BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Komunikasi 2.1.1.1 Definisi Komunikasi Menurut Berelson dan Gerry A. Stainer (Rosady Ruslan, 2007:17) “komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunkan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain. Degiatan atau proses penyampaiannya biasanya dinamakan komunikasi.” Adapun beberapa definisi komunikasi dari para pakar seperti yang dikutip dari buku Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi (Tommy Suprapto, 2009:5-6), sebagai berikut: a. Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa yang mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa (Laswell) b. Komunikasi adalah proses dimana seseorang indivisu atau komunikator mengoperasikan stimulant biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun nonverbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain (Carl I. Hovland) 10 11 c. Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol (Theodorson dan Thedorson) d. Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang kepada orang lain (Edwin Emery) e. Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara sesame manusia (Delton E, Mc Farland) f. Komunikasi adalah proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/lambing yang mana mau tidak mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan (William Albig) g. Komunikasi berarti suatu mekanisme suatu hubungan antarmanusia dilakukan dengan mengartikan simbol-simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu (Charles H. Cooley) h. Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut (A. Winnet) i. Komunikasi merupakan interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbol; linguistic, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan nonverbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung/tatap muka atau melalui media lain (tulisan, oral, dan visual) (Karlfried Knapp) Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi yang dapat berupa pesan, ide tahu gagasan dari satu 12 pihak kepada pihak lain agar terjadi saling memengaruhi diantarakeduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan (verbal) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak tersebut. Namun apabila komunikasi yang terjalin tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh kedua pihak, maka komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan gerak badan atau dengan menunjukkan sikap tertentu ataupun dengan komunikasi secara tertulis. Cara ini disebut dengan komunikasi nonverbal. Jadi dengan demikian proses komunikasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu verbal dan nonverbal. 2.1.1.2 Elemen Komunikasi Setiap peristiwa komunikasi dalam tingkat apa pun akan melibatkan elemenelemen komunikasi. Para ahli komunikasi telah lama meneliti masing-masing element komunikasi untuk menentukan peran dari masing-masing elemen dalam menentukan efektivitas komunikasi. Menurut Joseph Dominick seperti yang dikutip oleh Morrisan dalam bukunya Teori Komunikasi (2013:17) bahwa "setiap peristiwa komunikasi akan melibatkan delapan elemen komunikasi yang meliputi: sumber, enkoding, pesan, saluran, dekoding, penerima, umpan balik, dan gangguan." Berikut penjelasan mengenai masing-masing elemen komunikasi tersebut: a. Sumber Proses komunikasi dimulai atau berawal dari sumber (source) atau pengirim pesan yaitu di mana gagasan, ide atau pikiran berasal yang kemudian akan disampaikan kepada pihak lainnya yaitu penerima pesan. Sumber atau pengirim pesan sering pula disebut dengan "komunikator'. Sumber atau komunikator bisa jadi adalah individu, kelompok atau bahkan organisasi. 13 b. Enkoding Enkoding dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan sumber untuk menerjemahkan pikiran dan ide-idenya ke dalam suatu bentuk yang dapat diterima oleh indra pihak penerima. c. Pesan Ketika kita berbicara maka kata-kata yang kita ucapkan adalah pesan (message). Pesan adalah hasil dari enkoding yang dapat dirasakan atau diterima oleh indra. d. Saluran Saluran atau channel adalah jalan yang dilalui pesan untuk sampai kepada penerima. e. Dekoding Kegiatan penerimaan pesan diawali dengan proses dekoding yang merupakan kegiatan yang berlawanan dengan proses enkoding. Dekoding adalah kegiatan untuk menerjemahkan atau menginterpretasikan pesan-pesan fisik ke dalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima. f. Penerima (komunikan) Penerima atau receiver atau disebut juga audiensi adalh sasaran atau target dari pesan. Penerima sering pula disebut dengan "komunikan". Penerima dapat berupa satu individu, satu kelompok, lembaga bahkan suatu kumpulan besar manusia yang tidak saling mengenal. 