pengaruh pelatihan kecerdasan emosi terhadap keterampilan sosial

advertisement
PENGARUH PELATIHAN KECERDASAN EMOSI
TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL SISWA AKSELERASI
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
JENNIA RITA SYAMRIL
03 320 120
IRWAN NURYANA. K
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2007
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang Masalah
Mengikuti arus zaman yang terus melaju pesat, harus diikuti juga dengan
kemampuan intelektual yang tinggi dan mencetak generasi-generasi baru yang
juga dituntut untuk memiliki kemampuan kognitif dan mental yang tinggi agar
dapat bertahan dan bersaing untuk mencapai sukses. Salah satu antisipasi atau
cara yang ditempuh pemerintah Indonesia untuk membentuk generasi yang unggul
adalah dengan mengadakan terobosan dalam dunia pendidikan, yaitu dengan
membentuk program akselerasi atau percepatan.
Menurut Hawadi (2004) akselerasi adalah kemajuan yang diperoleh dalam
program pengajaran pada waktu yang lebih cepat atau dalam usia yang lebih muda
daripada usia konvensional. Tujuan dari program akselerasi adalah memberikan
pelayanan untuk anak berbakat secara intelektual untuk dapat menyelesaikan
pendidikan lebih awal. Program akselerasi dirancang khusus untuk mengasah
kemampuan intelektual dan sekaligus memberikan kematangan emosi dan
pemantapan spiritual (http.// www.mail-archieve.com )
Program akselerasi pada pelaksanaannya ternyata ditemukan berbagai
masalah. Seorang Wakil Kepala Sekolah salah satu SMU di Yogyakarta
mengeluarkan pernyataannya tentang kelas akselerasi, yaitu “selama pelaksanaan
akselerasi di sekolah ini saya menemukan beberapa hal aneh seperti, siswa terlihat
kurang berkomunikasi, mengalami ketegangan, kurang bergaul, dan tidak suka
pada pelajaran olahraga. Mereka tegang seperti robot, Kami juga mendapat
laporan dari orangtua bahwa mereka sulit berkomunikasi dengan anaknya. (http.//
www.republika.co.id 30 April 2005). Pernyataan yang sama juga diberikan oleh
seorang guru salah satu sekolah menengah di Jakarta yang mengatakan bahwa
anak akselerasi memiliki pergaulan yang lebih terbatas daripada kelas umum
karena teman satu ruangannya dan guru-gurunya dalam 2 tahun selalu sama. Guru
menjadi khawatir bahwa percepatan belajar dapat menimbulkan dampak negatif
dikemudian hari karena masa remaja dan bermain mereka terenggut (http.//
www.kompas.com 23 Juli 2005)
Kecerdasan emosional dapat diasah dengan adanya pelatihan-pelatihan
atau training yang cendrung akan lebih efektif. Untuk itu berdasarkan latar
belakang masalah diatas maka perlu diadakannya training atau pelatihan
kecerdasan emosi untuk meningkatkan kemampuan siswa akselerasi dalam
mengembangkan keterampilan sosialnya. Pelatihan kecerdasan emosi juga
diharapkan mampu meningkatkan karakteristik siswa akselerasi yang tidak hanya
memiliki kecerdasan intelektual tapi juga memiliki kecerdasan emosional, yang
sangat berperan dalam kesuksesan siswa dalam berkiprah di dunia pekerjaan
nantinya.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan menguji secara empirik apakah
pelatihan kecerdasan emosi secara signifikan mampu meningkatkan kemampuan
interaksi sosial pada siswa-siswa SMU yang mengikuti program akselerasi
C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah untuk memperkaya
khasanah
ilmu
pengetahuan
dibidang
psikologi,
khususnya
psikologi
perkembangan dan pendidikan, dengan adanya tambahan referensi teoritis yang
ilmiah tentang efektivitas pelatihan kecerdasan emosi pada siswa akselerasi.
Sedangkan manfaat praktis yang didapat dari penelitian ini adalah :
1. Jika hipotesis dalam penelitian dapat dibuktikan kebenarannya, maka
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan sosial anak.
