LAPORAN TEKNIK INSTRUMENTASI DAN ASUHAN KEPERAWATAN Tn. M dengan End to End Anastomose Uretera pada Kasus Striktur Uretrea Di OK 3 Instalasi Bedah Sentral RSSA Malang Disusun Oleh : MITRA DWI PURYANA 1201410016 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH MINAT PERIOPERATIF 2013 LEMBAR PENGESAHAN Laporan teknik instrumentasi dan asuhan keperawatan ini telah diperiksa dan disetujui oleh : Malang, 23 April 2013 Mahasiswa (Mitra Dwi Puryana) Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan TEKNIK INSTRUMENTASI End to End Anastomose Uretera Pada Kasus Striktur Uretrea A. Definisi Instek End to End Anastomose Uretra adalah suatu tata cara menyiapkan alat instrument untuk operasi memperbaiki uretra yang mengalami striktur akibat trauma benda tumpul. (Grundeman, 2006) B. Tujuan 1) Mengatur alat secara sistematis di meja instrumen 2) Memperlancar handling di kamar operasi 3) mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen selama operasi berlangsung C. Lingkungan 1) Menata ruangan dengan mengatur penempatan kursi, mesin suction, mesin cauter di sebelah kiri meja operasi, meja instrument, troli Waskom, dan meja mayo disesuaikan dengan kebutuhan dan luas kamar operasi. 2) Memberi alas perlak dan linen pada meja operasi. 3) Menempatkan tempat sampah yang sesuai agar mudah penggunaannya. D. Persiapan klien 1) Pasien dibaringkan di meja operasi dengan posisi supine. Pasien dipasang monitor TTV dan segera dilakukan induksi/general anestesi. 2) Pasien dipasang ETT, pasang kateter bila perlu, pasang ground cauter di bawah tungkai lalu tangan diposisikan abduksi 90 0. 3) Atur posisi pasien litotomi. E. Persiapan Alat-alat Non steril • • • • • • Meja operasi (1) Meja mayo (1) Meja instrument (1) Meja anestesi (1) mesin suction (1) Mesin elektro surgical (1) • • • • • • Mesin anestesi Celemek (5) Standart infuse (1) Lampu operasi (1) Tempat sampah medis (1) Plate diatermi (1) • • • • Gunting verban (1) Viewer (1) Perlak non steril (1) Sendaplangan tangan dan kaki (1/1) • Monitor endo urologi F. Persiapan Instrumen Steril 1) Meja Mayo • Duk klem/towel klem (5) • Desinfeksi klem/sponge forceps (1) • Pinset sirurgis/Gille (2) • Pinset anatomis/Mcindoe (2) • Pinset anatomis panjang (2) • Pinset anatomis lancip (1) • Metsembaum/ Metzenbaum (1) • Gunting benang lurus (1) • Handle mess 3/blade handle 3 (1) • mosquito (4) • Klem lurus (4) • Klem 90 0 (2) • • • • • • • • • • • Kocher/desecting forceps (1) Nald fooder/needle holder (2) Klem pean (homeostasis klem (1) Bubcock (1) Klem Penis (1) langenback (2) Sprider (1) Turner war wik retaktor (1) Busi (1) Gorget (1) Bengkok (1) 2) Meja Instrumen • • • • • • Kabel Cauter (1) Selang suction (1) Handuk steril (5) Scort (5) Duk besar (4) Duk sedang (3) • • • • • • Duk kecil (4) Duk Kombi (2) Sarung meja mayo (1) Bengkok besar dan kecil (1/1) Kom besar (1) Cucing (1) 3) Bahan Habis Pakai • Handscoun sesuai kebutuhan (6) • U-pad on (1) • Cairan aqua 1 L (3) • Spuit 10/50 cc (2/1) • Mersilk 3.0 C (1) • Vicryl 4.0 (4) • Premiline 4.0 (1) • Monisin 3.0 (1) • Metilen blue (1) G. Teknik Instrimentasi 1. Sign in • • • • • • • • • Cateter 20 + urobag (1/2) Cateter silicon 18/16 (1/1) Spongostan (1) Kassa kecil (20) Depers (5) Betadin (100 cc) Sufratule (1) Mess 22/15 (1) Hipafik (secukupnya) 2. Setelah pasien mendapat general anastesi pasien diposisikan pada posisi lithotomi kemudian pasang plat diathermi pada paha pasien. 