analisis faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di

advertisement
ANALISIS FAKTOR FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA
SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN KELOMPOK LQ-45).
Oleh :
Mar’atul Afifah *)
H. A Yusuf Imam Suja’i **)
A. Agus Priyono ***)
Email: [email protected]
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang
ABSTRACT
Research aims to know influence simultaneously and partial earning per share
(EPS), price earning ratio (PER), return on assets (ROA), return on equity (ROE),
dividend payout ratio (DPR) and debt-to- total assets (DTA) against stock prices.By
using the method purposive sampling obtained 23 samples company of various sectors
entered in group lq-45 period 2009-2013.A method of analysis used is linear regression
analysis of multiple with using program spss 11.5.The result of the study shows that
simultaneously earning per share (EPS), price earning ratio (PER), return on assets
(ROA), return on equity ( ROE), dividend payout ratio (DPR) and debt-to- total assets
(DTA) influential significantly against stock prices seen from value f count of 899.557
with a significantly by 0.000.While in partial variable influence significantly against
stock prices is (EPS), Price earning ratio (PER).It is proven by value t count of eps
variable 61.246 and variable per 26.828 with a significant degree 0,000 & it; 0.05.
Data in this research mistakes mutikolinearitas then he did test regression
stepwise that produces regression best and variable earning per share (EPS), price
earning ratio (PER) that right inside model. So obtained the result analysis that
simultaneously earning per share (EPS), price earning ratio (PER) influential
significantly against stock prices seen from value f count of 2712.964 with a
significantly by 0.000 and is partial second independent variable influence significantly
against stock prices.It is therefore value t count variable EPS of 73.373 and variable
PER 30.449 with a significant degree 0,000 & it; 0.05.
Keywords : Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Return On
Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio (DPR)
And The Debt To Total Assets (DTA), The Price Of The Stock.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar Modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar
modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas
atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki
kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer). Pasar modal
dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan
dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan
karakteristik investasi yang dipilih.
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 247
Menurut Hartono (1998: 69) harga saham adalah harga yang terjadi di pasar
bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan
penawaran saham. Harga saham dipengaruhi oleh empat aspek yaitu: pendapatan,
devidend, arus kas dan pertumbuhan perusahaan. Harga saham, bisa naik atau pun
turun, seiring dengan situasi dan kondisi yang ada. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi naik turunnya harga saham tersebut, baik dari internal ataupun eksternal.
Rasio keuangan merupakan perbandingan antara data keuangan yang satu
dengan data keuangan lainnya yang ada didalam laporan keuangan perusahaan. Ada
beberapa Rasio penting yang bisa digunakan untuk menganalisis kondisi perusahaan,
diantaranya ada Rasio Pasar dan Rasio Profitabilitas. Beberapa penelitian telah
dilakukan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, baik dari
faktor internal perusahaan maupun faktor eksternal perusahaan. Seperti dalam
penelitiannya Wati (2010) menyatakan hasil penelitian menunjukkan Price Earning
Ratio (PER) Dan Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh yang signifikan
secara parsial terhadap harga saham.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah earning per share, price earning ratio, return on assets, return on equity,
dividend payout ratio dan debt to total aktiva berpengaruh secara simultan terhadap
harga saham ?
2. Apakah earning per share, price earning ratio, return on assets, return on equity,
dividend payout ratio dan debt to total aktiva berpengaruh secara parsial terhadap
harga saham ?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh secara simultan earning per share,
price earning ratio, return on assets, return on equity, dividend payout ratio dan
debt to total aktiva terhadap harga saham.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh secara parsial earning per share,
price earning ratio, return on assets, return on equity, dividend payout ratio dan
debt to total aktiva terhadap harga saham.
1.4 Kontribusi penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribus : a) Sebagai
tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai pasar modal dan cara menganalisis
harga-harga sekuritas. b) Sebagai pertimbangan bagi investor dalam pengambilan
keputusan yang tepat untuk menanamkan modal sehingga dapat mengoptimalkan
keuntungan dan meminimalkan risiko atas investasi dananya. c) Penelitian ini
diharapkan sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji
masalah yang sama di masa yang akan datang.
2. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Zaroni (2013) dengan judul “Analisis Pengaruh
Faktor Fundamental Dan Eva Terhadap Harga Saham Indeks Lq45 Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011”. Dengan hasil analisis statistik dengan regresi
linier berganda menunjukkan bahwa variabel Current Ratio (CR) tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham dengan ditunjukkan oleh hasil uji statistik t
dengan nilai t sebesar 0,396 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,694 atau lebih besar
248 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
dari 0,050. Variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham dengan ditunjukkan oleh hasil uji statistik t dengan nilai t sebesar 16,552
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,050. Variabel Price
Earning Ratio (PER) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dengan
ditunjukkan oleh hasil uji statistik t dengan nilai t sebesar 3,004 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,004 atau lebih kecil dari 0,050. Variabel Economic Value Added
(EVA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham dengan ditunjukkan
oleh hasil uji statistik t dengan nilai t sebesar 0,575 dengan tingkat signifikansi sebesar
0,568 atau lebih besar dari 0,050. Berdasarkan uji F bahwa Faktor fundamental yang
diproksikan dengan CR (Current Ratio), EPS (Earnings Per Share), dan PER (Price to
Earnings Ratio), serta EVA (Economic Value Added) secara simultan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hal ini
dibuktikan oleh hasil uji
statistik F dengan nilai F sebesar 94,688 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 atau
lebih kecil dari 0,050.
2.2 Tinjauan Teori
2.2.1 Pengertian Saham
Menurut Darmaji dan Fakhruddin (2001: 5-7) Saham (stock) dapat didefinisikan
sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan
atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah, selembar kertas yang menerangkan
bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat
berharga tersebut.
Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas di
masyarakat. Menurut Darmaji dan Fakhruddin (2001: 06) Ada beberapa jenis saham
diantaranya : a) Saham Biasa (common stocks), yaitu merupakan saham yang
menempatkan pemiliknya paling yunior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta
kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, b) Saham Preferen
(Preferred Stocks), merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara
obligasi dan saham biasa, karena bisa mmenghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga
obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
2.2.2 Harga Saham
Menurut Hartono (1998: 69) harga saham adalah harga yang terjadi di pasar
bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan
penawaran saham. Harga saham dipengaruh oleh empat aspek yaitu: pendapatan,
dividen, arus kas dan pertumbuhan perusahaan.
Adapun jenis-jenis harga saham menurut Widoatmodjo (1996: 45-47) antara lain:
1) Harga Nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten, untuk menilai setiap
lembar saham yang dikeluarkannya.
2) Harga Perdana merupakan harga sebelum saham tersebut dicatatkan di bursa efek.
3) Harga Pasar merupakan harga jual dari penjamin emisi kepada investor yang satu
dengan investor yang lain.
4) Harga Pembukaan merupakan harga pasar pada saat terjadi transaksi. Jadi harga
pasar bisa menjadi harga pembukaan, begitu juga sebaliknya harga pembukaan
mungkin juga akan menjadi harga pasar. Jadi, harga pembukaan adalah harga yang
diminta oleh penjual atau pembeli pada awal hari di bursa.
5) Harga Penutupan merupakan harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada
saat akhir hari bursa.
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 249
6) Harga Tertinggi merupakan harga yang paling tinggi yang terjadi pada satu hari
bursa itu.
7) Harga Terendah merupakan harga yang paling rendah yang terjadi pada satu hari
bursa itu. Penggunaanya sama dengan harga tertiggi, bisa untuk mendeteksi
transaksi harian, bulanan, atau tahunan.
2.2.3 Pengertian Earning Per Share (EPS)
“EPS mengindikasikan sejumlah laba dari setiap lembar saham. Perhitungannya
berbeda-beda, tergantung pada sistem analisis yang digunakan oleh perusahaan penerbit
emisi atau saham” (Khalwaty, 2000:273). Pada umumnya manajemen perusahaan, para
pemegang saham dan calon pemegang saham sangat tertarik dengan EPS, karena hal ini
menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para
calon pemegang saham tertarik dengan Earning Per Share (EPS) yang besar, karena hal
ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Hal tersebut
menandakan bahwa perusahaan mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang lebih
baik kepada pemegang saham. Adanya kenaikan dari nilai EPS akan mendorong
terjadinya peningkatan transaksi pembelian saham yang nantinya akan meningkatkan
harga saham. Dengan demikian ada pengaruh antara EPS terhadap harga saham
(Syamsuddin, 2001: 66).