2.
Melalui penelitian ini dapat diketahui keterampilan sosial siswa akselerasi
dan memberikan kontribusi langsung pada subjek.
D. Keaslian Penelitian
Berbagai penelitian baik di dalam dan di luar negri telah dilakukan dengan
menggunakan ketrampilan sosial sebagai variabel. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Sari (2004), Olviana (2006) dan Rachmawatie (2006),
untuk melihat efektivitas dari pelatihan kecerdasan emosi. Namun penelitian
eksperimen dengan memberikan pelatihan kecerdasan emosi dengan orientasi
ketrampilan sosial masih belum pernah dilakukan. Hal ini menyebabkan
penelitian ini berbeda baik dari segi topik, teori dan alat ukur, dengan penelitianpenelitian sebelumnya.
Berdasarkan perbedaan-perbedaan tersebut maka penelitian ini dapat
dianggap asli atau orisisnil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keterampilan Sosial Siswa Akselerasi
1. Pengertian keterampilan sosial siswa akselerasi
Menurut Michelson (Prawitasari & Hadjnar, 2002) keterampilan sosial
meliputi keterampilan-keterampilan memberikan pujian, mengeluh karena tidak
setuju terhadap sesuatu hal, menolak permintaan orang lain, kemampuan bertukar
pengalaman, menuntut hak pribadi, memberikan saran kepada orang lain,
pemecahan konflik atau masalah, serta berhubungan dengan orang lain yang lebih
tua atau lebih tinggi statusnya.
Keterampilan sosial merupakan kemampuan yang beraneka ragam untuk
mengeluarkan prilaku-prilaku yang tampak, baik berupa tingkah laku positif
maupun negatif dan tidak mengeluarkan prilaku yang dilarang atau tidak disukai
orang lain (Libet & Lewinson dalam Cartledge & Milburn , 1995).
Sementara itu menurut Saphiro (1997) keterampilan sosial yaitu
kemampuan anak untuk bergaul dengan orang lain, mengenali dan mampu
bereaksi dengan tepat terhadap situasi-situasi sosial, serta mampu mencari titik
temu antara kebutuhan dan harapannya dengan harapan dan kebutuhan orang lain.
Sejalan dengan hal itu, Goleman (1999) menambahkan bahwa keterampilan sosial
adalah kemampuan anak untuk mengendalikan emosinya dengan baik pada saat
berhubungan dengan orang lain, memiliki kemampuan untuk membaca situasi dan
mampu berinteraksi dengan lancar serta menjalin persahabatan yang sehat.
Sementara itu akselerasi adalah program percepatan belajar untuk SD,
SLTP, SMU dirancang oleh pemerintah pada tahun 2000. Akselerasi
didefenisikan sebagai salah satu bentuk pelayanan pandidikan yang diberikan bagi
siswa dengan kecerdasan dan kemampuan luar biasa untuk dapat menyelesaikan
pendidikan lebih awal dari waktu yang ditentukan (http//www.depdiknas.go.id)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan sosial siswa akselerasi
Cartledge dan Milburn (1995) mengatakan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terbentuknya keterampilan sosial remaja, yaitu :
a. Karakteristik remaja
Karakteristik pribadi dan lingkungan tempat anak tumbuh adalah
salah satu hal yang sangat mempengaruhi keterampilan sosial remaja. Remaja
dengan tipe kepribadian tertutup (introvert) akan mengalami kesulitan untuk
mulai berinteraksi dan bergaul dengan orang lain Karakteristik remaja yang
membentuk keterampilan sosial meliputi :
1. Fase perkembangan
2. Jender
3. Kemampuan kognitif
b. Kriteria lingkungan sosial
Lingkungan sosial itu mencakup :
1. Konteks budaya
2. Situasi yang spesifik
3. Hubungan dengan teman sebaya
3. Aspek – aspek Keterampilan Sosial Siswa Akselerasi
Menurut Mager (Cartledge & Milburn, 1995), aspek-aspek keterampilan
sosial remaja adalah :
a. Kesopanan
Meliputi perilaku remaja dalam menunjukkan sikap yang positif terhadap
teman-teman sebaya maupun orang dewasa. Sikap tersebut antara lain
memberikan pujian dan senyuman, mengucapkan terima kasih, membuat
pernyataan yang positif dan prilaku yang baik dalam situasi yang beraneka ragam.
