Cristhine Gunawan - PPs Unud

advertisement
TESIS
PEMBERIAN Alpha Lipoic Acid MEMPERBAIKI
PROFIL LIPID DARAH PADA TIKUS JANTAN
GALUR WISTAR DENGAN DISLIPIDEMIA
CRISTHINE GUNAWAN
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
i
TESIS
PEMBERIAN Alpha Lipoic Acid MEMPERBAIKI
PROFIL LIPID DARAH PADA TIKUS JANTAN
GALUR WISTAR DENGAN DISLIPIDEMIA
CRISTHINE GUNAWAN
NIM 1490761034
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
ii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL : ……………………..
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. DR. dr. Wimpie I. Pangkahila Sp.And., FAACS
NIP. 194612131971071001
Prof. dr. I Gusti Made Aman, Sp.FK
NIP. 194606191976021001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Biomedik
Program Pascasarjana
Universitas Udayana
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana
DR. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc., Sp.GK
NIP.1958052119850312002
iii
Prof. Dr. Dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K)
NIP.195902151985102001
Penetapan Penguji
Tesis ini telah diuji pada
Tanggal………………
Penguji tesis berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,
No : ……/UN14.4/HK/2016, Tanggal:…………..
Ketua
: Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS
Sekretaris
: Prof. dr. I Gusti.Made Aman, Sp.FK
Anggota
: 1. DR.dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc., Sp.GK
2. Dr. dr. Ida Sri Iswari, Sp.MK., M.Kes, M.Sc.
3. Dr. dr. Desak Made Wihandani, M. Kes
iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NAMA
: dr. Cristhine Gunawan
NIM
: NIM 1490761034
PROGRAM STUDI : ILMU BIOMEDIK
JUDUL TESIS
: PEMBERIAN Alpha Lipoic Acid
MEMPERBAIKI PROFIL LIPID DARAH PADA
TIKUS JANTAN GALUR WISTAR DISLIPIDEMIA
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun
2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 11 Juli 2016
(dr. Cristhine Gunawan)
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis memanjatkan puji syukur yang sedalam-dalamnya
kepada Tuhan untuk kasih karunia serta penyertaan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini.
Tesis dan penelitian ini disusun untuk memenuhi persyaratan tugas
akhir studi yang telah dijalankan oleh penulis untuk memperoleh gelar Magister
pada Program Studi Ilmu Kedokteran Biomedik, Kekhususan Anti-Aging
Medicine, Pascasarjana Universitas Udayana.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Rektor
Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD KEMD, FINASIM dan
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K)., atas kesempatan yang diberikan
penulis untuk menjadi mahasiswa Program Pascasarjana.
Serta Dr. dr. Gde.
Ngurah Indraguna Pinatih, M.Sc, Sp.GK Ketua Program Studi Ilmu Biomedik
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Udayana.
Terima kasih Prof. Dr. dr. Wimpie I Pangkahila, Sp.And, FAACS, selaku
Pembimbing I, yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk membimbing,
mengarahkan, mengoreksi dan memberikan tantangan serta masukan yang berharga
kepada Penulis dalam penelitian dan seluruh proses pembuatan tesis ini.
Terima kasih kepada Prof. dr. I Gusti Made Aman, Sp. FK Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana selaku dosen dan
pembimbing II yang telah memberikan fasilitas tempat, peralatan, dan teknisi bagi
vi
terlaksananya penelitian ini, untuk waktu yang sangat berharga, yang dengan
sabar dan teliti memberikan koreksi, arahan serta bimbingan dalam setiap tahap
penyusunan tesis ini dan menyelesaikan studi.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan
kepada para penguji tesis ini, yaitu DR. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih,
M.Sc., Sp.GK atas saran, kritikan serta bimbingannya yang sangat bermanfaat
mengenai jurnal yang berhubungan dengan penelitian, teknis menulis ilmiah yang
baku, dan memberikan motivasi selama penyusunan tesis ini. Terima kasih
kepada Dr. dr. Ida Sri Iswari, Sp.MK., M.Kes, yang telah menginspirasi penulis
dalam proses penelitian ini serta koreksi dan masukan yang sangat berharga yang
berhubungan dengan hewan coba. Terima kasih sebesar-besarnya juga untuk Dr.
dr. Desak Made Wihandani, M.Kes yang dengan sabar dan teliti memberikan
koreksi, bimbingan dan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
Hormat dan ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh
dosen Ilmu Kedokteran Biomedik, Kekhususan Anti-Aging Medicine, Program
Pascasarjana Universitas Udayana yang telah
memberikan ilmu pengetahuan
yang sangat berharga selama masa pendidikan yang tentunya akan bermanfaat
untuk masa depan penulis. Kepada seluruh staf biomedik Bapak Eddy Suantara,
Geg Wahyu , Geg Amie dan Geg Enni, Mba Yeti yang dengan penuh semangat
selalu membantu serta menyemangati penulis selama menjalankan studi dan
menyelesaikan tesis. Terima kasih juga untuk Bapak Gede Wiranatha selaku staf
Bagian Animal Unit Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang
membantu dalam proses pemeliharaan dan pengelolaan hewan coba, membimbing
vii
cara pengambilan darah hewan coba di dalam laboratorium serta Ferbian
Siswanto, SKH untuk bantuan dan masukan dan ilmu selama penelitian.
Terima kasih kepada Drs. I Ketut Tunas, M.Si, yang telah membantu
dalam penyusunan data dalam bidang statistik. Dan Bagian Laboratorium Gizi
Universitas Gajah Mada yang telah membantu memeriksa indikator yang penulis
gunakan dalam penelitian ini.
Kepada semua teman-teman Mahasiswa Program Magister Ilmu Biomedik
AAM Angkatan IX terima kasih untuk kekompakan serta semangat bersama-sama
menyelesaikan setiap proses dalam perkuliahan, penelitian hingga penyusunan
tesis. Pada kesempatan ini pula penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih teristimewa untuk suami terkasih Dokter Tommy Castalie dan anak anak
Alessandro Clarence Castalie dan Constantine Cedric Castalie untuk cinta,
kesabaran, doa dan dukungan moril materiil yang luar biasa, pengertian,
pengorbanan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi Program Magister ini.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari
sempurna, sehingga penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan bagi
kita semua.
Denpasar, 11 Juli 2016
Penulis
viii
ABSTRAK
PEMBERIAN Alpha Lipoic Acid MEMPERBAIKI PROFIL LIPID DARAH PADA
TIKUS JANTAN GALUR WISTAR DISLIPIDEMIA
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan kenaikan dan
penurunan fraksi lipid dalam plasma darah yaitu kenaikan kadar kolesterol total, kadar
Trigliserida, kadar LDL, serta penurunan kadar HDL. Dislipidemia merupakan faktor risiko
utama terjadinya penyakit aterosklerosis dan penyakit kardiovaskular. Penatalaksanaan
dislipidemia dengan terapi farmakologis yang lama memberikan banyak efek samping sehingga
penatalaksanaan dislipidemia dengan terapi non farmakologis untuk memperbaiki profil lipid
sangat dianjurkan sebelum menggunakan obat farmakologis dan salah satunya dengan
suplemen. Penggunaan ALA telah banyak digunakan untuk memperbaiki profil lipid. ALA
memperbaiki profil lemak dengan mekanisme langsung dan tidak langsung di dalam hepar
sehingga terjadi penurunan lipogenesis ditingkat molekuler. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas pemberian ALA secara oral dalam memperbaiki profil lipid dalam darah
tikus Wistar dislipidemia.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan Pretest - posttest control
group design yang dilakukan pada 40 ekor tikus Wistar jantan, berumur 3-4 bulan, berat badan
180-200 gram yang telah diinduksi diet tinggi lemak selama 35 hari, kemudian dilanjutkan
dengan pemberian ALA. Kelompok kontrol negatif (P0) diberikan diet standar dan aquades,
Kelompok kontrol positif (P1) diberikan diet standar dan Simvastatin 0,18mg, Kelompok
perlakuan dua (P2) diberikan diet standar dan ALA dosis 5,4mg, Kelompok perlakuan tiga (P3)
diberikan diet standar dan ALA dosis 10,8mg selama 14 hari. Penelitian dilaksanakan di
Laboratorium Animal Unit Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,
Denpasar Bali pada bulan Februari-April 2016. Pemeriksaan profil lipid pretest dan posttest
dilaksanakan di Laboratorium Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Data
dianalisis dengan uji One Way ANOVA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok P2 yang diberikan ALA dengan
dosis 5,4 mg mengalami penurunan kadar kolesterol dari 218,34±6,93 mg/dl menjadi
153,26±9,84 mg/dl, penurunan kadar trigliserida dari 158,74±6,72 mg/dl menjadi 121,48±6,39
mg/dl, peningkatan kadar HDL dari 25,12±1,03 mg/dl menjadi 41,00±0,99 mg/dl dan
penurunan kadar LDL dari 90,40±4,25 mg/dl menjadi 68,56±4,20 mg/dl (p<0,01).
Hal yang sama dapat diamati pada kelompok perlakuan P3 yang diberikan ALA dengan dosis
10,8 mg mengalami penurunan kadar kolesterol dari 216,14±7,47 mg/dl menjadi 123,16±7,45
mg/dl, penurunan kadar trigliserida dari 156,63±7,41 mg/dl menjadi 114,38±7,79 mg/dl,
peningkatan kadar HDL dari 25,73±1,70 mg/dl menjadi 47,65±1,69 mg/dl dan penurunan kadar
LDL dari 89,26±6,10 mg/dl menjadi 45,84±5,61 mg/dl (p<0,01).
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ALA 5,4 mg dan 10,8 mg satu
kali sehari selama 14 hari pada tikus Wistar jantan, dapat memperbaiki profil lipid plasma
darah. Terjadi penurunan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan peningkatan HDL dalam
plasma darah. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat menjadi dasar penelitian untuk
mengetahui penggunaannya pada manusia, jenis penyakit yang berhubungan dengan proses
penuaan.
Kata kunci: alpha lipoic acid, dislipidemia, asam lemak, kolesterol, trigliserida, HDL,
LDL, profil lipid.
ix
ABSTRACT
ADMINISTRATION of Alpha Lipoic Acid IMPROVED THE LIPID PROFILE in
DYSLIPIDEMIC MALE RAT (RATTUS NORVEGICUS)
Dyslipidemia is disorder on lipid metabolism characterized by increases and
decreases in lipid fractions in blood plasma which manifested by elevation of the serum
total cholesterol, triglycerides, LDL cholesterol, and decrease in the HDL concentration.
Dyslipidemia is a major risk factor for atherosclerosis and cardiovascular disease.
Management of dyslipidemia with long pharmacologic therapy provides many side
effects, thus the guidelines of dyslipidemia management with non-pharmacological
therapies to improve lipid profile is highly recommended prior to the drug and one of
them with dietary supplements. The use of Alpha Lipoic Acid (ALA) has been widely
used to improve the lipid profile. ALA may improve lipid profile with direct and indirect
mechanisms in the liver resulting in decreased lipogenesis molecular level. The purpose
of this study was to determine the effectiveness of orally administered ALA to improve
the blood lipid profile of Wistar rats with dyslipidemic.
This study was an experimental study using pretest - posttest control
group design performed on 40 Wistar rats male, aged 3-4 months, body weight of 180200 grams which have induced a high-fat diet for 35 days, followed by administration of
ALA. Negative control group (P0) was given a standard diet and distilled water, the
positive control group(P1) is given a standard diet and Simvastatin 0,18mg, one treatment
group(P2) is given a standard diet and ALA dose of 5,4mg, two treatment groups(P3)
given a standard diet and ALA 10,8mg doses for 14 days. Research conducted at the
Laboratory Animal Unit Section of Pharmacology Faculty of Medicine Udayana
University, Denpasar Bali in February-April 2016. Examination of the lipid profile
pretest and posttest conducted at the Laboratory of Food and Nutrition Science at
Gajah Mada University, Yogyakarta. Data were analyzed by One Way ANOVA.
The results showed that the group P2 given ALA at a dose of 5.4 mg cholesterol
levels decreased from 218.34 ± 6.93 mg / dl to 153.26 ± 9.84 mg / dl, a decrease in
triglyceride levels of 158.74 ± 6.72 mg / dl to 121.48 ± 6.39 mg / dL increase in HDL
levels of 25.12 ± 1.03 mg / dl to 41.00 ± 0.99 mg / dl and a decrease in LDL cholesterol
of 90 , 40 ± 4.25 mg / dl to 68.56 ± 4.20 mg / dl (p <0.01).
The same thing can be observed in the group P3 is given ALA at a dose of 10.8 mg
cholesterol levels decreased from 216.14 ± 7.47 mg / dl to 123.16 ± 7.45 mg / dl, a
decrease in triglyceride levels of 156.63 ± 7.41 mg / dl to 114.38 ± 7.79 mg / dL increase
in HDL levels of 25.73 ± 1.70 mg / dl to 47.65 ± 1.69 mg / dl and decreased levels LDL
of 89.26 ± 6.10 mg / dl to 45.84 ± 5.61 mg / dl (p <0.01).
From this study it can be concluded that the administration of ALA 5,4mg and
10,8mg once a day for 14 days in Wistar male rats, improved blood plasma lipid profile.
There were decreased level of cholesterol, triglycerides, LDL and increase of HDL in the
blood plasma. Thus the results of this study could be the basis for further research to
determine its use in humans, diseases associated with aging process.
Keywords: alpha lipoic acid, dyslipidemia, free fatty acid, cholesterol, trygliceride,
HDL, LDL, lipid profile.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................
PENETAPAN PENGUJI ....................................................................................
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT....................................................
UCAPAN TERIMA KASIH ...............................................................................
ABSTRAK ..........................................................................................................
ABSTRACT ........................................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
DAFTAR TABEL ..............................................................................................
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …….....................................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................
1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................
1.3.1 Tujuan Umum .....................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus ....................................................................
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................
1.4.1 Manfaat Ilmiah ...................................................................
1.4.2 Manfaat Praktis ..................................................................
i
iii
iv
v
vi
ix
x
xi
xv
xvi
xvi
xvii
1
5
5
5
6
6
6
6
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penuaan .................................................................................... 7
2.1.1 Definisi Penuaan .......................................................... 8
2.1.2 Teori Penuaan ............................................................... 8
2.1.3 Faktor yang Mempercepat Penuaan ............................. 12
2.2 Lipid ........................................................................................ 14
2.2.1 Definisi Lipid ................................................................ 14
2.2.2 Fungsi Lipid .................................................................. 14
2.2.3 Klasifikasi Lipid ............................................................ 15
2.2.4 Transport Lipid Plasma, Lipoprotein, Apolipoprotein ... 16
2.3 Metabolisme Lipid dan Lipoprotein ......................................... 22
2.4 Dislipidemia .............................................................................. 26
2.4.1 Definisi .......................................................................... 26
2.4.2 Profil Lipid Serum ......................................................... 26
2.4.3. Etiologi .......................................................................... 28
2.4.4 Klasifikasi ...................................................................... 29
2.4.5 Komplikasi Dislipidemia ............................................... 31
xi
2.4.6 Korelasi Resistensi Insulin Terhadap Dislipidemia ......
2.4.7 Terapi Dislipidemia .......................................................
2.4.6.1 Terapi Farmakologis Dislipidemia ....................
2.4.6.2 Terapi Non Farmakologis Dislipidemia ...........
2.5 ALA .........................................................................................
2.5.1 Rumus Kimia ALA........................................................
2.5.2 Sumber Alami ALA ......................................................
2.5.3 Mekanisme Kerja ALA Terhadap Dislipidemia ...........
2.6 Statin dan Dislipidemia ...........................................................
2.7 Tikus Putih Sebagai Hewan Coba ..........................................
31
31
31
32
32
32
34
35
36
38
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 42
3.2 Konsep Penelitian ........................................................................ 44
3.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 45
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian ....................................................................... 46
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 48
4.3 Populasi dan Besar Sampel .............................................................. 48
4.3.1 Populasi Sampel Penelitian ………......................................... 48
4.3.2 Besar Sampel Penelitian .......................................................... 49
4.4 Variabel Penelitian ........................................................................... 50
4.4.1 Klasifikasi Variabel …............................................................ 50
4.4.2 Definisi Operasional ............................................................... 50
4.5 Alat dan Bahan Penelitian ............................................................... 53
4.5.1 Alat penelitian ........................................................................ 53
4.5.2 Bahan Penelitian ..................................................................... 53
4.6 Prosedur Penelitian ......................................................................... 54
4.7 Prosedur Pemeriksaan Darah Tikus ................................................ 56
4.8 Alur Penelitian ................................................................................ 58
4.9 Analisis Data ................................................................................... 59
4.10 Etika Penelitian ............................................................................. 59
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Analisis Deskriptif .........................................................................
5.2 Uji Normalitas Data .......................................................................
5.3 Uji Homogenitas Data Antar Kelompok .......................................
5.4 Uji Komparabilitas ........................................................................
5.4.1 Analisis Antar Kelompok Sebelum Perlakuan ....................
5.4.2 Analisis Antar Kelompok Sesudah Perlakuan .....................
5.5 Analisis Efek Perlakuan Pemberian ALA ......................................
60
65
67
68
68
70
72
BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
6.1 Subjek Penelitian ...........................................................................
6.2 Distribusi dan Varian Data Hasil Penelitian ..................................
79
80
xii
6.3 Diet Tinggi Lemak Merupakan Salah Satu Penyebab Dislipidemia 81
6.4 Pengaruh Pemberian ALA Terhadap Profil Lipid Darah ............... 81
6.5 Manfaat ALA Terhadap Perkembangan Ilmu Anti Aging Medicine 84
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan ........................................................................................
7.2 Saran ..............................................................................................
85
85
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87
LAMPIRAN ..................................................................................................... 92
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.2
2.4
2.5
2.8
3.1
4.1
4.2
5.1
Struktur Lipoprotein .............................................................................
Transport Lipid Dalam Tubuh ..............................................................
Metabolisme Lipid Dalam Tubuh .........................................................
Struktur Kimia ALA dan Dihydrolipoic Acid ......................................
Bagan Konsep Penelitian .......................................................................
Bagan Rancangan Penelitian .................................................................
Bagan Alur Penelitian ...........................................................................
Grafik Perubahan Kadar Kolesterol Total
Sebelum dan Sesudah Perlakuan Antar Kelompok ...............................
5.2 Grafik Perubahan Kadar Trigliserida
Sebelum dan Sesudah Perlakuan Antar Kelompok ...............................
5.3 Grafik Perubahan Kadar HDL
Sebelum dan Sesudah Perlakuan Antar Kelompok ...............................
5.4 Grafik Perubahan Kadar LDL
Sebelum dan Sesudah Perlakuan Antar Kelompok ...............................
xiv
19
25
26
32
42
44
54
70
71
72
73
DAFTAR TABEL
2.1 Klasifikasi Lipid ....................................................................................
2.3 Klasifikasi Lipoprotein Berdasarkan Densitas ........................................
2.6 Profil Lipid Serum Normal ....................................................................
2.7 Penyebab Umum Dislipidemia ................................................................
5.1 Hasil Analisis Deskriptif Data Kadar Kolesterol Total ..........................
5.2 Hasil Analisis Deskriptif Data Kadar Trigliserida ..................................
5.3 Hasil Analisis Deskriptif Data Kadar HDL ............................................
5.4 Hasil Analisis Deskriptif Data Kadar LDL ............................................
5.5 Hasil Uji Normalitas Data Kadar Kolesterol Total Antar Kelompok .....
5.6 Hasil Uji Normalitas Data Kadar Trigliserida Antar Kelompok .............
5.7 Hasil Uji Normalitas Data Kadar HDL Antar Kelompok ........................
5.8 Hasil Uji Normalitas Data Kadar LDL Antar Kelompok ........................
5.9 Hasil Uji Homogenitas Data Kadar Antar Kelompok .............................
5.10 Rerata Nilai Variabel antar Kelompok Sebelum Perlakuan (pretest) .....
5.11 Rerata Nilai Variabel antar Kelompok Sesudah Perlakuan (posttest) ....
5.12 Rerata Nilai Variabel Masing-Masing Kelompok Sebelum
dan Sesudah Perlakuan ...........................................................................
xv
16
22
28
30
57
58
59
60
61
62
62
63
64
65
66
68
DAFTAR SINGKATAN
ALA
: Alpha Lipoic Acid
CETP
: Cholesterol Ester Transfer Protein
CHD
: Congestive Heart Disease
DHLA
: Dehydroxy Lipoic Acid
DNA
: Deoxyribo Nucleic Acid
FFA
: Free Fatty Acid
H2O2
: Hydrogen Peroxide
HDL
: High Density Lipoprotein
HIV
: Human Immunodeficiency Virus
HMG-CoA
: 3-Hydroxy-3-Methylglutaryl-Coenzim A
HTGL
: Hepatic Triglyceride Lipase
IDL
: Intermediate Density Lipoprotein
LCAT
: Lechitin Cholesterol Acyl Transferase
LDL
: Low Density Lipoprotein
LPL
: Lipoprotein Lipase
O2
: Oxygen
Ox-LDL
: Oxidized Low Density Lipoprotein
RNS
: Reactive Nitrogen Species
ROS
: Reactive Oxygen Species
SOD
: Superoxide Dismutase
VLDL
: Very Low Density Lipoprotein
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Ethical Clearance
Lampiran 1 Perhitungan Dosis ......................................................................
Lampiran 2 Konversi Perhitungan Dosis Untuk Hewan Coba ....................
Lampiran 3 Hasil Penelitian Pendahuluan ...................................................
Lampiran 4 Data Induksi Dislipidemia Dengan Pakan Tinggi Lemak ........
Lampiran 5 Data Perlakuan .........................................................................
Lampiran 6 Analisis Deskriptif ....................................................................
Lampiran 7 Uji Normalitas Data ..................................................................
Lampiran 8 Uji Homogenitas Data ..............................................................
Lampiran 9 Analisis Komparasi One Way ANOVA .....................................
Lampiran 10 Least Significance Test Data Posttest (LSD) ...........................
Lampiran 11 Analisis Efek Perlakuan ...........................................................