14 g. Umpan balik Umpan balik atau feedback adalah tanggapan atau respon dari penerima pesan yang membentuk dan mengubah pesan berikut yang akan disampaikan sumber. Umpan balik menjadi tempat perputaran arah dari arus komunikasi. h. Gangguan Element terakhir dalam komunikasi adalah gangguan atau noise. Gangguan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mengintervensi proses pengiriman pesan. 2.1.2 Teori Komunikasi Massa Adapun komunikasi massa tidak dapat dilakukan secara langsung atau bersifat satu arah (linear), melibatkan sejumlah besar orang serta umpan balik yang tidak bersifat segera. Namun perkembangan komunikasi massa menunjukan bahwa pengaruh atau efek komunikasi massa saat ini sudah sangat sulit dibedakan dengan komunikasi intrerpersonal. Perkembangan dewasa ini menunjukan bahwa umpan balik pada komunikasi massa bisa bersifat langsung dan segera. Kecepatan umpan balik yang diterima media penyiaran dari audiensinya. Pada awal studi komunikasi massa terdapat pandangan bahwa khalayak atau adiensi adalah pihak yang lemah yang gampang sekali dipengaruhi oleh informasi atau pesan yang disampaikan. Pada umumnya studi mengenai komunikasi massa, termasuk studi mengenai media massa, berkaitan erat dengan persoalan efek komunikasi massa terhadap khalayak. kebutuhan. Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi Pendekatan ini kemudian dikenal dengan sebutan Uses and Gratifications (penggunaan dan pemuasan). Karena pengguna media adalah salah 15 satu cara memperoleh pemenuhan kebutuan, maka efek media sekarang didefinisikan sebagai situasi ketika pemuasan kebutuhan tercapai. 2.1.3 Teori Public Relations 2.1.3.1 Definisi Public Relations International Public Relations Association (IPRA) memberikan definisi PublicRelations sebagai berikut: “Public Relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada kaitanya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas”. (Sr Maria Assumpta, 2005:11) Sepakat dengan yang didefinisikan oleh IPRA, Glenn dan Denny Griswold berpendapat mengenai definisi public relations sebagai berikut: “Public Relations merupakan fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam permasalahan dan persoalan; membantu manajemen memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan umum; menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam membantu mendahului kecenderungan; 16 dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama”. (Sr Maria Assumpta, 2005:12) Sedangkan menurut Dr. Rex F. Harlow, seperti yang dikutip dalam buku Crisis Public Relations bahwa “public relations adalah fungsi manajemen yang khas yang membantu pembentukan dan pemeliharaan garis komunikasi dua arah, saling pengertian, penerimaan, dan kerja sama antara organisasi dan masyarakatnya membantu manajemen untuk selalu mendapatkan informasi dan merespon pendapat umum, mendefinisikan dan menekankan tanggung jawab manajemen dalam melayani kepentingan masyarakat, membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan dengan efektif, berfungsi sebagai system peringatan awal untuk membantu mengantisipasi krisis, dan menggunakan riset serta komunikasi yang logis dan etis sebagai sarana utamanya.” (Firsan Nova, 2009:35) Scott M. Cutlip dan Allen H. Center mengatakan bahwa ”Public relations merupakan suatu kegiatan timbal balik antara lembaga dengan publiknya. Tidak saja melakukan kegiatan kepada publik diluar lembaga, tetapi juga pihak publiknya melakukan kegiatan terhadap lembaga itu, sehingga terjadilah suatu pengertian bersama dalam meraih kepentingan bersama.” (Kustadi Suhandang, 2012:45) Dari definisi public relations di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa public relations merupakan fungsi manajemen yang menegaskan bahwa adanya komunikasi dalam merencanakan dan membina hubungan antara organisasi ataupun perusahaan dengan pihak-pihak yang terkait agar mencapai kerja sama yang lebih efektif serta mengefisiensikan upaya pencapaian tujuan perusahaan. Selain itu, komunikasi juga membentuk opini publik yang baik dimata masyarakat. Oleh karena itu komunikasi dalam kegiatan public relations itu sangat penting. 17 Komunikasi yang dimaksud ialah komunikasi dari perusahaan ke publiknya dan sebaliknya dari publik ke perusahaannya sebagai timbal balik dari hasil komunikasi yang dilakukan oleh perusahaan. 