39 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek

advertisement
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Objek Penelitian
Objek penelitian yang dipilih oleh penulis dalam penelitian ini
adalah auditor-auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik (KAP)
Big Four (PricewaterhouseCoopers, Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst &
Young, KPMG). Objek penelitian ini dipilih karena tentunya auditor di
Big Four ini memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
audit. Selain itu, auditor Big Four tentu akan menghadapi permasalahan
yang lebih kompleks dalam proses auditnya.
3.2
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk meneliti
jenis masalah berupa pengaruh antara dua atau lebih variabel dengan
mengidentifikasikan fakta atau peristiwa tersebut sebagai variabel yang
mempengaruhi (variabel independen). Sehingga penelitian ini merupakan
studi empiris berbentuk kausalitas yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pengalaman kerja dan gender terhadap kemampuan komunikasi
dan psikologi auditor selama proses audit.
3.3
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini digunakan untuk menjelaskan tentang
karakteristik data yang digunakan dalam penelitian dilihat dari nilai
minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi. Nilai minimum
merupakan nilai terendah untuk setiap variabel, sednagkan nilai
maksimum merupakan nilai tertinggi untuk setiap variabel dalam
penelitian. Nilai mean merupakan nilai rata-rata dari setiap variabel yang
diteliti. Standar deviasi merupakan sebaran data yang digunakan dalam
penelitian yang mencerminkan data itu heterogen atau homogen yang
sifatnya fluktuatif.
39
40
3.4
Metodologi Penelitian
3.4.1
Jenis Dan Sumber Data
Jenis dan sumber data penelitian merupakan data primer yaitu data
yang diperoleh langsung oleh pengumpul data dari objek risetnya. Data
primer dalam penelitian ini adalah berupa data pengisian kuesioner yang
menggunakan skala likert. Sumber data berasal dari jawaban para auditor
yang bekerja di kantor akuntan publik (KAP) The Big Four.
2.4.2
Prosedur Pengumpulan Data
Data primer penulis dapatkan dengan menyebarkan kuesioner
kepada auditor di Kantor Akuntan Publik (KAP) The Big Four yaitu
PricewaterhousCoopers, Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young, dan
KPMG. Penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung, penulis datang
dan memberikan kuesioner kepada responden, penulis memberikan link
web yang berisi kuesioner, kemudian meminta rekan-rekan auditor yang
bekerja di The Big Four untuk membantu mengisi kuesioner. Kuesioner
yang digunakan merupakan kuesioner baru yang didesain oleh penulis.
3.4.3
Penentuan Jumlah Sampel
Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili
sebanyak mungkin karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran,
artinya sampel harus valid, yaitu bisa mengukur sesuatu yang seharusnya
diukur. Karena populasi yang demikian banyaknya dan tidak dapat
diperhitungkan berapa banyak jumlahnya sehingga dalam prakteknya
tidak mungkin seluruh elemen diteliti, peneliti menetapkan 96 auditor
untuk
dijadikan
sampel
penelitian.
Sebagai
informasi
lainnya,
(Champion, 1981) mengatakan bahwa sebagian besar uji statistik selalu
menyertakan rekomendasi ukuran sampel. Dengan kata lain, uji-uji
statistik yang ada akan sangat efektif jika diterapkan pada sampel yang
jumlahnya 30 sampai dengan 100.
41
3.4.4
Teknik Pengumpulan Sampel
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah non-probability sampling. Teknik ini dipilih karena penulis ingin
memilih responden yaitu auditor yang bekerja di KAP Big Four. Teknik
ini membantu penulis dalam memilih sampel yang ingin dipilih oleh
penulis untuk dijadikan pertimbangan sampel.
3.4.5
Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
-
Kuesioner
Suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar
pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan
memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut.
-
Studi Pustaka
Mempelajari buku-buku referensi dan literature sebagai
penunjang pelengkap dari masalah yang sedang diteliti sebagai
pedoman dan landasan teori.
3.4.6
Metode Analisa Data
Tahapan penting dalam penelitian yaitu pengolahan dan analisis
data. Data yang sudah ada dijadikan sebagai input, lalu diolah dan
dianalisis menggunakan teknik anlisis statistik Statistical Product
Solution Service (SPSS).
3.4.6.1
Rancangan Analisa
Sebagaimana disebutkan dalam desain penelitian, salah satu tujuan
penelitian ini adalah untuk menguji hipotesis selanjutnya untuk
memperoleh data variabel laten (unobservable variable), setiap variabel
terlebih dahulu dijabarkan ke dalam indikator yang merupakan refleksi
atau manifest dari konsep sehingga dapat diamati atau diukur secara
langsung (observable variable). Setiap indikator diukur dengan ukuran
peringkat
jawaban
dengan
skala
ordinal.
