strategi segmentasi produk kpr ib bank dki cabang

advertisement
STRATEGI SEGMENTASI PRODUK KPR IB BANK
DKI CABANG SYARIAH PONDOK INDAH
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Adam Wijaya
NIM: 1112053000047
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H./2016 M.
ABSTRAK
Adam Wijaya, 1112053000047, Strategi Segmentasi Produk KPR iB Bank
DKI Cabang Syariah Pondok Indah, Program Studi Manajemen Dakwah,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, di Bawah Bimbingan H.
Mulkannasir, BA, MM. M.Pd
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan penting dalam suatu perusahaan.
Perusahaan nantinya akan menciptakan suatu strategi pemasaran yang dapat
menciptakan keuntungan dan kepuasan konsumen. Namun, pemasaran
membutuhkan suatu rumusan yang sangat matang sehingga pemasaran yang
dilakukan dapat berjalan sesuai rencana. Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah
telah menghadirkan produk KPR iB. Suksesnya produk KPR iB tidak terlepas dari
segmentasi yang diterapkan oleh Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah.
Dengan segmentasi, Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah yang dapat
membagi pangsa pasarnya sesuai kriteria dan prosedur yang berlaku, sehingga
pemasaran menjadi lebih efektif.
Fokus penelitian ini adalah pada strategi segmentasi yang diterapkan oleh
Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah dan juga dengan menganalisis faktor
internal (kekuatan-kelemahan) serta faktor ekternal (peluang-ancaman) dengan
menggunakan analisis SWOT. Sehingga dapat mengidentifikasi kesiapan Bank
DKI Cabang Syariah Pondok Indah untuk melayani segmentasi yang telah
diterapkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
dengan mewawancarai narasumber yang terkait serta dengan penelitian
kepustakaan yang datanya diambil dari beberapa hal yang terkait dengan
segmentasi pemasaran.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa segmentasi yang
diterapkan oleh Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah adalah segmentasi
Geografis dan Demografis. Dengan hasil analisis SWOT yang menunjukan bahwa
segmentasi yang diterapkan oleh bank DKI telah tepat dilihat dari kelebihan serta
peluang yang dimiliki oleh Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah.
KEYWORD: STRATEGI
ANALISIS SWOT
SEGMENTASI,
i
BANK
DKI
SYARIAH,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
anugrahnya memberikan kemudahan, kelancaran dan ketabahan untuk membantu
penulis menyelesaikan skripsi ini. Sehingga doa-doa syukur selalu mengalir
diantara keyakinan penulis untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapat syafaatnya di hari
akhir nanti.
Penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada mereka yang telah mengorbankan tenaga, pikiran dan waktunya untuk
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, MA Selaku Dekan fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Suparto, M.Ed., Ph.D selaku wakil Dekan Bidang akademik, Ibu Dr.
Roudhonah, M.Ag selaku wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Dr.
Suhaimi, M.Si selaku wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan
kerjasama Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Helmi Rustandi, MA Selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya. MA Selaku ketua Jurusan Manajemen
Dakwah (MD) dan Bapak Sugiharto, MA selaku Sekretaris Jurusan
Manajemen Dakwah.
ii
5. Bapak H. Mulkanasir, BA, S.Pd, MM. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah meluangkan waktu serta pikirannya untuk membimbing, memberi
motivasi, arahan, kritikan serta saran bagi penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Para Dosen Jurusan Manajemen Dakwah (MD) dan Konsentrasi Manajemen
Lembaga Keungan Islam (MLKI) atas semua ilmu yang telah diberikan.
7. Staf dan seluruh karyawan Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah yang rela
menyediakan waktunya untuk penulis.
8. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah banyak membantu dengan meminjamkan buku dalam penulisan
skripsi.
9. Segenap tim penguji skripsi yang telah membantu memperbaiki dan
mengevaluasi skripsi penulis.
10. Orang tua tercinta, Ayahanda Suhatrono dan Ibunda Ruhiyawati yang selalu
memberikan motivasi, mengorbankan segala waktu, pikiran serta doanya yang
selalu menyertai penulis dalam penyelasaian skripsi ini.
11. Adik tersayang, Seva Salsabiila yang selalu memberikan semangat untuk
penulis sehingga dapat menyelasaikan skripsi ini.
12. Sahabat Hidup, Gandes Nurindah Sari yang selalu hadir dengan penuh
semangat dan motivasi menemani penulis serta kasih sayang yang tulus dan
perhatian yang tiada henti untuk kelancaran skripsi penulis.
13. Kawan-kawan penyantap warteg buyung, Humam, Blitod, Kojay, Yusron,
Aciw, Encek, Fikri.
iii
14. Kawan-kawan seperjuangan di Kelas MD-B (Ceker Bebek) angkatan 2012
yang telah banyak berbagi ilmu pengetahuan serta menjadi teman diskusi
penulis selama perkuliahan.
Tidak ada kata-kata yang dapat penulis ucapkan kecuali terimakasih
semoga Allah SWT membalas semya amal kebaikan yang dengan tulus telah
diberikan pada penulis. Akhir kata harapan penulis semoga skripsi ini
bermanfaat dan berguna bagi kita semua.
Jakarta, 2 Juni 2016
27 Sya’ban 1437
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ……………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….
ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………….
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………
5
1. Pembatan Masalah ………………………………………
5
2. Perumusan Masalah …………………………………….
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………….
6
1. Tujuan Penelitian………………………………………..
6
2. Manfaat Penelitian ……………………………………...
6
D. Tinjauan Pustaka …………………………………………...
7
E. Metode Penelitian …………………………………………..
9
1. Pendekatan Penelitan …………………………………..
9
2. Ruang Lingkup Penelitian ……………………………..
10
3. Sumber Data Penelitian ………………………………..
10
4. Teknik Pengumpulan Data …………………………….
11
5. Teknik Analisa Data …………………………………...
12
6. Teknik Penulisan ……………………………………….
12
F. Sistematika Penuliasan ……………………………………..
13
v
BAB II
BAB III
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Strategi …………………………………………
15
B. Tahap Dalam Strategi ……………………………………..
17
1. Formulasi Strategi ……………………………………..
17
2. Implementasi Strategi ………………………………….
18
3. Evaluasi Strategi ……………………………………….
19
C. Analisis SWOT ……………………………………………
20
D. Segmentasi …………………………………………………
22
1. Pengertian Segmentasi …………………………………
22
2. Dasar Penetapan Segmentasi …………………………..
24
3. Manfaat Segmentasi ……………………………………
29
E. Produk KPR …………………………………………………
30
1. Produk …………………………………………………..
30
2. Pengertian KPR …………………………………………
31
3. Jenis KPR ……………………………………………….
34
4. Macam-macam Akad KPR ……………………………..
36
GAMBARAN UMUM BANK DKI SYARIAH
A. Sejarah Singkat Bank DKI Syariah …………………………
39
B. Visi dan Misi Bank DKI Syariah ……………………………
43
1. Visi Bank DKI Syariah …………………………………
43
2. Misi Bank DKI Syariah …………………………………
44
C. Organisasi Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah ………
47
1. Struktur Organisasi ……………………………………… 47
vi
2. Personalia Organisasi ……………………………………
BAB IV
48
D. Produk Bank DKI Syariah …………………………………
50
1. Produk Pendanaan Bank DKI Syariah …………………
50
2. Produk Pembiayaan Bank DKI Syariah ……………….
52
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Segmentasi Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah …….
54
B. Analisis Segmentasi Bank DKI Cabang Syariah Pondok
BAB V
Indah Oleh Peneliti …………………….…………………..
55
C. Analisa Lingkungan Perusahaan …………………………..
57
1. Lingkungan Internal ……………………………………
57
2. Lingkungan Eksternal ………………………………….
57
D. Interpretasi Analisis SWOT ……………………………….
59
1. Tabel Matrix Kualitatif SWOT ………………………..
59
2. Hasil Interpretasi ……………………………………….
60
PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………
64
B. Saran ………………………………………………………..
66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perbankan Syariah berkembang secara pesat di dunia sejak
didirikannya Islamic Development Bank (IDB) pada tahun 1975. Sejak saat
itu diperkirakan telah berkembang ratusan bank syariah di seluruh dunia,
baik di Negara Islam maupun Negara non Islam. Bank Syariah dewasa ini
telah dapat mengembangkan dananya seperti bank-bank konvensional
umumnya. Bank Syariah sudah menjadi penghimpun dan penyalur dana
umat Islam baik untuk kepentingan yang berkaitan dengan ibadah seperti:
dana zakat, infaq, dan shadaqah maupun muamalah seperti: simpanan alwadi’ah dan mudharabah.1
Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan
dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam
kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan
alterntif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat
Indonesia. Secara bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbankan
konvensional
secara
lebih
luas
untuk
meningkatkan
kemampuan
pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional. Karakteristik sistem
perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil
memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi
1
Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Yogyakarta: EKONISIA, 2002),
h.94
1
2
masyarakat
dan bank,
bertransaksi,
investasi
serta menonjolkan
yang
beretika,
aspek keadilan dalam
mengedepankan
nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam bertransaksi keuangan. Dengan
menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam
dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi
alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat diminati oleh seluruh
golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.2
Konsumen muslim saat ini tidak hanya menuntut produk-produk
keuangan dengan aspek fungsional dan emosional semata. Tetapi juga
manfaat-manfaat spiritual. Indikatornya sederhana apakah konsumen
tersebut merasakan ketenangan jiwa “peace of mind” dari produk- produk
keuangan syariah. Salah satu produk bank syariah adalah KPR syariah,
yaitu suatu kredit pemilikan rumah (KPR) tetapi dengan akad yang
berbeda, yaitu akad yang sesuai dengan tuntunan Rasullulah SAW.3
Bank DKI merupakan Bank Umum dan Badan Usaha Milik Daerah
yang kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
dan PD Pasar Jaya. Bank DKI Syariah yang menghasilkan berbagai produk,
diharapkan dapat membantu masyarakat dalam kegiatan keuangan. Salah
satu produk yang dihasilkan oleh Bank DKI Syariah adalah produk KPR iB
yang membantu masyarakat dalam mewujudkan memiliki rumah impian.
2. http://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Contents/Default.aspx. Diakses 16
Desember 2015
3. Yushowadi, Marketing to The Middel Class Muslim, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2014), h. 85
3
Namun, tidak hanya Bank DKI Syariah yang mengeluarkan produk
KPR, tapi Bank lain seperti BTN Syariah, BNI Syariah, Mandiri Syariah
dan lainya. KPR iB Bank DKI Syariah bertujuan untuk pembelian rumah
baru atau lama, ruko, rukan, apartemen, rusun dan kavling siap bangun
(KSB), pembangunan atau renovasi dan take over. Dengan keuntugan yang
ditawarkan berupa, jumlah angsuran per bulan nasabah yang menentukan,
proses cepat dan mudah, angsuran fixed/tetap sampai dengan pembiyaan
lunas, marjian kompetitif, pelunasan sebelum akhir masa pembiayaan tidak
dikenakan pinalti.4
Pasar untuk suatu produk atau jasa sangatlah luas. Perusahaan tidak
mudah untuk memasuki pasar yang demikian luas dan kalaupun bisa
kemungkinan kecil, apalagi untuk usaha-usaha baru. Pasar yang demikian
luas ini jika tidak dipilah-pilah akan menyulitkan perusahaan dalam
melakukan kegiatan
pemasarannya. Karena pasar yang demikian luas
maka sebelum memasarkan produknya produsen harus lebih dulu
melakukan riset pasar.Dengan tujuan adalah untuk mengetahui seberapa
besar pasar yang dimasuki, siapa yang menjadi konsumen produk tersebut,
dan seberapa besar saingan.Tentu saja semua ini tergantung kemampuan
perusahaan tersebut.5
Untuk memasuki pasar yang demikian luas maka diperlukan suatu
perumusan strategi pemasaran yang baik agar mampu membaca dan
memenuhi kebutuhan masyarakat. Strategi pemasaran saat ini bukanlah
4
http://bankdkisyariah.co.id/index.php/produk-layanan/produk-pembiayaan/kprib. Diakses 7 Januari 2016
5
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: PRENADA MEDIA, 2005), h. 113.
