peraturan rektor no 2 th 2015

advertisement
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BENGKULU
Jalan W.R. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371
Telepon: (0736) 21170, Faksimile: (0736) 22105
Laman : www.unib.ac.id e-mail : [email protected]
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BENGKULU
NOMOR 2 TAHUN 2015
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBAYARAN ATAS BEBAN ANGGARAN
BADAN LAYANAN UMUM UNIVERSITAS BENGKULU
REKTOR UNIVERSITAS BENGKULU
Menimbang
: a. bahwa pembayaran atas beban anggaran pendapatan Badan Layanan
Umum Universitas Bengkulu sebagai bagian dari pengelolaan
keuangan berdasarkan prinsip ekonomi, produktivitas, dan
penerapan praktik bisnis yang sehat perlu dilakukan secara efisien,
efektif, transparan, dan akuntabel;
b. bahwa dengan berlakunya Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 63 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Universitas Bengkulu dan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RI Nomor 75 Tahun 2013 tentang Statuta Universitas
Bengkulu, perlu mengatur kembali pelaksanaan pembayaran atas
beban anggaran Badan Layanan Umum Universitas Bengkulu;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf
a dan b perlu menetapkan Peraturan Rektor Universitas Bengkulu
tentang Pedoman Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran
Badan Layanan Umum Universitas Bengkulu.
Mengingat
: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara
Bukan Pajak (Lembaran Negara RI No. 43, Tambahan Lembaran
Negara RI No. 3693);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara RI No.47,Tambahan Lembaran Negara No.
4286);
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4301);
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara RI No. 5 tahun 2004 Tambahan
Lembaran Negara No. 4355);
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara RI Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4400);
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
1
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan
Penyetoran PNBP;
Peraturan Pemerintah RI Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber dari
Kegiatan Tertentu;
Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun 2004 tentang Tata Cara
Penyampaian Rencana dan Laporan Realisasi Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP);
Peraturan Pemerintah RI Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah nomor 74 Tahun 2012;
Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 Tahun 2009 tentang Tatacara
Penentuan, Pembayaran dan Penyetoran PNBP yang terhutang;
Peraturan Pemerintah RI Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP);
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tatacara
Pelaksanaan APBN;
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaran
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali,
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 Tentang
Perubahan keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4214) sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 53 Tahun 2010;
Keputusan Presiden RI Nomor 335/MPK.A4/KP/2013, tentang
Pengangkatan Rektor Universitas Bengkulu;
Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 95/KMK.03/1998 tentang
Tata Cara Penggunaan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) pada Perguruan Tinggi;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun
2013 tentang Organisasi Tata Kerja (OTK) Universitas Bengkulu;
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 75 Tahun 2013
tentang Statuta Universitas Bengkulu;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 105
Tahun 2013 tentang Pejabat Perbendaharaan di lingkungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 186/KMK.05/2009 tertanggal
15 Mei 2009 Tentang Penetapan Universitas Bengkulu Pada
Departemen Pendidikan Nasional sebagai Instansi Pemerintah yang
menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Peraturan Rektor Universitas Bengkulu Nomor 6493/H30/KU/2010
tentang Pedoman Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran
Pendapatan Badan Layanan Umum Universitas Bengkulu.
2
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: PERATURAN
REKTOR
UNIVERSITAS
BENGKULU
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBAYARAN
ATAS BEBAN ANGGARAN
BADAN LAYANAN UMUM
UNIVERSITAS BENGKULU.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Rektor ini yang dimaksud dengan :
1. Badan Layanan Umum Universitas Bengkulu yang selanjutnya disingkat BLU
UNIB adalah instansi di lingkungan Pemerintah Pusat dan Daerah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau
jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
2. Pengelola Keuangan Badan Layanan Umum, yang selanjutnya disebut PK-BLU,
adalah pengelolaan keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk
menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan
bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan Negara pada
umumnya.
3. Unit Kerja Badan Layanan Umum Universitas Bengkulu selanjutnya disingkat UK
BLU UNIB adalah unit kerja di lingkungan Universitas Bengkulu yang berkedudukan
sebagai pengguna anggaran/barang BLU UNIB.
4. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA adalah
dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran dan disahkan oleh Direktur Jenderal Anggaran atas nama Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN).
5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya disingkat APBN
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh
Dewan Perwakilan Rakyat, yang berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggaran.
6. Petunjuk Operasional Kegiatan yang selanjutnya disingkat POK adalah dokumen
yang memuat uraian rencana kerja dan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan, disusun oleh KPA sebagai penjabaran lebih lanjut dari DIPA.
7. Rencana Bisnis Anggaran yang selanjutnya disingkat RBA adalah dokumen
perencanaan bisnis dan penganggaran tahunan yang berisi program kegiatan, target
kinerja, dan anggaran BLU.
8. Pendapatan BLU adalah jumlah seluruh pendapatan operasional yang diterima oleh
BLU yang berasal dari jasa layanan yang diberikan kepada masyarakat, hasil kerja
sama BLU dengan pihak lain dan/atau hasil usaha lainnya dari sumber Rupiah Murni
dan Penerimaan Negara Bukan Pajak.
9. Pendapatan Rupiah Murni yang selanjutnya disingkat RM adalah seluruh
penerimaan BLU yang berasal dari APBN pemerintah pusat.
3
10. Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah seluruh
penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari pajak.
11. Pejabat Pengelola BLU adalah pimpinan BLU yang bertanggung jawab terhadap
kinerja operasional BLU yaitu Rektor Universitas Bengkulu
12. Pejabat Keuangan adalah pejabat yang diberi kewenangan mengelola keuangan BLU
13. Pejabat Teknis adalah pejabat yang melaksanakan tugas-tugas teknis dalam
melaksanakan tridharma perguruan tinggi.
14. Pejabat unit kerja BLU adalah pimpinan unit kerja yang bertanggungjawab terhadap
kinerja operasional unit kerja masing-masing.
15. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang
memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung
jawab penggunaan anggaran pada kementerian/lembaga yang bersangkutan;
16. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN;
17. Pejabat Pembuat Komitmen Rupiah Murni yang selanjutnya disebut PPK-RM
adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk mengambil keputusan
dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran belanja atas beban APBN
yang bersumber dari dana Rupiah Murni (RM);
18. Pejabat Pembuat Komitmen Universitas yang selanjutnya disebut PPK-UB adalah
pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk mengambil keputusan dan/atau
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran belanja atas beban APBN yang
bersumber dari PNBP;
19. Pejabat Pembuat Komitmen Unit Kerja yang selanjutnya disebut PPK-UK adalah
pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk mengambil keputusan dan/atau
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran belanja atas beban APBN yang
bersumber dari PNBP pada unit kerja;
20. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat
PPSPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk melakukan pengujian
atas permintaan pembayaran dan penerbitan perintah membayar dana yang bersumber
dari anggaran Rupiah Murni (RM);
21. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar Unit Kerja yang selanjutnya
disingkat PPSPM-UK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk
melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan penerbitan perintah membayar
anggaran yang bersumber dari PNBP unit kerja;
22. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat
PPSP2D adalah pejabat yang ditunjuk oleh KPA untuk mencairkan dana;
23. Atasan Langsung Bendahara adalah pejabat yang ditunjuk untuk melakukan
tindakan yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran anggaran belanja;
24. Bendahara Penerimaan adalah pejabat yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan
negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada UNIB;
25. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja dalam pelaksanaan APBN pada UNIB;
26. Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disingkat BPP adalah orang
yang ditunjuk untuk membantu bendahara pengeluaran untuk melaksanakan
pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu;
4
27. Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai yang selanjutnya disingkat
PPABP adalah pembantu KPA yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk mengelola
pelaksanaan belanja pegawai.
28. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang muka kerja dalam
jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran
Pembantu untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satker atau membiayai
pengeluaran yang menurut sifat dan tujuannya tidak mungkin dilakukan melalui
mekanisme pembayaran langsung.
29. Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut Pembayaran LS adalah pembayaran
yang dilakukan langsung kepada Bendahara Pengeluaran/penerima hak lainnya atas
dasar perjanjian kerja, surat keputusan, surat tugas atau surat perintah kerja lainnya
melalui penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung.
30. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat TUP adalah uang muka
yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu
untuk kebutuhan yang sangat mendesak dalam 1 (satu) bulan melebihi pagu UP yang
telah ditetapkan.
31. Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat
PTUP adalah pertanggungjawaban atas TUP.
32. Surat Permintaan Pembayaran Langsung yang selanjutnya disebut SPP-LS adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPK, dalam rangka pembayaran tagihan kepada
penerima hak/ Bendahara Pengeluaran.
33. Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPP-UP
adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran UP.
34. Surat Permintaan Pembayaran Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya
disebut SPP-TUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan
pembayaran TUP.
