I. 1.1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Susu merupakan bahan pangan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Kandungan gizi yang sangat tinggi ini menjadikan susu sebagai media yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroba. Mikroba yang umumnya ditemukan pada susu yaitu bakteri asam laktat. Selain itu, bakteri asam laktat dapat juga ditambahkan pada susu untuk menghasilkan susu fermentasi. Bakteri asam laktat adalah kelompok bakteri yang mampu mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi asam laktat. Pada umumnya bakteri asam laktat dihubungkan dengan habitat yang kaya akan nutrisi seperti susu, daging, sayuran, tetapi beberapa merupakan mikroflora mulut, usus, dan vagina dari mamalia (Axelsson 2004). Bakteri asam laktat pada umumnya merupakan bakteri fakultatif anaerob yang dapat tumbuh pada kondisi dengan atau tanpa oksigen (Ray dan Bunia 2008). Akan tetapi ada sebagian bakteri asam laktat yang bersifat anaerob obligat yaitu genus Bifidobacterium, seperti Bifidobacterium longum, Bifidobacterium infantis, dan Bifidobacterium bifidum (Ballongue 2004). Sejauh ini diketahui bahwa bakteri asam laktat tidak bersifat patogen dan aman untuk dikonsumsi sehingga dapat dipakai untuk meningkatkan kesehatan. Asam laktat yang dihasilkan bakteri asam laktat dalam saluran pencernaan dapat mencegah pertumbuhan bakteri yang merugikan dan sebagai kontrol pembuangan kotoran dengan cara merangsang dinding saluran pencernaan. Asamasam organik seperti asam laktat dan asam asetat yang diproduksi bakteri asam laktat sebagai hasil fermentasi laktosa dalam susu dapat membantu aktivitas usus dengan merangsang peristaltis, meningkatkan kecernaan dan penyerapan (Widyastuti dan Sofarianawati 1999) Jumlah bakteri asam laktat umumnya dipersyaratkan pada produk fermentasi tertentu, sehingga untuk mengetahui jumlah bakteri asam laktat pada produk tersebut diperlukan suatu pengujian laboratorium. Pengujian ini harus dilakukan dengan menggunakan metode yang valid/baku, untuk itu diperlukan validasi sebelum metode digunakan. Menurut Sukarno (2005), validasi diperlukan untuk mendapatkan hasil analisis yang valid/absah, dapat dipercaya, dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dan kesesuaian dengan tujuan. Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu berdasarkan percobaan laboratorium untuk memenuhi syarat sesuai tujuan penggunaan atau konfirmasi melalui pengujian dan bukti syarat obyektif agar persyaratan untuk maksud khusus dipenuhi (Sac-Singlas 2002). Menurut ISO/IEC 17025-2005, laboratorium harus memvalidasi metode tidak baku, metode yang didesain/dikembangkan oleh laboratorium, metode baku yang digunakan di luar lingkup yang dimaksudkan, dan penegasan serta modifikasi dari metode baku untuk mengkonfirmasi bahwa metode itu sesuai dengan penggunaan yang dimaksudkan. Validasi primer dilakukan jika laboratorium menggunakan metode analisis baru hasil pengembangan, atau metode yang dimodifikasi terhadap suatu metode standar. Validasi sekunder dilakukan untuk verifikasi jika laboratorium menggunakan atau mengadopsi metode standar yang telah divalidasi. Validasi metode bermanfaat untuk mengevaluasi unjuk kerja suatu metode analisis, menjamin prosedur analisis yang akurat, dan menekan sekecil-kecilnya resiko penyimpangan yang timbul. Suatu metode analisis dikatakan absah jika telah memenuhi syarat keberterimaan parameter validasi. Menurut ISO 16140-2003 parameter kinerja yang harus divalidasi adalah akurasi, presisi, penetapan batas terendah dari kisaran hitung (limit deteksi), limit kuantitasi, dan linieritas. Pengujian jumlah bakteri asam laktat pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode yang mengacu pada ISO 7889-2003(E) dan SNI 2981-2009 tentang penghitungan jumlah bakteri kultur starter pada yogurt. Perbedaan dari kedua metode ini adalah pada kondisi inkubasi untuk ISO inkubasi dilakukan secara anaerob dan SNI secara aerob. Kedua perlakuan tersebut dibandingkan hasilnya sehingga didapatkan metode yang valid. 1.2 TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan : 1. 2. 3. 1.3 Melakukan validasi metode analisis pengujian bakteri asam laktat pada susu cair, khususnya Lactobacillus bulgaricus. Membandingkan metode pengujian bakteri asam laktat metode SNI 2981-2009 dan ISO 78892003(E) dengan parameter relatif akurasi, presisi, linieritas, limit deteksi dan limit kuantifikasi. Menerapkan metode uji tervalidasi untuk pengujian bakteri asam laktat pada produk susu. MANFAAT PENELITIAN Dengan dilakukan penelitian ini, diharapkan dapat memperoleh keabsahan (validitas) metode analisis bakteri asam laktat sehingga selanjutnya dapat diterapkan dalam analisis seluruh produk susu. 2