Matakuliah Tahun : L0142/Psikologi Perkembangan : 2007 Teori dan Penelitian Perkembangan Manusia Pertemuan 2 Tujuan Pembelajaran • Mahasiswa dapat menjelaskan teori-teori perkembangan manusia • Mahasiswa dapat memahami metode penelitian yang diterapkan dalam studi perkembangan manusia 3 Bina Nusantara Materi Pembelajaran • Pengertian teori dan hipotesa • Issue dasar teoritis • Berbagai prespektif teoritis perkembangan manusia, yaitu : psikoanalisa, belajar/learning, kognitif, evolusioner/sosiobiologis, dan kontekstual • Metode penelitian dalam perkembangan manusia 4 Bina Nusantara Pengertian Teori & Hipotesa Para peneliti perkembangan manusia datang dengan beragam teori tentang mengapa manusia berkembang sebagaimana adanya. Teori merupakan hal yang dinamis, dapat berubah sesuai dengan temuan yang ada. Teori adalah sekumpulan logika yang dikaitkan dengan konsep atau pernyataan, untuk mengatur, menjelaskan, dan meramalkan data. Teori bukanlah dugaan semata, membutuhkan informasi melalui penelitian dan menjadi sumber suatu hipotesa – kemungkinan penjelasan terhadap suatu fenomena, digunakan untuk meramalkan hasil penelitian. Bina Nusantara Issue Dasar Teoritis Ada 2 issue dasar yang menjadi pertanyaan para pakar untuk menjelaskan mengenai perkembangan manusia, yaitu : 1. Apakah manusia itu aktif atau pasif dalam perkembangannya sendiri ? 2. Apakah perkembangan itu bersifat berkelanjutan atau hanya muncul pada tahapan itu saja ? Issue pertama menjadi kontroversi, bermula pada abad 18 ketika filsuf Inggris John Locke berpendapat bahwa seorang anak merupakan tabula rasa – papan tulis yang kosong – masyarakat yang ‘menulis’. Bina Nusantara Pendapatnya ini berbeda dengan pendapat filsuf Perancis J.J. Rousseau, yang meyakini bahwa anak-anak terlahir ‘noble savages’ – keturunan bagsawan yang kejam, yang akan berkembang sesuai dengan kecenderungan natural positifnya bila tidak dirusak oleh masyarakat. Perdebatan kedua filsuf tersebut mengarah pada 2 model atau image perkembangan, yaitu : mechanistic model yang dipelopori oleh John Locke dan organismic model yang dipelopori oleh J.J. Rousseau. Pada mechanistic model manusia diibaratkan seperti mesin yang bereaksi terhadap masukan lingkungan. Manusia dianggap pasif, respon terhadap stimulus dapat diramalkan. Bina Nusantara Sementara pada organismic model, manusia dipandang sebagai organisme yang aktif, bertumbuh secara bertahap pada tahapan perkembangan yang berbedabeda. Manusia dapat menunjukkan inisiatif, tidak hanya bereaksi. Issue yang kedua masih mengkaitkan pada mechanistic dan organismic model. Para pakar yang memegang prinsip mechanistic model memandang perkembangan sebagai hal yang berkelanjutan. Mereka meramalkan tingkah laku diawal sebagai bentuk tingkah laku berikutnya. Mereka fokus pada perubahan kuantitatif. Bina Nusantara Sementara para pakar yang berpegang pada organismic model menekankan pada perubahan kualitatif. Mereka memandang perkembangan sebagai sesuatu yang muncul pada serangkaian tahapan yang berbeda. Pada setiap tahapan, manusia dapat mengatasi berbagai jenis persoalan yang berbeda dan memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Bina Nusantara Pandangan Teoritis 1. Pandangan Psikoanalisa A. Sigmund Freud : Perkembangan Psikoseksual • Freud meyakini bahwa manusia terlahir dengan dorongan biologis yang harus diarahkan kembali agar dapat hidup ditengah masyarakat. • 3 hypothetical dari kepribadian, yaitu : id bertindak berdasarkan pleasure principle ego bertindak berdasarkan reality principle superego adanya kesadaran sistem nilai, memiliki tuntutan yang tinggi yang bila tidak dilakukan maka seorang anak akan merasa bersalah Bina Nusantara • 1. 2. 3. 4. 