35. Surat Permintaan Pembayaran Penggantian Uang Persediaan yang selanjutnya
disebut SPP-GUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi
pertanggungjawaban dan permintaan kembali pembayaran UP.
36. Surat Permintaan Pembayaran Penggantian Uang Persediaan Nihil yang
selanjutnya disebut SPP-GUP Nihil adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang
berisi pertanggungjawaban UP.
37. Surat Permintaan Pembayaran Pertanggungjawaban Tambahan Uang
Persediaan yang selanjutnya disebut SPP PTUP adalah dokumen yang diterbitkan
oleh PPK, yang berisi permintaan pertanggungjawaban atas TUP.
38. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan dana yang bersumber dari
DIPA dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak/Bendahara
Pengeluaran.
39. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disebut SPM-UP
adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan UP.
40. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut
SPM-TUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM untuk mencairkan TUP.
41. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan yang selanjutnya disebut
SPM-GUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM dengan membebani DIPA,
yang dananya dipergunakan untuk menggantikan UP yang telah dipakai.
42. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan Nihil yang selanjutnya
disebut SPM-GUP Nihil adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM sebagai
pertanggungjawaban UP yang membebani DIPA.
5
43. Surat Perintah Membayar Pertanggungjawaban Tambahan Uang Persediaan
yang selanjutnya disebut SPM-PTUP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPSPM
sebagai pertanggungjawaban atas TUP yang membebani DIPA.
44. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disebut SPP adalah suatu dokumen
yang dibuat/diterbitkan oleh pelaksana kegiatan dan disampaikan kepada KPA BLU
Universitas Bengkulu.
45. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut SPM adalah dokumen yang
diterbitkan oleh PPSPM atas nama KPA untuk mencairkan dana yang bersumber dari
APBN RM.
46. Surat Perintah Membayar Unit Kerja yang selanjutnya disebut SPM-UK adalah
dokumen yang diterbitkan oleh PPSM-UK atas nama KPA untuk mencairkan dana
yang bersumber dari anggaran PNBP BLU;
47. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah
yang diterbitkan oleh KPPN untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban anggaran RM
berdasarkan SPM;
48. Surat Perintah Pencairan Dana kegiatan yang dibiayai oleh anggaran PNBP BLU
yang selanjutnya disebut SP2D-BLU adalah surat perintah yang diterbitkan oleh
Kepala Biro Umum dan Sumber Daya atas nama KPA untuk pelaksanaan
pengeluaran atas beban anggaran PNBP BLU berdasarkan SPM-UK;
49. Surat Perintah Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU yang selanjutnya
disingkat SP3B BLU adalah surat perintah yang diterbitkan oleh PPSPM untuk dan
atas nama KPA kepada Bendahara Umum Negara untuk mengesahkan pendapatan
dan/atau belanja BLU yang sumber dananya berasal dari PNBP yang digunakan
langsung;
50. Surat Pengesahan Pendapatan dan Belanja BLU yang selanjutnya disingkat SP2B
BLU adalah surat yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa BUM untuk
mengesahkan pendapatan dan/atau belanja BLU berdasarkan SP3B BLU;
51. Surat Permintaan Pemindahbukuan Dana yang selanjutnya disingkat SP2BD
adalah dokumen yang dibuat oleh Bendahara Pengeluaran kepada Bendahara
Penerimaan untuk pemindahbukuan dana dari rekening penerimaan ke rekening
Bendahara Pengeluaran;
52. Surat Pemindahbukuan Dana yang selanjutnya disingkat SPBD adalah dokumen
yang dibuat oleh Bendahara Penerimaan sebagai bukti telah dilaksanakan
pemindahbukuan dana oleh Bendahara Penerimaan ke rekening Bendahara
Pengeluaran berdasarkan SP2BD;
53. Surat Perintah Bayar yang selanjutnya disingkat SPBy adalah dokumen sebagai
dasar pembayaran atas UP yang sudah disetujui dan ditandatangani oleh PPK-UK;
54. Kuitansi Uang Persediaan kepada BPP Unit Kerja adalah dokumen bukti serah
terima uang dari Bendahara Pengeluaran kepada BPP Unit Kerja;
55. Kuitansi Pembayaran adalah bukti pembayaran atas perolehan barang atau jasa;
56. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja yang selanjutnya disingkat SPTB
adalah pernyataan tanggung jawab belanja yang dibuat oleh pimpinan unit kerja
pengguna atas transaksi belanja sampai dengan jumlah tertentu;
57. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak yang selanjutnta disingkat SPTJM
adalah surat pernyataan yang dibuat oleh pimpinan unit pengguna anggaran untuk
bertanggungjawab penuh terhadap semua tindakan yang mengakibatkan pengeluaran
keuangan negara;
58. Jumlah Maksimal Pencairan Dana yang selanjutnya disingkat MP adalah dokumen
yang disiapkan oleh Bendahara Pengeluaran/ Bendahara Pengeluaran Pembantu
tentang ketentuan minimal penggunaan anggaran;
6
59. Otorisasi Keuangan adalah pemberian persetujuan usulan UP/GUP/TUP/LS untuk
keperluan belanja negara dalam pelaksanaan anggaran RM dan PNBP pada BLU
UNIB;
60. Verifikasi Dokumen Keuangan adalah serangkaian kegiatan pengujian kelengkapan
dan kebenaran SPM-UK untuk UP/GUP/TUP/LS yang diusulkan unit kerja oleh
Subbagian Monitoring dan Evaluasi Bagian Keuangan;
61. Bank Operasional adalah bank umum yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan selaku
BUN atau pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan pemindahbukuan sejumlah
uang dari Kas Negara ke rekening sebagaimana yang tercantum dalam SP2D.
62. Bagan Akun Standar yang selanjutnya disebut BAS adalan daftar perkiraan buku
besar meliputi kode dan uraian organisasi, fungsi dan sub fungsi, program, kegiatan,
output, bagian anggaran/unit organisasi eselon I/Satker dan kode perkiraan yang
ditetapkan dan disusun secara sistematis untuk memudahkan perencanaan,
pelaksanaan anggaran, serta pertanggungjawaban dan laporan keuangan pemerintah
pusat;
63. Arsip Data Komputer yang selanjutnya disingkat ADK adalah arsip data dalam
bentuk softcopy yang disimpan dalam media penyimpanan digital;
BAB II
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN
Pasal 2
Pejabat yang berperan dalam Penggunaan Anggaran meliputi:
1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
2. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM)
3. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar Unit Kerja (PPSPM-UK)
4. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
5. Kepala Biro Umum dan Sumber Daya
6. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
7. Kepala Bagian Keuangan
8. Kepala Sub Bagian Monitoring dan Evaluasi
9. Kepala Sub Bagian Perbendaharaan
10. Kepala Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan
11. Atasan Langsung Bendahara
12. Bendahara Penerimaan
13. Bendahara Pengeluaran
14. Bendahara Pengeluaran Pembantu
15. Pimpinan Unit Pengguna Anggaran
Pasal 3
Kuasa Pengguna Anggaran
(1) KPA dijabat oleh Rektor Universitas Bengkulu yang bertanggung jawab atas
pengelolaan anggaran BLU UNIB.
(2) Kuasa Pengguna Anggaran memiliki tugas:
a. Menyusun DIPA;
b. Mengesahkan RBA UNIB;
c. Menetapkan Pejabat Pengelola Keuangan yang terdiri atas :
7
d.
e.
f.
g.
1) PPK RM, PPK-UB dan PPK-UK;
2) PPSPM dan PPSPM-UK
3) Pejabat Penandatangan SP2D-BLU
4) Atasan Langsung Bendahara
5) BPP dan PPABP;
6) Pembantu BPP/PPABP
7) Anggota/Staf
Menetapkan panitia/pejabat pengadaan barang dan jasa;
Mengawasi pelaksanaan anggaran UNIB;
Mengevaluasi anggaran UNIB;
Mempertanggungjawabkan anggaran UNIB.
Pasal 4
Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar
(1) PPSPM dijabat oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya yang diberi kewenangan oleh
KPA untuk melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan menerbitkan Surat
Perintah Membayar
(2) Dalam realisasi anggaran yang bersumber dari dana rupiah murni (RM) PPSPM
mempunyai tugas:
a. Menguji kebenaran SPP beserta dokumen pendukung, yang meliputi:
1) Kelengkapan dokumen pendukung SPP.
2) Kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK.
3) Kebenaran pengisian format SPP.
4) Kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja Anggaran
Satker dengan menguji kesesuaian antara pembebanan kode mata anggaran
dan pengeluaran (akun 6 digit) dengan uraiannya.
5) Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/POK/Rencana Kerja
Anggaran Satker.
