BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Manajemen Pemasaran Definisi manajemen pemasaran menurut para ahli antara lain : Manajemen pemasaran di pandang sebagai seni dan ilmu dalam memilih target pasar serta meraih, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan cara menciptakan, memberikan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang superior (Kotler 2003 : 9) Menurut Stanton (2005 : 22) manajemen pemasaran adalah sarana yang didayagunakan oleh bisnis untuk menjalankan konsep pemasaran. Menurut Kotler dan Amstrong (2008, : 10) manajemen pemasaran adalah seni dan ilmu memilih target pasar dan membangun hubungan yang menguntungkan dengan targer pasar itu. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan yang direncanakan dan dilakukan oleh pemasar untuk mencapai tujuan perusahaannya. 2.1.1 Pengertian Manejemen Pemasaran Kebanyakan orang beranggapan bahwa pemasaran hanyalah menjual dan mengiklankan. Sesungguhnya penjualan dan iklan hanyalah puncak dari pemasaran. Saat ini pemasaran harus dipahami tidak dalam pemahaman kuno 16 17 sebagai membuat penjualan, tetapi dalam pemahaman modern yaitu memuaskan kebutuhan pelanggan. Bila pemasar memahami kebutuhan pelanggan, mengembangkan produk dan jasa yang menyediakan nialai yang unggul bagi pelanggan, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mepromosikan produk dan jasa itu secara efektif, maka produk dan jasa itu akan mudah untuk dijual. Drucker (dalam Kotler dan Armstrong, 2008 : 6) ”tujuan pemasaran adalah membuat penjualan tidak diperlukan lagi”. Penjualan dan iklan hanyalah bagian dari bauran pemasaran yang lebih besar seperangkat sarana pemasaran yang bekerjasama untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan menciptakan hubungan dengan pelanggan. Disebagian besar masyarakat, pemasaran sering diartikan sebagai proses penjualan barang dan jasa, tetapi apabila dilihat lebih mendalam pengertian pemasaran mempunyai aspek yang lebih luas daripada pengertian tersebut. Didefenisikan secara luas, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan. Berikut ini adalah pendapat ahli tentang pengertian amasaran yaitu: Pemasaran (marketing) menurut Kotler dan Armstrong (2008 : 6) yaitu “sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya”. 18 Pemasaran, menurut Daryanto (2011 : 1) adalah “suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”. Pemasaran, menurut Tjiptono (2008 : 5) adalah “fungsi yang memiliki kontak yang paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal”. Oleh karena itu, pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi. Defenisi pemasaran yang dikemukakan oleh ahli tersebut dapat diketahui bahwa pemasaran merupakan suatu system dari kegiatan bisnis yang saling berhubungan dan ditujukan untuk merencanakan, mendistribusikan dan mempromosikan barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. 2.1.2 Bauran Pemasaran Bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008 : 62). Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Bauran pemasaran merupakan inti dari suatu system pemasaran. Analisis terhadap bauran pemasaran sangat penting untuk dapat menyesuaikan keinginan pasar dengan produk yang akan dijual. 19 Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut 4P yaitu produk : 1. Product (Produk) Produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Faktor – faktor yang terkadnung dalam suatu produk adalah mutu, penampilan, gaya, merek, pengemasan, ukuran, jenis dan jaminan. 2. Price (Harga) Sejumlah uang yang dibebankan untuk mendapatkan produk atau jasa. Dalam menentukan harga diperlukan faktor – faktor yang mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung. Contoh dari faktor langsung adalah harga bahan baku, biaya pemasaran, dan faktor lainnya. Sedangkan contoh dari faktor tidak langsung adalah harga pokok sejenis yang dijual pesaing, pengaruh harga terhadap hubungan antara produk subtitusi, serta potongan untuk penyalur dan konsumen. 3. Place (Distribusi) Saluran distribusi yaitu suatu kelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi pengguna atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial. 20 4. Promotion (Promosi) Promosi merupakan bagian dari keseluruhan aktivitas perusahaan yang menangani tentang komunikasi dan menawarkan produknya kepada target pasar. Berdasarkan defenisi di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari empat kelompok variabel tersebut merupakan kegiatan inti perusahaan dalam pemasaran dimana bidang bidang keputusan strategi dalam keempat variabel bauran pemasaran dapat dilihat dalam gambar 2.1 : Gambar 2.1 Empat P Bauran Pemasaran Sumber : www.google.co.id/bauranpemasaran 21 Program pemasaran yang efektif memadukan semua elemen bauran pemasaran ke dalam suatu program pemasaran terintegrasi yang dirancang untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaan dengan menghantarkan nilai bagi konsumen. Bauran pemasaran merupakan sarana taktis p erusahaan untuk menentukan positioning yang kuat dalam pasar sasaran. 