BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Database Teori

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar Database
Teori-teori dasar yang akan di gunakan sistem database yaitu:
2.1.1 Pengertian sistem
Definisi sebuah sistem mempunyai peranan yang sangat penting di dalam
pendekatan untuk mempelajari sebuah sistem. Pendekatan sistem yang merupakan
kumpulan dari elemen-elemen, komponen-komponen, dan sub-sub sistem merupakan
definisi yang lebih luas.
Menurut Jogiyanto H.M ( 2001 : 2) Sistem adalah kumpulan elemen-elemen
yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi
bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud, tujuan dan sasaran yang
sama.
Menurut James A. O brien(2003, p8), sistem adalah kumpulan elemen yang
saling terhubung atau berinteraksi membentuk suatu kesatuan atau sekumpulan
komponen yang saling terhubung dan bekerja sama untuk mencapai sasaran dengan
menerima input dan menghasilkan output dalam sebuah proses transformasi yang
terorganisir.
8
9
2.1.2 Pengertian Basis Data
Basis data adalah suatu kumpulan data komputer yang terhubung secara
logikal serta berisi deskripsi dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan informasi dari suatu perusahaan. (Connolly dan Begg, 2005, p15).
Sedangkan Menurut Inmon (2002, p388), basis data adalah sekumpulan data
yang saling berhubungan dan disimpan (biasanya telah terkontrol dan memiliki
redundansi yang terbatas) berdasarkan suatu skema.
Dan menurut Atzeni et al (2003, p2), basis data adalah sebuah kumpulan data
yang digunakan untuk menjelaskan informasi suatu hal ke sebuah sistem informasi.
Menurut Gordon C. Everest (2005, p17) Database adalah koleksi atau
kumpulan data yang mekanis, terbagi/shared, terdefinisi secara formal dan dikontrol
terpusat pada organisasi.
Dari berbagai sumber diatas dapat disimpulkan bahwa basis data adalah suatu
data berisi kumpulan data yang saling berhubungan yang mendeskripsikan berbagai
entitas dan hubungan antar entitas yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan
informasi organisasi.
Database merupakan data yang saling terhubung dan deskripsi dari data yang
dirancang untuk kebutuhan organisasi (Connolly dan Begg, 2005, p15). Menurut
McLeod dan Schell (2004, p196) database system adalah sistem penyimpanan
10
informasi yang terorganisasi dengan suatu cara sehingga memudahkan untuk proses
pengolahan data.
Menurut Paolo(2003, p2), database adalah sekumpulan data yang di gunakan
untuk merepresentasikan informasi yang diinginkan dan diimplementasikan kedalam
system. Tujuan utama pengelolaan data dalam database adalah agar kita dapat
memperoleh data yang kita cari dengan mudah dan cepat. Pemanfaatan database
dilakukan untuk memenuhi sejumlah tujuan seperti berikut ini:
Kecepatan dan kemudahan (speed)
Efisiensi ruang penyimpanan (space)
Keakuratan (accuracy)
Ketersediaan (availability)
Kelengkapan (completeness)
Keamanan (security)
Kebersamaan pemakaian (sharability)
Dalam penggunaanya, database memiliki beberapa keuntungan yaitu:
1. Mengurangi kesalahan yang disebabkan oleh faktor manusia.
Tugas mekanis lebih baik dilaksanakan oleh mesin.
2. Komputer dapat mengambil dan mengubah data lebih cepat dari
manusia.
3. Akurat dan informasi terbaru selalu tersedia setiap saat.
4. Menghemat ruangan karena tidak perlu menyediakan ruangan
penyimpanan kertas file yang sangat banyak.
11
2.1.3 Database Management System (DBMS)
2.1.3.1 Definisi DBMS
Menurut
Connolly
dan
Begg
(2005,
p16)
Database
Management System (DBMS) merupakan suatu sistem perangkat
lunak (software) yang membantu pemakai dalam mendefinisikan,
memelihara, membuat, mengatur dan mengontrol akses pada suatu
basis data.
Fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh DBMS adalah sebagai berikut
(Connolly dan Begg, pp16-17) :
Memperbolehkan user untuk menambah data, mengubah data
menghapus
data,
dan
menemukan
data.
Biasanya
dengan
menggunakan suatu Data Manipulation Language (DML). Biasanya
ada suatu fasilitas untuk melayani pengaksesan data yang di sebut
sebagai Query Language. Bahasa query yang paling diakui adalah
Structured Query Language (SQL), yang secara faktanya merupakan
standar bagi DBMS.
Penyediaan akses yang terkontrol ke basis data seperti :
•
Sistem keamanan(security system)
•
untuk mencegah user yang tidak berwenang untuk mengakses
file-file yang bukan haknya.
•
Sistem terintegrasi (integrity system)
12
untuk menjaga konsistensi data.
•
Sistem control pengembalian(Recovery Control System)
Untuk
memperbaiki
data-data
jika
sebelumnya
terjadi
kerusakan-kerusakan pada perangkat keras atau perankgat
lunak.
•
Katalog yang dapat diakses user (User accessible catalog)
suatu catatan dari deskripsi data-data dalam database.