6) Kebenaran
formal
dokumen/surat
keputusan
yang
menjadi
persyaratan/kelengkapan pembayaran belanja pegawai.
7) Kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi persyaratan kelengkapan
sehubungan dengan pengadaan barang dan jasa.
8) Kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP sehubungan
dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan.
9) Kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban pembayaran di bidang
perpajakan dari pihak yang mempunyai hak tagih.
10) Kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak
yang mempunyai hak tagih kepada negara.
11) Kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam perjanjian/
kontrak.
b. Menolak dan mengembalikan SPP, apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk
dibayarkan.
c. Membebankan tagihan pada mata anggaran yang telah disediakan.
d. Menerbitkan SPM dengan melakukan:
1) Mencatat pagu, realisasi belanja, sisa pagu, dana UP/TUP, dan sisa dana
UP/TUP pada kartu pengawasan DIPA;
2) Menandatangani SPM; dan
3) Memasukkan Personal Identification Number (PIN) PPSPM sebagai tanda
tangan elektronik pada ADK SPP.
8
e. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen hak tagih.
f. Melaporkan pelaksanaan pengujian dan perintah pembayaran kepada KPA.
g. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan
pengujian dan perintah pembayaran.
(3) PPSPM mempunyai wewenang antara lain:
a. Menguji kebenaran, kelengkapan, dan keabsahan administrasi terhadap dokumen
hak tagih pembayaran yang menjadi dasar penerbitan SPM dan akibat yang timbul
dari pegujian yang dilakukannya.
b. Menguji ketepatan jangka waktu penerbitan dan penyampaian SPM kepada KPPN.
c. Menyampaikan laporan bulanan terkait pelaksanaan pengujian dan perintah
pembayaran yang paling sedikit memuat:
1) Jumlah SPP yang diterima;
2) Jumlah SPM yang diterbitkan; dan
3) Jumlah SPP yang tidak dapat diterbitkan SPM.
(4) Dalam pertanggungjawaban anggaran PPSPM bertugas menerbitkan SP3B BLU
untuk diusulkan kepada KPPN.
(5) Dalam melaksanakan tugas dan wewenang PPSPM dibantu oleh tim yang diangkat
khusus untuk itu.
Pasal 5
Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar Unit Kerja
(1) Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar Unit Kerja yang selanjutnya
disingkat PPSPM-UK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk
melakukan pengujian atas permintaan pembayaran dan penerbitan perintah membayar
anggaran yang bersumber dari PNBP unit kerja.
(2) PPSPM-UK dijabat oleh pimpinan unit kerja dan diangkat oleh KPA;
(3) Dalam realisasi anggaran PNBP PPSPM-UK mempunyai tugas antara lain:
a. Menguji kebenaran SPP UP/TUP/GUP/LS beserta dokumen pendukung yang
meliputi:
1) Kelengkapan dokumen pendukung SPP;
2) Kesesuaian penanda tangan SPP dengan spesimen tanda tangan PPK-UK;
3) Kebenaran pengisian format SPP;
4) Kesesuaian kode BAS pada SPP dengan DIPA//Rencana Kerja Anggaran dan
RBA Universitas Bengkulu dengan menguji kesesuaian antara pembebanan
kode mata anggaran pengeluaran dengan uraiannya;
5) Ketersediaan pagu sesuai BAS pada SPP dengan DIPA/Rencana Kerja
Anggaran dan RBA;
6) Kebenaran formal dokumen/surat keputusan yang menjadi persyaratan
kelengkapan pembayaran belanja pegawai;
7) Kebenaran formal dokumen/surat bukti yang menjadi persyaratan kelengkapan
sehubungan dengan pembayaran pengadaan barang dan jasa;
8) Kebenaran pihak yang berhak menerima pembayaran pada SPP sehubungan
dengan perjanjian/kontrak/surat keputusan;
9) Kebenaran perhitungan tagihan serta kewajiban di bidang perpajakan dari pihak
yang mempunyai hak tagih;
10) Kepastian telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada negara oleh pihak
yang mempunyai hak tagih kepada negara.
11) Kesesuaian prestasi pekerjaan dengan ketentuan pembayaran dalam perjanjian/
kontrak.
9
b. Menerbitkan SPM-UK dengan melakukan:
1) Mencatat pagu, realisasi belanja, sisa pagu, dana UP/TUP/LS, dan sisa dana
UP/TUP/LS pada kartu pengawas DIPA/RBA;
2) Menandatangani SPM-UK.
c. Menolak dan mengembalikan SPP apabila SPP tidak memenuhi persyaratan untuk
dibayarkan;
Pasal 6
Pejabat Pembuat Komitmen
(1) Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang
melaksanakan kewenangan KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang
dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN.
(2) PPK pada Universitas Bengkulu terdiri atas:
a. PPK kegiatan yang dibiayai dari sumber APBN Rupiah Murni, yang selanjutnya
disingkat PPK-RM, berkedudukan di tingkat Universitas;
b. PPK kegiatan yang dibiayai dari sumber anggaran PNBP BLU tingkat universitas,
yang selanjutnya disebut PPK-UB; dan
c. PPK kegiatan yang dibiayai dari sumber anggaran BLU tingkat unit kerja, yang
selanjutnya disebut PPK-UK;
(3) Dalam proses realisasi anggaran PPK memiliki tugas dan wewenang antara lain:
a. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dengan:
1) menyusun jadwal waktu pelaksanaan kegiatan termasuk rencana penarikan
dananya;
2) menyusun perhitungan kebutuhan UP/TUP sebagai dasar pembuatan SPPUP/TUP;dan
3) mengusulkan revisi POK/DIPA kepada KPA.
b. Menyusun rencana penarikan dana berdasarkan DIPA;
c. Menerbitkan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;
d. Membuat, menandatangani dan melaksanakan perjanjian/kontrak dengan Penyedia
Barang/Jasa;
e. Melaksanakan kegiatan swakelola;
f. Memberitahukan kepada Kuasa BUN atas perjanjian/kontrak yang dilakukannya;
g. Mengendalikan pelaksanaan perjanjian/kontrak;
h. Menguji dan menandatangani surat bukti mengenai hak tagih kepada Negara
melalui:
1) menguji kebenaran materil dengan keabsahan surat-surat bukti mengenai hak
tagih kepada negara berupa menguji syarat-syarat kebenaran dan keabsahan
jaminan uang muka, dan menguji tagihan uang muka berupa besaran uang
muka yang dapat dibayarkan sesuai ketentuan mengenai pengadan barang/ jasa
pemerintah;dan
2) menguji kebenaran dan keabsahan dokumen surat keputusan yang menjadi
persyaratan.
i. Membuat dan menandatangani SPP dengan menguji:
1) kelengkapan dokumen tagihan;
2) kebenaran perhitungan tagihan;
3) kebenaran data pihak yang berhak menerima pembayaran atas beban
DIPA/RBA;
10
(4)
(5)
(6)
(7)
4) kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana yang
tercantum dalam perjanjian/kontrak dengan barang/jasa yang diserahkan oleh
penyedia barang/jasa;
5) kesesuaian spesifikasi teknis dan volume barang/jasa sebagaimana tercantum
pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak;
6) kebenaran keabsahan serta akibat yang timbul dari penggunaan surat bukti
mengenai hak tagih kepada negara;dan
7) ketepatan jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang tercantum
pada dokumen serah terima barang/jasa dengan dokumen perjanjian/kontrak.
j. Melaporkan kepada KPA mengenai pelaksanaan kegiatan, penyelesaian kegiatan,
dan penyelesaian tagihan kepada negara;
k. Menyampaikan laporan bulanan kepada KPA terkait pelaksanaan tugas dan
wewenang yang paling sedikit memuat:
1) perjanjian/kontrak yang telah ditanda tangani;
2) tagihan yang belum dan telah disampaikan penyedia barang/jasa;
3) tagihan yang belum dan telah diterbitkan SPP-nya; dan
4) jangka waktu penyelesaian tagihan.
l. Menyerahkan hasil pekerjaan pelaksanaan kegiatan kepada KPA dengan Berita
Acara Penyerahan;
m. Menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan;dan
n. Menandatangani:
1) kwitansi/bukti pembayaran langsung atas nama KPA;
2) Daftar Rincian Permintaan Pembayaran atas nama KPA;
3) kwitansi bukti pembayaran UP atas nama KPA;
4) Surat Perintah Bayar atas nama KPA;
5) Daftar Pengeluaran Riil;
6) Surat Perjalanan Dinas;dan
7) Rincian Perjalanan Dinas.
o. Mengesahkan Surat Perjalanan Dinas.
p. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang berkaitan dengan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja Negara sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, yang meliputi:
1) Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
2) Memastikan telah terpenuhinya kewajiban pembayaran kepada Negara oleh
pihak yang mempunyai hak tagih kepada Negara;
3) Mengajukan permintaan pembayaran atas tagihan berdasarkan prestasi kegiatan;
4) Memastikan ketepatan jangka waktu penyelesaian tagihan kepada negara;
q. Menetapkan besaran uang muka yang akan dibayarkan kepada penyedia
barang/jasa untuk:
a) mobilisasi alat dan tenaga kerja;
b) pembayaran uang tanda jadi kepada pemasok barang/material; dan
c) persiapan teknis lain yang diperlukan bagi pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
Dalam melaksanakan tugas dan wewenang PPK dibantu oleh staf yang diangkat
khusus untuk itu.
