan Pos Resmi berubah menjadi
Bank Tabungan Pos.
Namun Bank Tabungan Pos muncul seiring keluarnya Peraturan
Pemerintah Pengganti UU No. 4 tahun 1963, dimana nama Bank Tabungan Pos
diganti menjadi Bank Tabungan Negara. Tugas dan usaha Bank Tabungan Negara
berdasarkan UU No. 4 tahun 1963 diarahkan pada perbaikan ekonomi rakyat dan
pembangunan ekonomi nasional dengan cara menghimpun dana dari masyarakat
terutama dalam bentuk tabungan pada tanggal 29 Januari 1974, pemerintah melalui
Surat Keputusan Menteri Keuangan B.49/Mk/1974 memberikan tugas tambahan
pada Bank Tabungan Negara sebagai wadah pembiayaan proyek perumahan rakyat.
Sejak tahun 1976, Bank Tabungan Negara telah melaksanakan proyek
perumahan rakyat dengan memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang terus
berlangsung sampai saat ini. Hal inilah yang menjadi misi Bank Tabungan Negara,
yaitu membiayai pembangunan rumah bagi rakyat kecil. Kemudian pada tanggal 29
Januari 1989 oleh pemerintah, Bank Tabungan Negara diubah statusnya menjadi
Bank Umum dan diijinkan menerima simpanan dalam bentuk giro dan ikut serta
dalam kegiatan kliring. Berdasarkan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan dan
PP No. 24 tahun 1992, Bank Tabungan Negara mengalami penyesuaian bentuk
hukum menjadi perseroan.
4.1.2 Visi dan Misi
Sebagai pedoman dalam mengelola usahanya, Direksi Bank Tabungan
Negara telah menetapkan Visi dan Misi Bank Tabungan Negara yang wajib
diketahui, dihayati, dan diamalkan oleh setiap pegawai. Visi Bank Tabungan
Negara adalah “Menjadi bank yang terkemuka dan menguntungkan dalam
pembiayaan perumahan dan mengutamakan kepuasan nasabah”. Adapun Misi
Bank Tabungan Negara adalah:
1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri
yang terkait, serta menyediakan produk dan jasa perbankan lainnya.
2. Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan
profesional serta memiliki integritas yang tinggi.
3. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi berkelanjutan sesuai
dengan kebutuhan nasabah.
4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sehat sesuai dengan prinsip kehatihatian dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value
5. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
PT. Bank BTN Semarang merupakan kantor cabang utama yang
membawahi 9 kantor cabang pembantu dengan wilayah kerja Kendal, Jepara,
Cepu, Salatiga dan Ambarawa.
4.1.3 Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka yang mewujudkan suatu pola
tetap dan hubungan antara kedudukan dan peranan dalam suatu lingkungan kerja
sama. Dengan adanya struktur organisasi terlihat adanya hubungan kerja sama
antara orang-orang dalam organisasi tersebut. Suatu organisasi akan hidup dan
terus berkembang apabila orang-orang yang ada di dalamnya saling bekerja sama
dan saling berkomunikasi untuk mencapai tujuan bersama yang ditetapkan. Misi
jaringan kerja cabang secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pangsa pasar kredit Bank Tabungan Negara dan segmen pasar
yang menguntungkan sesuai dengan wilayah kerja yang telah ditentukan.
2. Memberikan pelayanan kepada nasabah dengan operasional cabang yang
prima.
3. Mengelola biaya produk dan jasa secara efektif.
4. Memenuhi target keuangan yang telah ditentukan oleh kantor pusat.
Adapun struktur organisasi yang ada di PT.Bank Tabungan Negara Cabang
Semarang dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1:
Struktur Organisasi
Branch Manager
Risk Manager
Deputy Branch
Manager Retail
Deputy Branch
Manager Loan
Recovery
Assisten Manager
Operation
Assisten Manager
Accounting &
Control
Teller Service
Customer
Service
Loan Service
Transaction
Processing
Kantor Cabang
Pembantu
Loan
Administration
General Branch
Administration
Sumber : PT.Bank Tabungan Negara Cabang Semarang
4.1.3.1 Branch Manager
1. Menentukan atau menetapkan sasaran-sasaran dan melaksanakan rencanarencana dalam bidang pemasaran dana, kredit dan produk jasa lainnya, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Memanfaatkan, mengatur dan membina dengan sebaik-baiknya, baik personil
maupun peralatan yang ada di bawah tanggung jawabnya agar tercapai
produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
3. Melaksanakan monitoring perkembangan dan keinginan pasar akan jasa-jasa
Bank ataupun produk-produk baru, meningkatkan mutu pelayanan serta
melaporkan hal-hal penting kepada kantor pusat.
4. Meneliti dan mengevaluasi semua permohonan kredit yang diajukan untuk
mendapatkan persetujuan kepada kantor pusat/direksi, serta memutuskannya
apabila masih dalam lingkup wewenangnya sesuai dengan ketentuan yang telah
diberikan oleh direksi.
4.1.3.2. Assisten Manager Accounting and Control
1. Melakukan verifikasi terhadap bukti-bukti transaksi yang telah diinput oleh
petugas dan dilakukan setiap hari, yaitu :
2. Kebenaran dan keabsahan bukti transaksi.
3. Kebenaran input antara bukti keuangan dengan cetakan per batch.
4. Kebenaran nomor rekening dan nomor yang terdapat dalam buku besar.
5. Membuat, mencetak kemudian mengirimkan kepada kantor pusat laporan
keuangan harian (neraca, laba/rugi, rekening atau kantor) dan laporan
mingguan yaitu likuiditas dan LMB untuk perencanaan GWM pada Bank
Indonesia.
6. Mengelola arsip rekening Koran, buku besar, buku Bantu atas transaksi yang
terjadi setiap hari kerja dan membuat laporan bulanan yang terdiri dari neraca
sandi bulanan, rencana dan realisasi dana/kredit, rencana dan realisasi laba/rugi.
7. Membuat laporan triwulan, semester dan laporan tahunan serta laporan
insidentil yang diminta kantor pusat.
8. Melakukan rekonsiliasi atas transaksi keuangan yang terjadi antara saldo di
cabang dengan saldo cabang utama supaya transaksi antar kantor tidak terdapat
kesalahan atau tidak terbuku. Rekonsiliasi tersebut harus diselesaikan dalam
waktu satu bulan agar tidak menimbulkan keterlambatan dalam menyelasaikan
suatu transaksi.
9. Membuat laporan bulanan pemimpin yang merupakan kegiatan Pemimpin
Cabang yang dibuat setiap bulan meliputi operasional bank, kegiatan intern dan
ekstern.
4.1.3.3. Risk Manager
1. Memantau hasil-hasil pemeriksaan oleh kantor pusat, mengadakan tindakantindakan perbaikan untuk menghilangkan resiko-resiko kredit atau sekurangkurangnya mengurangi timbulnya resiko dalam bentuk kebijaksanaan atau
peraturan peraturan baru.
2. Ikut serta mempromosikan produk atau jasa-jasa perbankan kepada khalayak
resmi dalam arti seluas-luasnya perdasarkan perencanaan promosi usaha yang
telah ditentukan Kantor Pusat/Direksi.
4.1.3.4. Deputy Branch Manager Retail
1. Customer Service
a. Mengusahakan mutu pelayanan yang baik sehingga dapat membina dan
meningkatkan hubungan, serta menarik minat nasabah untuk menggunakan
produk dan jasa bank.
b. Mengusahakan kelengkapan sarana dokumen dan menyetujui pembukaan
rekening baru serta memberikan pelayanan langsung kepada nasabah atas
permintaan/pembayaran yang merupakan transaksi perbankan.
c. Menguasai kode etik perbankan yang merupakan salah satu pedoman dalam
melaksanakan pelayanan terhadap nasabah.
d. Memelihara, mengadministrasi dan mengajukan permohonan Kartu
Identitas Nasabah Baru
2. Teller Service
a. Mengambil dan menyetor modal, menerima dan membayar transaksi yang
bersifat tunai, serta meneruskan setoran non tunai ke back office.
b. Meneruskan semua slip transaksi kepada supervisor (kasir dana) untuk
diotorisasi.
c. Menyortir uang yang tidak layak beredar (rusak) dan selanjutnya untuk
diganti/disetorkan ke Bank Indonesia.
d. Mencetak aktivitas teller dan mencocokannya dengan buku mutasi.
e. Mencocokan saldo kas besar dan membuat rincian uang yang ada dikas
besar akhir hari, kemudian dilaporkan kepada Kasir Dana/Pemimpin
Cabang untuk diadakan kas opname.
