PENGANTAR AKUNTASI SATU

advertisement
PENDAHULUAN
1.
PENGERTIAN
Akuntasi adalah suatu system informasi, berdasarkan mana pihak – pihak yang
berkepentingan dalam perusahaan mengambil keputusan.
Pihak – pihak yang berkepentingan dalam perusahaan ini, per tama –tama adalah
manajer perusahaan ( management ), selanjutnya para pemenang saham, karyawan,
leveransi , kreditur, pemerintah dan lain – lain. Perlu diketahui bahwa sifat dari pada
berbagi kepentingan itu tidak selalu sama, ada yang proporsional tetapi ada pula yang
kontradiksi. Oleh karena itu, informasi – informasi yang diperlukan sering – sering
berbeda pula.
Akuntasi memberikan informasi mengenai data – data yang dapat dinyatakan dalam
kesatuan uang. Di Indonesia kesatuan uang itu adalah rupiah.
Disamping itu pula Akuntansi dapat diartikan sebagai :
“ Seni untuk mencatat, mengklarifikasikan, mengiktisarkan dan melaporkan dalam bentuk
laporan keuangan, transaksi – transaksi yang telah dilaksanakan oleh suatu perusahaan
dan akhirnya, menginterprestasikan laporan – laporan tersebut “
Dari pengertian tersebut di atas, dapat di jelaskan :
a.
Mencatat ( Recording )
Misalkan saudara akan mendirikan suatu perusahaan dan saudara telah
membeli sebuah mesin seharga Rp. 5.000.000; maka yang pertama –tama dilakukan
adalah mencatat transaksi tersebut dalam suatu formulir. Dokumen dasar atau buku
harian.
b.
Mengklarifikasikan ( classifying )
Ini berarti bahwa kita harus menentukan perkiraan – perkiraan ( rekening
atau account ) mana yang diperbaharui oleh transaksi tersebut, dalam hal di atas
maka perkiraan kas atau bank di kredit dengan Rp 5.000.000 dan perkiraan kas atau
bank di kredit dengan Rp 5.000.000 proses penklarifikasian ini dikerjakan melalui
pos – pos jurnal .
1
c.
Mengiktisarkan ( Summarizing )
Semua transaksi – transaksi yang telah terjadi selama masa pembukuan (
biasanya satu tahun ) di iktisarkan dalam buku besar dan dilaporkan dalam laporan
keuangan.
d.
Melaporkan ( reporting )
Yaitu menyajikan dari pada laporan keuangan yang hasilnya dapat
dikerjakan dari work sheet. Dari laporan keuanga yang terpenting ini adalah Neraca (
balance sheet ) dan laporan rugi – laba ( income statement )
e.
Menginter pretasikan ( interprenting )
Jika pihak – pihak yang berkepentingan itu menerima laporan keuangan,
maka mereke akan menginterprestasi laporan itu untuk mengetahui apa yang telah
terjadi. Berdasarkan penilaian atas keadaan perusahaan dan hasil – hasil yang dicapai
oleh perusahaan itu, maka mereka akan membuat keputusan – keputusan atau
tindakan – tindakan yang sesuai dengan tujuan masing – masing.
2.
FUNGSI AKUNTANSI
Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi akuntansi adalah untuk membantu
masyarakat mengawasi soal – soal keuangan. Didalam rangka fungsi umum ini kita
melihat adanya beberapa fungsi – fungsi khusus yang lazimnya dilakuan oleh seseorang
akuntan.
1. Menghitung laba yang dicapai oleh suatu perusahaan itu. Laporan rugi – laba
dipelukan agar supaya investasi didorong pada sektor - sektor perekonomian yang
menguntungkan masyarakat .
2. Membantu mengamankan dan mengawasi aktiva – aktiva yang dimiliki oleh
perusahaan dengan menciptakan system dan prosedur – prosedur yang dapat
mencegah penyelewengan dan pemborosan.
3. Membantu menetapkan hak masing –masing pihak yang berkepentingan dalam
perusahaan, termasuk hak para pemilik/ pemenang saham, kreditur , karyawan,
jawatan pajak dll.
2
4. Menetapkan patokan – patokan mengenai perstasi dan biaya serta mengukur
perbedaan antara prestasi dan biaya sesungguhnya dengan patokan – patokan itu
dengan tujuan untuk menilai effisiensi.
5. Memberi,kan informasi – informasi yang berguna pada management
informasi mengenai likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas.
3
termasuk
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Kekayaan yang dimiliki sebuah perusahaan disebut harta perusahaan. Istilah yang
umum dalam akuntansi untuk harta adalah aktiva.
Dalam akuntansi yang dipandang sebagai aktiva tidak hanya berupa uang tunai
saja, tetapi juga segala hak yang dapat dinilai dengan uang ( apakah itu persediaan barang
dagangan, piutang, perlengkapan, peralatan, dsb )
Aktiva sebuah perusahaan mungkin saja berasal dari investasi pemiliknya dan
mungkin pula dari pinjaman yang diperoleh dari pihak ketiga.
Investasi pemilik perusahaan biasanya disebut dengan “ Modal Pemilik “ atau
sering di sebut “ modal “ saja
Pinjaman dari pihak ketiga merupakan “ Kewajiban “ ( utang ) bagi perusahaan,
yang harus dilunasi pada waktu yang telah ditentukan.
Kalau misalnya seorang mendirikan sebuah perusahaan dengan menginvestasikan
uang tunai sebesar Rp. 10 Juta kedalam perusahaan yang didirikan itu, maka dalam hal ini
dapat dikatakan bahwa aktiva perusahaan itu pada tanggal pendiriannya hanya terdiri
dari uang tunai sebanyak Rp 10 Juta.
Dengan demikian besar modal pemilik perusahaan itu tentu juga Rp 10 juta. Hal
ini jika dinyatakan dengan sebuah persamaan, maka di peroleh susunan sebagai berikut :
Aktiva = modal
Tetapi jika aktiva yang berupa uang tunai sejumlah Rp 10 Juta itu berasal dari 2
sumber, misalnya :
a.
Pinjaman dari pihak ketiga sebesar Rp 4 juta
b.
Investasi pemilik sebesar Rp 6 Juta .
Maka dalam hal ini susunan persamaan itu adalah :
Aktiva : Kewajiban + Modal
4
Atau dengan singkat :
A:K+M
Bukankah Rp 10 Juta = Rp 4 Juta + Rp 6 Juta
Susunan persamaan A = K + M yang disebut dengan persamaan Dasar
Akuntasi.
Istilah yang juga terpakai dalam akuntansi untuk kewajiban dan modal
bersama – sama di sebut juga dengan´” Pasiva “ jadi :
A:K+M
Aktiva = Pasiva
Adalah juga
Untuk menekankan bahwa para kreditur ( pihak – pihak yang berpiutang )
mempunyai hak utama ( hak Lebih dulu ) atas kekayaan perusahaan, maka rumus A = K +
M dapat diubah menjadi :
A:K - M
Bukankah Rp 10 Juta - 4 juta = 6 jut a
Kewajiban banyak macamnya, contohnya utang usaha, utang wesel, dan
sebagainya. Utang usaha timbul karena telah membeli barang dagangan atau benda lain
atau memperoleh jasa dengan kredit ( dengan pembayaran kemudian ) dari pihak lain.
Utang wesel adalah utang yang disertai dengan sebuah surat perjanjian. Surat ini di sebut
dengan Promes.
Orang atau badan yang berutang disebut Debitur, sedang kan orang atau
badan yang berpiutang disebut “ Kreditur “
5
Untuk membedakan utang usaha dan utang wesel, maka utang usaha
disebut “ Utang Usaha “ atau “ Utang” saja sedangkan Utang Wesel disebut “ Wesel Bayar
“ begitu pula halnya dengan piutang usaha dan piutang wesel. Piutang usaha disebut “
piutang Usaha “atau “ Piutang “ Saja , sedangkan “ piutang wesel “ disebut “ Wesel tagih “.
Pengaruh Transaksi Keuangan Terhadap Persamaan Dasar Akuntansi
Tiap transaksi keuangan perusahaan mengakibatkan timbulnya berbagai
perubahan dalam ketiga unsur persamaan dasar akuntansi. Perubahan mungkin timbul
dalam aktiva saja, mungikin dalam aktiva, kewajiaban dan modal pemilik.
Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh – contoh dari berbagai transaksi
yang disajikan berikut ini :
Transaksi 1
Pada tgl 1 maret 1997, si doel memulai perusahaannya sebagai agen real
estate, dengan menyetor uang tunai pribadinya sebanyak Rp 20.000.000 kedalam kas
perusahaan itu.
Akibatnya dari adanya transaksi adalah :
a.
Timbulnya aktiva sebanyak Rp 20.000.000 dalam perusahaan
b.
Oleh karena uang yang sebesar Rp 20.000.000 itu berasal dari uang pribadi, maka ia
mempunyai investasi sebanyak Rp 20.000.000 sebagai modal dalam perusahaan.