2.1.3.2 Fungsi dan Tujuan Public Relations Public relations di perusahaan sedapat mungkin menjalankankan tugas ataupun fungsinya dalam upaya membantu perusahaan menciptakan hubungan yang saling bermanfaat untuk publiknya maupun untuk perusahaannya. Dapat dikatakan bahwa public relations banyak berpengaruhi dan terlibat dalam manajemen perusahaan. Hal itu dapat dilihat dari berbagai fungsi ataupun tugas praktisi public relations dalam tanggung jawabnya terhadap perusahaan. Menurut Edwin Emery dalam bukunya Introduction to mass communicationsseperti dikutip oleh Sr Maria Assumpta (2005:32) menyatakan pada dasarnya fungsi public relations adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh goodwill, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari public atau masyarakat pada umumnya 2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak 3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal 18 4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya, internal atau eksternal melalui proses timbal balik, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya yang sangat berguna sebagai input bagi perusahaan yang bersangkutan. Menurut Edward J. Lordan dalam jurnalnya mengatakan bahwa “The role of the public relations professional is to help his or her client develop and sustain relationships with key publics by presenting the most favorable, but still completely truthful, information. The role of the press is to report what is going on to help keep the public informed” (2005:41) Peran public relations itu adalah untuk membantu para klien mereka dengan cara membangun dan mendorong hubungan dengan para publik utama dengan cara memberikan informasi yang penting, namun tetap sesuai dengan kenyataan. Jadi dalam fungsinya, public relations benar-benar merupakan alat untuk melindungi, mengembangkan, ataupun memperbaiki segala hal mengenai manajemen selama perusahaan tersebut berjalan mulai dari peraturan sampai dengan budaya dari perusahaan. Melalui pendekatan komunikasi yang public relations lakukan juga menjangkau kepada seluruh publiknya untuk mengadakan perbaikan demi perkembangan perusahaan dan semua pihak yang terkait. Dengan kata lain menurut S. Blacken Melvin L. Sharpo seperti dikutip oleh Sr Maria Assumpta bahwa “Public relations sebegai jalan penengah antara perusahaan dengan publik internal maupun eksternal. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relations adalah memelihara, mengembangkan, menumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah. Public relations bersama-sama mencari dan menemukan kepentingan perusahaan yang mendasar, dan 19 menginformasikan kepada semua pihak yang terkait dalam menciptakan adanya saling pengertian yang didasarkan pada kenyataan, kebenaran dan pengetahuan yang jelas dan lengkap dan perlu diinformasikan secara jujur, jelas, dan objektif”. (2005:34-35) 2.1.3.3 Ruang Lingkup Public Relations Ruang lingkup public relations menurut Kriyantono dalam bukunya Public RelationsWriting (2008:23-24) dibagi dalam 7 (Tujuh) bagian sebagai berikut: 1. Publication & publicity, yaitu mengenalkan perusahaan kepada publik 2. Event, mengorganisasi event atau kegiatan sebagai upaya membentuk citra 3. News, pekerjaan seorang public relations adalah menghasilkan produkproduk tulisan yang sifatnya menyebarkan informasi kepada public 4. Community Involvement, public relations mesti membuat program-program yang ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitarnya. Public relations juga diharapkan dapat memposisikan perusahaan sebagai bagian dari komunitas. Diharapkan akan muncul perasaan memiliki terhadap perusahaan (sense of belongin) dalam diri komunitasnya 5. Identity-Media, merupakan pekerjaan public relations dalam membina hubungan dengan media (pers). Sangat penting untuk memperoleh publisitas media. Media adalah mitra kerja abadi public relations. Media butuh public relations sebagai sumber berita dan public relations butuh media sebagai sarana penyebaran informasi serta pembentuk opini publik 20 6. Lobbying, public relations sering melakukan upaya persuasi dan negosiasi dengan berbagai pihak. Keahlian ini tampak dibutuhkan misalnya pada saat terjadi krisis manajemen untuk mencapai kata sepakat diantara pihak yang bertikai 7. Social Investment, pekerjaan public relations untuk membentuk programprogram yang bermanfaat bagi kepentingan dan kesejahteraan sosial, termasuk disini adalah program Corporate Social Responsibility. Dari pemaparan di atas secara sederhana, ruang lingkup seorang praktisi public relations tidak jauh dari keterlibatan sebuah alat publikasi yaitu media. Media membantu public relations dalam melakukan setiap kegiatan-kegiatan yang perusahaan jalankan. Media juga menentukan bagaimana informasi atau pesan yang disampaikan oleh perusahaan dapat diterima dengan jelas kepada publiknya. Hal ini juga yang membantu public relations untuk mendapatkan opini publik dalam setiap publikasi yang dilakukan di media-media. Oleh karena itu, public relations sadar akan hal menjalin hubungan yang baik dengan media agar setiap kegiatan ataupun program yang dijalankan oleh public relations dapat optimal. 