4
bertujuan untuk menjual dan mencari untung saja, melainkan untuk
memuaskan kebutuhan masyarakat sehingga perusahaan dapat membangun
hubungan dengan masyarakat. Salah satu pendekatan pemasaran yang
diterapkan adalah melalui segmentasi pemasaran.
Untuk itu, salah satu upaya yang dilakukan oleh perusahaan agar
dapat tetap berada dalam posisi yang efektif dalam melayani segmensegmen pelanggan yang memadai dari pasar yang dituju adalah dengan
menetapkan segmentasi pasar. Segmentasi pasar pada dasarnya merupakan
usaha pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenisjenis produk tertentu dan yang memerlukan bauran pemasaran tersendiri6.
Maka dari itu dengan diterapkannya metode segmentasi pasar diharapkan
produk tersebut dapat bersaing dengan produk lain, bahkan mampu
menguasai pasar. Sehingga target dan tujuan Bank DKI Cabang Syariah
Pondok Indah dapat tercapai.
Dalam upaya mengetahui segmentasi pasar Bank DKI Cabang
Syariah Pondok Indah khususnya pada produk pembiayaan KPR iB, maka
peneliti akan mengadakan penelitian pada segmentasi yang diterapkan oleh
Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah. Dari latar belakang diatas,
penulis
akan
membahas
mengenai
“STRATEGI
SEGMENTASI
PRODUK KPR iB BANK DKI CABANG SYARIAH PONDOK
INDAH”.
6
Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasran: Konsep, Strategi, dan
Kasus, (Jakarta: PT buku seru, 2012), h. 57.
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembahasan mengenai strategi pemasaran yang memiliki
cangkupan sangat luas, agar penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka
penulis membatasi masalah hanya pada strategi segmentasi pemasaran
yang diterapkan oleh Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah
khususnya pada produk pembiayaan KPR iB.
2. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan
bahwa pokok permasalahan yang dibahas adalah sebagai berikut :
a. Bagaiman strategi segmentasi produk KPR iB Bank DKI Cabang
Syariah Pondok Indah ?
b. Bagaimana hasil analisis SWOT Bank DKI Cabang Syariah Pondok
Indah khususnya pada Produk Pembiayaan KPR iB ?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan oleh
penulis diatas maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam
penyelesaian skripsi ini, diantaranya sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui segmentasi pemasaran yang diterapkan oleh
Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah pada produk pembiayaan
KPR iB.
b. Untuk megetahui hasil perumusan analisis SWOT produk
pembiayaan KPR iB Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah.
2. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, semoga dapat memberikan
manfaat bagi beberapa pihak, antara lain:
a. Akademis
Bagi program studi
Manajemen Dakwah khususnya
konsentrasi Lembaga Keuangan Islam, hasil penelitian ini dapat
menambah wawasan pengetahuan, melengkapi dan memberikan
informasi yang berharga mengenai strategi segmentasi produk KPR
iB Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah.
7
b. Praktis
Bagi Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah, hasil
penelitian ini diharapkan menghasilkan informasi yang dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan guna
mengembangkan produk KPRiB Bank DKI Cabang Syariah Pondok
Indah.
c. Teoritis
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
pengetahuan megenai segmentasi dan analisis SWOT serta dapat
menjadi acuan penelitian lebih lanjut.
D. Tinjauan Pustaka
Pembahasan mengenai KPR Syariah merupakan hal yang menarik
untuk diperbincangkan, karena produk ini sangat diminati oleh masyarakat
yang ingin memiliki rumah layak untuk berkumpul dengan keluarga.
Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan akhirnya
penulis menemukan skripsi yang memiliki judul yang hampir sama dengan
yang akan penulis teliti, yaitu:
“Strategi Pemasaran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Griya IB
Hasanah Bank BNI Syariah KCP Cilandak”. Oleh Neneng Zakiatul
Badriah, Konsentrasi Lembaga Keuangan Syariah, Program Studi
Manajemen Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Dalam skripsi tersebut membahas tentang
perumusan strategi pemasaran pada kerdit pemilikan rumah (KPR),
8
implementasi strategi pemasaran kerdit pemilikan rumah (KPR), dan
evaluasi kerdit pemilikan rumah (KPR). Letak perbedaannya yaitu penulis
membahas tentang strategi segmentasi yang diterapkan oleh Bank DKI
Cabang Syariah Pondok Indah dan menganalisis menggunakan analisis
SWOT.
“Strategi Positioning Bank Muammalat dalam Menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015”. Oleh Farid Budi Kuswanto,
Konsentrasi Lembaga Keuangan Syariah, Program Studi Manajemen
Dakwah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2014. Dalam skripsi tersebut membahas tentang
strategi positioning, posisi tawar dan peluang Bank Muamalat dalam
menghadapii MEA. Letak perbedaannya yaitu penulis membahas tentang
strategi segmentasi yang diterapkan oleh Bank DKI Cabang Syariah
Pondok Indah dan menganalisis menggunakan analisis SWOT.
“Efektifitas Strategi Pemasaran Produk Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) Bank Syariah Mandiri Cabang Bintaro”. Oleh Rindi Antika,
Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat (Ekonomi
Islam), Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2012. Dalam skripsi tersebut membahas tentang strategi perusahaan dalam
memasarkan produk KPR, efektifitas pemasaran produk KPR, dan analisis
perkembangan produk KPR. Letak perbedaannya yaitu penulis membahas
tentang strategi segmentasi yang diterapkan oleh Bank DKI Cabang
Syariah Pondok Indah dan menganalisis menggunakan analisis SWOT.
9
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
penelitian Kualitatif. Penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian
yang menekankan kepada analisis non numeric dan analisis
interpretative terhadap fenomenal sosial. 7 Data kualitatif disajikan
dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka. Pengolahan data
kualitatif dilakukan dengan mentranskip data (baik itu hasil wawancara
maupun dokumen-dokumen yang terkait penulisan. Kemudian data
tersebut dikalsifikasikan sesuai masalah yang dibahas.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif
analitis yaitu dengan mengumpulkan data aktual dengan melakukan
observasi secara langsung atau pengamatan, setelah mengumpulkan
data dan melakukan analisis. Kemudian peneliti akan menarik
kesimpulan dari hasil analisis dan observasi sampai menadapatkan
jawaban atas pertanyaan yang terdapat pada perumusan masalah
penelitian ini.
7
Sulistyaningsih, Metodologi Penelitian Kebidanan; Kuantitaif kualitatif,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 107
10
2. Ruang Lingkup Penelitian
a. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah Bank
DKI Cabang Syriah Pondok Indah. Kemudian yang menjadi
objeknya adalah strategi segmentasi yang diterapkan oleh Bank
Bank DKI Cabang Syriah Pondok Indah.
b. Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Bank DKI Cabang Syariah Pondok
Indah yang beralamat di Jl. Sultan Iskandar Muda No. 17A-B, Kec.
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Adapun waktu penelitian
dilakukan selama 2 bulan, terhitung mulai dari bulan April hingga
bulan Mei 2016.
3. Sumber Data Penelitian
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang di dapat dari sumber
pertama. Dalam penelitian ini daa primer didapat langsung dari
bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah terkait yang dapat berupa
wawancara dan dokumen-dokumen dengan penelitian ini.
11
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data selain dari data langsung
yang didapat dari sember. Data sekunder yang penulis ambil yaitu
dari buku-buku dan litelatur.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Untuk mendapatkan data yang kongkrit, maka penulis
mengadakan kunjungan dan pengamatan langsung terhadap Bank
DKI Cabang Syariah Pondok Indah.
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Dalam penelitian ini penulis mewawancarai pihak yang terkait yaitu
pihak Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah.
c. Dokumen-dokumen
Selain wawancara, dibutuhkan dokumen-dokumen guna
memperkuat hasil penelitian yang terkait dengan berbagai hubungan
variabel baik berupa buku-buku, catatan, koran, majalah, dan lain
sebagainya.
12
5. Teknik Analisis Data
Setelah pengumpulan data selesai dilakukan maka selanjutnya
adakah proses pengolahan data. Dalam pengelolaan data kualitatif
pengelolaan data dilakukan dengan mentranskip hasil wawancara,
mengedit
kata
kemudian
mengkategorikasasikan
dan
mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah atau tema yang dibahas.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian
kualitatif yang bersifat deskriptif analisis, yakni peneitian yang
menggambarkan data dan informasi yang berlandaskan analisis SWOT
fakta-fakta yang diperoleh dilapangan, dianalisis kemudian ditarik
kesimpulan dan rekomendasi.
6. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan dan penyusunan skripsi ini, semua
berpedoman dan sesuai dengan buku pedoman penulisan CeQDA UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2007 dan kaidah-kaidah penulisan skripsi
yang terdapat pada buku pedoman penulisan skripsi tahun 2010 yang
diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi.
13
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memahami proses dan alur pemikiran dalam penelitian
ini, penulis perlu menjelaskan sistematiaka penulisan sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah dalam skripsi ini,
pembatasan
masalah
dan
perumusan
masalah
yang
merupakan batasan dan titik permasalahan yang akan
diteliti, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,
metode penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II: Landasan Teori
Berisi
tentang
teori
Segmentasi
Pemasaran.
Yang
menguraikan tentang, pengertian Segmentasi, Tujuan dan
Manfaat Segmentasi dan faktor penetapan segmentasi pasar.
Teori Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang menguraikan
tentang Pengertian KPR Syariah, Manfaat KPR Syariah dan
Akad-akad KPR Syariah.
Bab III: Gambaran Umum
Berisi tentang gambaran umum Bank DKI Syariah, yang
meliputi
tentang
sejarah
singkat,
visi-misi,
organisasi, dan produk-produk yang ditawarkan.
struktur
14
Bab IV: Temuan Dan Analisis Data
Berisi tentang hasil analisis segmentasi yang diterapkan
Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah dan hasil
perumusan anaisis SWOT terhadap segmentasi pemasaran
produk KPR iB
Bab V: Penutup
Berisi kesimpulan yang berupa jawaban-jawaban dari
permasalahan penelitian yang dikemukakan sebelumnya.
Bab ini juga berisi saran dan rekomendasi yang sifatnya
membangun sebagai solusi dari permasalahan yang telah
dikemukakan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Strategi
Dalam kamus manajemen istilah strategi adalah rencana yang
cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling
hubungan dalam waktu dan ukuran.1 Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi adalah seni atau ilmu yang
menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kegiatan tertentu.2
Secara etimologi, strategi berasal dari bahasa yunani Strategos yang
berati jendral.3 Strategi pada awalnya dari pristiwa peperangan, yaitu
sebagai suatu siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya
strategi berkembang untuk keanggotaan organisasi termasuk keperluan
ekonomi, sosial, budaya dan agama.
Selain itu para ahli juga telah mendefinisikan pengertian tentang
strategi diantaranya :
1. Sondang
Siagian,
Strategi
adalah
cara
yang
terbaik
untuk
mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia, sesuai dengan
tuntutan perubahan lingkungan.4
1
B.N Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harian, 2003), h. 340.
Departmen Pendiidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 199.
3
George A Stainer, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta: Erlangga,
1997), h. 18.
4
Sondang Siagian, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi
Organisasi, (Jakarta: Gunung Agung, 1986) Cet. Ke-2, h. 17.