3. Loan Service
a. Menyusun
rencana
kerja
dan
anggaran
pengelolaan
kredit
dan
pendapatannya.
b. Mengkoordinir dan melaksanakan tugas dari masing-masing petugas
meliputi analisa kredit, administrasi kredit dan laporan perkreditan.
c. Mengkoordinir dan melaksanakan aktivitas kegiatan pelayanan kredit yang
meliputi pembayaran angsuran kredit, kebutuhan referensi, jaminan kredit
dan bank garansi
d. Membuat laporan bidang perkreditan Bank Indonesia secara rutin dan
laporan intern kepada Kantor Pusat antara lain Laporan tunggakan bunga,
Laporan hasil penanganan kredit macet, Laporan perkembangan pengurusan
kredit macet oleh BUPLN/KP3N, Laporan pengusulan dan penerimaan
klaim, Laporan nominative kredit dan laporan bank garansi dan
Mengadakan pengecekan terhadap kebenaran, ketelitian dan ketepatan
laporan kedit.
4.1.3.5.Deputy Branch Manager/Loan Recovery
a. Pengajuan usulan untuk pembaharuan kredit.
b. Membuat usulan yang telah mendapat persetujuan klaim.
c. Menerima pelimpahan
d. Mengawasi apakah pemberian kredit telah sesuai dengan kebijaksanaan
perkreditan, prosedur pemberian kredit dan ketentuan intern yang berlaku serta
ketentuan perbankan yang berlaku.
e. Memantau perkembangan kegiatan debitur termasuk melalui kegiatan
kunjungan kepada debitur dan memberikan peringatan dini mengenai
penurunan kualitas kredit yang diperkirakan mengandung resiko.
f. Mengawasi apakah penilaian kolektibilitas kredit telah sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
g. Melakukan pembinaan kepada debitur untuk mengarahkan agar debitur dapat
memenuhi kewajibannya.
h. Memantau kecukupan jumlah penyisihan penghapusan kredit.
i. Menyusun laporan ke Kantor Pusat.
j. Melaksanakan upaya restrukturisasi kredit bagi debitur yang memenuhi syarat
atau melaksanakan penyelesaian kredit.
4.1.3.6.Asisten Manager Operasional
1. Transaction
a. Mengkoordinir pelaksanaan kelancaran pemenuhan hak-hak karyawan, baik
gaji maupun tunjangan lainnya serta pajak penghasilan PPh pasal 21.
b. Mengecek kebenaran data-data warkat yang dikirim ke alamat tujuan
transfer, mengecek specimen dan saldo rekening yang ditarik melalui
pendebetan inkaso dan pendebetan untuk ditransfer.
c. Menerima atau mengirim melelui telex, telepon maupun faxcimile serta
berhak menolak pencairan kiriman uang yang tidak sesuai prosedur.
d. Membuat bukti kiriman uang masuk, kiriman uang keluar, inkaso serta
membuat surat pengantar ke Kantor Pusat atas transaksi data hari yang
bersangkutan.
e. Melakukan perhitungan bunga simpanan berjangka serta mengadakan
monitoring petunjuk pelaksanaan bunga deposito.
f. Melaksanakan Kliring.
g. Membuat surat dukungan bank dan surat referensi bank.
2. General Branch Administratif
a. Melakukan pengadaan, penyimpanan dan pencatatan atas barang cetak dan
alat tulis
b. membuat usulan pengeluaran biaya kantor dan melakukan pembelian
kebutuhan operasional, serta mencatat pengeluaran biaya dalam kartu
pengawasan biaya.
c. mencatat dan mendistribusikan serta melaksanakan sistem pengarsipan
surat menyurat.
d. Mengurus dan melaksanakan administrasi kepegawaian yang meliputi cuti,
penilaian kondite, usul kenaikan pangkat dan kenaikan gaji berkala.
e. Mengelola administrasi dan file personalia.
f. Mengurus
penghasilan
pegawai
baik
gaji,
tunjangan
maupun
penghasilannya.
g. Mengelola daftar absensi pegawai dan mencatat dalam file kepegawaian.
h. Menghitung dan membayar pajak penghasilan.
4.2. Gambaran Umum Responden
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang
diperoleh dari responden. Data deskriptif penelitian disajikan agar dapat dilihat
profil dari data penelitian dan hubungan yang ada antar variable yang digunakan
dalam penelitian (Hair et al, 1995). Data deskriptif yang menggambarkan keadaan
atau kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk
memahami hasil-hasil penelitian.
Responden dalam penelitian ini karyawan Bank BTN Cabang
Semarang sejumlah 136 karyawan. 136 karyawan yang berpartisipasi dalam
penelitian ini selanjutnya dapat diperinci berdasarkan usia, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, dan dan masa kerja. Keempat aspek demografi tersebut
mempunyai peran penting dalam mengukur kinerja karyawan Bank BTN
Cabang Semarang.
4.2.1. Responden Menurut Jenis Kelamin
Komposisi responden berdasarkan aspek jenis kelamin dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Jumlah
Sumber: data primer diolah 2007
Frekuensi
82
54
136
Persentase
60.29
39.71
100
Berdasarkan Tabel 4.1. diatas nampak bahwa responden pria merupakan
responden mayoritas yaitu 60,29% dari total 136 responden yang berpartisipasi
dalam penelitian ini.
4.2.2. Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Komposisi responden berdasarkan aspek pendidikan terakhir dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Frekuensi
Lulusan SMU
40
Lulusan D-3
37
Lulusan S-1
54
Lulusan S-2
5
Jumlah
136
Sumber: data primer diolah 2007
Persentase
29.41
27.21
39.71
3.68
100
Berdasarkan Tabel 4.2. diatas nampak bahwa responden lulusan S-1
merupakan responden mayoritas yaitu 39,71% dari total 136 responden yang
berpartisipasi dalam penelitian ini.
4.2.3. Responden Menurut Usia
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner,
diperoleh profil responden menurut usia sebagaimana nampak dalam tabel 4.3.
Usia (Tahun)
24 - 30
31-40
41-52
Tabel 4.3.
Responden Menurut Usia
Frekuensi
19
40
77
Persentase
13.97
29.41
56.62
Jumlah
Sumber: data primer diolah 2007
136
100
Berdasarkan Tabel 4.3. diatas nampak bahwa responden berusia 41-52
tahun adalah yang terbesar yaitu 56,62% dari total 136 responden yang
berpartisipasi dalam penelitian ini.
4.2.4. Responden Menurut Masa Kerja
Berdasarkan data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner,
diperoleh profil responden menurut masa kerja sebagaimana nampak dalam tabel
4.4.
Tabel 4.4.
Responden Menurut Masa Kerja
Masa Kerja (Tahun)
Frekuensi
1-5
14
6-10
11
11-22
111
Jumlah
136
Sumber: data primer diolah 2007
Persentase
10.29
8.09
81.62
100
Berdasarkan Tabel 4.4. diatas nampak bahwa responden dengan masa
kerja 11-22 tahun adalah yang terbesar yaitu 81,62% dari total 136 responden
yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
4.3. Analisis Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan analisis Structural Equation Modelling (SEM).
Model teoritis yang telah digambarkan pada diagram jalur sebelumnya akan
dilakukan analisis berdasarkan data yang telah diperoleh.
Metode analisis SEM akan menggunakan input matriks kovarians dan
menggunakan metode estimasi maximum likelihood. Pemilihan input dengan
matriks kovarian adalah karena matriks kovarian memiliki keuntungan dalam
memberikan perbandingan yang valid antar populasi atau sampel yang berbeda,
yang kadang tidak memungkinkan jika menggunakan model matriks korelasi.