2.1.3.2 Keuntungan dan kekurangan dari DBMS
Menurut Connolly dan Begg (2005, p26) keuntungan dari DBMS
antara lain :
1. Dapat menghindari data-data sama yang disimpan berulang kali
(control of data redundancy).
2. Data menjadi lebih konsisten.
3. Bisa didapat informasi yang lebih banyak dari kumpulan data-data
yang sama, dengan permasalahan tertentu.
4. Data-data yang sama dapat di gunakan bersama-sama oleh useruser yang berbeda-beda (shared data).
5. Meningkatkan keamanan.
6. Penetapan Standarisasi.
7. Kebutuhan-kebutuhan yang berbeda-beda dapat di penuhi dengan
mudah.
13
8. Meningkatkan kemampuan akses data dan kecepatan prosesnya.
9. Meningkatkan produktifitas.
10. Meningkatkan intregitas data.
11. Layanan back up dan recovery semakin baik.
Sedangkan kerugian penggunaan DBMS menurut Connolly dan Begg
(2005, p29) antara lain :
1. Proses didalamnya lebih rumit.
2. Mempunyai kapasistas/size yang lebih di memori.
3. Biaya dari suatu DBMS.
4. Membutuhkan biaya tambahan untuk perangkat keras jika DBMS
yang digunakan menuntut penggunaan jenis DBMS tertentu.
5. Kinerja aplikasi tidak berjalan cepat seperti seharusnya karena
adanya DBMS
6. Mengurangi performa penggunaan aplikasi.
7. Kegagalan dapat berdampak lebih kuat
2.1.4
Structured Query Language (SQL)
SQL adalah bahasa yang dipergunakan untuk mengakses data
dalam basis data relation. Bahasa ini secara defacto merupakan bahasa
standar yang digunakan dalam manajemen basis data relational. Saat ini
hampir semua server basis data yang ada mendukung bahasa ini dalam
manajemen datanya.
14
SQL muncul berawal dari sebuah artikel yang membahas tentang
ide pembuatan basis data relational pada tahun 1970 oleh seorang peneliti
IBM bernama EF Codd. Artikel ini juga membahas tentang kemungkinan
pembuatan bahasa standar untuk mengakses data dalam basis data
tersebut. Bahasa tersebut diberi nama SEQUEL (Structured English
Query Language) yang kemudian berganti nama menjadi SQL karena
bermasalah dengan hukum.
Pada tahun 1970-an, sebuah perusahaan yang bernama Oracle
membuat server basis data yang bernama sesuai dengan nama
perusahaannya. Seiring naiknya kepopuleran Oracle, maka SQL juga ikut
popular sehingga menjadi standar bahasa dalam manajemen basis data.
2.1.5
Daur Hidup database
Menurut Connolly dan Begg (2005, p283), sistem basis data
adalah komponen penting dari suatu sistem informasi sebuah
perusahaan atau organisasi yang besar. Aplikasi daur hidup basis data
adalah pengumpulan pewarisan dengan daur hidup dari sistem
informasi.
Sebagai
contoh,
masalah
yang
dihadapi
selama
perancangan basis data mengharuskan penambahan koleksi dan
analisis kebutuhan.
Berikut ini adalah
tahap-tahap pengembangan aplikasi
database yang terdiri atas beberapa tingkat dengan mengandung
beberapa kegiatan utama, yaitu :
15
1. Perencanaan database
Merancanakan bagaimana tahap-tahap siklus kehidupan dapat
dilaksanakan dengan efisien dan efektif.
2. Definisi system
Menspesifikasikan ruang lingkup dan batasan-batasan dari
aplikasi database, penggunaanya dan area aplikasi.
3. Mengumpulkan dan menganalisis kebutuhan
Mengumpulkan dan menganalisa kebutuhan dari user dan area
aplikasi.
4. Perancangan database
Perancangan database secara konseptual, logikal, dan fisikal.
5. Pemilihan DBMS
Memilih DBMS yang sesuai untuk di aplikasikan ke system
yang kita buat.
6. Perancangan aplikasi
Mendesain user interface dan program-program aplikasi yang
memakai dan memproses database.
7. Pembuatan prototype
Membuat model kerja untuk aplikasi database yang dapat
digunakan
oleh
perancang
atau
pengguna
untuk
memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana akhir system
akan terlihat dan bagaimana system tersebut akan berfungsi.
16
8. Implementasi
Membuat definisi database eksternal, konseptual, dan internal
dan program-program aplikasi.
9. Data conversion dan loading
Memindahkan data dari system yang lama ke system yang
baru.
10. Melakukan testing
Pengujian aplikasi database untuk mencari kesalahan dan
menunjukkan bahwa database dan DBMS dapat bekerja dengan
baik dengan kebutuhan user.
11. Operational Maintenance (Perawatan Operasional)
Aplikasi database yang telah diimplementasikan secara penuh.
Sistemnya akan terus dimonitor dan diajaga. Bila perlu, kebutuhan
baru akan ditambahakan kedalam aplikasi database melalui tahaptahap dari siklus hidup sebelumnya.