2
15
16
2. Oenong Uchyana Efendi, Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
(planing) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberikan arahan saja,
melainkan
harus
mampu
menunjukan
bagaimana
taktik
operasionalnya.5
3. Chandler, Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan
dan pendayagunaan serta alokasi semua sumber daya yang penting
untuk mencapai tujuan tersebut.6
4. Stephani K. Marrus, Strategi didefinisikan sebagai suatu proses
penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya
bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.7
5. Philip
Kotler,
perencanaan
strategik
adalah
proses
untuk
mengembangkan dan mempertahankan kecocokan startegik diantara
sasaran-sasaran dan kemampuan perusahaan dan peluang-peluang
pemsasarannya yang terus berubah.8
Dari pengertian strategi yang dikemukakan oleh para ahli diatas,
penulis menyimpulkan bahwa startegi merupakan suatu proses terbaik yang
dirumuskan oleh para pemimpin untuk menentukan langkah suatu
5
Onong Uchyana Efendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1992), h. 6.
6
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasusu Bisnis, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 31.
7
Husein Umar, Strategi Manajemen In Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2001), h. 31.
8
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Prenada Media, 2005), cet ke-2, h. 78.
17
organisasi atau perusahaan dengan mengalokasikan semua sumber daya
untuk mencapai tujuan.
Strategi dalam suatu perusahaan merupakan salah satu faktor
penting yang harus dimiliki agar tujuan yang diharapkan dapat berjalan
dengan baik. Melihat peluang pasar, ancaman dan saingan yang berubahubah maka strategi sangat dibutuhkan. Karena strategi dapat menjadi
pedoman untuk memberdayakan segala sumber daya yang ada di
perusahaan sehingga dibutuhkan perencanaan strategi yang tepat.
B. Tahapan Dalam Strategi
Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahapan:9
1. Formulasi Strategi
Formulasi startegi merupakan pengembangan visi dan misi,
mengidentifikasi
peluang
dan
ancaman
eksternal
perusahaan,
menetukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka
panjang, merusmuskan alternative strategi, dan memilih strategi tertentu
yang akan dilaksanakan.
Dalam memformulasikan strategi terdapat tiga tahapan yang
dapat membantu dalam penyusunan strategi, mengidentifikasi, dan
memilih strategi. Diantaranya:
9
Fred R. David, Manajemen Strategi: Konsep, edisi 10. Penerjemah Ichsan Setyo
Budi, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h.6-8.
18
a. Tahap Input, meringkas informasi dasar yang dibutuhkan untuk
perumusan strategi dengan menggunakan matriks EFE, CPM ,dan
IFE.
b. Tahap Pencocokan, berfokus pada menciptakan alternatif strategi
yang layak dengan mencocokan faktor internal dan eksternal
dengan mengunakan analisis SWOT, SPACE, BCG, IE, dan Grand
Strategy Matrix.
c. Tahap Keputusan, melibatkan strategi tunggal yaitu dengan
menggunakan matriks QSPM untuk mengevaluasi secara objektif
alternatif-alternatif strategi yang layak dan memberikan dasar tujuan
untuk memilih strategi yang spesifik.
2. Implementasi strategi
Implementasi
strategi
mensyaratkan
perusahaan
untuk
menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan,
dan mengalokasikan sumber daya sehingga stratgeis yang telah
diformulasikan
dapat
dijalankan.
Implementasi
strategi
juga
mencangkup:
a. Budaya yang mendukung strategi.
b. Menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan
usaha pemasaran.
c. Menyiapkan anggaran.
d. Mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi.
e. Menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.
19
Implementasi strategi sering kali disebut tahap pelaksnaan
dalam manajemen strategis. Melaksanakan strategi berarti memobilisasi
karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah
diformulasikan menjadi tindakan.
3. Evaluasi strategi
Evaluasi strategi merupakan tahapan final dalam manajemen
strategi. Manajer sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat
berjalan seperti yang diharapkan. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi
adalah:
a. Meninjau ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar
strategi saat ini.
b. Mengukur kinerja.
c. Mengambil tindakan korektif.
Evaluasi dibutuhkan karena kesuksesan hari ini tidak menjamin
kesuksesn di hari esok. Sukses selalu membawa masalah baru yang
berbeda, perusahaan yang puas diri akan mengalami kegagalan.
20
C. Analisis SWOT
Kata SWOT merupakan perpendekan dari Strenght, Weakness,
Opportunities, Threats, yang dapat diterjemahkan menjadi: kekuatan,
kelemhan, peluang dan ancaman. Dalam metode atau pendekatan ini suatu
perusahaan harus memikirkan tentang kekuatan apa saja yang dimiliki,
kelemahan apa saja yang melekat pada diri atau perusahaan dan kemudian
juga harus melihat kesempatan yang terbuka bagi perusahaan dan akhirnya
perusahaan harus mampu mengetahui ancaman, gangguan, hambatan serta
tantangan yang menghadang didepan.10
Matriks SWOT adalah alat mencocokan penting yang membantu
manjer mengembangkan empat tipe strategi:11
1. Strategi SO, menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk
memnfaatkan peluang eksternal. Semua manajer akan lebih suka bila
organisassi berada pada posisi dimana kekuatan internal dapat
memanfaatkan trend dan kejadian eksternal.
2. Stretegi WO, bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan
memanfaatkan peluan eksternal. Kadang terdapat peluang eksternal
tetapi perusahaan memiliki kelemahan internal yang menghambatnya
untuk mengeksploitasi peluang tersebut.
10
Indriyo Gitrosudarmo, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada), h. 115.
11
Fred R. David, Manajemen Strategi: Konsep, edisi 10. Penerjemah Ichsan
Setyo Budi, (Jakarta: Salemba Empat, 2006), h. 284-286.
21
3. Strategi ST, menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari
atau mengurai pengaruh dari ancaman eksternal. Hal ini tidak berarti
bahwa organisasi yang kuat harus selalu menghadapi ancaman
dilingkungan eksternalnya secara langsung.
4. Strategi WT, adalah taktif defensive yang diarahkan pada pengurangan
kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah
organisasi menghadapi berbagai ancaman eksternal dan kelemahan
internal akan berada pada posisi yang tidak aman.
Tabel 2.1
Tabel Matriks Kualitatif SWOT
SW
KEKUATAN (S)
KELEMAHAN (W)
PELUANG (O)
STRATEGI SO
STRATEGI WO
ANCAMAN (T)
STRATEGI ST
STRATEGI WT
OT
Sumber: Fred R. David, Manajemen Strategi
22
D. Segmentasi
1. Pengertian Segmentasi
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar kedalam subset
pelanggan yang mempunyai persamaan perilaku atau persamaan
kebutuhan. Masing-masing subset mungkin akan dipilih sebagai pasar
sasaran yang akan dicapai dengan strategi pemasaran yang berbeda.
Proses tersebut dimulai dengan suatu basis segmentasi-faktor spesifik
produk yang mencerminkan perbedaan-perbedaan dalam kebutuhan dan
respon pelanggan terhadap variable-variabel pemasaran.12 Bank dalam
menjual produknya ke nasabah membagi pasar menjadi beberapa jenis
sesuai dengan kriteria yang mereka inginkan. Segmentasi pasar perlu
dilakukan mengingat didalam suatu pasar terdapat banyak pembeli yang
berbeda keinginan dan kebutuhannya.13
Menurut Rhenald Kasali segmentasi adalah proses mengkotakkotakan pasar yang heterogen kedalam kelompok-kelompok potential
customers yang memiliki kesamaan kebutuhan dan kesamaan karekter
yang memiliki respons yang sama dalam membelanjakan uangnya.14
Sedangkan Philip Kotler menggabungkan proses penciptaan dan
penyampaian nilai kepada konsumen dalam bentuk yang ia sebut STP,
yaitu kependekan dari Segmentasi, Targeting, dan Positioning.
Segmentasi pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami
12
Warren J. Keegan, Manajemen Pemasaran Global. Penerjemah Alexander
Sindoro & Tanti Syahlina Tarigan, (Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2007), h. 197.
13
Kasmir, Manajemen Pebankan edisi revisi, (Jakarta: PT Raja Grafindo,
2012),h. 208.
14
Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting,
Positioning, (Jakarta: Gramedia Puataka Utama, 1998), h.119
23
struktur pasar. Sedangkan targeting adalah persoalan bagimana
menyeleksi, memilih, dan menjangkau pasar. Serta positioning adalah
suatu strategi untuk memasuki jendela otak konsumen.15
Segmentasi
pasar
juga
merupakan
suatu
cara
untuk
membedakan pasar menurut golongan pembeli, kebutuhan pemakai,
motif, perilaku, dan kebiasaan pembelian, cara penggunaan produk dan
tujuan pembelian produk tersebut. Dengan segmentasi pasar, sumber
daya yang terbatas dapat diguankan secara optimal untuk menghasilkan
produk
yang
dapat
memenuhi
permintaan
pasar,
dapat
mengalokasikanya kepada potensial yang paling menguntungkan, dan
dapat ikut bersaing dalam segmentasi pasar tertentu, serta dapat
menentukan cara promosi yang efektif.16
Dari penjelasan definisi segmentasi menurut para ahli diatas,
penulis menyimpulkan bahwa segmentasi adalah suatu kegiatan dimana
pemasar membagi atau mengkotak-kotakan pasarnya kepada pangsa
pasar yang lebih potensial sehingga pemasar dan konsumen dapat
bertukar nilai dengan baik.
Segmentasi pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang
memiliki sekumpulan kebutuhan dan keinginan yang serupa. Alih-alih
menciptakan segmen, tugas pemasar adalah mengdentifikasi segmen
dan memutuskan segmen mana yang akan di bidik. Pemasaran segmen
15
Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting,
Positioning, h. 48-49.
16
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), h.
144.
24
menawarkan manfaat kunci melebih pemasaran massal. Pasar untuk
suatu produk atau jasa sangatlah luas. Perusahaan tidak mudah untuk
memasuki yang demikian luas dan kalaupun bisa kemungkinan kecil,
apalagi untuk usaha-usaha baru. Pasar yang demikian luas ini jika tidak
dipilah-pilah akan menyulitkan perusahaan dalam melakukan kegiatan
pemasarannya. Karena pasar yag demikian luas maka sebelum
memasarkan produknya produsen harus lebih dulu melakukan riset
pasar. Dengan tujuan adalah untuk mengetahui seberapa besar pasar
yang dimasuki, siapa yang menjadi konsumen produk tersebut, dan
seberapa besar saingan. Tentu saja semua ini tergantung kemampuan
perusahaan tersebut.17
2. Dasar Penetapan Segmentasi Pasar
Menurut kotler, tidak ada satu cara yang khusus untuk
menyusun segmentasi sebuah pasar. Seorang pemasar harus mencoba
variabel-variabel segmentasi pasar yang berbeda, sendiri-sendiri, dan
secara kombinasi, dengan harapan menemukan suatu cara yang berguna
untuk melihat struktur pasar.18 Untuk memudahkan para pelaku pasar
memilah segmen pasar, terdapat empat dasar untuk melakukan
segmentasi pasar, yaitu:
17
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: PRENADA MEDIA, 2005), h. 113
Kotler & Keller, Manajemen Pemasaran edisi 13. Penerjemah Bob Sabran,
(Jakarta: Erlangga, 2009), h. 234-243.
18
25
a. Segmentasi Geografik
Segmentasi Geografik menghendaki pembagian pasar
menjadi unit-unit geografik seperti Negara, Negara bagian, wilayah,
kabupaten,
kota
atau
lingkungan
sekitar.