3. Perawat instrumen melakukan scrubbing lalu mengenakan gaun steril dan handscone steril kemudian membantu operator untuk mengenakan gaun dan handscone steril 4. Berikan disinfeksi klem, deepers dan povidon iodine 10% dalam cucing pada asisten untuk melakukan disinfeksi pada lap operasi. 5. Lakukan drapping dengan memberikan: a. Doek kombi b. Doek besar di atas 6. Dekatkan meja mayo lalu pasang kabel couter dan fiksasi dengan doek klem (1) 7. Time out 8. Berikan kassa basah dan kering pada operator untuk membersihkan lapangan operasi dari povidon iodine 9. Berikan handle + mess no. 15 kepada operator dan pinset cirurgis 2 pada operator dan asisten, operator memulai incisi rawat perdarahan berikan kassa basah, couter dan suction, rawat perdarahan 10. Berikan pinset cirurgis 2 dan couter pada operator dan asisten untuk membuka fasia-muskulus. Setelah insisi fasia, otot dan lemak berikan turner war wik retraktor untuk membuka area lebih luas. 11. Masukkan metilen blue dalam spuit yang telah di encerkan dengan aqua ke lubang uretra untuk menandai corpus spongiosum pada penis. Lalu berikan klem penis untuk mencegah keluarnya metilen blue. 12. Jika corpus spongiosum belum tampak berikan melaton cateter no 16 untuk mengidentifikasi letak corpus spongiosum. 13. Setelah corpus spongiosum penis teridentifikasi berikan pinset anatomis dan gunting metsemboum untuk memisahkan corpus dengan jaringan sekitar. 14. Setelah corpus spongiosum penis terpisahkan, berikan kateter 8 untuk melakukan tegel pada corpus spongiosum penis lalu berikan koker untuk fiksasi tegel. 15. Berikan bubckok untuk membantu dalam memisahkan corpus spongiosum penis. 16. Berikan busi kepada operator yang dimasukkan kedalam lubang citostomy untuk mempermudap operator dalam meraba spingter uretra. 17. Berikan metsemboum untuk memotong uretra yang mengalami striktur dan memotong bagian-bagian uretra yang mngalami kerusakan. 18. Berikan gorget untuk membantu dalam menjahit uretra bagian posterior di jam 5,3,1, 11, 9, 7. Serta berikan jahitan dengan menggunakan vicryl 4-0 dan fiksasi dengan menggunakan klem mosquito dan klem lurus secara bergantian. Dalam melakukan penjahitan berikan 2 naldfooder untuk mempermudah operator dalam menjahit. 19. Setelah uretra tersambung, berikan kateter silicon no 18 2 cabang, setelah itu berikan naldfooder, pinset anatomis dan benang vicryl 4-0 untuk menyambung uretra yag telah dipotong. 20. Berikan irigasi dengan NS 0,9 % untuk membersihkan luka operasi 21. Berikan spongostan pada operator 22. Lakukuan tutup luka dengan memberikan naldfooder, pinset sirurgis dan benang vicryl 4-0. Lalu berikan benang monosin untuk menjahit subkutan. 23. Tutup luka dengan kassa steril dan berikan skrotum support dengan menggunakan hipafik lalu fiksasi kateter dengan hipafik. 24. Operasi selesai, pasien dibersihkan dan dirapikan. 25. Inventarisasi alat-alat yang telah dipakai dan hitung bahan habis pakai 26. Catat pemakaian alat dan bahan habis pakai pada lembar depo 27. Rapikan dan cuci alat instrument yang telah dipakai, set alat dan bersihkan ruangan. Malang, 23 April 2013 Mahasiswa (Mitra Dwi Puryana)