2.2 Group Reference (Kelompok Referensi) Kelompok adalah dua atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran perorangan maupun bersama, seperti kelompok persahabatan, kelompok belajar, kelompok kerja, kelompok atau masyarakat maya, kelompok aksi konsumen dan lain – lain. (Sumarwan, 2002). Menurut Herbet H. Hyman kelompok acuan didefinisikan sebagai orang atau kelompok orang yang mempengaruhi secara bermakna suatu perilaku individu. 2.2.1 Pengertian Group Reference (Kelompok Referensi) Group Reference (Kelompok Referensi) atau Kelompok Acuan merupakan sekelompok orang yang dianggap memiliki pengaruh evaluasi, aspirasi, bahkan perilaku terhadap orang lain secara langsung ataupun tidak langsung, dan dianggap sebagai pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum atau khusus atau pedoman bagi perilaku. Kelompok referensi memberikan standar (norma atau nilai) yang dapat menjadi perspektif penentu mengenai bagaian seseorang berfikit atau berprilaku, dan kelompok ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusan. 22 2.2.2 Klasifikasi Group Reference (Kelompok Referensi) Menurut Peter, J. Paul and Olson, Jerry C., 2005: Hawkins, Del 1., 2004) klasifikasi kelompok referensi dibagi 5 yaitu : 1. Formal dan Informal (Menurut Legalitas keberadaannya) Kelompok referensi formal memiliki stuktur yang dirinci dengan jelas (contoh : kelompok kerja di kantor atau tim per divisi), sedangkan kelompok referensi informal tidak dirinci secara jelas (contoh : kelompok persahabatan atau teman kuliah) 2. Primary dan Secondary ( Menurut Kedekatannya ) Kelompok referensi primary melibatkan seringnya interaksi langsung dan tatap muka (contoh : keluarga atau saudara), sedangkan kelompok referensi secondary, interaksi dan tatap mukanya tidak terlalu sering (contoh : tetangga di apartemen). 3. Membership (Menurut Keanggotaan dan Pengaruhnya) Sesesorang menjadi anggota formal dari suatu kelompok referensi (contoh : kelompok pecinta alam) 4. Aspirational (Menurut Keanggotaan dan Pengaruhnya) Seorang bercita – cita untuk bergabung atau menandingi kelompok referensi Aspirational. 5. memDissociative (Menurut Keanggotaan dan Pengaruhnya) Seseorang berupaya menghindari kelompok referensi Dissociative 23 2.2.3 Group Reference (Kelompok Referensi) Dalam Pemasaran Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dari sering diijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku. Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar dalam hal selera. Oleh karena itu konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik perilaku fisik maupun mentalnya. Kelompok referensi yang paling berpengaruh terhadap konsumen mempengaruhi orang lain melalu norma, informasi dan kebutuhan nilai ekspresif konsumen. Bberikut ini penjelasan dari macam – macam pengaruh tersebut : 1. Pengaruh Normatif Ketika seorang individu memenuhi harapan kelompok untuk mendaptkan hadiah langsung atau menghindari hukuman. 2. Pengatuh informasi Perilaku dan pendapat kelompok referensi digunakan sebagai berguna potongan informasi yang berpotensi. 3. Pengaruh Ekspresi Nilai Ketika seseorang individu kelompok menggunakan norma dan nilai – nilai dianggap sebagai panduan bagi sikap mereka sendiri atau nilai – nilai. Para pemasar tertarik pada kemampuan kelompok referensi untuk mengubah sikap dan perilaku konsumen dengan mendorong timbulnya 24 kesesuaian. Untuk dapat mempunyai pengaruh tersebut, kelompok referensi harus melakukan hal – hal berikut ini : 1. Memberitahukan atau mengusahakan agar orang menyadari adanya suatu produk menarik atau merk khusus 2. Memberikan kesempatan pada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok 3. Mempengaruhi individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma – norma kelompok 4. Membenarkan keputusan untuk memakai produk – produk yang sama dengan kelompok Dalam strategi pemasaran, agar dapat diterima konsumen maka informasi disampaikan oleh opinion leader yang sesuai dengan karakteristik produk atau jasa yang ditawarkan. Seorang opini ini adalah orang yang sering kali mampu mempengaruhi sikap atau perilaku orang lain. Opinion Leader memiliki sumber informasi yang berharga, Daya tarik kelompok referensi dalam pemasaran melalui : Selebriti 1. Tenaga ahli atau pakar 2. Orang biasa 3. Juru biacara eksekutif dan karyawan 4. Karakter fiktif 5. Kelompok referensi lain 25 Pemasar harus dapat mengidentifikasikan perang seseorang di dalam kelompoknya dalam pengambilan keputusan, dan harus menekankan pada si pengambil keputusan. Penyesuaian dilakukan hanya sekedar menyesuaikan diri agar diterima oleh kelompok atau penyesuaian yang mengubah