PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA LAUT DAN PESISIR – TAHUN 2016 13. KAJIAN INTERAKSI LAUT ATMOSFER TERHADAP KARAKTERISTIK HIDRODINAMIKA PERAIRAN SELATAN JAWA UNTUK SISTEM INFORMASI DI SENTRA NELAYAN (PP30-PT) Latar Belakang : Laut Indonesia yang terletak dekat dengan equator sangat dinamis dengan perubahan yang timbul akibat interaksi fenomena laut-atmosfir dan juga perubahan dinamika laut. Beberapa fenomena interaksi laut-atmosfir seperti Kelvin Wave, Madden Jullian Oscillation (MJO), Rossby Wave, Indian Ocean Dipole, ENSO yang merupakan waveguide equatorial signals dan juga seasonal upwelling adalah fenomena yang terjadi di laut-laut Indonesia. Pengamatan dalam waktu yang lama di laut-laut Indonesia sangat diperlukan untuk mempelajari lebih lanjut fenomena-fenomena tersebut sebagai informasi terkait variabilitas iklim dan perubahannya yang dapat mempengaruhi perubahan cuaca, iklim, kondisi ekosistem laut dan pesisir serta perubahan pola produktifitas ikan. ENSO atau El Nino Southern Oscillation adalah fenomena laut yang terjadi di Pasifik. Fluktuasi atau osilasi dari fenomena ENSO terdiri dari tiga kondisi: normal, El Nino dan La Nina. ENSO mempengaruhi iklim di Indonesia dan berpengaruh juga pada produktivitas perairan Indonesia. Salah satu contohnya dalah pada saat terjadi El Nino. El Nino mengurangi penguapan dan curah hujan berkurang di Indonesia (Aldrian dan Susanto, 2003). Salah satu keuntungan yang terjadi selama periode El Nino adalah munculnya ikan di permukan. Tuna adalah salah satu contoh dari ikan laut dalam yang lebih mudah ditangkap dalam tahun selama El Nino di Indonesia Timur (Hendiarti, dkk, 2005). Samudera Hindia Selatan Jawa memiliki aspek strategis secara sumberdaya kelautan dan perikanannya mengingat Samudera Hindia Selatan Jawa merupakan wilayah pengelolaan perikanan yang setiap tahunnya terdapat banyak kapal penangkap ikan, terutama Tuna, baik dari nelayan Indonesia maupun dari negara lain. Tujuan : Pengembangan model prediksi laut dengan menggunakan model numerik memberikan data dan informasi untuk memperoleh gambaran yang lengkap tentang fenomena laut dan atmosfer yang terjadi di perairan Indonesia dan sebagai dukungan untuk Sistem Informasi Nelayan Pintar Metode : data primer secara dengan cara pengukuran di lapangan. Pemodelan Sistem Prediksi dilakukan dengan menggunakan sistem prediksi yang sudah tersedia yaitu model global HYCOM + NCODA dengan resolusi grid 1/120 x 1/120 (~ 9.25 km x 9.25 km) untuk model prediksi suhu muka laut dan arus permukaan. Gambar hasil prediksi diolah dengan menggunakan software Ferret, yang merupakan perangkat analisa untuk data grid dan non-grid yang dibangun oleh NOAA-PMEL. Data sekunder diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: Stasiun Klimatologi untuk data iklim (curah hujan, suhu udara, kelembaban nisbi dan lama penyinaran). BMKG Cilacap, DKP dan instansi terkait. Hasil : Satuan Kerja Alamat Lokasi Kegiatan Penanggung Jawab Peneliti Utama Anggota Peneliti : : : : : : Sistem prediksi curah hujan, suhu udara dan angin Sistem prediksi suhu muka laut Sistem prediksi arus laut Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut di Perairan Selatan Jawa pada periode Agustus – Oktober 2016 Pola Pergerakan Arus Perairan Selatan Jawa Periode Agustus – Oktober 2016 Rerata Suhu Udara, Curah Hujan da Arah Angin Periode Agustus – Oktober 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir (P3SDLP) Komplek Bina Samudera, Jalan Pasir Putih II, Ancol Timur Jakarta Utara 14430 Pantai Sendang Biru Malang dan Pantai Sadeng Jogja Berta Berlian Borneo, S.Si Program Renstra Berta Berlian Borneo, S.Si Program APBN Dr. Anastasia Rita Tisiana Dwi Kuswardan Anggaran La Ode Nurman Mbay M.Si RM : Rp. 322.044.000 R. Bambang Adhitya Nugraha, M.App.Sc PHLN : Rp. PNBP : Rp. : : Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Penelitian dan Pengembangan IPTEK KP Realisasi RM : Rp. 266.711.960 PHLN : Rp. PNBP : Rp. Mitra Kerjasama Dana Pendamping Pengguna : : : 13 | Laporan Ringkas Balitbang KP TA 2016