BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Tidak dapat dihindarkan bahwa kebutuhan untuk pengembangan sebuah perusahaan membutuhkan investasi dan modal kerja yang sangat besar. Kebutuhan investasi untuk pengembangan dan riset secara otomatis akan membutuhkan dana yang sangat besar. PT. Elnusa sebagai salah satu perusahaan oil and gas services adalah perusahaan yang berbasis tehnologi yang perkembangannya sangat cepat. Hampir semua lini bisnis yang ada membutuhkan tehnologi yang tinggi untuk dapat bersaing dengan kompetitor baik lokal maupun internasional. Beratnya persaingan di pasar lokal dan international yang berbasis tehnologi, membuat PT. Elnusa tidak bisa menunggu lagi untuk melakukan pembenahan infrastruktur yang ada. Apabila kita melihat laporan keuangan PT. Elnusa, tuntutan operasional pekerjaan tidak mungkin lagi dibiayai oleh pinjaman Bank. PT. Elnusa mempunyai rasio Debt on Equity-nya sudah sangat sulit untuk melakukan penambahan pinjaman ke bank (borrowing capacity sangat terbatas). Sesuai dengan laporan audit per 31 Desember 2007 posisi kewajiban PT. Elnusa adalah Rp. 1.195.264.000.000 sementara jumlah ekuitas pada periode yang sama sejumlah Rp. 948.901.000.000 atau jumlah utang 118,4 % dari jumlah equity. Dalam Bab IV dijelaskan bahwa tidak semua ekuitas dalam bentuk cash, yang mana lukuiditasnya juga sulit untuk membiayai kebutuhan pengembangan perusahaan. Dengan kondisi rasio debt equity 77 78 tersebut, maka penambahan pinjaman sangat kecil kapasitasnya dibandingkan dengan kebutuhan yang ada. Pihak bank biasanya hanya akan berani meberikan pinjaman maksimal dua kali posisi ekuitasnya. Dengan kondisi per 31 Desember total equity Rp. 948 milyar, maka bank hanya akan memberikan pinjaman maksimal sebesar Rp. 1,9 milyar. Jumlah ini sangat jauh apabila dibandingkan dengan rencana investasi PT. Elnusa yang mancapai Rp. 300 milyar disamping kebutuhan dana untuk membantu anak dalam modal kerjanya. Tuntutan manajemen menaikkan performance 100 % dari net profit tahun 2007 sebesar Rp. 100 milyar menjadi Rp. 200 milyar, tidak akan terealisasi tanpa adanya suntikan dana untuk investasi dan pengembangan usaha. Artinya penambahan kapasitas peralatan tidak bisa ditunda lagi. Melihat alasan dan kondisi yang ada, maka keputusan untuk melakukan IPO sudah sangat tepat. Tidak dapat dipungkiri bahwa Initial Public Offering (IPO) merupakan satu-satunya cara bagi perusahaan untuk mendapatkan dana segar dan biayanya murah. Di samping memperoleh dana segara hasil IPO, maka posisi ekuitas juga mengalami kenaikan yang signifikan. Kapasitas borrowing-pun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. 5.2. Saran Keputusan yang diambil oleh PT. Elnusa melakukan IPO merupakan keputusan yang sudah tepat dan memberikan dampak yang cukup signifikan bagi perusahaan dalam kapasitas pendanaannya. Namun tentunya ada beberapa rekomendasi yang harus segera dilaksanakan: 79 1. Pembentukan struktur organisasi yang lebih profesional. Keputusan merger membuat struktur organisasi yang ada menjadi sangat gemuk dan terdapat beberapa fungsi yang tumpang tindih. Evaluasi keefektifan dari struktur organisasi yang ada harus segera dilakukan. Dalam perjalanan selama 7 (tujuh) bulan terakhir nampaknya masih terdapat tumpang tindih fungsi yang ada sehingga membuat aliran pekerjaan mengganggu kegiatan operasioanal. Manajemen PT. Elnusa harus berani melakukan evaluasi terhadap fungsi masingmasing bidang dan berani mengambil langkah perbaikan. 2. Penerapan Good Corporate Governance Konsep perusahaan publik sangat berbeda dengan konsep perusahaan non publik. Adanya kewajiban keterbukaan terhadap seluruh kejadian yang ada di perusahaan tentunya mengubah cara berpikir seluruh elemen elnusa. Penerapan konsep GCG yang sebelumnya belum terlalu terlihat, dengan adanya IPO, maka harus segera dilakukan. Segala kegiatan yang tidak dilandasi oleh GCG harus segera diperbaiki untuk citra perusahaan dimata pemegang saham. Meskipun penerapan konsep GCG memerlukan effort yang besar, namun kesadaran perubahan etika dan perilaku bisnis harus segera dilakukan menuju kepada profesionalisme. 3. Mitigasi Resiko Gejolak Pasar Saham Salah satu hal yang cukup menghantui perusahaan yang go public adalah terjadinya gejolak harga saham perusahaan tersebut di pasar yang ada. Memang kondisi makro ikut menentukan gejolak harga tersebut, namun internal PT. Elnusa harus benar-benar sadar bahwa keberhasilan target yang telah dicanangkan ikut menentukan harga saham di pasar. Hal ini tentunya harus memacu seluruh 80 komponen Elnusa untuk merealisasikan segala rencana dan target yang telah dicanangkan. Melesetnya target sudah ditentukan ikut menurunkan citra perusahaan dan otomatis menurunkan harga saham yang ada. Program-program dan terobosan yang ada juga sangat ditunggu oleh pelaku pasar. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam industri migas, kenaikan harga minyak dunia tentunya harus membawa kepada bisnis turunannya. Tuntutan profesionalisme harus menjadi prioritas utama dibandingkan perusahaan sebelum melakukan IPO. Disamping itu perlu pembentukan Komite Manajemen Resiko untuk melakukan identifikasi dan mitigasi resiko yang mungkin terjadi baik resiko keuangan, resiko pasar maupun resiko operasional.