Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 57) Friday, August 28, 2015 Kepastian Keempat: Inilah Kesaksian 1 Yoh. 5:10-13 5:10 Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai kesaksian itu di dalam dirinya; barangsiapa tidak percaya kepada Allah, ia membuat Dia menjadi pendusta, karena ia tidak percaya akan kesaksian yang diberikan Allah tentang Anak-Nya. 5:11 Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam Anak-Nya. 5:12 Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup. - - - Orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, memiliki suatu ketetapan yang teguh di dalam dirinya, yaitu KESAKSIAN. Ketetapan yang teguh tentang kesaksian ini dinyatakan dalam perkataan ‘inilah kesaksian’, artinya kesaksian itu nyata dan ada wujud dalam hidupnya. Allah bersaksi tentang Anak-Nya, orang yang percaya kepada kesaksian Allah, wujud atau bukti kesaksian Allah itu nyata di dalam dirinya. Buktinya apa? Kehidupan Anak ada di dalam dirinya, atau kehidupan kekal ada di dalam dirinya. Allah bersaksi tentang Anak sama artinya Allah bersaksi tentang hidup kekal, sebab hidup kekal ada di dalam Anak-Nya. Allah adalah satu pribadi yang terdiri dari 3 oknum, yaitu: Bapa, Roh, dan Firman. Ketiganya bersaksi tentang Anak. Page Firman Bersaksi Firman bersaksi tentang Anak. Yang disaksikan oleh Firman tentang Anak adalah bahwa DIA Batu Hidup, Batu Penjuru, Pribadi yang dipilih, dihormat, dan dikenan oleh Bapa. Bagi orang yang percaya kepada kesaksian Firman tentang Anak-Nya, DIA mahal dan menjadi yang utama dalam kehidupannya. Bukti kita percaya, bukti kita memandang bahwa DIA adalah mahal dan utama, adalah kita datang kepada DIA, supaya kita dipergunakan sebagai batu hidup. DIA ‘batu hidup’ (Batu Penjuru), kita juga ‘batu hidup’. DIA Batu Penjuru di dalam Bait Allah, artinya DIA Imam Besar. Jika kita datang kepada DIA dan menjadikan DIA yang utama dalam kehidupan kita, maka kita akan dipergunakan sebagai Batu Hidup, artinya kita akan dijadikan Imam-imam yang setia dan yang benar (imam-imam yang hidup). 1 Roh Bersaksi Roh bersaksi tentang Anak. Yang disaksikan oleh Roh tentang Anak adalah bahwa DIA adalah Juru Selamat yang mengampuni dosa umat manusia. Yesus mengampuni segala dosa manusia dengan tujuan supaya manusia bisa menerima hidup kekal, menjadi imam-imam di dalam Kerajaan-Nya. Di dalam dunia ini tidak ada pribadi yang bisa mengampuni dosa kecuali Tuhan Yesus Kristus. Mengampuni dosa, itulah kehidupan Yesus. Dalam Mat.9:6, selama Anak (Bapa/Firman dan Roh Kudus) masih ada pengampunan, orang yang tidak mau mempergunakan pengampunan itu jahat (ayat 4). Saat kita terima pengampunan, kita terima kuasa yang besar (ayat 3), dan bukti kita terima kuasa yang besar itu adalah kita mampu mengasihi sesama. Diampuni = hidup kekal, mengampuni = hidup kekal. Dalam Mat.6:14-15 kita diminta untuk mengampuni kesalahan orang lain, supaya mendapat pengampunan dari Bapa. Mengampuni kesalahan orang lain artinya orang itu memang benar-benar salah. Diampuni dan mengampuni, nyata ada dalam kehidupan orang percaya. Orang percaya yang memiliki kesaksian Roh tentang Anak-Nya, padanya ada bukti nyata bahwa dia sudah diampuni dan dibebaskan dari dosa. Diampuni dan dibebaskan dari dosa, itulah kehidupan kekal. DIA Batu Penjuru di dalam Kerajaan Allah, artinya DIA Raja di atas segala raja. Jika kita datang kepada DIA dan menjadikan DIA yang utama dalam kehidupan kita, maka kita akan dipergunakan sebagai Batu Hidup, artinya kita akan dijadikan raja-raja yang berkemenangan (raja-raja yang hidup). DIA Batu Penjuru bagi Mempelai Wanita-Nya, artinya DIA Mempelai Pria. Jika kita datang kepada DIA dan menjadikan DIA yang utama dalam kehidupan kita, maka kita akan dibangun menjadi Tubuh-Nya, itulah Mempelai Wanita Anak Domba Allah (Mempelai Wanita yang hidup). Kita adalah imam, raja, Mempelai Wanita yang dipilih, dihormat, dan dikenan oleh Bapa. Kehidupan yang setia dan yang benar, itulah kehidupan kekal. Kehidupan yang senantiasa berkemenangan (atas daging, dunia, maut), itulah kehidupan kekal. Kehidupan yang menjadi Mempelai Wanita-Nya, itulah kehidupan kekal. Bapa Bersaksi Bapa bersaksi tentang Anak. Yang disaksikan oleh Bapa tentang Anak adalah DIA dengardengaran, taat kepada Bapa, bahkan taat sampai mati di atas kayu salib. Dengar-dengaran adalah kehidupan Yesus →Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.