b. Kerjasama
Meliputi kemampuan remaja untuk berpartisipasi dalam pekerjaan
kelompok dengan teman sebaya atau orang yang lebih dewasa, kemampuan
menjalankan pertemanan dan dapat mengikuti aturan yang berlaku dalam
kelompoknya.
B.
Pelatihan Kecerdasan Emosi
1. Pengertian pelatihan kecerdasan emosi
Pelatihan secara etimologis atau bahasa berdasarkan kamus psikologi dari
Kartono dan Gulo (2000) mengartikan sebagai sebuah instruksi, perlakuan,
manipulasi, yang harus dijalani oleh seekor binatang atau seorang manusia agar
dapat memahami atau sanggup melaksanakan tugas atau peran tertentu.
Sementara itu menurut Wexel dan Yukl (As’ad 2002), pelatihan dan
pengembangan adalah istilah-istilah yang menyangkut usaha-usaha yang
terencana dan diselengarakan agar mencapai penguasaan akan keterampilan
pengetahuan dan sikap-sikap yang relevan terhadap pekerjaan. Sikula (As’ad
2002) juga berpendapat bahwa training adalah proses pendidikan jangka pendek
yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, dimana tenaga
non_managerial mempelajari pengetahuan dan ketrampilan teknis untuk tujuantujuan tertentu.
Goleman (2000) sendiri berpendapat kecerdasan emosi adalah kemampuan
untuk mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan
memotivasi diri dan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dalam
berhubungan dengan orang lain, kemampuan untuk bertahan menghadapi
frustrasi, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres tidak tidak
melumpuhkan kemampuan berfikir, serta berempati dan berdoa. Mayer
(Goleman, 2000) menambahkan kecerdasan emosi adalah kemampuan memantau
dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain serta menggunakan perasaanperasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.
Sementara itu menurut BarOn kecerdasan emosi adalah sekumpulan
kecakapan dan sikap yang jelas perbedaannya, namun saling tumpang tindih.
Kumpulan ini dapat dikelompokkan ke dalam lima tema umu atau ranah, yaitu
intrapribadi, antarpribadi, penanganan terhadap stres, penyesuaian diri, dan
suasana hati. Kelima ranah ini kemudian dikelompokkan lagi ke dalam lima belas
unsur yaitu, kesadaran diri, asertifitas, kemandirian, pengahargaan diri, aktualisasi
diri, empati, tanggung jawab sosial, hubungan antarpribadi, pemecahan masalah,
uji realitas, sikap fleksibel, ketahanan menanggung stres, pengendalian impuls,
kebahagiaan, dan yang terakhir adalah optimisme (Stein & Book, 2002).
2. Aspek – aspek kecerdasan emosi
aspek kecerdasan emosi yang telah ditemukan oleh penelitian Goleman
(1996), yang mengemukakan bahwa komponen kecerdasan emosi terdiri dari
aspek-aspek:
a)
kesadaran diri
: memiliki tolak ukur yang realistis atas kemampuan
diri.
b)
pengaturan diri
: menangani emosi sehingga berdampak positif,
mampu pulih dari tekanan emosi.
c)
motivasi
:
menggunakan
hasrat
terdalam
untuk
menggerakkan dan menuntun seseorang menuju
sasaran,
inisiatif
untuk
bertahan
menghadapi
kegagalan dan frustasi .
d)
empati
: mampu memahami sesuatu berdasarkan perspektif
orang lain.