Perusahaan
bisa
memutuskan untuk beroperasi disatu atau beberapa daerah geografis
atau beroperasi disemua daerah geografis.19 Kriteria geografi
digunakan dalam segmentasi pasar, mengingat potensi pasar bagi
produk perusahaan dapat dipengaruhi oleh lokasi pasar, dimana
factor biaya operasi dan besarnya permintaan dari masing-masing
wilayah atau lokasi berbeda-beda. 20
b. Segmentasi Demografi
Segmentasi demografik adalah suatu proses yang membagibagi pasar menjadi kelompok-kelompok berdasarkan variablevariabel demografi seperti umur, jenis kelamin, ukuran keluarga,
pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan.21
1) Usia dan tahap siklus hidup
Keiginan dan kemampuan konsumen berubah sesuai
dengan usia seperti, produk pempers yang membagi pasarnya
19
J. Supranto & Nandan Limakrisna , Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2007), h. 190.
20
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004), h.
155-156.
21
Kotler & Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran edisi 6, Penerjemah Alexander
Sindoro, (Jakarta: Intermedia Jakarta, 1995), h. 387-393.
26
menjadi bayi baru lahir (0-5bulan), bayi (6-12 bulan), batita (1323 bulan) dan prasekolah (24 bulan keatas).
2) Tahap Kehidupan
Orang yang berada dibagian siklus hidup yang sama
mempunyai tahap kehidupan yang berbeda. Tahap kehidupan
mendefinisikan perhatian utama sesorang, seperti mengalami
perceraian,
menjalani
pernikahan,
merawat
orang
tua,
memutuskan membeli rumah baru dan seterusnya. Tahap
kehidupan ini mempresentasikan peluang bagi pemasar yang
dapat membantu masyarakat membatasi masalah utama.
3) Jenis kelamin
Pria dan wanita mempunyai sikap dan prilaku yang
berbeda. Sebuah studi riset yang mempelajari bagaimana cara
pria dan wanita berbealnja menemukan bahwa pria sering harus
diundang untuk menyentuh produk, sementara wanita sering
mengambil produk tanpa harus didorong.
4) Pendapatan
Segmentasi pendapatan merupakan praktik lama dalam
kategori seperti otomotif, pakaian, kosmetik, pelayanan keungan
dan perjalanan. Banyak pemasar sengaja mengincar kelompok
berpendapatan rendah, dalam beberapa kasus menemukan
tekanan kompetitif yang lebih sedikit atau loyalitas konsumen
yang lebih besar.
27
5) Generasi
Setiap generasi sangat dipengaruhi oleh saat-saat
pertumbuhan meereka, seperti music, film, politik, dan
mendefinisikan kejadian pada periode tersebut.
c. Segmentasi Psikografik
Dalam segmentasi psikografis, pembeli dibagi menjadi
berbagai kelompok berdasarkan sifat psikologis atau kepribadian,
gaya hidup atau nilai. Orang-orang dalam kelompok demografi
yang sama bisa memiliki profil psikografis yang berbeda.22
1) Kelas sosial
Kelas sosial mempunyai pengaruh yang kuat terhadap
preferensi seseorang dalam memilih mobil, pakaian, perabotan
rumah tangga, kebiasaan baca, dan sebagainya. Banyak
perusahaan merancang produk atau jasa untuk kelas sosial
tertentu, membuat cirri-ciri sedemikian rupa sehingga menarik
bagi kelas sosial.
2) Gaya hidup
Minat masyarakat akan berbagai barang-barang yang
dipakai mengekspresikan gaya hidup masyarakat sendiri.
Pemasar dari berbagai bidang dan merek semakin meningkat
22
Kotler & Amstrong, Dasar-Dasar Pemasaran edisi 6, Penerjemah Alexander
Sindoro, (Jakarta: Intermedia Jakarta, 1995), h. 387-393.
28
dengan melakukan segmentasi pasar berdasarkan gaya hidup
konsumen.
3) Kepribadian
Pemasar juga telah menggunakan variable kepribadian
untuk
mensegmentasi
kepribadian
kepada
pasarnya.
produk
sesuai
Pemasar
dengan
memberikan
kepribadian
konsumen.
d. Segmentasi Perilaku
Dalam segmentasi perilaku pemasar membagi pembeli
menjadi beberapa kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap dan
pengunaan dan respon terhadap suatu produk.23
1) Berdasarkan Kesempatan
Pembeli dapat dibedakan berdasarkan kesempatan atau
saat terjadinya sesuatu, sebagai contoh perusahaan penerbangan
dioicu oleh kesempatan yang terkait dengan bisnis, liburan atau
family.
2) Berdasarkan Manfaat
Bentuk
segmentasi
yang
kuat
adalah
dengan
mengklasifikasi pembeli sesuai dengan manfaat yang berbeda
yang dicari dari produk lain.
23
J. Supranto & Nandan Limakrisna , Perilaku Konsumen dan Strategi
Pemasaran Untuk Memenangkan Persaingan Bisnis, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2007), h. 194-195.
29
3) Berdasarkan Penggunaan
Pasar dapat disegmentasi kedalam kelompok bukan
pengguna, pernah menggunakan, pengguna potensial, pengguna
yang pertama kali, dan pengguna yang teratur dari produk.
3. Manfaat Segmentasi
Perusahaan
melakukan
pengelompokan
pasar
menurut
karakteristiknya, tentu saja mempunyai tujuan penting yang ingin
dicapai baik jangka pendek maupun jangka panjang, agar perusahaan
dapat berkembang sesuai perencanaannya.24 Meski para marketer
mempunyai maksud yang berbeda dalam melakukan segmentasi pasar,
segmentasi pasar mempunyai tujuan utama yang sama, yaitu untuk
melayani konsumen lebih baik dan memperbaiki posisi kompetitif
perusahaan. Setidaknya ada 5 manfaat yang didapat dengan melakukan
segmentasi pasar, yaitu:25
a. Mendisain produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan
pasar
b. Menganalisis pasar
c. Menemukan peluang
d. Menguasai posisi yang superior dan kompetitif
e. Menemukan strategi komunikasi yang efektif dan efesien
24
Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasran: Konsep, Strategi, dan
Kasus, (Jakarta: PT buku seru, 2012), h. 63.
25
Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting,
Positioning, (Jakarta: Gramedia Puataka Utama, 1998), h. 122-128
30
Adapun menurut William J. Stanton, manfaat segmentasi pasar
adalah:26
a. Para penjual atau produsen akan berada dalam posisi yang lebih
baik untuk melilih kesempatan-kesempatan pemasaran.
b. Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya
terhadap respons pemasaran yang berbeda-beda. Sehingga dapat
mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada bebagai
segmen.
c. Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dengan
daya tarik pemasarannya, sehinga benar-benar cocok dengan
permintaan pasar.
E. Produk KPR
1. Produk
Produk adalah sesuatu yang memberikan manfaat baik dalam
hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau ssuatu yang ingin dimiliki
oleh konsumen. Untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan akan
produk, maka konsumen harus mengorbankan sesuatu sebagai balas
jasanya, misalnya dengan cara pembelian. Menurut Philip Kotler
produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan
ke pasar untuk
mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk dapat digunakan atau
dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
26
Danang Sunyoto, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran: Konsep, Strategi, dan
Kasus, h. 63.
31
Setiap produk yang diluncurkan ke pasar tidak selalu mendaapat
respons yang positif.
Bahkan cendrung mengalami kegagalan jauh
lebih besar dibandingkan keberhasilannya. Untuk mengantisipasi agar
produk yang diluncurkan berhasil sesuai dengan tujuan yang
diharapakan. Dalam dunia perbankan strategi produk yang yang
dilakukan adalah mengembanngakan suatu produk dengan cara
seebagai berikut:
a. Menentukan logo dan moto
b. Menciptakan merek
c. Menciptakan kemasan
d. Keputusan label
Perlu diingat, bahwa masing–masing produk memiliki daur
hidup produk. Oleh karena itu, pihak bank perlu mengembangkan
produk baru. Strategi pengembangan produk baru penting meningat
tidak selamanya produk yang ditawarkan laku dipasaran.27
2. Pengertian KPR
Kebutuhan merupakan keinginan terhadap barang atauu jasa
yang harus dipenuhi, apabila tidak dipenuhi, maka akan menimbulkan
dampak yang negatif. Berdasarkan tingkat kepentingannya, kebutuhan
manusia ada 3 macam. Yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier.
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi untuk
27
Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Prenada Media Group, 2004), h. 122-128
32
mempertahankan kelangsungan hidup manusia. Kebutuhan primer
terdiri dari sandang (pakaian). Pangan (makanan). Dan papan (tempat
tinggal).28
Rumah yang merupakan kebutuhan primer masyrakat, saat ini
masih belum dapat dinikmati oleh masyrakat berpenghasilan rendah,
dan desa-desa serta wilayah pedalaman yang belum tersentuh oleh
pemerintahan. Kementerian Desa, Pembangunan daerah tertinggal dan
transmigrasi terus mengembangkan kemajuan pedesaan di Indonesia,
salah satunya dengan cara menjalin berbagai kerjasama dengan
perbankan untuk pembangunan perumahan rakyat.29
Kredit perumahan rakyat (KPR) merupakan produk pembiayaan
yang diberikan oleh bank kepada para nasabah yang menginginkan
pinjaman khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam pembangunan atau
renovasi rumah. KPR juga muncul karena adanya berbagai kondisi
penunjang yang strategis diantaranya adalah pemenuhan kebutuhan
perumahan yang semakin lama semakin tinggi, namun belum dapat
mengimbangi kemampuan daya beli kontan dari masyarakat.30
KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah kredit yang digunakan
untuk membeli rumah atau untuk kebutuhan konsumtif lainnya dengan
28
Septiani Ashari, Kebutuhan Rumah Tinggal, diakses dari
http://www.ipapedia.web.id/2015/02/kebutuhan-rumah-tinggal.html, pada tanggal 5
Februari 2016.
29
Marwan Jafar, Menteri Marwan Ajak BTN Bangun Rumah Dikawasan
Transmigrasi, diakses dari http://www.kemendesa.go.id/berita/1622/menteri-marwanajak-btn-bangun-rumah-di-kawasan-transmigrasi, pada tanggal 5 Februari 2016
30
Suzanna Hardjono, Mudah Memiliki Rumah Idaman Lewat KPR, (Jakarta: PT
Pustaka Grahatama, 2008), h. 25.
33
jaminan/agunan berupa Rumah.31 KPR merupakan singkatan dari
Kredit Pemilikan Rumah, yaitu produk pembiayaan untuk pembeli
rumah dengan skema pembiayaan sampai dengan 90% dari harga
rumah. Hingga saat ini KPR disediakan oleh perbankan, walaupun
sudah ada perusahaan pembiayaan yang menyalurkan pembiayaan dari
lembaga sekunder untuk pembiayaan perumahan (housing financing).32
Disetiap bank, KPR mempunyai pengertian masing-masing,
karena dalam pengelompokkan produk yang ditawarkan pun berbedabeda. Bank-bank yang mengakui bahwa pembelian rumah susun atau
rumah toko atau apartemen atau renovasi rumah atau refinancing atau
kondominium sebagai pengelompokkan ke dalam produk KPR dan ada
pula yang tidak.
Dari beberapa pengertian KPR diatas maka dapat disimpulkan
bahwa KPR adalah sebuah produk yang menawarkan fasilitas
pendanaan oleh bank untuk kepemilikan properti dimana pendanaan
tersebut akan dibayar kembali oleh debitur dengan cara mengangsur
kepada bank bersangkutan. Untuk memperoleh pinjaman kredit dari
bank maka debitur harus memenuhi beberapa persyaratan yang
diajukan bank selain itu juga diperlukan jaminan kredti untuk
memperoleh pinjaman. Bank mengharapkan kredit yang diberikan
kepada debiturnya berjalan lancar sampai kredit tersebut dilunasi.
31
Kepemilikan Rumah, diakses dari https://id.wikipedia.org. Pada tanggal 11
April 2016.
32
Panduan dan referensi membeli rumah apa itu KPR. Diakses dari
http://www.rumah.com. Pada tanggal 11 April 2016 .