Berikut ini langkah-langkah dalam rangka perawatan operasional:
•
Mengawasi kinerja sistem.
•
Mempertahankan dan meng-upgrade aplikasi basis
data (ketika dibutuhkan)
17
Gambar 2.1 Siklus Hidup Aplikasi BasisData
( Sumber : Connolly dan Begg, 2005, p284)
18
2.1.6
Entity-Relationship Modeling
Entity-Relationship Modeling adalah salah satu bentuk
pendekatan top-down dalam perancangan basis data yang dimulai
dengan mengidentifikasi data-data penting yang disebut entities dan
hubungan
(relationship)
antara
data-data
tersebut
harus
direpresentasikan dalam bentuk model. (Connolly dan Begg, 2005,
p342).
Berikut ini penjelasan konsep dasar dari ER Modeling, sebagai
berikut:
2.1.6.1 Entity types
Menurut Connolly dan Begg (2005, p343), tipe entitas
adalah sekumpulan objek dengan property yang sama yang di
identifikasikan oleh perusahaan dan memiliki keberadaan yang
bebas atau tidak tergantung.
Entity Occurance adalah uatu objek dari tipe entitas yang
dapat diidentifikasikan secara unik. Tipe entitas dibedakan
menjadi dua yaitu :
•
Strong Entity type yaitu tipe entitas yang keberadaanya
tidak tergantung kepada tipe entitas lain.
•
Weak Entity Type yaitu entitas yang keberadaanya
bergantung kepada tipe entitas yang lain.
19
Gambar 2.2 Strong Entity dan Weak Entity.
2.1.6.2 Relationship types
Menurut Connolly dan Begg (2005, pp346), tipe
relationship atau hubungan adalah suatu kumpulan atas asosiasi
yang memiliki arti di antara tipe entitas. Tiap-tiap tipe
relationship diberikan nama yang menjelaskan fungsinya
masing-masing.
Derajat
dari
tipe
relationship
(hubungan)
adalah
banyaknya tipe entitas yang berpartisipasi di dalam suatu
relationship.
20
2.1.6.3 Attributes
Merupakan sifat-sifat (property) dari sebuah entitas
atau relationship type. Contohnya: sebuah entitas Staff
digambarkan oleh atribut staffNo, name, position, dan salary.
Attribute
Domain
adalah
himpunan
nilai
yang
diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Macam-macam
atribut :
a. Simple Attribute, yaitu atribut yang terdiri dari satu
komponen tunggal dengan keberadaan yang independen
dan tidak dapat dibagi menjadi bagian yang lebih kecil
lagi. Dikenal juga dengan nama Atomic Attribute.
b. Composite Attribute, yaitu atribut yang terdiri dari
beberapa komponen, dimana masing-masing kompenen
memiliki
keberadaaan
yang
independen.
Misalkan
Attribute Address dapat terdiri dari Street, City, PostCode.
c. Single-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai
beberapa nilai untuk setiap kejadian. Misal entitas Branch
memiliki satu nilai untuk atribut branchNo pada setiap
kejadian.
d. Multi-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai
beberapa nilai untuk setiap kejadian. Misal entitas Branch
21
memiliki beberapa nilai untuk atribut telpNo pada setiap
kejadian.
e. Derived Attribute, yaitu atribut yang memiliki nilai yang
dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya, dan tidak
harus berasal dari satu entitas.
2.1.6.4 Keys
Menurut Connolly dan Begg (2005, p352), Keys memiliki
peran yang sangat penting untuk menghubungkan satu obyek dengan
obyek yang lainnya. Keys diletakkan pada suatu atribut yang telah
ditentukan kedudukannya, agar dapat dihubungkan dengan atribut
pada entitas yang lain.
Beberapa jenis keys yang biasa digunakan, menurut Connolly
dan Begg (2005, p352), antara lain:
1.
Candidate key
Candidate key yaitu himpunan atribut minimal yang secara
unik mengidentifikasikan tiap-tiap keberadaan suatu tipe
entitas.
2.
Primary key
Primary key yaitu candidate key yang dipilih secara unik untuk
mengidentifikasikan tiap-tiap keberadaan suatu tipe entitas.
22
3.
Foreign key
Foreign key adalah Sebuah kumpulan field dalam satu relasi
yang digunakan untuk menunjuk ke suatu baris pada relasi
yang lain (harus berkorespondensi dengan primary key pada
relasi yang kedua)
4.
Alternate key
Alternate key yaitu candidate key yang tidak terpilih menjadi
primary key.
2.1.6.5 Structural Constraints
Menurut Connoly dan Begg (2005, p356), multiplicity
adalah jumlah dari kejadian yang mungkin dari sebuah tipe
entitas yang berhubungan kepada sebuah kejadian tunggal dari
tipe entitas yang terasosiasi melalui relationship (hubungan)
tertentu. Derajat yang bisa digunakan untuk relationship
(hubungan) adalah binary. Binary relationship terdiri atas :
1.
One to One (1:1) Relationship
Setiap relationship mewakili hubungan antara satu
kejadian entitas Staff dan suatu kejadian entitas Branch.
Dengan kata lain, seorang staf dapat mengatur nol atau
suatu branch dan setiap branch diatur seorang staf.