Sebelum
kuesioner
didistribusikan dilakukan beberapa pengujian terlebih dahulu, yakni
42
pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Untuk pengujian validitas
dan reliabilitas digunakan 96 responden yang diambil secara acak.
Pengambilan 96 responden secara acak tersebut dilakukan dengan
mempertimbangkan analisis penggunaan SPSS dimana jumlah sampel
kurang dari 50 (lima puluh) responden tidak direkomendasikan.
3.4.6.1.1
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui bahwa instrumen ukur
yang telah disusun benar-benar mengukur apa yang perlu diukur. Uji
validitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa cermat suatu alat uji
melakukan fungsi ukurannya, suatu alat ukur yang validitasnya tinggi
akan mempunyai varian kesalahan yang kecil sehingga data yang
terkumpul merupakan data yang dapat dipercaya. Uji validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk (validity
construct) yaitu menemukan validitas dengan cara mengkorelasikan skor
yang diperoleh masing-masing item pertanyaan dengan skor totalnya.
Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua
skor item. Korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus
signifikan berdasarkan ukuran statistik. Bila ternyata skor semua item
yang disusun berdasarkan dimensi konsep berkorelasi dengan skor
totalnya, maka disimpulkan bahwa alat ukur tersebut mempunyai
validitas yang baik. Cara untuk melakukan uji validitas penelitian ini
menggunakan rumus korelasi Product-Momen Pearson.
Menurut (Sugiono, 2005), bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan
besarnya 0,3 keatas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat,
namun sebaliknya bila korelasi dibawah 0,3 berarti tidak valid. Pengujian
keberartian koefisien korelasi dilakukan dengan taraf signifikansi α =
5%.
Kriteria pengujian/pertanyaan alat yang digunakan dalam penelitian
dikatakan valid sebagai alat ukur baik pada taraf signifikansi α = 5%
dengan kriteria sebagai berikut:
- Jika t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel maka alat
ukur penelitian dikatakan valid.
43
- Jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka alat ukur penelitian
dikatakan tidak valid.
3.4.6.1.2
Uji Reliabilitas
Menurut (Hair, 2006), Pengujian reliabilitas dimaksudkan untuk
mengetahui apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan tingkat
ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsisten, walaupun dilakukan
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid untuk mengetahui
tingkat konsistensi hasil pengukuran bila dilakukan pengukuran kembali
terhadap gejala yang sama. Cara untuk melakukan uji reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach (Ghozali, 2006). Dasar
pengambilan keputusan uji reliabilitas:
- Cronbach’s Alpha > 0.6 maka Croncbach’s Alphaacceptable
(construct reliable).
- Cronbach’s Alpha < 0.6 maka Cronbach’s Alphapoor
Acceptable (construct unreliable).
3.5
Uji Asumsi Klasik
3.5.1
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Jika asumsi ini dilanggar, maka uji statistik menjadi tidak valid atau bias
terutama untuk sampel kecil. Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan
One
sample
Kolmogorov-Smirnov
Test.
Dasar
pengambilan keputusan untuk pengujian normalitas yaitu apabila
probabilitas tingkat signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, yakni model
regresi tersebut berdistribusi normal.
3.5.2
Uji Multikolinieritas
Salah satu persyaratan dalam analisis regresi selain normalitas
adalah multikolinieritas. Multikolinieritas adalah tidak adanya hubungan
yang linier antara variabel independen. Jika terdapat hubungan linier
antar sesame variabel independen maka dapat dikatakan variabel ini
tidak orthogonal; variabel orthogonal adalah variabel independen yang
nilai korelasi antar independen sama dengan nol.
44
Untuk mendeteksi apakah terjadi multikolinieritas dapat dilihat dari
nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi
dianggap bebas dari multikolinieritas jika variabel independen penelitian
memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10.
3.5.3
Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser.
Dasar pengambilan keputusan untuk pengujian heteroskedastisitas yaitu
apabila probabilitas tingkat signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, yakni
tidak terdapat heteroskedastisitas.
3.5.4
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terjadi korelasi
antara suatu periode t dengan periode sebelumnya (t - 1). Jika terjadi
korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang
baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi
dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (D-W), yaitu jika
nilai DW terletak antara dU dan (4-dU) atau dU < DW < (4-dU), berarti
bebas dari autokorelasi. Jika nilai DW lebih kecil dari dL atau DW lebih
besar dari (4-dL) berarti terdapat autokorelasi. Nilai dL dan dU dapat
dilihat pada tabel DW, yaitu dL;dU = α ; n ; (k-1) dimana n adalah
jumlah sampel, k adalah jumlah variabel, dan α adalah taraf signifikan.