2.1.3.4 Tujuan Aktivitas Public Relations Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa salah satu fungsi dari public relations adalah melakukan aktivitas/kegiatan yang dapat memperoleh goodwill dan kepercayaan publik maupun stakeholders perusahaan yang terkait, maka public relations mempunyai tujuan dari aktivitas tersebut yang ingin dicapai. Menurut Firsan Nova dalam bukunya Crisis Public Relations (2009:40), tujuan aktivitas public relations dapat dikelompokan sebagai berikut: 21 a. Performance Objective: Public relations merupakan kegiatan komunikasi yang mempresentasikan citra perusahaan kepada publiknya (skateholders), melaksanakan serangkaian kegiatan untuk membentuk dan memperkaya identitas, serta citra perusahaan di mata stakeholders. b. Support of Consumer Market Objective: Kegiatan public relations dapat digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang timbul sehubungan dengan kegiatan komunikasi yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan menitikberatkan pembahasan pada identifikasi tingkat kesadaran konsumen, sikap, dan persepsi konsumen terhadap produk dan layanan yang ditawarkan perusahaan. Hasil identifikasi kemudian dijadikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan untuk menerapkan strategi/pendekatan yang sesuai. 22 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Teori Media Massa 2.2.1.1 Definisi Media Massa Istilah media massa memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja dalam masyarakat dalam skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu pada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu tetap digunakan hingga saat ini seperti surart kabar, majalah, film, radio televisi, dan internet. Menurut Denis McQuail "media massa memiliki sifat atai karakteristik yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas, bersifat publik dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media." (Morrisan, 2013:480) Dikutip dari buku Media Relations “Media massa adalah media yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak dalam jumlah besar atau yang sering disebut massa. Secara etimologis, kata Media berasal dari bahasa Latin Medium yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Atau dengan kata lain media adalah perantara atau pengantar dari komunikator (pengirim pesan) kepada komunikan (penerima pesan). Sedangkan Massa merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Inggris Mass yang artinya massa atau jumlah besar dan sering diartikan dengan massa, rakyat, atau masyarakat. Dengan kata lain massa 23 merupakan masyarakat atau publik, dalam hal ini penerima pesan dari media”. (Rini Darmastuti, 2012:57) “Media massa adalah komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula” (Burhan Bungin, 2006:72). Seperti yang dikutip oleh Rini Darmastuti, Lasswell mengatakan bahwa media digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada khalayak, terlebih apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator itu akan disampaikan kepada khalayak yang berjauhan atau dalam jumlah yang banyak. Dengan demikian, semua pesan yang disampaikan adalah pesan yang dapat diakses oleh publik. Proses penyampaian pesan melalui media massa biasanya terjadi dalam satu arah dengan efek yang tidak langsung. (2012:58) Kesimpulan yang ditarik oleh penulis bahwa media massa dalam dalam public relations adalah semua media yang dapat digunakan untuk menjangkau stakeholders perusahaan baik itu eksternal maupun internal. Untuk menjangkau stakeholders yang jumlah besar dan tersebar, dibutuhkan media massa yang dapat menjangkau stakeholders tersebut. Media massa yang dapat digunakan oleh public relations dalam pekerjaan media relations adalah media elektronik (radio, televisi dll), media cetak (Koran, surat kabar, majalah dll), film, special event, dan juga internet. 