23
Gambar 2.3 One to One Relationship.
2. One to Many (1:*) Relationship
Setiap relationship mewakili hubungan antara satu
kejadian entitas Staff dan satu kejadian entitas Staff.
Dengaan kata lain, seorang admin dapat mengawasi nol atau
lebih properti dan sebuah property diawasi oleh nol atau
satu admin.
Gambar 2.4 One to Many Relationship.
3. Many to Many (*:*) Relationship
Setiap relationship mewakili hubungan antara satu
kejadian entitas Newspaper dan satu kejadian entitas
PropertyForRent. Dengan kata lain, satu Newspaper
mengiklankan satu atau lebih properti dan satu property
diiklankan pada nol atau lebih newspaper.
24
Newspaper
Advertises
NewspaperName
1…*
0…*
PropertyForRent
PropertyNo
Gambar 2.5 Many to Many Relationship.
2.1.7
Metodologi Perancangan Basis Data
2.1.7.1 Metode Perancangan Basis Data
Menurut Connolly dan begg (2005, pp438-441), perancangan
basis data dibagi menjadi tiga tahap utama, yaitu :
1.
Perancangan Basis Data Konseptual
2.
Perancangan Basis Data Logikal
3.
Perancangan Basis Data Fisikal
2.1.7.2 Perancangan Konseptual Basis Data
Proses pembentukan model dari informasi yang digunakan
dalam perusahaan, bersifat independen dari keseluruhan aspek fisik
(Connolly dan Begg, 2005, p439). Pertimbangan fisik yang dimaksud
meliputi DBMS yang akan digunakan, program aplikasi, bahasa
pemrograman,
platform
pertimbangan fisik lainnya.
perangkat
keras,
unjuk
kerja,
dan
25
Pada konseptual basis data desain ini terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut :
Langkah 1 : membangun data model konseptual local untuk setiap view.
1.1 Mengidentifikasi tipe entiti
Tipe entitas dapat dikendalikan dengan mengidentifikasikan
kata benda atau frase kata benda pada spesifikasi kebutuhan user,
objek besar seperti orang (people), tempat (place), benda (thing)
atau konsep (concept). Alternatif lain adalah dengan mencari
objek yang keberadaannya bebas.
1.2 Mengidentifikasi tipe relasi
Pada tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasi relasi yang
penting yang ada antara tipe entitas-tipe entitas yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Tipe relasi diidentifikasikan dengan
mencari kata kerja atau suatu kata yang berhubungan dengan kata
kerja. Misalnya :
a. Staff mengatur Property
b. PrivateOwner mempunyai Property
26
1.3 Mengidentifikasi dan menghubungkan atribut dengan entitas
atau tipe entitas
Pada tujuannya untuk menghungkan atribut dengan entitas dan
tipe relasi yang tepat. Atribut yang dimiliki oleh setiap entitas dan
relasi harus memenuhi karakteristik atribut yaitu simple/composite
attribute, single/multi-valued attribute, dan derived attribute.
1.4 Menentukan domain atribut
Domain adalah sekumpulan nilai dimana satu atau lebih atribut
memperoleh nilainya. Contoh menentukan domain pada atribut
JenisKelamin di entitas pegawai adalah dengan ‘L’ atau ‘P’.
1.5 Menentukan candidate dan primary key dari atribut
Candidate key adalah set atribut minimal dari sebuah entitas
yang secara unik mengidentifikasi setiap kemunculan dari entitas
tersebut. Candidate key dapat diidentifikasi lebih dari satu, tetapi
harus dipilih satu sebagai primary key, sedangkan candidate key yang
lain disebut alternate key.
Berikut adalah acuan dalam menentukan primary key dari
candidate key :
a. Candidate key dengan set atribut yang minimal
b. Candidate key dengan nilai yang berubah paling sedikit
27
c. Candidate key dengan karakter paling sedikit
d. Candidate key dengan isi maksimum yang paling sedikit
e. Candidate key dengan yang termudah digunakan dari sudut
pandang pengguna
1.6 Mempertimbangkan penggunaan konsep model yang lebih tinggi
(enhanced modeling concepts)
Tahap
ini
bersifat
optimal,
apakah
akan
digunakan
pengembangan dari entity model dengan menggunakan enhanced
modeling concept, seperti spesialisasi/generalisasi.
1.7 Memeriksa redudansi pada model
Tahapan ini memeriksa model data konseptual lokal apakah
terjadi duplikasi atau tidak, dengan dua langkah yaitu :
a. Memeriksa kembali one-to-one relationship (1:1)
Kemungkinan ada dua entitas yang menggambarkan objek
yang sama dalam organisasi. Oleh karena itu, kedua entitas tersebut
harus digabungkan
b. Menghilangkan relasi yang redundan
Suatu relasi menjadi redundan jika informasi yang sama
dihasilkan melalui relasi yang lainnya. Untuk meminimalkan data
model maka relasi yang redundan harus dihilangkan.
28
1.8 Melakukan validasi model data konseptual lokal terhadap
transaksi pengguna.
Memeriksa model yang telah dihasilkan apakah mendukung
transaksi pada view.