(Yoh. 8:38) Yesus melakukan pekerjaan-Nya sampai selesai. Dalam Yoh. 4:34 Yesus berkata → "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Perkataan ‘makanan’ berarti pokok atau kebutuhan, bahkan kebutuhan pokok. Makanan erat hubungannya dengan kehidupan. Makanan dari kehidupan yang datang dan keluar dari Bapa adalah melakukan kehendak Bapa dengan selesai (dikenan). Jika kita rujuk dari Eden, hal ‘makan’ adalah perintah pertama dari Bapa. Selama manusia makan makanan yang ditetapkan oleh Bapa, manusia akan hidup. Tidak makan atau tidak melakukan kehendak Bapa sama dengan mati. Seorang yang percaya kepada kesaksian Bapa, di dalam kehidupannya ada kesaksian, yaitu: dengar-dengaran, artinya melakukan kehendak Bapa, dan selesai. Bukti kita melakukan tugas dengan selesai adalah daging tidak bersuara. Setiap kali kita melakukan kehendak Tuhan, daging tidak bersuara. Saat daging tidak bersuara inilah, pekerjaan kita dianggap Tuhan ‘selesai’, dan itulah hidup kekal. ‘Selesai’ di sini artinya tidak asal selesai, bukan selesai dalam arti umum. Itu sebabnya, jangan mengerjakan segala sesuatu dengan Taurat, sebab tidak akan pernah selesai. Hasil makan adalah kenyang, bertumbuh, dan sehat. Jika daging mati, kita juga akan mengalami kepuasan dalam hidup, manusia rohani kita sehat, dan bertumbuh menjadi dewasa, ke arah Yesus sebagai Kepala. - - Perhatikan kata ‘tahu’ yang ada dalam ayat 13. Orang percaya ‘tahu’ bahwa di dalam hidupnya ada hidup kekal. Tetapi pada kenyataannya, banyak orang ‘yang mengaku’ percaya, tetapi ‘tidak tahu’ bahwa di dalam hidupnya ada hidup kekal. Kehidupan Yesus adalah Kehidupan Kekal. Kehidupan Yesus adalah: 1. Kehidupan yang mengampuni dosa 2. Kehidupan yang dihormat, dipilih, dikenan, oleh Bapa. Kehidupan yang setia dan benar dan yang berkemenangan 3. Kehidupan yang dengar-dengaran kepada Bapa (melakukan dan menyelesaikan kehendak Bapa) Jika kita percaya kepada kesaksian Allah, kita pasti memiliki kehidupan Yesus di dalam kehidupan kita, itulah kehidupan kekal. Artinya, kita adalah: A. Pribadi yang diampuni B. Pribadi yang setia dan benar, pribadi yang berkemenangan, dan Page - 2 5:13 Semuanya itu kutuliskan kepada kamu, supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal. C. Pribadi yang dengar-dengaran kepada Allah Jadi, jika kita dikatakan orang percaya yang ‘tahu’ bahwa kita memiliki hidup yang kekal, maka kita adalah orang yang … 1. Tahu untuk memohon ampun kepada Tuhan o Orang percaya tahu untuk berdamai dengan Tuhan, tahu untuk tidak mempertahankan dosa, tetapi mau meninggalkan manusia lama dan menanggalkan pakaian lama. o Jika kita sudah menerima pengampunan, sebagai orang percaya kita ‘tahu’ untuk menjaga pengampunan dari Tuhan. Bagaimana cara menjaga pengampunan? Bertobat (tidak kembali kepada dosa, tetapi kembali kepada Tuhan) dan menerima keubahan. o Orang yang tidak bisa menjaga pengampunan adalah orang yang buta dan picik, sehingga tidak heran jika dalam perjalanan hidupnya sering tersandung. Tetapi jika kita mau bertobat dan diubah, maka artinya kita memperteguh panggilan dan pilihan Tuhan atas kita. Itulah hidup kekal (2 Pet. 1:9-11). o Orang yang percaya juga tahu untuk mengampuni. Mengapa? Sebab mengampuni adalah bukti bahwa kita sudah menerima pengampunan dari Tuhan. Bukti kita sudah mengampuni orang yang bersalah kepada kita adalah kita ‘terbeban’ untuk mendoakan dia (Mat. 5:44 -- ini ukuran). Hal ini dilakukan Yesus atas musuh-musuh-Nya, di atas kayu salib (Luk.23:34). o Mendoakan berarti menempatkan dia di dalam hati kita, untuk dibawa di dalam doa kepada Tuhan, supaya dia juga menerima pengampunan dari Tuhan sama seperti yang sudah kita terima dari Tuhan. o Dalam Luk.15:17, si bungsu sadar (tahu kesalahan), ayat 21 – dia mohon ampun (tahu untuk berdamai), ayat 22-23 – dia diampuni, dan ayat 24 – diampuni = menerima hidup kekal. 