Golongan Darah - Cipto Suriantika I Cs I

advertisement
LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM
ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA
PENENTUAN GOLONGAN DARAH
KELOMPOK/GELOMBANG: II/I
KELAS : II C
ANGGOTA :
CIPTO SURIANTIKA (1204015080)
FAJAR ADE KURNIAWAN (1204015163)
KUDRAT RAHARDITAMA (1204015223)
RIFQI ADLIAN SIAGAN (1204015355)
ANTON ARDIANSYAH (1204015036)
DOSEN PEMBIMBING :
ELLY WARDANI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
29 MEI 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel
darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut
antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah (Fitri, 2007).
Sejarah perkembangan golongan darah di antaranya yaitu : Sejak ratusan
tahun yang lalu ahli–ahli telah berpendapat, bahwa penderita–penderita yang
kekurangan darah seperti orang–orang yang mengalami perdarahan yang hebat,
seperti akibat kecelakaan, peperangan, persalinan atau penyakit–penyakit
perdarahan dapat ditolong dengan penambahan darah ke dalam tubuh penderita
tersebut.
Mula–mula William Harvey telah melakukan transfusi darah pada
penderita kekurangan darah, tetapi banyak menyebabkan kematian dan ada juga
yang berhasil secara kebetulan. Juga sudah pernah dicoba memindahkan darah
binatang, seperti darah kelinci, darah domba tetapi menyebabkan kematian.
Pernah dikakukan percobaan oleh dokter pribadi Raja Perancis Lwiss ke
XIV memberikan darah domba pada orang gila tersebut, karena dia berpendapat
dan orang beranggapan pada waktu itu domba bersifat peramah. Tetapi ternyata
mengakibatkan kematian, sehingga sejak itu dilarang untuk melakukan
pemindahan darah (transfusi darah).
Lalu pada Tahun 1900 Dr.Karl Landsteiner mengumumkan penemuannya
tentang golongan darah manusia. Sejak penemuan inilah pemindahan darah
(transfusi) darah ini tidak lagi berbahaya, sudah dapat menolong penderitapenderita yang kekurangan darah. Dengan ditemukannya golongan darah oleh Dr.
Karl Landsteiner, dapatlah dijelaskan sebab–sebab kematian yang dulu akibat dari
transfusi darah. Pada penyelidikannya juga dia dapat menemukan zat-zat yang
dapat menghalangi pembekuan darah, sehingga darah yang diambil dari tubuh
tidak segera membeku. Selain itu dia menemukan, bahwa dengan penambahan
larutan glukosa ke dalam darah dapat memperpanjang hidup Erythrocyt diluar
tubuh manusia. Dengan penemuan, darah sudah dapat disimpan sebelum
ditransfusikan kedalam tubuh penderita.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum tentang bleeding time, fibrin time, dan
clotting time ini yaitu :
a. Agar mahasiswa mengetahui cara mengetahui golongan darah.
b. Agar mahasiswa mengetahui pembagian golongan darah.
c. Agar mahasiswa mengetahui akibat-akibat yang dapat di timbulkan dari
perbedaan Rhesus.
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis golongan darah yang dapat di
donorkan.
e. Agar mahasiswa mengetahui cara memprediksi golongan darah anak yang
akan dilahirkan dari seorang ibu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, golongan darah O adalah yang paling umum dijumpai di
dunia, meskipun di beberapa negara seperti Swedia dan Norwegia, golongan
darah A lebih dominan. Antigen A lebih umum dijumpai dibanding antigen B.
Karena golongan darah AB memerlukan keberadaan dua antigen, A dan B,
golongan darah ini adalah jenis yang paling jarang dijumpai di dunia. (Alrasyid,
2010).
Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua
kepada anaknya. Land-Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia
kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini
disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah).
Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan
A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis
antigen selain antigen A-B-O dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi
imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian
(Rasyid, 2010).
Sebagian besar gen yang ada dalam populasi sebenarnya hadir dalam lebih
dari dua bentuk alel. Golongan darah ABO pada manusia merupakan satu contoh
dari alel berganda dari sebuah gen tunggal. Ada empat kemungkinan fenotip
untuk untuk karakter ini: Golongan darah seseorang mungkin A, B, AB atau O.
Huruf-huruf ini menunjukkan dua karbohidrat, substansi A dan substansi B, yang