Pemeriksaan ini dapat menggunakan dua langkah yaitu:
a. Mendeskripsikan transaksi
b. Menggunakan jalur transaksi
1.9 Memeriksa data konseptual lokal dengan pengguna
Langkah ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan
bahwa data model merupakan representasi yang benar bagi setiap
pandangan.
2.1.7.3 Perancangan Logikal Basis Data
Proses membangun model informasi yang digunakan dalam
sebuah enterprise yang didasarkan pada data model spesifik, dan
terbebas dari DBMS dan semua pertimbangan fisik.
Pada desain logikal basis data terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut :
29
Langkah 2 : Membangun dan memvalidasi model data logikal lokal
untuk setiap view.
Tujuannya untuk membangun sebuah local logikal data model
dari sebuah local konseptual data model yang mewakili pandangan
tertentu dari organisasi dan kemudian melakukan validasi model ini
untuk memastikan bahwa strukturnya benar (dengan menggunakan
teknik normalisasi) dan untuk memastikan dukungannya terhadap
transaksi-transaksi yang dibutuhkan.
Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini meliputi :
1.1 Menghilangkan hal-hal yang tidak sesuai dengan model relational
(optional)
Model data konseptual lokal yang telah ada dapat mengandung
struktur yang tidak dapat dimodelkan oleh DBMS konvensional, oleh karena
itu pada tahap ini dilakukan perubahan menjadi bentuk yang lebih mudah
ditangani oleh system ini.
Langkah-langkahnya antara lain :
a.
Menghilangkan relasi binary many-to-many (*:*)
b.
Menghilangkan relasi rekursif many-to-many (*:*)
c.
Menghilangkan tipe relasi yang kompleks
d.
Menghilangkan atribut multi-valued
30
1.2 Mendapatkan relasi untuk model data logikal
Membentuk relasi dari model data logikal lokal untuk
merepresentasikan relasi antar entitas dengan attribut yang telah
diidentifikasikan.
Untuk mendapatkan relasi dari data model yang ada maka
digunakan cara-cara berikut ini :
a. Tipe entity yang kuat
b. Tipe entity yang lemah
c. Relasi binary one-to-many (1:*)
d. Relasi binary one-to-one (1:1)
e. Relasi recursive
f. Tipe relasi superclass/subclass
1.3 Melakukan validasi relasi menggunakan normalisasi
Normalisasi digunakan untuk meningkatkan model yang telah
terbentuk agar duplikasi data yang tidak diperlukan dapat dihindari.
1.4 Melakukan validasi relasi dengan transaksi user
31
Bertujuan untuk memastikan bahwa relasi-relasi pada local logikal
data model mendukung transaksi-transaksi yang dibutuhkan oleh pengguna,
seperti terinci spesifikasi kebutuhan pengguna.
1.5 Mendefinisikan integrity constraints
Integrity constraints adalah batasan-batasan yang harus ditentukan
untuk melindungi basis data agar tetap konsisten (Connolly dan Begg, 2005,
p474). Ada 5 tipe Integrity constraints, yaitu :
a. Required data (data/nilai yang valid)
b. Batasan domain attribute
c. Entity integrity (primary key tidak boleh null)
d. Referential integrity (foreign key pada suatu entitas harus sesuai
dengan candidate key pada entitas lain)
e. Enterprise constraint (batasan pada organisasi)
1.6 Meninjau kembali model data logial lokal dengan pengguna
Memastikan model data logikal lokal yang terbentuk
merupakan representasi dari user view. Untuk memvalidasi model
data logikal ini digunakan Data Flow Diagram (DFD). DFD dapat
menunjukan aliran data dari suatu organisasi.
32
Langkah 3 : Membangun dan validasi model data logikal global
Bertujuan menggabungkan masing-masing local logikal data
model
menjadi
sebuah
global
logikal
data
model
yang
menggambarkan organisasi dengan menyatukan masing-masing local
logikal data model bagi setiap pandangan pengguna.
1.1 Menggabungkan model data logikal ke dalam model global
Menggabungkan model data logikal individual ke dalam
model data logikal global organisasi
1.2 Melakukan validasi model data logikal global
Memvalidasi relasi yang telah dibuat dari model data global
menggunakan teknik normalisasi dan memastikan relasi ini mendukung
transaksi yang diperlukan. Langkah ini sama dengan langkah 2.3 dan 2.4
yang memvalidasi setiap model data logikal lokal.
1.3 Memeriksa perkembangan yang akan datang
Bertujuan untuk memastikan apakah ada perubahan yang signifikan
yang dapat diperkirakan dan memastikan apakah model data logikal global ini
dapat mendukung perubahan-perubahan ini.
1.4 Memeriksa model data logikal global dengan user
Memastikan bahwa data logikal global merupakan representasi nyata
dari organisasi.
33
2.1.7.4 Perancangan Fisikal Basis Data
Proses memproduksi sebuah deskripsi dari implementasi basis
data dalam secondary storage, yang menjelaskan relasi dasar,
organisasi file, dan membuat indeks untuk mendapatkan akses yang
efisien ke data, serta setiap integrity constraints yang saling
berhubungan dan juga pengukuran sekuriti.
