A. DASAR-DASAR KEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN 1. Undang

advertisement
A.
DASAR-DASAR KEBIJAKAN TENTANG KEUANGAN
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003 tanggal 5 April
2003, tentang Keuangan Negara.
2. Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tanggal 14 Januari 2004, tentang
Perbendaharaan Negara.
3. Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tanggal 19 Januari 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara
4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tanggal 3 April 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
5. Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2006, tentang Perubahan Keempat
atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2003,
Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
6. Keputusan Presiden Nomor 72 tahun 2004, tanggal 5 Agustus 2004,
tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor
42 tahun 2002, tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
7. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor Kep-547/KMK.O4/2000 tentang
Penunjukan Bendaharawan Pemerintah, Badan-badan tertentu dan
Instansi Pemerintah tertentu untuk memungut, menyetor, dan melaporkan
PPN dan PPNBM.
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 548/KMK.O4/2000,tentang Tata
Cara pemungutan, penyetoran dan pelaporan PPN dan PPNBM oleh
Pemungut Pajak.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005, tanggal
16 Nopember 2005, tentang Organisasi dan Tata Kerja Depkes.
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK/06/2005 tanggal 20 Juli
2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Pusat
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.O6/2005 tanggal 27
Desember 2005,tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
12. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor Per-66/PB/2005
tanggal 08 Desember 2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran
atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER 24/PB/2006
tanggal 31 Mei tahun 2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga
B. Penjelasan tentang istilah-istilah keuangan
1. Tahun anggaran meliputi masa 1 (satu) tahun terhitung mulai 1 Januari
sampai dengan 31 Desember;
2. Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) adalah dokumen pelaksanaan
anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga serta disahkan
oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan
berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pembayaran dalam pembiayaan
kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah;
3. Dokumen pelaksanaan anggaran lainnya adalah dokumen pelaksanaan
anggaran yang dipersamakan dengan DIPA dan disahkan oleh Direktur
Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan sebagai
Bendahara umum Negara.
4. Bagian Anggaran adalah bentuk pengalokasian anggaran Negara yang
didasarkan atas unit
organisasi pemerintahan (kementerian
Negara/Lembaga) atau fungsi tertentu.
5. Pengelolaan keuangan negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat
pengelola keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan
kewenangannya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan pertanggungjawaban;
6. Tanggung jawab keuangan negara adalah kewajiban pemerintah untuk
melaksanakan pengelolaan keuangan negara secara tertib, taat pada
peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, dan transparan,
dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan;
7. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran adalah Menteri/Pimpinan
Lembaga atau kuasanya yang bertanggungjawab atas pengelolaan
anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan;
8. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang diangkat oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa
Pengguna
Anggaran/Dewan
Gubernur
Bank
Indonesia(BI)/Pemimpin Badan Hukum Milik Negara (BHMN)/Direksi
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
9. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggung
jawabkan uang untuk keperluan belanja Negara dalam rangka
pelaksanaan APBN pada kantor/satker Kementerian Negara/Lembaga.
10. Uang Persediaan adalah sejumlah uang yang disediakan untuk satuan
kerja dalam melaksanakan kegiatan operasional kantor sehari-hari.
11. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disebut SPP adalah suatu
dokumen yang dibuat / diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab
atas pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk
selaku pemberi kerja untuk selanjutnya diteruskan kepada pejabat penerbit
SPM berkenaan.
12. Surat Perintah Membayar (SPM)
adalah dokumen yang
diterbitkan/digunakan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk mencairkan alokasi dana
yang sumber dananya dari DIPA Atau dokumen lain yang disamakan.
13. Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) adalah surat perintah
membayar yang dikeluarkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran kepada :
a. Pihak ketiga atas dasar perikatan atau surat keputusan;
b. Bendahara Pengeluaran untuk Belanja Non Pegawai.
c. Bendahara Gaji untuk Belanja Pegawai
14. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) adalah surat
perintah membayar yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa
Pengguna Anggaran dengan membebani DIPA yang dananya
dipergunakan untuk menggantikan Uang Persediaan yang telah dipakai.
15. Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TU) adalah
surat perintah membayar yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran karena kebutuhan dananya melebihi dari pagu Uang
Persediaan yang ditetapkan.
16. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah
surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku kuasa Bendahara Umum
Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan
SPM.
17. Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah uang muka kerja
dengan jumlah yang bersifat daur ulang (revolving), diberikan bendahara
pengeluaran hanya untuk membayar kegiatan operasional kantor seharihari yang tidah dapat dilakukan dengan pembayaran langsung.
18. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut TUP adalah uang
yang diberikan kepada satuan kerja untuk kebutuhan yang sangat
mendesak dalam satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan.
19. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan yang selanjutnya disebut
SPM-UP adalah surat perintah membayar yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan membebani MAK transito.
20. Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan Nihil yang
selanjutnya disebut SPM-GUP Nihil yang diterbitkan oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran untuk selanjutnya disahkan oleh
KPPN.