45
3.6
Uji Determinasi (R2)
Pada prinsipnya pengujian simultan dilakukan secara bersamasama untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh secara serentak
variabel independen terhadap variabel dependen.Jika Fhitung > Ftabel,
maka diyakini bahwa secara keseluruhan variabel bebas tersebut
berpengaruh secara signifikan. Bila sign F < 0,05 berarti variabel
independent secara serentak mempunyai pengaruh seignifikan terhadap
variabel dependen.
3.7
Uji Regresi Linear Berganda
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis linear berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis regresi
berganda digunakan untuk mengukur pengaruh dua atau lebih variabel
independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linear
berganda adalah:
Y1 = α + β1X1 + β2X2 + e
Y2 = α + β1X1 + β2X2 + e
Dimana:
Y1 = Kemampuan komunikasi
Y2 = Psikologi
α
= konstanta
β
= Koefisien regresi
X1 = Variabel pengalaman kerja
X2 = Variabel gender
e
3.8
= error
Uji Non-Parametrik
Metode analisis non-parametrik dapat digunakan jika memenuhi
beberapa syarat, yaitu sampel yang akan dipakai untuk analisa harus
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Metode non-parametrik
ini dapat digunakan untuk dua sampel yang saling berhubungan, yang
mana dalam penelitian ini akan digunakan untuk meneliti variabel
independen gender (X2) yang terbagi menjadi pria dan wanita. Uji non-
46
parametrik yang akan dipakai penulis adalah Uji Wilcoxon Signed-Rank
yang efektif digunakan untuk meneliti dua variabel dependen.
3.9
Uji Hipotesis
Dalam pengujian hipotesis ini dilakukan dengan melihat rata-rata
nilai variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk jawaban positif
atau negatif. Interval jawaban terdidi dari 1 sampai 5, dimana point 4 dan
point 5 merupakan jawaban positif karena jawab point 4 adalah setuju
dan point 5 adalah sangat setuju. Untuk menguji hipotesis mengenai
pengaruh pengalaman kerja dan gender secara simultan dan parsial
terhadap kemampuan komunikasi dan psikologi auditor digunakan
pengujian secara simultan dengan uji F dan secara parsial dengan uji t.
3.9.1
Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
secara bersama-sama variabel-variabel independen terhadap variabelvariabel dependen. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan
nilai F-hitung dengan F-tabel pada tingkat kepercayaan 5% dan derajat
kebebasan (degree of freedom) df. Apabila F-hitung lebih besar dari nilai
F-tabel, maka variabel independen secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, dengan persamaan
sebagai berikut:
a. Jika F-hitung > F-tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
b. Jika F-hitung < F-tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Keputusan statistic hitung dan statistic tabel dapat juga diambil
keputusan
berdasarkan
probabilitas,
dengan
dasar
pengambilan
keputusan:
a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho
diterima.
b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho
ditolak.
47
3.9.2
Uji Parsial (Uji t)
Pengujian ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel independen. Dengan tingkat sognifikansi
5%, maka kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
- Bila nilai signifikansi t < 0.05, maka Ho ditolak, artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara satu variabel
independen terhadap variabel dependen.
- Apabila nilai signifikansi t > 0.05, maka Ho diterima, artinya
tidak ada pengaruh yang signifikan antara satu variabel
independen terhadap variabel dependen.
3.10
Operasionalisasi Variabel
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan
komunikasi (Y1) dan psikologi (Y2), sedangkan variabel independennya
adalah pengalaman kerja (X1) dan gender (X2). Pengukuran dari
masing-masing variabel dapat dikemukakan sebagai berikut:
48
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No.
Variabel
Indikator Pengukur Variabel
Instrumen dan skala
pengukuran variabel
1
Pengalaman
1.
kerja
Memberikan kemampuan
Skala ordinal
komunikasi yang lebih baik
2.
Bekerja menjadi lebih
efektif
3.
Bisa menguasai diri
sendiri
4.
Bisa mengenali perilaku
orang lain
5.
Bisa mendeteksi penyebab
kesalahan
6.
Bisa mendeteksi
kesalahan yang terjadi
2
Gender
1.
Mampu bekerja dalam
Skala ordinal
tekanan
2.
Memahami lawan bicara
3.
Ada rasa ingin tahu yang
besar
4.
Menentukan keputusan
dengan logika
5.
Menentukan keputusan
dengan perasaan
3
Kemampuan
1.
komunikasi
Membantu dalam proses
Skala ordinal
perolehan data
2.
Menciptakan hubungan
baik
3.
Mengkomunikasikan hasil
audit
4
Psikologi
1.
Mampu menguasai diri
sendiri
Skala ordinal
49
2.
Memahami tingkah laku
klien
3.
Mampu mendeteksi
kecurangan
Download