No Kriteria Perusahaan Uraian Tenaga Jumlah kerja produksi (orang) 92 7.621 Nilai produksi (Rp) 4.890 15 Relief tembaga 7 16 Gamelan tradisional 1 2 0 0 17 Alat musik 1 7 24.025 72 18 Alat olahraga 1 2 6.520 3 19 Mainan anak 2 37 26.020 1.050 20 Radio kayu dan alat fungsional 21 Sapu ijuk 1 30 5.640 2.100 285 540 331.000 735 19 8.352 682.302 289.500 INDUSTRI KAYU PRIMER HASIL HUTAN 1 Laminating, bare core, veneer, dll Sumber : Dinas perindustrian, perdagangan,koperasi dan UMKM Kab.Temanggung 2013 Dari tabel 2.207. industri pangan mengalami perkembangan yang cukup besar yaitu sebesar 55,18%, kemudian disusul kerajinan 31,07%, industri kimia dan bahan bangunan sebesar 10,46%. Industri logam dan elektronika 0,97%. Sedangkan industri primer hasil hutan sebesar 0,15%. h. Urusan Transmigrasi 1) Jumlah Transmigrasi Jumlah transmigrasi di Kabupaten Temanggung selama lima tahun terakhir cenderung mengalami penurunan. Secara jelas tersebut pada tabel 2.208. Tabel 2.208. Jumlah Transmigrasi Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2013 N o Uraian 1. Jumlah transmigrasi (KK) Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 15 23 17 30 10 12 Sumber : Diisnakertrans Kab.Temanggung 2013 2.4. Aspek Daya Saing Daerah Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi daerah sesuai dengan potensi, kekhasan, RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018 I I | 227 dan unggulan daerah yang dimilikinya. Daya saing (competitiveness) merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah karena akan bertumpu pada aspek-aspek kemampuan ekonomi ketersediaan fasilitas daerah, penciptaan wilayah/infrastruktur iklim berinvestasi, pendukung, dan ketersediaan sumberdaya manusia bagi pengembangan usaha. Adapun keberhasilan aspek daya saing daerah diukur dengan kemampuan ekonomi daerah dan fasilitas wilayah/infrastruktur. 2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah Kemampuan ekonomi daerah dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah bahwa kapasitas ekonomi daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang telah berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiplier effect bagi peningkatan daya saing daerah. a. Urusan Otonomi Administrasi Daerah, Keuangan Pemerintahan Daerah, Perangkat Umum, Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga perkapita Salah satu indikator yang dapat menggambarkan aspek kemampuan ekonomi daerah dari perannya mampu memicu daya saing daerah adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Adapun Angka Konsumsi Rumah Tangga per Kapita (ribuan) dapat dilihat sebagaimana Tabel 2.209. RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018 I I | 228 Tabel 2.209. Angka Konsumsi Rumah Tangga per Kapita Kabupaten Temanggung Tahun 2008-2012 No 1. Uraian (Rupiah) Pengeluaran Rumah Tangga 2008 2009 Tahun 2010 2011 2012 630.820 633.870 635.010 638.070 640.560 Sumber : BPS Kabupaten Temanggung Tahun 2013 Indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita dimaksudkan untuk mengetahui tingkat konsumsi rumah tangga yang menjelaskan seberapa atraktif tingkat pengeluaran rumah tangga. Semakin besar rasio atau angka konsumsi RT semakin atraktif bagi peningkatan kemampuan ekonomi daerah. Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita dapat diketahui dengan menghitung angka konsumsi RT per kapita, yaitu rata-rata pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita. Angka ini dihitung berdasarkan pengeluaran penduduk untuk makanan dan bukan makanan per jumlah penduduk. Di Kabupaten Temanggung pada tahun 2012 sebesar Rp. 640.560,-. 2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur Ketersediaan fasilitas wilayah atau infrastruktur yang menunjang daya saing daerah dalam hubungannya dengan (availability) ketersediaannya dalam mendukung aktivitas ekonomi daerah di berbagai sektor antara lain dapat diketahui dari beberapa indikator antara lain jumlah orang yang terangkut angkutan umum dan jumlah orang melalui terminal, penataan wilayah, fasilitas bank dan non bank, ketersediaan air RPJMD Kab. Temanggung Tahun 2013-2018 I I | 229