2.2.1.2 Jenis Media Massa Salah satu pengertian public relations adalah suatu jenis kegiatan komunikasi. Dalam proses komunikasi dikenal unsur media sebagai saluran yang dapat mengantarkan pesan kepada komunikan. Berbagai jenis media telah banyak membantu proses komuniaksi. Dikutip dari buku Studi dan Penerapan Public 24 Relation bahwa "kita bisa melihat ada dua jenis media. Pertama, media komunikasi antar personal atau media yang digunakan dalam komunikasi antar orang, seperti telepon, surat, telegraf, radiogram, telepon, faximile dan sebagainya. Kedua, media komunikasi massa atau media yang dipakai dalam kegiatan komunikasi massa, seperti surat kabar, radio, televisi, dan film." (Kustadi Suhandang, 2012:212) Namun demikian, dalam penelitian ini, penulis lebih memfokuskan pada jenis media komunikasi massa yang terkait dengan cara berkomunikasi dengan media massa ataupun publik. Untuk berkomunikasi dengan baik, praktisi public relations memerlukan media yang tepat. Dikutip dari buku yang di tulis oleh Kustadi Suhandang, media massa di kelompokan berdasarkan sifatnya yaitu Pertama yaitu media auditif, tergolong ke dalam media auditif dimaksud adalah radio, tape recorder, demonstrasi, dan juga pertemuan. Media tersebut melibatkan proses penyiaran secara langsung kepada target yang dituju. Kedua yaitu visual, media yang tergolong ke dalam media visual (tertulis ataupun tercetak) dalam bentuk komunikasi massa diantaranya adalah suratkabar, booklet dan pamflet, poster, dan lain-lain. Media ini menekankan adanya visual atau gambaran pada pesan yang disampaikan. Kemudian yang ke tiga yaitu media audio-visual, media yang tergolong dalam audio-visual adalah televisi dan film. Media ini dianggap sebagai medium komunikasi massa karena dianggap paling efektif dalam setiap pesan yang disampaikan. (2012:215-230) Dari ketiga pengelompokan jenis media menurut sifatnya, penelitian yang dilakukan ini akan fokus terhadap masing-masing ketiga jenis media tersebut dan akan berusaha untuk diaplikasikan pada penelitian yang penulis sedang lakukan. Aktivitas media relations memerlukan identifikasi yang tepat untuk menentukan 25 media mana yang tepat untuk menjadi sarana perusahaan dalam kegiatan yang berkaitan dengan industri media agar terjalinnya hubungan baik antar keduanya. 2.2.2.3 Fungsi Media Massa Fungsi media massa secara umum adalah sebagai berikut (Firsan Nova, 2009:204): a. Media massa memiliki fungsi pengantar (pembawa) bagi segenap macam pengetahuan. Jadi, media massa memainkan peran institusi lainnya. b. Media massa menyelenggarakan kegiatan dalam lingkungan publik. Pada dasarnya media massa dapat dijangkau oleh segenap anggota masyarakat secara sukarela, umum, dan murah. c. Pada dasarnya hubungan antara pengirim pesan dengan penerima pesan seimbang dan sama. d. Media massa menjangkau lebih banyak orang dari pada institusi lainnya dan sejak dahulu "mengambil alih" peranan sekolah orang tua, agama, dan lainlain. Jadi penulis menarik kesimpulan bahwa fungsi media massa dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Selain itu, media massa dapat menjangkau penyeberan dan penerimaan setiap informasi maupun interaksi yang terjalin didalam lingkup masyarakat baik itu dari satu institusi kepada khalayak luas, maupun khalayak kepada khalayak lainnya. Demikian juga dengan praktisi public relations membutuhkan media massa sebagai alat pendukung untuk terciptanya komunikasi dan menyampaikan pesan-pesan yang efektif dalam konteks eksternal perusahaan. 26 Dalam hal ini baik media massa maupun public relations berada dalam posisi saling memanfaatkan dan saling diuntungkan (simbiosis mutualisme). 2.2.3 Teori Media Relations 2.2.3.1 Definisi Media Relations Selama ini, setiap kali menyebut kata media relations maka yang terpikirkan biasanya adalah hubungan dengan pers. Padahal jika diperhatikan dalam perkembangan teknologi komunikasi pada saat ini, media massa yang ada dalam kehidupan sehari-hari ditengah masyarakat sangat beragam, mulai dari cetak, elektronik ataupun media internet seperti sekarang. Menurut Lesly seperti yang dikutip oleh Rini Darmastuti mengatakan bahwa “Media relations merupakan kegiatan yang berhubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap organisasi.” Namun berbeda dengan Lesly, menurut Franks Jefkins memberikan definisi media relations sebagai berikut: “Media relations atau yang sering disebut dengan hubungan pers adalah usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi public relation dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi perusahaan yang bersangkutan.” (2012:42) Menurut Samsup Jo dan Yungwook Kim dalam jurnal penelitian mengenai dimensi media relations dan hasilnya terhadap nilai-nilai public relations. “This study examined the dimensions of media relations and their impact on public relations values. The factor analysis indicated that three factors determine media relations. The first factor was seeking informal relationships with journalists. Most public relations practitioners agree that the existence of personal infrastructure 27 (establishing networks with journalists) is necessary to practice public relations effectively. The second factor, providing monetary gifts, is a habitual aspect of the public relations industry. The third factor is the formal responsibility