Sebelum membentuk suatu full model SEM, terlebih dahulu akan dilakukan
pengujian terhadap faktor-faktor yang membentuk masing-masing variabel.
Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan model confirmatory faktor
analysis. Kecocokan model (goodness of fit), untuk confirmatory faktor analysis
juga akan diuji. Dengan program AMOS, ukuran-ukuran goodness of fit tersebut
akan nampak dalam outputnya. Selanjutnya kesimpulan atas kecocokan model
yang dibangun akan dapat dilihat dari hasil ukuran-ukuran goodness of fit yang
diperoleh. Pengujian goodness of fit terlebih dahulu dilakukan terhadap model
confirmatory faktor analysis. Berikut ini merupakan bentuk analisis goodness of fit
tersebut.
Pengujian dengan menggunakan model SEM dilakukan secara bertahap.
Jika belum diperoleh model yang tepat (fit), maka model yang diajukan semula
perlu direvisi. Perlunya revisi dari model SEM muncul dari adanya masalah yang
muncul dari hasil analisis. Masalah yang mungkin muncul adalah masalah
mengenai ketidakmampuan model yang dikembangkan untuk menghasilkan
estimasi yang unik. Apabila masalah-masalah tersebut muncul dalam analisis SEM,
maka mengindikasikan bahwa data penelitian tidak mendukung model struktural
yang dibentuk. Dengan demikian model perlu direvisi dengan mengembangkan
teori yang ada untuk membentuk model yang baru.
4.3.1. Analisis Faktor Konfirmatori (Confirmatory Faktor Analysis)
Analisis
faktor
konfirmatori
bertujuan
untuk
menguji
unidimensionalitas dari dimensi-dimensi pembentuk masing-masing variabel
laten. Hasil analisis faktor konfirmatori dari masing-masing model selanjutnya
akan dibahas.
1) Analisis Faktor Konfirmatori - 1
Gambar 4.2
Analisis Faktor Konfirmatori – Konstruk Eksogen
Confirmatory Factor Analysis
-1e1
e2
e3
.65
.51
.51
x1
.81
.71
.72
x2
x3
.81
e4
x4 .73
.69
.53
.65
e5
e6
Budaya
Organisasi
UJI MODEL
x5
.48
x6
.39
e7
e8
e9
e10
.44
.68
.61
.50
x7
Chi square = 46.417 (df = 34)
Prob = .076
RMSEA = .052
GFI = .938
AGFI = .899
Chi square / df = 1.365
TLI = .972
CFI = .979
.67
.82
x8
.78
x9
Keterlibatan
Kerja
.71
x10
Sumber : Data primer yang diolah (print out AMOS)
Pengujian kesesuaian model diringkas dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Kelayakan Model
Pada Analisis Faktor Konfirmatori Konstruk Eksogen
Goodness of Fit Indeks
Cut-off Value
Hasil
Evaluasi Model
Chi – Square
Probability
RMSEA
GFI
< 56.942
≥ 0.05
≤ 0.08
≥ 0.90
46,417
0,076
0,052
0,938
Baik
Baik
Baik
Baik
AGFI
≥ 0.90
0,899
Marginal
CMIN / DF
≤ 2.00
1,365
Baik
TLI
≥ 0.95
0,972
Baik
CFI
≥ 0.95
0,979
Baik
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil analisis pengolahan data terlihat bahwa konstruk yang digunakan
untuk membentuk sebuah model penelitian, pada proses analisis faktor
konfirmatori telah memenuhi kriteria goodness of fit yang telah ditetapkan.
Pengujian kemaknaan dari dimensi-dimensi yang terekstraksi dalam
membentuk variabel laten, dapat diperoleh dari nilai standardized loading
faktor dari masing-masing dimensi. Jika diperoleh adanya nilai pengujian yang
sangat signifikan maka hal ini mengindikasikan bahwa dimensi tersebut cukup
baik untuk terekstraksi membentuk variabel laten. Hasil berikut merupakan
pengujian kemaknaan masing-masing dimensi dalam membentuk variabel
laten.
Tabel 4.5
Regression Weight Pada Analisis Faktor Konfirmatori - 1
Regression Weights
x6
<-- Budaya_Organisasi
Estimate
1.000
S.E. Std. Est
0.693
C.R.
P
x5
x4
x3
x2
x1
x10
x9
x8
x7
<-<-<-<-<-<-<-<-<--
Budaya_Organisasi
Budaya_Organisasi
Budaya_Organisasi
Budaya_Organisasi
Budaya_Organisasi
Keterlibatan_Kerja
Keterlibatan_Kerja
Keterlibatan_Kerja
Keterlibatan_Kerja
1.026
1.106
1.119
0.915
1.170
1.000
1.377
1.387
1.204
0.133
0.131
0.148
0.121
0.139
0.174
0.170
0.174
0.729
0.809
0.718
0.714
0.806
0.710
0.780
0.822
0.666
7.687
8.425
7.573
7.542
8.400
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
7.919
8.172
6.915
0.000
0.000
0.000
Analisis faktor tersebut juga menunjukkan nilai pengujian dari masingmasing pembentuk suatu konstruk. Hasil menunjukkan bahwa setiap indikatorindikator atau dimensi pembentuk masing-masing variabel laten menunjukkkan
hasil baik, yaitu nilai dengan CR diatas 1,96 atau dengan probabiltas yang lebih
kecil dari 0,05. Selain itu nilai loading faktor (standardized estimate) dari
semua dimensi berada lebih besar dari 0,6. Dengan hasil ini, maka dapat
dikatakan bahwa indikator-indikator pembentuk variabel laten eksogen telah
menunjukkan unidimensionalitas. Selanjutnya berdasarkan analisis faktor
konfirmatori ini, maka model penelitian dapat digunakan untuk analisis
selanjutnya tanpa modifikasi atau penyesuaian-penyesuaian.
Standardized Regression Weights:
-------------------------------x6 <-------------- Budaya_Organisasi
x5 <-------------- Budaya_Organisasi
x4 <-------------- Budaya_Organisasi
x3 <-------------- Budaya_Organisasi
x2 <-------------- Budaya_Organisasi
x1 <-------------- Budaya_Organisasi
x10 <------------ Keterlibatan_Kerja
x9 <------------- Keterlibatan_Kerja
x8 <------------- Keterlibatan_Kerja
x7 <------------- Keterlibatan_Kerja
Estimate
-------0.693
0.729
0.809
0.718
0.714
0.806
0.710
0.780
0.822
0.666
2) Analisis Faktor Konfirmatori - 2
Hasil pengolahan data untuk confirmatory faktor analysis 2 dapat dilihat
pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3
Analisis Faktor Konfirmatori – 2
Confirmatory Factor Analysis
-2UJI MODEL
.52
Chi square = 138.606 (df = 118)
Prob = .095
RMSEA = .036
GFI = .893
AGFI = .862
Chi square / df = 1.175
.72
TLI = .979
CFI = .982
.72
e11
e12
x11
.42
x12
.51
e13
x13
.49
e14
x14
.56
e15
Komitmen
Organisasi
Kinerja
Karyawan
x15
.62
e16
x16
e17
.52
x18
e18
.51
x19
e19
.55
.71
.74
.70
.40
.65
.72
.70
.75
.79
.78
x17
x20
e20
.49
x21
.72
e21
.52
x22
e22
.79
.63
.71 x23 e23
.72
.50
.71 x24 e24
.74
.52
x25
.61
e25
.51
x26
e26
.55
x27
e27
Ringkasan hasil confirmatory faktor analysis tersebut dapat diringkas dalam
tabel berikut ini.
Tabel 4.6
Hasil Pengujian Kelayakan Model
Pada Analisis Faktor Konfirmatori Konstruk Indogen
Goodness of Fit Indeks
Cut-off Value
Hasil
Evaluasi Model
138,606
0,095
0,036
0,893
Baik
Baik
Baik
Marginal
≥ 0.90
0,862
Marginal
CMIN / DF
≤ 2.00
1,175
Baik
TLI
≥ 0.95
0,979
Baik
CFI
≥ 0.95
0,982
Baik
Chi – Square
Probability
RMSEA
GFI
< 142.362
≥ 0.05
≤ 0.08
≥ 0.90
AGFI
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil analisis pengolahan data terlihat bahwa konstruk yang digunakan
untuk membentuk sebuah model penelitian, pada proses analisis faktor
konfirmatori telah memenuhi kriteria goodness of fit yang telah ditetapkan
untuk semua ukuran.