Lampiran 12 Analisis ALA ...........................................................................
Lampiran 13 Komposisi ALA 100mg ...........................................................
Lampiran 14 Analisis Jumlah Pakan ............................................................
Lampiran 15 Foto Foto Penelitian ...............................................................
xvii
87
88
89
90
91
92
94
96
98
100
102
104
105
106
107
111
1SsSs1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penuaan
merupakan
suatu
proses
yang
kompleks
menghilangnya
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat bertahan
serta memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses penuaan meliputi berbagai
aspek biologis, fisiologis, dan biokimia di dalam tubuh.
Banyak faktor yang menyebabkan dan mempengaruhi terjadinya proses
penuaan itu sendiri. Dengan mengetahui penyebabnya, maka dapat dilakukan
berbagai upaya berdasarkan ilmu pengetahuan terkini untuk menghambat atau
memperlambat proses penuaan, sehingga seseorang dapat menua dengan
kualitas hidup yang baik dapat dipertahankan (Pangkahila, 2011).
Faktor-faktor itu secara garis besar dikelompokkan menjadi faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal misalnya radikal bebas, hormon
yang berkurang, proses glikasi, metilasi, apoptosis, sistem kekebalan yang
menurun,
dan
gen.
Sedangkan
faktor eksternal yang memegang peranan
penting sebagai penyebab terjadinya proses penuaan misalnya gaya hidup yang
tidak sehat, diet yang tidak sehat, kebiasaan yang salah, polusi lingkungan, stres,
dan kemiskinan (Pangkahila, 2011).
1
xviii
Salah satu aspek pada proses penuaan yang dapat diukur adalah perubahan
biokimiawi profil lipid yaitu terjadinya dislipidemia dalam tubuh yang
merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi
lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
kenaikan kadar trigliserida dan penurunan kadar kolesterol HDL (Waspadji et al,
2010).
Di Indonesia, prevalensi gangguan dislipidemia belum terdaftar dengan baik,
namun diperkirakan cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan merupakan
faktor risiko yang memicu penyakit kardiovaskular.
Data di Indonesia
berdasarkan laporan Riskesdas Bidang Biomedis tahun 2007 menunjukkan
bahwa prevalensi dislipidemia atas dasar konsentrasi kolesterol total >200
mg/dL adalah 39,8% (Perki, 2013).
Dislipidemia dapat menjadi faktor tunggal terjadinya Penyakit Jantung
Koroner (PJK) pada seseorang (Waspadji et al, 2010). Dislipidemia itu sendiri
memberikan reaksi selanjutnya yaitu peroksidasi lipid (otooksidasi) membran
dan sitosol yang mengakibatkan terjadinya serangkaian reduksi asam lemak
sehingga terjadi kerusakan membran dan organel sel.
Peroksidasi lipid
merupakan reaksi berantai yang memberikan radikal bebas secara terus-menerus
yang menginisiasi peroksidasi lebih lanjut. Hal ini akan merusak sel yang
selanjutnya akan mengakibatkan bertambah cepatnya orang menjadi tua, sakit
dan mati.
xix
Terapi non farmakologis seperti modifikasi gaya hidup merupakan
pedoman penatalaksanaan terdepan untuk dislipidemia dan sangat bermanfaat
untuk menurunkan risiko penyakit kardiovaskular (Stone, 2013).
demikian, pada sebagian orang tetap
diperlukan strategi
Namun
farmakologis
menggunakan obat untuk mencapai kadar lipid yang ditargetkan.
Salah satu terapi farmakologis yang umum diberikan adalah obat golongan
Statin. Dalam 10 tahun terakhir ini, inhibitor 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A
reduktase (HMG KoA) menjadi obat yang paling banyak diresepkan sebagai obat
perbaikan kadar lipid (Perki, 2013). Dosis Statin berkisar antara 10 mg – 80 mg
yang dianjurkan. Semua obat golongan Statin kecuali pravastatin, rosuvastatin,
dan pitavastatin mengalami metabolisme di hati melalui isoenzim sitokrom P450
sehingga akan berinteraksi dengan obat yang dimetabolisme melalui enzim
tersebut.
Peningkatan enzim hepar terjadi pada 0,5-2% pengguna statin terutama
pada dosis tinggi. Setiap pasien hendaknya diperiksa enzim heparnya sebelum
memulai terapi statin (Perki, 2013).
Pada keadaan tertentu Statin tidak dianjurkan digunakan dalam jangka
waktu lama dan dalam dosis toleransi yang tidak menimbulkan efek samping
seperti resistensi insulin, miopati, rhabdomiolisis sampai dengan terjadi gangguan
profil hepar dan empedu. Hal ini menunjukkan bahwa terapi kombinasi sangat
diperlukan untuk menurunkan efek samping penggunaan obat Statin. Beberapa
penelitian ilmiah, modifikasi diet dengan pemberian suplemen nutraseutikal
xx
digunakan dalam memperbaiki profil lipid yaitu Alpha Lipoic Acid (ALA)
(Houston, 2012).
ALA merupakan komponen organosulfur yang terbentuk dari asam
oktanoat yang berfungsi sebagai antioksidan endogen dan koenzim dalam
mitokondria. Secara spesifik ALA dapat menurunkan kadar Ox-LDL dan
kolesterol plasma dengan meningkatkan aktivitas reseptor LDL hepatik yang
dapat mencegah LDL-C menjadi Ox-LDL (Harding, 2012).
Penurunan
LDL
sebesar
1
mg/dl
menurunkan
risiko
kejadian
kardiovaskuler sebesar 1% dan peningkatan kadar kolesterol High Density
Lipoprotein (HDL) menurunkan risiko kejadian kardiovaskuler sebesar 2-3%
(Mahdy et al, 2012).
Studi yang dilakukan sebelumnya dan telah dipublikasikan dalam journal
American Heart Association (AHA) menyimpulkan bahwa dengan pemberian
suplementasi ALA menghambat pembentukan aterosklerosis yang bekerja sebagai
antiobesitas, antitrigliserida dan antiinflamasi vaskular. Atas dasar ini ALA dapat
mencegah dan dapat digunakan sebagai terapi ajuvan dalam kasus penyakit
vaskular aterosklerosis (Zhang, 2008)
Mekanisme ALA dalam menurunkan profil lipid dalam darah masih belum
jelas. Beberapa studi menunjukkan bahwa ALA menurunkan trigliserida dan LDL
melalui cara mengurangi aktivitas lipoprotein lipase (LPL), meningkatkan
reseptor LDL dalam hati yang meningkatkan penyerapan kolesterol kembali ke
sistem hati (portal) dan meningkatkan enzim katalase, meningkatkan enzim
xxi
antioksidan SOD dan meningkatkan FFA (free fatty acid) β-oksidasi (Hussein et
al, 2015).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah pemberian ALA secara oral dapat menurunkan kadar kolesterol
total pada tikus Wistar jantan yang dislipidemia?
2. Apakah pemberian ALA secara oral dapat menurunkan kadar trigliserida
pada tikus Wistar jantan yang dislipidemia?
3. Apakah pemberian ALA secara oral dapat menurunkan kadar LDL pada
tikus Wistar jantan yang dislipidemia?
4. Apakah pemberian ALA secara oral meningkatkan kadar HDL pada tikus
Wistar jantan yang dislipidemia?
1.3
Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah : Untuk membuktikan perbaikan
profil lipid darah pada tikus Wistar yang dislipidemia dengan pemberian ALA
secara oral.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
xxii
1. Untuk membuktikan pemberian ALA secara oral dapat menurunkan kadar
kolesterol total pada tikus Wistar jantan yang dislipidemia.
2. Untuk membuktikan pemberian ALA secara oral dapat menurunkan kadar LDL
pada tikus Wistar jantan yang dislipidemia.
3. Untuk membuktikan pemberian ALA secara oral dapat menurunkan kadar
trigliserida pada tikus Wistar jantan yang dislipidemia.
4. Untuk membuktikan pemberian ALA secara oral meningkatkan kadar HDL
pada tikus Wistar jantan yang dislipidemia.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Ilmiah
Dari hasil penelitian diharapkan akan diperoleh informasi ilmiah tentang
efektivitas pemberian ALA dalam memperbaiki profil lipid pada keadaan
dislipidemia.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dengan penelitian ini dapat diketahui salah satu cara dalam memperbaiki
profil lipid yaitu dengan pemberian suplementasi ALA setelah ALA melalui tahap
uji klinis pada manusia, sehingga dapat dijadikan acuan.
xxiii
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penuaan
Penuaan atau aging, dapat digambarkan sebagai proses penurunan fungsi
fisiologis tubuh secara bertahap yang mengakibatkan hilangnya kemampuan
tumbuh dan kembang serta meningkatnya kelemahan. Pada umumnya, orang
menganggap menjadi tua adalah suatu kemutlakan yang memang harus terjadi,
sudah ditakdirkan, dan semua masalah yang muncul akibat penuaan harus di alami
(Pangkahila, 2011).
Aging atau penuaan bukan hanya proses menjadi tua. Penuaan adalah apa
yang membuat “tua tidak sebaik baru” dan ketika laju kegagalan meningkat
bersamaan dengan peningkatan usia, orang menjadi sakit, lemah, dan kadang
sekarat. Aging atau penuaan secara praktis dapat dilihat sebagai suatu penurunan
fungsi biologik dari usia kronologik. Aging tidak dapat dihindarkan dan berjalan
dengan kecepatan berbeda, tergantung dari susunan genetik seseorang, lingkungan
dan gaya hidup, sehingga aging dapat terjadi lebih dini atau lambat tergantung
kesehatan masing-masing individu (Fowler, 2003).
Saat ini ilmu pengetahuan di bidang kedokteran semakin berkembang dengan
ditemukannya Anti Aging Medicine (AAM). AAM merupakan bagian ilmu
kedokteran yang didasarkan pada penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran terkini untuk melakukan deteksi dini, pencegahan, pengobatan dan
7
xxiv
perbaikan ke keadaan semula dari berbagai disfungsi, kelainan dan penyakit yang
berkaitan dengan penuaan yang bertujuan untuk memperpanjang hidup dalam
keadaan sehat.
Dengan demikian, penuaan bukan lagi suatu keadaan normal yang tidak
terhindarkan, namun penuaan dapat diperlakukan seperti suatu penyakit yang
dapat dan harus dicegah, diobati dan bahkan dikembalikan ke keadaan semula.
AAM secara progresif berupaya mengatasi proses penuaan agar keluhan,
disfungsi, atau penyakit tidak muncul, sehingga usia harapan hidup dapat menjadi
lebih panjang dengan kualitas hidup dipertahankan (Pangkahila, 2011).
2.1.1 Definisi Penuaan
Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan kegagalan fisik-mental
yang berhubungan dengan aging normal disebabkan oleh disfungsi fisiologik,
dalam banyak kasus dapat diubah dengan intervensi kedokteran yang tepat (Klatz,
2003).
2.1.2 Teori Penuaan
Banyak teori yang menjelaskan mengapa manusia mengalami proses
penuaan. Tetapi, pada dasarnya semua teori itu dapat dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu teori wear and tear dan teori program (Pangkahila, 2007).
Ada 4 teori pokok dari aging (Goldman dan Klatz, 2007), yaitu:
1)
Teori “Wear and Tear”
Tubuh dan selnya mengalami kerusakan karena sering digunakan dan
disalahgunakan (overuse and abuse). Organ tubuh seperti hati, lambung,
xxv
ginjal, kulit, dan yang lainnya, menurun karena toksin di dalam makanan
dan lingkungan, konsumsi berlebihan lemak, gula, kafein, alcohol, dan
nikotin, karena sinar ultraviolet, dan karena stress fisik dan emosional.
Namun kerusakan ini tidak terbatas pada organ melainkan juga terjadi di
tingkat sel.
2)
Teori Neuroendokrin
Teori ini berdasarkan peranan berbagai hormon bagi fungsi organ tubuh.
Hormon dikeluarkan oleh beberapa organ yang dikendalikan oleh
hipotalamus, sebuah kelenjar yang terletak di otak. Hipotalamus membentuk
poros dengan hipofise dan organ tertentu yang kemudian mengeluarkan
hormonnya. Dengan bertambahnya usia tubuh memproduksi hormon dalam
jumlah kecil, yang akhirnya mengganggu berbagai sistem tubuh.
3)
Teori Kontrol Genetik
Teori ini fokus pada genetik memprogram sandi sepanjang DNA, dimana
kita dilahirkan dengan kode genetik yang unik, yang memungkinkan fungsi
fisik dan mental tertentu. Dan penurunan genetik tersebut menentukan
seberapa cepat kita menjadi tua dan berapa lama kita hidup.
4)
Teori Radikal Bebas
Teori ini menjelaskan bahwa penyebab penuaan akibat penumpukan
kerusakan oksidatif oleh radikal bebas dalam tubuh. Teori ini diperkenalkan
pertama kali oleh Denham Harman dari University of Nebraska Medical
Center di Omaha, Amerika Serikat tahun 1956.
xxvi
Radikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi satu atau lebih elektron
tidak berpasangan (unpaired electron) pada orbit luarnya (Clarkson dan
Thompson, 2000).
Radikal bebas terbentuk sebagai hasil sampingan berbagai proses selular
atau metabolisme normal yang melibatkan oksigen. Contohnya adalah Reactive
Oxygen Species (ROS) dan Reactive Nitrogen Species (RNS) yang dihasilkan
selama metabolisme normal. Elektron yang tidak berpasangan ini mudah bereaksi
dengan substansi lain terutama protein dan lemak tidak jenuh. Melalui proses
oksidasi, radikal bebas yang dihasilkan selama fosforilasi oksidatif pada
mitokondria dan dapat menghasilkan berbagai modifikasi makromolekul. Radikal
bebas juga dapat bereaksi dengan DNA, menyebabkan mutasi kromosom.
Akumulasi yang terus menerus berkontribusi pada perubahan-perubahan
yang berkaitan dengan penuaan dan mengakibatkan kerusakan sel yang ireversibel
sehingga terjadi penurunan fungsi dan pada akhirnya terjadi kematian sel
(Hulbert et al., 2007).
Pada keadaan normal, secara fisiologis sel memproduksi radikal bebas
sebagai konsekuensi logis pada reaksi biokimia dalam kehidupan aerobik.
Organisme aerobik memerlukan oksigen untuk menghasilkan ATP, yaitu suatu
senyawa yang merupakan sumber energi bagi makhluk hidup melalui fosforilasi
oksidatif yang terjadi dalam mitokondria. Pada proses tersebut terjadi reduksi O2
menjadi H2O yang memerlukan pengalihan 4 elektron. Namun, dalam keadaan
tertentu, pengalihan elektron tersebut berjalan kurang sempurna sehingga dapat
xxvii
terbentuk radikal bebas yang dapat merusak sel jika tidak diredam (Suryohudoyo,
2007).
Pembentukan radikal bebas dinetralisir oleh antioksidan yang diproduksi
oleh tubuh dalam jumlah yang berimbang. Pengaruh negatif radikal bebas terjadi
jika jumlahnya melebihi kemampuan pertahanan antioksidan tubuh sehingga
menimbulkan kondisi stres oksidatif.
Stres oksidatif adalah suatu keadaan ketika jumlah antioksidan tubuh
kurang dari yang diperlukan untuk meredam efek buruk radikal bebas yang dapat
merusak membran sel, protein, dan DNA, dan berakibat fatal bagi kelangsungan
hidup sel dan jaringan. Jika hal ini terjadi dalam waktu yang berkepanjangan,
maka akan terjadi penumpukan hasil kerusakan oksidatif di dalam sel dan jaringan
yang akan menyebabkan sel/jaringan tersebut kehilangan fungsinya dan akhirnya
mati (Dröge, 2002). Penumpukan hasil-hasil perusakan oleh radikal bebas tadi
terutama dalam keadaan stres oksidatif akan meningkat dengan bertambahnya
umur, dan diduga merpakan penyebab utama terjadinya proses penuaan (Bagiada,
2001).
Radikal bebas dapat terbentuk melalui dua cara, yaitu secara endogen,
sebagai respon normal dari rantai peristiwa biokimia dalam sel (intrasel) maupun
luar sel (ekstrasel), dan secara eksogen radikal bebas didapat dari polutan
lingkungan, asap rokok, obat-obatan, dan radiasi ionisasi atau sinar ultra violet
(Supari, 1996).
Kemampuan mempertahankan homeostasis menurun seiring pertambahan
usia sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit dan terjadi kematian. Proses
xxviii
penuaan alami mempunyai 4 karakteristik yaitu progresif, endogen, ireversible,
dan terjadi penurunan. Proses penuaan bersifat progresif karena penyebab
penuaan telah ada sejak organisme masih muda. Penuaan melibatkan proses yang
bersifat endogen sehingga terjadi proses penuaan intrinsik. Faktor eksogen juga
dapat mengakibatkan penuaan baik secara langsung atau melalui interaksi dengan
faktor endogen. Faktor endogen ini yang menjelaskan tentang mengapa tiap
individu mempunyai usia yang berbeda meskipun dalam lingkungan yang sama.
Proses penuaan adalah proses yang tidak dapat kembali ke awal. Pada proses
penuaan terjadi penurunan fungsi fisiologis tubuh.
2.1.3 Faktor yang Mempercepat Penuaan
Berbagai faktor yang dapat mempercepat proses penuaan (Wibowo, 2003),
yaitu:
1) Faktor lingkungan
a.
Pencemaran lingkungan yang berwujud bahan-bahan polutan dan kimia
sebagai hasil pembakaran pabrik, otomotif, dan rumah tangga mempercepat
penuaan.
b.
Pencemaran lingkungan berwujud suara bising.
Dari berbagai penelitian ternyata suara bising mampu meningkatkan kadar
hormon prolaktin dan mampu menyebabkan apoptosis di berbagai jaringan
tubuh.
c.
Kondisi lingkungan hidup kumuh serta kurangnya penyediaan air bersih
akan meningkatkan pemakaian energi tubuh untuk meningkatkan kekebalan.
d.
Pemakaian obat-obat/jamu yang tidak terkontrol pemakaiannnya sehingga
xxix
menyebabkan turunnya hormon tubuh secara langsung atau tidak langsung
melalui mekanisme umpan balik.
e.
Sinar matahari secara langsung yang dapat mempercepat penuaan kulit
dengan hilangnya elastisitas dan rusaknya kolagen kulit.
2)
Faktor diet/makanan
Jumlah nutrisi yang cukup, jenis, dan kualitas makanan yang tidak
menggunakan pengawet, pewarna, perasa dari bahan kimia terlarang. Zat
beracun dalam makanan dapat menimbulkan kerusakan berbagai organ
tubuh, yaitu hepar.
3)
Faktor genetik
Genetik seseorang sangat ditentukan oleh genetik orang tuanya. Tetapi
faktor genetik ternyata dapat berubah karena infeksi virus, radiasi, dan zat
racun dalam makanan/minuman/kulit yang diserap oleh tubuh.
4)
Faktor psikis
Faktor stres ini ternyata mampu memacu proses apoptosis di berbagai
organ/jaringan tubuh.
5)
Faktor organik
Secara umum faktor organik adalah: rendahnya kebugaran, pola makan
kurang sehat, penurunan GH dan IGF-I, penurunan testosteron, penurunan
melatonin secara konstan setelah usia 30 tahun dan menyebabkan gangguan
ritme sirkadian harian selanjutnya kulit dan rambut akan berkurang
pigmentasinya dan terjadi pula gangguan tidur, peningkatan prolaktin
dengan perubahan emosi, stress, perubahan FSH dan LH.
xxx
2.2 Lipid
Lipid menjadi faktor utama penyebab dislipidemia. Konsumsi lemak jenuh
yang terus menerus merupakan beban bagi tubuh.
2.2.1 Definisi Lipid
Lipid atau lemak adalah molekul dengan gugus fungsional karboksil (-COOH)
atau gugus ester (-COOR), yang tidak dapat larut dalam air, tapi larut dalam
larutan non polar, seperti eter, chloroform, aseton, benzen, karbon tetraklorida
(Murray, 2012).
2.2.2 Fungsi Lipid
Beberapa fungsi lipid (Guyton, 2007), antara lain:
1. Sebagai sumber energi
2. Transportasi metabolik sumber energi
3. Sumber zat untuk sintesis hormon, kelenjar empedu, serta penunjang proses
signal signal transducing
4. Struktur dasar atau komponen utama dari membran sel dan membran saraf
5. Sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah
6. Sebagai pelarut vitamin A,D,E,dan K
7. Salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin terutama yang mengandung
sterol
8. Pemberi rasa kenyang dan kelezatan
xxxi
2.2.3 Klasifikasi Lipid
klasifikasi lipid berdasarkan Murray dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu:
(1) Lipid sederhana (simple lipids)
Lipid sederhana merupakan ester gugus asam lemak (sering disebut juga
sebagai gugus asil) dengan molekul alkohol gliserol. Lipid sederhana bisa
berbentuk monogliserid, digliserid atau trigliserid. Trigliserid kadang-kadang
disebut pula sebagai triasilgliserol, fat, atau oil merupakan lipid yang disimpan
dalam sitoplasma sel-sel jaringan lemak (adiposa).
(2) Lipid kompleks (complex lipids)
Pada lipid kompleks, tidak hanya merupakan ester gugus asam lemak dengan
molekul alkohol, tapi juga berikatan dengan molekul yang lain, yaitu asam
fosfat dan senyawa nitrogen tertentu.
(3) Turunan lipid (derived lipids)
Asam lemak tidak hanya mengalami proses esterisasi menjadi molekul lipid
yang lebih kompleks, tapi juga dapat mengalami poses transformasi
metabolik menjadi senyawa-senyawa baru yang disebut sebagai turunan lipid.