e)
ketrampilan sosial
: menangani emosi dengan baik ketika berhubungan
dengan orang lain dan cermat membaca situasi dan
jaringan
sosial,
bernteraksi
dengan
lancar,
menggunakan ketrampilan untuk mempengaruhi
dan
memimpin
orang
lain,
menyelesaikan
perselisihan dan bekerjasama dengan baik dalam
tim
D. Pengaruh Pelatihan Kecerdasan Emosi Terhadap Keterampilan
Sosial pada Siswa Akselerasi
Penyelenggaraan sistem percepatan kelas (akselerasi) bagi siswa yang
memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa merupakan salah satu strategi
alternatif yang relevan, disamping bertujuan untuk memberikan pelayanan
pendidikan sesuai dengan potensi siswa, juga bertujuan untuk mengimbangi
kekurangan yang terdapat dalam kelas klasikal atau reguler. Nasichin (Hawadi,
2004) mengelompokkan tujuan dari penyelenggaraan program percepatan belajar
kedalam 2 kelompok, tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum antara lain:
1. memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki karakteristik
khusus dari aspek kognitif dan afektifnya
1. memenuhi hak asasi selaku peserta didik sesuai dengan kebutuhan
pendidikan dirinya
2. memenuhi minat intelektual dan perspektif masa depan peserta didik.
3.
menyiapkan peserta didik menjadi pemimpin masa depan.
Tujuan khususnya adalah :
1. menghargai peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar
biasa untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih cepat.
2. memacu kualitas atau mutu siswa dalam meningkatkan kecerdasan
spiritual, inteletual dan emosional secara berimbang.
Sementara itu, kenyataan yang terjadi adalah siswa yang masuk kelas
akselerasi mengalami gangguan emosi dan cendrung lebih fokus pada diri sendiri
karena dibebani oleh muatan pelajaran yang tidak sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa.
Memahami kecerdasan emosi pada siswa akselerasi merupakan suatu hal
yang kompleks. Siswa akselerasi merupakan sosok yang sama dengan anak biasa
pada umumnya, yaitu sama-sama membutuhkan ruang yang cukup untuk
meningkatkan aspek afektif atau kecerdasan emosi dalam diri mereka. Mereka
juga memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial serta
kebutuhan untuk memiliki kualitas waktu yang seimbang antara kegiatana
personal dan interpersonal, agar siswa dapat memaksimalkan potensi dan
mengembangkan kecerdasan emosinya.
Berdasarkan arti penting keberadaan kecerdasan emosi bagi siswa
akselerasi terutama dalam lingkungan afektifnya, maka sangat dibutuhkan upaya
untuk meningkatkan pemahaman tentang arti penting kecerdasan emosi pada
siswa akselerasi. Salah satu upaya tersebut adalah dengan mengadakan pelatihan
kecerdasan emosi. Pelatihan kecerdasan emosi akan menumbuhkan pemahaman
tentang peran penting kecerdasan emosi dalam membangun ketrampilan sosial
pada siswa akselerasi.
D. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah : “ Adanya pengaruh yang signifikan
pelatihan kecerdasan emosi terhadap keterampilan sosial siswa akselerasi “.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas
: pelatihan kecerdasan emosi
2. Variabel tergantung : keterampilan sosial pada siswa kelas akselerasi.
B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian
a. Pelatihan kecerdasan emosi
Pelatihan
kecerdasan
emosi
adalah
suatu
usaha
yang
terencana
dan
diselenggarakan agar mencapai penguasaan terhadap kemampuan seorang
individu dalam memahami perasaan dirinya sendiri dan orang lain, sehingga
nantinya ia mampu mengelola, mengontrol dan mengekspresikannya dalam
bentuk sikap dan perilaku secara tepat, sehingga mampu mengatasi berbagai
tekanan dan permasalahan, mampu berinteraksi dengan orang lain secara tepat dan
mengkombinasikannya dengan kecerdasan intelektual yang dimiliki
b. Keterampilan sosial
Keterampilan sosial adalah kemampuan individu untuk berprilaku sesuai
dengan aturan yang ada ataupun yang diinginkan oleh orang lain sehingga
seseorang dapat berinteraksi ataupun memulai interaksi dengan orang lain.