34
3. Jenis KPR
Prinsip KPR adalah membiayai terlebih dahulu biaya pembelian
atau pembangunan rumah, dan untuk membayar balik dilakukan dengan
angsuran atau cicilan tersebut. Seiring berjalannya waktu, pengertian
KPR pun saat ini telah berkembang menjadi lebih luas, tidak saja untuk
pembelian rumah namun juga untuk menyewa dan membangun rumah
diatas tanah yang telah ada, sehingga KPR mempunyai beberapa jenis
yang dibedakan atas beberapa dasar, diantaranyaberdasarkan agunan
dan persyararatan penerima pinjaman dan tingkat suku bunga.33
a. Berdasarkan agunan maka, KPR dibedakan atas:
1) KPR Pembelian, merupakan KPR yang menggunakan rumah
yang akan dibeli sebagai agunannya.
2) KPR Multiguna atau KPR Refinancing, merupakan KPR yang
menggunakan rumah yang sudah dimiliki sebagai agunannya.
b. Berdasarkan persyaratan penerima pinjaman dan tingkat suku bunga
maka KPR dibedakan atas:
1) KPR Bersubsidi
Adalah KPR disediakan oleh Bank sebagai bagian dari
program
pemerintah
atau
Jamsostek,
dalam
rangka
memfasilitasi pemilikan atau pembelian rumah sederhana sehat
(RS Sehat/ RSH) oleh masyarakat berpenghasilan rendah sesuai
33
Pengertian KPR dan Jenis-jenisnya, diakses dari http://rumahpantura.com. Pada
tanggal 11 April 2016.
35
kelompok sasaran. Yang akan dikenakan subsidi adalah suku
bunga kredit atau uang muka.
2) KPR Konvensional atau KPR Non-Subsidi
Adalah produk KPR yang disediakan oleh perbankan
dengan persyaratan yang mengikuti ketentuan umum perbankan
dan tingkat suku bunga regular yang ditetapkan oleh bank yang
bersangkutan. Bisa saja suku bunga antar setiap bank, berbeda
satu sama lainnya.
3) KPR Syariah
KPR jenis ini tidak jauh berbeda dengan KPR non
subsidi, tapi cara transaksinya menggunakan prinsip akad
murabahah
(jual-beli)
atau
musyarakah
mutanaqishah
(kerjasama sewa). Sejumlah bank baik milik pemerintah
maupun bank swasta telah memiliki produk KPR Syariah.
4) Inhouse KPR
Istilah ini dipergunakan oleh sebagian orang untuk
membedakan antara KPR produk lembaga keuangan dan KPR
internal yang disediakan pengembang. Jenis KPR ini sebetulnya
adalah nama lain dari pembelian properti dengan cicilan
bertahap sebagai fasilitas yang disediakan oleh pengembang.
36
4. Macam-macam Akad KPR Syariah
a. Akad Murabahah
Akad Murabahah adalah akad jual beli barang dengan
menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
disepakati oleh penjual dan pembeli.34 Sedangkan menurut Syafi’I
Antonio, Murabahah adalah jual beli barang pada harga asal
denngan tambahan keuntungan yang disepakati.35
‫ازةً ع َْه‬
َ ‫اط ِل إِ ََّل أَ ْن تَ ُكُنَ تِ َج‬
ِ َ‫يَا أَيٍَُّا الَّ ِريهَ آ َمىُُا ََل تَأْ ُكلُُا أَ ْم َُالَ ُك ْم بَ ْيىَ ُك ْم بِ ْالب‬
َّ ‫اض ِم ْى ُك ْم ۚ ََ ََل تَ ْقتُلُُا أَ ْوفُ َس ُك ْم ۚ إِ َّن‬
‫َّللاَ َكانَ بِ ُك ْم َز ِحي ًما‬
ٍ ‫ت ََس‬
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu” (QS An-Nisâ’ [4]: 29).
Adapun akad Murabahah memiliki komponen sebagai berikut:36
1) Harga pokok barang yaitu harga barang ditambah dengan biaya
lain yang dikeluarkan sehingga barang tersebut memiliki nilai
ekonomis.
2) Keuntungam disepakati oleh kedua belah pihak atas dasar rela
sama rela.
3) Harga jual murabahah yaitu harga yang disepakati meliputi
harga pokok ditambah keuntungan yang disepkati.
34
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2007), h. 113.
35
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Teori dan Praktik, (Jakarta: Gema
Insan Press, 2001), h. 101.
36
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005) , h. 60.
37
b. Akad Musyarakah Mutanaqisah
Akad musyarakah Mutanaqisah adalah bentuk kerjasama
antara dua pihak atau lebih untuk kepemilikan suatu barang atau
asset. Dimana kerjasama ini akan mengurangi hak kepemilikan
salah
satu
pihak
sementara
pihak
lain
bertambah
hak
kepemilikannya. Perpindahan kepemilian ini melalui mekanisme
pembayaran atas hak kepemilikan yang lain. Bentuk kerjasama ini
berakhir dengan peralihan hak salah satu pihak kepada pihak lain.
Pembiayaan jenis ini berdasarkna atas kerjasama bagi hasil
berkenaan dengan pembelian rumah secara bersamaan antara bank
dengan nasabah. Barang tersebut dimiliki secara bersamaan dengan
porsi sesuai dengan modal yang dikelurkan diawal. Kepemilikna
bank atas rumah tersebut berkurag seiring junlah angsuran yang
akan dibayarkan oleh nasabah kepada bank syariah dengan porsi
yang telah ditentukan diawal.
c. Akad Ijarah Muntahiyyah Bit Tamlik (IMBT)
Akad Ijarah Muntahiyyah Bit Tamlik merupakan rangkaian
dua akad, yakni akad al-ba’i dan akad ijarah Muntahiyyah Bit
Tamlik. Al Ba’i merupakan akad jual beli, sedangkan IMBT
merupakan kombinasi dari sewa menyewa (ijarah) dan jual beli
atau hibah diakhir masa sewa.37
37
Adiwarman Karim, Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2007), h. 149.
38
ُ ‫ََ ْال َُالِد‬
‫َّضا َعتَ ۚ ََ َعلَى‬
َ ‫ض ْعهَ أََْ ََل َدٌُ َّه َحُْ لَي ِْه َكا ِملَي ِْه ۖ لِ َم ْه أَ َزا َد أَ ْن يُتِ َّم الس‬
ِ ْ‫َاث يُس‬
ُ َّ‫َُف ۚ ََل تُ َكل‬
‫ضا َّز‬
َ ُ‫ف وَ ْفسٌ إِ ََّل َُ ْس َعٍَا ۚ ََل ت‬
ِ ‫ْال َمُْ لُُ ِد لًَُ ِز ْشقٍُ َُّه ََ ِكس َُْتٍُ َُّه بِ ْال َم ْعس‬
‫ص ًاَل‬
َ ِ‫ث ِم ْث ُل َٰ َذلِكَ ۗ فَإ ِ ْن أَ َزادَا ف‬
ِ ‫از‬
ِ َُ ‫ََالِ َدةٌ بِ َُلَ ِدٌَا ََ ََل َمُْ لُُ ٌد لًَُ بِ َُلَ ِد ِي ۚ ََ َعلَى ْال‬
‫ضعُُا‬
َ ‫اض ِم ْىٍُ َما ََتَ َشا َُ ٍز فَ ََل ُجى‬
ِ ْ‫َاح َعلَ ْي ٍِ َما ۗ ََإِ ْن أَ َز ْدتُ ْم أَ ْن تَ ْستَس‬
ٍ ‫ع َْه ت ََس‬
َّ ‫َُف ۗ ََاتَّقُُا‬
‫َّللاَ ََا ْعلَ ُمُا أَ َّن‬
َ ‫أََْ ََل َد ُك ْم فَ ََل ُجى‬
ِ ‫َاح َعلَ ْي ُك ْم إِ َذا َسلَّ ْمتُ ْم َما آتَ ْيتُ ْم بِ ْال َم ْعس‬
َّ
‫صيس‬
ِ َ‫َّللاَ بِ َما تَ ْع َملُُنَ ب‬
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua
tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kadar
kesanggupannya.
Janganlah
seorang
ibu
menderita
kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,
dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin
menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan
permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika
kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan.” ( QS. Al-Baqarah: 233)
Dalam Ijrah Muntahiyyah Bit Tamlik, pemindahan hak
milik barang terjadi dengan salah satu dari dua cara berikut:
1) Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang
disewakan tersebut pada akhir masa sewa.
2) Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang
tersebut pada akhir masa sewa.
BAB III
GAMBARAN UMUM BANK DKI SYARIAH
A. Sejarah Singkat Bank DKI Syariah
Pada 1961, di sejumlah daerah mulai didirikan bank yang secara
khusus dimaksudkan sebagai sumber pendanaan program pembangunan di
daerah masing-masing. Bank-bank tersebut kemudian dikenal dengan
sebutan Bank Pembangunan Daerah. DKI Jakarta yang pada saat itu
membutuhkan sumber pendanaan sendiri, membutuhkan lembaga yang bisa
menjadi sumber pendanaan, yakni Bank. Gubernur DKI Jakarta, saat itu,
Soemarno mengadakan pembicaraan dengan sejumlah tokoh bisnis dan
bank. Pembicaraan tersebut membuahkan hasil nyata, berdirinya Bank
Pembangunan Daerah. Per akhir Desember 1961, Bank DKI memiliki 50
orang nasabah dengan aset Rp 89,1 juta. Nasabah kredit 20 orang,
sementara untuk giro dan tabungan 30 nasabah.
Untuk memperkuat status hukum dan kelembagaan BPD yang
sudah mulai dibentuk di beberapa daerah, baru pada 1962 pemerintah pusat
menerbitkan peraturan yang secara khusus mengatur keberadaan BPD,
yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 1962 tentang Ketentuanketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah. Untuk kali pertama, Bank
DKI berkantor di gedung Bapindo di Jalan Gondangdia Lama 2 Jakarta
Pusat. Di gedung Bapindo itu, dengan para pengurus yang merangkap
sebagai karyawan. Gubernur DKI Jakarta saat itu, Soemarno mengambil
alih (nasionalisasi) gedung Eastern Banking Corporation, sebuah bank
39
40
kredit milik Taiwan, yang berada di Jalan Pintu Besar Selatan 67 Jakarta
untuk kemudian dijadikan sebagai kantor Bank DKI.
Tahun 1965-1966 merupakan masa-masa yang sangat berat.
Kebijakan pemotongan uang dan tekanan inflasi juga ikut menggerus aset
atau kekayaan Bank DKI. Pada saat sulit, Bank DKI mulai menggulirkan
program kredit kendaraan jangka pendek. Kredit ini sukses, banyak
peminatnya, terutama justru dari kalangan broker. Terobosan itulah yang
sedikit menolong kondisi keuangan Bank DKI. Pada tahun 1977 Kantor
Pusat Bank DKI diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali
Sadikin pada 19 Februari 1977. Pada era 1970an, Bank DKI merupakan
Bank Pertama yang mempelopori perbankan masuk ke pasar tradisional.
Setiap hari, dari pagi sampai sore, pegawai-pegawai kantor cabang atau
kantor perwakilan Bank DKI banyak yang “berkeliaran” di pasar-pasar
tradisional tersebut. Menjemput bola, memberikan pelayanan jasa
perbankan sebaik-baiknya, membantu kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Pada tahun 1980, Bank DKI berhasil mengumpulkan Dana Pihak
Ketiga mencapai Rp44,4 miliar, dan menyalurkan kredit sebesar Rp121
miliar. Laba yang berhasil dibukukan pada tahun 1980 telah mencapai
Rp2,2 miliar. Pada tahun yang sama, Bank DKI pun telah memberikan
Dividen yang mencapai Rp606 juta. Pada tahun 1992, Bank DKI
meningkatkan statusnya menjadi bank devisa. Dengan demikian, Bank DKI
pun diizinkan dan dapat melakukan transaksi internasional, memberikan
pelayanan jasa international banking. Begitu badai krisis moneter
menghantam, Bank DKI pun turut menjadi korban. Seperti bank-bank lain
41
yang bermain di korporasi, Bank DKI pun langsung terbelit kredit macet.