Turunan lipid dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok besar,
seperti eikosanoid, isoprenoid, badan keton (keton bodies) dan sebagainya.
xxxii
Tabel 2.1
Klasifikasi Lipid
Lipid Sederhana
- Monogliserid (monoasilgliserol)
- Digliserid (diasilgliserol)
- Trigliserid (triasilgliserol, fat oil)
- Lilin (wax)
Lipid Kompleks
- Fosfolipid: pospogliserid
posfosfingolipid
lesitin
- Glikolipid (glikosfingolipid)
- Aminolipid (lipoprotein)
- Sulfolipid
Turunan Lipid
- Eikosanoid: Prostanoid: prostaglandin, prostasiklin, tromboksan
Leukotrien
- Isoprenoid
- Asam lemak
- Badan keton
- Vitamin larut lemak
- Hormon steroid
(Murray, 2012)
2.2.4 Transport Lipid Plasma, Lipoprotein, Apolipoprotein
Secara klinis lipid di dalam plasma darah ialah kolesterol, trigliserida,
fosfolipid dan asam lemak yang tidak larut dalam cairan plasma (Lichtenstein et
al, 2006). Lipid – lipid ini memerlukan modifikasi dengan bantuan protein
spesifik untuk dapat diangkut dalam sirkulasi darah karena sifatnya yang tidak
larut dalam air dan dalam plasma. Untuk itu lipid berikatan dengan lipoprotein
agar dapat larut dalam sirkulasi darah, sehingga dapat diangkut dari tempat
xxxiii
sintesis menuju tempat penggunaannya serta dapat didistribusikan ke jaringan
tubuh.
Lipoprotein merupakan molekul yang mengandung kolesterol dalam
bentuk bebas maupun ester, trigliserida dan fosfolipid yang berikatan dengan
protein yang disebut apoprotein. Lipoprotein memiliki dua bagian yaitu inti yang
terdiri dari trigliserida dan ester kolesterol yang tidak larut air dan bagian luarnya
yang mengandung kolesterol bebas, fosfolipid, dan apoprotein yang larut air.
HDL, LDL, dan Lp (a) dominan intinya mengandung ester kolesterol, sedangkan
pada VLDL dan kilomikron, trigliserida merupakan komponen yang dominan.
Lipoprotein dibagi menjadi beberapa jenis, berdasarkan berat jenisnya,
yaitu, kilomikron, Very Low Density Lipoprotein (VLDL), Intermediate Density
Lipoprotein (IDL), Low Density Lipoprotein (LDL), High Density Lipoprotein
(HDL). Lipoprotein ini dapat berinteraksi dengan enzim tubuh seperti Lipoprotein
Lipase (LPL), Lechitin Cholesterol Acyl Transferase (LCAT), dan Hepatic
Triglyceride Lipase (HTGL) sehingga lipoprotein ini dapat berubah jenisnya.
Berdasarkan komposisi, densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein dibedakan
menjadi:
1. Kilomikron
Kilomikron ialah lipoprotein yang diproduksi oleh usus halus dan bertugas
mengangkut trigliserida dari usus makanan ke dalam jaringan kecuali ginjal.
2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan
lemak. VLDL merupakan lipoprotein yang terdiri atas 60% trigliserida, 10-
xxxiv
15% kolesterol dan bertugas membawa kolesterol dari hati ke jaringan perifer.
3. LDL (Low Density Lipoprotein)
LDL ialah lipoprotein pada manusia yang berguna sebagai pengangkut
kolesterol ke jaringan perifer dan berguna untuk sintesis membran dan hormon
steroid. LDL mengandung 10% trigliserida serta 50% kolesterol, dipengaruhi
oleh banyak faktor misalnya kadar kolesterol dalam makanan, kandungan
lemak jenuh, dan tingkat kecepatan sintesis dan pembuangan LDL dan VLDL
dalam tubuh.
4. HDL (High Density Lipoprotein)
HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol ke hati. HDL
Disebut juga α-lipoprotein adalah lipoprotein terkecil yang berdiameter 811nm, namun mempunyai berat jenis terbesar dengan inti lipid terkecil. Unsur
lipid yang paling dominan dalam HDL ialah kolesterol dan fosfolipid.
Komponen HDL adalah 20% kolesterol, <5% trigliserida, 30% fosfolipid dan
50% protein dengan inti dominan ester kolesterol dan terdiri atas Apo – I, ApoII, Apo C, Apo E, dan Apo D. HDL berfungsi sebagai pengangkut kolesterol
dalam jalur ekstra hepar ke dalam hepar. HDL berfungsi sebagai penyimpan
apoliporotein C dan E yang menjadi bahan dalam metabolisme kilomikron dan
VLDL. HDL dalam plasma memiliki banyak macam ukuran, bentuk,
komposisi dan muatan listrik.
xxxv
Gambar 2.2 Struktur Lipoprotein (Murray, 2012)
HDL memiliki beberapa macam bentuk yaitu HDL-1, HDL-2 dan HDL-3. HDL
dalam mikroskop elektron tampak sebagai partikel sferis yang terdapat dalam
plasma normal atau berbentuk diskoidal. HDL merupakan hasil produksi dari
hepar dan usus yang membentuk HDL dalam limfe dan plasma.
Pemecahan HDL berada di dalam hepar. HDL mengalami 2 jalur transport
ke hepar. Pertama melalui reseptor scavenger, kelas B, tipe 1 (SR-B1) yang
merupakan reseptor skavenger hepar. Kedua, dengan berinteraksi melalui VLDL
dan LDL dengan enzim CETP yang merupakan glikoprotein plasma yang berguna
untuk pertukaran ester kolesterol pada HDL dengan TG pada LDL. Partikel HDL
kemudian menjadi lebih kaya akan TG dan kembali ke hepar.
HDL diduga dapat memiliki efek antiaterogenik, seperti menghambat
oksidasi LDL, meningkatkan produksi nitrit oksida dalam endotel, menghambat
inflamasi dalam endotel, meningkatkan bioavailabilitas protasiklin, menghambat
koagulasi serta agregasi platelet. Fungsi HDL yaitu mengangkut kolesterol
kembali ke hati untuk proses metabolisme. Fungsi LDL ialah sebagai pembawa
xxxvi
kolesterol ke sel-sel yang mengandung reseptor LDL guna dimanfaatkan sel
tersebut. Lipoprotein mengalami metabolisme melalui 3 jalur, yakni jalur
metabolisme eksogen, endogen, dan reverse cholesterol transport.
Pertama, jalur eksogen berarti penyerapan trigliserida dan kolesterol dari
sumber makanan yang berasal di usus untuk membentuk kilomikron selanjutnya
masuk ke sirkluasi limfe, sirkulasi darah, dan dihidrolisis oleh LPL menjadi FFA
yang selanjutnya diserap oleh jaringan. Kilomikron yang menjadi kilomikron
remnant karena kehilangan sebagian trigliseridnya masuk ke dalam hepar. Kedua,
metabolisme endogen ialah sintesis cVLDL dari TG dan kolesterol dalam hepar.
cVLDL dalam darah mengalami hidrolisis oleh LPL menjadi cIDL dan dipecah
lagi menjadi cLDL. Hepar dan jaringan perifer steroidogenik yang mempunyai
reseptor kolesterol LDL (rLDL atau ApoB/E receptor) akan menangkap cLDL.
Kolesterol LDL dioksidasi dan ditangkap oleh makrofag menjadi sel busa (foam
cell). Ketiga, jalur reverse cholesterol transport ialah membawa kolesterol untuk
dikembalikan ke hepar dengan bantuan cHDL yang merupakan hasil esterifikasi
pre –β- HDL oleh LCAT. Sistem reseptor scavenger kelas B tipe (SR-B1) atau
melalui bantuan Cholesterol Ester Transfer Protein (CETP) menukar kolesterol
ester HDL dengan trigliserida pada VLDL dan LDL untuk kembali ke hepar
melalui rLDL. Apolipoprotein merupakan protein yang mempertahankan struktur
lipoprotein, metabolisme lipid, dan sebagai petanda jenis lipoprotein.
Ada beberapa jenis Apolipoprotein:
1.
Apo B berbeda dengan Apo lainnya karena ia tidak berpindah tempat dari
lipoprotein satu ke partikel yang lainnya. Apo B mempunyai 2 asal yaitu
xxxvii
dari hepar (Apo B100) dan usus (Apo B48). Apo B100 terdapat dalam
VLDL yang diproduksi oleh hepar, IDL dan LDL, Apo B 48 berada di
kilomikron.
2.
Apo A berada di HDL dan kilomikron. Apo A terdiri dari Apo A-1, Apo A
II dan Apo A–IV. Apo A-1 adalah Apo terbanyak pada serum, Apo utama
dalam HDL dan kilomikron, dan juga kofaktor dari LCAT. Apo A-II
merupakan bagian penting dari HDL dan bergabung dengan Apo E melalui
jembatan dimer disulfida. Apo A-IV hanya terdapat di kilomikron namun
tidak pada HDL.
3.
Apo C ialah kofaktor dari LPL, dan merupakan Apo yang berpindah di
antara lipoprotein. Apo C memiliki 3 spesies yaitu C-1, C-II, dan C-III.
4.
Apo D merupakan transport sentripetal kolesterol bersama dengan LCAT.
5.
Apo E
6.
Protein Lp (a)
xxxviii
Tabel 2.3
Klasifikasi Lipoprotein Berdasarkan Densitas
Lipoprotein
Diameter
Density
(nm)
(g/mL)
Composition
Protein
Lipid
(%)
(%)
Source
Main Lipid
Com
ponents
Intestine
Chylomicrons
Chylomicrons
remnants
90-1000
< 0.95
1-2
98-99
45-150
<1.006
6-8
92-94
30-90
0.95-1.006
7-10
90-93
25-35
20-25
1.006-1.019
1.019-1.063
11
21
89
79
Chylomicron
s
VLDL
Liver
(intestine)
VLDL
IDL
LDL
VLDL
Triacylglyc
erol
Triacylglyc
erol,
phospholipi
ds,
cholesterol
Triacylglyc
erol
Triacylglyc
erol,
cholesterol
Cholesterol
HDL
HDL1
HDL2
HDL3
PREB
Albumin/free
fatty acid
Liver,
intestine,
VLDL,
chylomicrons
Adipose
tissue
20-25
20-Oct
10-May
<5
1.019-1.063
1.063-1.125
1.125-1.210
>1.210
32
33
57
>1.281
99
68
67
43
Phospho
lipids,
cholesterol
Apolipo
proteins
A-I,AII,AIV,B48,CI,C-II,CIII,E
B-48, E
B-100,
C-I, CII, C-III
B-100, E
B-100
A-I,AII,AIV,CI,C-II,CIII,D2,E
A-I
1
Free fatty
acids
(Murray, 2012)
2.3 Metabolisme Lipid dan Lipoprotein
Dalam proses pencernaan, lipid yang berasal dari makanan mengalami
emulsi oleh asam empedu lebih dahulu, sebelum dihidrolisis dengan katalisator
dengan enzim-ezim lipase menjadi digliserid, monogliserid, asam lemak bebas,
dan gliserol. Melalui vili-vili usus halus, sebagian asam lemak bebas dan gliserol
mengalami resintesis kembali menjadi trigliserid dan selanjutnya diangkut dalam
xxxix
molekul kilomikron yang diproduksi oleh sel-sel mukosa usus halus, beredar
dalam saluran limfe. Kilomikron kemudian beredar dalam sirkulasi darah melalui
duktus limfe toraks menuju hati. Sebagian lagi asam lemak bebas berikatan
dengan albumin dan beredar dalam darah menuju ke seluruh sel-sel jaringan.
Di dalam hati, sebagian trigliserid diubah menjadi fosfolipid, dan berikatan
dengan protein tertentu membentuk molekul lipoprotein, agar bisa larut dan
beredar dalam sirkulasi darah menuju sel-sel jaringan. Jika trigliserid, fosfolipid
dan kolesterol harus diangkut oleh molekul lipoprotein, asam lemak bebas harus
berikatan dengan albumin lebih dahulu, agar beredar dalam sirkulasi darah.
Kelebihan lemak atau trigliserid akan disimpan terutama dalam jaringan
adiposa dan otot-otot. Kelebihan glukosa dalam darah akan dikonversi menjadi
trigliserida dan proses sintesis triasilgliserol ini dikenal sebagai lipogenesis.
Makanan yang kaya karbohidrat dapat menyebabkan proses lipogenesis di dalam
hati dan jaringan adiposa meningkat. Tetapi resistensi insulin justru menghambat
proses lipogenesis itu, sehingga kadar gula darah dan asam lemak bebas dalam
plasma pun meningkat. Di dalam hati, akumulasi trigliserid dapat menyebabkan
gangguan fungsi hati (fatty liver), bahkan sirosis hepatis di kemudian hari.
Metabolisme lipoprotein dibagi menjadi tiga jalur yaitu jalur eksogen, jalur
endogen, dan jalur reverse cholesterol transport. Metabolisme lipoprotein dari
jalur eksogen maupun endogen berkaitan dengan metabolisme kolesterol-LDL
dan trigliserida, sedangkan jalur reverse cholesterol transport berhubungan
dengan metabolime kolesterol HDL.
xl
Pada jalur metabolisme eksogen lipoprotein, prekusor lipid (lemak)
berasal dari luar tubuh, antara lain makanan dan kolesterol yang disintesis dari
hati dan diekskresikan ke saluran pencernaan. Lemak yang dihasilkan dari kedua
prekursor tersebut inilah yang dinamakan dengan lemak eksogen. (Adam, 2006).
Sedangkan jalur metabolisme endogen, sintesis trigliserid dan kolesterol oleh
tubuh dikerjakan di hepar, lalu diekskresikan langsung ke dalam sirkulasi darah
dalam bentuk lipoprotein VLDL. Dalam sirkulasi, trigliserid di VLDL akan
dihidrolisa oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) menjadi IDL. IDL kemudian
dihidrolisa kembali dan berubah menjadi LDL. LDL adalah lipoprotein yang
paling banyak membawa kolesterol (Adam, 2006).
Pada jalur reverse cholesterol transport, HDL berasal dari usus halus dan
hati, berbentuk gepeng dan memiliki sedikit sekali kolesterol. HDL ini disebut
dengan HDL Nascent (HDL muda). HDL Nascent akan mendekati makrofag
untuk
mengambil
kolesterol
yang
ada
dalam
makrofag.
Setelah
itu,
HDL Nascent akan berkembang dan berbentuk bulat menjadi HDL dewasa.
Kolesterol bebas yang diambil dari makrofag akan diesterifikasi oleh enzim
lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) menjadi kolesterol ester. HDL yang
membawa kolesterol ester tersebut mengambil dua jalur. Jalur pertama langsung
masuk ke hepar, sedangkan jalur kedua, kolesterol ester yang dibawa oleh HDL
ditukar dengan trigliserid dari VLDL dan IDL dengan bantuan cholesterol ester
transfer protein (CETP), lalu trigliserid tersebut masuk ke hepar. Secara
keseluruhan, fungsi dari HDL adalah menyerap kolesterol dari makrofag untuk
dikembalikan ke hepar (Adam, 2006).
xli
Gambar 2.4 Transpor Lipid Dalam Tubuh (Guyton and Hall, 2007)
Gambar 2.5 Metabolisme Lipid Dalam Tubuh (Guyton and Hall, 2007)
xlii
2.4 Dislipidemia
2.4.1 Definisi
Dislipidemia yaitu kelainan metabolisme lipid dengan peningkatan maupun
penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang utama
adalah kenaikan kadar kolesterol total, low density lipoprotein (LDL), kenaikan
kadar trigliserida dan penurunan kadar high density lipoprotein (HDL)
(Waspadji et al., 2010).
Dislipidemia bila terdapat kadar total kolesterol ≥ 240 mg/dl, kadar LDL ≥
160 mg/dl, trigeliserida ≥ 200 mg/dl, atau HDL < 40 mg/dl. Angka patokan profil
lipid tersebut sebagai pedoman klinis yang penting dikaitkan dengan risiko
terjadinya penyakit kardiovaskular (Bahri, 2004).
2.4.2 Profil Lipid Serum
Keseimbangan lipid dalam darah diatur oleh beberapa mekanisme yaitu
meningkatkan atau menurunkan kecepatan pengeluaran lipoprotein dalam darah
dan mengurangi pembentukan lipoprotein serta jumlahnya yang masuk dalam
darah. Kolesterol LDL meningkatkan risiko serangan jantung karena LDL dapat
menembus dinding pembuluh darah dan menghambat aliran darah pada arteri
koronaria yang mendarahi jantung. Kolesterol yang dibawa oleh HDL akan
menurunkan risiko serangan jantung karena kolesterol ini membawa sisa
kolesterol menuju hepar untuk dimetabolisme.
xliii
Profil lipid dislipidemia terdiri dari:
1. Kadar kolesterol total meningkat > 200 mg/dl.
2. Kadar trigliserida meningkat > 150 mg/dl.
3. Kadar kolesterol LDL meningkat > 130 mg/dl
4. Kadar kolesterol HDL menurun < 40 mg/dl
Tabel 2.6
Profil Lipid Serum (Adam JM, 2009)
Kadar Lipid Serum Normal Dalam Satuan mg/dL
Profil Lipid
Kolesterol total
Kolesterol LDL
Kolesterol HDL
Trigliserida
Nilai
<200
200-239
>240
<100
100-129
130-159
160-189
>190
<40
>190
<150
150-199
200-499
>500
xliv
Kategori
Optimal
Diinginkan
Tinggi
Optimal
Mendekati optimal
Diinginkan
Tinggi
Sangat Tinggi
Rendah
Tinggi
Optimal
Diinginkan
Tinggi
Sangat Tinggi
2.4.3 Etiologi
Penyebab dislipidemia dibagi 2 berdasarkan American Association of
Clinical Endocrinology (AACE, 2012), yaitu:
A. Dislipidemia Primer
Dislipidemia primer berkaitan dengan gen yang mengatur enzim dan apoprotein
yang terlibat dalam metabolism lipoprotein maupun reseptornya. Kelainan ini
biasanya disebabkan oleh mutasi genetik.
Etiologi dislipidemia primer meliputi:
• Hiperkolesterolemia poligenik
• Hiperkolesterolemia turunan
• Dislipidemia remnan
• Hiperlipidemia kombinasi turunan
• Sindroma kilomikron
• Hipertrigliseridemia turunan
• Peningkatan kolesterol HDL
• Peningkatan apolipoprotein B
B. Etiologi Dislipidemia Sekunder
Dislipidemia sekunder disebabkan oleh penyakit atau keadaan yang mendasari.
Hal ini dapat bersifat spesifik untuk setiap bentuk dislipidemia seperti
diperlihatkan oleh tabel dibawah ini.
xlv
Tabel 2.7
Penyebab Umum Dislipidemia Sekunder
Menurut American Association of Clinical Endocrinologist (AACE, 2012)
Lipid
Peningkatan Kolesterol Total dan LDL
Peningkatan Trigliserida dan VLDL
Penyebab
Hipotiroid
Sindrom nefrotik
SLE
Multiple myeloma
Progestin
Pengobatan anabolik steroid
Penyakit hepar obstruksi
Sirosis
Protease inhibitor pengobatan infeksi HIV
Gagal ginjal kronik
Diabetes Melitus type 2
Obesitas
Alkohol
Hipotiroid
Obat antihipertensi Ttiazid, Beta Bloker)
Terapi kortikosteroid (steroid endogen meningkat akibat stres berat
Estrogen oral, kontrasepsi oral, kehamilan
Very low fat diet
2.4.4 Klasifikasi Dislipidemia
Dislipidemia berdasarkan patogenesis penyakit menurut American
Association of Clinical Endocrinology (AACE, 2012), yaitu:
1. Dislipidemia Primer yaitu kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat
menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah.
2. Dislipidemia Sekunder yaitu adanya faktor usia, jenis kelamin, riwayat keluarga
dengan hiperlipidemia, obesitas, menu makanan yang mengandung asam lemak
jenuh, merokok, alkohol, kurang olahraga, diabetes yang tidak terkontrol dengan
baik, gagal ginjal, obat - obatan tertentu yang mengganggu metabolism lemak,
kelenjar tiroid yang kurang aktif.
2.4.5 Komplikasi Dislipidemia
xlvi
Dislipidemia yang tidak segera diatasi, maka dapat terjadi berbagai macam
komplikasi. Komplikasi dislipidemia menurut American Association of Clinical
Endocrinology (AACE, 2012), antara lain:
1. Aterosklerosis
2. Penyakit jantung koroner (PJK)
3. Penyakit serebrovaskular seperti stroke
4. Kelainan pembuluh darah tubuh lainnya
5. Pankreatitis akut (bila kadar trigliserida > 1000 mg/dl)
6. Diabetes Mellitus tipe 2
Adanya faktor risiko terhadap penyakit kardiovaskular dan pembuluh
darah yang terjadi akibat komplikasi dislipidemia merupakan awal dari proses
penuaan pada vaskular (vascular aging). Efek penuaan pada sistem vaskular
melibatkan disfungsi dan morfologi endotel yang menyebabkan penyakit vaskular
berkaitan dengan usia (Assar et al., 2012).
Mekanisme terjadinya disfungsi endotel antara lain (1) menurunnya
sintesis Nitric Oxide (NO) karena stres oksidatif yang menyebabkan pembentukan
peroxynitrite (ONOO-); (2) sumber-sumber yang mungkin terlibat dalam
peningkatan stres oksidatif seperti Reactive Oxygen Species (ROS); (3)
peningkatan aktivitas faktor vasokonstriktor seperti cyclooxygenator (COX);dan
(4) terbentuknya mediator pro-inflamasi (Assar et al., 2012).
Dislipidemia merupakan komponen penting terjadinya prematur vascular
aging (Nilsson, 2015).
2.4.6 Korelasi Resistensi Insulin Terhadap Dislipidemia
xlvii
Gangguan profil lipid dapat ditemui pada penderita DM tipe 2 yang
disebut juga NIDDM. Pada keadaan ini terjadi resistensi insulin sehingga terjadi
sintesis apolipoprotein B dalam hepar dan overproduksi VLDL dalam hepar.
Profil lipid yang terganggu pada individu dengan resistensi insulin meliputi: (1)
penurunan kadar HDL serum; (2) peningkatan serum VLDL; dan (3) peningkatan
kadar LDL. Peran insulin sebagai pengatur utama dalam metabolisme karbohidrat,
lipid, dan protein, akan memberikan kontribusi pada gangguan metabolisme yang
berkaitan dengan glukosa dan lipid.