PPK-UK pada fakultas dijabat oleh Wakil Dekan Bidang Sumber Daya;
PPK-UK pada Lembaga dijabat oleh Sekretaris Lembaga;
PPK-UK pada Biro, UPT, dan unit kerja lain dijabat oleh PPK-UB
11
(8) Pengadaan barang dan jasa dengan nilai di atas Rp 200.000.000 dilaksanakan oleh
PPK-UB;
(9) Pengadaan barang dan jasa dengan nilai di atas Rp 50.000.000 dilakukan oleh ULP;
Pasal 7
Kepala Biro Umum dan Sumber Daya
(1) Karo USD adalah pejabat UNIB yang mempunyai tugas melaksanakan urusan
ketatausahaan, keuangan, hukum, ketatalaksanaan, hubungan masyarakat,
kepegawaian, kerumahtanggaan, dan barang milik negara.
(2) Memverifikasi akhir SPM UP/TUP/GUP/LS Rupiah Murni (RM) yang telah
diverifikasi oleh Kepala Bagian Keuangan dengan membubuhkan paraf pada lembar
SPM yang ditandatangani oleh PPSPM.
Pasal 8
Pejabat Penandatangan Surat Perintah Pencairan Dana
Badan Layanan Umum
(1) Pejabat Penandatangan Surat Perintah Pencairan Dana Badan Layan Umum yang
selanjutnya disingkat PPSP2D-BLU adalah pejabat yang ditunjuk oleh KPA untuk
mencairkan dana
(2) Dalam proses realisasi anggaran, PPSP2D-BLU memiliki tugas:
a. Melakukan pengujian kebenaran SP2D-BLU dan dokumen pendukung lainnya;
b. Melakukan pengujian kebenaran penerima dana, NPWP, nama bank, dan nomor
rekening penerima SP2D-BLU;
(3) Menandatangani SP2D-BLU atas nama KPA.
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tercantum pada ayat (2) PPSP2D-BLU
dibantu oleh staf yang diangkat khusus untuk itu.
Pasal 9
Kepala Bagian Keuangan
(1) Kepala Bagian Keuangan UNIB yang selanjutnya disebut Kabag Keuangan adalah
pejabat pada Biro USD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan.
(2) Dalam proses realisasi anggaran, Kabag Keuangan memiliki tugas:
a. Memverifikasi SPBD dan membubuhkan tanda tangan pada lembar SPBD setelah
diparaf oleh Kasubbag Perbendaharaan atau pejabat yag ditunjuk
b. Memverifikasi SP2B dengan membubuhkan tanda tangan pada lembar SP2B
setelah diparaf oleh Kasubbag Perbendaharaan atau pejabat yag ditunjuk
c. Memverifikasi SP2D-BLU dengan membubuhkan paraf pada lembar SP2D-BLU
yang akan ditandatangani oleh Pejabat Penandatangan SP2D-BLU.
Pasal 10
Kepala Subbagian Monitoring dan Evaluasi Anggaran
(1) Kepala Subbagian Monitoring dan Evaluasi Anggaran yang selanjutnya disebut
Kasubbag Monev adalah pejabat di Bagian Keuangan UNIB yang mempunyai tugas
melaksanakan monitoring dan evaluasi anggaran;
(2) Dalam proses realisasi anggaran Kasubbag Monev memiliki tugas:
12
a. Memverifikasi SPM-UK UP/GUP/TUP/LS yang meliputi kegiatan mengecek dana
dan saldo pemakaian, mencocokan dengan MAK/Akun, memeriksa ulang nilai
SPM-UK UP/GUP/TUP/LS, dan membuat check list penerimaan berkas.
b. Menyampaikan dokumen UP/TUP/GUP/LS yang telah diverifikasi kepada kabag
keuangan untuk diotorisasi.
Pasal 11
Kepala Subbagian Perbendaharaan
(1) Kepala Subbagian Perbendaharaan yang selanjutnya disebut Kasubbag
Perbendaharaan adalah pejabat pada Bagian Keuangan UNIB yang mempunyai tugas
melakukan urusan penerimaan, penyimpanan, pembayaran, dan pertanggungjawaban
anggaran;
(2) Dalam proses realisasi anggaran, Kasubbag Perbendaharaan memiliki tugas:
a. Memberikan persetujuan dan menandatangani SP2BD
b. Menandatangani SPBD dan meneruskan kepada Kabag. Keuangan
c. Memverifikasi SP2D-BLU dengan membubuhkan paraf pada lembar SP2D-BLU
yang akan ditandatangani oleh Kepala Biro Umum dan Sumber Daya
d. Mempertanggungjawabkan semua pengeluaran anggaran sesuai peraturan yang
berlaku
e. Menyimpan dokumen keuangan yang telah dilakukan pembayarannya.
f. Membubuhkan paraf pada dokumen SPM UP/TUP/GUP/LS
yang telah
diverifikasi oleh Kasubag Monev dan mendisposisikan ke Bendahara Pengeluaran
Pasal 12
Kepala Subbagian Akuntansi dan Pelaporan
(1) Subbagian Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan pengelolaan sistem
akuntansi dan pelaporan keuangan
(2) Dalam proses realisasi anggaran, Kasubbag Akuntansi dan Pelaporan memiliki tugas:
a. Melakukan verifikasi nilai SPTB yang disampaikan Subbag Monitoring dengan
data yang ada pada aplikasi SAK
b. Melakukan Rekonsiliasi dengan Bendahara Penerimaan, Bendahara Pengeluaran
dan BPP
c. Memasukkan (entry) dokumen yang diterima dari Subbag Monev (SPP, SPM,
rekening koran), dari bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran (SP2BD,
SPBD, SP2D BLU, SP2D RM, SP3B, SP2B, SSP, SSBP dan SSPB) dan dari unit
pengusul (SPTB dan dokumen pendukung) ke program SAI dan SAK untuk
menghasilkan laporan keuangan.
Pasal 13
Atasan Langsung Bendahara
(1) Atasan Langsung Bendahara adalah pejabat yang ditunjuk oleh KPA untuk
melakukan tindakan yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran anggaran belanja
(2) melakukan pemeriksaan kas sekurang-kurangnya satu kali setiap bulan.
(3) Atasan Langsung Bendahara membuat berita acara hasil pemeriksaan kas
(4) Mengawasi pelaksanaan anggaran
13
Pasal 14
Bendahara Penerimaan
(1) Bendahara Penerimaan adalah pejabat yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
menyetorkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan BLU
dalam rangka pelaksanaan APBN pada Universitas Bengkulu.
(2) Bendahara Penerimaan mempunyai tugas:
a. Membukukan semua transaksi penerimaan dana sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan menutup buku setiap akhir bulan;
b. Membuat laporan penerimaan dana RM dan PNBP;
c. Memverifikasi Maksimal Pencairan Dana (MP) dari unit pengguna dengan
ketersediaan dana unit pengguna;
d. Menyampaikan laporan penerimaan dana yang sudah direkonsiliasi kepada KPA
dengan tembusan kepada Kasubbag Akuntansi dan Pelaporan;
(3) Dalam proses realisasi anggaran, bendahara penerimaan bertugas untuk menyiapkan
dan menandatangani Surat Pemindahbukuan Dana (SPBD) berdasarkan Surat
Permintaan Pemindahbukuan Dana (SP2BD) yang diterima dari Bendahara
Pengeluaran.
Pasal 15
Bendahara Pengeluaran
(1) Bendahara Pengeluaran adalah pejabat yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan
belanja BLU dalam rangka pelaksanaan anggaran pada BLU Universitas Bengkulu.