2. Tahu untuk setia dan benar di hadapan Tuhan o Untuk bisa setia dan benar, mutlak dibutuhkan suatu kemenangan. Orang yang tidak berkemenangan, bisa dipastikan akan mundur, dia tidak setia dan tidak benar. Setia, benar dan menang ada dalam satu kaitan yang tidak bisa dipisahkan. o Seorang yang percaya tahu, bahwa dia adalah seorang imam dan seorang raja. Itu sebabnya dia tahu untuk setia, untuk benar, dan untuk selalu berkemenangan. Orang yang tidak setia itu kalah, orang yang tidak benar itu kalah, dan itu bukan hidup kekal. Wah. 19:11 19:11 Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih; dan Ia yang menungganginya bernama: "Yang Setia dan Yang Benar", Ia menghakimi dan berperang dengan adil. - Kuda Putih Untuk bisa memerangi dan menghakimi daging dan dunia, kita harus menunggangi kuda putih. Kata ‘menunggangi’ berarti kita menempatkan seluruh kehidupan kita di atas kuda putih, itulah Roh Kudus yang merupakan kekuatan. 3 - Yang Setia dan Yang Benar adalah nama Firman Allah. Perhatikan kegiatan orang Yang Setia dan Yang Benar, yaitu: menghakimi dan berperang dengan Adil. Perkataan ‘adil’ berarti DIA tahu mana yang benar dan mana yang salah, mana yang kehendak Allah, mana yang bukan kehendak Allah. Segala sesuatu yang tidak benar dan bukan dari kehendak Allah, itulah yang dihakimi dan yang diperangi. Segala sesuatu yang bersifat daging dan dunia, sudah pasti tidak benar dan pasti tidak dikenan oleh Allah. Kehidupan daging dan duniawi yang ada pada kita inilah yang harus dihakimi dan diperangi, jangan menghakimi dan memerangi orang lain. Jadi, orang percaya tahu untuk memerangi dan menghakimi kehidupan daging dan kehidupan duniawi, yang ada pada dirinya sendiri. Page - Rasul Paulus dalam surat Rom. 8:13 menerangkan arti ‘menunggangi’ → Karena kalau kalian hidup menurut tabiat manusia, maka kalian akan mati; tetapi kalau dengan kuasa Roh Allah, kalian terus saja mematikan perbuatan-perbuatanmu yang berdosa, maka kalian akan hidup. Menunggangi Roh Kudus berarti hidup mematikan perbuatan-perbuatan yang berdosa. Jika kita menunggangi Roh Kudus, maka Roh Kudus pasti akan membawa kita kepada segala kebenaran atau membawa kita kepada kemenangan demi kemenangan (hidup setia dan benar = menang). Inilah kehidupan kekal. 3. Tahu untuk dengar-dengaran o Orang yang percaya, tahu untuk melakukan dan menyelesaikan setiap kehendak Bapa, sebab itu adalah hidup kekal. Dimulai dengan mendengar Firman Allah, sebab semua kehendak Tuhan ada di dalam Firman-Nya. Tanpa mendengar Firman Allah, kita tidak akan tahu kehendak Allah. o Orang yang percaya, tahu untuk ‘mendengar Firman Allah’ dengan benar, kemudian ditingkatkan dengan ‘menyembah Firman Allah’, artinya memasukkan diri dalam proses perobekan daging. o Saat kita melakukan kehendak Firman, pada saat itu kita masuk dalam proses perobekan daging. Bukti kita selelai melakukan kehendak Tuhan adalah daging tidak bersuara. Jadi, orang percaya tahu untuk mematikan dagingnya. Daging mati, itulah kehidupan kekal! Page 4 Memiliki hidup kekal Perhatikan kembali kalimat → supaya kamu yang percaya kepada nama Anak Allah, tahu, bahwa kamu memiliki hidup yang kekal. Orang yang tahu bahwa dia sudah memiliki hidup kekal, dia pasti tidak akan gampang-gampang melepaskan hidup kekal itu, sebab hidup kekal hanya diberikan oleh Allah. Orang yang tahu bahwa dia sudah memiliki hidup kekal, dia adalah orang yang menghargai, menjaga, dan mempertahankan: 1. Pengampunan dari Tuhan 2. Kesetiaan dan kebenaran dan kemenangan 3. Dengar-dengaran kepada Tuhan Orang percaya tidak bisa hidup tanpa ketiga perkara di atas. Ketiga perkara di atas sudah melekat, sudah mendarah daging dalam hidupnya. Ketiga perkara itu nyata ada di dalam kehidupannya, dan itulah KESAKSIAN (Hidup Kekal).