Resistensi insulin sering ditemukan pada orang dengan
obesitas,
hipertensi, hiperglikemia dan dislipidemia yang disertai trigliserida tinggi,
partikel small dense Low-Density Lipoprotein (sdLDL) partikel, dan penurunan
kadar kolesterol HDL. Resistensi insuin sering menimbulkan gangguan profil
lipid (Goldberg, 2000).
Karakteristik hipertrigliserida endogen telah terbukti menyebabkan
resistensi insulin dan intoleransi glukosa dalam plasma.
2.4.7 Terapi Dislipidemia
Tujuan pengelolaan dislipidemia jangka pendek adalah untuk mengontrol
kadar LDL dan HDL dalam darah, dan menghilangkan keluhan maupun gejala
yang terjadi pada penderita dislipidemia. Tujuan jangka panjang untuk mencegah
terjadinya penyakit jantung koroner (PJK).
2.4.6.1 Terapi Farmakologis Dislipidemia
xlviii
Terapi farmakologis diberikan apabila terapi non farmakologi tidak
berhasil (Bahri, 2004). Terapi dengan obat-obat yang mampu menurunkan kadar
kolesterol darah seperti golongan obat statin yang merupakan drug of choice,
resin, niasin, sekuestran asam empedu, ezetimibe dan obat golongan fibrat.
Pada keadaan klinis tertentu penggunaan kombinasi obat sangat
dianjurkan untuk menurunkan efek samping penggunaan obat.
2.4.6.2 Terapi Non Farmakologis Dislipidemia
Tujuan utama terapi non farmakologis ini merupakan upaya menurunkan
risiko penyakit jantung coroner (Waspadji, 2010). Terapi non farmakologis
(perubahan gaya hidup) meliputi terapi nutrisi medis, aktivitas fisik, menghindari
rokok, menurunkan berat badan, pembatasan asupan alkohol.
2.5 ALA
ALA dikenal dengan nama lain 1,2-dithiolane-3-pentanoic acid 1,2dithiolane-3 valeric acid; dan thioctic acid 13, asam α-lipoat.
ALA Pertama kali diisolasi pada tahun 1951 oleh Reed sebagai agen katalis yang
berhubungan dengan piruvat dehidrogenase.
2.5.1 Rumus Kimia ALA
ALA tersusun atas suatu karbon asimetris, yang terdiri dua isomer optikal
dari asam lipoat yang bentuknya saling menyerupai satu sama lain. Struktur yang
mengandung komponen organosulfur membentuk ikatan disulfida pada atom C6
xlix
dan C8 (–C–SH or R–SH) . Rumus molekul ALA adalah C8H14O2S2. ALA
terbentuk dari turunan asam oktanoat sebagai prekursornya di mitokondria hepar.
Adanya cincin thiol atau disulfida membuat ikatan yang sangat kuat
terhadap merkuri.
ALA terdiri dari 2 bentuk yaitu R-ALA (bentuk ALA alami didalam tubuh
manusia dan aktif secara biologis) dan S-ALA (bentuk ALA sintetis).
A
O
S
B
OH
H
O
S
HS
OH
H
SH
Gambar 2.8
Struktur Kimia A. α-Lipoic Acid dan B. Dihydrolipoic Acid
Harding et al., 2016
ALA merupakan komponen dithiol yang secara alami disintesis secara de
novo di dalam mitokondria dari asam oktanoat. ALA merupakan suatu kofaktor
untuk enzim - ketoacid dehydrogenase di mitokondria, dan oleh karena itu
memegang peran penting dalam metabolisme energi (Shay et al., 2009).
ALA memiliki potensial redoks yang rendah dan sangat mudah
memberikan elektronnya ke senyawa lain, sehingga di dalam sel ALA akan cepat
direduksi. Bentuk tereduksinya dikenal sebagai dihydrolipoic acid (DHLA).
Keduanya baik ALA dan DHLA mampu mengikat ROS melalui cincin dithiolane.
l
ALA dikenal juga sebagai asam lemak baik yang diproduksi di dalam
tubuh kita. Molekul ini kecil dan bersifat mirip lipid, tetapi juga bersifat
hidrofilik, sehingga bisa larut dalam air dan lemak dalam membran. Ketika masuk
ke dalam sel, senyawa ini siap berinteraksi dengan membran sel. Oleh karenanya
molekul tersebut dapat direduksi oleh enzim seluler, terutama yang bekerja di
dalam mitokondria, namun juga dalam sitosol, misalnya glutation reduktase
(Packer et al., 1995).
ALA adalah kofaktor enzim dari beberapa kompleks enzim di dalam
mitokondria yang dapat mengkatalisis beberapa reaksi yang berhubungan dengan
produksi energi, misalnya mengkatalisis perubahan piruvat menjadi asetil
koenzim A pada kompleks enzim piruvat dehidrogenase. Sejak empat puluh tahun
lalu, ahli biologi menemukan bahwa ALA adalah antioksidan kuat yang dapat
melawan efek buruk dari radikal bebas pada berbagai penyakit, seperti penyakit
jantung dan liver, kanker, penuaan sel, dan lainnya (Berkson, 2007).
2.5.2 Sumber Alami ALA
ALA merupakan salah satu unsur bahan makanan non-esensial yang
mengandung gugus sulfur, terdapat pada berbagai makanan alami baik hewani
maupun nabati, antara lain daging, jeroan (jantung, hati, ginjal) jaringan yang
mengandung lipoyllysine, bayam, brokoli, ragi (Hagen, 2012). Namun, ALA yang
terdapat dalam bahan makanan alami kadarnya sangat rendah sehingga biasanya
jumlah ALA yang dikonsumsi sangat kurang, dibandingkan dengan kandungan
ALA dalam suplemen (Shay et al., 2009).
li
ALA sebagai antioksidan ideal karena perannya sebagai berikut: spesifitas
dalam memadamkan radikal bebas, aktivitas mengkelasi logam, interaksi dengan
antioksidan lainnya dan beberapa efek pada ekspresi gen. ALA cukup unik
dengan memiliki kemampuan berperan sebagai antioksidan dalam jaringan larut
lemak maupun air, didalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Asam α-lipoat
juga sangat mudah diabsorbsi melalui oral.
Konsumsi ALA dari makanan belum ditemukan dapat menyebabkan
peningkatan free-ALA dalam plasma atau sel-sel manusia. Sebaliknya, pemberian
suplemen ALA oral dapat diabsorpsi lebih baik dan cepat, sehingga menyebabkan
peningkatan kadar free-ALA dalam plasma dan sel yang signifikan. Penelitian
farmakokinetik pada manusia menemukan bahwa sekitar 30%-40% dosis oral
ALA (campuran 50/50 R-LA dan S-LA) diabsorpsi tubuh. Kadar ALA dalam
plasma biasanya memuncak dalam waktu satu jam atau kurang (Higdon, 2006).
ALA serta metabolitnya dieksresikan terutama dalam urin (Shay et al., 2009).
Reaksi kimiawi ALA menghasilkan bentuk lipoic acid yang teroksidasi
(LA) dan bentuk tereduksi (DHLA) yang keduanya merupakan antioksidan dalam
reaksi redoks (Shay et al, 2009)
2.5.3 Mekanisme Kerja ALA terhadap Dislipidemia
Mekanisme ALA terhadap dislipidemia belum sepenuhnya jelas. Namun
penelitian mengenai ALA dapat menurunkan kolesterol dan LDL dengan cara
peningkatan aktivitas lipoprotein lipase (LPL), inisiasi sintesis reseptor LDL
hepatik yang meningkatkan uptake kolesterol, dan meningkatkan sistesis
lii
apolipoprotein A serta meningkatkan beta oksidasi asam lemak bebas (Yamauchi
et al., ).
Telah disebutkan bahwa salah satu mekanisme yang mendasari terjadinya
akumulasi trigliserida di dalam hepatosit adalah peningkatan sintesis asam lemak
dan trigliserida secara de novo akibat peningkatan ekspresi SREBP-1c dan
ChREBP, serta gen- gen lipogenik lainnya. ALA terbukti menekan peningkatan
sintesis trigliserida di darah dan hati dengan jalan menghambat ekspresi gen
lipogenik di hati (seperti sn- glycerol-3-phosphate acyltransferase-1 dan
diacylglycerol O-acyltransferase-2), menurunkan sekresi trigliserida hepatik, dan
menstimulasi clearance lipoprotein yang kaya trigliserida (Butler et al., 2009).
ALA memiliki kemampuan mengurangi stres oksidatif. Valdecantos
menganalisis efek hepatoprotektif dari suplementasi ALA terhadap stres oksidatif
yang disebabkan oleh pola makan yang mengandung tinggi lemak (Valdecantos et
al., 2012).
Cara ALA memperbaiki profil lipid dengan menginhibisi aktivitas enzim
HMG-CoA
reduktase, meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase di hati dan
lesitin kolesterol asil transferase (LCAT) serta menghambat ekspresi gen
lipogenik hepatik (Mintaheri et al., 2014).
2.6
Statin dan Dislipidemia
Target terapi dislipidemia adalah penurunan kadar LDL. Untuk setiap
penurunan kadar LDL 1 mmol/L (40 mg/dL) berhubungan dengan penurunan
22% angka mortalitas dan morbiditas kardiovaskular (Perki, 2013).
liii
Target terapi LDL dengan risiko kardiovaskular sangat tinggi adalah Ë‚70
mg/dL atau penurunan ≥50% dari konsentrasi awal.
Penggunaan obat antilipid yang paling umum adalah statin yang menjadi
obat pilihan utama terapi dislipidemia. Statin merupakan golongan obat antilipid
yang menghambat enzim HMG-CoA reduktase yaitu obat yang dapat menurunkan
kadar kolesterol pada manusia.
Statin menurunkan kolesterol dengan
menghambat enzim HMG-CoA reduktase, yang merupakan enzim dari jalur
mevalonate sintesis kolesterol. Penghambatan enzim ini dalam hasil hati sintesis
kolesterol menurun serta peningkatan sintesis reseptor LDL, yang mengakibatkan
peningkatan LDL dari aliran darah.
Hasil pertama dapat dilihat setelah satu
minggu penggunaan dan efeknya maksimal setelah empat sampai enam minggu
(Perki, 2013).
Statin sangat efektif bekerja terhadap lipoprotein LDL. Inhibisi terhadap
enzim HMG-CoA reduktase akan menghambat langkah pertama dalam jalur
mevalonat pada sintesis kolesterol. Statin juga dapat menurunkan trigliserida
(melalui penghambatan sintesis trigliserida di hepar) serta menaikkan lipoprotein
HDL (diduga melalui aktivasi PPAR, peroxisome proliferator-activated receptor)
namun efeknya tidak terlalu menonjol dibandingkan penurunan LDL. Seluruh
statin juga melewati metabolisme first-pass ekstensif; kecuali pravastatin.
Metabolisme dilakukan oleh sitokrom P450 isoform 3A4 (atorvastatin, lovastatin,
liv
simvastatin) dan 2C9 (fluvastatin). Karena itulah, atorvastatin berinteraksi dengan
antifungal azol, makrolid, dan kalsium antagonis.
Dengan menginhibisi HMG-CoA reduktase, statin memblok jalur sintesis
kolesterol di hati (intrahepatik).
Ketika hati tidak bisa lagi menghasilkan
kolesterol, kadar kolesterol dalam darah akan turun.
Efek lain statin selain menurunkan profil lipid, dapat meningkatkan fungsi
endotel, memodulasi respon inflamasi, menjaga stabilitas plak, dan mencegah
pembentukan trombus.
Namun demikian efek samping penggunaan obat statin tetap harus
dipertimbangkan.
Terapi kombinasi dapat dipertimbangkan bagi pasien yang
target kolesterol LDL-nya tidak tercapai dengan terapi statin dosis tinggi atau bagi
pasien yang tidak toleran terhadap pengobatan statin.
Efek samping statin berupa miopati lebih sering terjadi pada pasien berusia
lanjut karena menggunakan lebih banyak obat yang di metabolisme di sitokrom
P450. Untuk menghindari efek samping terutama miopati, statin pada pasien usia
lanjut sebaiknya dititrasi dari dosis kecil menuju ke dosis yang dapat menurunkan
konsentrasi kolesterol LDL yang dikehendaki.
2.7
Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Sebagai Hewan Coba
Tikus merupakan salah satu hewan coba dalam penelitian berbasis
percobaan nutrisi (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Tikus termasuk hewan
mamalia, yang memberikan hasil terhadap suatu perlakuan tidak jauh berbeda
dibanding dengan mamalia lainnya (Smith and Mangkoewidjojo, 1988).
lv
Taksonomi tikus laboratorium adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animal
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata (Craniata)
Kelas : Mamalia
Subkelas : Theria
Infrakelas : Eutharia
Ordo : Rodentia
Subordo : Myomorpha
Superfamili : Muroidea
Famili : Muridae
Subfamili : Murinae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus sp.
Karakteristik tikus yaitu: (1)tidak memiliki kantung empedu (gall bladder), (2)
tidak dapat memuntahkan kembali isi perutnya, (3) tidak pernah berhenti tumbuh,
namun kecepatannya akan menurun setelah berumur 100 hari (Sudrajat, 2008).
Berbagai jenis galur yang sering digunakan dalam penelitian, namun
dalam penelitian ini menggunakan tikus putih galur Wistar berjenis kelamin
jantan sebagai binatang coba karena tikus putih jantan dapat memberikan hasil
penelitian yang lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh adanya siklus menstruasi
dan kehamilan seperti pada tikus betina (Ngatijan, 2006).
lvi
Tikus putih sebagai hewan percobaan relatif resisten terhadap infeksi dan
sangat cerdas.Tikus putih tidak bersifat fotofobik seperti halnya mencit dan
kecenderungan untuk berkumpul dengan sesamanya tidak begitu besar.
Aktivitasnya tidak terganggu oleh adanya manusia di sekitarnya. Tikus
laboratorium jantan jarang berkelahi seperti mencit jantan (Smith dan
Mangkoewidjojo, 1988).
Pakan yang diberikan pada tikus umumnya tersusun dari komposisi alami
dan mengandung nutrisi dalam komposisi yang tepat. Pakan ideal untuk tikus
yang sedang tumbuh harus memenuhi kebutuhan zat makanan antara lain protein
12%, lemak 5%, dan serat 5%, cukup mengandung vitamin A, vitamin D, asam
linoleat, tiamin, riboflavin, pantotenat, vitamin B12, biotin, piridoksin dan kolin
serta mineral-mineral tertentu (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).
Selain nutrisi, pemeliharaan tikus putih sebagai hewan coba adalah
perkandangan yang baik. Kandang yang digunakan untuk memelihara tikus
berupa kotak yang terbuat dari metal atau plastik. Tutup untuk kandang berupa
kawat dengan lubang ventilasi ukuran 1,6 cm2. Alas kandang terbuat dari
guntingan kertas, serutan kayu, serbuk gergaji atau tongkol jagung yang harus
bersih, tidak beracun, tidak menyebabkab alergi dan kering. Temperatur ideal
kandang yaitu 18-27oC atau rata-rata 22oC dan kelembaban realtif 40-70%
(Malole dan Pramono, 1989).
Tikus putih dapat tinggal sendirian dalam kandang dan hewan ini lebih
besar dibandingkan dengan mencit, sehingga untuk percobaan laboratorium tikus
putih lebih menguntungkan daripada mencit (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).
lvii
Berikut ini adalah data biologis tikus laboratorium:
Lama hidup
: 2-3 tahun bisa mencapai 4 tahun
Lama produksi ekonomis
: 1 tahun
Kawin sesudah beranak
: 1-24 jam
Umur disapih
: 21 hari
Umur dewasa
: 40-6- hari
Umur dikawinkan
: 10 minggu (jantan dan betina)
Berat badan dewasa
: 300-400 gram jantan, 200-250 gram betina
Suhu rektal
: 36-39o C
Denyut jantung
: 330-480/menit, turun menjadi 250/menit dengan
anestesi dan naik sampai 550/menit keadaan stres
Volume darah
: 57-70 ml/Kg
lviii
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Berpikir
Berdasarkan teori radikal bebas bahwa penuaan adalah proses akumulasi
dari kerusakan oksidatif oleh radikal bebas yang terus menerus. Pembentukan
radikal bebas berasal dari sumber eksternal dan internal. Sumber internal radikal
bebas adalah proses fisiologis dalam tubuh berupa umur, genetik, kerusakan
DNA, hormonal, auto immune disease, Sumber eksternal radikal bebas bisa
berasal dari pola makanan, polusi udara, penyakit. Pola makan yang tidak sehat
adalah diet yang mengandung tinggi lemak maka dalam tubuh terakumulasi asam
lemak hasil pemecahan lemak. Dengan asupan terus menerus maka tubuh dapat
menjadi dislipidemia yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total,
kadar trigliserida, kadar LDL dan penurunan kadar HDL dalam darah. Indikator
ini dapat menjadi faktor penyebab utama aterogenik dalam darah sehingga dapat
menyebabkan penyakit kardiovaskular.
Prevalensi kematian akibat penyakit
kardiovaskular meningkat apabila hal ini dibiarkan.
Keadaan tubuh yang dislipidemia disertai adanya stress oksidatif berperan
penting dalam pembentukan aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan penebalan
dinding arteri akibat plak lemak dan merupakan penyakit inflamasi kronis yang
melibatkan interaksi LDL dengan sel endotelial vaskular.
Untuk mencegah terjadinya efek buruk dari radikal bebas diperlukan
antioksidan.
42
lix
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat atau
mencegah terjadinya oksidasi. Kemampuan antioksidan tubuh semakin menurun
seiring dengan proses penuaan. Tubuh membutuhkan senyawa antioksidan
eksternal untuk menetralisir peningkatan radikal bebas.
ALA merupakan antioksidan non enzimatik yang dapat mencegah
terjadinya peroksida lipid pada membrane sel. ALA bekerja dengan cara
mengkelasi logam, mengikat radikal bebas, meregenerasi antioksidan endogen
dan memperbaiki kerusakan oksidatif. Walau mekanisme terjadinya aterogenesis
masih memerlukan studi lebih lanjut, oksidatif LDL merupakan faktor penting
terjadinya formasi inflamasi pembentukan aterogenesis.
Dalam studi terkini
banyak penelitian terhadap suplementasi ALA sebagai antioksidan yang dapat
memproteksi tubuh terhadap reaksi stres oksidatif dan dislipidemia sehingga dapat
menurunkan terbentuknya aterogenesis dan menurunkan angka prevalensi
terjadinya penyakit kardiovaskular.
Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan efektivitas ALA sebagai
antilipid yang dapat memperbaiki profil lemak yaitu menurunkan kolesterol total,
trigliserida, LDL dan meningkatkan kadar HDL darah pada tikus Wistar.
Sehingga dapat disusun kerangka konsep di mana diet tinggi lemak tinggi
kolesterol pada tikus yang diberikan secara terus menerus akan menyebabkan
terjadinya dislipidemia. Setelah terjadinya dislipidemia kemudian tikus diberikan
suplementasi ALA. Diharapkan keadaan dislipidemia pada tikus dapat diperbaiki
dengan pemberian suplementasi ALA.
lx
3.2 Konsep Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kajian pustaka, maka disusun kerangka
konsep sebagai berikut:
Suplementasi ALA
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Umur
Pola Makan / Nutrisi
Genetik
Polusi
Kerusakan DNA
Aktivitas Fisik
Hormonal
Gaya Hidup
Tikus Wistar (Rattus norvegicus)
Jantan Dislipidemia
Kadar Kolesterol Total, LDL,
Trigliserida dan HDL
Jantan Dislipidemia
Keterangan
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 3.1. Bagan Konsep Penelitian
lxi
3.3. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir dan kerangka konsep diatas, dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
1.
Pemberian ALA secara oral dapat menurunkan kadar kolesterol total pada tikus
Wistar jantan yang dislipidemia.
2. Pemberian ALA secara oral dapat menurunkan kadar LDL pada tikus Wistar
jantan yang dislipidemia.
3. Pemberian ALA secara oral dapat menurunkan kadar trigliserida pada tikus
Wistar jantan yang dislipidemia.
4. Pemberian ALA secara oral lebih baik meningkatkan kadar HDL pada tikus
Wistar jantan yang dislipidemia.
lxii
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah experimental pretest-posttest
control group design (Pocock, 2008).
P
S
R
O1
P0
O2
O3
P1
O4
O5
P2
O6
O7
P3
O8
Gambar 4.1. Bagan Rancangan Penelitian
Keterangan:
P = Populasi
S = Sampel
R = Randomisasi
O1 = Pemeriksaan pretest pada kelompok kontrol negatif dengan pakan standard
46
lxiii
O2 = Pemeriksaan posttest pada kelompok kontrol negatif dengan pakan standard
P0 = Perlakuan kelompok kontrol dengan plasebo (aquades 1 cc 1x/hari)
Personde pada kelompok kontrol
P1 = Perlakuan kelompok kontrol dengan Simvastatin (Dosis Simvastatin
10mg/70 kgBB pada manusia jika dikonversikan berdasarkan tabel
konversi Laurence & Bacharach (1964) pada tikus Wistar dengan BB 200
gram adalah 0,018 x 10 =0,18 mg/200 gram BB tikus Wistar
O3 = Pemeriksaan pretest pada kelompok kontrol(+) dengan pakan standard
O4 = Pemeriksaan posttest pada kelompok kontrol (+) dengan pakan standard
P2 = Perlakuan dengan ALA dosis 5,4mg
O5 = Pemeriksaan pretest pada kelompok perlakuan ALA 5,4mg
O6 = Pemeriksaan posttest pada kelompok perlakuan ALA 5,4mg
P3 = Perlakuan dengan ALA dosis 10,8mg
O7 = Pemeriksaan pretest pada kelompok perlakuan ALA 10,8mg
O8 = Pemeriksaan posttest pada kelompok perlakuan ALA 10,8mg
Dosis ALA 300mg/70 kgBB pada manusia jika dikonversikan berdasarkan
tabel konversi Laurence & Bacharach (1964) pada tikus Wistar dengan BB 200
gram adalah 0,018 x 300 =5,4 mg/200 gram BB tikus Wistar.
