BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini adalah auditor-auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) Big Four (PricewaterhouseCoopers, Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young, KPMG). Objek penelitian ini dipilih karena tentunya auditor di Big Four ini memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan audit. Selain itu, auditor Big Four tentu akan menghadapi permasalahan yang lebih kompleks dalam proses auditnya. 3.2 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk meneliti jenis masalah berupa pengaruh antara dua atau lebih variabel dengan mengidentifikasikan fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang mempengaruhi (variabel independen). Sehingga penelitian ini merupakan studi empiris berbentuk kausalitas yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja dan gender terhadap kemampuan komunikasi dan psikologi auditor selama proses audit. 3.3 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif ini digunakan untuk menjelaskan tentang karakteristik data yang digunakan dalam penelitian dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi. Nilai minimum merupakan nilai terendah untuk setiap variabel, sednagkan nilai maksimum merupakan nilai tertinggi untuk setiap variabel dalam penelitian. Nilai mean merupakan nilai rata-rata dari setiap variabel yang diteliti. Standar deviasi merupakan sebaran data yang digunakan dalam penelitian yang mencerminkan data itu heterogen atau homogen yang sifatnya fluktuatif. 39 40 3.4 Metodologi Penelitian 3.4.1 Jenis Dan Sumber Data Jenis dan sumber data penelitian merupakan data primer yaitu data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data dari objek risetnya. Data primer dalam penelitian ini adalah berupa data pengisian kuesioner yang menggunakan skala likert. Sumber data berasal dari jawaban para auditor yang bekerja di kantor akuntan publik (KAP) The Big Four. 2.4.2 Prosedur Pengumpulan Data Data primer penulis dapatkan dengan menyebarkan kuesioner kepada auditor di Kantor Akuntan Publik (KAP) The Big Four yaitu PricewaterhousCoopers, Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young, dan KPMG. Penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung, penulis datang dan memberikan kuesioner kepada responden, penulis memberikan link web yang berisi kuesioner, kemudian meminta rekan-rekan auditor yang bekerja di The Big Four untuk membantu mengisi kuesioner. Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner baru yang didesain oleh penulis. 3.4.3 Penentuan Jumlah Sampel Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Karena populasi yang demikian banyaknya dan tidak dapat diperhitungkan berapa banyak jumlahnya sehingga dalam prakteknya tidak mungkin seluruh elemen diteliti, peneliti menetapkan 96 auditor untuk dijadikan sampel penelitian. Sebagai informasi lainnya, (Champion, 1981) mengatakan bahwa sebagian besar uji statistik selalu menyertakan rekomendasi ukuran sampel. Dengan kata lain, uji-uji statistik yang ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang jumlahnya 30 sampai dengan 100. 41 3.4.4 Teknik Pengumpulan Sampel Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling. Teknik ini dipilih karena penulis ingin memilih responden yaitu auditor yang bekerja di KAP Big Four. Teknik ini membantu penulis dalam memilih sampel yang ingin dipilih oleh penulis untuk dijadikan pertimbangan sampel. 3.4.5 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: - Kuesioner Suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. - Studi Pustaka Mempelajari buku-buku referensi dan literature sebagai penunjang pelengkap dari masalah yang sedang diteliti sebagai pedoman dan landasan teori. 3.4.6 Metode Analisa Data Tahapan penting dalam penelitian yaitu pengolahan dan analisis data. Data yang sudah ada dijadikan sebagai input, lalu diolah dan dianalisis menggunakan teknik anlisis statistik Statistical Product Solution Service (SPSS). 3.4.6.1 Rancangan Analisa Sebagaimana disebutkan dalam desain penelitian, salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis selanjutnya untuk memperoleh data variabel laten (unobservable variable), setiap variabel terlebih dahulu dijabarkan ke dalam indikator yang merupakan refleksi atau manifest dari konsep sehingga dapat diamati atau diukur secara langsung (observable variable). Setiap indikator diukur dengan ukuran peringkat jawaban dengan skala ordinal. Sebelum kuesioner didistribusikan dilakukan beberapa pengujian terlebih dahulu, yakni 42 pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Untuk pengujian validitas dan reliabilitas digunakan 96 responden yang diambil secara acak. Pengambilan 96 responden secara acak tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan analisis penggunaan SPSS dimana jumlah sampel kurang dari 50 (lima puluh) responden tidak direkomendasikan. 3.4.6.1.1 Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen ukur yang telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Uji validitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa cermat suatu alat uji melakukan fungsi ukurannya, suatu alat ukur yang validitasnya tinggi akan mempunyai varian kesalahan yang kecil sehingga data yang terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (validity construct) yaitu menemukan validitas dengan cara mengkorelasikan skor yang diperoleh masing-masing item pertanyaan dengan skor totalnya. Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item. Korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus signifikan berdasarkan ukuran statistik. Bila ternyata skor semua item yang disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka disimpulkan bahwa alat ukur tersebut mempunyai validitas yang baik. Cara untuk melakukan uji validitas penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product-Momen Pearson. Menurut (Sugiono, 2005), bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 keatas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat, namun sebaliknya bila korelasi dibawah 0,3 berarti tidak valid. Pengujian keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan taraf signifikansi α = 5%. Kriteria pengujian/pertanyaan alat yang digunakan dalam penelitian dikatakan valid sebagai alat ukur baik pada taraf signifikansi α = 5% dengan kriteria sebagai berikut: - Jika t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel maka alat ukur penelitian dikatakan valid. 43 - Jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka alat ukur penelitian dikatakan tidak valid. 