Bank DKI pada tahun 1998 turut mengikuti program rekapitulasi bersama
dengan 11 BPD lainnya. Pemerintah kemudian menyuntikkan modal
sebesar Rp 172,6 miliar dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai
pemilik juga harus menambahkan setoran modal sebesar Rp 43,2 miliar.
Penambahan modal dari pemerintah pusat tersebut kemudian disebut
Obligasi Rekap.
Pada tahun 2000. untuk kali pertama, Bank DKI menerbitkan kartu
ATM. Bank DKI berhasil keluar dari program rekapitulasi, salah satu BPD
yang tercepat menyelesaikan program rekapitulasi diantara 12 BPD yang
masuk program rekapitulasi. Usai dari program rekapitulasi, Bank DKI
melakukan restrukturisasi di banyak bidang, mulai dari restrukturisasi
bidang kegiatan usaha, restrukturisasi organisasi, penataan kantor-kantor
cabang, perbaikan prosedur dan Sumber Daya Manusia, dan perbaikan
teknologi. Pada era 2000an, untuk menggenjot pertumbuhan kredit, pasar
ritel digarap dengan serius. Bahkan, di masa itu, banyak pengajuan kredit
bernilai besar yang ditolak Bank DKI. Portofolio kredit akhirnya banyak
dikucurkan ke sektorsektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM). Juga
kredit pemilikan rumah (KPR).Yang paling menonjol adalah Kredit Multi
Guna (KMG). Sejumlah produk baru pun diluncurkan, misalnya, sejak
2002 ada Tabungan Haji Jakarta (TAHTA), Simpeda Plus, dan Tabungan
Monas serta Deposito Monas pada 2004. Akhir tahun 2006, Bank DKI
meluncurkan smartcard JakCard (Jakarta Digital Card). Bank DKI
42
merupakan bank pertama di Indonesia yang mendapatkan izin dari Bank
Indonesia untuk menerbitkan kartu smartcard.
Dalam rangka memberikan pilihan pelayanan perbankan syariah
bagi seluruh lapisan masyarakat.PT. Bank DKI telah membuka Unit Usaha
Syariah (UUS), yang mana pembukaan unit ini adalah hasil kajian pasar
yang mendlam dan merupakan realisasi awal dari rencana pengembangan
layanan perbankan syriah yang telah dirintis PT. Bank DKI cukup lama.
Bank DKI Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) dari PT. Bank
DKI berdasarkan Surat Izin Bank Indonesia No. 6/371/DPbS tanggal 8
Maret 2004, yang diresmikan operasional usahanya pada tanggal 16 Maret
2004 oleh Gubernur DKI Jakarta Bpk. H. Sutiyoso bertempat di Gedung
Cabang Syariah Wahid Hasyim Jl. KH. Wahid Hasyim no, 153, Jakarta
Pusat. Dengan pemberian modal dari PT. Bank DKI pada saat dibentuknya
unit usaha syariah sebesar Rp 2 miliar dan di akhir tahun 2007 meningkat
menjadi Rp 100 miliar, Bank DKI Syariah bertekad untuk dapat
memberikan pelayanan kepada nasabah sebaik-baiknya berdasarkan prinsip
syariah, sehingga Bank DKI Syariah dijadikan mitra bagi pengguna jasa
perbankan yang mayoritas berbisnis berdasarkan prinsip syariah.
Dalam waktu 7 tahun, total aset yang dikelola Bank DKI Syariah
telah mencapai Rp. 638,31 milyar, Dana Pihak Ketiga yang dihimpun
sebesar Rp. 361,45 milyar dan Portofolio pembiayaan yang telah disalurkan
sebesar Rp. 602,58 milyar. Pada tahun 2010, Bank DKI Syariah dapat
membukukan laba sebesar Rp. 15,46 milyar. Pada akhir periode Desember
2010, Bank DKI Syariah telah memiliki Jaringan Kantor sebanyak 49 unit,
43
terdiri dari ; 2 Kantor Cabang, 3 Kantor Cabang Pembantu, 7 Kantor Kas
dan 37 Kantor Layanan Syariah yang tersebar di wilayah Jadebotabek
ditambah dukungan fasilitas ATM 24 jam melalui kerjasama dengan ATM
Bank DKI dan ATM Bersama.1
B. Visi dan Misi Bank DKI Syariah
Visi dan Misi Bank DKI merupakan arah dan tujuan yang hendak
dicapai oleh setiap Manajemen dan Karyawan Bank DKI. Pada tahun 2006,
seluruh karyawan Bank DKI, bersama dengan manajemen pada saat itu,
telah merumuskan visi dan misi serta nilai budaya kerja sebagai upaya
perubahan budaya di Bank DKI dan telah ditetapkan dalam Keputusan
Direksi No. 156 Tahun 2006 tanggal 11 Desember 2006 tentang Penetapan
Visi, Misi dan Nilai-Nilai Budaya Perusahaan PT. Bank DKI.
1. Visi Bank DKI Syariah
“Menjadi Bank Terbaik Yang Membanggakan”
Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 2
a. Bank Terbaik:
1) Memiliki Kinerja terbaik diantara bank sekelasnya (menurut
kriteria permodalan API)
2) Menjadi bank jangkar yang terbaik
1
http://bankdkisyariah.co.id/index.php/bank-dki-syariah/. Diakses pada Rabu, 4
Mei 2016
2
Mei 2016
http://bankdkisyariah.co.id/index.php/bank-dki-syariah/. Diakses pada Rabu, 4
44
b. Yang Membangakan:
1) Memiliki kinerja dan reputasi yang baik dan menjadi pilihan
utama nasabah dan stakeholder lainnya.
2) Memberikan deviden dan kontribusi yang tinggi kepada
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
3) Karyawan memiliki jalur karir yang jelas dan kesejahteraan
yang baik.
2. Misi Bank DKI Syariah
"Bank berkinerja unggul, mitra strategis dunia usaha, masyarakat dan
andalan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang memberi nilai tambah
bagi stakeholder melalui pelayanan terpadu dan profesional."
Misi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:3
a. Berkinerja Unggul:
1) Berkinerja baik sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
otoritas lainnya.
2) Mampu mengelola risiko dengan memperhitungkan kecukupan
modal (capital charge).
3) Tumbuh progresif dan berkelanjutan.
4) Memiliki keunggulan bersaing dalam produk dan layanan.
3
Mei 2016
http://bankdkisyariah.co.id/index.php/bank-dki-syariah/. Diakses pada Rabu, 4
45
b. Mitra Strategis Dunia Usaha:
1) Meningkatkan
kepercayaan
mitra
bisnis
untuk
tetap
bekerjasama.
2) Memberikan solusi kepada nasabah dengan prinsip saling
menguntungkan.
3) Memberikan nilai tambah kepada nasabah dalam produk dan
layanan bank.
c. Mitra Strategis Masyarakat:
1) Customer Centric, antara lain:
a) Berorientasi pada kebutuhan nasabah (sistem prosedur,
produk, layanan).
b) Aktif membangun hubungan baik dengan nasabah Bank
pilihan masyarakat.
c) Peka terhadap perubahan dan kebutuhan masyarakat.
d) Memberikan/menjadi sumber informasi yang berguna dalam
produk dan layanan bank.
2) Andalan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta:
a) Menjadi bank pilihan utama Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta dalam pengelolaan keuangan.
b) Memberikan
kontribusi
deviden
tertinggi
diantara
perusahaan daerah/BUMD sesuai kesepakatan dengan
pemegang saham.
46
c) Mendukung program-program Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta secara professional.
d) Berperan aktif membantu pertumbuhan ekonomi daerah
dalam rangka tanggung jawab sosial perusahaan kepada
masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya.
d. Memberi Nilai Tambah Bagi Stakeholder:
1) Menjadikan produk dan layanan yang berkualitas dengan biaya
yang efisien.
2) Menyelaraskan program tanggung jawab sosial perusahaan
Bank DKI dengan program program Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta.
3) Meningkatkan kesejahteraan bagi karyawan dan pengurus
secara berkesinambungan Memenuhi semua kewajiban hukum
dan kesepakatan dengan baik.
e. Pelayanan Terpadu:
1) Menyediakan produk dan layanan yang lengkap dengan
dukungan Teknologi Informasi yang unggul.
2) Memberikan layanan yang efektif dan efisien dengan risiko
yang dapat diterima Cepat dan tanggap dalam menangani
pengaduan nasabah dan memberikan solusi beragam termasuk
cross sellingsecara professional.
47
f. Memiliki karyawan yang terlatih dengan kemampuan untuk
memberikan informasi yang berkualitas:
1) Memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi.
2) Memiliki standar kompetensi dan etika yang tinggi.
3) Mendahulukan kepentingan perusahaan.
C. Organisasi Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah
1. Struktur Organisasi
Dalam melakukan aktifitas perbankan, Bank DKI Cabang
Syariah Pondok Indah diisi oleh para pegawai yang kompeten pada
bidangnya masing-masing. Dengan sumber daya manusia yang banyak
Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah membuat struktur organisasi
agar para pegawai dapat bekerja sesuai dengan keahliannya masingmasing dan mampu menjalankan segala aktifitas perbankan dengan
baik.
Struktur organisasi Bank DKI Cabang Syarih Pondokk Indah
terdiri dari pemimpin cabang yang membawahi pemimpin cabang
pembantu, lalu dibawahnya terdapat wakil pemimpin, lalu terdapat
pemimpin seksi unit mikro dan juga pemimpin seksi pemasaran yang
saling membawahi para analis pemasaran, selanjutnya terdapat
pemimpin seksi pelayanan nasabah yang membawahi customer service
dan teller, selanjutnya terdapat
pemimpin seksi administrasi
pembiayaan yang membawahi asisten administrasi pembiayaan,
selanjutnya terdapat pemimpin seksi administrasi keuangan dan umum
48
yang membawahi asisten administrasi keuangan dan umum, da terakhir
terdapat pemimpin kantor kas PonPes Asshidiqiyah yang membawahi
satu orang teller. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran.
2. Personalia Organisasi
a. Pemimpin Cabang: Siti Nurjanah
b. Wakil Pemimpin: Ike Harvianti
c. Micro Unit Head: Vacant
1) Financing Reviwer: Slamet
2) Marketing:
a) Tri Bintoro
b) Bayoe Adhi R
d. Pemimpin Seksi Pemasaran: Andry Handoko
1) Analis Pemasaran:
a) Muhammad Salim
b) Santi Febrini H
c) Eva Ardiana
d) Fadila Hanum
e) Risna Assita
f) Fajar Kusuma
e. Pemimpin Seksi Pelayanan Nasabah: Nina Sofiana
1) Customer Service:
a) Fitriani Solekhah
b) Nur Oktaviana
49
c) Aldy Rinaldy Y
2) Teller:
a) Windy Hardiyanti
b) Dedy Hermawan
f. Pemimpin Seksi Administrasi Pembiayaan: Dewi Puspita
1) Ast. Administrasi Pembiayaan:
a) Aditya Prameswara
b) M. Ikbal Pradika
c) Cut Astrid Hawary
d) Husna Azka
g. Pemimpin Seksi Administrasi Keuangan & Umum: Ruri
Wijayanti
1) Ast. Administrasi Keuangan & Umum:
a) Rama Nurtijaya
b) Fahmi Muizzudin
c) Mutiara Wahyuni
d) Dewi Marini
h. Pemimpin
Kantor
Kas
Priamiyadi
1) Teller: Eko Pratama S
PonPes
Asshidiqiyah:
Dandan
50
D. Produk Bank DKI Syariah
1. Produk Pendanaan Bank DKI Syariah:4
a. Tabungan iB Simpeda
Tabungan dengan prinsip mudharabah / bagi hasil antara
bank dan nasabah dengan nisbah sesuai kesepakatan pada saat akad
dimuka atau dengan prinsip wadiah (titipan) dari nasabah ke bank.
b. Tabungan iB Taharoh
Tabungan iB Taharoh (Haji Dan Umroh) adalah simpanan
khusus untuk haji dan umroh dengan prinsip mudharabah (bagi
hasil) dan atau wadiah (titipan) sesuai dengan kemampuan dan
jangka waktu pemberangkatan yang terencana.
c. Giro iB
Giro iB adalah sarana penyimpanan dana dengan prinsip
wadiah (titipan) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek/bilyet giro sebagai alat penarikan
simpanan/titipannya.
d. Deposito iB
Deposito iB adalah simpanan berjangka dalam bentuk
investasi dengan prinsip mudharabah (bagi hasil) antara bank dan
nasabah, dengan nisbah bagi hasil sesuai kesepakatan.