5. Bina Nusantara Interaksi ketiganya : ego menjadi perantara antara dorongan dari id dan tuntutan dari superego. Freud mengemukakan perkembangan psikoseksual (psychosexual development), dimulai dari kesenangan sensual dari satu area tubuh ke area tubuh lainnya, yaitu dari anus hingga alat kelamin. Kelima tahapan perkembangan psikoseksual tersebut adalah : Oral (lahir – 12-18 bulan) Anal (12-18 bulan – 3 tahun) Phalic (3 – 6 tahun) Latency (6 tahun – pubertas) Genital (pubertas – dewasa) B. Erik Erikson : Perkembangan Psikososial • Erikson mengemukakan 8 tahap perkembangan sepanjang rentang kehidupan manusia. Setiap tahap melibatkan krisis dalam kepribadian. • Setiap tahap membutuhkan keseimbangan kecenderungan positif dan juga negatif. Misalnya tema kritis pada bayi adalah basic trust vs mistrust. Manusia butuh kepercayaan (trust) dari dunia dan manusia sekitarnya, jika tidak ia akan “stuck” dalam ketidakpercayaan (mistrust). Namun ia juga butuh rasa ketidakpercayaan tersebut untuk melindungi diri mereka sendiri dari bahaya. • Keberhasilan dari setiap tahap merupakan perkembangan dari kebajikan (virtue) atau kekuatan tertentu. Bina Nusantara Stage Age Virtue Basic trust vs mistrust Lahir – 12-18 bln Hope Autonomy vs shame & 12-18 bln – 3 thn Will Initiative vs guilt 3 – 6 thn Purpose Industry vs inferiority 6 thn - pubertas Skill Identity vs identity Fidelity Intimacy vs isolation Pubertas – young adulthood Young adulthood Generativity vs Middle adulthood Care Integrity vs despair Late adulthood Wisdom Bina Nusantara Love 2. Pandangan Belajar/Learning Pandangan ini menganggap bahwa perkembangan merupakan hasil dari belajar/learning, yaitu perubahan yang abadi dari tingkah laku berdasarkan pengalaman atau adaptasi terhadap lingkungan. Mereka melihat perkembangan sebagai berkelanjutan (continuous), tidak hanya sekedar muncul dalam tahapan, serta menekankan pada perubahan kuantitatif. A. Teori Belajar 1 : Behaviorism • Behaviorism merupakan teori yang mekanistis, menjabarkan tingkah laku yang diamati sebagai suatu respon yang dapat diramalkan. Bina Nusantara • Penelitian behaviorism berfokus pada associative learning – hubungan mental dibentuk oleh 2 stimulus atau peristiwa sensoris – yaitu classical conditioning dan operant conditioning. • Classical conditioning adalah pembelajaran yang didasarkan pada asosiasi antara suatu stimulus yang ada secara tidak berurutan dengan stimulus lain yang memunculkan respon. Dengan kata lain classical conditioning ini merupakan bentuk alamiah dari belajar yang muncul bahkan tanpa adanya intervensi. Contoh : percobaan Ivan Pavlov terhadap anjing yang mengeluarkan air liur saat mendengarkan bel. Bina Nusantara • Operant conditioning merupakan pembelajaran yang didasarkan pada asosiasi tingkah laku dengan konsekuensinya. Individu belajar dari konsekuensi ‘operating’ lingkungan. Contoh : bayi Terrel yang belajar bahwa tingkah laku senyum akan mendatangkan konsekuensi yang diinginkannya yaitu perhatian dari orang tuanya. • B.F. Skinner menemukan bahwa organisme akan cenderung mengulang respon tertentu ketika diganjar (reinforced) oleh konsekuensi yang diinginkan serta menekan respon tertentu ketika dihukum (punished). • Reinforcement merupakan proses dimana tingkah laku tertentu menguat, meningkatkan keinginan untuk mengulang tingkah laku tertentu. Bina Nusantara • Punishment merupakan proses dimana tingkah laku melemah, menurunkan keinginan untuk mengulang tingkah laku tertentu. • Reinforcement dapat bersifat positif dan negatif. Positive reinforcement terdiri atas pemberian hadiah seperti makanan, bonus, atau pujian. Negative reinforcement terdiri atas mengambil sesuatu yang tidak disukai seseorang seperti mengganti popok yang basah. Negative reinforcement tidak sama dengan punishment. • Punishment bersifat menekan suatu tingkah dengan memberikan peristiwa aversif (mis : memasukkan penjahat dalam tahanan) atau menarik peristiwa yang positif (mis : remaja yang dilarang menggunakan mobil). Bina Nusantara • Sementara