Pada desain fisikal basis data ini terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut :
Langkah 4 : Menjelaskan model data logikal global untuk DBMS
yang akan digunakan.
Pada tahap ini akan dihasilkan suatu skema basis data
relasional
dari
model
data
logikal
global
yang
dapat
diimplementasikan ke dalam DBMS yang akan digunakan.
1.1 Mendesain relasi dasar (base relations)
Memutuskan bagaimana merepresentasikan relasi-relasi yang
telah diidentifikasikan pada model data logikal global pada DBMS
yang akan dipakai.
1.2 Mendesain representasi dari data yang diturunkan
Memutuskan bagaimana merepresentasikan derived attribut
dalam model data logikal global pada DBMS yang akan dipakai.
34
Langkah 5 : Mendesain gambaran fisik dari basis data
Menentukan organisasi file yang akan digunakan dan indeks
untuk menghasilkan performa yang diinginkan serta menentukan apa
saja yang akan disimpan dalam secondary storage.
1.1 Menganalisa transaksi
Memahami fungsi-fungsi dari transaksi yang akan dijalankan
pada basis data dan menganalisa transaksi yang penting
1.2 Memilih organisasi file yang akan digunakan
Menentukan organisasi file yang efisien. Ada 5 tipe organisasi file :
a. Heap
b. Hash
c. Indexed Sequential Access Method (ISAM)
d. B-tree
e. Clusters
1.3 Memilih indeks yang digunakan
Memutuskan apakah dengan menggunakan indeks akan
meningkatkan performa dari system.
35
1.4 Memperkirakan disk space yang diperlukan
Memperkirakan
disk
storage
yang
diperluka
untuk
menggunakan system basis data, disk storage yang dimaksud adalah
secondary storage.
Langkah 6 : Mendesain user view
Mendesain user view yang telah diidentifikasi.
Langkah 7 : Mendesain pengukuran keamanan (security)
Membatasi pengaksesan basis data oleh pengguna yang tidak
berhak dan menspesifikasi user terhadap basis data yang dapat
diakses.
Langkah 8 : Menentukan apakah redudansi data telah dapat dikontrol
Dilakukan normalisasi agar dapat meningkatkan performa dari
sistem dan menghilangkan redudansi.
2.1.8 Normalisasi
Normalisasi
adalah
suatu
teknik
untuk
menghasilkan
himpunan relasi dengan atribut-atribut yang diinginkan berdasarkan
kebutuhan-kebutuhan data suatu organisasi (Connolly dan Begg,
2005, p388).
Tujuan dilakukannya normalisasi:
36
1. Untuk mencegah kemungkinan terjadinya update anomalies
(redudansi data)
Suatu bentuk kumpulan data dimana data-data yang sudah ada
di simpan secara berulang-ulang sehingga mempersulit proses dan
susah di pahami. Selain itu juga mengakibatkan pemborosan
kapasistas memori dan penyimpanan.
Ada 3 macam update anomalies, menurut Connolly dan Begg
(2005, p.391), yaitu:
a. Insertion Anomalies
Penambahan data pada sutu table akan mempengaruhi table
lain yang berasosiasi dengan table yang diubah.
b. Deletion Anomalies
Anomali yang berkaibat jika kita mendelete sebuah tupple
pada satu table maka akan mempengaruhi perubahan pada table yang
berasosiasi dengannya.
c. Modification Anomalies
Jika kita ingin mengubah nilai satu attributes dari sebuah
tupple pada satu table maka kita harus mengubah informasi tersebut
yang ada di table lain agar database tetap konsisten.
37
2. Untuk memvalidasi apakah kebutuhan bisnis sebenarnya sudah
sesuai dengan bentuk relasinya.
Tahapan normalisasi menurut Connolly dan Begg (2005,
p.401), adalah sebagai berikut:
1.
Unnormalization Form (UNF)
Sebelum membahas bentuk normal yang pertama, kita
mendefinisikan normal form awal yaitu Unnormalized form (UNF).
UNF adalah sebuah tabel yang berisi satu atau lebih dari grup-grup
yang berulang. (Connolly dan Begg, 2005, p403)
2. First Normal Form (1NF)
First Normal Form (1NF) adalah sebuah relasi yang mana
pemisahan dari setiap baris dan kolom berisi 1 dan hanya 1 nilai.
(Connolly dan Begg, 2005, p403)
Ada dua pendekatan untuk menghilangkan perulangan
kelompok dari tabel yang belum dinormalisasikan :
1. Dengan memasukkan data ke dalam kolom kosong dari baris yang
berisi perulangan data. Dengan kata lain, kita mengisi yang
kosong dengan duplikat data yang tidak diulang, yang diinginkan.
Pendekatan ini umumnya ditunjuk sebagai ‘flatenning’ pada tabel.
38
2. Dengan menempatkan perulangan data, sepanjang dengan sebuah
salinan atribut kunci yang asli ke dalam sebuah relasi yang terpisah.