of public relations practitioners. Public relations professionals conduct usual media relations practices,such as being responsible for distributing news release, follow up service, and developing valuable news items” (2004:292). Samsup Jo dan Yungwook Kim mengatakan bahwa ada 3 (tiga) faktor dalam menentukan media relations perusahaan. Faktor pertama, membangun hubungan yang ramah dengan para jurnalis. Banyak praktisi public relations setuju bahwa eksistensi dalam membangun hubungan personal (dengan jurnalis) diperlukan untuk mencapai praktisi public relations yang efektif. Faktor ke dua, memberikan bonus atau hadiah yang merupakan kebiasaan praktisi public relations sebagai apresiasi atas pekerjaan mereka. Faktor ke tiga, faktor yang paling formal, yaitu para ahli public relations harus bertanggung jawab untuk mendistribusikan news release, melakukan follow up, dan mengembangkan nilai berita. Media relations atau hubungan media adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh individu ataupun profesi humas suatu organisasi, untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa, dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang (balance). (Firsan Nova, 2009:208) Menurut kesimpulan yang dilakukan penulis dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa media relations merupakan hal yang sangat penting dalam praktisi public relations untuk mendukung setiap program dan kegiatan yang sedang dikerjakan ataupun yang masih dalam tahap perencanaan. Selain itu, media relations juga membantu untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu dari tujuan tersebut 28 seperti membangun kepercayaan dan mendapatkan pengakuan dari stakeholders perusahaan melalui aktivitas membangun hubungan baik dengan media-media. Namun tujuan pokok dari media relations bukan sekedar menyebarkan informasi atau pesan saja kemudian mendapat citra yang baik di mata publiknya, tetapi menurut proses penelitian yang penulis sedang jalankan bahwa tujuan media relations lebih dari itu, aktivitas media relations bertujuan untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan industri-industri di bidang media massa yang ada agar menciptakan hubungan yang saling membantu dan saling menguntungkan. 2.2.3.2 Aktivitas Media Relations Untuk menunjang keberhasilan strategi media relations yang dilakukan dengan menggunakan model hubungan Reciprocity seperti yang telah penulis jelaskan di atas, maka diperlukan aktivitas ataupun kegiatan media relations yang dapat menunjang aktivitas dari media relation tersebut. “Ada beberapa aktivitas media relations yang dapat dilakukan oleh seorang praktisi public relations yaitu acara-acara media relations (event) dan tulisan media relation (Rini Darmastuti, 2012:178). Dalam buku A Media Relations Handbook for Non-Governmental Organizations (Sarah Silver, 2003:25) menyebutkan ada beberapa aktivitas media relations (dalam bentuk acara-acara media relations). Kegiatan tersebut adalah: 1. Konferensi pers (press conferences) Yaitu sebuah pertemuan para jurnalistik yang sengaja berkumpul untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan topik-topik yang sedang hangat dibicarakan. Bisa juga konferensi pers ini sengaja dilakukan oleh 29 perusahaan untuk menjelaskan permasalahan yang ada di perusahaan tersebut kepeda jurnalis. 2. Resepsi pers (press reception) Resepsi pers merupakan acara kumpul-kumpul para jurnalis dalam kondisi yang santai dan menyenangkan. Acara ini biasanya dilakukan secara informal dalam satu acara yang sudah direncanakan dan lebih terorganisasi. 3. Kunjungan pers (facility Pers) Untuk memperjelas berita yang dibuat, sering kali sebuah perusahaan atau organisasi mengundang wartawan atau pekerja media untuk mengunjungi perusahaan atau organisasi mereka. 4. Press calls Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang prkatisi public relations dari suatu perusahaan atau organisasi untuk menyampaikan suatu informasi atau berita kepada pekerja media dengan menggunakan telepon. 5. Media briefing Merupakana kegiatan yang dilakukan oleh seorang prakisi public relations untuk memberikan penjelasan singkat kepada para jurnalis sebelum suatu kegiatan dilakukan. Tujuannya, supaya setiap wartawan yang terlibat dalam acara tersebut mengetahui tata cara dan aturan-aturan yang berlaku selama acara itu dilakukan, dengan harapan supaya kegiatan peliputan yang dilakukan oleh wartawan tidak mengganggu acara yang diadakan. 30 6. Media event Media event yang dimaksud di sini adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengundang media massa (baik cetak maupun elektronik) ketika perusahaan itu menjadi sponsor dalam launching suatu produk. 