Pengujian kemaknaan dari dimensi-dimensi yang terekstraksi dalam
membentuk variabel laten, dapat diperoleh dari nilai standardized loading
faktor dari masing-masing dimensi. Jika diperoleh adanya nilai pengujian yang
sangat signifikan maka hal ini mengindikasikan bahwa dimensi tersebut cukup
baik untuk terekstraksi membentuk variabel laten. Hasil berikut merupakan
pengujian kemaknaan masing-masing dimensi dalam membentuk variabel
laten.
Tabel 4.7
Regression Weight Pada Analisis Faktor Konfirmatori - 2
Regression Weights
Estimate S.E.
Std. Est C.R.
x16 <-- Komitmen_Organisasi
1.000
0.782
P
x15 <-- Komitmen_Organisasi
x14 <-- Komitmen_Organisasi
x13 <-- Komitmen_Organisasi
x12 <-- Komitmen_Organisasi
x11 <-- Komitmen_Organisasi
x17 <-- Kinerja_Karyawan
x18 <-- Kinerja_Karyawan
x19 <-- Kinerja_Karyawan
x20 <-- Kinerja_Karyawan
x21 <-- Kinerja_Karyawan
x22 <-- Kinerja_Karyawan
x23 <-- Kinerja_Karyawan
x24 <-- Kinerja_Karyawan
x25 <-- Kinerja_Karyawan
x26 <-- Kinerja_Karyawan
x27 <-- Kinerja_Karyawan
Sumber : Data primer yang diolah
0.964
0.954
0.857
0.888
0.757
1.000
0.885
0.880
0.950
0.923
0.932
1.187
0.972
0.986
0.946
1.010
0.103
0.108
0.104
0.106
0.101
0.108
0.109
0.112
0.117
0.114
0.132
0.121
0.121
0.117
0.120
0.790
0.748
0.701
0.716
0.647
0.722
0.724
0.714
0.745
0.698
0.719
0.793
0.711
0.718
0.714
0.743
9.398
8.839
8.205
8.412
7.501
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
8.222
8.098
8.462
7.916
8.160
9.021
8.061
8.152
8.106
8.445
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
Analisis faktor tersebut juga menunjukkan nilai pengujian dari masingmasing pembentuk suatu konstruk. Hasil menunjukkan bahwa setiap indikatorindikator atau dimensi pembentuk masing-masing variabel laten menunjukkan
hasil baik, yaitu nilai dengan CR diatas 1,96 atau dengan probabiltas yang lebih
kecil dari 0,05. Selain itu nilai loading faktor dari semua dimensi berada lebih
besar dari 0,6. Dengan hasil ini, maka dapat dikatakan bahwa indikatorindikator
pembentuk
variabel
laten
eksogen
telah
menunjukkan
unidimensionalitas. Selanjutnya berdasarkan analisis faktor konfirmatori
konstruk ini, maka model penelitian dapat digunakan untuk analisis selanjutnya
tanpa modifikasi atau penyesuaian-penyesuaian.
Standardized Regression Weights:
-------------------------------x16 <----------- Komitmen_Organisasi
x15 <----------- Komitmen_Organisasi
Estimate
-------0.782
0.790
x14
x13
x12
x11
x17
x18
x19
x20
x21
x22
x23
x24
x25
x26
x27
<----------- Komitmen_Organisasi
<----------- Komitmen_Organisasi
<----------- Komitmen_Organisasi
<----------- Komitmen_Organisasi
<-------------- Kinerja_Karyawan
<-------------- Kinerja_Karyawan
<-------------- Kinerja_Karyawan
<-------------- Kinerja_Karyawan
<-------------- Kinerja_Karyawan
<-------------- Kinerja_Karyawan
<-------------- Kinerja_Karyawan
<-------------- Kinerja_Karyawan
<-------------- Kinerja_Karyawan
<-------------- Kinerja_Karyawan
<-------------- Kinerja_Karyawan
0.748
0.701
0.716
0.647
0.722
0.724
0.714
0.745
0.698
0.719
0.793
0.711
0.718
0.714
0.743
4.4. Analisis Structural Equation Modelling (SEM)
Analisis selanjutnya adalah analisis Structural Equation Model (SEM)
secara full model, setelah dilakukan analisis terhadap tingkat unidimensionalitas
dari indikator-indikator pembentuk variabel laten yang diuji dengan confirmatory
faktor analysis. Analisis hasil pengolahan data pada tahap full model SEM
dilakukan dengan melakukan uji kesesuaian dan uji statistik. Hasil pengolahan data
untuk analisis full model SEM ditampilkan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4
Hasil Pengujian Structural Equation Model (SEM)
Structural Equation Model
UJI MODEL
e1
e2
e3
.65
.51
.51
x1
x2
x3
.80
.71
.72
.80
.64
e4
x4 .74
.70
.55
e5
x5
Budaya
Organisasi
Chi square = 326.939 (df = 318)
Prob = .353
RMSEA = .014
GFI = .853
AGFI = .825
Chi square / df = 1.028
TLI = .994
CFI = .995
.22
z1
z2
.52
x17
e17
.52
x18
.72
.72
e18
.51
x19
e19
.55
Sumber : Data primer yang diolah
Uji terhadap kelayakan full model SEM ini diringkas sebagaimana dalam
tabel 4.8 , berikut :
Tabel 4.8
Hasil Pengujian Kelayakan Model
Structural Equation Model (SEM)
Goodness of Fit Indeks
Chi – Square
Probability
RMSEA
Cut-off Value
<343.18
≥ 0.05
≤ 0.08
Hasil Analisis
Evaluasi Model
326,939
0,353
0,014
Baik
Baik
Baik
GFI
≥ 0.90
0,853
Marginal
AGFI
≥ 0.90
0,825
Marginal
CMIN / DF
≤ 2.00
1,028
Baik
TLI
≥ 0.95
0,994
Baik
CFI
≥ 0.95
0,995
Baik
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil tersebut menunjukkan bahwa model yang digunakan dapat diterima.
Tingkat signifikansi sebesar 0,353 yang menunjukkan sebagai suatu model
persamaan struktural yang baik. Indeks pengukuran TLI, CFI, CMIN/DF dan
RMSEA berada dalam rentang nilai yang diharapkan meskipun GFI, dan AGFI
diterima secara marginal.
Dengan demikian uji kelayakan model SEM sudah
memenuhi syarat penerimaan.
4.4.1. Pengujian Asumsi SEM
4.4.1.1. Normalitas Data
Pengujian selanjutnya adalah melihat tingkat normalitas data
yang
digunakan dalam penelitian ini. Pengujian ini adalah dengan mengamati nilai
skewness data yang digunakan, apabila nilai CR pada skewness data berada pada
rentang antara + 2.58 atau berada pada tingkat signifikansi 0.01. Hasil pengujian
normalitas data ditampilkan pada Tabel 4.9
Tabel 4.9
Normalitas Data
Assessment of normality
x27
x26
min
max
skew
c.r. kurtosis
c.r.
