Aspek Hukum - Universitas Mercu Buana

advertisement
Aspek Hukum
1. Pendahuluan
Setelah sebelumnya didiskusikan beberapa aspek utama, agar studi kelayakan lebih sempurna, sebaiknya dilengkapi dengan analisis aspek
hukum.
Aspek
hukum
dalam
studi
kelayakan
berkaitan
dengan
keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku.
Hukum pada pokoknya merupakan peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan
masyarakat, yakni peraturan yang dibuat oleh badan resmi yang
berwajib, pelanggaran terhadapnya berakibat diambilnya tindakan yaitu
hukuman tertentu. Ada beberapa sumber hukum formal yaitu undangundang, kebiasaan, keputusan hakim (yudisprudensi), perjanjian internasional (traktat), pendapat para sarjana hukum (doktrin).
Adapun terkait dengan proyek perlu dikaji sumber hukum dagang
atau hukum perusahaan, yaitu terutama:
-
KUHPer (Kitab Undang-undang Hukum Sipil=KUHS) khususnya buku
III perihal Perikatan.
-
Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD).
-
Peraturan-peraturan di bidang perdagangan di luar KUHD (koperasi,
paten, hak milik industri, Perum, Perjan, Persero, Perusahaan negara,
dll).
Antara sumber hukum dagang dan hukum perusahaan ditegaskan
mempunyai hubungan erat sebagaimana terlihat dalam pasal 1 KUHPer
yang berbunyi “Ketentuan-ketentuan dari KUHPerdata berlaku juga pada
hal-hal yang diatur dalam KUHDagang, kecuali bila KUHDagang sendiri
mengaturnya secara khusus”. Jika belum diatur dalam KUHDagang maka
berlaku ketentuan praktek dagang tunduk pada KUHPerdata yaitu tentang perikatan atau perjanjian yang menimbulkan hak dan kewajiban dalam lapangan harta kekayaan. Maka hukum Dagang adalah bagian yang
tak terpisahkan dari Hukum Perikatan.
http://www.mercubuana.ac.id
Analisis Kelayakan Pabrik
Aspek Hukum
Perseroan Terbatas adalah persekutuan yang berbentuk badan
hukum, dimana badan hukum ini disebut dengan “perseroan”. Istilah
perseroan menunjuk pada cara penentuan modal pada badan hukum itu
yang terdiri dari sero-sero atau saham-saham. Dan istilah terbatas
menunjuk pada batas tanggung jawab para pesero atau pemegang saham, yaitu hanya terbatas pada jumlah nilai nominal dari semua saham
yang dimiliki.
3. Hukum Perdagangan
Seseorang dikatakan menjalankan satu perusahaan, bila ia dengan teratur dan terang-terangan bertindak keluar dalam pekerjaan tertentu untuk
memperoleh keuntungan dengan suatu cara dimana ia menurut imbangan lebih banyak mempergunakan modal dari mempergunakan tenaganya sendiri.
Dalam UUPT, pasal 1, PT didefinisikan sebagai badan hukum yang
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan
modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan UU ini serta peraturan pelaksanaannya. Sedang
dari KUHD orang pada umumnya berpendapat PT adalah suatu bentuk
perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan
modal perseroan tertentu yang terbagi atas saham-saham, dalam mana
para pemegang saham (pesero) ikut serta dengan mengambil satu saham atau lebih dan melakukan perbuatan hukum dibuat oleh atas nama
bersama, dengan tidak bertanggungjawab sendiri untuk persetujuan
perseroan itu (dengan tanggungjawab yang semata-mata terbatas pada
modal yang mereka setorkan). Ditinjau dari cara menghimpun modal
perseroan, maka PT dibedakan menjadi:
1.
PT Terbuka (PT Tbk); masyarakat luas dapat ikut serta menanamkan
modal dengan membeli saham yang ditawarkan melalui bursa.
Dibedakan menjadi:
a. PT yang go-public.
b. Perseroan publik; tidak menjual saham di bursa tapi modalnya
sangat besar dan terbagi atas sejumlah pemegang saham.
2.
PT Tertutup; tidak bisa dimiliki setiap orang sebagaimana PT Terbuka
Aifrid Agustinahttp://www.mercubuana.ac.id
116
Analisis Kelayakan Pabrik
Aspek Hukum
Untuk mendirikan PT dilalui beberapa tahap:
1. Membuat akta pendirian; untuk mendirikan PT harus dibuatkan akta
pendirian yang otentik oleh notaris, sebagaimana disyaratkan oleh
pasal 7 ayat (1) UUPT. Kedudukan notaris sebagai alat bukti dan
syarat berdirinya PT.
Dalam akta pendirian dimuat:
-
Nama PT; harus diambil dari obyek perusahaan atau harusnya
menunjukkan perusahaan apa yang diselenggarakan.
-
Tempat kedudukan,
-
Maksud dan tujuan,
-
Lamanya akan bekerja; tidak dibatasi tapi dalam prakteknya biasa
ditentukan 75 tahun.
-
Cara kerja dan bertindak terhadap pihak ketiga.
-
Hak dan kewajiban pesero dan pengurus.
-
Anggaran Dasar.
Orang yang akan mendirikan PT harus membuat rencana akta
pendirian, tapi biasanya notaris sudah membuat konsepnya.
Sebelum
mendapat pengesahan dari
Menteri
Kehakiman, sejak
penanda tanganan akta pendirian hubungan antara para pendiri adalah hubungan kontraktual karena perseroan belum memperoleh status
badan hukum. Selama berstatus kontraktual, perbuatan hukum antara pihak ketiga dengan para pendiri untuk kepentingan perseroan
mengikat perseroan setelah resmi menjadi badan hukum, dengan
syarat:
a. Perseroan secara tegas menerima semua perjanjian.
b. Perseroan secara tegas menyatakan mengambil alih semua hak
dan tanggung jawab yang timbul dari perjanjian yang dibuat
pendiri atau orang lain yang ditugaskan pendiri.
c. Atau perseroan mengukuhkan secara tertulis atas semua perbuatan hukum yang dilakukan atas nama perseroan.
Bila ketiga hal ini tidak diterima oleh perseroan maka segala perbuatan hukum meskipun atas nama perseroan, sebelum pengesahan
badan hukum menjadi tanggung jawab pribadi.
Aifrid Agustina http://www.mercubuana.ac.id
118
Download