Jadi setelah adanya transaksi tersebut di atas, maka persamaan dasar akuntansi
perusahaan si Doel adalah sebagai berikut ( dalam ribuan )
AKTIVA
Kas rp 20.000
=
=
=
MODAL
Modal Rp 20.000
Transaksi 2
Pada tgl 5 maret 1997 perusahaan si Doel tersebut di atas membeli dengan
tunai sebidang tanah dengan harga Rp 7.000.000
Akibat dari transaksi ini adalah :
a.
Aktiva berupa uang kas berkurang sebesar Rp 7.000.000,00
b.
Aktiva baru, yaitu sebidang tanah, timbul dengan harga Rp 7.000.000
6
Jadi unsur- unsure dalam persamaan dasar akuntansi perusahaan si doel,
sebelum adanya transaksi transaksi tgl 2 dan 5 maret, akibat dari transaksi - transaksi tgl
1 dan 5 maret dan saldo ( sisa ) setelah transaksi tgl 5 maret dapat dilihat sebagai berikut
( dalam ribuan )
Aktiva
=
Modal
Kas
+ Tanah
=
Modal Si Doel
( 1) 20.000
+ -
=
20 .000
( 2) – 7.000
+ 7.000
=
-
13.000
+ 7.000
=
20.000
Transaksi 3
Pada tgl 15 maret perusahaan si Doel membeli dari Atun Sebuah gedung dengan harga Rp
14.000.000,00 sebanyak Rp 5.000.000,00 di bayar per kas ( tunai ) dan sisanya ( Rp
9.000.000,00) dibayar kemudian.
Akibat dari transaksi itu adalah :
a.
Aktiva kas berkurang dengan Rp 5.000.000,00
b.
Aktiva bertambah dengan sebuah gedung dengan nilai Rp 14.000.000,00
c.
Utang usaha timbul kepada Atun sebesar Rp 14.000.000,00
Kalau akibat dari transaksi 1 sampai dengan 3 di atas beserta saldo yang
ditimbulkan diperlihatkan dalam persamaan dasar akuntansi, maka diperoleh visualisasi
yang berikut ini ( dalam ribuan rupiah )
Aktiva
= Kewajiban + Modal
=
Kas + Piutang + Gedung + Tanah
= Utang usaha + Modal
[1] 20.000
=
20.000
[2] -7.000
+ 7.000
=
13.000
7.000
=
20.000
[3] – 5.000
+ 14.000
= 9.000
8.000
14.000 7.000
= 9.000
20.000
[4]
+2.000
- 2.000
=
8.000 +2.000+14.000 + 5.000 = 9.000
+ 20.000
7
Transaksi 4
Pada tgl 20 maret perusahaan si Doel menjual dengan kredit sebagian dari tanahnya
menurut harga perolehannya kepada Mandra, yaitu senilai Rp. 20.000.000
Akibat dari transaksi ini adalah :
a.
Aktiva tanah berkurang dengan harga perolehan sebesar Rp 2.000.000,00;
b.
Aktifa bertambah dengan sebuah piutang usaha kepada pembeli (Mandra) sebanyak
Rp2.000.000,00;
Jika akibat dari transaksi-transaksi 1 s/d 4 di atas beserta saldo-saldo yang
ditimbulkannya, diperlihatkan dalam persamaan dasar akuntansi, maka diperoleh
visualisasi berikut ini (dalam ribuan rupiah)
Aktiva
Kas + Piutang + invent + Tanah
[1] 20.000
[2] -7.000
+ 7.000
13.000
7.000
[3] – 5.000
+ 14.000
8.000
14.000 7.000
[4]
+2.000
- 2.000
8.000 +2.000+14.000 + 5.000
= Kewajiban + Modal
=
= Utang usaha + Modal
=
20.000
=
=
20.000
= 9.000
= 9.000
20.000
=
= 9.000
+ 20.000
Transaksi 5
Pada tgl 23 maret perusahaan si Doel membeli inventaris ( peralatan ) dengan
kredit dari Firma Karnos dengan harga Rp 1.500.000
Tttransaksi ini menimbulkan perubahan – perubahan berikut ini dalam aktiva dan
kewajiban :
a.
Aktiva bertambah dengan investaris seharga Rp 1.500.000,00 :
b.
Utang usaha bertambah, yaitu kepada Firma Karnos sebanyak Rp 1.500.000,00 ;
Jika akibat dari transaksi 1 s/d di atas diperlihatkan dalam persamaan dasar
akuntansi, maka
8
diperoleh visualisasi berikut ini ( dalam ribuan rupiah )
Aktiva
= kewajiban +
modal
(1 ) 20.000
=
+ 20.000
( 2 ) – 7.000
+ 7.000 =
Kas +
Piutang
Invert +
gedung +
13.000
7.000 =
( 3 ) – 5000
+ 14.000
8.000
14.000
( 4)
20.000
= 9.000
7.000
+ 2.000
= 9.000
+ 20.000
- 2.000 =
8.000 2.000
( 5)
tanah
14.000
7.000
= 9.000
+ 1.500
= 1.500
8.000 + 2.000 + 1.500 + 14.000 + 5.000
= 10.500
20.000
+ 20.000
Transaksi 6
Pada tgl 25 maret perusahaan si Doel menerima komisi berupa uang tunai atas
jasanya sebanyak Rp 3.000.000,00
Transaksi ini menimbulkan perubahan – perubahan berikut :
a.
Aktiva kas bertambah dengan Rp 3.000.000,00
b.
Oleh Karena transaksi tersebut tidak menimbulkan perubahan, baik dalam aktiva
yang lain maupun dalam kewajiban, maka besar modal bertambah dengan
penerimaan komisi itu, yaitu sebesar Rp 3.000.000,00;
Jika akibat transaksi – transaksi 1 s/d 6 di atas diperlihatkan dalam persamaan
dasar akuntansi, maka diperoleh visualisasi berikut ini ( dalam rupiah ).
9
Aktiva Aktiva
= kewajiban + modal
=
Kas +
Piutang +
Invert +
gedung +
tanah
(1 ) 20.000
= Utang Us + Mo. Doel
7.000 =
( 2 ) – 7.000
+ 14.000
13.000
= 9.000
7.000
=
( 3 ) – 5000
+ 14.000
= 9.000
8.000
14.000
7.000 = 9.000
( 4)
+ 2.000
8.000
2.000
( 5)
2.000
1.500
14.000
5.000
2.000
20.000
1.500
1.500
= 9.000
20.000
= 1.500
14.000
5.000
( 6 ) 3.000
11.000
20.000
- 2.000 =
+ 1.500
8.000
20.000
14.000
5.000
= 10.500
+20.000
=
+ 3.000
= 10.500
23.000
Transaksi 7
Pada awal tgl 30 maret perusahaan Si Doel membayar gaji para karyawannya sebasar Rp
500.000,00;
Transaksi ini menimbulkan perubahan – perubahan sebagai berikut :
a.
Aktiva kas berkurang dengan Rp 500.000,00
b.
Oleh karena tidak ada timbul perubahan dalam aktiva lain maupun dalam kewajiban,
maka disamping berkurangnya aktiva kas dengan Rp. 500.000,00 besar modal ikut
pula berkurang dengan jumlah tersebut.
Kalau akibat dari transaksi 1 s/d 7 di atas diperlihatkan dalam persamaan dasar
akuntansi , maka
Diperoleh visualisasi yang berikut ini ( dalam ribuan rupiah )
10
Aktiva
= kewajiban + modal
=
Kas +
Piutang +
Invert +
gedung +
tanah
= Utang Us + Mo. Doel
(1 ) 20.000
7.000 =
( 2 ) – 7.000
+ 7.000 = 9.000
13.000
7.000
=
( 3 ) – 5000
+ 14.000
= 9.000
8.000
14.000
7.000 = 9.000
( 4)
+ 2.000
8.000
14.000
5.000
+ 1.500
8.000
2.000
2.000
1.500
14.000
5.000
1.500
14.000
5.000
( 7) – 500
10.500
1.500
14.000
5.000
( 8 ) – 1.000
9.500 +
= 9.000
2.000+
1.500+
20.000
= 10.500
20.000
=
3.000
= 10.500
23.000
=
2.000
20.000
= 1.500
( 6 ) 3.000
11.000
+20.000
- 2.000 =
2.000
( 5)
20.000
14.000+
5.000
- 500
= 10.500
22.500
=
- 1.0000
= 10.500 +
21.500
Transaksi 8
Pada tgl 30 Maret si Doel mengambil uang aebanyak
Rp 1.000.000 dari
perusahaan untuk keperluan privenya ( pribadinya).
Transaksi ini menimbulkan perubahan – perubahan sebagai berikut :
a.
Aktiva kas berkurang dengan Rp 1.000.000
b.
Oleh karena tidak timbulnya perubahan dalam aktiva lain maupun dalam kewajiban,
maka berkuranglah aktiva kas dengan Rp 1.000.000 itu besar modal juga ikut
berkurang dengan jumlah tersebut.