-------- -------- -------- -------- -------- -------5.000
10.000
-0.156
-0.744
-0.727
-1.732
5.000
10.000
-0.222
-1.059
-0.786
-1.872
x25
x24
x23
x22
x21
x20
x19
x18
x17
x11
x12
x13
x14
x15
x16
x7
x8
x9
x10
x1
x2
x3
x4
x5
x6
Multivariate
4.000
4.000
4.000
4.000
5.000
4.000
5.000
5.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
5.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
4.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
10.000
0.220
-0.185
-0.225
-0.375
0.249
-0.400
-0.006
0.110
-0.223
-0.018
0.039
0.035
-0.003
0.170
-0.187
-0.236
-0.218
-0.239
-0.056
-0.033
0.133
-0.016
0.087
0.061
-0.037
1.049
-0.879
-1.071
-1.785
1.187
-1.905
-0.031
0.521
-1.060
-0.085
0.184
0.169
-0.016
0.810
-0.890
-1.121
-1.039
-1.138
-0.265
-0.157
0.632
-0.076
0.412
0.293
-0.175
-0.564
-0.595
-0.828
-0.357
-0.729
-0.459
-0.399
-0.505
-0.361
-0.423
-0.410
-0.388
-0.819
-0.397
-0.509
-0.731
-0.351
-0.622
-0.437
-0.759
-0.530
-0.770
-0.578
-0.306
-0.672
13.551
-1.343
-1.417
-1.972
-0.849
-1.736
-1.092
-0.951
-1.203
-0.860
-1.008
-0.976
-0.923
-1.949
-0.944
-1.211
-1.739
-0.835
-1.481
-1.040
-1.806
-1.261
-1.832
-1.377
-0.728
-1.599
1.997
Dari hasil pengolahan data yang ditampilkan pada Tabel 4.9. terlihat bahwa
tidak terdapat nilai C.R. untuk skewness yang berada diluar rentang +2.58. Dengan
demikian maka data penelitian yang digunakan telah memenuhi persyaratan
normalitas data, atau dapat dikatakan bahwa data penelitian telah terdistribusi
normal.
4.4.1.2. Evaluasi atas Outlier
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang
terlihat sangat berbeda dengan data lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim,
baik untuk variabel tunggal maupun kombinasi (Hair, et al, 1995, p. 57). Evaluasi
atas outlier univariat dan outlier multivariat disajikan pada bagian berikut ini:
a. Univariate Outliers
Pengujian
ada
tidaknya
univariate
outlier
dilakukan
dengan
menganalisis nilai stdandardizes (Z-score) dari data penelitian yang digunakan.
Apabila terdapat nilai Z score berada pada rentang δ +3, maka akan
dikategorikan sebagai outlier. Hasil pengolahan data untuk pengujian ada
tidaknya outlier ada pada Tabel 4.10
Tabel 4.10
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N
Zscore(x1)
Zscore(x2)
Zscore(x3)
Zscore(x4)
Zscore(x5)
Zscore(x6)
Zscore(x7)
Zscore(x8)
Zscore(x9)
Zscore(x10)
Zscore(x11)
Zscore(x12)
Zscore(x13)
Zscore(x14)
Zscore(x15)
Zscore(x16)
Zscore(x17)
Zscore(x18)
Zscore(x19)
Zscore(x20)
Zscore(x21)
Zscore(x22)
Zscore(x23)
Zscore(x24)
Zscore(x25)
Zscore(x26)
Zscore(x27)
Valid N (listwise)
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
136
Minimum
-2.20731
-2.57406
-2.12707
-2.35355
-2.24117
-2.25007
-2.22139
-2.43662
-2.36807
-2.18354
-2.47754
-2.25441
-2.31992
-2.28301
-2.25564
-2.25846
-2.48196
-2.07743
-2.06380
-2.70713
-1.66404
-2.87612
-2.09603
-2.44736
-2.29639
-1.83268
-1.73875
Maximum
1.85853
2.03216
1.65438
1.96217
1.95331
1.83915
1.71062
1.77584
1.65765
2.02272
1.87015
1.85183
1.84064
1.70614
1.91806
1.72189
1.82714
1.99361
1.96891
1.97299
2.09525
1.72567
1.89082
1.91300
2.05130
1.92100
1.92178
Mean
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
.0000000
Std. Deviation
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
1.00000000
Hasil pengujian menunjukkan adanya tidak satupun dimensi yang memiliki
adanya outlier. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat data
yang ekstrim.
b. Multivariate Outliers
Evaluasi terhadap multivariate outliers perlu dilakukan karena
walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat
univariate, tetapi observasi-observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah
dikombinasikan, Jarak Mahalonobis (Mahalonobis Distance) untuk tiap-tiap
observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan jarak sebuah observasi dari
rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional.
Untuk menghitung mahalonobis distance berdasarkan nilai chi-square
pada derajad bebas sebesar 27 (jumlah indikator) pada tingkat p<0.001 adalah
x2(27,0.001) = 55,735 (berdasarkan tabel distribusi x2 ). Dari hasil pengolahan data
dapat diketahui bahwa jarak Mahalanobis maksimal adalah 43,516. yang masih
berada di bawah batas maksimal outlier multivariate.
4.4.1.3. Evaluasi atas Multicollinearity dan singularity
Pengujian data selanjutnya adalah untuk melihat apakah terdapat
multikolinearitas dan singularitas dalam sebuah kombinasi variabel. Indikasi
adanya multikolinearitas dan singularitas dapat diketahui melalui nilai
determinan matriks kovarians yang benar-benar kecil, atau mendekati nol. Dari
hasil pengolahan data nilai determinan matriks kovarians sample adalah :
Determinant of sample covariance matrix = 8.9939e+000
Dari hasil pengolahan data tersebut dapat diketahui nilai determinant of
sample covariance matrix berada jauh dari nol. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa data penelitian yang digunakan tidak terdapat multikolinearitas dan
singularitas.
4.4.1.4. Evaluasi Terhadap Nilai Residual
Pada tahap ini akan dilakukan interpretasi model dan memodifikasi model
yang tidak memenuhi syarat pengujian. Setelah model diestimasi, residualnya
haruslah kecil atau mendekati nol dan distribusi frekwensi dari kovarian residual
harus bersifat simetrik. Jika suatu model memiliki nilai kovarians residual yang
tiinggi maka, maka sebuah modifikasi perlu dipertimbangkan dengan catatan ada
landasan teoritisnya. Bila ditemukan bahwa nilai residual yang dihasilkan oleh
model itu cukup besar (>2.58), maka cara lain dalam memodifikasi adalah dengan
mempertimbangkan untuk menambah sebuah alur baru terhadap model yang
diestimasi itu. Data standardized residual covariances yang diolah dengan program
AMOS dapat dilihat dalam tabel 4.11
Tabel 4.11
Standardized Residual Covariances
Standardized Residual Covariances
x27
x26
x25
x24
x23
x22
x21
x20
x19
x18
x17
x11
x12
x13
x14
x15
x16
x7
x8
x9
x10
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x27
x26
x25
x24
x23
x22
x21
-------- -------- -------- -------- -------- -------- -------0.000
-0.215
0.000
0.269
0.946
0.000
0.702
-0.103
-0.515
0.000
-0.338
0.425
0.221
-0.431
0.000
0.212
-0.160
-0.151
0.592
0.050
0.000
-0.132
0.480
-0.113
-0.581
-0.181
-0.100
0.000
0.070
-0.636
-0.500
0.015
0.312
-0.471
0.335
0.254
-0.492
-0.240
-0.264
-0.180
0.731
0.545
-0.303
-0.134
0.365
0.443
0.234
-0.644
-0.554
-0.117
-0.428
-0.617
-0.082
-0.144
-0.114
0.045
-1.374
-0.490
-0.442
0.150
-0.731
1.023
0.532
0.314
0.088
1.455
0.571
-0.578
0.923
0.371
-0.385
0.043
-0.010
-0.122
-0.684
-0.062
0.443
-0.347
0.718
0.805
0.080
0.489
0.307
1.308
0.074
0.220
0.793
0.551
-0.895
1.259
0.178
-0.025
-0.193
0.120
1.210
0.063
0.971
0.398
-0.493
0.892
0.755
1.249
0.634
-0.498
0.789
-0.757
0.517
-0.563
0.211
-0.273
-0.800
0.835
-0.928
0.604
-0.509
-0.284
-0.639
-0.461
0.646
0.150
1.286
1.104
-0.103
0.529
-0.158
1.108
