kliping

advertisement
HUMAS UNIVERSITAS INDONESIA
KLIPING
KLASIFIKASI
TEMA
SURAT KABAR/MAJALAH
Hari Kamis Tanggal 10
:
: Universitas Indonesia – Penulis
: Waspadai Kurva Ekonomi Terbalik
Seputar Indonesia
Bulan September
Tahun 2009 Halaman 1 Kolom 3
RINGKASAN
Krisis ekonomi yang melanda banyak negara sudah mulai pulih. Bila satu daerah
negara terimabs gelap, maka negara-negara lain akan ikut kebagian gelap. Itulah yang
diramalkan para ekonom dunia terhadap ekonomi negeri kita yang bakal terkena
imbas krisis seperti di alami Amerika Serikat, Eropa Barat, Jepang, Korea Selatan, dan
Singapura diakhir tahun lalu tidak terbukti
Hanya satu yang perlu diingat yaitu kalau kondisi perekonomian, daya saing,
keteraturan dan sebagainya berbeda, akankah pola konjungter ekonomi kita sama
dengan pola konjungter perekonomian negara-negara industri. Demikian kutipan
penjelasan Renald Kasali, Ketua Program MM UI.
CATATAN :
Waspadai
Kurva
Ekonomi
Terb alik
Ketua
Program
MM Ul
KITA tentu pantas bernafas lega.
Saat krisis keuangan melanda banyak negara, kita justru mengalami kemajuan. Sebaliknya, ada
kepantasan pula bertanya, saat
ekonomi global kembali pulth dan
para ekonom kembalimeramalkan
ekonomi kita akan semakin bagus
tahun•tahun kedepan, masukakalkah optimisme mereka?
Saat ini para kepala negaranegara industri sudah mengumumkan tanda-tanda bahwa krisis
mulai bisa diatasi. Konsumen global mulai kembali berbelanja,daya
beli meningkat.
Bagaimana kalau kurva ekonomi kita berkebalikan dengan
kurva ekonomi global? Benarkah
perekonomian kita berada dalam
rangkaiangerbangyangditarikoleh
lokomotif perekonomian global?
Asumsi Keserempakan
Pepatah lama mengatakan,
berharaplah yang terbaik, tetapi
selalu bersiap-siaplah menghadapi hal yang terburuk. Eko/ nominya bisa men jadi lebih baik
atau lebih buruk, na mun yang iebih
pentingadalah sikap dan tindakan
kita yang tidak mendiamkannya.
bersambung ke hal 11
.—
sambungan dari hal 1
Sejak Thomas Friedman menulls buku ThelVorldls Flat,cara berpikir para ekonom cenderung men•
jadi sama. Dalarn cara berpikir globalisasi yang buminya "datar" itu,
dibayangkanseakan-akanmatahari
mampu menyinari seluruh bumi
secara serempak. Jadi kalau satu
bagian bumi bersinar terang (baca:
ekonomi tumbuh, bullish), maka
seluruh dunia akan ikut tersinari.
. Sebaliknya, kaIau satu daerahl
negara terimbas gelap (baca: krisis), maka negara-negara lain akan
ikut kebagian gelap (baca: krisis,
bearish). Itulah yang diramalkan
para ekonom dunia terhadap ekonomi negeri kita yang bakal terimbas krisis yang sama seperti dialami Amerika Serikat(AS),Eropa
barat, Jepang, Korea Selatan, dan
Singapura di akhir tahun tabu yang
tidak terbukti.
Ramalan itu kini kembali di.
ulangi. Setelah mendengar ucapan
Barack Obama bahwa tanda-tanda
perbaikan ekonomi AS mulai tampak, yang diikuti Jepang dan
negara-negara lain, diramalkan perekonomian Indonesia akan jauh
lehihbaiklagi.
Ekonom-ekonom seperti itu
saya se but dalam buku saya, Marketing In Crisis, sebagai penganut
mazhab-mazhab "awan gelap".
Mazhab ini berbeda dengan maz•
hab terang-gelap yang tidak per-
caya pada kedataran globalisasi,
Bagi mereka, bumi tetaplah bulat,
dan pada kebulatan itu alam telah
mengatur bagian man a dari alam
yang akan menjadi terang saat
belahan bumi lainnya terimbas
gelap(krisis).
Seperti itulah hukum alam,
hukum yang belum bisa ditaldukkan in temet dan teknologi modern
sekali pun. Para penganut mazhah
awan gelap-bumi datar, cenderung
percaya dunia ini telah dikuasai
lokomotif besar, yaitu negara-negara industri. Maka ketika mesin
lokomotifnya ngadat, seluruh rangk aian gerbong tidak bisa ikut tertank.
Sebaliknya, mazhah awan
terang-gelap yang percaya bumi
tetap bulat beranggapan tak semua gerbong ekonomi lokal "fit"
dalam rancangan lokomotif penariknya. Ia bergerak sendiri,
mengikuti cars bekerjanya send iri.Kalau"disana"gelap, ya di sini
bisa juga tidak.
Alasan untuk Waspada
Menggunakan cara berpikir
mikro" maka kita akan menemukan jawaban sedikit lebih jelas. Sejak 2001 Prof Michael Porter (Harvard) telah memperkenalkan in.
dekskeunggulandaya saingbangsabangsa yang dipakai secara luas.
Selanjutnya, berdasarkan metode yang berbasiskan ekonomi
-
mikro itu, banyak kepala negara
yang membentuk semacam dawn
daya saing. Mereka juga membentuk program reformasi perekonomianmilcroyangtujuanakhimya
adalah prosperity (kesejahteraan).
Menurut cam pandang ini, kesejahteraan tidak dapat diciptakan
melalui tangan negara, melainkan
harus melalui tangan lembagalembaga ekonomi yang kompetitif,
khususnya korporasi, yaitu
perusahaan-perusahaan yang modern dan produktif. Maka menurut
Porter, ekonomi makro saja tidak
cukup. Macro economy is necessary,
but notsufficient.
Hingga saat ini, saya masih tercatat sebagai sal ah satu dari t iga
orang Indonesia yang diberi hak
k husus oleh Prof Michael Porter untuk mengajar dan mengembangkankonsepdayasaingrnikrodisini.
Setelah saya pelajari, says sampai
pada satu kesimpulan negara-negara yang berdaya saing tinggi
akan menyedot kesejahteraan
negara-negara yang berdaya saing
rendah, khususnya yang kaya
somber daya alam.
Logikanya demikian. Kesejahteraan suatu bangsa ditentukan
oleh produktivitas ekonominya
yang diukar dad nilai barang/jasa
yang dihasilkan bangsa itu dari setiap unit sumber daya yang dimilikinya. Pada akhirnya, produktivitas itu akan tampak pada tingkat
upah, yaitu berapa uang yang di- terima buruh-buruh dari suatu
bangsa.
Dari segi ini logika kurva terbalik perlu kita waspadai, karena
negara-negara dengan produktivitas yang tinggi akan "menyedot
kesejahteraan" negara-negara dengan prod uktivi tas rendah, Negara.
negara yang berada dal am top list
produktivitas itu adalah AS, Jet .
man, Finlandia, Swedia, Denmark,
Swiss, Belanda,Austria, Singapura,
Jepang, In ggris, Kanada, Prancis,
Australia, Malaysia, Spanyol, dan
Portugal.
,
Download