4
Mei 2016
http://bankdkisyariah.co.id/index.php/bank-dki-syariah/. Diakses pada Rabu, 4
51
e. Tabunganku iB
Tabungan iB adalah untuk perorangan dengan persyaratan
mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank
Di Indonesia. Tabunganku iB dikelola dengan prinsip wadiah
(titipan).
f. Wakaf Uang
Wakaf Uang Adalah wakaf dalam bentuk mata uang rupiah
yang dikelola secara produktif, hasilnya dimanfaatkan untuk
mauquf alaih (pihak yang ditunjuk untuk memperoleh manfaat dari
peruntukan wakaf). Wakaf uang Bank DKI Syariah terdiri dari
wakaf uang abadi dan wakaf uang berjangka. Bank DKI Syariah
telah ditetapkan sebagai lembaga keuangan syariah penerima wakaf
uang (LKS-PWU) berdasarkan keputusan menteri agama RI No. 94
Tahun 2008 dan telah bekerja sama dengan nazir (pengelola wakaf
uang) yitu Badan Wakaf Indonesia (BWI).
52
2. Produk Pembiayaan Bank DKI Syariah:5
a. Pembiayaan iB Modal Kerja
Fasilitas pembiayaan modal kerja untuk keperluan jasa
konstruksi atau pengadaan pesanan, berdasarkan SPK (Surat
Perintah Kerja), dimana Bank memberikan modal sesuai porsinya,
setelah dikurangi self financing modal sendiri).
b. Pembiayaan iB Investasi
Fasilitas pembiayaan Investasi untuk keperluan jasa
konstruksi atau pengadaan pesanan, berdasarkan SPK (Surat
Perintah Kerja), dimana Bank memberikan modal sesuai porsinya,
setelah dikurangi self financing (modal sendiri).
c. Pembiayaan iB Beragunan Tunai
Fasilitas Pembiayaan Beragunan Tunai adalah pembiayaan
dalam valuta rupiah atau valuta asing (hard currency) dengan
agunan tabungan wadiah/deposito berjangka, harus dengan currency
yang sama dengan yang diterbitkan Bank DKI Syariah setempat
yang diblokir selama jangka waktu pembiayaan disertai dengan
surat kuasa mencairkan atau surat kuasa mendebet rekening.
d. Pembiayaan iB Mikro Syariah
Fasilitas pembiayaan untuk pengembangan usaha mikro dan
kecil dengan jangka waktu maksimal 4 tahun. Plafon pembiayaan
mulai dari Rp 5 juta s/d Rp 500 juta.
5
Mei 2016
http://bankdkisyariah.co.id/index.php/bank-dki-syariah/. Diakses pada Rabu, 4
53
e. Gadai emas iB
Merupakan produk pembiayaan yang dimiliki Bank DKI
Syariah dengan memanfaatkan jaminan emas meliputi: perhiasan
emas, koin emas, koin dinar dan emas batangan/lantakan. Hanya
dalam hitungan menit nasabah sudah bisa mendapatkan pembiayaan
(pinjaman) cukup menyerahkan emas untuk disimpan oleh Bank.
f. KPR iB
Merupakan pembelian rumah baru atau lama, Ruko, Rukan,
Apartemen, Rusun dan Kavling Siap Bangun (KSB), pembangunan
atau renovasi, refinancing dan take over. Jumlah angsuran per bulan
nasabah yang menetukan, proses cepat dan mudah, angsuran
fixed/tetap sampai dengan pembiayaan lunas, marjin kompetitif,
pelunasan sebelum akhir masa pembiayaan tidak dikenakan penalti.
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Segmentasi Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah
Dalam rangka memberikan kepuasan konsumen, sesuai dengan apa
yang terdapat dalam konsep pemasaran, perusahaan perlu melakukan usaha
pembinaan langganan, melalui pengarahan tindakan stratgei pemasaran
yang tepat sesuai dengan ciri atau sifat para pembeli tersebut. Untuk dapat
membina langganan atau pasarnya, maka perusahaan perlu memberikan
pelayanan sesuai dengan kemampuannya, sehingga terarah pada pasar
sasaran yang dituju. Dalam rangka ini perushaan harus mengelompokan
konsumen atau pembeli kedalam kelompok dengan ciri-ciri atau sifat yang
sama.1
Sebagai bank pembangunan daerah, Bank DKI turut serta
membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melayani masyarakat
Jakarta terutama dalam aktifitas keuangan. Produk-produk yang dihadirkan
oleh Bank DKI Syariah sangat membantu masyarakat dalam memenuhi
aktifitas keuangan. Setelah berdiri selama 55 tahun, Bank DKI telah
menghasilkan berbagai produk yang salah satunya adalah produkk KPR iB.
Produk yang dihadirkan oleh Bank DKI tidak terfokus pada warga DKI
Jakarta saja, melainkan terbuka untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Namun khusus pada produk KPR iB. Bank DKI Cabang Syariah Pondok
1
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo, 2004), h. 143
54
55
Indah untuk saat ini lebih memfokuskan pada wilayah JABODETABEK
saja. Selain membatasi wilayah pemasaran produk KPR iB, Bank DKI
memiliki persyaratan untuk melakukan pembiayaan produk KPR iB,
diantaranya: PNS/wiraswasta, pegawai tetap, minimal sudah bekerja selama
2 tahun, dan minimal sudah berusia 21 tahun.2
B. Analisis Segmentasi Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah Oleh
Peneliti
Setelah peneliti melakukan observasi dan wawancara pada Bank
DKI Cabang Syariah Pondok Indah ditemukan segmentasi yang diterapkan
pada produk KPR iB. Sesuai dengan teori pemasaran yang dikemukakan
oleh Kotler, bahwa segmentasi pada Bank DKI Cabang Syariah Pondok
Indah masuk dalam kriteria segmentasi geografi dan segmentasi demografi.
Segmentasi geografi yang diterapkan oleh Bank DKI Syariah hanya
meliputi wilayah JABODETABEK saja, hal ini dilakukan karena Bank
DKI
Syariah
belum
memiliki
cabang-cabang
diluar
wilayah
JABODETABEK mengingat bahwa pembiayaan ini perlu pemantauan atau
monitoring terhadap nasabah apabila suatu saat mengalami permasalahan
dalam pelunasan, sehingga pemantauan atau monitoring menjadi lebih
efektif karena wilayah segmen yang tidak terlalu luas. Sedangkan
segmentasi demografi yang Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah
hanya terfokus pada PNS/wiraswasta, pegawai tetap, minimal sudah
bekerja selama 2 tahun, dan minimal sudah berusia 21 tahun. Hal ini
2
Wawancara pribadi dengan analis pemasaran 21 April 2016
56
dilakukan karena dalam pembiayaan KPR iB ini memerlukan waktu yang
cukup lama untuk melunasinya dan juga untuk meminimalisir risiko
terjadinya kredit macet.
Setelah menetapkan segmentasi dan target pemasarannya, adapuun
positioning yang diterapkan oleh Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah
adalah dengan memberikan alur birokrasi pembiayaan yang sederhana. Hal
ini dimaksudkan untuk menarik minat msayarakat yang lebih cendrung
memilih proses yang sederhana.
Tabel 4.1
Tabel Peningkatan Jumlah Nasabah KPR iB
1000
900
934
800
700
746
600
500
400
427
300
200
100
0
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Sumber: Back Office Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah
57
C. Analisa Lingkungan Perusahaan
1.
Lingkugan Internal
a. Strength
1) Memiliki alur birokrasi pembiayaan yang sederhana.
2) Analis Pemasaran ditunjang dengan intensif yang cukup besar.
3) Sumber daya serta fasilitas yang memadai dalam proses
pemasaran.
4) Memiliki pemimpin yang bersedia terjun di lapangan.
5) Pengeluaran biaya promosi yang sedikit.
b. Weakness
1) Sistem pendukung yang masih manual (MS Excel) sementara
bank lain sudah memiliki aplikasi atau program tersendiri.
2) Sistem monitoring masih manual.
3) Pemasaran yang kurang luas.3
2. Lingkungan Ekternal
a. Opportunites
1) Developer sedang gencar melakukan pembangunan perumahan.
2) Brand Image Bank Syariah yang cukup baik.
3) Pangsa pasar yang luas, yang mana Indonesia memiliki jumlah
muslim terbanyak di dunia.
4) Memiliki hubungan yang baik dengan Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta.
3
Wawancara pribadi dengan analis pemasaran 21 April 2016
58
5) Tingginya daya beli masyarakat terhadap perumahan.
b. Threats
1) Minat pembeli property menurun.
2) Banyak bank lain yang mengeluarkan produk serupa.
3) Adanya “perang margin” antar bank.
4) Dibukanya pasar bebas ASEAN (MEA).4
4
Wawancara pribadi dengan anaalis pemasaran 21 April 2016
59
D. Interpretasi Analisis SWOT
1. Table Matrix Kualitatif SWOT
Tabel 4.2
Matrix Kualitatif SWOT
KEKUATAN (S)
SW
1.
2.
3.
4.
OT
5.
PELUANG (O)
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
Developer sedang gencar
melakukan pembangunan
perumahan.
Brand Image Bank
Syariah yang cukup baik.
Pangsa pasar yang luas.
Memiliki hubungan yang
baik dengan PemProv
DKI Jakarta.
Tingginya daya beli
masyarakat terhadap
perumahan.
ANCAMAN (T)
Minat pembeli property
menurun
Banyak bank lain yang
mengeluarkan produk
serupa
Adanya “perang margin”
antar bank
Dibukanya pasar bebas
ASEAN (MEA)
Memiliki alur birokrasi
pembiayaan yang
sederhana.
Analis Pemasaran
ditunjang dengan intensif
yang cukup besar.
Sumber daya serta
fasilitas yang memadai
dalam proses pemasaran.
Memiliki pemimpin yang
bersedia terjun di
lapangan.
Pengeluaran biaya
promosi yang sedikit
STRATEGI SO
1.
2.
3.
Memperkuat brand
image Bank DKI Syariah
Strategi jemput bola
Memperkuat kerjasama
dengan pemerintah DKI
KELEMAHAN (W)
1.
sistem pendukung yang
masih manual (MS
Excel).
Sistem monitoring
masih manual.
Pemasaran yang
kurang luas.
2.
3.
STRATEGI WO
1.
Menjalin kerjasama
dengan developer
baru
2. Meningkatkan
pemasaran
4. Transaksi lapangan
STRATEGI ST
1.
Menonjolkan kelebihan
pelayanan
2. Membuat keunikan
produk
STRATEGI WT
1.