-0.296
0.394
0.714
1.167
0.511
0.035
-0.007
-0.319
-0.195
0.007
0.484
0.362
0.656
-0.429
-0.169
0.311
0.053
0.234
0.015
0.178
-0.001
-0.608
-0.306
-0.348
0.284
0.125
-0.320
-0.310
0.674
1.065
1.559
1.231
1.135
1.159
0.706
-0.301
-0.117
0.765
-0.085
0.060
-0.141
0.650
x20
x19
x18
x17
x11
x12
x13
x14
x15
x20
x19
x18
x17
x11
x12
x13
-------- -------- -------- -------- -------- -------- -------0.000
0.115
0.000
0.201
-0.456
0.000
0.684
0.133
0.926
0.000
-1.396
-0.835
-1.882
-1.437
0.000
-0.316
0.391
-0.123
-0.086
0.486
0.000
-0.605
-0.407
-0.027
-0.005
-0.299
-0.081
0.000
-0.501
0.296
-0.697
-0.100
-0.224
-0.438
0.187
-0.401
0.778
-0.455
0.287
0.113
0.792
0.200
x16
x7
x8
x9
x10
x1
x2
x3
x4
x5
x6
-0.698
0.130
-0.735
-0.119
0.269
0.281
-1.125
0.101
-0.879
-0.301
-0.080
-0.921
0.099
-0.062
0.150
-0.576
0.036
-0.940
-0.159
-0.279
0.332
0.719
-1.062
0.825
-0.822
0.206
0.420
-0.291
-0.891
0.101
-0.530
-0.388
0.210
0.149
0.168
-0.930
0.463
-0.208
-0.455
-1.625
-0.942
-1.559
-1.388
-0.363
0.032
-0.012
-0.926
-1.640
-1.021
0.639
0.995
0.707
-0.157
1.326
0.562
-0.726
1.069
0.297
-0.464
0.898
0.179
0.051
-0.003
-1.052
1.624
0.659
-0.028
-0.453
-0.280
-0.847
-0.603
-0.019
-0.054
-0.115
-0.331
-0.025
-0.120
x14
x15
x16
x7
x8
x9
x10
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x14
x15
x16
x7
x8
x9
x10
-------- -------- -------- -------- -------- -------- -------0.000
-0.608
0.000
0.753
-0.138
0.000
0.461
0.271
0.101
-0.000
0.653
0.506
-0.199
-0.203
-0.000
0.197
0.097
-0.196
-0.126
0.225
-0.000
1.164
-0.176
0.145
0.352
-0.117
-0.138
-0.000
-0.233
-0.938
-0.203
0.654
1.126
0.092
0.294
0.462
-1.099
0.540
-0.969
-0.414
-1.122
-0.607
0.249
-0.646
-0.088
-0.246
-0.524
-0.854
-0.409
-0.131
-1.776
-0.209
-0.251
-0.425
-0.895
-0.699
1.410
0.654
0.587
0.549
0.598
0.708
0.550
0.645
-0.307
0.354
0.419
0.910
0.551
0.483
x1
x2
x3
x4
x5
x6
x1
x2
x3
x4
x5
x6
-------- -------- -------- -------- -------- -------0.000
0.017
0.000
-0.110
0.262
0.000
0.139
0.371
0.681
0.000
-0.064
0.334
-0.769
-0.733
0.000
-0.185
-1.123
-0.173
-0.065
1.299
-0.000
Sumber : Data primer yang diolah
4.4.1.5. Uji Reliability dan Variance Extract
Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur yang dapat
memberikan hasil yang relatif sama apabila dilakukan pengukuran kembali
pada obyek yang sama. Nilai reliabilitas minimum dari dimensi pembentuk
variabel laten yang dapat diterima adalah sebesar adalah 0.60. Untuk
mendapatkan nilai tingkat reliabilitas dimensi pembentuk variabel laten,
digunakan rumus :
(Σ Standard Loading) 2
Construct Reliability =
(Σ Standard Loading)2 + Σ Ėj
Keterangan :
-
Standard loading diperoleh dari standardized loading utnuk tiap indicator yang
didapat dari hasil perhitungan AMOS 4.01
-
Σ Ėj adalah measurement error dari tiap indicator. Measurement error dapat
diperoleh dari 1 – (standard loading)2
Untuk menganalisis hasil uji reliabilitas ini dari persamaan di atas
dituangkan dalam bentuk table untuk menghitung tingkat reliabilitas indikator
(dimensi) masing-masing variabel.
Dari tabel tersebut diperoleh reliabilitas dari keempat konstruk variabel
laten yang digunakan dalam penelitian ini memiliki Reliabilitas yang lebih tinggi
dari 0,6. Dengan demikian pengukur-pengukur konstruk tersebut memiliki
kehandalan yang cukup tinggi.
Pengukuran variance extract menunjukkan jumlah varians dari indikator
yang diekstraksi oleh konstruk/variabel laten yang dikembangkan. Nilai variance
extract yang dapat diterima adalah minimum 0,40. Persamaan untuk mendapatkan
nilai variance extract adalah :
(Σ Standard Loading 2)
Variance Extract = _______________________
(Σ Standard Loading 2) + Σ Ėj
Untuk menilai tingkat variance extract dari masing-masing variabel laten, dari
persamaan diatas dituangkan dalam bentuk tabel, yang menunjukkan hasil
pengolahan data. Hasil pengolahan data Reliability dan Variance Extract tersebut
ditampilkan pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12
Reliability dan Variance Extract
Variabel
Reliability
Variance
Extract
Budaya Organisasi
0.856
0.544
Keterlibatan Kerja
0.778
0.539
Komitmen Organisasi
0.842
0.572
Kinerja Karyawan
0.780
0.542
Hasil pengujian reliabiliy dan variance extract terhadap masing-masing
variabel laten atas dimensi-dimensi pembentuknya menunjukkan bahwa semua
variabel menunjukkan sebagai suatu ukuran yang reliabel karena masing-masing
memiliki reliability yang lebih besar dari 0,6.
Hasil pengujian variance extract juga sudah menunjukkan bahwa masingmasing variabel laten merupakan hasil ekstraksi yang cukup besar dari dimensidimensinya. Hal ini ditunjukkan dari nilai variance extract dari masing-amsing
variabel adalah lebih dari 0,4.
4.5. Pengujian Hipotesis
Setelah semua asumsi dapat dipenuhi, selanjutnya akan dilakukan pengujian
hipotesis sebagaimana diajukan pada bab sebelumnya. Pengujian 5 hipotesis
penelitian ini dilakukan berdasarkan nilai Critical Ratio (CR) dari suatu hubungan
kausalitas dari hasil pengolahan SEM sebagaimana pada tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13
Regression Weight Structural Equational Model
Regression Weights
Komitmen_Organisasi
Komitmen_Organisasi
Kinerja_Karyawan
Kinerja_Karyawan
Kinerja_Karyawan
<-<-<-<-<--
Budaya_Organisasi
Keterlibatan_Kerja
Komitmen_Organisasi
Budaya_Organisasi
Keterlibatan_Kerja
Estimate S.E.
Std. Est C.R.
P
0.394
0.122
0.340
3.219
0.001
0.298
0.144
0.215
2.070
0.038
0.192
0.085
0.227
2.266
0.023
0.214
0.100
0.218
2.128
0.033
0.279
0.119
0.238
2.340
0.019
Sumber : Data primer yang diolah
Semua hipotesis diterima karena mempunyai nilai critical ratio (CR) yang
lebih besar dari 1,96 dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05.
BAB V
SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
5.1. Simpulan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebanyak lima hipotesis.
Simpulan dari lima hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
5.1.1. Simpulan mengenai Hipotesis 1
H1 :
Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi
Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh
yang searah antara budaya organisasi dengan komitmen organisasi. Hal ini
mendukung penelitian Nystrom (1993) yang menunjukkan bahwa budaya organisasi
mampu
meningkatkan
komitmen
organisasi.
Variabel
budaya
organisasi
menunjukkan pengaruh positif terhadap komitmen organisasi, yang ditunjukkan
dengan nilai estimasi sebesar 0,34.
5.1.2. Simpulan mengenai Hipotesis 2
H2 :
Keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi
Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh
yang searah antara keterlibatan kerja dengan komitmen organisasi. Hal ini
mendukung penelitian Blau dan Boal (1987) yang menunjukkan bahwa keterlibatan
kerja mampu meningkatkan komitmen organisasi. Variabel keterlibatan kerja
menunjukkan pengaruh positif terhadap komitmen organisasi, yang ditunjukkan
dengan nilai estimasi sebesar 0,21.