mungkin ditemukan pada permukaan sel darah merah. Sel darah seseorang
mungkin mempunyai sebuah substansi (tipe A atau B), kedua-duanya (tipe AB),
atau tidak sama sekali (tipe O).
Sekitar ± 85% orang-orang Eropa mempunyai golongan Rhesus Positif
(Rh Positif). Pada ±15% sisanya, yang sel-selnya tidak diagglutinasikan (tidak
digumpalkan) disebut golongan Rhesus negatif (Rh negatif) (Budi, 2009).
Insidens yang mengalami Inkompatibilitas Rhesus (yaitu rhesus negatif)
adalah 15% pada ras berkulit putih dan 5% berkulit hitam, jarang pada bangsa
Asia. Rhesus negatif pada orang Indonesia jarang terjadi, kecuali adanya
perkawinan dengan orang asing yang bergolongan rhesus negatif. Pada wanita
Rhesus negatif yang melahirkan bayi pertama Rhesus positif, risiko terbentuknya
antibodi sebesar 8%. Sedangkan insidens timbulnya antibodi pada kehamilan
berikutnya sebagai akibat sensitisitas pada kehamilan pertama sebesar 16%.
Tertundanya pembentukan antibodi pada kehamilan berikutnya disebabkan oleh
proses sensitisasi, diperkirakan berhubungan dengan respons imun sekunder yang
timbul akibat produksi antibodi pada kadar yang memadai. Kurang lebih 1% dari
wanita akan tersensitasi selama kehamilan, terutama trimester ketiga. (Darmawati,
2005)
Golongan darah yang berbeda yaitu A, B, AB dan O. ditentukan oleh
sepasang gen, yang diwarisi dari kedua orang tua. Setiap golongan darah dapat
dikenal dari zat kimia yang disebut antigen, yang terletak di permukaan sel darah
merah. Ketika seseorang membutuhkan transfusi darah, maka darah yang
disumbangkan haruslah sesuai dengan golongan darah tertentu. Kesalahan dalam
melakukan transfusi akan dapat menimbulkan komplikasi yang serius. (Australia
Red Cross, 2008).
Pemeriksaan
golongan
darah
mempunyai
berbagai
manfaat
dan
mempersingkat waktu dalam identifikasi. Golongan darah penting untuk diketahui
dalam hal kepentingan transfusi, donor yang tepat serta identifikasi pada kasus
kedokteran forensik seperti identifikasi pada beberapa kasus kriminal (Azmielvita
, 2009).
Kesesuaian golongan darah sangatlah penting dalam transfusi darah. Jika
darah donor mempunyai faktor (A atau B) yang dianggap asing oleh resipien,
protein spesifik yang disebut antibodi yang diproduksi oleh resipien akan
mengikatkan diri pada molekul asing tersebut sehingga menyebabkan sel-sel
darah yang disumbangkan menggumpal. Penggumpalan ini dapat membunuh
resipien (Azmielvita, 2009).
BAB III
METOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Pada praktikum tentang golongan darah pada manusia dilakukan di
Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia Universitas Muhammadiyah Prof.
Dr. Hamka Fakultas Farmasi dan Sains di lantai satu, pada hari rabu 10 April
2013, pukul 08:00-10:30 WIB
B. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Kartu tes golongan darah (jika tidak ada bisa diganti object glass)
2. Kapas
3. Alkohol 70 %
4. Lancet
5. Jarum pentul
C. Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Serum Anti A
2. Serum Anti B
3. Serum Anti AB
4. Serum Anti D
D. Prosedur Kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Siapkan kartu uji atau object glass yang telah disediakan.
2. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan
alkohol 70%.
3. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari yang telah steril,
lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar.
4. Teteskan darah pada kartu uji atau object glass sebanyak 4 kali pada tempat
yang berbeda sesuai nomor.
5. Teteskan serum alfa sebanyak 1 tetes pada sampel darah pertama, lalu
aduklah dengan gerakan memutar menggunakan jarum pentul. Amatilah
apa yang terjadi.
6. Kemudian lakukan langkah untuk ke 3 serum yang lainnya juga sampai kita
mengetahui golongan darah orang tersebut.
7. Setelah selesai lakukan perbandingan dengan golongan darah yang lain.
Buatlah tabel untuk mempermudah perbandingan tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Dari hasil praktikum tentang penentuan golongan darah yang telah kami
lakukan, data yang dapat kami ambil yaitu berupa sampel-sampel darah yang
telah dicampur dengan serum. Data-data tersebut kami buat dalam bentuk
tabel sebagai berikut :
No.
Nama
Anti A
Anti B
Anti AB
Anti D
(Rh)
Ket.
1
Yessi
-
+
+
+
B+
2
Kudrat
+
-
+
+
A+
3
Ridho
-
-
-
+
O+
4
Jenny
-
-
-
+
O+
5
Oka
-
+
+
+
B+
Ket :
(+) : Menggumpal
( - ) : Melarut (tidak menggumpal)