Terkadang tabel yang belum dinormalisasi mungkin berisi lebih dari
satu perulangan kelompok. Pada kasus seperti ini, pendekatan dapat
diulang sampai tidak ada lagi perulangan yang terjadi. Sebuah set
relasi dapat berada pada 1NF jika tidak terdapat perulangan
kelompok.
Untuk kedua pendekatan, tabel hasil sekarang ditunjuk sebagai
hubungan berisi nilai atomic (tunggal) pada pemisahan dari setiap
baris dan kolom. Walaupun kedua pendekatan itu benar, pendekatan
pertama mengenalkan lebih banyak kelebihan menjadi tabel UNF asli
sebagai bagian dari proses flattening, padahal pendekatan kedua
membuat dua atau lebih relasi dengan perulangan yang lebih sedikit
daripada tabel UNF yang asli. Dalam kata lain, pendekatan kedua
memindahkan tabel UNF asli lebih jauh sepanjang proses normalisasi
daripada proses pendekatan pertama. Tetapi pendekatan manapun
yang diambil, bukan menjadi masalah karena tabel UNF asli akan
dinormalisasi menjadi set yang sama dari relasi 3NF.
3. Second Normal Form (2NF)
Second Normal Form (2NF) adalah sebuah relasi yang
terdapat pada First Normal Form dan setiap atribut selain primary key
39
sepenuhnya bergantung fungsinya pada primary key. (Connolly dan
Begg, 2005, p407)
Normalisasi
dari
hubungan
1NF
ke
2NF
melibatkan
pemindahan sebagai ketergantungan. Jika sebuah ketergantungan
sebagian
terjadi,
maka
kita
harus
menyingkirkan
atribut
ketergantungan sebagian dari relasi dengan menempatkan mereka
pada sepanjang relasi yang baru dengan salinan dari faktor penentu
mereka.
4. Third Normal Form (3NF)
Third Normal Form (3NF) adalah sebuah relasi yang terdapat pada
First Normal Form dan Second Normal Form dan dimana tidak terdapat
atibut yang bukan primary key yang bergantung sepenuhnya pada primary
key. (Connolly dan Begg, 2005, p409)
Normalisasi dari hubungan 2NF ke 3NF melibatkan ketergantungan
secara lengkap. Jika terdapat atribut ketergantungan secara lengkap dari relasi
dengan menempatkan atribut pada sepanjang relasi yang baru dari salinan
dari faktor penentu mereka.
40
2.2. Penggunaan tools
2.2.1 Data Flow Diagram(DFD)
Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat yang digunakan untuk
menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan
dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik
dimana data tersebut mengalir ataupun lingkungan fisik dimana data tersebut
akan disimpan (Jogiyanto, HM, 2005 :700).
DFD adalah suatu teknik analisa struktur dimana system analyst bisa
meletakkan semua representasi grafis dari proses data yang melalui organisasi
(Kendall, 2005, p192).
DFD adalah Diagram yang menggambarkan suatu sistem yang telah
ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika, tanpa
mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau
dimana data tersebut akan di simpan.
Simbol – simbol yang di gunakan DFD :
1. Aliran data (Data Flow)
Simbol :
Aliran data adalah data yang bergerak dan berpindah sebagai
suatu unit dari satu tempat ke tempat lain didalam sistem. Aliran
data bisa terdiri dari banyak bagian data individual yang digunakan
secara bersamaan dan bergerak bersama ke suatu tujuan.
41
2. Penyimpanan data (Data Store)
Simbol :
Penyimpanan data adalah data saat data tidak digunakan.
Penyimpanan data bisa merepresentasikan satu atau banyak lokasi
fisikal untuk data termasuk suatu folder file, satu atau lebih file
berbasis komputer, atau suatu notebook. Konfigurasi fisikal tidak
terlalu penting untuk mengerti pergerakan dan penanganan data
didalam sistem.
3. Proses (Process)
Simbol :
Proses adalah suatu pekerjaan atau aksi yang dikerjakan di
data
sehingga
mereka
ditransformasikan,
disimpan
dan
didistribusikan. Saat pemodelan pemrosesan data dari sistem, tidak
perlu diperhatikan proses dilakukan secara manual atau oleh
komputer.
42
4. Sumber (Source)
Simbol :
Sumber adalah tempat dan tujuan dari data. Sumber terkadang
berarti external entities karena berada di luar sistem. Sekali
diproses, data atau informasi meninggalkan sistem dan pergi ke
tempat lain.
2.2.2 Flow chart
Flowchart menurut Mulyadi(1993, p60-63) dipergunakan untuk
menggambarkan proses kegiatan dalam suatu organisasi. Flowchart
berupa bagan untuk keseluruhan sistem termasuk kegiatan-kegiatan
manual dan aliran atau arus dokumen yang dipergunakan dalam sistem.
Suatu flowchart adalah suatu representasi secara diagram yang
mengilustrasikan urutan dari operasi yang dilakukan untuk mendapatkan
suatu hasil. Dengan kata lain, flow chart membantu kita untuk mengerti
dan melihat bentuk algoritma dengan menampilkan algoritma dalam
simbol-simbol gambar.
43
Berikut ini akan disajikan simbol standar yang digunakan oleh analis
sistem untuk membuat bagan alir dokumen yang menggambarkan sistem
tertentu.