Jadi akibat dari transaksi 1 s/d 8 di atas diperlihatkan dalam persamaan dasar
akuntansi,
Maka diperoleh visualisasi berikut ini ( dalam ribuan rupiah )
11
Perubahan – perubahan tersebut diatas ( yang ditimbulkan
oleh transaksi –
transaksi 1 s/d 8 ) dapat dituturkan dengan kata – kata sebagai berikut :
(1)
Bertambahnya nilai sesuatu aktiva diimbangi dengan bertambahnya besar modal
(2)
Bertambahnya nilai sesuatu aktiva diimbangi dengan berkurangnya nilai sesuatu
aktiva lain
(3)
Bertambahnya nilai sesuatu aktiva diimbangi dengan berkurangnya nilai sesuatu
aktiva lain dan bertambahnya nilai sesuatu kewajiban
(4)
Berkurangnya nilai sesuatu aktiva diimbangi dengan bertambahnya nilai suatu
aktiva lain
(5)
Bertamahnya nilai sesuatu aktiva diimbangi dengan bertambahnya nilai suatu
kewajiban
(6)
Bertambahnya nilai sesuatu aktiva diimbangi dengan bertambahnya besar modal
(7)
Berkurangnya nilai sesuatu aktiva diimbangi dengan berkurangnya besar modal
(8)
Berkurangnya nilai Sesuatu aktiva diimbangi dengan berkurangnya bbesar modal
Tujuan pokok dari sebuah perusahaan adalah memperbesar modal pemilik dengan
memperoleh
Laba atau penghasilan bersih. Atas dengan jalan menjualkan barang – barang tak bergerak
atas dasar komisi untuk pemililknya. Tentu saja perusahaan si Doel akan memperoleh
laba hanya kalau jumlah komisi yang di dapatnya lebih besar dari pada jumlah biaya yang
dipikul untuk melakukan penjualan – prnjualan itu.
Komisi yang diperoleh adalah sebuah contoh yang dalam akuntansi digolongkan
sebagai pendapatan. Biaya adalah benda atau jasa yang dipakai untuk memperoleh
pendapatan dalam operasi suatu perusahaan, misalnya : pemakaian perlengkapan, sewa
gedung yang ditempati oleh perusahaan, rekening yang dibayar untuk pemakaian telepon
dan sebagainya.
Komisi yang diperoleh tidak hanya menambah nilai aktiva, tetapi juga menambah
besar modal pemilik. Sebaliknya biaya yang merupakan beban bagi perusahaan tidak
hanya mengurangi nilai aktiva, tetapi juga mengurangi besar modal pemilik. Jadi, akibat
yang ditimbulkan oleh sesuatu biaya berlawanan dengan akibat yang ditimbulkan oleh
sesuatu pendapatan. Kalau jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, maka
12
selisihnya disebut penghasilan bersih atau laba bersih. Sebaliknya kali jumlah biaya lebih
besar daripada jumlah pendapatan, maka selisihnya disebut penghasilan bersih atau laba
bersih. Sebaliknya kalau jumlah pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, maka
selisihnya disebut penghasilan bersih atau laba bersih. Sebaliknya kalau jumlah biaya
lebih besar daripada pendapatan, maka selisihnya disebut rugi.
Untuk menggambarkan akibat dari komisi yang diperoleh dan akibat dari biaya
yang membebani perusahaan bisa dilihat pada transaksi 6 dan 7 dimuka.
LAPORAN KEUANGAN
1. Pengantar
Salah satu tujuan dari akuntansi adalah memberikan informasi kuangan baik kepada
pemilik
perusahaan
maupun
kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan
lainya
(management, kreditur, investor, pemerintah, stock holder, dll). Bagian yang paling
penting dati akuntansi itu dilaporkan secara formal pada berbagai daftar, yang masingmasing disebut laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah laporan dari transaksi keuangan perusahaan selama satu
tahun dn pada waktu akhir periode pembukuan.
Laporan keuangan berdasar jenis dan pemakainya bisa dipisahkan dan digambarkan
sebagai berikut :
Extern
Neraca
User
Laporan
Lap. Rugi-Laba
Jenis -
Lap. Sumber dan
Penggunaan Dana
Intern
Lap. Perubah. Modal
13
2.
Jenis Laporan Keuangan
Pada dasarnya laporan keuangan bisa dikelompokkan menjadi dua :
Pertama laporan keuangan utama yang terdiri dari Neraca, Laporan rugi-laba, Laporan
sumber dan penggunaan dana.
Kedua Laporan tambahan yaitu laporan perubahan sosial.
LAPORAN KEUANGAN
1.
Pengantar
Salah satu tujuan dari akuntansi adalah memberikan informasi keuangan baik
kepada pemilik perusahaan maupun kepada pihak-pihak yang berkepentingan lainnya
(management, kreditur, investor, pemerintah, stock holder, dll). Bagian yang paling
penting dari akuntansi itu dilaporkan secara formal pada berbagai daftar yang masingmasing disebut laporan keuangan.
2.
NERACA
Sebuah laporan keuangan perusahaan yang merupakan informasi bagi yang
berkepentingan tentang posisi keuangan perusahaan adalah neraca.
Neraca sama halnya dengan timbangan yang dipergunakan sehar-hari, berfungsi
untuk menimbang bobot. Di dalam kehidupan sehari-hari diketahui adanya bermacammacam neraca/timbangan. Fungsinya kelihatannya berlain-lainan, tetapi pada hakekatnya
sama, yaitu untuk menimbang berat. Di dalam akuntansi juga terdapat bermacam-macam
neraca, yang gunanya untuk menimbang nilai-nilai financial di dalam suatu rumah tangga
perusahaan (going concern)
2.1 Pengertian neraca
Yang dimaksud dengan Neraca adlah sebuah daftar yan memuat secara terperinci
keadaan aktiva perusahaan, keadaan kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, dan
dasar modal pemilik perusahaan itu pada suatu waktu tertentu.
Disamping itu pula biasanya yang dimaksud dengan neraca adalah neraca pada
permulaan atau pada akhir periode. Neraca permulaan periode ialah neraca pada tanggal
1 januari, sedangkan neraca akhir periode ialah neraca pada tanggal 31 desember. Oleh
14
karena pengertian periode di dalam akuntansi itu dapt ditentukan, misalnya satu minggu,
satu bulan, satu lwartal, satu semester, satu tahun, bahkan satu hari, maka dengan
demikian neraca itu tidak perlu harus dibuat untuk tanggal – tangal tertentu, tetapi dapat
dibuat pada tiap – tiap saat dikehendaki.
Dengan demikian neraca dapat pula didefinisikan : suatu daftar nilai aktiva, utang,
dan modal pada suatu saat, pada suatu hari atau pada suatu tanggal tertentu.
Ketiga – tiganya komponen itu semua terdapat di dalam suatu daftar, sehingga
dengan demikian satu sama lain dapat dilihat hubungan dan imbangnya. Daftar nilai
kekayaan saja belum dapat dikatakan neraca, juga belum merupakan neraca suatu daftar
yang hanya memuat nilai utang atau hanya memuat nilai modal. Neraca pada hakekatnya
adalah perwujudan dari persamaan akuntansi ( Accounting equation ) yang harus
memuat aktiva dan modal, atau ( jika ada utang ) memuat aktiva, utang modal.
2.2 Bentuk Neraca
Daftar yang memuat nilai – nilai aktiva, utang dan modal yang disebut neraca itu
dapat berbentuk horizontal atau vertical.
2.2.1. Bentuk Horizontal artinya bentuk yang mempunyai dua sisi yang sebelah –
menyebelah, yaitu sisi kiri dan sisi kanan. Ini disebut juga dengan bentuk skontro :
memuat aktiva sebelahkiri ( disebut sisi debit ) dan utang serta modal disebelah
kanan ( disebut sisi kredit ).
Seluruh nilai – nilai disebelah kiri ( debit ) biasanya disebut aktiva (assets )
sebaliknya yang berada disebelah kanan ( kredit ) seluruhnya disebut pasiva (
equities ).
Neraca bentuk skontro ini dapat juga disebut dengan neraca bentuk perkiraan (
account form ), dan bentuk ini banyak digunakan / dijumpai pemakaiannya di
Indonesia.
2.2.2 Bentuk Vertikal artinya bentuk yang bersusun dari atas kebawah, dengan urut –
urutan yang diatas adalah aktiva, ditengah utang, dan yang paling bawah adalah
modal.
Bentuk yang vertical ini disebut juga bentuk laporan ( report form ) atau bentuk
Staffel.
15
Disamping kedua bentuk di atas juga terdapat bentuk lain yang merupakan variasi
dari bentuk “ kedudukan financial “ ( finantial position form), bentuk ini menitik beratkan
“ modal kerja” dan “ Modal tetap “ .