(2) Dalam proses realisasi anggaran, Bendahara Pengeluaran bertugas untuk:
a. Melakukan pengujian dan pembayaran berdasarkan persetujuan PPK;
b. Meneliti kelengkapan persetujuan pembayaran yang diterbitkan oleh PPK;
c. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang meliputi pihak yang ditunjuk untuk
menerima pembayaran, dan menguji ketersediaan dana yang bersangkutan;
d. Memeriksa kesesuaian pencapaian keluaran antara spesifikasi teknis yang
disebutkan dalam penerimaan barang/jasa dan spesifikasi teknis yang disebutkan
dalam dokumen perjanjian/kontrak;
e. Memeriksa dan menguji ketepatan penggunaan kode mata anggaran pengeluaran;
f. Melakukan pemeriksaan ulang semua kelengkapan dokumen sebelum melakukan
pembayaran;
g. Menandatangani bukti transfer, Bilyet Giro, dan cek tunai;
h. Menerima SPBD dari Bendahara Penerimaan;
i. Membuat Surat Permintaan Pemindahbukuan Dana (SP2BD) dari Rekening
Bendahara Penerimaan ke Bendahara Pengeluaran setelah berkoordinasi dengan
bendahara penerimaan mengenai ketersediaan dana;
j. Menyiapkan SP2D-BLU untuk pemindahbukuan dana ke rekening unit;
k. Menyampaikan SP2D-BLU kepada Kabag Keuangan untuk diberi paraf;
l. Menyampaikan SP2D-BLU kepada Karo USD untuk ditandatangani.
m. Menyerahkan SP2D-BLU yang telah ditandatangani oleh Karo USD beserta bukti
transfer kepada BPP Unit kerja.
n. Menyerahkan SP2D-BLU yang telah ditandatangani oleh Karo USD beserta bukti
transfer ke unit akuntansi.
o. Menyampaikan laporan penggunaan dana yang sudah direkonsiliasi kepada KPA
dengan tembusan kepada Kasubbag Akuntansi dan Pelaporan;
14
Pasal 16
Bendahara Pengeluaran Pembantu
(1) Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disingkat BPP adalah pegawai
yang ditunjuk untuk membantu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan
pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu;
(2) Dalam proses realisasi anggaran, BPP bertugas untuk:
a. Menerima dan menyimpan UP;
b. Melakukan pengujian dan pembayaran atas tagihan yang dananya bersumber dari
UP;
c. Melakukan pembayaran yang dananya bersumber dari UP berdasarkan perintah
PPK;
d. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk
dibayarkan;
e. Melakukan pemotongan/pemungutan dari pembayaran yang dilakukannya atas
kewajiban kepada negara;
f. Menyetorkan pemotongan/pemungutan kewajiban kepada negara ke kas negara;
g. Menatausahakan transaksi UP:
h. Menyelenggarakan pembukuan transaksi UP dan seluruh penerimaan dan
pengeluaran meliputi seluruh transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja
BLU yang menjadi tanggungjawabnya;
i. Menandatangani bukti-bukti pengeluaran yang menjadi tanggungjawabnya;
j. Mengelola rekening tempat menyimpan UP;
k. Menyampaikan LPJ kepada Bendahara Pengeluaran.
l. Memasukkan (entry/input) data SPTB ke dalam aplikasi Sistem Akuntansi
Keuangan (SAK);
m. Menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh penerimaan dan pengeluaran
meliputi seluruh transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran belanja BLU yang
menjadi tanggungjawabnya;
n. Memeriksa dan menguji ketepatan penggunaan kode mata anggaran pengeluaran;
o. Mengadministrasikan dokumen SPP, SPM-UK, MP, dan dokumen
kelengkapannya;
p. Melakukan koordinasi dengan Bendahara Pengeluaran;
q. Mengarsipkan SP2D-BLU.
Pasal 17
Pimpinan Unit Pengguna Anggaran
(1) Pimpinan Unit Pengguna Anggaran adalah pimpinan unit kerja yang bertanggung
jawab atas pengelolaan anggaran unit kerja pada BLU UNIB yang terdiri atas:
a. Dekan Fakultas
b. Ketua Lembaga
c. Kepala Biro
d. Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT)
e. Pimpinan unit lain yang ditentukan oleh Rektor.
(2) Dalam proses realisasi anggaran pimpinan unit mengajukan dokumen permohonan
UP/TUP/GUP/LS dalam bentuk SPP.
(3) Pimpinan unit menandatangani surat pengantar SPP-UP/TUP/GUP/LS yang telah
disiapkan oleh Kepala Bagian/Subbagian Unit.
15
(4) Dalam proses pembayaran dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran, pimpinan
unit bertugas untuk menandatangani Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
(SPTB) yang telah dibuat oleh Kepala Bagian/Subbagian unit.
(5) Dalam pertanggungjawaban penggunaan anggaran pimpinan unit pengguna anggaran
bertanggung jawab untuk:
a. Menjamin bahwa semua pengeluaran dan pertanggungjawaban anggaran sudah
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Menyimpan kwitansi dan bukti pembayaran lainnya (SPJ) asli beserta data
pendukung lainnya di unit pengguna anggaran.
c. Memasukkan seluruh data (100%) pertanggungjawaban belanja ke dalam Sistem
Akuntansi Keuangan (SAK) secara on-line.
d. Menyerahkan Surat Pernyataan Tanggungjawab Belanja (SPTB) kepada Bagian
Keuangan UNIB sebagai bahan pembukuan dan laporan penggunaan anggaran.
e. Membuat Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) atas semua
pengeluaran keuangan Negara.
BAB III
PROSEDUR PEMBAYARAN ANGGARAN PNBP
Pasal 18
Usulan Pembayaran Anggaran di Tingkat Unit
(1) PPK-UK mengusulkan SPP UP/GUP/TUP/LS kepada PPSPM-UK
(2) Format usulan SPP UP/GUP/TUP/LS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) seperti
pada lampiran 1a Peraturan Rektor ini;
(3) Ketentuan Pengajuan SPP-UP adalah:
a. Jumlah maksimum UP yang dapat diusulkan adalah:
1) Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk pagu RBA sampai dengan Rp
900.000.000 (sembilan ratus juta rupiah);
2) Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah) untuk pagu RBA di atas Rp 900.000.000
(sembilan ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 2.400.000.000 (dua miliar
empat ratus juta rupiah);
3) Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk pagu RBA di atas Rp
2.400.000.000 (dua miliar empat ratus juta rupiah) sampai dengan Rp
6.000.000.000 (enam miliar rupiah);
4) Rp 500.000.000 (lima ratus juta rupiah) untuk pagu RBA di atas Rp
6.000.000.000 (enam miliar rupiah).
b. PPK-UK mengusulkan Surat Permohonan kepada PPSPM-UK untuk penerbitan
SPM-UK, dengan form lampiran 1 dan dilampiri dokumen sebagai berikut:
1) SPP UP (Uang Persediaan) dibuat sebagaimana form lampiran 2
2) Daftar Rincian Rencana Penggunaan (DRRP) UP / TUP sebagaimana form
lampiran 3
3) Surat Pernyataan dari PPK/PPK-UK yang menyatakan bahwa Uang
Persediaan tersebut tidak untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang
menurut ketentuan harus dengan LS sebagaimana form lampiran 4.
16
(4) Ketentuan Pengusulan SPP-GUP adalah:
a) SPTB minimal 50% (lima puluh persen) dari UP yang sudah diterima
sebagaimana form lampiran 6
b) PPK-UK mengusulkan Surat Permohonan kepada PPSPM-UK untuk penerbitan
SPM-UK, sebagaimana form lampiran 1 dan dilampiri dokumen sebagai berikut:
1) SPTB UP
2) Rekapitulasi Pajak sebagaimana form lampiran 7
3) Surat Pertanggung Jawaban Mutlak (SPTJM) sebagaimana form lampiran 9
(5) Ketentuan Pengusulan SPP-TUP adalah:
a) Sisa UP pada BPP tidak cukup tersedia untuk membiayai kegiatan yang sifatnya
mendesak/tidak dapat ditunda
b) PPK-UK mengusulkan Surat Permohonan kepada PPSPM-UK untuk penerbitan
SPM-UK sebagaimana form lampiran 1 dan dilampiri dokumen sebagai berikut:
1) Daftar Rincian Rencana Penggunaan dana Tambahan Uang Persediaan dari
PPK-UK.
2) Surat Pernyataan dari PPK-UK yang menyatakan bahwa:
(a) Dana TUP tersebut akan digunakan untuk keperluan mendesak dan akan
habis digunakan dalam waktu satu bulan terhitung sejak tanggal
diterbitkan SP2D-BLU;
(b) Apabila terdapat sisa dana TUP, harus disetorkan ke rekening Universitas
(Bendahara Pengeluaran);
(c) Tidak untuk membiayai pengeluaran yang seharusnya dibayarkan secara
langsung.
Sebagaimana form lampiran 5
3) Rekening Koran yang menunjukkan saldo terakhir Rp 0 (nol rupiah), kecuali
dana yang berasal dari selain UP.