kepercayaan. Orang butuh untuk menilai opini dan kemampuan mereka dengan membandingkannya dengan opini dan kemampuan orang lain. 2.3 Atribut Produk Atribut Produk merupakan sifat, symbol, atau tanda – tanda dari suatu produk yang meliputi pandangan luar produk, manfaat konsumen terhadap produk yang berhubungan dengan merek produk terswbut. Atribut Produk juga dapat didefinisikan sebagai unsur – unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan. Atribut Produk sangat berpengaruh terhadap reakasi konsumen akan suatu produk. Konsumen pada dasarnya tidak membeli produk, tetapi mengkombinasikan Atribut Produk karena suatu produk tidak dengan sendirinya memberikan utilitas. Faktor yang membangkitkan utilitas adalah karakteristik produk yang dikenal sebagai Atribut Produk. Yang membuat seseorang atau sebuah produk menjadi unik adalah keterkenalannya atas salah satu atribut yang dimilikinyaa. Produk tidak terlepas dari produk atribut. Pengertian Atribut Produk menurut Tjiptono dalam bukunya strategi pemasaran (2008 : 103) adalah sebagai berikut : “atribut produk adalah unsur – unsur yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengembalian keputusan pembelian”. Dari 26 definisi diatas dapat disimpulkan unsur – unsur dari produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan. Unsur – unsur Atribut Produk yang cukup penting Tjiptono ( 2008 : 104 ) dalam bukunya strategi pemasaran, yaitu : 1. Merek Merek merupakan nama, istilah, tanda, symbol atau lambing, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut – atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas. Merek sendiri digunaka untuk beberapa tujuan yaitu : a. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. b. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyainan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen. d. Untuk mengendalikan pasar. 2. Kemasan Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan dengan perencangan dan pembuata wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. Tujuan penggunaan kemasan antara lain meliputi : a. Sebagai pelindung isi (Protection), misalnya dari kerusakan, kehilangan, berkeurangnya kadar atau isi, dan sebagainya. 27 b. Untuk memberikan kemudahan dalan penggunaan (Operating), misalnya supaya tidak tumpah, sebagai alat pemegang, dan lain – lain. c. Bermanfaat dalam pemakai. 3. Pemberian Label (Labeling) Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjual sebuah label bisa merupakan bagia dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantelkan pada produk. 4. Layanan Pelengkap Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsur jasa atau layanan, baik itu sebagai jasa produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai pelengkap. Produk inti umumnya sangat bervariasi antara tipe bisnis yang satu dengan tipe yang lain. 5. Jaminan (Garansi) Jaminan adalah jenis yang merupakan kewajibanprodusen atas produknya kepada konsumen, dimana para konsumen diberi ganti rugi bila produknya ternyta tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan atau dijanjikan. Jaminan meliputi kualitas produk, reparasi, ganti rugi, dan sebagainya. Kotler dan Amstrong (2008) menyatakan ada beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi dalam pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan pendifinisaian manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa. 28 Manfaat ini dikomunikasikan dan dihantarkan oleh atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain. 2.3.1 Unsur – unsur Atribt Produk 1. Kualitas Produk Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa. Oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. Kotler dan Amstrong (2004:347) menyatakan bahwa “kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi – fungsinya” bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi – fungsi nya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik. 2. Fitur Produk Menurut Kotler dan Amstrong (2004:348) Sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur. Model dasar, model tanpa tambahan apapun, merupakan titik awal. Perusahaan dapat menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahakan lebih banyak fitur. Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai dalah satu cara paling efektif untuk bersaing. 29 3. Gaya dan Desain Produk Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang lebih besar daripada gaya. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk. Gaya bisa menarik atau membosankan. Gaya sensasional bisa menarik perhatian dan menghasilkan estetika yang indah, tetepi gaya tersebut tidak benar – benar membuat kinerja produk menjadi lebih baik. Tidak seperti gaya, desain lebih dari sekedar kulit luar – desain adalah jantun produk. Desain yang tidak baik tidak hanya mempunyai andil dalam penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya. Taufan Darussalam (2007) berpendapat bahwa desain merupakan rancangan bentuk dari suatu produk yang dilakukan atas dasar andangan bahwa “bentuk ditentukan oleh fungsi” dimana desain mempunyai kontribusiterhadap manfaat sekaligus menjadi daya tarik produk karena selalu mempertimbangkan faktor – faktor estetika, ergonomis, bahan dan lain – lain. Desain atau rancangan yang baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk dan memberi keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran. 2.4 Keputusan Pembelian Menurut Schiffman dan Kanuk (2008:485), Keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan. Menurut Kotler dan Armstrong 30 (2008:181), Keputusan pembelian adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan. Dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih produk yang ada untuk membeli merek yang paling disukai. Menurut Supranto dan Limakrisna (2007, p211), semua aspek dari afeksi dan kognisi terlibat dalam pembuatan keputusan konsumen, termasuk pengetahuan, makna, dan kepercayaan yang digerakkan dari memori dan atensi serta proses komprehensi yang terlibat didalam interprestasi informasi baru dilingkungan. Proses kunci didalam pembuatan keputusan ialah proses integrasi dengan pengetahuan dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih alternatif perilaku kemudian pilih salah satu. Hasil dari proses integrasi adalah suatu pilihan, secara kognitif terwakili sebagai intensi perilaku. Intensi perilaku disebut rencana keputusan. 31 Gambar 2.2 Proses dalam Pembuatan Keputusan Konsumen Sumber : www.google.co.id/ProsesPembuatanKeputusanPembelian Berdasarkan faktor yang dipertimbangkan, menurut Hewkins et al, yang dikutip oleh Simamora (2003 : B ), pengambilan keputusan pembelian dapat dibagi dua, yaitu : 1. Pengambilan keputusan berdasarkan Atribut Produk (atribut – atribut choice). Pada pengambilan keputusan ini memerlukan oengetahuan tentang apa atribut suatu produk dan bagaiman kualitas produk atribut tersebut. Asumsinya, keputusan diambil secara rasional dengan mengevaluasi atribut – atirbut yang dipertimbangkan. 2. Pengambilan keputusan berdasarkan sikap (attitude – based choice) pengambilan keputusan ini diambil berdasarkan kesan umum, intuisi maupun perasaan. Pengambilan keputusan seperti ini dapat terjadi pada 32 produk yang belum dikenal atau tidak sempat dievaluasi oleh konsumen. Menurut Philip Kotler yang kemudian dikutip oleh Usmara (2008, p126) konsumen membentuk keputusan pembelian atas dasar faktor – faktor yang diharapkan, manfaat pelayanan yang diharapkan, dan pendapatan keluarga. Keputusan pembelian dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu : 1. Sikap dan Pendirian orang lain Semakin kuat sikap negative orang lain, dan semakin dekat orang lain tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin menyesuaikan keputusan pembeliannya. 2. Situasi yang tidak diantisipasi Konsumen membentuk maksud pembelian atas dasar faktor – faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan. Ketika konsumen akan bertindak, faktor situasi yang tidak diantisipasi mungkin terjadi untuk mengubah keputusan pembelian tersebut. Setalah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Apabila daya guna produk tersebut berada dibawah harapan pelanggan, pelanggan tersbut akan merasa dikecewakan, jika memnuhi harapan pelanggan akan merasa puas, jika melebihi harapan dala hal apakah pelanggan akan merasa sangat puas. Perasaan – perasaan ini mempunyai arti dalam hal apakah pelanggan tersebut akan membeli produk itu lagi. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk akan dipengaruhi perilaku selanjutny. Jika 33 konsumen merasa puas, dia akan menunjukan probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk ini. Gambar 2.3 Tahap Evaluasi Berbagai Alternatif Kuputusan Pembelian Sumber : www.google.co.id/AlternatifKeputusanPebelian 2.4.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Lima tahap keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller (2007, p235) yaitu : 1. Pengenalan Masalah ( Problem Oppurtuniy Recognition ) Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal dan eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulakn informasi dari sejumlah konsumen. Mereka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang 34 mampu memicu minat konsumen. Motivasi konsumen perlu ditingkatkan sehingga pembeli potensial memberikan pertimbangan yang serius. 2. Pencarian Informasi (research) Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level penguatan perhatian, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi, misalnya dengan mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. 