2.3 Beberapa Hal Yang Perlu Diingat Mengenai Sebuah Neraca
1)
Kepala ( heading ) neraca mula – mula menyebutkan nama perusahaan, sudah itu
macam laporan / kata Neraca dan kemudian menyebutkan tanggal yang
menyebutkan keadaan keuangan perusahaan
2)
Neraca, sebagai laporan keuangan perusahaan tidak memuat kekayaan pribadi
pemilik diluar perusahaan ( misalnya rumah kediaman, mobil pribadi, dan lain –
lain ), juga tidak menyebutkan utang pribadi pemilik diluar perusahaan, jadi modal
yang di perhatikan dalam daftar itu hanyalah menyebutkan besar investasi pemilik
pada tanggal yang tercantum dalam neraca tersebut.
3)
Tiap catatan yang terdapat dalam neraca harus menyebutkan nilai dalam rupiah.
Sesuatu yang tidak dapat diberi nilai uang rupiah tidak boleh dimuat dalam neraca.
2.4 Kegunaan Neraca
Neraca sebagaimana telah disebutkan di atas adalah potret financial dari sesuatu
perusahaan, yang bagi pembacanya akan memberikan informasi yang sangat berharga. Di
dalam pelajaran “ Analisa Rancana “di ajarkan bagaimana cara – cara menilai suatu
perusahaan, secara teoritis dapat dilihat dari angka – angka yang terdapat di dalam
neraca, selain mengenai likuiditasnya, perbandingan antara besarnya utang dengan
modal, tingkat solvabilitas dan lain sebagainya.
Oleh sebab itu orang yang dapat membaca neraca dan tahu seluk – beluk pembuatan
neraca, akan dapat memberikan penilaian terhadap keadaan perusahaan. Harus
dimengerti bahwa neraca itu dapat dibuat untuk memenuhi berbagai keperluan dan
tujuan. Neraca yang dibuat untuk keperluan umum, juga tidak sama dengan neraca yang
dipergunakan untuk keperluan para pemegang saham, juga berbeda dengan neraca untuk
keperluan kantor pajak. Dengan demikian akan dapat dibuat bermacam – macam neraca
sesuai dengan keperluan penggunanaya.
16
Berhubungan dengan berbagai kegunaan dan pengguna neraca itu, maka timbulah
bebrapa jenis neraca menurut tujuannya, yaitu neraca interen, neraca ekstern, neraca
fisikal dan neraca management. Mengingat bahwa neraca itu dapat dibuat sedemikian
rupa sesuai dengan maksud dan tujuan penggunannya, maka timbullah pelajaran yang
khususnya membicarakan ini yang disebut “ Analisa Neraca “
2.5 Contoh Bentuk Neraca
Contoh neraca dapat dilihat dari hubungan persamaan dasar akuntansi dengan
neraca. Neraca dapat diibaratkan sebagai sebuah gambaran yang memberikan perincian
komponen – komponen persamaan dasar akuntansi. Sebagai contoh baik bentuk
horizontal maupun bentuk vertical, ambilah transaksi yang terdapat pada perusahaan si
Doel pada tanggal 1 maret 1997.
Yang transaksinya dimana tanggal 1 maret 1997 si Doel menyetor atau menginvestasikan
uangnya kedalam perusahaan sebanyak Rp 20.000.000,00; kedalam kas perusahaan ialah
:
Aktiva
=
modal
Kas = Rp 20.000.000
= mad. Doel = Rp 20.000.000
Jadi, neraca perusahaan si Doel pada 1 maret 1997, dapat disusun sebagai berikut ;
SI DOEL AGEN REALASTATE
NERACA
Per, 1 Maret 1997
AKTIVA
Kas ……………………
MODAL
Rp20.000.000
modal si Doel
Rp 20.000.000
Jika keseluruhan transaksi keuangan yang terjadi pada perusahaan Si Doel maka
dapat dilihat seperti berikut ini :
17
SI DOEL AGEN REALESTATE
NERACA, 31 Maret 1997
AKTIVA
PASIVA
Aktiva Lancar
Utang Lancar
kas……………………… Rp 9.500.000
Utang Usaha …..
piutang ……………….
Rp 10.500.000
2.000.000
Aktiva Tetap
Inventaris …………..
1.500.000
Gedung ………………
14.000.000
Tanah …………………
5.000.000
Modal
Modal Doel ……
21.500.000
Bentuk Staffel / Vertikal
SI DOEL AGEN REALESTATE
NERACA
Per, 31 Maret 1997
Kas………………………………………………………………… Rp
9.500.000
00
Piutang ………………………………………………………….
2.000.000
00
Inventaris……………………………………………………….
1.500.000
00
Gedung………………………………………………………….
14.000.000 00
Tanah…………………………………………………………..
5.000.000
Total Aktiva
Rp 32.000.000
KEWAJIBAN
Utang Usaha…………………………………………………...
Rp 10.500.000
MODAL PEMILIK
Modal Doel…………………………………………………….
Rp 21.500.000
rp
18
32.000.000
00
2.6 Penggolongan Pos – Pos Neraca
Agar supaya diperoleh gambaran yang jelas, terutama untuk kepentingan
pemeriksaan, penilaian, interprestasi, analisis dan tujuan – tujuan lainnya, maka pos – pos
di dalam neraca itu terdiri atas dua bagian pokok yaitu disebelah kiri ( debit ) yang
disebut aktiva dan disebelah kanan ( kredit ) yang disebut pasiva.
Aktiva dapat dibagi kedalam kelompok – kelompok :
1) Aktiva lancar ( current assets )
2) Aktiva investasi tetap ( permanen investment assets )
3) Aktiva tetap berujud ( Tangible fixed assets )
4) Aktiva tak berwujud ( Intangible assets )
Pasiva dapat dibagi kedalam kelompok – kelompok :
1) Utang jangka pendek atau utang lanacar ( current liabilities )
2) Utang jangka panjang atau utang tetap (long term liabilitas atau fixed liabilities )
3) Modal ( capital )
1) Aktiva Lancar
Yang masuk golongan aktiva lancar antara lain adalah semua aktiva perusahaan
yang berupa kas, berbagai – bagai aktiva lain yang akan lekas berubah menjadi kas (
piutang usaha, wesel tagih, persediaan barang dagangan ) atau yang akan digunakan oleh
perusahaan dan akan akan habis didalam waktu yang relatif singkat biasanya dalam
waktu satu tahun seprti missalnya persediaan perlengkapan toko ( kertas bungku, tali
pengikat dan lain – lain ) dan prsediaan perlengkapan kantor ( kertas tik , pita mesin tik,
material, dll )
2) Aktiva Investasi
Yaitu surat – surat berharga yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk jangka
waktu lama, yaitu lebih dari satu tahun. Surat – surat berharga itu tidak diperjual
belikan, melaikan ditahan dengan tujuan untuk diperoleh hasilnya. Misalnya dalam
bentuk dividen atau bunga. Tujuan lain adalah untuk menguasai perusahaan yang
mengeluarkan surat saham atau obligasi tersebut.
19
3) Aktiva Tetap
Aktiva tetap tangible adalah aktiva tetap yang berwujud yang oleh perusahaan
digunakan di dalam waktu jangka panjang (lebih dari satu tahun). Aktiva tetap ini dibeli
tidak untuk diperdagangkan, melainkan untuk dipakau. Yang termasuk dalam aktiva tetap
(fixed assets) antara lain : tanah, bangunan, mesin-mesin, peralatan/perabot, kendaraan
dsb.
4) Aktiva Tak Berujud
Yaitu aktiva yang tidak berujud, tetapi bernilai atai ada nilainya bagi perusahaan
dan merupakan kekayaan bagi perusahaan, antara lain :
a. Copyright (Hak cipta karangan) yaitu hak atas penerbitan sesuatu hasil karangan
yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang atau lembaga. Copyright ini
dapat diperjual belikan seperti halnya dengan aktiva lain, tetapi ada perbedaan
dan batas waktunya.
b. Patent (hak cipta penemu) yaitu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada
seseorang yang menemukan hasil atau pendapat baru. Ini juga dapat dijual
belikan, seluruhnya atau sebagian.
c. Goodwill ialah suatu nilai yang terkandung dan yang ada didalam perusahaan.
Goodwill bisa terjadi karena leteak perusahaan, service atau kebiasaan, ini juga
dapat diperjual belikan.
d. Leasehold (hal sewa) adalah yang timbul dari perjanjian sipil.
e. Franchise ialah hak yang diberikan oleh pemerintah untuk menggunakan tempat
atau ruangan milik pemerintah dengan cara membayar selama jangka waktu
tertentu.
1. Utang jangka pendek
Adalah suatu kewajiban yang harus dibayar didalam jangka waktu paling
lama satu tahun atau kurang. Termasuk dalam utang jangka pendek ini antara lain
adalah :
Utang usaha, wesel bayar, dividen yang masih harus dibayar, penghasilan diterima
lebih dulu, dan kewajiban lain yang belum dapat dipenuhi.
20
2. Utang jangka panjang
Adalah utang yang akan dulunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
Termasuk utang jangka panjang adalah antara lain utang obligasi dan utang
hipotek.
Utang hipotek (hipotek u/m) masuk golongan kewajiban jangka panjang,
utang ini timbul kerena meminjam uang dari pihak lain dengan jaminan barang tak
bergerak (tanah, rumah). u/m adalah singkatan dari “uang masuk” yang berarti
yang yang masuk perusahaan karena pinjam.