negative reinforcement mendorong diulangnya suatu tingkah laku dengan memindahkan atau menghindarkan peristiwa aversif. Mis : supir yang mengambil jalan kecil untuk menghindari kemacetan akan melakukannya lagi bila rute tersebut mempercepat perjalanan. • Reinforcement akan efektif jika disertai dengan segera tingkah laku tertentu. Bila respon tidak diberikan reinforcement lagi, maka tingkah laku tersebut akan menghilang. • Modifikasi tingkah laku (behavior modification) atau terapi tingkah laku merupakan bentuk dari operant conditioning yang digunakan untuk menghilangkan secara bertahap tingkah laku yang tidak diinginkan atau menetapkan tingkah laku yang positif. Bina Nusantara B. Teori Belajar 2 : Teori Social Learning (Social Cognitive) • Teori social learning dikembangkan oleh Albert Bandura, yang melihat bahwa tingkah laku dipelajari melalui pengamatan dan meniru model atau dengan melihat orang lain. Proses modelling ini disebut observational learning. • Tingkah laku yang ditiru oleh seseorang atau model yang dipilih oleh seseorang tergantung pada dipandang bernilai oleh budaya tertentu. • Versi terbaru dari teori social learning Bandura adalah teori social cognitive. Adanya penekanan yang besar pada proses kognitif dalam perkembangan. Bina Nusantara • Melalui umpan balik terhadap tingkah lakunya, anakanak secara bertahap membentuk standar penilaian terhadap tindakan mereka sendiri, dan semakin selektif dalam memilhi model yang memberikan contoh standar. Dengan demikian, mereka mulai mengembangankan self-efficacy – kemampuan seseorang untuk menguasai tantangan dan mencapai tujuan. Mereka merasa yakin bahwa mereka telah memperoleh kesuksesan. Bina Nusantara 3. Pandangan Kognitif Pandangan kognitif berfokus pada proses berpikir dan tingkah laku yang merefleksikan proses berpikir tersebut. A. Teori Tahapan Kognitif Jean Piaget • Teori tahapan kognitif Piaget merupakan pelopor dari ‘revolusi kognitif’ yang menekankan pada mental proses. Piaget memandang perkembangan kognitif sebagai hasil dari usaha anak untuk memahami dan bertindak terhadap dunianya. Ia juga mengemukakan bahwa perkembangan kognitif bermula dari kemampuan lahiriah untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Bina Nusantara • 1. 2. 3. 4. • 4 tahapan kognitif menurut Piaget adalah : Sensorimotor (lahir – 2 tahun) Preoperational (2 – 7 tahun) Concrete operations (7 – 11 tahun) Formal operations (11 tahun – dewasa) Setiap tahap, kognitif bertumbuh melalui 3 proses yang saling berinterelasi, yaitu : 1. Organization – kecenderungan untuk semakin menciptakan struktur kognitif yang kompleks. Struktur kognitif tersebut disebut schemes, yaitu pola yang teratur dari tingkah laku yang digunakan untuk berpikir dan bertindak dalam suatu situasi. Bina Nusantara 2. Adaptation – bagaimana anak mengatasi informasi baru dengan berpegang pada pengetahuan yang sudah ada. Adaptasi muncul dalam 2 proses, yaitu assimilation (menggunakan informasi baru kedalam struktur kognitif yang ada), dan accommodation (penyesuaian struktur kognitif seseorang terhadap informasi baru). 3. Equilibration – kecenderungan untuk mencai keseimbangan diantara elemen kognitif. Bina Nusantara • Interaksi diantara 3 proses tersebut dapat dijelaskan melalui contoh berikut : Bayi yang terbiasa minum dengan menggunakan botol susu mulai menyedot pinggir cangkir menunjukkan assimilation – menggunakan scheme lama untuk menghadapi situasi baru. Ketika bayi menemukan bahwa minum sedikitsedikit dari cangkir membutuhkan gerakan mulut dan lidah yang berbeda dengan menyedot botol susu, ia melakukan accommodation yaitu modifikasi scheme lama. Ia telah beradaptasi dari scheme awalnya (menyedot) untuk berhadapan dengan pengalaman baru yaitu cangkir. Sehingga assimilation dan accommodation bekerja bersama untuk menghasilkan equilibrium. Bina Nusantara B. Teori Sosiokultural