2.2.4 Pengertian Price Earning Ratio (PER)
Menurut (Hartono,1998: 82) “Price Earning Ratio (PER) menunjukkan rasio
dari harga saham terhadap earnings (laba). Rasio ini menunjukkan berapa besar investor
menilai harga dari saham terhadap kelipatan dari earnings (laba)”. Brigham & Weston
(1990: 246) rasio harga / laba (PER) mengaitkan harga dengan laba per lembar saham
(EPS), semakin tinggi rasio PER maka semakin banyak investor yang mau membayar
lebih per dollar laba periode berjalan bagi perusahaan yang tumbuh dengan cepat
dibandingkan dengan perusahaan yang pertumbuhannya lambat. Perusahaan yang
pertumbuhannya cepat pada umumnya memiliki rasio PER yang tinggi yang akan
menyebabkan harga saham perusahaan tinggi. Jadi, ada pengaruh antara PER terhadap
harga saham.
2.2.5 Pengertian Return On Assets (ROA)
“Return On Assets (ROA) biasanya disebut sebagai hasil pengembalian atas
total aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas pemakaian total sumber
daya oleh perusahaan” (Copeland & Weston, 1995:240). Syamsuddin (2001: 64) ROA
merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam
perusahaan. Semakin tinggi ROA maka semakin baik keadaan suatu perusahaan. Hal ini
akan meningkatkan daya tarik perusahaan kepada investor, peningkatan daya tarik
perusahaan tersebut makin diminati oleh investor karena tingkat pengembalian atau
return akan semakin besar. Hal ini juga akan berdampak bahwa harga saham dari
perusahaan tersebut juga akan semakin meningkat, sehingga ROA akan berpengaruh
terhadap harga saham perusahaan.
2.2.6 Pengertian Return On Equity (ROE)
“Return On Equity (ROE) merupakan hasil pengembalian atas ekuitas mengukur
pengembalian nilai buku kepada pemilik perusahaan” (Copeland & Weston, 1995:241).
Return On Equity (ROE) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang
250 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang
saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Secara
umum semakin tinggi ROE atau penghasilan yang diperoleh maka semakin baik
kedudukan pemilik perusahaan (Syamsuddin, 2001: 64). Dengan demikian dengan
adanya kenaikan dari ROE tersebut akan mendorong terjadinya peningkatan transaksi
pembelian saham yang nantinya akan meningkatkan harga saham.
2.2.7 Pengertian Dividend Payout Ratio (DPR)
Halim dan Hanafi (1996: 86) DPR melihat bagian earning (pendapatan) yang
dibayarkan sebagai dividend kepada investor, sedangkan bagian lain yang tidak
dibagikan akan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Perusahaan yang mempunyai
tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai DPR yang rendah, dan sebaliknya
jika perusahaan dengan tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai DPR yang
tinggi. Pembayaran dividend merupakan bagian dari kebijakan dividend peusahaan.
Keuntungan dan arus kas dapat bervariasi dari waktu ke waktu, seperti juga
peluang-peluang investasi, hal ini menunjukkan kepada perusahaan hendaknya
mengubah pula dividend dari waktu ke waktu, meningkatkannya ketika arus kas sedang
besar dan kebutuhan dana sedang rendah dan menurunkannya ketika persediaan kas
sedang terbatas secara relatif terhadap peluang investasi. Akan tetapi, banyak para
pemegang saham yang mengandalkan diri pada pembayaran dividen untuk membayar
pengeluaran-pengeluaran mereka, dan mereka sangat tidak nyaman jika aliran dividen
yang mereka terima tidak stabil. Mengurangi dividen untuk menyediakan dana bagi
investasi modal dapat memberikan sinyal yang salah kepada pihak investor, yang
nantinya mungkin akan mendorong harga saham turun. Perusahaan yang ingin
memaksimalkan harga sahamnya diharuskan untuk menyeimbangkan kebutuhan
internalnya akan dana dengan kebutuhan dan keinginan dari para pemegang sahamnya.
Jadi, disini ada pengaruh antara pembayaran dividend terhadap harga saham (Brigham
& Houston, 2006: 78).