3. Modal
Di dalam perusahaan perseorangan yang termasuk modal hanyalah modal
pribadi, di dalam perseeroan terbatas (PT) termasuk ke dalam kategori modal
antara lain ; modal saham, laba yang ditahan, cadangan dan nilai lebih.
2.2 Laporan Laba Rugi
Adalah laporan hasil usaha perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Yang terdiri
dari pendapatan dari penjualan utama sampingan. Luar biasa dan biaya – biayanya.
Laporan rugi – laba harus disusun per kelompok pendapatan mulai pendapatan
utama, pendapatan diluar operasi dan pendapatan luar biasa.
Laporan rugi laba dapat disusun berdasarkan metode :
1. All Inclusif
Artinya seluruh pendapatan, biaya, laba dan rugi harus dicantumkan termasuk
laba rugi luar biasa yang terjadi pada periode buku tahun bersangkutan.
2. Current Performance
Artinya hanya pendapatan yang regular saja dilaporkan. Hal – hal yang luar biasa
tidak dicantumkan dalam laporan rugi – laba tetapi tampak dalam laporan
perubahan modal.
Sedangkan dalam penyajian ada beberapa cara yang bisa dilakukan yaitu :
1. Multiple Step
Yaitu setiap keompok pendapatan disajikan terpisah dengan kelompok pendapatan lain.
Misalnya pendapatan operasi, pendapatan diluar operasi terakhir pendapatan luar biasa
21
2. Single Step
Yaitu tidak ada pemisahan jenis ( kelompok ) pendapatan, jadi seluruh pendapatan
dijumlahkan dikurangi seluruh biaya yang terjadi.
2.1 contoh 1. Laporan Rugi – laba
PT “ ANGGIA”
Laporan Rugi – Laba
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011
Penjualan
Rp 6.000.000
Harga Pokok Penjualan
Rp 5.110.000
(-)
Laba Kotor Operasi
Rp
890.000
Biaya Oprasional :
Penjualan
Rp
44.000
Adm Dan Umum
Rp
80.000
Penyusutan
Rp
200.000
(+)
Rp 324.000
(-)
Laba bersih operasi
Rp 5.66.000
Laba dan biaya luar biasa ;
Bunga wesel :
Rp
20.000
Bunga obligasi
Rp
80.000
Penghasilan Bunga
(Rp 30.000)
( +)
Rp 70.000
( -)
Laba bersih sebelum pajak
Rp 496.000
Pajak Penghasilan 40 %
Rp 198.000
(-)
Rp 297.600
Laba Bersih ( untuk pemegang saham )
22
2.3 Laporan Perubahan Modal
Adalah laporan tentang perubahan modal selama periode buku, yang meliputi saldo
awal, perubahan dan saldo akhir
Laporan perubahan modal disusun sesuai dengan metode laporan rugi – laba,
apabila laporan rugi – laba menggunakan metode All Inclusif maka laporan perubahan
modal akan berubah hanya dari “ Laba bersih dan elemen luar biasa “ apabila metode
laporan rugi laba Current Performanca , laporan perubahan modal akan tampak “ laba
bersih sesudah pajak “ dan “ Elemen luar biasa”
Contoh 1: Laporan Perubahan Modal
PT “ ANGGIA “
Laporan Perubahan Modal ( laba Belum di bagi )
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 1997
Laba belum dibagi 1/1/1997
Rp 5.240.000,00
Laba bersih & Elemen Luar Biasa 1997
Rp 533.600,00
Laba siap dibagi
Rp 5.773.600,00
Ividen saham biasa
( Rp 1.500.000)
Laba belum dibagi ( ditahan ) 31/12’97
Rp 4.273.600,00
2.4 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Adalah laporan tentang sumber dana yang biasanya diartikan sebagai modal kerja
dan pos – pos pengunaan selama satu periode buku dari dana tersebut.
Laporan sumber dan penggunaan dana disusun berdasarkan pos – pos sumber dana
dan penggunaan dana yang tersedia selama satu periode buku.
Contoh 1 : Laporan Sumber dan Pengunaan dana.
23
PT. Nusantara
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana
Sumber Modal Kerja
Laba Bersih
Rp. 10.000.000
Biaya Bukan Kas :
-
Depresiasi
8.600.000
-
Pengeluaran Saham Baru
26.000.000
Jumlah Sumber Modal Kerja
44.600.000
Penggunaan modal kerja
-
Penambahan gedung
8.000.000
-
Pembeyaran dividen
15.700.000
Jlh. Penggunaan Modal Kerja
23.700.000
Kenaikan modal kerja
Rp 20 .900.000
JURNAL
1. Pengantar
Jurnal merupakan catatan awal dalam akuntansi. Dalam akuntansi terdapat perkiraan
– perkiraan seperti : Aktiva, kewajiban Modal. Penentuan daripada perkiraan – perkiraan
apa yang harus debit dan perkiraan mana yang harus di kredit disebut “ Menal “
Kiraan – perkiraan tersebut berbunyi :
Mengenai aktiva, jika aktiva bertambah, ia di debit, jika berkurang, ia di kredit
Mengenai utang, jika utang bertambah, ia di kredit, jika berkurang ia di debit
Mengenai modal, jika modal bertambah , ia di kredit , jika berkurang, ia di debit
2. FUNGSI JURNAL
Buku jurnal adalah permulaan catatan dari peristiwa financial, dalam buku jurnal dapat
diketemukan catatan asli dari semua peristiwa yang menyangkut perusahaan. Oleh
karena itu jurnal adalahsumber pokok bagi catatan – catatan lain, dan sumber utama dari
keterangan – keterangan. Jurnal memiliki beberapa fungsi antara lain :
24
Fungsi mencatat
Jurnal wajib mencatat setiap peristiwa financial. Tiap – tiap perubahan harga, utang,
modal, biaya dan penghasilan harus terlebih dulu dicatat di dalam jurnal, sesudah itu
berulah di posting kedalam buku besar.
Fungsi Historis
Jurnal mencatat peristiwa financial menurut urutan waktu terjadinya
( secara
kronologis )
Fungsi Analisis
Yang ditulis dalam buku jurnal adalah hasil analisis dan pertimbangan dari petugas
accounting. Yaitu perkiraan mana yang harus di debit dan perkiraan mana yang harus di
kredit, mana yang bertambah dan mana yang berkurang
3. BENTUK JURNAL
Ada bermacam – macam bentuk jurnal, ada jurnal umum biasa, ada jurnal umum
Tanggal
Perkiraan & Penjelasan
Ref
Debit
Kredit
1998
Mei
1
Kas…………………………….
Rp. 15.000
Modal……………………..
Tuan
Angga
Rp 15.000
menyetor
dana dalam perusahaan
sebagai modal
5
Pembelian ……………………..
Rp. 150.000
Kas ……………………
Rp 50.000
Utang ………………….
100.000
Di beli barang dagangan
dari toko ABC.
Inventaris …………………….
Wesel bayar ………
Dibeli inventaris kantor
dengan menandatangani
sebuah promes.
25
Rp 450.000
Rp 450.000
TOTAL / DIPINDAHKAN ……………………………………
1
2
3
Rp 615.000
Rp 615.000
4
5
biasa, ada jurnal umum berkolom dan ada pula jurnal khusus dengan kolom – kolom
tertentu untuk digunakan mancatat peristiwa – peristiwa khusus.
Namun yang kita bicarakan dalam pelajaran adalah jurnal umum biasa, yang bentuk dan
isinya sebagai berikut :
Bentuk jurnal dan isinya tersebut diatas, memuat lima kolom dengan keterangan :
Kolom 1
: Tempat tanggal terjadinnya peristiwa
Kolom 2
: Untuk nama perkiraan yang harus mencatat peristiwa financial dan
sekaligus penjelasan tentang peristiwa.
Kolom 3
: Sebagai control antara jurnal dengan ledger
Kolom 4
: Untuk mencatat jumlah uang yang harus di debitkan ke dalam
perkiraan Ybs.
Kolom 5
: Untuk mencatat jumlah uang yang harus di kreditkan kedalam perkiraan
Ybs.