B. Pembahasan
Untuk menentukan golongan darah manusia itu bisa dengan sistem
ABO yang terdiri dari 4 golongan darah yaitu A, B, AB, dan O dan sistem
yang lainnya yaitu sistem rhesus yaitu ada 2 rhesus positif dan rhesus negatif.
Berdasarakan dari hasil praktikum yang telah di lakukan ternyata dari
beberapa relawan di dapatkan golongan darah mereka yaitu A+ , B+ , dan O+.
Ternyata memang benar bila tetesan darah di campur dengan serum maka
akan dapat melihat darah tersebut termasuk golongan darah apa. Sebagai
contoh dari hasil data praktikum yang telah di lakukan untuk golongan darah
A+ yang dimiliki oleh Kudrat bila tetesan darahnya di campur dengan serum
anti A maka akan menggumpal (+), dengan anti B maka tidak akan
menggumpal (-), dengan anti AB maka akan menggumpal (+), dengan anti D
(Rh) maka akan menggumpal (+).
Untuk golongan darah B+ yang dimiliki oleh Yessi bila tetesan
darahnya di campur dengan anti A maka tidak akan menggumpal (-), dengan
anti B maka akan menggumpal (+), dengan anti AB maka akan menggumpal
(+), dengan anti D (Rh) maka akan menggumpal (+) dan untuk golongan
darah O+ yang dimiliki oleh Ridho dan Jenny bila tetesan darahnya di campur
dengan anti A maka tidak akan menggumpal (-), dengan anti B maka tidak
menggumpal (-), dengan anti AB maka tidak menggumpal (-) dengan anti D
(Rh) maka akan menggumpal (+). Untuk lebih jelasanya dalam mengetahui
golongan darah dengan sistem ABO, tabel di bawah ini akan lebih
menjelasakan golongan darah sistem ABO yaitu A, B, AB, dan O sebagai
berikut :
Anti A
Anti B
Anti AB
Anti D (Rh)
Gol. Darah
+
-
+
+
A+
-
+
+
+
B+
+
+
+
+
AB+
-
-
-
+
O+
Ket :
(+) : Menggumapal
(-) : Melarut (tidak menggumpal)
Untuk golongan darah yang memiliki anti gen dan anti bodi dalam
golongan darah yaitu bisa kita lihat dari tabel berikut ini antara lain :
Aglutinogen (anti gen)
Aglutinin (anti bodi)
pada eritrosit
plasma darah
A
A
B
B
B
A
AB
A&B
-
O
-
A&B
Golongan Darah
-
Jika aglutinin A (serum alfa) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi
(penggumpalan)
-
Jika aglutinin B (serum beta) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi
(penggumpalan)
-
Jika anti Rhesus (anti bodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi
(penggumpalan)
-
Darah + anti Rhesus = aglutinasi – (terdapat anti gen) – (Rhesus gol.
Rhesus +)
-
Darah + serum alfa = aglutinasi – (terdapat aglutinogen A) – (gol A)
-
Darah + serum beta = aglutinasi – (terdapat aglutinogen B) – (gol B)
Penggunaan serum alfa-beta hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak
digunakan pun tidak apa-apa.
Dalam kehidupan sehari-hari pewarisan golongan darah pada anak itu
bukan hal yang luar biasa lagi tapi hanya menjadi hal biasa karena itu
pewarisan dari orang tua dari anak tersebut. Untuk pewarisan golongan darah
pada anak dapat kita lihat dari tabel dibawah ini :
Ayah
O
A
B
AB
O
O
O,A
O,B
A,B
A
A,O
O,A
B
B,O
AB
A,B
Ibu
O,A
B,AB
A,B,AB
O,A,
B,AB
A,B,AB
O,B
A,B,AB
A,B,AB
A,B.AB
Contoh soal penentuan dan presentase golongan darah yang akan muncul di
anak.
Untuk menentukan golongan darah anak yang terdiri dari golongan darah ayah
A heterozigot dan ibu golongan darah AB, maka tentukan golongan darah
anakanya dan presentasenya ?
Ayah
Ibu
A
AB
IAIO
IAIB
X
IAIA
IAIB
IAIO
IBIO
A
AB
A
B
Berdasarkan tabel di atas ternyata memang benar kemungkinan
golongan darah yang akan muncul yaitu A, B, dan AB.
Untuk presentasinya sebagai berikut :
Gol. Darah A :
Gol. Darah B
2
4
𝑥 100 % = 50%
1
: 𝑥 100 % = 25%
4
1
Gol. Darah AB : 4 𝑥 100 % = 25%
Dari contoh soal ini kita dapat mengetahui beberapa kemungkinan gol.
Darah anaknya yang akan terjadi antara A, B, dan AB. Tetapi setelah
dilakukan presentsinya kemungkinan besar gol. Darah anaknya yang akan
terjadi yaitu golongan darah A.
Sekitar ± 85% orang-orang Asia dan Eropa mempunyai golongan
Rhesus Positif (Rh Positif). Pada ±15% sisanya kebanyak di Eropa, yang selselnya tidak diagglutinasikan (tidak digumpalkan) disebut golongan Rhesus
negatif (Rh negatif).
Secara kesehatan golongan Rhesus (Rh) sangat penting untuk di ketahui
karena dengan mengetahui Rhesus maka kita bisa mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan. Untuk lebih jelas kita dapat melihat tabel kecocokan darah
yang di antaranya adalah :
Tabel kecocokan RBC :
Donor
Gol. Darah
resipien
O-
O+
A-
A+
B-
B+
AB-
AB+
O-