2.2.8 Pengertian Debt To Total Aktiva (DTA)
Menurut Brigham & Weston (1990: 301) “Debt To Total Aktiva (DTA) yang
pada umumnya disebut rasio utang menghitung persentase total dana yang disediakan
oleh para kreditor”. Perusahaan dengan laba yang tinggi akan mampu membayar
dividen yang lebih tinggi, sehingga berkaitan dengan laba per lembar saham yang akan
naik dikarenakan tingkat utang yang lebih tinggi, maka leverage akan dapat menaikkan
harga saham. Akan tetapi, tingkat utang yang lebih tinggi juga akan meningkatkan
risiko perusahaan, dan hal tersebut akan menaikkan biaya ekuitas dan dapat
menurunkan harga saham (Brigham & Houston, 2006: 24).
2.3 Hipotesis
Berdasarkan penelitian terdahulu dan tinjauan teori, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1
:
Earning per share, price earning ratio, return on assets, return on equity,
dividend payout ratio, dan debt to total aktiva secara simultan berpengaruh
terhadap harga saham.
H2a :
Earning per share secara parsial berpengaruh terhadap harga saham.
H2b :
Price earning ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham.
H2c :
Return on assets secara parsial berpengaruh terhadap harga saham.
H2d :
Return on equity secara parsial berpengaruh terhadap harga saham.
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 251
H2e
H2f
:
:
Dividend payout ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham.
Debt to total aktiva secara parsial berpengaruh terhadap harga saham.
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian empiris
(empirical research). Penelitian empiris merupakan penelitian terhadap fakta-fakta atau
bukti-bukti empiris yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman (Supomo
dan Indriantoro, 2002: 29). Penelitian ini dilakukan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
yang diperoleh dari situs www.idx.co.id dan www.jsx.co.id. Waktu penelitian ini
dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Juli 2014.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang sahamnya terdaftar
di Kelompok LQ-45 selama periode Agustus 2009 sampai dengan Juli 2013 yang
berjumlah 83 perusahaan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Kriteria untuk sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Perusahaan yang secara terus-menerus (continue) terdaftar dalam indeks LQ-45
selama periode Agustus 2009 sampai dengan Juli 2013 yang berjumlah 24
perusahaan.
2) Perusahaan aktif membagikan dividen saham periode Agustus 2009 sampai dengan
Juli 2013 yang berjumlah 23 perusahaan.
3.3 Definisi Operasional Variabel
1. Earning Per Share (EPS)
EPS =
EPS yang ada dalam penelitian ini adalah EPS yang terdapat pada laporan
keuangan perusahaan kelompok LQ-45 yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013.
2. Price Earning Ratio (PER)
PER =
PER yang ada dalam penelitian ini adalah PER yang terdapat pada laporan
keuangan perusahaan kelompok LQ-45 yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013.
3. Return On Assets (ROA)
ROA =
ROA yang ada dalam penelitian ini adalah ROA yang terdapat pada laporan
keuangan perusahaan kelompok LQ-45 yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013.
4. Return On Equity (ROE)
ROE =
ROE yang ada dalam penelitian ini adalah ROE yang terdapat pada laporan
keuangan perusahaan kelompok LQ-45 yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013.
252 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
5. Dividend Payout Ratio (DPR)
DPR =
DPR yang ada dalam penelitian ini adalah DPR yang terdapat pada laporan
keuangan perusahaan kelompok LQ-45 yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013.
6. Debt To Total Aktiva (DTA)
DTA =
DTA yang ada dalam penelitian ini adalah DTA yang terdapat pada laporan
keuangan perusahaan kelompok LQ-45 yang listed di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013.
3.4 Model Penelitian
Gambar 1 Model Penelitian
3.5 Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
“penelitian arsip (archival research) yang memuat kejadian masa lalu (historis)”. Data
yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari situs resmi Bursa Efek Indonesia
(BEI) yaitu www.idx.co.id dan www.jsx.co.id. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda. Regresi linier berganda merupakan “regresi linier dengan sebuah variabel
terikat (dependent) dengan dua atau lebih variabel bebas (independent)” (Hasan, 1999:
250). Adapun model persamaan linier berganda yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
LnP = α + β1.LnEPS + β2.PER + β3.ROA + β4.ROE+ β5.DPR + β6.DTA+ e
Dimana :
LnP
=
Log Linear Harga Saham
α
=
Koefisien Konstanta
β1-6
=
Koefisien Regresi Masing-masing Variabel
EPS
=
Log Linear Earning Per Share
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 253
PER
ROA
ROE
DPR
DTA
e
=
=
=
=
=
=
Price Earning Ratio
Return On Assets
Return On Equity
Dividend Payout Ratio
Debt To Total Aktiva
Standart Error
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengukur bahwa data setiap
variabel penelitian yang akan dianalisis membentuk distribusi normal. Jika data tidak
normal, maka teknik statistik parametris tidak dapat digunakan untuk alat analisis
(Sugiyono, 2000: 70).
b. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Autokorelasi
Gujarati (2007: 112) Uji Autokorelasi merupakan adanya korelasi di antara
anggota observasi yang diurut menurut waktu (seperti deret berkala) atau ruang
(seperti data lintas sektoral). Jika ada korelasi, maka dinamakan ada problem
auto korelasi.
2) Uji Heteroskedastisitas
(Gujarati, 2007: 82) Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
antara satu observasi dengan observasi yang lain. Jika varians dari residual
menunjukkan bervariasi dari observasi ke observasi maka disebut
Heteroskedastisitas, sedangkan model regresi yang baik adalah tidak terjadinya
Heteroskedastisitas.
3) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas adalah tidak adanya hubungan linear yang benarbenar pasti diantara variabel-variabel penjelas (independent) yang tercakup
dalam regresi berganda (Gujarati, 2007: 61).
3.7 Pengujian Hipotesis
a. Uji Simultan (Uji F)
Uji F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas tidak
memiliki dampak terhadap variabel terikat, dengan mengontrol dampak suatu set
variabel bebas yang lain (Ariefianto, 2012: 21).
b. Uji Parsial (Uji t)
“Uji t digunakan untuk mengetahui apakah ada perbedaan rata-rata (mean)
antara dua populasi, dengan melihat rata-rata dua sampelnya” (Santoso, 2003:
269).
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemilihan Sampel Penelitian
Table 1 Seleksi Sampel Penelitian
No
Kriteria Sampel
Perusahaan yang secara terus-menerus (continue) terdaftar
1.
dalam indeks LQ-45 selama periode Agustus 2009 sampai
dengan Juli 2013.
2.
Perusahaan aktif membagikan deviden saham periode Agustus
254 |
Jumlah
24
23
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
2009 sampai dengan Juli 2013.
3.
Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel
Sumber : data diolah, 2014
4.2 Analisis Data
a. Hasil Analisis Regresi Berganda
Tabel 2 Analisis Regresi Berganda
Variabel
Koefisien Regresi
Constan
1.702
LnEPS
1.025
PER
0.051
ROA
0.182
ROE
-0.204
DPR
-0.008
DTA
0.063
R
0.990
R Square
0.980
Fhitung
899.557
Sign. F
0.000
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2014
thitung
13.183
61.246
26.828
0.315
-0.839
-0.716
0.435
23
Sig.
0.000
0.000
0.000
0.754
0.404
0.476
0.664
LnP = 1.702 + 1.025LnEPS + 0.051PER + 0.182ROA - 0.204ROE - 0.008DPR +
0.063DTA + e
b. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov, bahwa kedua variabel independen (earning per share (EPS),
dan debt to total assets (DTA) dan variabel dependen (harga saham) berdistribusi
normal, hal ini karena nilai signifikansi masing-masing variabel lebih besar dari
0.05. Sedangkan keempat variabel independen (price earning ratio (PER), return on
assets (ROA), return on equity (ROE), dan devidend payout ratio (DPR) ) tidak
berdistribusi normal, hal ini karena nilai signifikansi masing-masing variabel lebih
kecil dari 0.05.
Meskipun terdapat data yang tidak berdistribusi normal yaitu PER, ROA, ROE,
dan DPR, analisis regresi diteruskan karena model regresi yang dihasilkan tidak
digunakan untuk estimasi Harga Saham, akan tetapi hanya untuk menguji pengaruhpengaruh variabel yang diamati. Hal ini didukung dengan teorinya Gujarati (2000: 113)
bahwa “jika tujuan penelitian adalah untuk menaksir dan juga untuk menarik
kesimpulan, maka perlu mengansumsikan bahwa ui (probabilitas gangguan) mengikuti
suatu distribusi probabilitas”.
c. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Autokorelasi
Dari hasil analisis bahwa nilai Durbin Watson dari hasil uji yang
dilakukan adalah sebesar 2.042. Nilai Durbin Watson yang bebas dari gangguan
autokorelasi karena nilai DW yang terletak pada du < DW < 4-du merupakan
batas atas (upper bound) yang di mana dalam penelitian ini adalah sebesar
1.8068. Sehingga ketika dimasukkan dalam persamaan diatas menjadi 1.8068 <
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 255
2.042 < 2.1932. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi dalam
penelitian ini tidak terjadi masalah autokorelasi.