5.1.3. Simpulan mengenai Hipotesis 3
H3 :
Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh
yang searah antara komitmen organisasi dengan kinerja karyawan. Hal ini
mendukung penelitian McNeesse-Smith (1996) yang mengatakan bahwa kinerja
karyawan sangat dipengaruhi oleh komitmen organisasi. Variabel komitmen
organisasi menunjukkan pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, yang
ditunjukkan dengan nilai estimasi sebesar 0,23.
5.1.4. Simpulan mengenai Hipotesis 4
H4 :
Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh
yang searah antara budaya organisasi dengan kinerja karyawan. Hal ini mendukung
penelitian Nystrom (1993) yang mengatakan bahwa kinerja karyawan sangat
dipengaruhi oleh budaya organisasi. Variabel budaya organisasi menunjukkan
pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, yang ditunjukkan dengan nilai estimasi
sebesar 0,22.
5.1.5. Simpulan mengenai Hipotesis 5
H5 :
Keterlibatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
Pengujian hipotesis yang dilakukan membuktikan bahwa ada pengaruh
yang searah antara keterlibatan kerja dengan kinerja karyawan. Hal ini mendukung
penelitian Blau dan Boal (1987) yang mengatakan bahwa kinerja karyawan sangat
dipengaruhi oleh keterlibatan kerja. Variabel keterlibatan kerja menunjukkan
pengaruh positif terhadap kinerja karyawan, yang ditunjukkan dengan nilai estimasi
sebesar 0,24.
5.2. Simpulan Masalah Penelitian
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: manajemen Bank BTN
Cabang Semarang perlu meningkatkan budaya organisasi untuk meningkatkan
komitmen organisasi yang tinggi dan kinerja yang baik dari karyawan. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan mempertahankan tingkat profesionalisme yang tinggi dan
keteraturan kerja yang baik dari karyawan dan meningkatkan kebanggaan
karyawan terhadap Bank BTN yang dinilai masih kurang tinggi.
Selain itu manajemen Bank BTN Cabang Semarang perlu meningkatkan
keterlibatan kerja untuk meningkatkan komitmen organisasi yang tinggi dan kinerja
yang baik dari karyawan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mempertahankan
keterlibatan karyawan dengan pelanggan dan meningkatkan keterlibatan karyawan
dengan rekan kerja yang dinilai masih rendah.
5.3. Implikasi Teoritis
Kinerja karyawan sangat dipengaruhi oleh komitmen organisasi
(McNeesse-Smith, 1996), dimana faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen
organisasi adalah: (1) budaya organisasi (Nystrom, 1994), dan (2) keterlibatan
kerja (Blau dan Boal, 1987). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Blau dan Boal, (1987); Nystrom, (1994); dan
McNeesse-Smith, (1996) yang menunjukkan hasil bahwa budaya organisasi
dan keterlibatan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen
organisasi dan berdampak positif pada kinerja karyawan, oleh karena itu model
yang digambarkan dapat diterapkan Bank BTN Cabang Semarang dalam
meningkatkan kinerja karyawan.
5.4. Implikasi Kebijakan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktorfaktor komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Implikasi kebijakan yang
disarankan dalam penelitian ini ditunjukkan sebagai berikut: komitmen organisasi
mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan, maka kinerja
karyawan dapat ditingkatkan melalui perasaan menjadi bagian dari organisasi,
kebanggaan terhadap organisasi, kepedulian terhadap organisasi, hasrat yang kuat
untuk bekerja pada organisasi, kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai
organisasi, dan kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi. Berdasarkan
standardized regression weights dapat diketahui bahwa indikator “kepercayaan yang
kuat terhadap nilai-nilai organisasi, dan kemauan yang besar untuk berusaha bagi
organisasi“ merupakan indikator yang paling berpengaruh dari komitmen organisasi
dalam meningkatkan kinerja karyawan nilai estimasi 0,78.
Implikasi manajerial yang disarankan dalam penelitian ini ditunjukkan
dalam empat kebijakan sebagai berikut:
1. Kebijakan satu menunjukkan bahwa budaya organisasi mempunyai
pengaruh yang positif terhadap komitmen organisasional dan kinerja
karyawan.
Komitmen
organisasional
dan
kinerja
karyawan
dapat
ditingkatkan melalui budaya organisasi melalui 6 dimensi yaitu,
profesionalisme karyawan, jarak dari manajemen, sikap terbuka karyawan,
keteraturan karyawan, rasa curiga pada rekan sekerja, dan integritas
karyawan. Berdasarkan standardized regression weights dapat diketahui
bahwa indikator profesionalisme karyawan dan keteraturan karyawan
merupakan indikator dari budaya organisasi yang paling berpengaruh dalam
meningkatkan komitmen organisasi dan kinerja karyawan dengan nilai
estimasi 0,80, hal ini mengindikasikan bahwa manajemen Bank BTN
Cabang Semarang perlu mempertahankan sikap profesional dan tingkat
disiplin yang tinggi dari karyawan, dimana karyawan selalu mencurahkan
seluruh kemampuannya dalam bekerja, berangkat kerja tepat pada
waktunya, mempersiapkan peralatan kerja dan tampil rapi sebelum kerja,
merapikan peralatan kerja sebelum pulang, tingkat absensi yang rendah dan
menghadiri rapat tepat pada waktunya. Hal ini dapat memberikan kinerja
yang baik bagi Bank BTN Cabang Semarang. Sedangkan indikator
kebanggan karyawan merupakan indikator dari budaya organisasi yang
paling rendah mempengaruhi komitmen organisasi dengan nilai estimasi
0,70, oleh karena itu Bank BTN harus berupaya mencari solusi agar tumbuh
kebanggaan dalam diri karyawan, misalnya diberikan seragam yang baik
yang menunjukkan identitas perusahaan, kondisi kantor dan ruang kerja
yang rapi.
2. Kebijakan dua menunjukkan bahwa keterlibatan kerja mempunyai pengaruh
yang positif terhadap komitmen organisasional. Komitmen organisasional
dan kinerja karyawan dapat ditingkatkan melalui keterlibatan kerja melalui
empat indikator yaitu: keterlibatan karyawan dengan rekan kerja,
keterlibatan karyawan dengan pelanggan, keterlibatan karyawan dengan
pimpinan, dan keterlibatan karyawan dengan waktu kerja. Berdasarkan
standardized regression
weights
dapat diketahui bahwa indikator
keterlibatan karyawan dengan pelanggan merupakan indikator yang paling
berpengaruh dari keterlibatan kerja dalam meningkatkan komitmen
organisasi dan kinerja karyawan dengan nilai estimasi 0,81, artinya
karyawan Bank BTN cabang Semarang mempunyai orientasi dan apresiasi
yang tinggi untuk selalu membantu nasabah, hal ini dikarenakan karyawan
Bank BTN Cabang Semarang sadar bahwa keberadaan nasabah merupakan
pilar penting bagi eksistensi Bank BTN Cabang Semarang. Sedangkan
indikator keterlibatan karyawan dengan rekan kerja merupakan indikator
dari keterlibatan kerja yang paling rendah mempengaruhi komitmen
organisasional dengan nilai estimasi 0,67. Hal ini mengindikasikan bahwa
manajemen Bank BTN Cabang Semarang perlu meningkatkan solidaritas
antar rekan kerja, karena masih terkesan adanya sikap individualisme dalam
bekerja, hal ini dapat ditingkatkan melalui team building dalam sebuah
proses kerja baik inbound training maupun outbound training.