x
x
x
x
x
x
x
O+


x
x
x
x
x
x
A-

x

x
x
x
x
x
A+




x
x
x
x
B-

x
x
x

x
x
x
B+


x
x


x
x
AB-

x

x

x

x
AB+








Tabel kecocokan plasma :
Resipien
Donor
O
A
B
AB
O

x
x
x
A


x
x
B

x

x
AB




Golongan darah adalah ciri khusus darah dari suatu individu karena
adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membrane
sel darah merah. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (factor Rh). Secara keseluruhan sekitar ±
85% orang-orang di dunia banyak memiliki Rhesus positif (Rh+) terutama di
Asia dan Eropa, tetapi untuk sisanya yang ±15% memiliki Rhesus negatif
(Rh-) terutama untuk daerah Eropa yang memiliki Rhesus ini.
Dalam kehidupan nyata bila seorang laki-laki yang memiliki Rhesus
positif (Rh+) menikah dengan wanita yang memiliki Rhesus negatif (Rh-),
maka kebanyakan akan mengalami masalah pada anaknya, kemungkinan
anak pertamanya lahir dengan normal tetapi untuk kelahiran kedua biasanya
sering terjadi keguguran, semua ini disebabkan karena kebanyakan janin yang
di kandung sama ibunya mengikuti Rhesus ayahnya yaitu Rhesus positif
(Rh+), dan itu sangat berbeda dengan ibunya yang memiliki Rhesus negatif
(Rh-), karena perbedaan inilah yang akan membuat jadi masalah pada
kelahiran anak.
Tetapi apabila sebaliknya seorang laki-laki yang memiliki Rhesus
positif (Rh+) dan menikahi perempuan yang memiliki Rhesus positif (Rh+)
juga. Maka tidak akan jadi masalah.
1. Prinsip Dasar Penggolongan Darah
a. Faktor yang menentukan golongan darah manusia berupa antigen yang
terdapat pada permukaan luar sel darah merah disebut Aglutinogen.
b. Zat anti terhadap antigen tersebut disebut zat anti atau antibodi yang
bila bereaksi akan menghancurkan antigen yang bersangkutan disebut
Aglutinin dalam plasma, suatu antibodi alamiah yang secara otomatis
terdapat pada tubuh manusia.
2. Golongan darah manusia ditentukan bedasarkan jenis antigen dan
antibody yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut :
a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan
antigen A di permukaan membrane selnya dan menghasilkan antibody
terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan
golongan darah A-negatif hanya dapat menerima darah dari orang
dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada
permukaan Sel darah merahnya dan menghasilkan antibody terhadap
antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan
darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darh B-negatif atau O-negatif.
c. Individu dengan golongan darah Ab memiliki sel darh merah dengan
antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibody terhadap antigen
A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah ABO apapun
dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah
Ab-positf tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama Abpositif.
d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen,
tapi memproduksi antibody terhadap antigen A dan B. Sehingga,
orang dengan golongan darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya
kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya
dapat menerima darh dari sesama O-negatif.