Dosis Simvastatin 10mg/70 kgBB pada manusia jika dikonversikan
berdasarkan table konversi Laurence & Bacharach (1964) pada tikus Wistar
dengan BB 200 gram adalah 0,018 x 10 =0,18 mg/200 gram BB tikus Wistar.
lxiv
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratory Animal Unit Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar, Bali. Penelitian dilakukan
selama 56 hari. Adaptasi tikus dilakukan selama 7 hari. Perlakuan tikus selama 14
hari. Penelitian dimulai sejak Februari 2016 sampai dengan April 2016.
Pemeriksaan profil lipid dilakukan di laboratorium Pangan dan Gizi
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
4.3
Populasi dan Besar Sampel
4.3.1
Populasi Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan tikus dengan kriteria sebagai berikut:
A. Kriteria Inklusi
a. Tikus galur Wistar (Rattus Norvegicus)
b. Jenis kelamin jantan
c. Sehat (aktif bergerak dan menunjukkan nafsu makan yang baik)
d. Umur 3-4 bulan
e. Berat badan awal antara 180-200 gr
B. Kriteria Eksklusi
Sampel dianggap drop out apabila selama penelitian dilaksanakan
tikus putih jantan sakit dan mati
lxv
4.3.2
Besar Sampel Penelitian
Untuk mendapatkan data yang valid pengulangan sesuai dengan rumus
besar sampel Pocock (2008) yaitu:
2σ2
n
=
X f (α-β)
( µ2- µ1 )2
Keterangan :
n = jumlah subyek tiap kelompok
α = type I error = 0,05
β = type II error= 0,20
f(α,β) = 10,5
σ = simpangan baku kadar kolesterol serum kontrol
μ1= kadar kolesterol serum rerata kontrol
μ2 = kadar kolesterol serum yang menghasilkan perbedaan klinis yang
diinginkan
Berdasarkan penelitian pendahuluan pada variabel Kadar LDL, didapatkan hasil
sebagai berikut:
σ
= 8,64
μ1
= 92,39
μ2
= 78,17
n
=
2 σ2
X
f(α,β)
2
( μ2 - μ 1 )
lxvi
=
2. 8,642
X
10,5
2
(92,39-78,17)
=
7.73835 ≈ 8
Jadi minimum sampel yang diperlukan berdasarkan hasil penelitian
pendahuluan adalah 8 ekor tikus. Untuk mencegah drop out ditambahkan
cadangan 20% = 10 ekor tikus tiap kelompok perlakuan.
4.4
Variabel Penelitian
4.4.1
Klasifikasi Variabel
Variabel bebas (independen variable):
a. Alpha Lipoic acid (ALA)
Variabel tergantung (dependen variable):
a. Kadar kolesterol total
b. Kadar Low Density Lipoprotein (LDL)
Variabel kendali meliputi:
a. Suhu, kelembaban, nutrisi
b. Berat badan
c. Umur hewan coba
d. Jenis aktivitas fisik
4.4.2
Definisi Operasional
Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian, maka dibuat definisi
operasional dari masing masing variabel, sebagai berikut:
lxvii
A. ALA 100 mg adalah dosis antioksidan Alpha Lipoic Acid dengan merk
dagang Alpha Lipoic Acid® dari GNC dalam bentuk tereduksi yakni
Dihidro Lipoic Acid (DHLA) dengan sisi R-Isomer yang dapat mereduksi
radikal bebas dalam darah. Diberikan satu kali sehari dalam keadaan perut
kosong saat sore hari.
B. Pakan tinggi lemak tinggi kolesterol adalah bahan makanan yang
terstandarisasi untuk memenuhi syarat tinggi lemak tinggi kolesterol
dengan komposisi: kolesterol 1%, kuning telur ayam 5%, lemak hewan
10%, minyak goreng 1%, makanan standard sampai 100%.
C. Plasebo adalah substansi atau preparat yang bukan zat aktif dan digunakan
sebagai suatu kontrol dalam penelitian untuk menentukan efektifitas obat
atau regimen terapi yang digunakan. Placebo dalam penelitian ini adalah
aquades yang diberikan per oral menggunakan sonde lambung 1xsehari.
D. Profil lipid adalah kadar kolesterol total, trigliserida, LDL dan HDL darah
tikus yang diukur saat pretest dan posttest.
E. Kolesterol total adalah jumlah keseluruhan kolesterol yang beredar dalam
tubuh tikus. Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol
yang ditemukan pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah
tikus. Kadar kolesterol total tikus diukur menggunakan spektrofotometer
Gold Spectrumlab 53 dengan metode uji fotometrik enzimatik Cholesterol
Oxidase-Paminophenazone (CHOD-PAP).
normal pada tikus: 110,85 mg/dL (Lilis, 2010).
lxviii
Kadar normal kolesterol
F. Trigliserida yang juga dikenal sebagai triacylglycerol merupakan
kombinasi gliserol dengan tiga dari lima macam asam - asam lemak yang
tersedia. Kadar triglserida darah tikus diukur dengan spektrofotometer
Gold Spectrumlab 53 dengan metode uji kolorimetri enzimatik
menggunakan Glycerol-3Phosphatase-Oxidase (GPO-PAP).
Kadar normal pada tikus : 82,47 mg/dL (Lilis, 2010).
G. HDL adalah High Density Lipoprotein, merupakan lipid plasma yang
terikat pada albumin, yang mengandung lipoprotein. HDL mengandung
lebih banyak protein dibandingkan VLDL, ataupun LDL, bersifat
kardioprotektif. Kadar HDL diukur menggunakan spektrofotometer Gold
Spectrumlab 53 dengan metode uji fotometrik enzimatik Cholesterol
Oxidase-Paminophenazone (CHOD-PAP).
Kadar normal pada tikus = 82,47 mg/dL (Lilis, 2010).
H. LDL merupakan lipid plasma yang membawa sebagian besar kolesterol
dalam plasma yang terikat pada albumin. LDL terbukti berperanan
menyebabkan
aterosklerosis.
Kadar
LDL
diukur
menggunakan
spektrofotometer Gold Spectrumlab 53 dengan metode uji fotometrik
enzimatik Cholesterol Oxidase-Paminophenazone (CHOD-PAP). Kadar
LDL dapat dihitung secara manual secara tidak langsung dengan rumus
persamaan Friedewald, yaitu:
LDL(mmol/L)=kolesterol total – ((trigliserida/5)+HDL))
Kadar normal pada tikus: 20,39 mg/dL (Lilis, 2010).
lxix
I. Jenis tikus dalam penelitian adalah tikus galur Wistar berkelamin jantan,
dislipidemia, umur sekitar 3-4 bulan dengan berat badan 180-200 gram.
4.5 Alat dan Bahan Penelitian
4.5.1
Alat Penelitian
- Kandang tikus terbuat dari bahan plastik, yang didalamnya terdapat
sekam padi, tempat makan, dan botol air minum. dalam kandang yang
terbuat dari wadah plastik berukuran 23cm x 17cm x 9,5cm dengan alas
sekam padi dan tutup dari kawat. Kandang ditempatkan dalam ruangan
berventilasi dan suhu ruang 25-30 udara alami.
- Timbangan model 1140 merek Tanita.
- Sonde untuk pemberian ALA per oral.
- Spuit 3 dan 5 cc untuk memasukkan ALA ke dalam lambung.
- Alkohol pads, masker, sarung tangan karet.
- Pipet kapiler hematokrit untuk pengambilan darah.
- Tabung kontainer darah yang mengandung EDTA.
- Sentrifuse.
- Alat spektrofotometer Gold Spectrumlab 53
- Kit Diasys
- Alat tulis
4.5.2
Bahan Penelitian
- Darah tikus masing masing diambil 1,5 cc
- Aquadest
lxx
- ALA 100mg (Alpha Lipoic Acid®- GNC)
- Statin tablet 10mg
- Makanan standar untuk hewan coba yaitu pakan standard yang diberikan
Pakan Ayam CP594 dari PT. Pokphand yang mengandung kadar air
13%, protein 17,5 – 19,5%, lemak 3%, serat 8%, abu 7%, kalsium 0,9%,
dan fosfor 0,9%
- Makanan tinggi lemak dan tinggi kolesterol dengan komposisi:
kolesterol 1%, kuning telur 5%, lemak hewan 10%, minyak goreng 1%,
makanan standard sampai 100%.
- Reagen pemeriksaan kadar kolesterol, trigliserida, LDL, dan HDL. Kit
reagen untuk kolesterol dan trigliserida digunakan reagen standar.
- Zat anestesi Ketamin 75-100 mg/KgBB tikus
- Xylazine 5-10 mg/KgBB tikus
4.6
Prosedur Penelitian
1. Hewan coba yang dipakai adalah tikus Wistar jantan yang didapat dari
Laboratory Animal Unit bagian Farmakologi Universitas Udayana dengan
syarat-syarat yang disesuaikan dengan kriteria inklusi.
2. Kemudian dilakukan aklimatisasi selama tujuh hari di tempat penelitian,
dilakukan untuk penyesuaian dengan lingkungan (agar tidak stres).
3. Tikus setiap harinya diberikan makanan yang tinggi lemak dan tinggi
kolesterol. Bahan makanan akan distandarisasi untuk memenuhi syarat
tinggi lemak tinggi kolesterol dengan komposisi: kolesterol 1%, kuning
lxxi
telur 5%, lemak hewan 10%, minyak goreng 1%, makanan standard
sampai 100%. Makanan tersebut akan menginduksi peningkatan kadar
kolesterol secara eksogen.
4. Untuk memastikan hewan coba tikus telah dislipidemia maka diambil
serum dari semua tikus untuk diperiksa kadar kolesterolnya pada hari ke42 (pretest).
5. Dipilih tikus dengan kadar kolesterol >200 mg/dl.
6. Setelah itu dibagi menjadi empat kelompok, yaitu untuk kelompok kontrol
(P0), kelompok perlakuan 1 (P1), kelompok perlakuan 2 (P2) dan
kelompok perlakuan 3 (P3) dan kemudian dimasukkan ke dalam kandang
masing masing kandang berisi satu ekor tikus.
7. Pada hari ke-43 sampai hari ke-57, setiap hewan coba kelompok P2
diberikan makanan standar dan ALA dengan dosis setelah konversi
sebesar 5,4 mg/200gr BB dan kelompok P3 diberikan makanan standar
dan ALA 10,8 mg /200g BB, diberikan per sonde (force feeding) satu kali
sehari selama 14 hari.
Makanan standard yang diberikan berdasarkan buku Pemeliharaan,
Pembiakan Dan Penggunaan Hewan Percobaan Di daerah Tropis oleh
John B. Smith. Bahan dasar makanan tikus terdiri dari 20-25% protein,
lemak 5%, pati 45-50,%, serat kasar 5% dan abu 4-5% serta berbagai
vitamin dan mineral yang disesuaikan. Air minum diberikan ad
libitum. Pada kelompok P1, hewan coba diberikan makanan standard dan
Simvastatin dengan dosis yang telah dikonversikan sebesar 0,18 mg/200
lxxii
gram BB. Setiap hari juga dilakukan pemantauan terhadap berat badan
hewan coba dan kondisi kesehatannya.
8. Setiap hari pakan ditimbang untuk mengetahui jumlah pakan yang
dimakan hewan coba. Pakan awal diberikan 20 gram setiap pagi.
9. Pada hari ke-58 dilakukan pengambilan darah pada kelompok hewan coba
pada pembuluh darah besar tikus yaitu dari medial canthus sinus orbitalis.
10. Sample darah yang didapatkan 1,5cc melalui pipet mikro dimasukkan
dalam tabung khusus yang mengandung antikoagulan EDTA kemudian
dikirim ke laboratorium Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada
Yogyakarta untuk pemeriksaan profil lipid (post test).
4.7
Prosedur Pemeriksaan Darah Tikus
1. Darah yang sudah berhasil didapatkan didiamkan selama 30 menit pada
suhu kamar. Kemudian dipusingkan selama 10 menit pada kecepatan 3000
rpm. Serum yang terbentuk dipisahkan dari endapan sel-sel darah dengan
menggunakan pipet mikro.
2. Pemeriksaan kadar kolesterol total sebanyak 10 µL serum direaksikan
dengan reagen kolesterol sebanyak 1000 µL lalu di inkubasi pada suhu
25oC selama 10 menit atau pada suhu 37oC selama 5 menit.
3. Reagen kolesterol yang digunakan ada dua macam, yang pertama adalah
reagen enzim dan yang kedua adalah reagen standar.
4. Kolesterol ester pada lipoprotein dipecah oleh enzim kolesterol esterase
menjadi kolesterol dan asam lemak. Kolesterol kemudian mengalami
lxxiii
oksidasi dengan enzim kolesterol oksidase sebagai katalis menghasilkan
senyawa peroksida (H2O2) yang direaksikan bersama fenol dan 4aminoantripyrine menghasilkan senyawa quinoneimine yang berwarna
merah dan dapat diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
500 nm.
5. Pengukuran dilakukan
terhadap reagent
blank /
method blank.
Pemeriksaan kadar kolesterol total menggunakan metode ini linear hingga
kadar kolesterol total yang didapat mencapai kadar 750 mg/dL (19,3
mmol/L). Apabila didapatkan kadar kolesterol total melebihi batas
linearitas, maka serum diencerkan dengan perbandingan 1:2, dengan 1
adalah jumlah serum dan 2 adalah larutan salin fisiologis (NaCl 0,9%).
Setelah itu hasil pemeriksaan dikalikan dengan 3
6. Prosedur Pemeriksaan Kadar Trigliserida menggunakan metode glycerol3-phosphate oxidase – phenol aminophenazone (GPO-PAP). Metode ini
menggunakan prinsip oksidasi dan hidrolisis enzimatis. Sebanyak 10 µL
serum direaksikan dengan reagen trigliserida sebanyak 1000 µL lalu di
inkubasi pada suhu 25oC selama 10 menit atau pada suhu 37oC selama 5
menit. Reagen trigliserida yang digunakan ada dua macam, yang pertama
adalah reagen enzim dan yang kedua adalah reagen standar.
lxxiv
4.8
Alur Penelitian
40 ekor tikus Wistar (Rattus
norvegicus) jantan
Aklamatisasi selama 7 hari
Induksi dislipidemia selama 35 hari
Dipuasakan selama 18 jam
Pemeriksaan profil lipid pretest
Dipilih tikus Wistar Dislipidemia
dengan kolesterol total 200 mg/dl
P(O)
Plasebo (Aquades)
P(1)
Simvastatin
P(2)
ALA 5,4 mg
Dipuasakan selama 18 jam
Pemeriksaan profil lipid posttest
Analisis data
Gambar 4.2 Alur Penelitian
lxxv
P(3)
ALA 10,8 mg
4.9
Analisis Data
Analisa data menggunakan program statistik SPSS 16 for Windows. Data
yang diperoleh dianalisis dengan langkah sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif disajikan dalam bentuk table dan grafik.
2. Analisis Normalitas untuk melihat sebaran distribusi data normal yaitu
dengan Uji Shapiro Wilk karena data terdiri dari n>30.
3. Analisis Homogenitas dalam penelitian ini digunakan Levene’s Test,
jika nilai signifikan p>0,05, maka varian dari kelompok populasi
adalah sama (homogen).
4. Uji Komparasi:
Karena data berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji
parametrik komparasi antar kelompok dengan uji One Way Anova untuk
menganalisis perbedaan antar kelompok. Analisis data dilanjutkan dengan Least
Significant Difference Test (LSD) untuk membandingkan antara kelompok
kontrol dengan kelompok perlakuan ALA dan Simvastatin.
Analisis data
dinyatakan berbeda bermakna dengan P<0,05.
4.10
Etika Penelitian
Telah dimintakan persetujuan ethical clearance dari Komisi Etik Penelitian
Kesehatan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana dengan surat nomor
No: 1143/UN.14.2/Litbang/2016.
lxxvi
BAB V
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan menggunakan
pretest dan posttest control design yang menggunakan 40 ekor tikus putih (Rattus
norvegicus) jantan, dewasa, sehat, dengan berat badan tikus 180-200 gram,
masing-masing kelompok berjumlah 10 ekor tikus yang diberikan pakan tinggi
lemak.
Kelompok kontrol Positif diberikan Simvastatin 10 mg dan kelompok
perlakuan I (kelompok tikus yang diberikan ALA 5,4 mg /200gBB, 1 kali sehari).
Kelompok perlakuan II (kelompok tikus yang diberikan ALA 10,8 mg /200gBB,
1 kali sehari).
Hasil penelitian ini kemudian dianalisis dan disajikan
menggunakan hasil analisis deskriptif, normalitas data, homogenitas data dan uji
komparabilitas.
5.1
Analisis Deskriptif
Kadar kolesterol total pada kelompok kontrol negatif (P0), kelompok
kontrol positif (P1) yang diberikan Simvastatin 10 mg, kelompok perlakuan 1
(P1) yang diberikan ALA dosis 5,4 mg, dan kelompok perlakuan 2 (P2) yang
diberikan ALA dosis 10,8 mg diamati setelah induksi dislipidemia (pretest) dan
setelah 14 hari perlakuan (posttest). Hasil analisis deskriptif pada masing-masing
kelompok disajikan pada Tabel 5.1
60
lxxvii
Tabel 5.1
Hasil Analisis Deskriptif Data Kadar Kolesterol Total
P0 pretest
10
Mean
(mg/dl)
219,36
P0 posttest
10
219,82
6,70
211,18
230,91
P1 pretest
10
215,47
5,08
205,44
221,32
P1 posttest
10
105,64
4,24
99,69
111,57
P2 pretest
10
218,34
6,93
209,44
230,21
P2 posttest
10
153,26
9,84
133,37
167,31
P3 pretest
10
216,14
7,47
204,91
230,54
P3 posttest
10
123,16
7,45
112,09
137,40
Kelompok Subyek
n
9,93
Minimum
(mg/dl)
208,29
Maksimum
(mg/dl)
240,10
SD
Hasil penelitian pada variabel kolesterol total ini menunjukkan bahwa
setelah perlakuan (posttest) rerata kadar kolesterol total kelompok kontrol negatif
(P0) yang diberikan plasebo tidak menunjukkan perubahan. Sedangkan pada
kelompok P1, kelompok P2 dan P3 mengalami penurunan kadar kolesterol total.
Hal ini membuktikan bahwa dengan plasebo tidak memperbaiki kadar kolesterol
total dan diet standard tanpa perlakuan, tidak memperbaiki kadar kolesterol total.
lxxviii
Kadar trigliserida pada kelompok kontrol negatif (P0), kelompok kontrol
positif (P1) yang diberikan Simvastatin 10 mg, kelompok perlakuan 1 (P2) yang
diberikan ALA dosis 5,4 mg, dan kelompok perlakuan 2 (P3) yang diberikan
ALA dosis 10,8 mg diamati setelah induksi dislipidemia (pretest) dan setelah 14
hari perlakuan (posttest). Hasil analisis deskriptif pada masing-masing kelompok
disajikan pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2
Hasil Analisis Deskriptif Data Kadar Trigliserida
Mean
Minimum Maksimum
Kelompok Subyek
n
SD
(mg/dl)
(mg/dl)
(mg/dl)
P0 pretest
10
157,15
6,83
148,91
168,42
P0 posttest
10
168,60
3,64
149,23
259,32
P1 pretest
10
156,58
4,76
148,33
161,91
P1 posttest
10
86,89
4,80
78,58
92,16
P2 pretest
10
158,74
6,72
150,09
170,30
P2 posttest
10
121,48
6,39
112,37
132,43
P3 pretest
10
156,63
7,41
145,59
171,13
P3 post-test
10
114,38
7,79
103,07
129,26
Hasil penelitian pada variabel trigliserida ini menunjukkan bahwa setelah
perlakuan (posttest) rerata kadar trigliserida kelompok perlakuan 1 (P1) yang
diberikan Simvastatin menunjukkan perubahan signifikan. Sedangkan pada
kelompok perlakuan 1 (P2) dan kelompok perlakuan 2 (P3) penurunan kadar
trigliserida tidak signifikan.
lxxix
Kadar HDL pada kelompok kontrol negatif (P0), kelompok kontrol positif
(P1) yang diberikan Simvastatin 10 mg, kelompok perlakuan 1 (P2) yang
diberikan ALA dosis 5,4 mg, dan kelompok perlakuan 2 (P3) yang diberikan
ALA dosis 10,8 mg diamati setelah induksi dislipidemia (pretest) dan setelah 14
hari perlakuan (posttest). Hasil analisis deskriptif pada masing-masing kelompok
disajikan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3
Hasil Analisis Deskriptif Data Kadar HDL
Mean
Minimum
Kelompok Subyek
n
SD
(mg/dl)
(mg/dl)
P0 pretest
10
25,35
1,16
23,95
Maksimum
(mg/dl)
27,40
P0 posttest
10
24,30
1,15
22,91
26,34
P1 pretest
10
26,26
1,41
24,28
28,91
P1 posttest
10
59,08
1,41
57,21
61,84
P2 pretest
10
25,12
1,03
23,37
27,02
P2 posttest
10
41,00
0,99
39,80
42,90
P3 pretest
10
25,73
1,70
23,02
28,92
P3 posttest
10
47,65
1,69
44,95
50,80
Hasil penelitian pada variabel HDL ini menunjukkan bahwa terdapat
kenaikan kadar HDL pada masing – masing kelompok perlakuan, baik pada P1,
P2 dan P3 sesudah perlakuan (posttest). Namun tidak terjadi pada kelompok
plasebo. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan sintesis apolipoprotein A yang
berperan dalam pembentukkan HDL dalam tubuh.
lxxx
Kadar LDL pada kelompok kontrol negatif (P0), kelompok kontrol positif
(P1) yang diberikan Simvastatin 10 mg, kelompok perlakuan 1 (P2) yang
diberikan ALA dosis 5,4 mg, dan kelompok perlakuan 2 (P3) yang diberikan
ALA dosis 10,8 mg diamati setelah induksi dislipidemia (pretest) dan setelah 14
hari perlakuan (posttest) pada (Tabel 5.4).