Lev Vygotsky • Vygotsky berfokus pada proses sosial dan kultural yang mengarahkan perkembangan kognitif anak. • Beda dengan teori Piaget menekankan pada kemampuan tunggal pikiran dalam menginterpretasi informasi, Vygotsky melihat kognitif sebagai proses kolaborasi. Menurutnya anak belajar melalui interaksi sosial. • Orang dewasa harus menolong untuk mengarahkan dan mengatur belajar anak sebelum anak menguasai dan melakukan internalisasi. • Implikasi penting dari teorinya ini untuk pendidikan dan pengujian kognitif. Bina Nusantara C. Pendekatan Information Processing • Pendekatan ini mencoba untuk menjelaskan perkembangan kognitif melalui pengamatan dan analisa proses mental yang terlibat dalam penerimaan dan menghadapi informasi. • Persamaan dengan Piaget memandang manusia sebagai pemikir yang aktif, tidak seperti komputer yang pasif . Beda dengan Piaget tidak mengemukakan tahapan perkembangan. Mereka memandang perkembangan sebagai hal yang berkelanjutan. • Aplikasi praktis pendekatan ini yaitu memungkinkan peneliti untuk memperkirakan kecerdasan selanjutnya seorang bayi dari efisiensi proses dan penerimaan sensorisnya; psikolog dapat menguji, diagnosa, dan mengatasi masalah belajar. Bina Nusantara 4. Pandangan Evolusioner/Sosiobiologis • Dipelopori oleh E.O. Wilson yang menaruh perhatian pada evolusiner dan biologis sebagai dasar tingkah laku sosial. • Dipengaruhi oleh teori Darwin, mereka menganggap bahwa individu dengan trait yang lebih baik mampu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Sementara yang kurang dapat beradaptasi tidak memiliki trait yang baik. • Melalui reproduksi semakin terseleksi karakteristik yang adaptif, sedangkan karakteristik yang kurang adaptif musnah. Bina Nusantara • Ethology ilmu yang mempelajari perbedaan tingkah laku adaptif dari jenis hewan tertentu. Para pakar ethology beranggapan bahwa setiap species memiliki tingkah laku lahiriah tertentu. Seperti laba-laba yang menenun jaringnya, dsb. Mereka juga mengidentifikasi tingkah laku mana yang umum dan tingkah laku mana yang khusus dimiliki oleh species tertentu atau dimodifikasi oleh budaya. • Menurut teori evolusioner ini, orang secara tidak sadar berjuang tidak hanya untuk pertahanan pribadi tetapi juga untuk mengabadikan genetika mereka. • Psikolog perkembangan evolusioner mengidentifikasi tingkah laku adaptif pada tahapan usia yang berbeda. Bina Nusantara 5. Pandangan Kontekstual • Menurut pandangan ini, perkembangan harus dipahami dari konteks sosialnya. Mereka melihat individu bukan sebagai bagian yang terpisah dengan lingkungan, melainkan sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan. Teori Vygotsky dapat digolongkan dalam pandangan ini. • Teori Bioecological dari Bronfenbrenner menjelaskan bahwa perekmbangan muncul memalui proses interaksi yang kompleks dan aktif antara manusia yang berkembang dengan lingkungan seseharinya. • Untuk itu harus memahami kontkes yang beragam seperti rumah, kelas, tempat kerja, tetannga, dsb. Bina Nusantara • Bronfenbrenner memperkenalkan 5 sistem kontekstual, yaitu microsystem, mesosystem, exosystem, macrosystem, dan chronosystem. Untuk lebih memahami silahkan lihat Fig. 2-1 hlm. 41, buku Human Development (Papalia, et. al., 2007). Bina Nusantara Metode Penelitan • • 1. 2. 3. 