(6) Ketentuan pengusulan SPP TUP NIHIL sebagai berikut:
a) TUP yang sudah diterima harus dipertanggungjawabkan paling lambat 1 bulan
sejak SP2D-BLU diterbitkan
b) PPK-UK mengusulkan Surat Permohonan kepada PPSPM-UK untuk penerbitan
SPM-UK, sebagai berikut:
1)
SPTB
2)
Bukti Setoran Ke Bendahara jika dananya tidak habis dibelanjakan
3)
SPTJM
(7) Ketentuan pengusulan SPP-LS untuk pembayaran gaji, lembur, dan honor/vakasi
sebagai berikut:
a) SPP-LS Pembayaran Gaji pegawai NON-PNS dilengkapi dengan SK
Pengangkatan atau surat perjanjian kerja dan daftar gaji
b) SPP-LS Pembayaran Lembur PNS dilengkapi dengan daftar pembayaran
perhitungan lembur yang ditandatangani oleh PPK dan BPP yang bersangkutan,
surat perintah kerja lembur, daftar hadir kerja, daftar hadir lembur, SPTJM, dan
SSP PPh Pasal 21.
c) SPP-LS Pembayaran Honor kegiatan dilengkapi dengan surat keputusan tentang
pemberian honor, daftar pembayaran perhitungan honor yang ditandatangani oleh
PPK dan BPP yang bersangkutan, SPTJM, dan SSP PPh Pasal 21.
17
(8) Ketentuan pengusulan SPP- LS non belanja pegawai sebagai berikut:
a. Untuk pengadaan barang dan jasa dengan nilai Rp 50.000.000 sampai dengan Rp
200.000.000 PPK-UK mengusulkan Surat Permohonan kepada PPSPM-UK
untuk penerbitan SPM-UK (lampiran 1) dan dilampiri dokumen sebagai berikut:
1) Kontrak/SPK/SP
2) Nomor rekening dan NPWP rekanan;
3) Surat Pernyataan PPK mengenai penetapan rekanan;
4) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
5) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;
6) Berita Acara Pembayaran;
7) Ringkasan Kontrak
8) Kuitansi yang disetujui oleh PPK atau pejabat yang ditunjuk
9) Faktur pajak beserta SSP yang telah ditandatangani Wajib Pajak;
10) Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank atau
lembaga keuangan non bank;
11) Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari pinjaman/hibah luar negeri;
b. Untuk pengadaan barang dan jasa dengan nilai di atas Rp 200.000.000 diatur
sebagai berikut:
1) Pimpinan unit kerja mengusulkan Surat Permohonan kepada PPK-UB untuk
memroses pengadaan barang dan jasa dengan dilampiri jumlah/volume dan
spesifikasi barang dan jasa serta foto copy RBA form 32.
2) PPK-UB mengusulkan surat permohonan sebagaimana form lampiran 1
kepada PPSPM Universitas untuk penerbitan SPM LS dilampiri dengan:
(a) Kontrak/SPK/SP
(b) Nomor rekening dan NPWP rekanan;
(c) Surat Pernyataan PPK mengenai penetapan rekanan;
(d) Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
(e) Berita Acara Serah Terima Pekerjaan;
(f) Berita Acara Pembayaran;
(g) Ringkasan Kontrak
(h) Kuitansi yang disetujui oleh PPK atau pejabat yang ditunjuk
(i) Faktur pajak beserta SSP yang telah ditandatangani Wajib Pajak;
(j) Jaminan Bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh bank atau
lembaga keuangan non bank;
(k) Dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak-kontrak yang dananya
sebagian atau seluruhnya bersumber dari pinjaman/hibah luar negeri;
(9) Ketentuan pengusulan SPP- LS Pembayaran Biaya Langganan Daya dan Jasa
(Listrik, Telepon dan Air) sebagai berikut:
a. PPK-UK mengusulkan Surat Permohonan kepada PPSPM-UK untuk penerbitan
SPM-UK dengan form lampiran 1 dan dilampiri dokumen sebagai berikut:
1) Bukti tagihan daya dan jasa;
2) Nomor Rekening Pihak Ketiga (PT PLN, PT Telkom, PDAM dll);
b. Dalam hal pembayaran Langganan Daya dan Jasa belum dapat dilakukan secara
langsung, unit yang bersangkutan dapat melakukan pembayaran dengan UP.
Tunggakan langganan daya dan jasa tahun anggaran sebelumnya dapat
dibayarkan oleh unit sepanjang dananya tersedia dalam RBA.
c. Pengusulan SPP- LS Pembayaran Belanja Perjalanan Dinas dilakukan dengan
cara PPK-UK mengusulkan Surat Permohonan kepada PPSPM-UK untuk
18
penerbitan SPM-UK sebagaimana form lampiran 1 dan dilampiri dengan daftar
nominatif pejabat yang akan melakukan perjalanan dinas, yang berisi antara lain:
informasi mengenai data pejabat (Nama, NIP, Pangkat/golongan), tujuan, tanggal
keberangkatan, lama perjalanan dinas, dan biaya yang diperlukan untuk masingmasing pejabat.
(10) BPP menyiapkan SPM-UK UP/GUP/TUP/LS sebagaimana form Lampiran 10
untuk ditandatangani PPSPM-UK yang dilampiri dengan semua dokumen
persyaratan SPP UP/GUP/TUP/LS;
(11) PPSPM-UK menguji dan menandatangani SPM-UK UP/GUP/TUP/LS;
(12) PPSM-UK menyampaikan SPM-UK UP/TUP/GUP/LS yang telah ditandatangani
kepada KPA melalui Bagian Keuangan Universitas dengan dilampiri :
a. Surat Pengantar SPM sebagaimana form lampiran 1a
b. Semua Dokumen SPP dan lampirannya
c. Cetakan/Print Out hasil entry data Aplikasi SAK
d. Rekening Koran UP/GU/TUP/LS sampai dengan usulan berikutnya
e. Salinan Setoran Pengembalian Belanja
f. Laporan pendapatan sewa atau lainnya
g. Laporan dana hibah /kerjasama jika ada
h. LPJ BPP bulan sebelumnya
Pasal 19
Prosedur Pembayaran Anggaran di Tingkat Universitas
(1) Petugas Verifikasi Bagian Keuangan Universitas setelah menerima SPM-UK
UP/GUP/TUP/LS dari PPSPM-UK memeriksa kesesuaian:
a. Dokumen SPM-UK beserta lampirannya dengan persyaratan sebagaimana diatur
pada pasal 19 ayat 11
b. Ketersediaan akun dan pagu anggaran dalam RBA yang telah disahkan oleh
Rektor.
(2) Setelah tahap pemeriksaan sebagaimana ayat (1) BPP dengan petugas Bagian
Keuangan melakukan rekonsiliasi yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara
Rekonsiliasi sebagaimana form lampiran 8
(3) Tahap verifikasi dan rekonsiliasi sebagaimana ayat (1) dan (2) diselesaikan dalam
waktu paling lama 5 jam
(4) SPM-UK UP/GUP/TUP/LS yang tidak sesuai dengan ketentuan pada ayat (1) dan (2)
dikembalikan kepada unit kerja pengusul untuk diperbaiki.
(5) Perbaikan SPM-UK UP/GUP/TUP/LS dilakukan oleh unit pengusul paling lambat 3
(tiga) hari kerja sejak SPM-UK UP/GUP/TUP/LS diterbitkan.
(6) Apabila waktu perbaikan SPM-UK UP/GUP/TUP/LS yang dikembalikan pada unit
pengusul melewati batas waktu 3 (tiga) hari kerja, maka SPM-UK UP/GUP/TUP/LS
harus diajukan kembali dengan nomor dan tanggal SPM-UK UP/GUP/TUP/LS yang
baru.
(7) Kasubbag Akuntansi dan Pelaporan menyerahkan SPM-UK UP/GUP/TUP/LS yang
sudah sesuai dengan ketentuan pada ayat (1) dan (2) disampaikan kepada Kabag
Keuangan untuk didisposisikan
19
(8) Kabag. Keuangan mendisposisikan SPM-UK UP/GUP/TUP/LS yang sudah sesuai
dengan ketentuan pada ayat (1) dan (2) kepada Kasubbag Perbendaharaan untuk
didisposisikan
(9) Kasubbag Perbendaharaan mendisposisikan SPM-UK UP/GUP/TUP/LS yang sudah
sesuai dengan ketentuan pada ayat (1) dan (2) Bendahara Pengeluaran untuk diproses
pembayaran
(10) Tahapan sebagimana ayat (7) sampai (9) dalam waktu paling lama 1 jam
(11) Berdasarkan SPM-UK UP/ GUP/TUP/LS, Bendahara Pengeluaran mengajukan
kepada Bendahara Penerimaan Surat Permintaan Pemindahbukuan (SP2BD) yang
telah ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran dan disetujui oleh Kabag Keuangan
atau Pejabat yang ditunjuk sebagaimana form lampiran 11
(12) Bendahara Penerimaan setelah menerima Surat Permintaan Pemindahbukuan
(SP2BD) menerbitkan Surat Pemindahbukuan Dana (SPBD) kepada Bank mitra
Universitas yang ditandatangani oleh Bendahara Penerimaan dan disetujui oleh
Kasubbag Perbendaharaan dan diketahui oleh Kabag Keuangan atau Pejabat yang
ditunjuk sebagaimana form lampiran 12
(13) Bendahara Pengeluaran menyiapkan SP2D-BLU UP/GUP/TUP/LS berdasarkan SPMUK UP/GUP/TUP/LS untuk diperiksa dan diparaf oleh Kasubbag Perbendaharaan
dan Kabag Keuangan, serta diusulkan kepada Pejabat Penanda Tangan SP2D-BLU
sebagaimana form lampiran 13
(14) Pejabat Penanda Tangan SP2D-BLU menguji dan menandatangani SP2D-BLU
UP/GUP/TUP/LS.