Tabel 5.4
Hasil Analisis Deskriptif Data Kadar LDL
P0 pretest
10
Mean
(mg/dl)
90,98
P0 posttest
10
92,41
5,64
84,82
99,98
P1 pretest
10
89,58
4,99
79,82
95,39
P1 posttest
10
35,19
4,29
28,77
40,64
P2 pretest
10
90,40
4,25
83,15
94,77
P2 posttest
10
68,56
4,20
61,29
72,90
P3 pretest
10
89,26
6,10
78,09
95,54
P3 posttest
10
45,84
5,61
38,75
52,67
Kelompok Subyek
n
5,95
Minimum
(mg/dl)
83,36
Maksimum
(mg/dl)
99,49
SD
Hasil penelitian pada variabel LDL ini menunjukkan bahwa terdapat
penurunan kadar LDL pada masing – masing kelompok perlakuan, baik pada P1,
P2 dan P3 sesudah perlakuan (posttest).
Hal ini terjadi karena adanya peningkatan aktivitas lipoprotein lipase
(LPL) yaitu enzim yang berperan dalam menghidrolisis VLDL sehingga tidak
dikonversikan menjadi LDL.
lxxxi
5.2
Uji Normalitas Data
Kadar kolesterol total pretest dan post-test pada masing-masing kelompok
diuji normalitasnya dengan uji Shapiro-Wilk. Hasilnya menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal (p>0,05) dapat dilihat pada (Tabel 5.5).
Tabel 5.5
Hasil Uji Normalitas Data Kadar Kolesterol Total Antar Kelompok
Kelompok Subjek
n
p
Keterangan
P0 pretest
10
0,307
Normal
P0 posttest
10
0,396
Normal
P1 pretest
10
0,218
Normal
P1 posttest
10
0,444
Normal
P2 pretest
10
0,248
Normal
P2 post-test
10
0,608
Normal
P3 pretest
10
0,514
Normal
P3 post-test
10
0,504
Normal
n = jumlah sampel; p = taraf signifikansi
Kadar trigliserida pretest dan posttest pada masing-masing kelompok diuji
normalitasnya dengan uji Shapiro-Wilk. Hasilnya menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal (p>0,05) (Tabel 5.6).
lxxxii
Tabel 5.6
Hasil Uji Normalitas Data Kadar Trigliserida Antar Kelompok
Kelompok Subjek
n
p
Keterangan
P0 pretest
10
0,237
Normal
P0 postest
10
0,879
Normal
P1 pretest
10
0,146
Normal
P1 posttest
10
0,128
Normal
P2 pretest
10
0,252
Normal
P2 posttest
10
0,134
Normal
P3 pretest
10
0,680
Normal
P3 posttest
10
0,770
Normal
n = jumlah sampel; p = taraf signifikansi
Kadar HDL pretest dan posttest pada masing-masing kelompok diuji
normalitasnya dengan uji Shapiro-Wilk. Hasilnya menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal (p>0,05) (Tabel 5.7).
Tabel 5.7
Hasil Uji Normalitas Data Kadar HDL Antar Kelompok
Kelompok Subjek
n
p
P0 pretest
10
0,437
Normal
P0 posttest
10
0,427
Normal
P1 pretest
10
0,095
Normal
P1 posttest
10
0,087
Normal
P2 pretest
10
0,606
Normal
P2 posttest
10
0,211
Normal
P3 pretest
10
0,391
Normal
P3 posttest
10
0,398
Normal
n = jumlah sampel; p = taraf signifikansi
lxxxiii
Keterangan
Kadar LDL
pretest dan posttest pada masing-masing kelompok diuji
normalitasnya dengan uji Shapiro-Wilk. Hasilnya menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal (p>0,05) (Tabel 5.8).
Tabel 5.8
Hasil Uji Normalitas Data Kadar LDL Antar Kelompok
Kelompok Subjek
n
p
Keterangan
P0 pretest
10
0,230
Normal
P0 post-test
10
0,236
Normal
P1 pretest
10
0,235
Normal
P1 posttest
10
0,169
Normal
P2 pretest
10
0,315
Normal
P2 posttest
10
0,319
Normal
P3 pretest
10
0,461
Normal
P3 post-test
10
0,429
Normal
n = jumlah sampel; p = taraf signifikansi
5.3
Uji Homogenitas Data Antar Kelompok
Masing-masing kelompok diuji homogenitasnya dengan menggunakan uji
Levene’s test. Hasil menunjukkan bahwa varian data hasil penelitian homogen
(p>0,05) (Tabel 5.9) baik kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL.
lxxxiv
Tabel 5.9
Hasil Uji Homogenitas Data Antar Kelompok
Kelompok Subjek
n
p
Keterangan
Pasca Induksi Dislipidemia (pretest)
40
0,396
Homogen
Pasca 14 hari Perlakuan (posttest)
40
0,257
Homogen
Pasca Induksi Dislipidemia (pretest)
40
0,764
Homogen
Pasca 14 hari Perlakuan (posttest)
40
0,067
Homogen
Pasca Induksi Dislipidemia (pretest)
40
0,585
Homogen
Pasca 14 hari Perlakuan (posttest)
40
0,634
Homogen
Pasca Induksi Dislipidemia (pretest)
40
0,493
Homogen
Pasca 14 hari Perlakuan (posttest)
40
0,288
Homogen
Kolesterol Total
Trigliserida
HDL
LDL
n = jumlah sampel; p = taraf signifikansi
5.4
Uji Komparabilitas
5.4.1
Uji Komparabilitas Antar Kelompok Sebelum Perlakuan (pretest)
Analisis komparabilitas ini bertujuan untuk membandingkan rerata kadar
kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL antar kelompok sebelum perlakuan
(pretest). Hasil analisis kemaknaan diuji dengan uji ANOVA pada Tabel 5.10.
lxxxv
Tabel 5.10
Rerata Nilai Variabel antar Kelompok Sebelum Perlakuan (pretest)
Rerata
SB
(mg/dl)
P0
219,36
9,93
P1
215,47
5,08
Kolesterol Total
P2
218,34
6,93
P3
216,14
7,47
P0
157,15
6,83
P1
156,58
4,76
Trigliserida
P2
158,74
6,72
P3
156,63
7,41
P0
25,35
1,16
P1
26,26
1,41
HDL
P2
25,12
1,03
P3
25,73
1,70
P0
90,98
5,95
P1
89,58
4,99
LDL
P2
90,40
4,25
P3
89,26
6,10
SB = Simpangan Baku; F = F-test; p = signifikansi
Variabel
Kelompok
F
p
0,584
0,629
0,240
0,868
1,143
0,345
0,211
0,888
Tabel 5.13 menunjukkan rerata kadar kolesterol total sebelum perlakuan
(pretest) dengan sesudah perlakuan (posttest) dengan uji ANOVA menunjukkan
bahwa nilai F= 0,584 dan nilai p= 0,629. Rerata kadar trigliserida sebelum
perlakuan (pretest) dengan sesudah perlakuan (posttest) dengan uji ANOVA
menunjukkan bahwa nilai F= 0,240 dan nilai p= 0,868. Rerata kadar HDL
sebelum perlakuan (pretest) dengan sesudah perlakuan (posttest) dengan uji
ANOVA menunjukkan bahwa nilai F= 1,143 dan nilai p= 0,345. Rerata kadar LDL
sebelum perlakuan (pretest) dengan sesudah perlakuan (posttest) dengan uji
ANOVA menunjukkan bahwa nilai F= 0,211 dan nilai p= 0,888. Hal ini berarti
lxxxvi
rerata kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL antar kelompok kontrol
(P0), kelompok kontrol positif (P1), kelompok yang diberikan ALA dengan dosis
5,4 mg (P2) dan kelompok yang diberikan ALA dengan dosis 10,8 mg (P3) tidak
berbeda bermakna (p>0,05).
5.4.2
Analisis Komparabilitas Antar Kelompok Sesudah Perlakuan (posttest)
Analisis komparabilitas ini bertujuan untuk membandingkan rerata kadar
kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL antar kelompok sesudah perlakuan
(posttest). Hasil analisis kemaknaan diuji dengan uji ANOVA pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11
Rerata Nilai Variabel antar Kelompok Sesudah Perlakuan (post-test)
Variabel
Kolesterol Total
Trigliserida
Kelompok
P0
P1
P2
P3
P0
P1
P2
P3
Rerata
(mg/dl)
219,82a
105,64b
153,26c
123,16d
168,60a
86,89b
121,48c
114,38d
lxxxvii
SB
6,70
4,24
9,84
7,45
3,64
4,80
6,39
7,79
F
p
468,641
0,000
38,752
0,000
Variabel
HDL
LDL
Kelompok
Rerata
(mg/dl)
SB
P0
P1
P2
24,30a
b
59,08
41,00c
1,15
1,41
0,99
P3
47,65d
1,69
P0
P1
P2
P3
92,41
b
35,19
68,56c
45,84d
a
5,64
4,29
4,20
5,61
F
p
1174,80
0,000
259,643
0,000
SB = Simpangan Baku; F = F-test; p = signifikansi
*Notasi (a,b,c) yang sama menunjukkan tidak berbeda bermakna (p>0,05), notasi yang
berbeda menunjukkan berbeda bermakna. Data diuji dengan Least Significance
Difference (LSD) test
Analisis kemaknaan dengan ANOVA terhadap variable kadar kolesterol
total menunjukkan bahwa nilai F= 468,641 dan nilai p= 0,000. Analisis ANOVA
terhadap variable kadar trigliserida menunjukkan bahwa nilai F= 38,752 dan nilai
p= 0,000. Analisis ANOVA terhadap variable kadar HDL menunjukkan bahwa
nilai F= 1174,80 dan nilai p= 0,000. Analisis ANOVA terhadap variable kadar
LDL menunjukkan bahwa nilai F= 259,643dan nilai p= 0,000. Hal ini berarti
rerata kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL setelah perlakuan (posttest) antar kelompok kontrol (P0), kelompok kontrol positif (P1), kelompok yang
diberikan ALA dengan dosis 5,4 mg (P2) dan kelompok yang diberikan ALA
dengan dosis 10,8 mg (P3) berbeda sangat bermakna (p<0,01).
Uji lanjutan untuk mengetahui perbedaan individual antar kelompok
dengan menggunakan Least Significance Difference (LSD) test (Tabel 5.14)
lxxxviii
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata (p<0,01) untuk tiap-tiap kelompok
perlakuan pada variabel kadar kolesterol total, kadar HDL dan kadar LDL.
Namun pada variabel kadar trigliserida dapat diamatai bahwa tidak terdapat
perbedaan antara kelompok P1 dan P2 (p>0,05) yang menunjukkan bahwa
efektivitas ALA pada dosis pemberian 5,4 mg dan 10,8 mg dalam menurunkan
kadar triliserida adalah sama.
5.5
Analisis Efek Perlakuan Pemberian ALA
Analisis efek perlakuan pada kelompok kontrol (P0), kelompok kontrol
positif (P1), kelompok yang diberikan ALA dengan dosis 5,4 mg
(P2) dan
kelompok yang diberikan ALA dengan dosis 10,8 mg (P3) diuji berdasarkan
rerata kadar kolesterol total, trigliserida, HDL dan LDL masing-masing kelompok
sebelum diberikan perlakuan (pretest)dan sesudah diberikan perlakuan selama 14
hari (posttest). Tabel 5.12 menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol negatif
(P0) terjadi peningkatan kadar kolesterol total dan trigliserida yang tidak
bermakna (p>0,05). Pada kelompok ini juga teramati penurunan kadar HDL yang
sangat bermakna (p<0,01) dan dapat diamati pula terjadinya peningkatan kadar
LDL yang sangat bermakna (p<0,01).
lxxxix
Tabel 5.12
Rerata Nilai Variabel Masing-Masing Kelompok Sebelum dan Sesudah
Perlakuan
Kelompok
Variabel (pretest-posttest)
t
Kolesterol Total
Trigliserida
HDL
LDL
Kolesterol Total
Trigliserida
HDL
LDL
-0,217
-1,115
277,606
-7,709
181,378
1060,572
-3062,418
146,585
0,833
0,294
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Kolesterol Total
Trigliserida
HDL
LDL
Kolesterol Total
Trigliserida
HDL
LDL
29,589
52,218
-138,194
562,729
1316,929
191,541
-3356,413
43,312
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
P0
P1
P2
P3
p
t = t hitung; p = signifikansi
Pada Kelompok kontrol positif (P1) dapat diamati terjadinya penurunan
kadar kolesterol total, trigliserida dan LDL yang sangat bermakna (p<0,01)
disertai dengan peningkatan HDL yang sangat bermakna (p<0,01). Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian obat standar Simvastatin dapat memperbaiki
profil lipid secara optimum.
Pada Kelompok perlakuan 1(P2) juga dapat diamati terjadinya penurunan
kadar kolesterol total, trigliserida dan LDL yang sangat bermakna (p<0,01)
disertai dengan peningkatan HDL yang sangat bermakna (p<0,01). Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian ALA dengan dosis 5,4 mg saja sudah dapat
xc
memperbaiki profil lipid secara optimum. Seperti halnya dapat diamati pada
perlakuan 2 (P3) terjadinya penurunan kadar kolesterol total, trigliserida dan LDL
yang sangat bermakna (p<0,01) disertai dengan peningkatan HDL yang sangat
bermakna (p<0,01). Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ALA dengan dosis
10,8 mg dapat memperbaiki profil lipid secara optimum.
Perubahan profil lipid pada kelompok kontrol negatif (P0), kelompok
kontrol positif (P1), kelompok perlakuan ALA dosis 5,4 mg (P2) dan kelompok
perlakuan ALA dosis 10,8 mg (P3) meliputi perubahan kadar kolesterol total
(Gambar 5.1), trigliserida (Gambar 5.2), kadar HDL (Gambar 5.3) serta kadar
HDL (Gambar 5.4).
Rerata Kolesterol Total
Kadar Kolesterol Total (mg/dl)
P>0,01
219.36 219.82
P<0,01
P<0,01
216.14
218.34
215.47
P<0,01
153.26
123.16
105.64
P0
P1
P2
Pretest
P3
Postest
Gambar 5.1 Grafik Perubahan Kadar Kolesterol Total Sebelum dan Sesudah
Perlakuan Antar Kelompok
Terdapat perubahan profil lipid rerata kadar kolesterol total yang ditunjukkan
Gambar 5.1 pada kelompok P1, kelompok P2 dengan perlakuan ALA dosis 5,4
mg dan kelompok P3 dengan perlakuan ALA dosis 10,8 mg ( p<0,01).
xci
Rerata Kadar Trigliserida
Rerata Kadar Trigliserida (mg/dl)
P>0,01
157.15
168.6
P<0,01
P<0,0
158.74
156.58
P<0,01
156.63
121.48
114.38
86.89
P0
P1
P2
Pretest
P3
Postest
Gambar 5.2 Grafik Perubahan Kadar Trigliserida Sebelum dan Sesudah
Perlakuan Antar Kelompok
Terdapat perubahan profil lipid rerata kadar trigliserida yang ditunjukkan
Gambar 5.2 pada kelompok kontrol P0, kelompok P1, kelompok perlakuan P2
dengan ALA dosis 5,4 mg dan kelompok perlakuan P3 dengan ALA dosis 10,8
mg (p<0,01).
xcii
Rerata Kadar HDL
Rerata Kadar HDL (mg/dl)
P<0,01
P<0,01
P<0,01
59.08
P>0,01
47.65
41
25.35
24.3
26.26
P0
25.12
P1
P2
Pretest
25.73
P3
Postest
Gambar 5.3 Grafik Perubahan Kadar HDL Sebelum dan Sesudah
Perlakuan Antar Kelompok
Terdapat perubahan profil lipid rerata kadar HDL yang ditunjukkan
Gambar 5.3 pada kelompok , kelompok kontrol P0, kelompok P1, kelompok
perlakuan P2 dengan ALA dosis 5,4 mg dan kelompok perlakuan P3 dengan
ALA dosis 10,8 mg (p<0,01).
xciii
Rerata Kadar LDL (mg/dl)
P>0,01
90.98 92.41
Rerata Kadar LDL
P<0,01
P<0,01
90.4
89.58
P<0,01
89.26
68.56
45.84
35.19
P0
P1
P2
Pretest
P3
Postest
Gambar 5.4 Grafik Perubahan Kadar LDL Sebelum dan Sesudah
Perlakuan Antar Kelompok
Terdapat perubahan profil lipid rerata kadar LDL yang ditunjukkan
Gambar 5.4 pada kelompok kontrol P0, kelompok P1, kelompok perlakuan P2
dengan ALA dosis 5,4 mg dan kelompok perlakuan P3 dengan ALA dosis 10,8
mg (p<0,01).
Pada tabel diatas dapat diamati bahwa variable kolesterol antar kelompok
setelah perlakuan berbeda bermakna, ditunjukkan dengan hasil uji One Way
ANOVA dengan nilai p<0,01. Analisis lanjutan dengan LSD menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yg signifikan antar setiap kelompok (p<0,01). Hasil uji One
Way ANOVA pada variable trigliserida juga menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan signifikan antar setiap kelompok perlakuan (p<0,01) namun analisis
LSD menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar trigliserida antar
kelompok P1 dan P2 (p>0,05; dapat diamati nilai p=0,364). Hal ini menunjukkan
bahwa efektifitas ALA pada dosis 5,2 mg maupun 10,4 mg dalam menurunkan
xciv
trigliserida tidak berbeda bermakna. Variable HDL antar kelompok setelah
perlakuan berbeda bermakna, ditunjukkan dengan hasil uji One Way ANOVA
dengan nilai p<0,001. Analisis lanjutan dengan LSD menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan yg signifikan antar setiap kelompok (p<0,05). Hal yg sama juga
diamati pada variable LDL antar kelompok setelah perlakuan berbeda bermakna,
ditunjukkan dengan hasil uji One Way ANOVA dengan nilai p<0,001. Analisis
lanjutan dengan LSD menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yg signifikan antar
setiap kelompok (p<0,05).
BAB VI
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
6.1 Subjek Penelitian
Untuk mengetahui adanya manfaat ALA dalam menurunkan profil lipid
maka sebagai hewan coba digunakan tikus Wistar (Rattus norvegicus) jantan,
dewasa dan sehat, berat badan 180-200 gram. Tikus merupakan salah satu hewan
coba dalam penelitian berbasis percobaan nutrisi (Smith dan Mangkoewidjojo,
1988). Ada dua sifat yang membedakan tikus dari hewan percobaan lain, yaitu
bahwa tikus tidak dapat muntah karena struktur anatomi yang tidak lazim di
tempat esofagus yang bermuara ke dalam lambung, serta tidak memiliki kantong
empedu (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Karakteristik tikus yaitu: (1) tidak
memiliki kantung empedu (gall bladder), (2) tidak dapat memuntahkan kembali
isi perutnya, (3) tidak pernah berhenti tumbuh, namun kecepatannya akan
menurun setelah berumur 100 hari (Sudrajat, 2008).
xcv
Penggunaan tikus Wistar (Rattus norvegicus) telah diketahui sifat-sifatnya
dengan sempurna mudah dipelihara dan cocok untuk berbagai macam penelitian
(Malole dan Pramono, 1989).
Jumlah hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 ekor
tikus Wistar yang terbagi menjadi 4 kelompok masing masing 10 ekor.
79
Yaitu kelompok kontrol negatif (P0) kelompok kontrol positif dengan Simvastatin
10 mg (P1), kelompok perlakuan dengan ALA 5,4 mg (P2) dan kelompok
perlakuan dengan ALA 10,8 mg (P3). Penelitian ini dilakukan selama 56 hari
dimana 42 hari pertamanya diberikan pakan tinggi lemak, yang dilanjutkan 14
hari diberikan ALA. Pengambilan waktu 14 hari berdasarkan penelitian penelitian
sebelumnya yang lamanya bervariasi.
Selama penelitian, hewan coba tidak ada yang mengalami drop out baik
selama induksi, selama perlakuan, selama pengambilan sampel darah, sampai
dengan penelitian berakhir.
6.2
Distribusi dan Varian Data Hasil Penelitian
Data hasil penelitian dari 40 ekor tikus Wistar (Rattus norvegicus) jantan,
berupa variable kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL,
terlebih dahulu dilakukan uji distribusi dan variannya. Untuk uji distribusi
digunakan uji Shapiro-Wilk, yaitu untuk mengetahui normalitas data dan uji
xcvi
homogenitas dengan uji Levene test. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa
masing-masing kelompok baik sebelum perlakuan (pretest) maupun sesudah
perlakuan (posttest) varian data berdistribusi normal dengan nilai p > 0,05 dan
homogen dengan nilai p > 0,05.
Uji ANOVA seperti pada table berikut menunjukkan bahwa seluruh
variable, baik kadar kolesterol total, kadar TG, HDL dan LDL sebelum perlakuan
(pretest) menunjukkan tidak berbeda bermakna karena P>0,05.
6.3
Diet Tinggi Lemak Merupakan Salah Satu Penyebab Dislipidemia
Diet tinggi lemak jenuh yang terus menerus merupakan salah satu faktor
penyebab dislipidemia. Pada penelitian ini diberikan pakan tinggi lemak dan
tinggi kolesterol yaitu kolesterol 1%, kuning telur ayam 5%, lemak hewan 10%,
minyak goreng 1%, makanan standard sampai 100%.
Dengan pemberian diet tinggi lemak selama 35 hari kepada 40 ekor tikus
jantan galur Wistar didapatkan kenaikan kolesterol total dari 110,85 mg/dl
menjadi 219,36 mg/dl atau sebesar 97,89 persen, kenaikan trigliserida dari 82,47
mg/dl menjadi 157,15 sebesar 90,55 persen, kenaikan kolesterol LDL dari 20,39
mg/dl menjadi 90,98 mg/dl atau sekitar 346,20 persen dan penurunan kolesterol
HDL dari 82,47 mg/dl menjadi 25,35 mg/dl atau sekitar 69,26 persen.
Data dari hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hussein at al, 2015
yang menyatakan diet tinggi lemak akan meningkatkan kadar kolesterol total
dalam plasma. Lemak jenuh akan merangsang hati untuk memproduksi banyak
kolesterol dan menyebabkan pengurangan pembuangan kolesterol LDL dalam
xcvii
darah.