4. Bina Nusantara Para peneliti perkembangan manusia bekerja dengan mengandalkan 2 metode, yaitu : Kuantitatif/Quantitative & Kualitatif/Qualitative. Penelitian Kuantitatif merupakan penelitian yang berfokus pada data yang dapat diukur secara statistik atau perhitungan. Penelitian ini berdasarkan pada metode ilmiah. Langkah-langkahnya adalah : Identifikasi masalah 5. Membuat kesimpulan Membuat hipotesa 6. Penyebaran temuan Mengumpulkan data Analisa data • Penelitian Kualitatif merupakan penelitian yang berfokus pada interpretasi data yang bukan berupa angka atau data ‘lunak’, seperti pengalaman subyektif, perasaan, atau keyakinan. Penelitian ini bersifat eksplorasi, tidak membuat kesimpulan umum namun mendapatkan sumber yang mendalam mengenai sikap dan tingkah laku individual. • Penelitian kuantitatif seringkali dilakukan dalam setting laboratorium sedang kualitatif seringkali dilakukan dalam setting kehidupan sesehari. • Pemilihan jenis penelitian tergantung pada topik, seberapa besar pengetahuan mengenai topik, keahlian peneliti dan orientasi teori, serta setting. Bina Nusantara Sample Kelompok yang lebih kecil yang dipilih sebagai perwakilan keseluruhan populasi yang diteliti. Sample harus sangat sesuai dengan target populasi yang akan diteliti. Untuk mendapatkan sample yang benar-benar mewakili, dapat dilakukan melalui random selection dimana setiap orang dalam populasi tersebut memiliki kesempatan yang sama dan mandiri untuk dipilih. Untuk penelitian kualitatif, biasanya sample lebih kecil dan tidak perlu dilakukan random. Bina Nusantara Pengumpulan Data Cara-cara yang umum dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu : 1. Self report buku harian, wawancara, kuesioner 2. Observasi natural dan laboratorium 3. Pengukuran tingkah laku dan penampilan/performance Desain Dasar Penelitian Desain penelitian merupakan rencana untuk melakukan penyelidikan ilmiah. Beberapa desain dasar dalam penelitian : Bina Nusantara 1. 2. 3. 4. Studi kasus/case study Studi etnografis/ethnographic studies Studi korelasi/correlational studies Eksperimen/experiments Desain Penelitian Perkembangan 1. Longitudinal meneliti orang yang sama atau kelompok yang sama lebih dari sekali, bahkan hingga tahunan 2. Cross-sectional orang dari beragam usia diteliti dalam satu waktu 3. Sequential studies penelitian yang menggabungkan teknik cross-sectional dengan longitudinal. Bina Nusantara Etika Penelitian Beberapa etika penelitian yang harus diperhatikan : 1. Informed consent orang yang diteliti harus mendapatkan informed consent/pemberitahuan persetujuan agar mereka tahu manfaat dan resiko penelitian, sehingga tidak merasa dieksploitasi. 2. Hindari penipuan peneliti menahan informasi tertentu terhadap partisipan hanya bila informasi itu merupakan hal yang utama dalam penelitian. Peneliti tidak boleh menggunakan metode yang menyebabkan kesakitan, kecemasan, atau melukai. 3. Pribadi & Kerahasiaan peneliti harus melindungi kerahasiaan dan informasi pribadi partisipan. Bina Nusantara Rangkuman • Teori dan hipotesa digunakan dalam penelitian perkembangan manusia • Issue mendasar teoritis adalah aktif atau pasif dari karakter dalam perkembangan, dan berkelanjutan atau hanya muncul dalam tahapan perkembangan itu saja. • Beberapa ahli dalam menyusun teorinya berpijak pada mechanistic model atau organismic model. • 5 pandangan teoritis perkembangan manusia adalah : pandangan psikoanalisa, belajar/learning, kognitif, evolutioner/sosiobiologis, dan kontekstual • Penelitian dapat dilakukan secara kuantitatif atau kualitatif Bina Nusantara • Dalam penelitian perlu dilakukan sampling sebagai perwakilan dari populasi yang diteliti. • 3 bentuk pengumpulan data, yaitu : self report, observasi, dan pengukuran tingkah laku dan penampilan/performance. • 2 desain kualitatif yang digunakan dalam penelitian perkembangan manusia adalah case study dan etnographic study. • 2 desain kuantitatif yang digunakan dalam penelitian perkembangan manusia adalah correlational study dan experiment. Bina Nusantara • 2 desain yang digunakan untuk meneliti hubungan usia dengan perkembangan adalah penelitian longitudinal dan cross-sectional. Sequential study diterapkan untuk mengatasi kemelahan dari desain longitudinal dan crosssectional. • 3 etika penting dalam penelitian ialah pemberitahuan persetujuan, menghindari penipuan, dan melindungi kerahasiaan dan informasi pribadi orang yang diteliti. Bina Nusantara