Tabel 2.1 Simbol-Simbol Flowchart
44
Simbol
Nama
Keterangan
Dokumen
Digunakan untuk semua
jenis dokumen. yang
merupakan formulir untuk
merekam transaksi
Dokumen rangkap
Menggambarkan dokumen asli
dan tembusannya
Catatan
Menggambarkan catatan yang
digunakan untuk mencatat data
yang direkam sebelumnya di
dalam dokumen
Kegiatan manual
Untuk menggambarkan
kegiatan manual seperti :
menerima order, mengisi
formulir, membandingkan dll.
45
On-line
computer
Menggambarkan
pengolahan
process
komputer secara on-line
Keying, Typing
Menggambarkan
data
ke
dalam
pemasukan
komputer
melalui on-line terminal
On-line storage
Menggambarkan
arsip
komputer yang berbentuk online
(di
dalam
memori
komputer)
Ya
Keputusan
Menggambarkan
keputusan
yang harus dibuat dalam proses
Tidak
pengolahan data. Keputusan
yang
dibuat
ditulis
dalam
simbol |
Garis alir
Menggambarkan arah proses
pengolahan data
Pertemuan garis alir
Digunakan jika dua garis alir
bertemu dan salah satu garis
mengikuti garis lainnya
46
Mulai/berakhir
Menggambarkan
awal
dan
akhir suatu sistem informasi.
Masuk ke sistem
Dari pemasok
Menggambarkan
kegiatan
diluar sistem masuk ke dalam
alir sistem
Keluar ke sistem lain
Ke sistem
Menggambarkan kegiatan (di
luar sistem) keluar dari sistem
penjualan
2.2.3
State Transition Diagram (STD)
Menurut Hoffer J. A. et al (1996, p364), State Transition Diagram
adalah suatu diagram yang menggambarkan bagaimana suatu proses
dihubungkan satu sama lain dalam waktu yang bersamaan. State
Transition Doagram digambarkan dengan sebuah state
yang berupa
komponen sistemyang menunjukan bagaimana kejadian-kejadian tersebut
dari satu state ke state lain.
Ada dua macam simbol yang menggambarkan proses dalam State
Transition Diagram, yaitu :
47
1. State
Gambar persegi panjang menunjukkan state dari sistem
2. Transition
Gambar panah menunjukkan transisi dari state. Tiap panah
diberi label. Label yang di atas menunjukan kondisi yang
menyebabkan transisi terjadi, label yang di bawah menunjukan
aksi yang terjadi dari kondisi tersebut.
2.2.4
Pemahaman Objek Studi
2.2.4.1 Pengertian HRIS
Pengertian dari HRIS ( Human Resources Information System) atau
sistem informasi sumber daya manusia menurut Abdul kadir (2003:97) adalah
sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi
personalia. Misalnya berisi informasi gaji, ringkasan pajak, dan tunggakantunggakan hingga kinerja karyawan.
HRIS (Human Resources Information System) adalah penggabungan
antara bidang ilmu manajemen sumber daya manusia (MSDM) dan teknologi
informasi. Sistem ini menggabungkan MSDM dan teknologi informasi di satu
aplikasi dimana aktivitas-aktivitas MSDM seperti dalam hal perencanaan,
48
dan menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-langkah
yang terstandarisasi dan terangkum dalam aplikasi perencanaan sumber daya
perusahaan/enterprise resource planning (ERP). Secara keseluruhan sistem
ERP bertujuan mengintegrasikan informasi yang diperoleh dari aplikasiaplikasi yang berbeda ke dalam satu sistem basisdata yang bersifat universal.
Karakteristik informasi yang dipersiapakan dalam Sistem Informasi
Sumberdaya Manusia adalah:
1. Timely (tepat waktu)
2. Accurate (akurat)
3. Concise (ringkas)
4. Relevant (relevan)
5. Complete (lengkap)
Manajer dalam suatu perusahaan memerlukan informasi yang memiliki
karakteritik di atas dalam rangka mengambil suatu keputusan (a decision
making).
2.2.4.2 Pengertian Sumber Daya Manusia
Peningkatan kinerja karyawan sangat mempengaruhi sumber daya
manusia yang dimiliki oleh suatu perusahaan, karena Sumber Daya Manusia
(SDM) merupakan modal dasar bagi perkembangan suatu perusahaan.
Perusahaan tidak hanya membutuhkan informasi yang cepat, akurat dan tepat
waktu tetapi perusahaan juga pasti membutuhkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas dan handal untuk mampu bersaing dengan
49
perusahaan lain. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang sama yaitu
salah satunya adalah ingin tetap berkembang menjadi lebih baik dan menjadi
semakin besar. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus didukung
oleh SDM-SDM yang berkualitas dan handal di segala bidang.
Adapun pengertian dari sumber daya manusia (SDM) itu sendiri
menurut Eddy Soeryanto Soegoto(2009:198) yaitu: “Sumber Daya Manusia
adalah individu-individu dalam organisasi yangmemberikan sumbangan
berharga pada pencapaian tujuan organisasi”
Download