Jika terjadi peristiwa financial dalam perusahaan maka dicatatlah peristiwa itu
dalam buku jurnal dengan mengisi sekaligus peristiwa itu kedalam buku jurnal dengan
mengisi sekaligus kolom – kolom 1,2,3,4,dan 5 kolom no 3 ( ref ) diisi terakhir, yaitu pada
saat diadakan pemindahan pencatatan dari jurnal ke buku besar. Disamping itu jika buku
jurnal pada halaman 1 sudah penuh, sedangkan masih banyak peristiwa financial yang
belum dicatat, maka pada jurnal halaman 1 tersebut di jumlahkan dan diberi keterangan “
DIPINDAHKAN “ kemudian peristiwa financial yang belum dicatat tersebut dimasukkan
pada buku jurnal halaman berikutnya, dan pada bagian atas diberi keterangan “
PINDAHAN”
4. PERANAN JURNAL
Di dalam accounting, jurnal mempunyai peranan yang penting. Jurnal adalah catatan
Asli, dan juga merupakan alat control keseimbangan antara debit dan kredit. Dapat dilihat
bahwa di dalam menjurnal tiap – tiap masukan sesuatu angka di sebelah debit untuk
jumlah tertentu, selalu diimbangi dengan memasukkan di sebelah kredit untuk jumlah
26
yang sama. Jadi tidaklah mungkin apabila jumlah total keseluruhan di dalam kolom kredit,
hal ini jika berbeda pertanda adnya kesalahan mencatat. Jika tidak di teliti kesalahan –
kesalahan yang terjadi akan mempunyai akibat kesalahan lebih lanjut dilain bagian,
karena jurnal adalah merupakan sumber dari catatan lainnya. Oleh karena itu agar dapat
diketahui apakah di dalam jurnal sudah terdapat keseimbangan, maka tiap – tiap halaman
dijumpai angka – angka pada masing – masing kolom. Berhubung dengan pentingnya
perana jurnal, sebagaimana yang disebutkan dimuka dengan fungsi – fungsinya, peristiwa
– peristiwa financial kita selalu dihadapkan kepada suatu pertanyaan “ Bagaimana bunyi
Jurnal “
5. BEBERAPA KEBAIKAN DARI JURNAL
Dilihat dari sudut kegunaan catatan, jurnal mempunyai beberapa kebaikan antara
Lain :
 Mencatat transaksi – transaksi yang terjadi setiap hari
 Pencatan dibuat secara kronologis
 Berisi analisis debit dan kredit
 Memuat penjelasan tentang terjadinya peristiwa
 Manampung catatan – catatan sebelum dimasukkan ke dalam ledger
 Untuk mengontrol keseimbangan jumlah debit dan kredit
 Sumber keterangan jika timbul pertanyaan tentang transaksi
Demikian beberapa hal yang perlu diketahui tentang jurnal.
Contoh ;
Jurnal ; alat untuk menulis transaksi perusahaan yang dilakukan secara kronologis
berdasarkan urut waktu transaksi dengan menempatkan yang harus di debit dan di kredit
Contoh :
Transaksi yang terjadi selama bulan April 1996 dapat dilihat di bawah ini. Untuk lebih
menyederhanakan contoh dan menghindari jurnal yang sama secara berulang – ulang,
maka beberapa transaksi penjualan tunai hanya terjadi pada pertengahan dan akhir
bulan. Dalam praktik yang sesunggunya tiap transaksi harus dicatat setiap hari.
April
1. Menmenyerahkan uang tunai Rp 240.000, Piutang Rp 65.000,00, Perlengkapan
Rp 125.000.000,00, Mesin Cetak Rp 3.500.000
27
April
2 Dibayar tunai kontrak gedung sebesar Rp 60.000,00 untuk tiga bulan ( dalam
pembayaran ini hanya sebagian saja digunakan untuk bulan April, oleh karena
itu yang didebet adalah rekening Sewa Dibayar di muka)
3.Dibeli mesin cetak baru secara kredit dari PT Merbabu, Semarang seharga
Rp.1.800.000,00
4. Diterima pembayaran dari debitur sebesar Rp 50.000,00
6. Dibayar biaya advertensi pada harian pembangunan Jakarta Rp 15.000
10.Dibayar utang pada PT. Merbabu, Semarang Rp 100.000,00
13. Dibayar gaji pegawai selama dua minggu Rp 10.000
16. Diterima uang dari hasil penyerahan pesanan barang cetakan sebesar
Rp 900.000
20. Di beli perlengkapan untuk kebutuhan percetakan seharga Rp 350.000,00
secara tunai.
27. Dibayar gaji pegawai selama dua minggu Rp 10.000,00
30. Dibayar rekening telepon bulan april sebesar Rp 2.000
30. Diterima uang hasil penyerahan pesanan barang cetakan sebesar Rp 850.000
30. Diserahkan pesanan barang – barang cetakan seharga Rp 500.000
30. Dibayar rekening listrik bulan April “ Rp. 1000
30. Budi mengambil uang dari perusahaan sebnayak Rp 5.000,00 untuk keperluan
pribadi.
Apabila transaksi – transaksi Selama bulan april di atas dicatat dalam jurnal,
maka hasilnya akan Nampak sebagai berikut:
JURNAL
Tanggal
(1)
1996
Apr
1
Nama Rekening dan Ref
Keterangan
(3)
(2)
Kas
Piutang dagang
Perlengkapan
Mesin cetak
Modal Angga
( untuk mencatat
penanaman modal
angga dlm
Jumlah
Debet ( 4 )
Rp 290.000,00
65.000,00
125.000,00
3.500.000,00
-
28
Kredit ( 5 )
Rp
3.980.000,00
perusahaan )
2 Sewa dibayar
dimuka
Kas
( pembayaran
sewa gedung 3
bulan )
3 Mesin cetak
Utang dagang
(pembelian mesin
cetak dari PT rosa
4 Kas
Piutang dagang
( penerimaan kas
dari debitur )
6 Biaya advertensi
Kas
1 Kas
0 Piutang dagang
( pembayaran
utang pada PT
Rosa)
1 Gaji pegawai
3 Kas
( gaji 2 minggu )
1 Kas
6 Pendapatan
( penyerahan
barang cetakan
tunai )
2 Perlengkapan
0
Kas
60.000,00
-
60.000,00
1.800.000,00
-
1.800.000,00
-
50.000,00
-
50.000,00
-
15.000,00
100.000,00
-
10.000,00
900.000,00
-
350.000,0
0
-
2 Gaji pegawai
7
Kas
15.000,00
100.000,00
10.000,00
900.000,00
350.000,00
-
10.000,00
-
3 Macam-macam
0 biaya
Kas
( biaya telp. bulan
april )
2.000,00
-
29
10.000,00
2.000,00
Tanggal
(1)
30
30
30
30
Nama
Rekening dan
Keterangan
(2)
Kas
Pendapatan cetak
( Penyerahan barang
cetakan secara tunai )
Piutang dagang
Pendapatan cetak
( penyerahan barang
cetakan secara kredit
)
Macam-macam biaya
Kas
( biaya listrik bulan
april )
Prive angga
Kas
( pengambilan uang
tunai untuk pribadi )
Ref
(3
)
Total
Jumlah
Debet ( 4 )
Kredit ( 5 )
850.000,00
-
-
500.000,00
-
-
1.000,00
-
-
5.000,00
-
-
Rp
8.663.000,00
Rp
8.663.000,00
850.000,00
500.000,00
1.000,00
5.000,00
PERKIRAAN DAN BUKU BESAR
Buku besar adalah nama yang diberikan kepada kumpulan dan kesatuan perkiraan –
perkiraan. Hubungan antara perkiraan dan buku besar seperti bagian dan keseluruhan,
atau seperti anggota dengan perkumpulannya. Oleh karena itu tidak mengherankan
apabila ada orang yang menunjuk kepada buku besar sedangkan yang dimaksud ialah
suatu perkiraan saja. Pun sebaliknya jika orang menunjuk kepada suatu perkiraan
sekaligus ia menunjuk pada buku besar. Perkiraan – perkiraan itu dapat dijilid disatukan
didalam buku, dapat juga masing – masing perkiraan terlepas , tetapi semua itu
membentuk suatu kesatuan yang disebut dengan buku besar ( ledger)
Perkiraan ( Rekenig atau Account )
Perkiraan adalah suatu catatan yang sistematis untuk aktiva, utang, modal, biaya dan
penghasilan. Perkiraan ini merupakan suatu pola untuk mengolongkan dan meringkas
perubahan – perubahan yang terjadi karena adanya transaksi – transaksi.
1) Bentuk Perkiraan
Perkiraan atau buku besar mempunyai berbagai macam bentuk, diantaranya adalah :
30
Tgl
Uraian
R
Jumlah
Tgl
Uraian
R
Jumlah
Bentuk di atas terdiri dari dua bagian yaitu bagian sebelah kiri disebut sisi debit dan
bagian sebelah kanan disebut sisi kredit. Sedangkan untuk keperluan dalam pelajaran
bentuk di atas cukup diringkas dalam bentuk T, yaitu di maksudkan untuk mempercepat
penyelesaian soal – soal.
Bentuk lain dari buku besar ( perkiraan ) adalah ;
Tgl
Uraian
R Debit
Kredit
Saldo
Hubungan antara Jurnal dan Perkiraan / Buku Besar
Buku besar / perkiraan dihubungkan dengan jurnal melalui “ Posting” yaitu
membuat catatan didalam perkiraan berdasarkan atas perintah buku jurnal. Atau sering
disebut dengan istilah pemindahan bukuan. Bagi pos – pos yang sudah dicatat diberi
tanda – tanda tertentu pada kolom “reference”. Didalam kolom reference buku jurnal
ditulis nomor perkiraan yang bersangkutan, sedangkan didalamkolom reference buku
besar / perkiraan yang bersangkutan.