3. Evaluasi Alternative (alternative evaluation) Orang pemasaran perlu untuk mengetahui tentang evaluasi berbagai alternatif yaitu bagaimana memproses informasi untuk mencapi pilihan merek. Konsumen tidak menggunakan satu proses evalauasi yang sederhana dalam situasi pembelian. Sebaliknya beberapa proses evaluasi digunakan sekaligus. 4. Keputusan Pembelian (purchase decision) Keputusan pembelian merupakan alat saat dimana konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak produk yang bersangkutan dan membuat keputusan pemesanan yang berhubungan dengan pembelian. Selain itu keputusan pembelia dapat diartikan sebagai tingkatan dari proses keputusan pembelian dimana konsumen sebenarnya melakukan pembelian. Pemilihan ini dilakukan atas dasar hasil evaluasi ditahap sebelumnya. 35 Dalam tahap evaluasi, para konsumen mebentuk preferensi atas merek – merek yang ada dialam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentu niat untuk membeli merek yang disukai. 5. Perilaku pasca pembelian (post-purchase evaluation) Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur – fitur tertentu yang menganggu atau mendengar hal – hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi peamsaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek. 2.5 Keterkaitan Antar Variabel 1. Group Reference Dengan Keputusan Pembelian Penelitian yang telah dilakukan oleh Agung Rizal (2010) tentang “Pengaruh Group referensi dan keluarga terhadap pembelian ponsel Querty”. Hasilnya menunjukan bahwa group referensi atau group reference merupakan variable yang paling dominan dalam mempengatuhi keputusan pembelian terhadap ponsel querty. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Afrida Fatharani (2009) tentang ”Pengaruh gaya hidup, harga dan kelompok referensi terhadap penggunaan telepon seluler Blackberry”. Hasil penelitian dari hasil uji t statistik diketahui bahwa kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, dimana pengaruh 36 yang diberikan variable kelompok referensi terhadap keputusan pembelian adalah sebesar 50,8%. Menurut penelitian yang telah dilakukaan oleh Evaniana Sianturi (2012) tentang “Pengaruh Kelompok referensi dan gaya hidup terhadap keputusan menggunakan Blackberry”. Secara simultan kelompok referensi dan gaya hidup sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian Blackberry di kalangan mahasiswa. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Agus budiyanto (2013) tentang “Keputusan pembelian Blackberry remaja ditinjau dari pengaruh kelompok acuan atau referensi”. Mengacu pada hasil penelitian dengan menggunakan uji Kruskal – Wallis test, diperoleh hasil bahwa tidak ada jenis kelompok acuan yang dominan berpengaruh kepada diri remaja dalam pengambilan keputusan pembelian blackberry, namun jika dilihat dari besarnya pengaruh yang diberikan oleh masing – masing kelompok acua terhadap aspek – asspek pengambilan keputusan pembelian, ditunjukan dalam grafik dengan hasil bahwa kelompok acuan komparatif memberikan pengaruh yang lebih tinggi pada semua aspek pengambilan keputusan pembelian dibandingkan dengan dua kelompok acuan lainnya dengan berdasarkan hasil mean. 2. Atribut Produk Dengan Keputusan Pembelian Penelitian yang telah dilakukan oleh Herry Sutanto (2013) tentang Pengaruh Atribut Produk terhadap keputusan pembelian handphone 37 smartphone. Hasilnya Variabel harga, kualitas produk dan merek secara simultan maupun persial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang telah dilakukan oleh Handri Wahyudi (2005) tentang Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Hasilnya Pada distribusi frekuensi kualitas menunjukkan bahwa 56,31% responden menyatakan terpengaruh dengan kualitas produk, dan 43.69 % menyatakan sangat terpengaruh dengan atribut produk. Penelitian yang telah dilakukan oleh Agintha Lintang tentang “Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Pelanggan Monopoli Resto dan Cafe Jalan Merbabu Kota Malang)”. Dari hasil Analisis, didapat koefisien determinasi nilai Adjusted R Sequare sebesar 0,496 yang artinya Atribut Produk berpengaruh pada Pembelian Produk sebesar 49,6%, sisanya sebesar 50,4% Dipengaruhi oleh variabel diluar penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh Edi Suswardji, SE., MM., tentang “Pengaruh produk atribut terhadap keputusan pembelian sepeda motor Suzuki Satria FU (Studi kasus pada dealer suzuki sanggar mas Karawang)”. Hubungan antara produk atribut terhadap keputusan pebelian rendah, ini terlihat dari hasil uji korelasi yang menunjukan nilai 0.245. sedangkan pengaruhnya 6%, ini bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh atribut produk sebesar 6% sedangkan sisanya 94% dipengaruhi oleh 38 variable – variable lain diluar produk atribut. Dan untuk t hitung sebesar 2.59. sedangkan t table sebesar 1.659. Karena t hitung lebih besar dari t table maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa atribut produk berpengaruh terhadap keputusan keputusan pembelian Suzuki Satria Fu.