Sistem Rhesus (Rh) adalah kelompok anti gen lain yang diwariskan
dalam tubuh manusia. Sistem ini ditemukan dan diberi nama berdasarkan
Rhesus monyet. Antigen RhD adalah anti gen terpenting dalam reaksi
imunitas tubuh.
a. Jika faktor RhD ditemukan, individu yang memilikinya disebut Rh
positif. Jika factor tersebut tidak ditemukan maka individunya disebut Rh
negatif. Individu dengan Rh positif lebih banyak daripada Rh negatif.
b. Sistem ini berbeda dengan golongan ABO dimana individu ber Rh negatif
tidak memiliki aglutinin anti-Rh dalam plasmanya.
c. Jika seseorang dengan Rh negatif diberikan darah ber Rh positif maka
aglutininnya anti-Rh akan diproduksi, walau tranfusi awal tidak
membahayakan,
pemberian
darah
Rh
positif
mengakibatkan aglutinasi sel darah merah donor.
selanjutnya
akan
d. Eritoblastis fetalis atau penyakit hemolisis pada bayi baru lahir, dapat
terjadi setelah kehamilan pertama ibu ber Rh negatif dengan janin ber Rh
positif
1. Pada saat lahir (atau abortus spontan atau induksi), ibu akan terpapar
antigen Rh positif janin, sehingga ibu akan terbentuk antibodi untuk
menolak antigen tersebut.
2. Jika antibodi lawan Rh telah diproduksi ibu maka pada kehamilan
selanjutnya, antibodi tersebut akan menembus plasenta menuju aliran
darah janin dan menyebabkan hemolisis sel darah merah janin. Bayi
yang mengalaminya akan terlahir anemia.
3. Pencegahan, jika ibu ber Rh negatif mendapatkan injeksi antibodi
berlawanan dengan faktor Rh positif dalam waktu 72 jam setelah
melahirkan, keguguran, atau setelah abortus janin ber Rh positif, maka
anti gen tidak akan teraktivasi. Ibu tidak akan memproduksi anti bodi
lawannya.
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari tujuan praktikum dan dari hasil
praktikum yang telah kami lakukan tentang penentuan golongan darah.
Bahwa dengan melakukan praktikum ini kami lebih banyak mengetahu
bagaiman cara mengetahui golongan darah pada manusia yang memiliki dua
sistem yaitu sistem ABO yaitu golongan darah A, B, AB dan O dan sistem
Rhesus yaitu Rhesus Positif (Rh+) dan Rhesus Negatif (Rh-).
Untuk penentuan dengan menggunakan sistem ABO dapat dilakukan
dengan menggunakan serum Anti A (alfa), Anti B (beta), Anti AB (alfa-beta),
dan Anti D (Rhesus). Selain itu kami juga banyak mengetahui golongan darah
mana yang dapat sebagai pendonor dan sebagai penerima. Untuk laki-laki
yang memiliki Rhesus positif (Rh+) di harapkan untuk tidak menikahi wanita
yang memiliki Rhesus negatif (Rh-) dikhawatirkan terjadi masalah dengan
janin yang akan di kandung oleh ibu bila janin yang di kandung itu memiliki
Rhesus positif (Rh+) mengikuti Rhesus dari Ayahnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://biologimoelaporan29.blogspot.com/2013/02/praktikum-golongandarah.html di akses pada hari sabtu tanggal 1 Juni 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah di akses pada hari sabtu tanggal
1 Juni 2013
http://laporanpraktikumbiologi001.blogspot.com/ di akses pada hari sabtu
tanggal 1 Juni 2013
http://w-afif-mufida-fk12.web.unair.ac.id/artikel_detail-68871-1%20BioMedCara%20Memeriksa%20Golongan%20Darah.html di akses pada hari sabtu
tanggal 1 Juni 2013
LAMPIRAN
Download