31
Contoh :
Pada tanggal 1 April 1998 seorang bernama Angga memutuskan untuk membuka usaha
dengan barang – barang yang ada pada sebagai modal berupa :
Uang tunai ( Cash ) Rp 550.000; perabot senilai Rp 175.000; Kendaraan sebagai modal
adalah milik sendiri. Sepedanya dulu dia beli dengan kredit dan masih harus dibayar
sebesar Rp 50.000;
Berhubung dengan keputusannya, maka sekarang dibukalah perusahaan perseorangan
dan dibukukanlah peristiwa – peristiwa financial dari perusahaannya.
Peristiwa itu mula – mula dicatat dalam buku jurnal yaitu :
tanggal
Perkiraan & Modal
R
Debit
Kredit
1 Kas…………………………………
10
550.000
00
Perabot………………………….
12
175.000
00
Kendaraan……………………..
13
125.000
00
1998
April
Utang ……………………… 21
50.000
00
Modal……………………... 31
800.000
00
Untuk
mencatat
saldo
pada awal usaha
Setelah jurnal dibuat barulah kemudian dibuat “ posting “ yaitu memindahkan yang
terdapat dalam jurnal kedalam buku besar sesuai dengan nama perkiraan masing –
masing perkiraan dengan nomornya. Kas dengan nomor 10, prabot dengan nomor 12,
kendaraan dengan nomor 13, utang dengan nomor 21 dan modal Angga dengan nomor
31.
Sedangkan Angka J – 1 yang terdapat didalam kolom reference dalam perkiraan kas
itu ditulis pada waktu dilakukan posting kedalam perkiraan itu, Angka J – 1 berarti dari
buku jurnal halaman 1. Sewaktu perkiraan – perkiraan itu diisi, jangan lupa bahwa di
dalam halaman 1 buku jurnal kolom reference harus ditulis nomor – nomor perkiraan
untuk yang sudah dipindahkan, sehingga jurnal berisi angka – angka seperti tersebut
diatas, dan perkiraannya sebagai berikut :
32
JURNAL
Hal : 1
Tangg
al
1
9
9
8
A
pr
il
Perkiraan dan uraian
1
Kas……………………………………….
Perabot ……………………………….
Kendaraan …………………………..
Utang …………………………….
Modal ……………………………
Untuk mencatat saldo pada
awal usaha
R
Debet
550.000
1
175.000
0
125.000
1
2
1
3
2
1
3
1
Kredit
0
0
0
50.000
0
800.000
0
0
Setelah jurnal dibuat barulah kemudian dibuat “posting” yaitu memindahkan yang
terdapat dalam jurnal kedalam buku besar sesuai dengan nama perkiraan masing-masing,
yaitu perkiraan kas, perabot, kendaraan, utang da modal Angga. Dibawah ini adalah
masing-masing perkiraan dengan nomornya. Kas dengan nomor 10, perabot dengan
nomor 12, kendaraan dengan nomor 13, utang dengan nomor 21 dan modal Angga
dengan nomor 31.
Sedangkan angka J-1 yang terdapat dikolam reference dalam perkiraan kas itu
ditulis pada waktu dilakukakan posting kedalam perkiraan itu. Angka J-1 berarti dari
buku jurnal halaman 1. Sewaktu perkiraan – perkiraan itu diisi, jangan lupa bahwa
didalam halaman 1 buku jurnal kolom reference harus ditulis nomor-nomor perkiraan
untuk yang sudah dipindahkan, sehingga jurnal berisi angka-angka seperti tersebut
diatas. Dan perkiraannya sebagai berikut:
33
0
0
0
0
Kas
Tanggal
1998 Apr
Uraian
Jumlah
R
1
550.000
J
No.10
Tanggal
Uraian
Jumlah
R
Tanggal
Uraian
Jumlah
R
1
Perabot
No.12
Tanggal
1998 Apr
Uraian
Jumlah
R
1
175.000
J
1
Kendaraan
Tanggal
1998 Apr
Uraian
Jumlah
R
1
125.000
J
Tanggal
No.13
Uraian
Jumlah
R
1
Utang
Tanggal
Uraian
Jumlah
R
No.21
Tanggal
1998
Uraian
Jumlah
R
1
50.000
J
Apr
1
Modal ( Angga)
No.31
Tanggal
Uraian
Jumla
R
Tanggal
Uraian
Jumlah
R
1
800.000
J
h
1998 Apr
1
34
BUKU BESAR
Kas
No.
Perk. 101
Tanggal
Uraian
Jumlah
R
Tanggal
Uraian
Jumlah
R
1998
1
290.000
1
1998
2
60.000
1
Apr
4
50.000
1
Apr
6
15.000
1
1
900.000
2
1
100.000
1
6
850.000
2
0
10.000
2
3
1
350.000
2
0
3
10.000
2
2
2.000
2
0
1.000
3
2
5.000
3
7
3
0
3
0
3
0
Piutang dagang
No. Perk. 102
Tanggal
Uraian
Jumlah
R
Tanggal
1998
1
65.000
1
1998
Apr
3
500.000
2
Apr
0
35
Uraian
Jumlah
R
4
50.000
1
Perlengkapan
No.
Perk. 105
Tanggal
1998
Uraian
Jumlah
R
Tanggal
1
125.000
1
1998
3
350.000
2
Apr
0
Apr
Uraian
Jumlah
R
Adj
Sewa dibayar dimuka
325.000
No.
Perk. 107
Tanggal
1998
Uraian
Jumlah
R
Tanggal
1
60.000
1
1998
3
Apr
0
Apr
Uraian
Mesin Cetak
Jumlah
R
Adj
30.000
No. Perk.
111
Tanggal
Uraian
Jumlah
R
Tanggal
1998
1
3.500.000
1
Apr
3
1.800.000
1
Uraian
Utang dagang
Jumlah
R
No. Perk.
201
Tanggal
Uraian
Jumlah
R
Tanggal
1998
1
100.000
1
1998
Apr
0
Apr
36
Uraian
3
Jumlah
R
1.800.000
1
Modal Angga
Tanggal
Uraian
Jumlah
R
No. Perk. 301
Tanggal
Uraian
1998
1
Apr
3
Jumlah
R
3.980.000
1
JP
1.324.350
0
Prive Angga
Tanggal
Uraian
Jumlah
R
1998
3
5.000
3
Apr
0
Tanggal
Pendapatan Percetakan
Tanggal
Uraian
1998
3
Apr
0
No. Perk.302
Uraian
Jumlah
R
Uraian
Jumlah
R
No. Perk. 501
Jumlah
R
Tanggal
2.250.000
1998
1
900.000
2
Apr
6
850.000
2
500.000
2
Biaya Advertensi
Tanggal
1998
No. Perk.401
Uraian
Jumlah
R
Tanggal
6
15.000
1
1998
3
Apr
0
Apr
Uraian
Jumlah
R
JP
7.500
15.000
15.000
Gaji pegawai
Tanggal
7.500
No. Perk. 402
Uraian
Jumlah
R
Tanggal
Uraian
1998
1
10.000
2
1998
3
Apr
3
10.000
2
Apr
0
2
5.000
7
25.000
Jumlah
R
JP
25.000
25.000
37
Macam-macam biaya
No.
Perk. 403
Tanggal
Uraian
Jumlah
R
Tanggal
Uraian
1998
3
2.000
2
1998
3
Apr
0
1.000
3
Apr
0
Jumlah
R
JP
3.000
3
0
NERACA SALDO
Saldo adalah selisih antara jumlah sisi debit dengan jumlah sisi kredit. Jika
jumlah sisi debit suatu rekening lebih besar daripada jumlah sisi kreditnya, maka saldo
rekening tersebut dinmakan saldo debit. Sebaliknya apabila jumlah sisi kredit suatu
rekening lebh besar daripada jumlah sisi debitnya, maka saldo rekening tersebut
dinamakan saldo kredit.
Saldo menggambarkan jumlah yang tesisa pada suatu saat tertentu. Setiap
akhir masa tertentu, perusahaan biasanya menyusun suatu daftar saldo rekening yang
terdapat dibuku besar( ledger ) yang disebut neraca saldo.
38
PERUSAHAAN PERCETAKAN ANGGUN
NERACA SALDO
30 APRIL 1998
PERKIRAAN
Saldo
Debit
Kas
Kredit
1.537.000,00
Piutang dagang
515.000,00
Perlengkapan
475.000,00
Sewa dibayar dimuka
60.000,00
Mesin cetak
5.300.000,00
Utang dagang
1.700.000,00
Modal angga
3.980.000,00
Prive angga
5.000,00
Pendapatan percetakan
2.250.000,00
Biaya advertensi
15.000,00
Gaji pegawai
20.000,00
Macam-macam biaya
3.000,00
7.930.000,00
7.930.000,00
NERACA LAJUR ( WORK SHEET )
1. Pendahuluan
Neraca lajur ( work sheet ) sebenarnya adalah beberapa neraca yang terdapat
didalam satu lembar kertas yang dibuat berlajur – lajur atau kolom – kolom. Didalam
neraca percobaan, neraca saldo dan selanjutnya dari neraca lajur dapat diperoleh
gambaran Neraca dan Perhitungan Rugi – Laba. Dari neraca lajur dapat diperoleh
gambaran yang jelas hubungannya antar satu sama lainnya untuk menentukan rugi / laba
perusahaan dan penyusuna neraca. Neraca lajur dapat memuat beberapa kolom, paling
sedikit memuat 6 kolom, paling banyak biasanya 16 kolom.