(15) Penerbitan SP2D-BLU UP/GUP/TUP/LS dilakukan paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah SPM-UK UP/GUP/TUP/LS disetujui.
(16) Berdasarkan SP2D-BLU UP/GUP/TUP/LS yang telah ditandatangani Pejabat
Penanda Tangan SP2D-BLU, Bendahara Pengeluaran memindahbukukan dana ke
rekening unit kerja paling lama 1 (satu) hari kerja.
(17) Bendahara Pengeluaran menyampaikan satu salinan SP2D-BLU UP/GUP/TUP/LS
masing-masing kepada (a) Unit Kerja Pengusul, (b) Subbag Akuntansi dan Pelaporan
beserta dokumen pendukung, sedangkan dokumen asli disimpan oleh Bendahara
Pengeluaran.
Pasal 20
Prosedur Pembayaran di Tingkat Unit Kerja
(1) Pimpinan Unit Kerja menerima SP2D-BLU UP/GUP/TUP/LS dari Bendahara
Pengeluaran Universitas.
(2) Pimpinan Unit Kerja mendisposisikan kepada BPP Unit Kerja untuk memastikan dana
sudah masuk di rekening unit kerja.
(3) Jika dana sebagimana dimaksud ayat (2) BPP Unit kerja mengusulkan rincian daftar
belanja kepada PPK-UK berdasarkan usulan dari unit kerja internal.
(4) PPK-UK menerbitkan SPBy UP/GUP/TUP/LS sesuai dengan rincian daftar belanja
yang diusulkan oleh BPP sebanyak 2 (dua) rangkap, asli untuk BPP dan salinan untuk
penerima dana. (lampiran 14)
(5) BPP Unit membayarkan dana sesuai dengan SPBy paling lambat 2 (dua) hari kerja
setelah tanggal penerbitan SPBy.
(6) BPP Unit Kerja memungut/memotong, menyetorkan, dan melaporkan pajak sesuai
dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
20
(7) Pelaksana kegiatan menyerahkan pertanggungjawaban keuangan kepada BPP Unit
Kerja:
a. Untuk dana yang bersumber dari UP/GUP paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah dana diterima dari BPP.
b. Untuk dana yang bersumber dari TUP paling lambat 14 (empat belas) hari kerja
setelah dana diterima dari BPP.
c. Untuk dana yang bersumber dari LS bendahara paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah dana diterima dari BPP.
(8) Petugas yang dibentuk PPK-UK memverifikasi pertanggungjawaban keuangan
UP/GUP/TUP/LS dari pelaksana kegiatan untuk menjamin kesesuaian dengan:
a. RBA
b. Peraturan tentang keuangan yang berlaku
c. Peraturan perpajakan
BAB IV
PROSEDUR PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN KEUANGAN
Pasal 21
Pertanggungjawaban dan Pelaporan Keuangan pada Tingkat Unit Kerja
(1) BPP wajib membukukan seluruh penerimaan dan pengeluaran kas.
(2) BPP membuat pembukuan yang meliputi:
a. Buku Kas Umum (BKU) sebagaimana form lampiran 15 dan form lampiran 15a
b. Buku Pembantu sesuai kebutuhan unit kerja masing-masing, sebagaimana form
lampiran 16
c. Buku Pajak sesuai sebagaimana form lampiran 17
d. Buku Pengawasan Anggaran Belanja sebagaimana form lampiran 18
e. Buku Register Cek sebagaimana form lampiran 19
f. Semua jenis buku sebagaimana dimaksud ayat (2) dibuat secara terkomputerisasi.
(3) BPP melengkapi dokumen pendukung pembukuan kas yang terdiri atas:
a. SP2D
b. Rekening Koran
c. Cek
d. Kwitansi Pengeluaran
e. Bukti SSP
(4) BPP wajib menatausahakan dan menyimpan dokumen pendukung pembukuan kas
sebagaimana dimaksud ayat (3).
(5) BPP unit wajib:
a. Mencetak BKU dan buku-buku pembantu setiap bulan.
b. Menatausahakan hasil cetakan buku sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a yang
telah ditandatangani oleh BPP dan PPK-UK.
c. Memelihara database pembukuan.
(6) PPK-UK dan Atasan Langsung BPP melakukan pemeriksaan kas sekurang-kurangnya
satu kali setiap bulan.
(7) Atasan Langsung BPP membuat berita acara hasil pemeriksaan kas sebagaimana
dimaksud ayat (6) dengan menggunakan lampiran 20 dan menyampaikan satu
berkas salinannya kepada Pimpinan Unit Kerja.
21
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
BPP menyusun LPJ atas uang yang dikelolanya setiap bulan (paling lambat tanggal
7 bulan berikutnya) dengan menggunakan lampiran 21 dan menyerahkan kepada
PPK-UK untuk mendapat persetujuan.
BPP menyiapkan SPTB yang harus sesuai dengan rincian kegiatan dan anggaran
dalam
RBA
untuk
ditandatangani
oleh
PPK-UK
setelah
dana
dipertanggungjawabkan oleh pelaksana kegiatan.
BPP Unit Kerja menyiapkan dan menyampaikan SPTJM, DRPP, SPTB, SPP dan
SPM-UK TUP/GUP/LS kepada PPK-UK/PPK-UB.
BPP Unit Kerja menyampaikan salinan dokumen SPTB dan DRPP kepada petugas
operator entry data SAK untuk pelaporan realisasi belanja di unit kerja.
Operator pelaporan unit kerja melakukan entry data ke dalam aplikasi Laporan
Keuangan SAK berdasarkan bukti pembukuan (bukti kas masuk dan kas
keluar/voucher).
PPK-UK menyampaikan SPTB, SPP, SPM-UK yang sudah disahkan oleh PPK-UK
kepada KPA dengan dilampiri:
a. Bukti cetakan hasil entry data dalam aplikasi laporan keuangan (SAK).
b. Salinan Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB)
BPP Unit Kerja menatausahakan dan menyimpan bukti-bukti pertanggungjawaban
belanja (SPJ) unit kerja dan dokumen pendukungnya.
Pasal 22
Pertanggungjawaban dan Pelaporan Keuangan pada
Tingkat Universitas
(1) Bendahara Pengeluaran Universitas wajib membukukan seluruh penerimaan dan
pengeluaran kas yang terdiri atas:
a. Buku Kas Umum (BKU)
b. Buku Pembantu
c. Buku Pajak
d. Buku Pembantu Pengawasan Anggaran
e. Buku Pembantu Register Cek
(2) Semua jenis buku sebagaimana dimaksud ayat (1) dibuat secara terkomputerisasi
(3) Bendahara Pengeluaran melengkapi dokumen pendukung untuk pembukuan kas yang
terdiri atas:
a. SP2D
b. SP3B
c. Rekening Koran (Administrasi bank, Jasa Giro/tabungan, PPh23 )
d. Cek
e. Kwitansi Pengeluaran
f. Bukti SSP
(4) Bendahara Pengeluaran menerima dokumen SPTB, SPP, SPM GUP/TUP/LS unit
kerja beserta lampiran yang telah disahkan oleh PPK-UB/PPK-UK atas nama KPA.
(5) Bendahara Pengeluaran mengajukan SPM pengesahan pendapatan dan belanja ke
KPPN.
(6) Bendahara Pengeluaran menyampaikan salinan dokumen pendukung sebagaimana
dimaksud ayat (3) kepada Subbagian Akuntansi dan Pelaporan untuk dimasukkan ke
dalam program aplikasi SAP.
(7) Bendahara Pengeluaran wajib:
a. Mencetak BKU dan buku-buku pembantu setiap bulan.
22
b. Menatausahakan hasil cetakan buku sebagaimana dimaksud ayat (6) huruf a yang
telah ditandatangani oleh BPP dan KPA atau pejabat yang ditunjuk.
c. Memelihara database pembukuan.
(8) Kasubbag Perbendaharaan melakukan pemeriksaan kas sekurang-kurangnya 1 (satu)
kali setiap bulan sesuai dengan lampiran 22.
