H. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Pengembangan Industri Pakan Di Indonesia Menurut Cahyaningsih at.al,. (2005), perkembangan produksi perikanan yang cukup menjanjikan memberikan dampak yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan peningkatan taraf hidup rakyat Indonesia terutama para petani dan pembudidaya ikan dan produsen pakan di pedesaan. Dengan semakin baiknya kondisi dan pendapatan petani/pembudidaya ikan maka akan semakin meningkat produksi dan permintaan pakan ikan di Indonesia secara nasional Selanjutnya dinyatakan bahwa permasalahan pengembangan industri pakan di Indonesia tidak hanya ketergantungan bahan baku import akan tetapi permasalahan yang lebih mendasar tidak optimalnya perkembangan produksi pakan di Indonesia karena belum kuatnya pelaku industri pakan yang berasal dari pedesaan yang merupakan basis sumberdaya alam dan produksi yang besar di Indonesia. Sementara dampak yang berat akibat ketergantungan bahan baku impor ini sangat dirasakan oleh pelaku industri skala kecil. Bila dicermati industri pakan ini merupakan industri hulu dalam rangkaian agro industri perikanan dimanapun berada yang merupakan permulaan proses produksi akhir agro industri yaitu pangan. Sebagai pemasok bahan baku dan konsumen pabrik ini adalah juga petani itu sendiri. Sehingga apabila petani dipedesaan mampu memproduksi pakan sendiri maka mereka akan menguasai dan menggunakan sumber bahan baku sendiri dan menjual pakan bagi usaha produksi perikanan. 2.2. Peran Pakan Terhadap Pertumbuhan Pakan merupakan faktor yang sangat penting diperhatikan untuk keberhasilan usaha budidaya ikan. Untuk merangsang pertumbuhan ikan secara maksimal, pakan harus bermutu baik dan jumJahnya cukup. NRC (J993} menjelaskan bahwa pakan harus mengandung zat-zat gizi atau nutrien maupun energi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan reproduksi. Kebutuhan terhadap pakan berhubungan dengan ketersediaan energi, protein dan asam amino. Menurut Anggawati et «/.,(! 992), pertumbuhan ikan atau udang selalu berkaitan dengan jumlah dan kualitas pakan yang dikonsumsi. Semakin baik dan sesuai jumlah serta kualitas pakan yang dikonsumsi, maka semakin optimal pula pertumbuhan yang diperoleh. Formulas! pakan yang sesuai untuk masing-masing jenis ikan dan udang belum seluruhnya tersedia masing-masing jenis, maupun ukuran ikan yang berbeda mempunyai kebutuhan nutrisi yang berbeda pula. Semakin tinggi mutu pakan, maka semakin lengkap pula kandungan nutrisi dalam pakan yang dibutuhkan oleh organisme budidaya. Menurut Darmawiyanti et al (2005), mengatakan bahwa paka ikan dapat dikelompokan menjadi 3 jenis diantaranya: pakan alami , pakan tambahan dan pakan buatan. Dengan semakin itensifhya usaha budidaya penumbuha pakan alami akan mengalami kendala sebab dalam tempat yang tersedia dengan kepadatan organisme budidaya yang tinggi seolah-olah tidak ada lagi ruang untuk tumbuhnya pakan alami, selain itu penumbuhan pakan alami sendiri mengalami ganguan karena pertumbuhannya juga dipengaruhi oleh faktor-faktor alam dan lingkungan. Sedangkan pakan tambahan adalah pakan yang diberikan dalam bentuk aslinya yang langsung dimakan ikan. adapun kelemahan-kelemahan dari pakan tambahan adalah kandungan gizi yang rendah, sukar dicerna, tidak sesuai dengan selera ikan, tidak dapat disimpan lama dan tidak tersedia setiap saat diperlukan, dapat tersedianya pakan tambahan dalam jumlah cukup tepat waktu, berkesinambungan dan memenuhi syarat kecukupan tinggi, penceranan dan dapat diterima ikan, maka penyediaan pakan buatan sangat diperlukan. Boer dan Adelina (2005) mengatakan bahwa pakan buatan adalah pakan yang diramu dari beberapa bahan dan diolah dalam bentuk khusus sebagaimana yang dikehendakinya. Dengan meramu berbagai macam bahan ini maka nilai gizinya dapat diatur begitu juga komposisi bahan juga dapat diatur. Bentukbentuk pakan buatan perlu disesuaikan dengan kebiasaan makan ikan seperti burayak ikan dan udang pakan yang diberikan dalam bentuk larutan, benih ikan umur 20-40 hari lebih cocok pakan dalam bentuk pakan halus, benih ikan umur 40-80 hari pakan yang diberikan dalam bentuk pakan kasar, gelendong besar umur 120 hari menerima pakan dalam bentuk remah atau pellet, sedangkan ikan besar dapat diberikan pakan dalam bentuk pellet. Paka buatan harus diberikan tepat waktu, agar pakan dapat dicerna dan diserap oleh benih secara efisien sesuai dengan perkembangan stadia benih. Pakan buatan mengandung unsur dari berbagai macam bahan, sehingga nilai gizinya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Demikian pula dengan kecernaanya dan attraktannya sehingga dapat diterima oleh ikan atau udang. Selain itu pakan buatan ini juga dapat dikeringkan sehingga dapat disimpan dalam jumlah banyak untuk jangka waktu lama. Dengan demikian dapat menjamin ketersediaan pada saat diperlukan. Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan penggunaan pakan buatan antara lain : dapat meningkatkan peroduksi melalui padat penebaran tinggi dan waktu pemeliharaan pendek, dapat diramu dan dibuat sesuai kebutuhan ikan, dapat disimpan dalam waktu lebih lama, penyimpananya lebih sederhana, ketersediaan dan kontinuitas dapat ditentukan, pemanfaatan limbah industri, petemakan dan perikanan yang berupa sisi-sisa buangan menjadi daging ikan yang lezat dan bergizi tinggi dan rasa daging ikan juga dipengaruhi oleh makanan yang masuk kedalam tubuhnya, sehingga dengan mengatur formula pakan buatan maka dapat diperoleh nilai rasa yang lebih tinggi. 2.3. Mesin Pencetak Pelet Menuru Darmawiyanti (2005), mesin pencetak pelet (pelletizer) merupakan suatu alat yang menggunakan proses mekanik untuk menghasilkan pelet dengan cara memaksa pelet basah melalui lubang yang dilengkapi dengan lempeng saringan. Adonan pakan yang mengandung serat dalam jumlah besar sering menyebabkan pelet terialu keras untuk dihancurkan dalam lambung dan dicerna oleh ikan. Kualitas pakan juga tergantung pada penggunaan pelletizer (tingkat ketebalan, kecepatan rotasi yang setabil, jumlah uap air yang ditambahkan kedalam volume pakan, kondisi suhu dan jumlah yang terdapat dalam kolom). Motor listrik merupakan salah satu sumber tenaga pengerak mesin. Motor listrik bekerja dengan mengubah energi listrik menjadi energi gerak mekanik. Tenaga pada motor listrik akibat adanya medan magnet antara kumparan kawat pada rotor dan stator yang mengakibatkan terjadinya putaran. Daya putar dari motor listrik diteruskan dengan menggunakan tranmisi daya berupa puli - sabuk, rantai, atau roda gigi keporos utama listrik. Kelebihan dari motor listrik adalah: mudah dibawa, perawatan mudah, getaran yang ditimbulkan kecil dan pada saat bekerja tidak bising (Sularso, 1980).