Diet tinggi lemak dan kelebihan triasilgliserol menyebabkan jaringan
adiposa patogenik (Adiposopathy) yang menstimulasi peningkatan TNF-α.
Adanya peningkatan TNF-α menyebabkan meningkatnya oksidasi asam lemak
pada hepar sehingga terjadi hipertrigliseridemia, peningkatan sintesis kolesterol
sehingga terjadi hiperkolesterolimia, terjadinya resistensi insulin (Kersshaw dan
Filier, 2004 ; Barzilia dan Rudin, 2005).
Resistensi insulin pada adiposit dapat menurunkan aktivitas enzim
lipoprotein lipase dan clearance VLDL menurun, akibatnya kadar VLDL dalam
darah meningkat, meningkatkan hidrolisis trigliserida, sehingga lipolisis
meningkat dan terjadi hipertrigliseridemia. Hipertrigliseridemia meningkatkan
aktivitas CETP (Cholesterol ester transfer protein) sehingga akibatnya kadar HDL
dalam darah menurun. LDL kaya trigliserida dapat mengalami lipolisis menjadi
small dense LDL (Shulman, 2000). Hal ini terjadi pada keadaan resistensi insulin.
6.4
Pengaruh Pemberian ALA Terhadap Profil Lipid Darah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bradley Carrier (2014) pada
tikus Zucker yang diberi pakan lemak tinggi didapati kadar profil lipid yang
tinggi, yang dikenal dengan dislipidemia dilakukan pemberian ALA dosis kisaran
50-1800 mg memberikan hasil yang bermakna dalam menurunkan kadar
kolesterol total, trigliserida, LDL dan meningkatkan HDL.
xcviii
Dalam penelitian sebelumnya telah digunakan ALA karena ALA memiliki
manfaat sebagai anti obesitas, antihiperlipidemia dan antiinflamasi. Kemampuan
ini dapat digunakan untuk memperbaiki profil lemak dalam tubuh (Zhang, 2007).
Dosis ALA yang dapat memberikan efek perbaikan lipid darah adalah 300
mg (Hussein et al, 2015). Dalam penelitian ini hewan coba diinduksi dislipidemia
dengan pakan tinggi lemak diberikan ALA 5,8 mg dan 10,8 mg selama 14 hari
secara per sonde. Pemberian selama 14 hari ini berdasarkan penelitian Zhang et
al sudah dapat memperbaiki profil lipid pada tikus.
Dalam penelitian ini, ALA yang digunakan dalam bentuk tereduksi yaitu
Dehidro Lipoic Acid (DHLA) R-Isomer. ALA R-Isomer secara alami banyak
terdapat pada sumber makanan hewani dan nabati yang mengandung asam amino
leusin yang nantinya akan berfungsi sebagai kofaktor enzim pada proses respirasi
mitokondria. Namun suplementasi diperlukan karena jumlah ALA yang sangat
terbatas yang dihasilkan tubuh.
Dalam penelitian ini kelompok P2 diberikan ALA secara oral 5,4 mg dan
kelompok P3 diberikan ALA secara oral 10,8 mg secara oral selama 14 hari.
Terdapat perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti dengan peneliti
sebelumnya dalam segi lamanya waktu pemberian ALA, di mana sebelumnya
ALA diberikan selama 30 hari perlakuan.
Hasil penelitian pada variabel kolesterol total menunjukkan bahwa setelah
perlakuan (posttest) rerata kadar kolesterol total kelompok kontrol negatif (P0)
yang diberikan plasebo tidak menunjukkan perubahan. Sedangkan pada kelompok
P1, kelompok P2 dan P3 mengalami penurunan kadar kolesterol total. Hal ini
xcix
membuktikan bahwa dengan plasebo tidak memperbaiki kadar kolesterol total dan
perubahan diet standard tanpa perlakuan, juga tidak memperbaiki kadar kolesterol
total. Hal ini disebabkan karena selama masa induksi dengan pemberian pakan
tinggi lemak dan tinggi kolesterol telah terjadi resistensi insulin.
Hasil penelitian pada variabel trigliserida ini menunjukkan bahwa setelah
perlakuan (posttest) rerata kadar trigliserida kelompok perlakuan 1 (P1) yang
diberikan Simvastatin menunjukkan perubahan signifikan. Sedangkan pada
kelompok perlakuan 1 (P2) dan kelompok perlakuan 2 (P3) penurunan kadar
trigliserida tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa ALA tidak menurunkan
kadar trigliserida secara spesifik.
Pada variabel HDL menunjukkan kenaikan kadar HDL pada masing –
masing kelompok perlakuan, baik pada P1, P2 dan P3 sesudah perlakuan
(posttest). Hal ini terjadi karena adanya peningkatan sintesis apolipoprotein A
yang berperan dalam pembentukkan HDL dalam tubuh. Pada kelompok P0 yang
diberikan plasebo tidak terjadi peningkatan HDL, hal ini membuktikan bahwa diet
standard tidak dapat meningkatkan kadar HDL.
Hasil penelitian pada variabel LDL terdapat penurunan kadar LDL pada
masing – masing kelompok perlakuan, baik pada P1, P2 dan P3 sesudah
perlakuan (posttest).
Hal ini terjadi karena adanya peningkatan aktivitas
lipoprotein lipase (LPL) yaitu enzim yang berperan dalam menghidrolisis VLDL
sehingga tidak dikonversikan menjadi LDL.
6.5 Manfaat ALA Terhadap Perkembangan Ilmu Anti Aging Medicine
c
Penuaan merupakan suatu proses yang kompleks dan akumulasi
menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti
diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehingga tidak dapat
bertahan dan memperbaiki kerusakannya yang meliputi berbagai aspek biologis,
fisiologis, dan biokimia di dalam tubuh. Salah satu aspek pada proses penuaan
yang dapat diukur adalah perubahan biokimiawi profil lipid yaitu terjadinya
dislipidemia dalam tubuh.
Proses penuaan meningkat dan semakin berat apabila disertai sindroma
metabolik seperti dislipidemia, hiperinsulinemia, inflamasi, dan obesitas.
Dengan adanya Anti Aging Medicine yang merupakan bagian ilmu
kedokteran yang menerapkan prinsip prinsip dasar dalam pencegahan berbagai
disfungsi, kelainan dan penyakit yang berkaitan dengan penuaan dapat mencegah
dan memperbaiki keadaan dislipidemia sehingga dapat mengurangi faktor resiko
terjadinya aterosklerosis yang mengancam jiwa.
ALA dalam penelitian ini merupakan salah satu suplemen oral yang
digunakan untuk memperbaiki dislipidemia yang menjadi faktor risiko utama
terjadinya aterosklerosis.
ALA mampu menurunkan profil lipid pada dislipidemia baik yang
terbentuk endogen yaitu pembentukan lipoprotein plasma yang dibentuk oleh hati
maupun dislipidemia yang dibentuk karena eksogen yaitu induksi makanan tinggi
lemak dan tinggi kolesterol. Perbaikan profil lipid cukup dengan dosis ALA 5,4
mg dan menunjukkan bahwa dosis ini dapat digunakan untuk menurunkan profil
lipid darah sehingga mencegah terjadinya penyakit yang berkaitan dengan
ci
penuaan.
Sehingga tujuan AAM untuk memperpanjang masa hidup dalam
keadaan sehat dan sejahtera tercapai.
cii
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian pemberian ALA pada tikus Wistar jantan
selama empat belas hari dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pemberian ALA secara oral dapat menurunkan kadar kolesterol total pada
tikus Wistar (Rattus norvegicus) jantan yang dislipidemia.
2. Pemberian ALA secara oral dapat menurunkan kadar LDL pada tikus Wistar
(Rattus norvegicus) jantan yang dislipidemia.
3. Pemberian ALA secara oral dapat menurunkan kadar trigliserida pada tikus
Wistar (Rattus norvegicus) jantan yang dislipidemia.
4. Pemberian ALA secara oral dapat meningkatkan HDL pada tikus Wistar
(Rattus norvegicus) jantan yang dislipidemia.
Hal tersebut membuktikan bahwa ALA dapat memperbaiki profil lipid
pada keadaan dislipidemia, di mana ALA sebagai antilipid dengan meningkatkan enzim
enzim lipogenik di liver namun tidak lebih baik dari Simvastatin sebagai pilihan obat
yang utama dalam pengobatan dislipidemia.
7.2
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih
lama dan jumlah sampel yang lebih banyak untuk mengetahui efek
penurunan profil lipid yang maksimal.
85
ciii
2. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengukuran berat badan tikus di
akhir penelitian sehingga tidak diketahui pengaruh obesitas terhadap
kenaikan profil lipid, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut
untuk meneliti pengaruh berat badan tersebut.
3. Pada penelitian ini juga tidak dilakukan pemeriksaan kadar VLDL
plasma dan resistensi insulin yang terjadi dalam kaitannya dengan
dislipidemia.
civ
DAFTAR PUSTAKA
Adam, J.M. Dislipidemia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Editor Sudoyo AW
dkk. 2006. Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI: 1948-54.
Amom,Z., Zakaria,Z., Mohamed,J., Azlan,A., Bahari,H., Baharuldin,M.T.H.,
Moklas,M.A., Osman,K., Asmawi,Z., Hassan,M.K.N. 2008. Lipid
Lowering
Effect of Antioxidant Alpha-Lipoic Acid in Experimental
Atherosclerosis.
J.Clin.Biochem.Nutr.,43, 88-94.
Andreassen, E. 2001. Lipoic Acid Improves Survival In Transgenic Mouse
Model’s
Of Huntington’s Disease. In Neuroreport. Volume 12. P: 33713373.
Antioxidant; In Free Biology and Medicine. P: 227-250.
Arivazhagan,P., Panneerselvam,S.R., Panneerselvam,C. 2003. Effect of DL-αLipoic Acid on the Status of Lipid Peroxidation and Lipids in Aged
Rats. Journal of gerontology:Biologycal Sciences 2003, Vol. 58A, N0.9,
788-791.
Aiman, U., Najmi, A., Khan,R. 2014. "Statin Induced Diabetes And Its Clinical
Implications". Journal of Pharmacology and Pharmacotherapeutics
5.3:181.
Bagiada, N. A. 2001. Proses Penuaan dan Penanggulangannya. Denpasar:
Fakultas Kedokteran. Universitas Udayana.
Bahri,T. 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Penyakit Jantung.
Berkson, B.M. 2007. Alpha Lipoic Acid and Liver Disease. Townsend Letter.
Available From: www.townsendletter.com/Dec2007/alphalipo1207.htm.
Accessed 0n December 22nd 2011.
Biewenga, G.P., Haenen, G.R., dan Bast, A. 2007. The Pharmacology of the
Antioxidant Lipoic Acid; In General Pharmacology. P: 315-331.
Bustamante, J. 1998. Alpha Lipoic Acid in Liver Metabolism and Disease.
Available From: www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pubmed/9607614. Accesed on
January 20th 2012.
Cadenas, E., and Packer, L. 2002. Food-Derived Antioxidants: How to Evaluate
Their Importance in Food and In Vivo. Handbook of Antioxidants. Second
Edition. California: Marcel Dekker, Inc. p: 57.
cv
Catala, A. 2006. Lipid Peroxidation. International Journal Biochemistry In Cell
Biology. Volume 38. p:1482-1495.
Condouris, G.A. 1996. "Evaluation Of Drug Activities: Pharmacometrics.
Volumes 1 & 2. D. R. Laurence A. L. Bacharach". The Quarterly Review
of Biology 41.4.
Carrier, B., Wen, S., Zigouras, S., Browne, R. W., Li, Z., Patel, M. S.,
Williamson, D.
L. and Rideout, T. C. 2014. Alpha-Lipoic Acid Reduces
LDL-Particle Number
and PCSK9 Concentrations in High-Fat Fed Obese
Zucker Rats.
Clarkson, P.M. And Thompson, H.S. 2000. Antioxidants: What Role Do They
Play in pH Activity and Health?. American Journal of Clinical Nutrition,
72(suppl), 637S-646S.
Debnath, S., Bindhu, H.P., Babu, N.M., Kureshi, I., Vanitha, G. 2014.
Scandinavian Journal of Pharmaceutical Science and Research.
Donne, D., Isabella, R., and Ranieri, C. 2006. Biomarkers of Oxidatif Damaged in
Human Disease. Clinical Chemistry 52.4:601-623.
Dröge, W.2002. Aging-Related Changes In The Thiol/Disulfide Redox State:
Implications For The Use Of Thiol Antioxidants. Experimental
Gerontology, 37(12), pp.1333-1345.
El Assar, M., Angulo, J., Vallejo, S., Peiro, C., Sanchez-Ferrer, C., and
Rodriguez-Manas, L. 2012. Mechanisms Involved in the Aging-Induced
Vascular Dysfunction. Frontier in Physiology 3.
Franklin, N.C. 2009. Lifestyle and Successful Aging: An Overview. American
Journal of Lifestyle Medicine. Vol.3. No.1. P:6-11.
Friedewald W.T., Levy R.I., Fredrickson D.S. 1972. Estimation of the
concentration of low-density lipoprotein cholesterol in plasma, without use
of the preparative ultracentrifuge. Clin. Chem;18:499–502.
Fowler, B. 2003. Functional and Biological Markers of Aging. In:Klatz, R. 2003.
Aging-Aging Medical Therapeutic volume 5. Chicago : the A4M
Publications.p 43.
Goldberg A.C. 2013. Lipid disorders: Dyslipidemia. The Merck Manual.,
http://www.merckmanuals.com/professional/endocrine_and_metabolic_di
sord ers/lipid_disorders/dyslipidemia.html., 15 May 2014.
cvi
Goldberg, I.J. 2001. Diabetic Dyslipidemia: Causes and Consequenses. Clinical
Review. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 86(3),
pp.965971.
Goldman, R., and Klatz, R. 2003. The New Anti Aging Revolution. Australasian
Edition. Theories of Aging. p: 19-20.
Grundy, S. 1995. Role of low density lipoproteins in atherogenesis and
development of coronary heart disease. Clin. Chem;41:139–146.
Gunawan, C. 2016. Pemberian Alpha Lipoic Acid Pada Tikus Wistar Jantan
Dislipidemia. Denpasar. Universitas Udayana. (Unpublished).
Guyton, A.C., Hall, J.E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran: Metabolisme
lipid. Dalam: Luqman YR, Hartanto, Novrianti, Wulandari, editors. edisi 11.
Jakarta
Penerbit Buku Kedokteran EGC. h. 882-894.
Harding, S.V.,Todd, C.R., and Jones, P.J.H. 2012. “Evidence For Using Alphalipoic Acid In Reducing Lipoprotein And Inflammatory Related Atherosclerotic
Risk” Journal of Dietary Supplement 9.2: 116-127.
Houston,M. 2012. "The Role Of Nutraceutical Supplements In The Treatment Of
Dyslipidemia". The Journal of Clinical Hypertension 14.2: 121-132.
Hussein, S.A., Abdel-mageid, A.D., and Abu-ghazalla, A.M. Biochemical study
on
the effect of alpha-lipoic acid on lipid metabolism of rats fed high fat diet.
Hulbert, A.J., Pamplona, R. Buffenstein, R., Buttemer, W.A. 2007. Life and
Death: Metabolic Rate, Membrane Composition and Life Span of Animals.
Physiol
Rev 87:1175-1213.
Klatz, R. 2003. Anti Aging Medical Therapeutic, vol. 5. Chicago:AFM
Publication, pp. 43-9.
Lilis. 2010. “Pemberian Astaxanthin Oral Memperbaiki Profil Lipid Darah Tikus
Putih Jantan (Albino Rat) Dislipidemia” (Tesis). Denpasar: Universitas
Udayana.
Mahdy, A.K., Wonnerth, A., Huber, K., Wojta, J. 2012. Cardiovascular Disease
Risk Reduction by Raising HDL Cholesterol Current Therapies and Future
Opportunities. British Journal of Pharmacology. Vol.167 (6). p:11771194.
Malole, M.B.M., Pramono C.S.U. 1989. Penggunaan Hewan-Hewan Percobaan di
Laboratorium. Pusat antar universitas, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
cvii
Mirtaheril,E., Pourghassem,B., Gargari. Effect of Alpha-lipoic Acid
Supplementation on Serum Lipid Profile in Women with Rheumatoid
Arthritis. Vol.1.No.1.P:11-18.
Murray, R. K. (2012). Harper's Illustrated Biochemistry. New York, McGrawHill
Medical.
Nilsson, P. 2015. Early Vascular Ageing-A Concept in Development. European
Endocrinology, 11(1),p.26.
Packer, L., Witt, E.H., dan Tritschler, H.J. 1995. Alpha Lipoic Acid as a
Biological Antioxidant; In Free Biology and Medicine. p:227-250.
Pangkahila, W. 2007.
Anti Aging Medicine : Memperlambat Penuaan,
Meningkatkan Kualitas Hidup. Cetakan ke-1. Jakarta: Penerbit Buku
Kompas. Hal:8-9.
Pocock, S. J. 2008. The Size Of a Clinical Trials, A Practical Approach,
Copyright 2008. John Willey & Sons Ltd, The Atrium, Southern Gate,
Cjicester, West Sussex, England.
Puspadewi, A. 2012. Alpha Lipoic Acid Dapat Menurunkan Kadar
Malondialdehyde Darah Tikus Wistar (Rattus Norvegicus) Yang Diinduksi
Borak Secara Oral. Dalam Penelitian Pendahuluan. Universitas Udayana.
Hal 26.
Santoso, E. 2011. Buku Ajar Etik Penelitian Kesehatan. Malang: Universitas
Brawijaya Press.
Seo, E.Y., Ha, A.W., Kim,W.K. 2012. Α Lipoic Acid Reduced Weight Gain And
Improved The Lipid Profile In Rats Fed With High Fat Diet. Nutrition
Research and Practice 6(3):195-200.
Shay, K. P., Moreau, R. F., Smith, E. J., Smith, A. R., & Hagen, T. M. 2009.
Alpha- lipoic acid as a dietary supplement: Molecular Mechanisms and
Therapeutic Potential. Biochimica et Biophysica Acta (BBA), 1790(10), 11491160.
Smith, J.B. dan Mangkoewidjojo,S. 1987. Pemeliharaan, Pembiakan Dan
Penggunaan Hewan Percobaan Di Daerah Tropis Oleh. Jakarta:
International Development Program of Australian Universities and Colleges.
Stone, N.J. 2013. “ACC/AHA Guideline On The Treatment Of Blood
Cholesterol To Reduce Atherosclerotic Cardiovascular Risk In Adults”.
Circulation 129.25 suppl 2: S1-S45.
cviii
Stone N.J., Robinson J.G., Lichtenstein A.H., et al; 2013 ACC/AHA guideline on the
treatment of blood cholesterol to reduce atherosclerotic cardiovascular risk in adults: a
report of the American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on
Practice Guidelines. J Am Coll Cardiol. 2014;63:2889-2934.
Suryohudoyo, P. 2007. Kapita Selekta Ilmu Kedokteran Molekuler. Jakarta:
Sagung
Seto
Valdecantos, M., Pérez-Matute, P., González-Muniesa, P., Prieto-Hontoria, P.,
Moreno-Aliaga, M. and Martínez, J. (2012). Lipoic acid administration
prevents nonalcoholic steatosis linked to long-term high-fat feeding by
modulating mitochondrial function. The Journal of Nutritional
Biochemistry, 23(12), pp.1676-1684.
Winarsi, H. 2007. Antioksidan Alami & Radikal Bebas. Potensi dan Aplikasinya
dalam Kesehatan. Penerbit Kanisius. Jogjakarta. hal: 191-196.
Waspadji, S. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Penerbit FK UI. Jakarta.
Yulies,S. 2010. “Pemberian Astaxanthin Oral Memperbaiki Profil Lipid Darah
Tikus Putih Jantan (Albino Rat) Dislipidemia” (Tesis). Denpasar: Universitas
Udayana.
Yamauchi, T.
Zhang,Y., Han,P., Wu,N., He,B., Lu,Y., Li,S., Liu,Y., Zhao,S., Liu,L., Li,Y.
2011. Amelioration of Lipid Abnormalities by α –Lipoic acid Through
Antioxidative and Anti-Inflammatory Effects. Obesity 19, p:1647-1653.
Zulkhairi,A., Zaiton,Z., Khairul,O., Zanariyah,O., Jamaluddin,M. 2001.The Effect
of
Alpha Lipoic Acid in Blood Lipid Levels and Malondialdehyde in
Atherosclerotic Induced New Zealand White Rabbit. Malaysian Journal of
Medical Sciences. Vol.8,No.1, Januari 2001 (46-52).
cix
LAMPIRAN
Lampiran 1
PERHITUNGAN DOSIS
Perhitungan Dosis berat badan rata-rata tikus galur Wistar jantan = 200 g.
1. Dosis Statin orang dewasa 10mg (Journal AHA, 2014).
Dosis yang digunakan dalam penelitian adalah 10gram.