3. Kebijakan tiga menunjukkan bahwa komitmen organisasional mempunyai
pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan. Kinerja karyawan dapat
ditingkatkan melalui komitmen organisasional melalui enam dimensi yaitu:
perasaan menjadi bagian dari organisasi, kebanggaan terhadap organisasi,
kepedulian terhadap organisasi, hasrat yang kuat untuk bekerja pada
organisasi, kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi, dan
kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi. Berdasarkan
standardized regression
weights
dapat diketahui bahwa indikator
kepercayaan yang kuat terhadap nilai-nilai organisasi, dan kemauan yang
besar untuk berusaha bagi organisasi merupakan indikator dari komitmen
yang paling berpengaruh dalam meningkatkan kinerja karyawan dengan
nilai estimasi 0,78 artinya karyawan Bank BTN Cabang Semarang akan
menunjukkan kemauan yang besar untuk berusaha bagi organisasi dalam
meningkatkan kinerjanya, dimana visi dan misi dari Bank BTN sejalan
dengan harapan karyawan oleh karena itu karyawan bersedia untuk bekerja
ekstra melampaui apa yang diharapkan agar Bank BTN berhasil sukses.
Sedangkan indikator kepedulian terhadap organisasi merupakan indikator
dari komitmen yang paling rendah
mempengaruhi kinerja karyawan
dengan nilai estimasi 0,70, artinya kepedulian karyawan terhadap Bank
BTN Cabang Semarang mempunyai pengaruh yang paling rendah terhadap
kinerja karyawan, oleh karena itu disarankan kepada manajemen
perusahaan Bank BTN Cabang Semarang agar lebih meningkatkan rasa
peduli yang tinggi dari karyawannya dengan berusaha bekerja dengan baik
dan mentaati peraturan yang berlaku.
5.5. Keterbatasan Penelitian
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner dan
melakukan wawancara langsung, tetapi karena terdapat hambatan waktu dan lokasi,
maka proses wawancara hanya dapat dilakukan sebanyak 30% dari seluruh
responden sejumlah 136.
5.6. Agenda Penelitian Mendatang
Hasil-hasil dalam penelitian ini dan keterbatasan-keterbatasan yang ditemukan
agar dapat dijadikan sumber ide dan masukan bagi pengembangan penelitian ini
dimasa yang akan datang, maka perluasan yang disarankan dari penelitian ini
antara lain adalah :
a. Menambah variabel independen yang mempengaruhi komitmen organisasi
dalam meningkatkan kinerja karyawan. Variabel yang disarankan seperti
kepuasan kerja, motivasi karyawan, lingkungan kerja dan lain sebagainya.
b. Penelitian dilakukan tidak hanya pada Bank BTN kantor cabang Semarang
tapi juga perlu dilakukan penelitian pada Bank BTN kantor cabang di kota
lainnya.
DAFTAR REFERENSI
Adler, Nancy J, (1992), International Dimension of Organizational Behavior,
Wadswot Publishing Co. Belmont, California
Armstrong, Michael, 1993, Hand Book of Personnel Management Practice,
Kopan Page Ltd, London
Blau, B.A and Boal, B.K, 1987, “Conceptualizing How Job Involvement and
Organizational Commitment Affect Turnover and Absenteism,”
Academy of Management Review, 12, 288-302
Burton, James P; Lee, Thomas W; Holtom, Brooks C, 2002, “The Influence of
Motivation to Attend, Ability to Atend, and Organizational Commitment
on Different Types of Absence Behaviours,” Journal of Managerial
Issues, Summer, 2002, p:181-197
Charles, Hampden Turner, 1992, Creating Corporate Culture, Business
Economics, Penerbit London
Cotton, J.L, 1993, Employee Involvement, New-bury Park, CA:Sage, 1993,
pp.3,14.
Cooper, D.R and Emory, C.W, (1995), Bussiness Research Methods, Fifth
Edition, USA: Richard D. Irwin, Inc.
Coudron, Shari, 1995, “Create an Empowering Environment,” Personnel Journal,
September, 1995, p:28-36
Coudron, Shari, 1995, “The Top 20 Ways to Motivated Employees,” Industri
Week, Vol.244, April, 1995, p:12-18
Darufitri Kartikandari, 2002, “Pengaruh Motivasi, Iklim Organisasi, EQ dan IQ
Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Kasus DPU dan Setda Kabupaten
Bantul,” Sinergi, Vo.4, No.2, Hal.41-48
Di
Tomasso, Gordon, 1992, “Producing Corporate Performance From
Organizational Culture,” Journal of Management Studies, 29 (6):
783-798
Dessler, Gary, 1986, Manajemen Personalia : Teknik dan Konsep Modern.
Terjemahan, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta
Fey, C.F and Denison, D.N, 2000, “Organizational Culture and Effectiveness: The
Case of Foreign Firms in Russia and Sweden,” Working Papper
Servicess in Business Administration, No.2000,4
Ferdinand, A,
2000, Structural Equation Modelling Dalam Penelitian
Manajemen, Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Fuad Mas’ud, 2004, Survai Diagnosis Organisasional (Konsep dan Aplikasi),
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gibson, James L et al, 1988, Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur,
Proses, Jakarta, Edisi Keempat, Terjemahan, Erlangga.
Hair, J.F.,Jr.,R.E. Anderson, R.L., Tatham & W.C. Black, (1995), Multivariate
Data Analysis With Readings, Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
Hofstede, 1997, “The Business of International Bussiness is Culture,” dalam
Woetzel, Heidi Vermon, dan Wortzel, Lawrence H, Strategi
Management in The Global Economy, Canada, John Wisley &
Sons.Inc
Hofstede, G and Bornd, M.H, 1984, Hofstede Culture Dimension: An Independent
Validation Using Rokeach Value Survey,” Journal of Cross Cultural
Psychology
Imam Ghozali, 2005, Structural Equation Modeling: Teori Konsep dan
Aplikasi Dengan Program LISREL 8.54, Badan Penerbit UNDIP
Lask, F.G, Marshall, G.W, Cravens, D.W & Moncrief, W.C (2001), “Salesperson
job involvement: A modern perspective and a new scale,” Journal Of
Personal Selling and Sales Management, Vol.XXI, No.4.
Luthans, F, 1995, Organizational Behavior, Seventh Edition, Mc-Graw-Hill, New
York
Lukito Boejoeng, 1995. Budaya yang Kuat dan Peningkatan Kinerja Ekonomi
Perusahaan: Tinjauan Atas Teori Strong Culture”, Usahawan, Th.
XXIV, No.12
McNeese-Smith, Donna, 1996, “Increasing Employee Productivity, Job
Satisfaction and Organizational Commitment,” Hospital & Health
Services Administration, Vol.41:2, Summer, p:160-175
Menon, Anil, Sundar G. Bharadwaj, Phani Tej Adidam, and Steven W. Edison
(1999), “ Antecedent and Consequences of Marketing Strategy Making : A
model and a Test “, Journal of Marketing, Vol. 57 (April),p.18-40
Moon, M Jae, 2000, “Organizational Commitment Revisited in New Public
Management,” Public Performance & Management Review, Vol.24,
No.2
Nystrom, Paul C, 1993, “Organizational Cultures, Strategies, and Commitments in
Health Care Organizations,” Health Care Manage Review, Vol.18, 1993,
p:43-49
Porter, Michael E, 1993, Keunggulan Bersaing, Penerbit Erlangga
Ramayah, T danAizzat Mohd. Nasurdin, (2003), “Job Satisfaction and
Organizational Commitment: Differential Effects Ror Men and
Women,” Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol.5,No.1, Januari 2002,
Hal. 75-90.
Robbins, Stephen P, 1996, Organizational Behaviour Concept, Controversiest,
Applications, Prentice Hall. Inc, Englewoods Cliffs
Rumengan, RJ, 2002, Budaya Organisasional: “Paradigma Manajemen Yang
Melejitkan Kinerja,” Usahawan, No.06/th.XXXI/Juni
Sashkin, M, 1984, Participative Management Is an Ethical Imperative,
Organizational Dynamics, Musim Semi, 1984, pp.5-22
Suliman, Abubakr MT, 2002, “Is it Really a Mediating Construct?,” Journal of
Management Development, Vol.21, Maret, 2002, p:170-183.
Susanto, A.B, 2000, Konsep Budaya organisasi, Jakarta, The Jakarta Consulting
Group
Walker, W. James, (1998) “ Integrating the Human Resources Function with the
Business “, Human Resources Planning, Vol.17. No.2
Download