Perilaku tersebut diantaranya adalah dapat menghargai dan memahami perasaan
orang lain, lebih mampu mengontrol diri, menjalin kerjasama, dan dapat
menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku. Ketrampilan sosial siswa
akselerasi diukur dengan menggunakan skala ketrampilan sosial Rand Social
Baterry. Ketrampilan sosial siswa akselerasi diketahui melalui skor yang
diperoleh subjek setelah mengisi skala Rand Social Baterry. Semakin tinggi skor
yang diperoleh anak, maka semakin baik keterampilan sosialnya. Sebaliknya
semakin rendah skor yang diperoleh anak semakin rendah pula keterampilan
sosialnya.
C. Subjek Peneletian
Populasi penelitian ini adalah siswa sekolah menengah atas yang
mengikuti program akselerasi. Sementara yang diambil menjadi sampel adalah
siswa kelas X program akselerasi di SMU 3 Yogyakarta. Seluruh sampel akan
diberikan pelatihan kecerdasan emosi.
D. Rancangan Eksperimen
Penelitian
ini
menggunakan pendekatan eksperimen, yaitu suatu
pendekatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh di
antara variabel-variabel pelatihan kecerdasan emosi dan ketrampilan sosial siswa
akselerasi dengan cara membandingkan skor yang diperoleh subyek setelah dan
sebelum diberikan pelatihan.
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah treatments
by subject design.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis menyusun rancangan eksperimen
sebagai berikut :
Y1
X
Y2
Keterangan :
Y1
: Pengukuran Pretes
Y2
: Pengukuran Posttest
X
: Perlakuan berupa pelatihan kecerdasan emosi
E. Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah
menggunakan metode skala dan observasi. Metode skala nantinya akan
dibandingkan dengan observasi pada saat analisis penelitian.
F. Metode Analisis Data
Menggunakan metode paired sample t-tes, perbandingan
antara skor
pretest dan posttest dari kelompok eksperimen. Analisis data dilakukan dengan
SPSS versi 11.5 for windows.
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan
1. Orientasi Kancah
Penelitian ini dilakukan di SMUN 3 Yogyakarta. Alasan dipilihnya
sekolah tersebut sebagai kelompok eksperimen dari penelitian ini adalah :
a. SMUN 3 Yogyakarta adalah salah satu dari beberapa sekolah di Yogyakarta
yang memiliki kelas untuk program percepatan belajar atau akselerasi.
b. Prosedur perijinan dilakukannya penelitian di sekolah tersebut tidak sulit dan
tidak berbelit-belit.
Setelah menentukan SMUN 3 yang akan menjadi tempat penelitian,
penulis melakukan diskusi dan observasi untuk menentukan kelas akselerasi mana
yang akan dipilih sebagai kelompok eksperimen dari penelitian ini. Setelah
melalui diskusi dengan guru bimbingan konseling yang khusus menangani siswa
akselerasi, akhirnya diputuskan bahwa siswa kelas X yang akan menjadi
kelompok eksperimen dari penelitian ini.
Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai orientasi kancah pada kelompok
penelitian, yaitu SMUN 3 Yogyakarta:
SMUN 3 Yogyakarta terletak di jalan Yos Sudarso no 7, Kelurahan
Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Sekolah Menengah Umum yang berdiri pada tahun 1942 ini berstatus
negri dengan jenjang akreditas A.
C. Hasil Penelitian
Hasil analisis untuk perbedaan skor pretest dan posttest subjek adalah nilai
beda (t) sebesar 0.823 dengan p = 0.423 (p > 0.01). Artinya tidak ada perbedaan
yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada subjek (analisis lengkap
pada lampiran )
Lebih lanjut, walaupun tidak terdapa perbedaan yang signifikan pada skor
subjek antara sebelum dan setelah dilakukannya pelatihan, tetapi terjadi
penurunan nilai rerata skala interaksi sosial pada skor pretest dan posttest dari
30.5 menjadi 29.5 pada rerata posttest setelah dilakukannya eksperimen.