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode Glejser Test. Hasil dari analisis Uji Heteroskedastisitas
bahwa untuk keenam variabel independen tidak terjadi masalah
Heteroskedastisitas karena nilai Signifikansi masing-masing variabel lebih besar
dari 0.05.
3) Uji Multikolinearitas
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada dua variabel
independen yag terjadi masalah multikolinearitas yaitu (ROA yang nilai VIF >
10, dan ROE yang nilai VIF > 10). Sedangkan untuk keempat variabel
independen (LnEPS, PER, DPR, dan DTA) tidak terjadi masalah
multikolinearitas yang nilai VIF nya kurang dari 10, dengan nilai tolerance yang
lebih dari 0.1.
Dengan terjadinya masalah multikolinearitas pada variabel penelitian
maka dilakukan Uji Stepwise (Regresi Stepwise) yang merupakan salah satu
metode untuk mendapatkan model terbaik dari sebuah analisis regresi. Hasil
output analisis Regresi Stepwise menghasilkan persamaan regresi terbaik
sebagai berikut :
Tabel 3 Analisis Regresi Berganda Stepwise
Koefisien
Variabel
thitung
Sig.
Regresi
Constan
1.785
18.231
0.000
LnEPS
1.015
73.373
0.000
PER
0.050
30.449
0.000
R
0.990
R Square
0.979
Fhitung
2712.964
Sign. F
0.000
Sumber : Data Sekunder Diolah, 2014
LnP = α + β1.LnEPS + β2.PER + e
LnP = 1.785 + 1.015LnEPS + 0.050PER + e
d. Uji Simultan (Uji F)
Dari hasil Uji F pada tabel 2, diperoleh Fhitung sebesar 899.557 sedangkan
F(0.05;6;108) = 2.1836, maka F hitung > F tabel dengan tingkat signifikansi 0.000 yang
berada dibawah 0.05. Yang menunjukkan bahwa earning per share (EPS), price
earning ratio (PER), return on assets (ROA), return on equity (ROE), devident payout
ratio (DPR), dan debt to total assets (DTA) secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Dengan kata lain EPS, PER, ROA, ROE, DPR, dan DTA secara
simultan berpengaruh terhadap harga saham. Dengan demikian H1 pada penelitian ini
dapat diterima.
e. Koefisien Determinasi (R2)
Adapun hasil analisis uji koefisien determinasi (R2) pada tabel 2, didapatkan hasil
koefisien determinasi sebesar 0.980 hal ini menunjukkan bahwa variabel earning per
256 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
share (EPS), price earning ratio (PER), return on assets (ROA), return on equity
(ROE), devident payout ratio (DPR), dan debt to total assets (DTA) secara bersamasama dapat menjelaskan variabel harga saham sebesar 98% dan sisanya 2% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian.
f. Uji Parsial (Uji t)
Dari hasil Uji t pada tabel 2, diperoleh diperoleh thitung Earning Per Share (EPS)
sebesar 61.246 sedangkan t(0.05;113) = 1.9812, maka thitung > t tabel dengan tingkat
signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Dan Price Earning Ratio
(PER) memiliki nilai thitung sebesar 26.828 sedangkan t(0.05;113) = 1.9812, maka thitung > t
tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 < 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa
Price Earning Ratio (PER) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dengan demikian H2a dan H2b pada penelitian ini dapat diterima.
Sedangkan keempat variabel independen (Return On Assets, Return On Equity,
Divident Payout Ratio, Debt To Total Assets) secara parsial tidak berpengaruh terhadap
Harga saham. Hal ini ditunjukkan karena nilai t hitung masing-masing variabel lebih
kecil dari t table dengan tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0.05. Dengan
demikian H2c, H2d, H2e dan H2f pada penelitian ini ditolak.
5. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Dari hasil analisis pengujian hipotesis pertama yaitu earning per share (EPS), price
earning ratio (PER), return on assets (ROA), return on equity (ROE), devident
payout ratio (DPR), dan debt to total assets (DTA) secara simultan berpengaruh
terhadap harga saham. Menunjukkan hasil analisis bahwa keenam variabel
independen (earning per share (EPS), price earning ratio (PER), return on assets
(ROA), return on equity (ROE), devident payout ratio (DPR), dan debt to total
assets (DTA)) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
(harga saham).
2. Dari hasil analisis pengujian hipotesis kedua (H2a) yaitu earning per share (EPS)
secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Menunjukkan hasil analisis bahwa
variabel earning per share (EPS) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
3. Dari hasil analisis pengujian hipotesis kedua (H2b) yaitu price earning ratio (PER)
secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Menunjukkan hasil analisis bahwa
variabel earning per share (EPS) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
4. Dari hasil analisis pengujian hipotesis kedua (H2c, H2d, H2e, dan H2f) return on
assets (ROA), return on equity (ROE), divident payout ratio (DPR), dan debt to
total assets (DTA) secara parsial berpengaruh terhadap harga saham. Menunjukkan
hasil analisis bahwa keempat variabel tersebut secara parsial tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
5.2 Keterbatasan
1. Sampel yang digunakan dalam penelitian hanya perusahaan kelompok LQ-45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan mengambil 23 sampel perusahaan
kelompok LQ-45 terpilih. Hal ini berdampak pada ukuran sampel yang terlalu kecil.
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
| 257
2. Penelitian ini hanya menggunakan faktor fundamental perusahaan kelompok LQ-45
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diproksikan dengan rasio
keuangan tanpa melibatkan variabel lain dalam analisis fundamental yang juga
memiliki pengaruh terhadap harga saham.
5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang diperoleh
serta keterbatasan yang ada, terdapat beberapa saran yang ditujukan kepada para
peneliti-peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema yang
sama, yaitu:
1. Menambahkan variabel-variabel independen lain misalkan dari faktor eksternal
perusahaan seperti tingkat inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan lain-lain.
2. Memperluas atau menambahkan sampel penelitian seperti perusahaan manufaktur
atau yang lainnya yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) karena semakin
besar sampel penelitian maka akan menghasilkan hasil penelitian yang semakin
representative atau tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Ariefianto, Moch Doddy. 2012. “Ekonometrika Esensi Dan Aplikasi Dengan
Menggunakan Eviews”. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2006. “Fundamentals Of Financial
Management”. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Darmadji, Tjiptono dan Hendy M Fakhruddin. 2001. “Pasar Modal Di Indonesia”.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Gujarati, Damodar N. 2007. “Dasar-Dasar Ekonometrika Edisi Ketiga”. Jilid 1. Jakarta
: Penerbit Erlangga.
Hartono, Jogiyanto. 1998. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Yogyakarta:
BPFE.
Munawir. 2001. “Analisa Laporan Keuangan”. Yogyakarta: Liberty.
Santoso, Singgih. 2003. “Mengatasi Berbagai Masalah Statistik Dengan SPSS Versi
11.5”. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Sugiyono. 2000. “Statistika Untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta.
Sunariyah. 2000. “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”. Yogyakarta : Unit Penerbit
Dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN
Supomo, Bambang & Nur Indriantoro. 2002. “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen”. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Wati, Rossy Eka. 2010. “Analisis Faktor-Faktor Fundamental 4 Risiko Sistematis
Terhadap Harga Saham Perusahaan Properti Di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi.
Malang: Tidak Dipublikasikan, Program Sarjana UNISMA.
www.idx.co.id
Zaroni, Terra Vira Ervinta. 2013. “Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan EVA
Terhadap Harga Saham Indeks LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2007-2011”. Bina Ekonomi Majalah Ilmiah Fakultas Ekonomi UNPAR.
Vol.17, No.1, 67-69, Januari 2013.
*) Mar’atul Afifah adalah alumni Prodi Manajemen FE Unisma
**) H. A Yusuf Imam Suja’i adalah dosen tetap pada Prodi Manajemen FE Unisma
***) A. Agus Priyono adalah dosen tetap pada Prodi Manajemen FE Unisma
258 |
JEMA Vol. 12 No. 2 Agustus 2014
Download