(9) Kasubbag Perbendaharaan menyampaikan berita acara hasil pemeriksaan kas
sebagaimana dimaksud ayat (8) kepada KPA dan Subbagian Akuntasi dan
Pelaporan.
(10) Bendahara Pengeluaran menatausahakan dan menyimpan dokumen pendukung
pembukuan kas sebagaimana dimaksud ayat (3).
(11) Bendahara Pengeluaran menyusun LPJ atas uang yang dikelolanya setiap bulan dan
menyerahkan kepada KPA atau Pejabat yang ditunjuk untuk mendapat persetujuan
dan disampaikan ke KPPN.
(12) Bendahara Pengeluaran melakukan entry data ke dalam aplikasi
pertanggungjawaban bendahara dan disampaikan ke KPPN setiap bulan (selambatlambatnya tanggal 10 kalender).
(13) Bendahara Pengeluaran menatausahakan dan menyimpan dokumen pendukung bukti
pembukuan kas.
(14) Kasubbag. Perbendaharaan wajib menyampaikan kepada Kasubbag. Akuntansi dan
Pelaporan dokumen-dokumen sebagai berikut:
a. SPM-UK
b. SP2D-BLU
c. SP3B
d. SPBD
e. SPTB
f. SSBP/SSPB
g. LPJ Bendahara
h. Laporan pendapatan Jasa Giro
i. Rekening Koran
j. Laporan Dana Kelolaan
k. Laporan Dana Kerjasama/Hibah
Pasal 23
Pertanggungjawaban dan Pelaporan Bendahara Penerimaan
(1) Bendahara Penerimaan wajib membukukan dan menatausahakan penerimaan dan
pengeluaran kas yang dilengkapi dengan dokumen pendukung yang terdiri atas:
a. Buku Bank
b. SP2BD
c. SPBD
d. Buku Cek
e. Rekening Koran
f. Hasil rekonsiliasi antara data mahasiswa dan penerimaan kas
g. Hasil rekonsiliasi bank.
h. Dokumen Kontrak/ MoU terkait dana hibah dan kerjasama.
(2) Bendahara Penerimaan wajib membuat laporan penerimaan Universitas yang
bersumber dari layanan pendidikan maupun non pendidikan sebagaimana form
lampiran 23 dan 23a
23
(3) Bendahara Penerimaan wajib membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ)
penerimaan universitas yang disampaikan ke KPA dan KPPN (selambat-lambatnya
tanggal 10 kalender).
(4) Bendahara Penerimaan menyiapkan data realisasi pendapatan sebagai dasar penerbitan
SPM pengesahan pendapatan.
(6) Kabag Keuangan melakukan pemeriksaan kas penerimaan sekurang-kurangnya 1
(satu) kali setiap bulan.
(7) Kabag Keuangan menyampaikan berita acara hasil pemeriksaan kas sebagaimana
dimaksud ayat (6) kepada KPA dan Kasubbag Akuntasi dan Pelaporan.
(8) Bendahara Penerimaan menyampaikan salinan dokumen laporan pendapatan, SPM
Pengesahan Pendapatan dan Belanja, SP3B, dan SPBD kepada Subbagian Akuntansi
dan Pelaporan.
Pasal 24
Penyusunan Laporan Keuangan Universitas
(1) Kasubbag. Akuntansi dan Pelaporan menerima, melakukan register, dan
mengkompilasi data salinan dokumen sumber dari Bendahara Pengeluaran dan
Bendahara Penerimaan yang terdiri dari:
a. SPM-UK
b. SP2D-BLU
c. SP3B
d. SPBD
e. SPTB
f. SSBP/SSPB
g. LPJ Bendahara
h. Laporan Pendapatan Jasa Giro
i. Rekening Koran
j. Laporan Dana Kelolaan
k. Laporan Dana Kerjasama/Hibah
(2) Subbagian Akuntansi dan Pelaporan meminta dan melakukan register salinan
dokumen sumber dari Bagian BMN yang terdiri dari Laporan Barang Milik Negara
dan Laporan Persediaan yang berisi antara lain nomor dokumen, tanggal dokumen,
unit pengusul, jenis kegiatan, mata anggaran, nilai belanja, dan pejabat yang
berwenang.
(3) Subbagian Akuntansi dan Pelaporan melakukan verifikasi atas dokumen sumber yang
meliputi:
a. Memeriksa kelengkapan berkas pertanggungjawaban.
b. Mengidentifikasi kesesuaian SPTB dengan realisasi belanja yang sudah direkam
kedalam aplikasi SAK oleh operator unit kerja.
c. Memastikan bahwa salinan dokumen sumber telah divalidasi oleh pejabat
berwenang.
(4) Subbagian Akuntansi dan Pelaporan merekam data dari dokumen sumber yang sudah
diverifikasi dan divalidasi pejabat berwenang ke dalam aplikasi SAP dan SAK BLU
sesuai dengan pedoman akuntansi yang berlaku.
(5) Subbagian Akuntansi dan Pelaporan melakukan Rekonsiliasi Internal dengan
Bendahara Pengeluaran, Bendahara Penerimaan, Sub bagian Monev, dan pengelola
Aset, serta melakukan Rekonsiliasi Eksternal ke KPPN Bengkulu paling lambat 7
(tujuh) hari kalender minggu pertama setiap bulan.
24
(6) Subbag. Akuntansi dan Pelaporan Bagian Keuangan menyusun Laporan Keuangan
SAP dan SAK secara periodik bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan, yang
meliputi:
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Neraca
c. Laporan Arus Kas
d. Laporan Operasional
e. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
f. Laporan Perubahan Ekuitas
g. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)
(7) Subbagian Akuntansi dan Pelaporan mencetak dan menyampaikan Laporan Keuangan
SAP dan SAK kepada KPA melalui Wakil Rektor Bidang Sumber Daya untuk direviu
oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) secara periodik bulanan, triwulanan, semester,
dan tahunan.
(8) KPA melalui Wakil Rektor Bidang Sumber Daya meminta kepada SPI untuk
melakukan reviu Laporan Keuangan SAP dan SAK.
(9) SPI mereviu laporan keuangan SAP dan SAK dan menyampaikan hasil reviu kepada
KPA melalui Wakil Rektor Bidang Sumber Daya paling lama 10 (sepuluh) hari kerja
dari tanggal penyampaian laporan keuangan.
(10) KPA melalui Wakil Rektor Bidang Sumber Daya mendisposisikan hasil reviu
kepada Kabag. Keuangan.
(11) Subbagian Akuntansi dan Pelaporan memperbaiki Laporan Keuangan SAP dan SAK
jika ada saran perbaikan sesuai hasil reviu Satuan Pengawas Internal (SPI).
(12) Subbagian Akuntansi dan Pelaporan menyampaikan Laporan Keuangan yang sudah
diperbaiki kepada SPI.
(13) SPI menerbitkan pernyataan telah mereviu laporan keuangan SAP dan SAK dan
menyampaikan kepada Bagian Keuangan.
(14) Subbag Akuntansi dan Pelaporan menyampaikan laporan keuangan UNIB beserta
pernyataan reviu dari SPI secara berjenjang kepada Unit Akuntansi yang lebih tinggi
dan Direktorat Pembinaan PK BLU Kementerian Keuangan berdasarkan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) secara
periodik bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan.
(15) Laporan Keuangan tahunan SAK BLU UNIB wajib diaudit oleh auditor eksternal.
(16) Laporan Keuangan beserta data pendukungnya wajib dipelihara dan
didokumentasikan oleh Bagian Keuangan.
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 25
(1)Semua tugas dan fungsi sebagai pelaksanaan dari ketentuan Peraturan Rektor
Universitas Bengkulu Nomor 6493/H30/KU/2010 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pembayaran atas Beban Anggaran Pendapatan Badan Layanan Umum Universitas
Bengkulu masih tetap dilaksanakan sampai dengan dilakukannya penyesuaian
berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Bengkulu Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Badan Layanan Umum
Universitas Bengkulu.
25
(2)Penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat tanggal 1
Juli 2015.
BAB VI
PENUTUP
Pasal 26
Dengan berlakunya Peraturan Rektor ini, Peraturan Rektor Universitas Bengkulu Nomor
6493/H30/KU/2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembayaran atas Beban Anggaran
Pendapatan Badan Layanan Umum Universitas Bengkulu dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 27
Lampiran Peraturan Rektor ini merupakan satu kesatuan dengan peraturan rektor ini dan
tak terpisahkan dari peraturan ini.
Pasal 28
Peraturan Rektor ini berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan
Tanggal
Rektor,
: di Bengkulu
: 26 Januari 2015
Dr. Ridwan Nurazi, S.E., M.Sc.
NIP 196009151989031004
26
Download