Dosis konversi Statin dari 70kgBB manusia untuk tikus: 0,018 x 10mg = 0,18 mg
2. Dosis ALA yang digunakan adalah 300mg dan 600mg.
Konversi dosis ALA 70kgBB manusia untuk tikus 0,018 x 300mg = 5,4 mg
Konversi dosis ALA 70kgBB manusia untuk tikus 0,018 x 600mg = 10,8 mg
Dosis Statin ( AHA Guideline 2013)
High-Intensity
Statin Therapy
Moderate-Intensity
Statin Therapy
Low-Intensity
Statin Therapy
Daily dose lowers LDL-C
on average, by approximately
>50%
Daily dose lowers LDL-C,
by approximately 30% to <50%
Daily dose lowers LDL-C,
on average by <30%
Atorvastatin 40-80 mg
Rosuvastatin 20-40 mg
Atorvastatin 10(20) mg
Rosuvastatin 5(10) mg
Simvastatin 20-40 mg
Pravastatin 40(80) mg
Lovastatin 40 mg
Fluvastatin XL 80 mg
Fluvastatin 40 mg BID
Pitavastatin 2-4 mg
Simvastatin 10 mg
Pravastatin 10-20 mg
Lovastatin 20 mg
Fluvastatin 20-40 mg
Pitavastatin 1 mg
BID indicates twice daily
cx
Lampiran 2 KONVERSI PERHITUNGAN DOSIS UNTUK HEWAN COBA
Konversi perhitungan dosis antar spesies berdasarkan luas permukaan
tubuh sebagai berikut:
cxi
Lampiran 3
HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN
Kelompok
Kontrol (-)
Kontrol (-)
Kontrol (-)
Kontrol (-)
Rerata
Standar Deviasi
Kolesterol TG
HDL
LDL
211.18
149.23
26.34
84.82
220.08
158.66
24.04
99.98
228.34
169.71
22.98
85.01
219.03
156.9
24.3
99.76
219.6575 158.625
24.415 92.3925
7.019641 8.448276
1.4046 8.635089
Kelompok
Dosis 5,4mg (P1)
Dosis 5,4mg (P1)
Dosis 5,4mg (P1)
Dosis 5,4mg (P1)
Rerata
Standar Deviasi
Kolesterol TG
HDL
LDL
165.36
130.45
39.89
82.52
155.5
121.15
41.34
78.6
157.93
123.06
40.25
68.65
167.31
132.43
39.8
82.9
161.525 126.7725
40.32 78.1675
5.697897 5.505345 0.707248 6.63603
Setelah semua variable dicoba, variable yg paling feasible untuk digunakan
sebagai dasar perhitungan besar sample menggunakan rumus Pocock adalah kadar
LDL (panah merah).
cxii
Lampiran 4 DATA INDUKSI DISLIPIDEMIA DENGAN PAKAN TINGGI
LEMAK
cxiii
Lampiran 5
DATA PERLAKUAN
cxiv
Lampiran 6
ANALISIS DESKRIPTIF
Data Pretest
Report
Kelompok
Kontrol (-)
kolesterol
N
10
10
219.3620
157.1560
25.3540
90.9800
9.93309
6.83507
1.16494
5.95598
217.2650
155.9900
25.2150
91.3550
Minimum
208.29
148.91
23.95
83.36
Maximum
240.10
168.42
27.40
99.49
10
10
10
10
215.4730
156.5870
26.1650
89.5840
5.08102
4.76444
1.41130
4.99980
217.4100
158.6250
25.9500
91.4800
Minimum
205.44
148.33
24.28
79.82
Maximum
221.32
161.91
28.91
95.39
10
10
10
10
218.3440
158.7430
25.1210
90.4080
6.93838
6.72764
1.03099
4.25888
218.2250
158.6100
25.3900
92.2950
Minimum
209.44
150.09
23.37
83.15
Maximum
230.21
170.30
27.02
94.77
10
10
10
10
216.1440
156.6350
25.7350
89.2620
7.47777
7.41044
1.70361
6.10099
218.2950
158.1400
25.3600
92.5600
Minimum
204.91
145.59
23.02
78.09
Maximum
230.54
171.13
28.92
95.54
40
40
40
40
217.3307
157.2803
25.5938
90.0585
7.43690
6.31819
1.35967
5.21535
217.6950
158.2900
25.3800
91.7600
Minimum
204.91
145.59
23.02
78.09
Maximum
240.10
171.13
28.92
99.49
Median
N
Mean
Std. Deviation
Median
N
Mean
Std. Deviation
Median
Dosis 10,8mg (P2)
N
Mean
Std. Deviation
Median
Total
LDL
10
Std. Deviation
Dosis 5,4mg (P1)
HDL
10
Mean
Kontrol (+)
TG
N
Mean
Std. Deviation
Median
cxv
Data Posttest
Report
kelompok
Kontrol (-)
kolesterol
N
10
10
219.8260
168.6000
24.3030
92.4100
6.70601
3.64080
1.15842
5.64757
220.0900
158.2200
24.1700
92.9800
Minimum
211.18
149.23
22.91
84.82
Maximum
230.91
259.32
26.34
99.98
10
10
10
10
105.6430
86.8970
59.0850
35.1960
4.24671
4.80201
1.41317
4.29654
106.5200
88.8950
58.8300
36.7300
Minimum
99.69
78.58
57.21
28.77
Maximum
111.57
92.16
61.84
40.64
10
10
10
10
153.2680
121.4870
41.0010
68.5620
9.84317
6.39855
.99602
4.20846
155.2150
120.8600
41.3250
70.3750
Minimum
133.37
112.37
39.80
61.29
Maximum
167.31
132.43
42.90
72.90
10
10
10
10
123.1670
114.3870
47.6590
45.8430
7.45430
7.79581
1.69251
5.61014
125.4100
115.3050
47.3050
45.7250
Minimum
112.09
103.07
44.95
38.75
Maximum
137.40
129.26
50.80
52.67
40
40
40
40
Mean
150.4760
122.8428
43.0120
60.5027
Std. Deviation
44.62640
34.08262
12.81508
22.80323
Median
135.3850
119.6750
43.9250
56.9800
Minimum
99.69
78.58
22.91
28.77
Maximum
230.91
259.32
61.84
99.98
Median
N
Mean
Std. Deviation
Median
N
Mean
Std. Deviation
Median
Dosis 10,8mg (P2)
N
Mean
Std. Deviation
Median
Total
LDL
10
Std. Deviation
Dosis 5,4mg (P1)
HDL
10
Mean
Kontrol (+)
TG
N
cxvi
Lampiran 7
UJI NORMALITAS DATA
Data Pretest
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
kelompok
kolesterol
df
Sig.
.914
10
.307
Kontrol (+)
.248
10
.083
.900
10
.218
10
.200
*
.905
10
.248
.200
*
.936
10
.514
.200
*
.903
10
.237
.196
.212
10
.200
Statistic
*
10
Kontrol (-)
.190
10
Kontrol (+)
.235
10
.125
.884
10
.146
Dosis 5,4mg (P1)
.184
10
.200*
.906
10
.252
10
.200
*
.951
10
.680
.200
*
.929
10
.437
Dosis 10,8mg (P2)
LDL
Sig.
.183
Dosis 10,8mg (P2)
HDL
df
Kontrol (-)
Dosis 5,4mg (P1)
TG
Statistic
Shapiro-Wilk
.156
Kontrol (-)
.188
10
Kontrol (+)
.287
10
.019
.868
10
.095
*
.945
10
.606
Dosis 5,4mg (P1)
.199
10
.200
Dosis 10,8mg (P2)
.283
10
.023
.924
10
.391
*
.902
10
.230
Kontrol (-)
.173
10
Kontrol (+)
.247
10
.085
.903
10
.235
Dosis 5,4mg (P1)
.344
10
.001
.802
10
.315
Dosis 10,8mg (P2)
.294
10
.015
.852
10
.461
cxvii
.200
Lampiran 7
UJI NORMALITAS DATA
Data Posttest
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
kelompok
kolesterol
Kontrol (-)
Kontrol (+)
TG
LDL
.174
.182
df
Sig.
10
10
Statistic
df
Sig.
.200
*
.924
10
.396
.200
*
.930
10
.444
.200
*
.945
10
.608
Dosis 5,4mg (P1)
.173
10
Dosis 10,8mg (P2)
.217
10
.199
.935
10
.504
Kontrol (-)
.386
10
.000
.567
10
.879
Kontrol (+)
.230
10
.143
.879
10
.128
Dosis 5,4mg (P1)
.238
10
.114
.881
10
.134
10
.200
*
.959
10
.770
.200
*
.928
10
.427
Dosis 10,8mg (P2)
HDL
Statistic
Shapiro-Wilk
.170
Kontrol (-)
.187
10
Kontrol (+)
.287
10
.019
.865
10
.087
Dosis 5,4mg (P1)
.222
10
.178
.899
10
.211
Dosis 10,8mg (P2)
.282
10
.024
.925
10
.398
*
.903
10
.236
Kontrol (-)
.179
10
Kontrol (+)
.239
10
.112
.890
10
.169
Dosis 5,4mg (P1)
.345
10
.001
.810
10
.319
Dosis 10,8mg (P2)
.255
10
.064
.825
10
.429
cxviii
.200
Lampiran 8
UJI HOMOGENITAS DATA
Data Pretest
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic
kolesterol
Based on Mean
df1
df2
Sig.
1.108
3
36
.359
Based on Median
.742
3
36
.534
Based on Median and with
.742
3
30.364
.535
1.043
3
36
.385
Based on Mean
.386
3
36
.764
Based on Median
.366
3
36
.778
Based on Median and with
.366
3
34.614
.778
Based on trimmed mean
.409
3
36
.747
Based on Mean
.656
3
36
.585
Based on Median
.323
3
36
.808
Based on Median and with
.323
3
29.576
.808
Based on trimmed mean
.610
3
36
.613
Based on Mean
.816
3
36
.493
Based on Median
.436
3
36
.729
Based on Median and with
.436
3
33.264
.729
.787
3
36
.509
adjusted df
Based on trimmed mean
TG
adjusted df
HDL
adjusted df
LDL
adjusted df
Based on trimmed mean
cxix
UJI HOMOGENITAS DATA
Lampiran 8
Data Posttest
Test of Homogeneity of Variance
Levene Statistic
kolesterol
Based on Mean
df1
df2
Sig.
1.405
3
36
.257
Based on Median
.845
3
36
.478
Based on Median and with
.845
3
25.700
.482
Based on trimmed mean
1.354
3
36
.272
Based on Mean
2.603
3
36
.067
Based on Median
1.189
3
36
.328
Based on Median and with
1.189
3
10.084
.362
1.849
3
36
.156
Based on Mean
.577
3
36
.634
Based on Median
.266
3
36
.849
Based on Median and with
.266
3
28.868
.849
.528
3
36
.666
Based on Mean
1.304
3
36
.288
Based on Median
1.309
3
36
.286
Based on Median and with
1.309
3
28.700
.290
1.330
3
36
.280
adjusted df
TG
adjusted df
Based on trimmed mean
HDL
adjusted df
Based on trimmed mean
LDL
adjusted df
Based on trimmed mean
cxx
Lampiran 9
ANALISIS KOMPARASI
Data Pretest
ANOVA
Sum of Squares
kolesterol
TG
HDL
LDL
Between Groups
df
Mean Square
100.123
3
33.374
Within Groups
2056.871
36
57.135
Total
2156.994
39
30.520
3
10.173
Within Groups
1526.344
36
42.398
Total
1556.864
39
6.273
3
2.091
Within Groups
65.827
36
1.829
Total
72.099
39
Between Groups
18.309
3
6.103
Within Groups
1042.487
36
28.958
Total
1060.796
39
Between Groups
Between Groups
cxxi
F
Sig.
.584
.629
.240
.868
1.143
.345
.211
.888
Lampiran 9
ANALISIS KOMPARASI
Data Posttest
ANOVA
Sum of Squares
kolesterol
Between Groups
HDL
3
25243.324
1939.138
36
53.865
Total
77669.109
39
Between Groups
34591.606
3
11530.535
Within Groups
10711.778
36
297.549
Total
45303.384
39
6340.067
3
2113.356
64.761
36
1.799
6404.828
39
19383.640
3
6461.213
895.861
36
24.885
20279.500
39
Between Groups
Within Groups
Total
LDL
Mean Square
75729.971
Within Groups
TG
df
Between Groups
Within Groups
Total
cxxii
F
Sig.
468.641
.000
38.752
.000
1174.800
.000
259.643
.000
Lampiran 10
LEAST SIGNIFICANCE DIFFERENT TEST
DATA POST TEST
Analisis LSD Perbandingan Rerata Seluruh Variabel antar Kelompok
Variabel
Kolesterol Total
Kelompok I Kelompok II
P0
P1
P2
P3
Trigliserida
P0
P1
P2
P3
P1
P2
P3
P0
P2
P3
P0
P1
P3
P0
P1
P2
P1
P2
P3
P0
P2
P3
P0
P1
P3
P0
P1
P2
cxxiii
Rerata Perbedaan
114,18300
66,55800
96,65900
-114,18300
-47,62500
-17,52400
-66,55800
47,62500
30,10100
-96,65900
17,52400
-30,10100
81,70300
47,11300
54,21300
-81,70300
-34,59000
-27,49000
-47,11300
34,59000
7,1000
-54,21300
27,49000
-7,1000
p
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,001
0,000
0,000
0,364
0,000
0,001
0,364
Analisis LSD Perbandingan Rerata Seluruh Variabel antar Kelompok
Variabel
Kelompok I
Kelompok II
HDL
P0
P1
P2
P3
P0
P2
P3
P0
P1
P3
P0
P1
P2
P1
P2
P3
P0
P2
P3
P0
P1
P3
P0
P1
P2
P1
P2
P3
LDL
P0
P1
P2
P3
cxxiv
Rerata Perbedaan
-34,78200
-16,69800
-23,3560
34,78200
18,08400
11,42600
16,69800
-18,08400
-6,6580
23,35600
-11,42600
6,65800
57,21400
23,84800
46,5670
-57,21400
-33,36600
-10,64700
-23,84800
33,3660
22,71900
-46,56700
10,64700
-22,71900
p
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
ANALISIS EFEK PERLAKUAN
Lampiran 11
Kelompok P0
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Pair 1
Kolesterol.Pre -
Std.
Std. Error
Sig. (2-
Deviation
Mean
Lower
Upper
t
df
tailed)
-.46400
6.74783
2.13385
-5.29111
4.36311
-.217
9
.833
-11.44400
32.44265
10.25927
-34.65207
11.76407
-1.115
9
.294
Kolesterol.Post
Pair 2
TG.Pre - TG.Post
Pair 3
HDL.Pre - HDL.Post
1.05100
.01197
.00379
1.04244
1.05956
277.606
9
.000
Pair 4
LDL.Pre - LDL.Post
-1.43000
.58657
.18549
-1.84961
-1.01039
-7.709
9
.000
Kelompok P1
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
of the Difference
Mean
Pair 1
Kolesterol.Pre -
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
Sig. (2Lower
109.83000
1.91486
.60553
69.69000
.20779
.06571
69.54135
Upper
108.46019 111.19981
t
df
tailed)
181.378
9
.000
69.83865
1060.572
9
.000
Kolesterol.Post
Pair 2
TG.Pre - TG.Post
Pair 3
HDL.Pre - HDL.Post
-32.92000
.03399
.01075
-32.94432
-32.89568
-3062.418
9
.000
Pair 4
LDL.Pre - LDL.Post
54.38800
1.17331
.37103
53.54866
55.22734
146.585
9
.000
cxxv
Kelompok P2
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
of the Difference
Mean
Pair 1
Kolesterol.Pre -
Std.
Std. Error
Sig. (2-
Deviation
Mean
Lower
Upper
t
df
tailed)
65.07600
6.95499
2.19936
60.10070
70.05130
29.589
9
.000
37.25600
2.25619
.71347
35.64202
38.86998
52.218
9
.000
-15.62005 -138.194
9
.000
9
.000
Kolesterol.Post
Pair 2
TG.Pre - TG.Post
Pair 3
HDL.Pre - HDL.Post
-15.88000
.36338
.11491 -16.13995
Pair 4
LDL.Pre - LDL.Post
21.84600
.12276
.03882
21.75818
21.93382
562.729
Kelompok P3
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Pair 1
Kolesterol.Pre -
Std.
Std. Error
Deviation
Mean
Sig. (2Lower
Upper
t
df
tailed)
92.97700
.22326
.07060
92.81729
93.13671
1316.929
9
.000
42.24800
.69750
.22057
41.74904
42.74696
191.541
9
.000
.00653 -21.93878
-21.90922 -3356.413
9
.000
9
.000
Kolesterol.Post
Pair 2
TG.Pre - TG.Post
Pair 3
HDL.Pre - HDL.Post
-21.92400
.02066
Pair 4
LDL.Pre - LDL.Post
43.41900
3.17013
1.00248
cxxvi
41.15123
45.68677
43.312
ANALISIS ALA
Lampiran 12
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN
PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS UDAYANA
UPT. LAB. ANALITIK
Kampus Bukit Jimbaran, Telp. 0361701954,
HP.081803134550
No
1
Kode Sampel
Alpha Lipoic
Acid (%)
METODE
Sampel 1
100
HPLC
Bukit Jimbaran, 29 Maret 2016
Kepala UPT Laboratorium Analitik
Universitas Udayana
cxxvii
IDA BAGUS PUTRA MANUABA
Lampiran 13
KOMPOSISI GNC 100MG
Kegunaan: Dapat digunakan untuk penderita diabetes.
Petunjuk Penggunaan: Minum satu atau dua kapsul lunak sehari.
Directions: Take one or two softgel capsules daily.
Komposisi
Tiap kapsul lunak mengandung:
Alpha Lipoic Acid (from Thioctic Acid) 100mg
Other Ingredients: Soybean oil, Gelatin from bovine, Glycerin
(from Vegetable), Riboflavin, Titanium Dioxide (Natural Mineral
Whitener).
Potency verified by GNC procedure#5275.
Conforms to USP <2091> for weight.
Meets USP <2040> disintegration.
Peringatan & Perhatian:
- Hanya untuk penderita kencing manis yag telah ditetapkan
oleh dokter.
- Selama penggunaan, konsultasikan pada dokter secara berkala.
- Penggunaan dosis tinggi sebaiknya dihindari karena dapat
menyebabkan hipoglikemia (sakit kepala, dizziness, fatigue)
yang biasanya dihubungkan dengan kadar gula darah rendah.
cxxviii
- Apabila gejala berlanjut konsultasikan kepada tenaga
medis/dokter.
Penyimpanan di luar jangkauan anak-anak
KEEP OUT OF REACH OF CHILDREN
Simpan di tempat sejuk dan kering
Store in a cool, dry place.
cxxix
ANALISIS PAKAN TIKUS
Lampiran 14
Data BB dan Sisa Pakan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Klp
K1
K2
K3
K4
K5
K6
K7
K8
K9
K10
P1.1
P1.2
P1.3
P1.4
P1.5
P1.6
P1.7
P1.8
P1.9
P1.10
P2.1
P2.2
P2.3
P2.4
P2.5
P2.6
P2.7
P2.8
P2.9
P2.10
P3.1
P3.2
P3.3
P3.4
P3.5
P3.6
P3.7
P3.8
P3.9
P3.10
BB Awal
BB akhir
211
209
208
210
205
204
200
213
215
207
209
215
214
208
213
210
214
215
216
208
209
212
214
209
210
215
216
207
209
206
212
213
210
211
207
206
210
211
213
209
213
214
211
215
210
209
205
215
219
211
212
219
216
213
217
214
219
219
219
213
213
216
217
212
214
219
220
211
214
209
216
217
215
214
211
211
214
215
216
213
1
12
10
11
13
12
14
13
15
14
11
12
14
15
11
12
13
13
14
16
11
10
11
12
14
12
10
11
15
13
12
14
12
13
11
10
11
13
12
10
12
2
11
12
12
10
12
11
13
11
10
12
13
10
11
12
13
10
12
11
10
11
11
13
14
11
12
11
10
12
13
14
10
11
10
11
12
10
11
10
10
12
3
9
9
7
7
8
9
8
12
7
9
8
8
12
7
7
7
7
8
8
7
5
8
11
12
5
6
9
8
7
12
10
8
8
8
9
9
8
9
7
8
4
11
8
9
8
9
10
7
11
8
10
9
9
13
8
9
9
8
19
7
8
8
9
12
9
7
8
10
7
6
11
9
9
7
9
9
8
9
9
10
9
Keteranga:
Setiap pagi diberikan 20 gr pakan
Jumlah yang dicatat jumlah sisa pakan ditimbang tiap pagi
cxxx
5
8
7
8
10
10
8
9
10
9
11
10
7
11
9
10
10
7
8
9
6
10
5
8
11
10
9
7
9
8
12
8
10
10
7
7
9
7
10
11
8
SISA PAKAN HARI KE
6
7
8
9
9
10
11
12
9
10
11
9
12
11
10
9
11
7
10
9
11
9
10
8
7
6
8
9
9
9
7
9
12
13
11
8
10
8
9
10
9
8
9
10
11
8
9
8
10
11
8
11
14
12
12
10
8
20
8
9
11
10
9
7
11
12
8
9
8
10
11
7
9
7
9
10
7
8
8
7
9
6
7
8
7
9
6
9
7
9
10
11
7
10
6
13
7
10
11
10
11
7
8
12
10
9
7
11
8
11
8
7
9
7
8
10
5
8
9
10
8
9
10
11
9
11
12
10
7
8
9
10
8
7
9
10
10
11
8
9
8
10
8
7
10
9
10
9
10
8
11
9
7
9
8
9
6
9
10
11
9
10
8
9
10
10
9
10
8
7
7
7
10
7
9
9
7
8
7
9
7
9
8
8
7
8
7
15
9
7
10
9
8
9
9
9
9
9
7
9
10
8
10
12
10
11
8
10
12
11
8
7
9
12
8
9
7
8
7
9
6
9
8
9
10
8
10
9
8
15
9
11
9
7
8
8
8
6
8
9
7
11
7
7
9
9
12
10
11
15
10
9
6
7
8
7
7
8
10
12
8
9
7
9
7
8
6
9
9
7
9
10
7
9
6
7
7
9
7
9
10
8
10
7
8
7
8
13
7
12
11
11
7
8
8
11
9
7
9
8
12
10
10
9
6
6
7
9
10
7
10
6
10
9
10
8
8
9
10
9
7
9
6
7
9
9
12
9
14
8
8
8
8
9
9
9
12
9
8
9
9
10
8
8
8
7
7
9
7
9
9
11
10
9
8
9
9
9
10
9
10
10
10
9
6
5
7
7
10
Lampiran 15
FOTO – FOTO PENELITIAN
Dokumen Kelompok Kontrol Dan Perlakuan
cxxxi
Dokumen Pemberian Makanan Yang Ditimbang
cxxxii
Dokumen Zat Anestesi
ALA 100 mg GNC
cxxxiii
Tikus putih (Rattus norvegicus) sebagai hewan coba
cxxxiv
Dokumen Pengambilan Sample Darah
cxxxv
Dokumen Dalam Laboratorium Animal
cxxxvi
Download