21. Surat Keterangan Penghentian Pembayaran yang selanjutnya disebut
SKPP adalah surat keterangan tentang terhitung mulai bulan dihentikan
pembayaran yang dibuat/dikeluarkan oleh Pengguna Aggaran/Kuasa
Pengguna Anggaran berdasarkan surat keputusan yang diterbitkan oleh
KementrianNegara/Lembaga atau satuan kerja dan disahkan oleh KPPN
setempat.
22. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja yang selanjutnya disebut
SPTB adalah pernyataan tanggung jawab belanja yang dibuat oleh
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas transaksi belanja
sampai dengan jumlah tertentu.
23. Pemegang Uang Muka yang selanjutnya disebut PUM adalah pejabat
pembantu bendahara pengeluaran.
24. Pembuat Daftar Gaji yang selanjutnya disebut PDG adalah petugas yang
ditunjuk oleh Kuasa Pengguna Anggaran untuk membuat dan
menatausahakan daftar gaji satuan kerja yang bersangkutan.
25. Dokumen adalah data, catatan, dan/atau keterangan yang berkaitan
dengan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara, baik tertulis di
atas kertas atau sarana lain, maupun terekam dalam bentuk/corak apapun;
26. Arsip data komputer, yang selanjutnya disebut ADK adalah arsip data
berupa disket atau media penyimpangan digital lainnya yang berisikan
data transaksi, data buku besar dan/atau data lainnya;
27. Barang Milik Negara yang selanjutnya disebut BMN, adalah semua barang
yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara atau berasal dari perolehan lainnya yang sah;
28. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) adalah laporan yang menyajikan
informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisa atas nilai
suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran Neraca,dan
Laporan Arus Kas dalam rangka pengungkapan yang memadai;
29. Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut SAPP,
adalah serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai
dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan
pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan Pemerintah Pusat;
30. Sistem Akuntansi Pusat, yang selanjutnya disebut SiAP,adalah
serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan
posisi keuangan pada Kementrian Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara;
31. Sistem Akuntansi Umum, yang selanjutnya disebut SAU, adalah sub SiAP
yang menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Pusat dan
Neraca;
32. Sistem Akuntansi Instansi, yang selanjutnya disebut SAI, adalah
serangkaian prosedur manual yang terkomputrisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan, pengiktisaran sampai dengan pelaporan
posisi
keuangan
dan
operasi
keuangan
pada
Kementerian
Negara/Lembaga;
33. Unit Akuntansi Instansi (SAI) adalah unit organisasi kementerian Negara/
lembaga yang bersifat fungsional yang melaksanakan fungsi akuntansi dan
pelaporan keuangan instansi yang terdiri dari Unit Akuntansi Keuangan
dan Unit Akuntansi Barang;
34. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disebut
UAKPA, adalah unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan akuntansi
dan pelaporan tingkat satuan kerja
35. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon I, yang selanjutnya
disebut UAPPA-E1, adalah unit akuntansi instansi yang melakukan
kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang seluruh
UAPPA-W yang berada di wilayah kerjanya serta UAKPA yang langsung
berada di bawahnya;
36. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon I, yang selanjutnya
disebut UAPPB-E1, adalah unit akuntansi BMN pada tingkat Eselon I yang
melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAPPB-W, dan
UAKPB yang langsung berada dibawahnya yang penanggung jawabnya
adalah pejabat Eselon I;
37. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara yang selanjutnya disebut SABMN,
adalah sub sistem dari SAI yang merupakan serangkaian prosedur yang
saling berhubungan untuk mengolah dokumen sumber dalam rangka
menghasilkan informasi untuk penyusunan neraca dan laporan menejerial
lainnya sesuai ketentuan yang berlaku;
38. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang, yang selanjutnya disebut
UAKPB, adalah satuan kerja/kuasa pengguna barang yang memiliki
wewenang mengurus dan atau menggunakan Barang Milik Negara (BMN);
39. UAPPA-W Dekonsentrasi adalah unit akuntansi yang
berada di
Pemerintah Daerah Provinsi yang melakukan kegiatan penggabungan
laporan keuangan dari seluruh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD)
yang mendapatkan alokasi dana dekonsentrasi di wilayah kerjanya;
40. UAPPA-W Tugas Pembantuan adalah unit akuntansi yang berada di
Pemerintah Daerah yang melakukan kegiatan penggabungan laporan
keuangan dari seluruh Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) yang
mendapatkan alokasi dana tugas pembantuan di wilayah kerjanya;
41. UAPPB-W Tugas Pembantuan adalah unit akuntansi yang berada di
Pemerintah Daerah yang melakukan kegiatan penggabungan laporan
Barang Milik Negara (BMN) dari Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD)
yang mendapatkan alokasi dana tugas pembantuan di wilayah kerjanya;
42. Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi
yang dilakukan secara independen, obyektif, dan profesional berdasarkan
standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas,
dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara;
43. Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah Pejabat yang
ditunjuk oleh Pengguna Anggaran untuk menggunakan anggaran
Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah.
44. Pejabat Pembuat Komitmen diangkat dengan surat keputusan
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur
BI/Pemimpin BHMN/Direksi BUMN/BUMD.
45. Bendahara Pengeluaran (BP) diangkat dengan surat keputusan
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran/Dewan Gubernur
BI/Pemimpin BHMN/Direksi BUMN/BUMD.
Download