7. Radio, television, newspaper, and magazine interview Yang dimaksud dengan interview adalah media massa tersebut melakukan interview dengan beberapa narasumber (dari perusahaan tersebut) tentang suatu topik ataua permasalahan yang sedang hangat pada saat ini. 8. Radio talk shows and television talk shows Merupakan diskusi interaktif yang diadakan antara pihak radio atau televisi dengan narasumber dari perusahaan atau organisasi tertentu. 9. Development of your organizations own radio or television program Kegiatan ini dilakukan dengan cara mengembangkan program-program televisi atau program radio dari organisasi atau perusahaan itu sendiri 10. Meeting with editors Bertemu dengan editor menjadi satu hal penting. Sayangnya, kegiatan ini sering kali kurang mendapat perhatian karena selama ini penekanan praktisi public relations hanya pada penulisan release atau konferensi pers. 31 Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, penulis tertarik untuk memfokuskan penelitian mengenai aktivitas media relations pada beberapa kegiatan yang telah disebutkan diatas seperti press call, media briefing, media event, radio, television, newspaper, and magazine interview, Radio talk shows and television talk shows, Development of your organizations own radio or television program, dan Meeting with editors. Aktivitas tersebut dilakukan oleh perusahaan demi terjalinnya hubungan yang harmonis dengan media. 2.2.2.3 Fungsi dan Tujuan Media Relations Berikut merupakan fungsi media relation dari beberapa pakar yang dikutip dari buku Media Relations; Konsep, Strategi & Aplikasi (Rini Darmastuti, 2012:203): “Media relations merupakan bagian dari public relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi” – Yosal Iriantara “Media relations di dalam bagian public relations memiliki paling tidak tiga tanggung jawab fungsional. Pertama, relasi eksternal, bentuk relasi ini mengoptimalkan komunikasi dengan pihak-pihak luar perusahaan. Pihak-pihak inilah yang nantinya menjadi acuan seberapa kuat citra perusahaan di luar. Kedua, relasi internal, komunikasi ini dilakukan untuk menjanga hubungan yang harmonis dan dinamis dengan melibatkan pihak internal sendiri. Ketiga, relasi media, relasi ini dijalin perusahaan yang melakukan komunikasi dengan pihak media massa. Hubungan ini harus dibina agar tidak ada miss communication di kemudian hari. Perusahaan perlu berelasi dengan media dalam mencari dan memberikan informasi 32 guna mencapai tujuan perusahaan. Media pun harus dimanfaatkan agar tidak ada informasi-informasi yang beredar yang bisa merusak citra perusahaan” – John Vivian Dalam jurnal yang berjudul Why Media Relations Matter yang ditulis oleh Joan E Kureczka mengatakan bahwa “Media relations can be an important tool for helping even young bio-techs reach key audiences and achieve their business objectives. Media coverage takes many forms and addresses a wide variety of audiences, so the rapidly changing landscape of print, broadcast and internet media offers both challenges and opportunities.” (2006:387) Media relations dapat menjadi salah satu alat penting untuk menjangkau audiens dan mencapai tujuan perusahaan. Jaringan media memiliki berbagai macam bentuk dan berbagai macam audiens sehingga membuat media banyak melakukan perubahan-perunaham atau inovasi dari mulai media cetak hingga ke media online seperti saat ini. Hal ini dapat menjadi keuntungan sekaligus menjadi tantangan untuk perusahaan. Dikutip dari buku Crisis Public Relations (Firsan Nova, 2009:210) menurut Philip Lesley, fungsi public relations dalam hubungan dengan pers atau media, yaitu sebagai berikut: a. Fungsi pasif dan pelayanan Fungsi pasif berarti praktisi public relations hanya menanggapi permintaan pers dan tidak melakukan inisiatif tertentu. b. Fungsi setengah aktif Secara 'continue' public relations mempersiapkan penyebaran informasi tentang berbagai kejadian di organisasi kepada berbagai media. c. Fungsi aktif 33 Dalam fungsi aktif, public relations menggunakan inisiatif dalam mendekati kalangan media. Untuk menjalakan fungsi tersebut maka lima tujuan dalam media relations yang diharapkan dapat dicapai oleh public relations sebagai mana seperti yang dikutip penulis dari Wardhani adalah sebagai berikut (2008:12-13): a. Memperoleh publisitas seluas mungkin tentang kegiatan serta langkah organisasi yang dianggap baik untuk diketahui publik. b. Memperoleh tempat dalam pemberitaan media secara objektif, wajar dan berimbang mengenai hal-hal yang menguntungkan organisasi. c. Memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan organisasi. d. Melengkapi data bagi pimpinan organisasi untuk keperluan kebijaksanaan. e. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi saling percaya dan menghormati. Dari pendapat pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi media relations adalah sebuah sarana dan ikatan dimana perusahaan atau organisasi membina sekaligus menjalin hubungan dengan publiknya. Hubungan ini dilakukan agar mencapai target dan tujuan perusahaan itu sendiri. Media disini dipergunakanan semaksimal mungkin untuk menjangkau publik dan untuk mengetahui respon publik terhadap perusahaan. Juga untuk melihat perkembangan informasi sebagai acuan apa dan bagaimana perusahaan harus bertindak dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk kedepannya. 2.2.2.4 Bentuk Tulisan Media Relations 34 Pesan yang disampaikan dalam tulisan media relations dapat dipublikasikan dalam bermacam-macam bentuk tulisan. Bentuk publisitas dalam aktivitas media relations tersebut adalah penulisan dalam bentuk berita (news), iklan, dan perkawinan antara berita dan iklan. Berikut penjelasan mengenai bentuk publisitas (Rini Darmastuti, 2012:193-217): 1. Straight News: Bentuk penulisan straight news digunakan apabila seorang public relations ingin menyampaikan pesan-pesan dari perusahan kepada stakeholders dalam bentuk berupa berita. Straight news sering disebut dengan berita langsung. Bentuk tulisan straight news dapat disajikan dalam bentuk hard news dan soft news. Hard news atau berita lugas merupakan sajian berita yang sangat penting untuk segera diketahui masyarakat. Biasanya berita ini berhubungan dengan apa yang sedang terjadi pada saat ini sehingga untuk mendapatkan berita ini harus dilakukan liputan secara langsung (straight on the spot). Sedangkan bentuk tulisan soft news yaitu berita dikemas dalam bentuk cerita ringan dengan topik beragam. Soft news ini juga dapat disajikan dalam bentuk berita yang menghibur serta memberikan informasi dengan tekanan sisi human interest. Bentuk straight news misalnya release, opini, maupun tulisan-tulisan dalam bentuk berita. 2. Feature: Feature merupakan karangan khusus dalam media massa yang human interest. Tulisan ini biasanya dituliskan secara mendalam berdasarkan sebuat berita. Dalam kegiatan media relations, bentuk tulisan ini dapat digunakan oleh public relations dalam menyampaikan pesan-pesan yang sifatnya mendalam, bahkan kadang-kadang 35 bersifat provoaktif. Bentuk tulisan feature misalnya advertorial, corpotorial, infororial maupun bentuk tulisan-tulisan iklan lainnya yang ditulis dalam bentuk berita. Dari bentuk penulisan media relations yang telah disampaikan diatas penulis melakukan penelitian mengenai dua bentuk penulisan diatas dengan aplikasinya langsung di perusahaan tempat penelitian. Bentuk penulisan dari aktivitas media relations umumnya memang menjalankan kegiatan seperti ini. 36 2.3 Kerangka Pemikiran Gambar 2.1Kerangka Pemikiran FUNGSI PUBLIC RELATIONS PT. GLOBAL INFORMASI BERMUTU F E E D B A C K MEDIA RELATIONS AKTIVITAS BENTUK APLIKASI DI LAPANGAN EVALUASI HASIL RANGKAIAN AKTIVITAS MEDIA RELATIONS Sumber: Hasil Pemikiran Peneliti Berdasarkan kerangka pemikiran melalui bagan yang penulis buat, penulis mencoba untuk membuat garis besar pemikiran penulis dalam melakukan penelitian. Pertama penulis mencoba menganalisis fungsi public relations yang dijalankan oleh 37 departemen marketing communications perusahaan, khususnya dalam bidang media relations. Kemudian menganalisis mengenai media relations yang dibangun perusahaan dengan media-media yang berkerjasama dengan perusahaan, baik itu aktivitas media relations perusahaan, bentuk media relations yang dijalankan perusahaan, dan aplikasi yang langsung dilakukan oleh perusahaan demi terjalinnya media relations perusahaan. Setelah itu, evaluasi dari seluruh rangkaian media relations perusahaan tersebut dan menemukan hasil terhadap perusahaan melalui timbal balik seluruh kegiatan media relations tersebut. 38 2.4 Kerangka Teori Gambar 2.2 Kerangka Teori TEORI UMUM TEORI KHUSUS TEORI KOMUNIKASI KOMUNIKASI EKSTERNAL PERUSAHAAN TEORI MEDIA MASSA TEORI KOMUNIKASI MASSA TEORI PUBLIC RELATIONS • Definisi • Jenis • Fungsi TEORI MEDIA RELATIONS • Definisi • Definisi • Fungsi • Aktivitas • Ruang lingkup • • Fungsi dan tujuan media relations Tujuan aktivitas public relations • Bentuk tulisan Sumber: Hasil Pemikiran Peneliti 39 Berdasarkan pemaran teori di atas, peneliti mencoba untuk membuat rangkuman teori dalam bentuk bagan. Teori di atas dikelompokan berdasarkan pada teori umum sebagai acuan teori dari penelitian yang dilakukan oleh penulis dan teori khusus sebagai teori turunan dari teori umum yang lebih detail dan terkait dengan fokus penelitian yang dilakukan.