Berdasarkan hasil analisis di atas, maka hipotesis penelitian yang berbunyi
ada pengaruh yang signifikan pelatihan kecerdasan emosi terhadap kemampuan
interaksi sosial siswa akselerasi ditolak.
3. Pembahasan
Tujuan penelitian yang ingin menguji secara empirik apakah pelatihan
kecerdasan emosi mampu secara efektif meningkatkan kemampuan interaksi
sosial siswa akselerasi tidak mendapat support empirik. Hipotesis penelitian yang
berbunyi ada pengaruh pelatihan kecerdasan emosi terhadap keterampilan sosial
siswa akselerasi ditolak. Ini berarti penelitian ini belum efektif dalam
meningkatkan keterampilan sosial siswa akselerasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
pelatihan
kecerdasan
emosi
tidak
mampu
meningkatkan
kemampuan
keterampilan. sosial pada siswa akselerasi.
B. Saran
Penulis memberikan beberapa saran yang ditujukan kepada beberapa
pihak, antara lain :
1. Saran terhadap orangtua murid
Orangtua murid sebagai keluarga utama dari subjek harus mampu menjalin
interaksi sosial yang harmonis dan bersifat dua arah kepada subjek, sehingga
nantinya
diharapkan
subjek
mampu
berinteraksi
dengan
baik
dengan
lingkungannya.
2. Saran terhadap guru
Penulis mengharapkan agar selain memberikan materi yang isinya
pelajaran, guru dapat juga memberikan materi-materi berupa keterampilan dan
kompetensi sosial anak yang terdapat dalam pelatihan kecerdasan emosi.
3. Saran terhadap peneliti selanjutnya
Penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya pada
kelompok subjek, alat ukur, pelaksanaan eksperimen, serta kurangnya penggalian
informasi tambahan.
Pada penggunaan kelompok subjek, penulis mengharapkan agar peneliti
selanjutnya dapat menggunakan dua kelompok subjek yaitu kelompok eksperimen
dan kontrol. Hal ini dimaksudkna agar pengaruh eksperimen dapat benar-benar
dilihat dnegan cara membandingkan kedua kelompok tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
As’ad, Moh, S.U. 2002. Psikologi Industri, Seri Ilmu Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta: Liberty
Cartledge, G & Milburn, J. F. 1995. Teaching Social Skill to Children and Youth
Third Edition. USA : Allyn and Bacon
Goleman, D. 1999. Working With Emotional Intelligence (Terjemahan). Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
___________. 2000. Executive EQ : Kecerdasan Emosional Dalam
Kepemimpinan dan Organisasi (Terjemahan). Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama
Hawadi, R.A. 2004. Akselerasi A-Z Info Program Percepatan Belajar dan Anak
Berbakat Intelektual. Jakarta : Gramedia Widya Sarana Ind
Kartono, Kartini, & Gulo, Dali. 2000. Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya
Olviana, A. 2005. Pengaruh Pelatihan kecerdasan Emosional Terhadap
Peningkatan perkembangan Moral Anak SD. Skripsi (Tidak Diterbitkan).
Yogyakarta: Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial
Budaya Universitas Islam Indonesia.
Sari, H. 2004. Pengaruh Pelatihan Kcerdasan Emosi Terhadap Penurunan
Agresivitas Anak Di Sekolah. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta:
Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia.
Shapiro L. 1997. Mengajarkan Emosional Intelligence pada Anak. Jakarta: Buana
Printing.
Stein, S. J. & Book, H. E. 2000. Ledakan Eq : 15 Prinsip Dasar Kecerdasan
Emosional Meraih Sukses (Terjemahan). Bandung: Kaifa
http : //www.kompas.com
23/07/05
http : //www.republika.co.id 30/08/05
---------------------------. 2005. Sistem Percepatan Kelas (Akselerasi) Bagi Siswa
Yang Memiliki Kemampuan Luar Biasa. http//www.depdiknas.go.id
Download