Memfokuskan
pangsa pasar
2. Meningkatkan
pelayanan
60
2. Hasil Interpretasi
a. Strategi SO
1) Memperkuat Brand Image
Bank Syariah sudah mempunyai peran tersendiri dihati
masyarakat Indonesia, melihat bahwa masayarakat Indonesia
yang mayoritas muslim ini merupakan peluang tersendiri bagi
bank Syariah. Sama halnya dengan Bank DKI yang mempunyai
unit usaha syariah merupakan peluang untuk menonjolkan
kelebihan
dan
keuntungannya.
Namun
untuk
lebih
mempersuasif calon nasabah bahkan masyakrat harus diperkuat
dengan brand image bank dki yang mempunyai rasa sosial yang
tinggi.
2) Strategi Jemput Bola
Dengan metode terjun langsung ke lapangan sehingga
pemasaran menjadi lebih efektif dan lebih menyentuh kepada
masyarakat.
3) Memperkuat Kerja Sama Dengan Pemerintah
Dengan berkerja sama dengan pemerintah diharapkan
sirkulasi keuangan PemProv DKI dapat dialiri melalui Bank
DKI Syariah. Seperti gaji, beasisawa dan juga Berperan aktif
membantu
pertumbuhan
ekonomi
daerah
dalam
rangka
tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat DKI
Jakarta dan sekitarnya.
61
4) Membuat Transaksi Lapangan
Strategi ini hampir serupa dengan jemput bola, namun dalam
strategi transaksi lapangan ini Bank DKI Syariah melakukan
transaksi dilapangan agar mampu menarik minat masyarakat
yang enggan datang ke bank.
b.
Strategi WO
1) Menjalin Kerja Sama Dengan Developer Baru
Dengan menjalin kerja sama dengan developer baru
diharapakan
agar
developer
memberikan
rekomendasi
pembiayaan konsumennya kepada Bank DKI Syariah, sehingga
saling menguntungkan satu sama lain.
2) Meningkatkan Pemasaran
Dengan pangsa pasar yang masih luas, Bank DKI Syariah
harus mampu meningkatkan pemasaran agar dapat menyentuh
masyarakat yang belum tersentuh oleh aktifitas perbankan.
c. Strategi ST
1) Menonjolkan Kelebihan Pelayanan
Selain produk, layanan juga merupakan hal yang pertam
kali dilihat oleh calon nasbah. Kepuasan nasabah dapta
ditingkatkan melalui layanan yang diberikan bank nasabah
mengharapkan agar kebutuhannya dapat terpenuhi, sehinngga
pelayanan merupakan hal penting selain produk. Sistem alur
62
birokrasi
yang
rumit
membuat
nasabah
dapat
pergi
meninggalkan bank.
2) Membuat Keunikan Dalam Produk
Sebagai bank yang sudah berdiri selama 55 tahun, Bank
DKI telah menghadirkan berbagai produk yang mampu
memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun tidak hanya Bank
DKI Syariah, bank lain pun juga mempunyai produk serupa.
Dengan produk serupa Bank DKI Syariah harus mempunyai
keunikan dalam produknya, seperti pada produk KPR iB yang
daapat membayar uang muka mulai 10% dan dengan margin
8,1%.
d. Strategi WT
1) Memfokuskan Pangsa Pasar
Ketatnya persaingan antar bank dalam memasarkan produk,
Bank DKI Syariah harus mampu memfokuskan pangsa pasar
yang sudah ada, agar Bank DKI Syariah tidak sibuk mengurus
persaingan sehingga pangsa pasar yang sudah ada tersebut
menjadi lebih efektif.
2) Meningkatkan Pelayanan
Loyalitas nasabah didasari pada tingkat kenyamaan yang
diberikan oleh bank. Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah
mempunyai rasa ingin dihargai sehingga dengan bank ataupun
perusahaan jasa lainya sangat mengutamakan pelayanan yang
63
ramah pada saat transaksi pembiayaan berlangsung di bank
maupun
melalui
media
telepon.
Dengan
mengadakan
pendekatan secara persuasif dan memberikan kenyamanan
melalui pelayanan yang diberikan maka loyalitas nasabah
kepada bank akan bertambah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan ada beberapa
point yang dapat disimpulkan, yaitu:
1. Strategi Segmentasi Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah
Strategi segmentasi yang diterapkan oleh Bank DKI Cabang
Syariah Pondok Indah berdasarkan teori keilmuan yang dikemukakan
oleh Philip Kotler yang lebih dikenal dengan teori STP (Segmentation,
Targeting, Positioning), dapat disimpulkan bahwa segmentasi yang
diterpakan oleh Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah meliputi:
a. Segmentasi Geografi
Dalam segmentasi geografi Bank DKI Cabang Syariah
Pondok Indah membatasi wilayah pemasarannya hanya pada
wilayah JABODETABEK. Hal ini dilakukan karena dalam
pembiayaan KPR iB membutuhkan monitoring yang cukup lama.
b. Segmentasi Demografi
Segmentasi psikografi yang diterapkan oleh DKI Cabang
Syariah Pondok Indah yaitu berupa persyaratan-persyaratan yang
disertakan
dalam
setiap
pengajuan
pembiayaan
KPR
iB,
diantaranya: PNS/Wiraswasta, menjadi pegawai tetap, sudah
bekerja selama 2 tahun, minimal usia 21 tahun. Hal ini dilakukan
64
65
agar menghindari kredit macet mengingat bahwa pelunasan
pembiayaan KPR iB membutuhkan waktu yang lama.
2. Hasil Analisis SWOT
a. Strategi SO (Strenght-Opportunities)
Strategi SO Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah adalah
dengan memperkuat brand image yang diharapkan mampu menarik
hati masyarakat terhadap Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah,
lalu dengan strategi jemput bola agar pemasaran lebih tersentuh ke
masyarakat, serta dengan membuat transaksi lapangan agar lebih
memudahkan masyarakat yang enggan datang ke bank.
b. Strategi WO (Weakness-Opportunities)
Strategi WO Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah
adalah dengan menjalin kerjasama dengan developer baru agar
memberikan rekomendasi pembiayaan kepada komsumennya dan
juga dengan meningkatkan volume pemasaran sehingga dapat
menyentuh seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
c. Strategi ST (Strenght-Threats)
Strategi ST Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah adalah
dengan menonjolkan kelebihan pelayanan sehingga nasabah dapat
memilih bank mana yang lebih mementingkan pelayanan, dan juga
dengan membuat keunikan dalam produk agar nasabah dapat
membedakannya dengan bank lain.
d. Strategi WT (Weakness-Threats)
66
Strategi WT Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah
adalah dengan memfokuskan pangsa pasar sehingga pangsa pasar
tersebut tidak beralih kepada bank lain dan juga dengan
meningkatkan pelayanan agar nasabah merasa nyaman bertransaksi
di Bank DKI Cabang Syariah Pondok Indah.
B. Saran
Saran yang peneliti berikan dalam penlitian ini khusunya bagi Bank
DKI Cabang Syariah Pondok Indah adalah sebagai berikut:
1. Dengan strategi jemput bola, agar pemasaran lebih tersentuh ke
masyarakat dan juga agar dapat memahami keadaan lingkungan
sehingga pemasaran menjadi lebih efektif.
2. Dengan
strategi
transaksi
lapangan,
agar
mampu
menyentuh
masyarakat yang membutuhkan jasa bank namun enggan datang ke
bank karena jauhnya lokasi ataupun sibuk dengan urusan rumah tangga.
3. Meningkatkan kerjasama dengan pemeritah, agar dapat ikut serta dalam
memutar dana kepemerintahan, seperti pemberian gaji, beasiswa, dll.
4. Meningkatkan pemasaran, mengingat bahwa pangsa pasar yang masih
sangat luas agar lebih dioptimalkan dan lebih menyentuh masyarakat
luas.
5. Membuat produk yang unik dan sesuai dengan kebutuhan keuangan
masyarakat.
6. Mempererat tali silaturahmi kepada nasabah, agar ikatan emosional
antara bank dan nasabah menjadi lebih erat.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio. Syafi’I Muhammad, Bank Syariah; Teori dan Praktik, Jakarta: Gema
Insan Press, 2001
Assauri. Sofjan, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2004
B.N Marbun, Kamus Manajemen, Jakarta: Pustaka Sinar Harian, 2003
David. R Fred, Manajemen Strategi: Konsep, edisi 10. Penerjemah Ichsan Setyo
Budi, Jakarta: Salemba Empat, 2006
Departmen Pendiidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 1997
Efendi. Uchyana Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1992
Gitrosudarmo. Indriyo, Manajemen Strategis, Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada
Hardjono. Suzanna, Mudah Memiliki Rumah Idaman Lewat KPR, Jakarta: PT
Pustaka Grahatama, 2008
Husein Umar, Strategi Manajemen In Action, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2001
J. Supranto & Limakrisna Nandan, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran
untuk memenangkan persaingan bisnis, Jakarta : Mitra Wacana Media,
2007
Karim. Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007
Kasmir, Pemasaran Bank, Jakarta: PRENADA MEDIA, 2005
Kasali. Rhenald, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, Positioning,
Jakarta: Gramedia Puataka Utama, 1998
Keegan. J Warren, Manajemen Pemasaran Global. Penerjemah Alexander Sindoro
& Tanti Syahlina tarigan, Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2007
Kotler & Amstrong, Dasar-dasar Pemasaran edisi 6, Penerjemah Alexander
Sindoro, Jakarta: Intermedia Jakarta, 1995
Kotler & Keller, Manajemen Pemasaran edisi 13. Penerjemah Bob Sabran,
Jakarta: Erlangga, 2009
Martono, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Yogyakarta: EKONISIA, 2002
Rangkuti. Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasusu Bisnin, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2001
Siagian. Sondang, Analisis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan startegi
organisasi, Jakarta: Gunung Agung, 1986
Sulistyaningsih. Metodologi Penelitian
Yogyakarta, Graha Ilmu, 2012
Kebidanan;
Kuantitaif-kualitatif,
Sunyoto. Danang. Dasar-dasar Manajemen Pemasran: Konsep, Strategi, dan
Kasus, Jakarta: PT buku seru, 2012
Stainer. A Gorge, Kebijakan dan Strategi Manajemen, Jakarta: Erlangga, 1997
Wiroso, Jual Beli Murabahah, Yogyakarta: UII Press, 2005
http://bankdkisyariah.co.id/index.php/bank-dki-syariah/. Diakses pada Rabu, 4 Mei
2016
http://www.bi.go.id/id/perbankan/syariah/Contents/Default.aspx.
Desember 2015
Diakses
16
http://bankdkisyariah.co.id/index.php/produk-layanan/produk-pembiayaan/kpr-ib.
Diakses 7 Januari 2016
Kepemilikan Rumah, diakses dari https://id.wikipedia.org. Pada tanggal 11 April
2016.
Panduan dan referensi membeli rumah apa itu KPR.
http://www.rumah.com. Pada tanggal 11 April 2016.
Diakses
dari
Pengertian KPR dan Jenis-jenisnya, diakses dari http://rumahpantura.com. Pada
tanggal 11 April 2016.
Septiani
Ashari,
Kebutuhan
Rumah
Tinggal,
diakses
http://www.ipapedia.web.id/2015/02/kebutuhan-rumah-tinggal.html,
tanggal 5 Februari 2016.
dari
pada
Marwan Jafar, Menteri Marwan Ajak BTN Bangun Rumah Dikawasan
Transmigrasi,
diakses
dari
http://www.kemendesa.go.id/berita/1622/menteri-marwan-ajak-btnbangun-rumah di-kawasan-transmigrasi, pada tanggal 5 Februari 2015
DOKUMENTASI
KEGIATAN WAWANCARA DAN PENGAMBILAN DATA
Download