3.4.6.1.2 Uji Reliabilitas Menurut (Hair, 2006), Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsisten, walaupun dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid untuk mengetahui tingkat konsistensi hasil pengukuran bila dilakukan pengukuran kembali terhadap gejala yang sama. Cara untuk melakukan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach (Ghozali, 2006). Dasar pengambilan keputusan uji reliabilitas: - Cronbach’s Alpha > 0.6 maka Croncbach’s Alphaacceptable (construct reliable). - Cronbach’s Alpha < 0.6 maka Cronbach’s Alphapoor Acceptable (construct unreliable). 3.5 Uji Asumsi Klasik 3.5.1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid atau bias terutama untuk sampel kecil. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan One sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian normalitas yaitu apabila probabilitas tingkat signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, yakni model regresi tersebut berdistribusi normal. 3.5.2 Uji Multikolinieritas Salah satu persyaratan dalam analisis regresi selain normalitas adalah multikolinieritas. Multikolinieritas adalah tidak adanya hubungan yang linier antara variabel independen. Jika terdapat hubungan linier antar sesame variabel independen maka dapat dikatakan variabel ini tidak orthogonal; variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar independen sama dengan nol. 44 Untuk mendeteksi apakah terjadi multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi dianggap bebas dari multikolinieritas jika variabel independen penelitian memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. 3.5.3 Uji Heteroskedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian heteroskedastisitas yaitu apabila probabilitas tingkat signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, yakni tidak terdapat heteroskedastisitas. 3.5.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terjadi korelasi antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t - 1). Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W), yaitu jika nilai DW terletak antara dU dan (4-dU) atau dU < DW < (4-dU), berarti bebas dari autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih besar dari (4-dL) berarti terdapat autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat dilihat pada tabel DW, yaitu dL;dU = α ; n ; (k-1) dimana n adalah jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan α adalah taraf signifikan. 45 3.6 Uji Determinasi (R2) Pada prinsipnya pengujian simultan dilakukan secara bersamasama untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara serentak variabel independen terhadap variabel dependen.Jika Fhitung > Ftabel, maka diyakini bahwa secara keseluruhan variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan. Bila sign F < 0,05 berarti variabel independent secara serentak mempunyai pengaruh seignifikan terhadap variabel dependen. 3.7 Uji Regresi Linear Berganda Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis linear berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linear berganda adalah: Y1 = α + β1X1 + β2X2 + e Y2 = α + β1X1 + β2X2 + e Dimana: Y1 = Kemampuan komunikasi Y2 = Psikologi α = konstanta β = Koefisien regresi X1 = Variabel pengalaman kerja X2 = Variabel gender e 3.8 = error Uji Non-Parametrik Metode analisis non-parametrik dapat digunakan jika memenuhi beberapa syarat, yaitu sampel yang akan dipakai untuk analisa harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Metode non-parametrik ini dapat digunakan untuk dua sampel yang saling berhubungan, yang mana dalam penelitian ini akan digunakan untuk meneliti variabel independen gender (X2) yang terbagi menjadi pria dan wanita. Uji non- 46 parametrik yang akan dipakai penulis adalah Uji Wilcoxon Signed-Rank yang efektif digunakan untuk meneliti dua variabel dependen. 3.9 Uji Hipotesis Dalam pengujian hipotesis ini dilakukan dengan melihat rata-rata nilai variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk jawaban positif atau negatif. Interval jawaban terdidi dari 1 sampai 5, dimana point 4 dan point 5 merupakan jawaban positif karena jawab point 4 adalah setuju dan point 5 adalah sangat setuju. Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh pengalaman kerja dan gender secara simultan dan parsial terhadap kemampuan komunikasi dan psikologi auditor digunakan pengujian secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji t. 3.9.1 Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh secara bersama-sama variabel-variabel independen terhadap variabelvariabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel pada tingkat kepercayaan 5% dan derajat kebebasan (degree of freedom) df. Apabila F-hitung lebih besar dari nilai F-tabel, maka variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, dengan persamaan sebagai berikut: a. Jika F-hitung > F-tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. b. Jika F-hitung < F-tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Keputusan statistic hitung dan statistic tabel dapat juga diambil keputusan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan: a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima. b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak. 47 3.9.2 Uji Parsial (Uji t) Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel independen. Dengan tingkat sognifikansi 5%, maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut: - Bila nilai signifikansi t < 0.05, maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. - Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen. 3.10 Operasionalisasi Variabel Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi (Y1) dan psikologi (Y2), sedangkan variabel independennya adalah pengalaman kerja (X1) dan gender (X2). Pengukuran dari masing-masing variabel dapat dikemukakan sebagai berikut: 48 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel No. Variabel Indikator Pengukur Variabel Instrumen dan skala pengukuran variabel 1 Pengalaman 1. kerja Memberikan kemampuan Skala ordinal komunikasi yang lebih baik 2. Bekerja menjadi lebih efektif 3. Bisa menguasai diri sendiri 4. Bisa mengenali perilaku orang lain 5. Bisa mendeteksi penyebab kesalahan 6. Bisa mendeteksi kesalahan yang terjadi 2 Gender 1. Mampu bekerja dalam Skala ordinal tekanan 2. Memahami lawan bicara 3. Ada rasa ingin tahu yang besar 4. Menentukan keputusan dengan logika 5. Menentukan keputusan dengan perasaan 3 Kemampuan 1. komunikasi Membantu dalam proses Skala ordinal perolehan data 2. Menciptakan hubungan baik 3. Mengkomunikasikan hasil audit 4 Psikologi 1. Mampu menguasai diri sendiri Skala ordinal 49 2. Memahami tingkah laku klien 3. Mampu mendeteksi kecurangan