39
Neraca lajur dibuat sebagai alat bantu untuk menentukan rugi/ laba suatu
perusahaan dan dipergunakan pula sebagai persiapan pembuatan neraca, laporan rugi
laba dan laporan perubahan modal.
2. Proses Pencatatan Dalam Neraca Lajur
Perhatikan dalam neraca lajur itu : Didalam kolom 1 dan 2 berisi angka – angka yang
Diambil dari neraca saldo. Tepatnya neraca saldo itu disalin kemudian dimasukkan
kedalam kolom neraca saldo. Inilah yang pertama kali dikerjakan. Kemudian harus diteliti,
dan dicek kebenarannya apakah angka – angka tersebut sesuai dengan fakta yang
sebenarnya. Jika sudah benar maka proses selanjutnya adalah memilah – milah manakah
dari rekening – rekening itu yang berkedudukan sebagai biaya dan manakah yang
berkedudukan sebagai rekening penghasialan. Saldo – saldo rekening biaya ditulis lagi
pada kolom rugi laba kolom 3 ( kolom debit ), saldo –saldo rekening biaya ditulis lagi pada
kolom 4 ( kolom kredit ), dengan kata lain saldo – saldo rekenig biaya dan penghasilan
ditulis lagi di dalam kolom debit, dari kolom kredit di tulis lagi dalam kolom kredit,
sesudah selesai barulah memindahkan saldo – saldo perkiraan riil yaitu rekening aktiva,
utang dan modal kedalam kolom neraca. Yang semula terdapat pada kolom neraca saldo
sebelah debit ditulis didalam kolom neraca sebelah debit, yang semula kredit juga ditulis
didalam neraca sebelah kredit.
Sesudah semua itu selesai dikerjakan, maka angka – angka yang terdapat didalam
kolom rugi / laba itu. Baik yang sebelah debit maupunyang disebelah kredit masing –
masing dijumlahkan; demikian juga yang terdapat didalam kolom neraca, jumlah masing –
masing tentunya tidak akan sama . jumlah sebelah debet kolom rugi laba tidak sama
dengan jumlah kolom disebelah kredit. Juga jumlah kolom sebelah debit pada neraca,
akan berbeda atau mempunyai selisih dengan jumlah kolom kreditnya.
Jumlah didalam kolom debit rugi laba adalah jumlah biaya, sebaliknya jumlah angka
pada kolom kredit di rugi laba adalah penghasilan perusahaan. Dengan adanya perbedaan
dalam kedua kolom tersebut maka perlu dibuat keseimbangan yaitu dengan
membandingkan antara kolom debit dan kolom kredit. Jika kolom debit angkanya lebih
besar dari kolom kredit maka selisihnya dimasukkan kedalam kolom sebelah debit lebih
kecil jika dibandingkan dengan kolom sebelah sebelah kredit berarti perusahaan
40
memperoleh keuntungan ( Profit ) dan selisih ini dimasukkan kedalam kolom debit dan
kredit
Apabila perusahaan telah mengetahui kinerja perusahaan apakah perusahaan
memperoleh laba atau justru menderita kerugian proses berikutnya adalah memindahkan
rugi/ laba tersebut ke dalam kolom neraca agar diperoleh keseimbangan. Jika perusahaan
memperoleh laba maka angkanya dimasukkan kedalam kolom sebelah kredit dalam
neraca, sedangkan jika menderita kerugian maka angka ini dimasukkan kedalam kolom
sebelah kredit neraca. Dengan kata lain kolom debit debit rugi laba dipindahkan ke kolom
debit pada neraca.
Proses di atas adalah jika dalam neraca saldo perusahaan tidak terdapat kesalahan
dengan kata lain angka – angkanya sudah sesuai dengan fakta sebenarnya. Lantas
bagaimana dengan perusahaan yang neraca saldonya masih perlu adanya penyesuaian ?
jika ini terjadi maka kolom dalam neraca saldo bukan 6 kolom lagi melainkan akan
menjadi 10 kolom, yaitu adanya pertambahan kolom untuk ayat penyesuaian (
adjustment ) dan kolom Neraca saldo yang disesuaikan. Proses penyelesaian sebenarnya
tidak jauh berbeda dengan yang dijelaskan diatas, bedanya hanya pada pertambahan
kedua kolom dimaksud. Untuk proses penyelesaiannya adalah : Pertama : Dibuat ayat
penyesuaian dengan keterangan – keterangan yang diperoleh pada akhir tahun, dari
keterangan – keterangan yang dimaksud dibuat ayat jurnal penyesuaian dalam buku
jurnak umum yang telah dijelaskan dimuka, setelah selesai kemudian ayat penyesuaian ini
dimasukkan kedalam kolom penyesuaian yang terdapat pada neraca lajur, sudah tentu
total sebelah debit dan kredit dalam kolom penyesuaian ini harus seimbang.
Setelah ayat penyesuaian sudah selesai dipindahkan dan dijumlahkan, berikutnya
adalah memindahkan angka – angka tersebut kedalam kolom neraca saldo yang
disesuaikan dengan membandingkan angka dalam neraca saldo dan angka dalam ayat
penyesuaian, jika dalam neraca saldo dan adjustment angkanya berada sama – sama
dalam kolom debit maka angka tersebut dijumlahkan dan kemudian dimasukkan ke
kolom sebelah debit pada kolom neraca saldo yang disesuaikan, begitu pula sebaliknya
dengan angka yang berbeda posisinya dalam kolom masing – masing, maka harus
dikurangkan, contohnya jika pada kolom neraca saldo angkanya berada sebelah debit
sedangkan dalam kolom adjustment berada di sebelah kredit, maka selisihnya
41
dipindahkan kedalam kolom neraca saldo yang disesuaikan tergantung besar kecilnya
selisih tersebut
Setelah neraca saldo selesai dikerjakan maka proses berikutnya adalah sama dengan
penjelasan terdahulu, yaitu untuk perkiraan nominal pada neraca saldo dimasukkan pada
kolom kolom rugi / laba , sedangkan untuk perkiraan riil pada neraca saldo dimasukkan
kedalam kolom neraca, sebelah debit masuk debit dan sebelah kredit masuk kredit
terkecuali untuk untuk selisih rugi atau laba. Dan dari sinilah perusahaan sudah dapat
mengetahui apakah perusahaan untung atau rugi pada periode akuntansi tersebut, dan
dari neraca lajur ini pulalah laporan keuangan dapat dibuat untuk proses akuntansi
periode berikutnya.
3. Aturan Pencatatan ( Work Sheet)
No
Nama
Ner. Sal
Adjustment NS.
perk Perkiraan
D
K
D
K
0
Rugi
Diadjust
laba
D
D
K
/ Neraca
K
0
D
K
01
Aktiva
02
Utang
0
0
0
03
Modal
0
0
0
04
Biaya
05
Penghasilan
0
0
0
0
0
0
Jika Laba
0
0
Jika Rugi
0
0
0
Ayat penyesuaian ( Adjusment )
1.
Pendahuluan
Di dalam akuntansi sering terjadi catatan tidak sesuai dan bahkan berbeda dari
Kenyataanya, padahal akuntansi adalah catatan terhadap kenyataan yang benar. Jika
catatan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya, maka catatan tersebut haruslah
disesuaikan terlebih dulu, terutama sebelum dibuat suatu laporan akuntansi.
42
Menyesuaikan catatan dengan fakta yang sebenarnya didalam akuntansi di sebut
Penyesuaian atau Adjusment
Penyesuaian ( Adjusment ) adalah mengandakan perbaikan terhadap perkiraan –
perkiraan yang terdapat dalam catatan dengan fakta yang sebenarnya.
Ayat penyesuaian dibuat dibuat setelah neraca saldo per akhir suatu peride akuntansi
selesai dikerjakan, maka hendaklah diadakan pemeriksaan dengan seksama apakah
jumlah – jumlah yang terdapat pada daftar itu sudah sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
Kalau ternyata bahwa diantara perkiraan – perkiraan itu ada saldonya yang harus
disesuaikan.
Kepada keadaan yang sebenarnya maka untuk keperluan ini harus
dibuatkan terlebih dulu ayat penyesuaiannya di dalam jurnal dan kemudian ayat ini
dimasukkan kedalam perkiraan yang bersangkutan di dalam buku besar, dan sebuah ayat
penyesuaian biasanya dapat mengakibatkan harus dibukanya sebuah atau beberapa buah
perkiraan baru dalam buku besar.
2.
Penyesuaian Dalam Akuntansi
Didalam praktek banyak catatan yang belum / tidak sesuai dengan keadaan yang
Sebenarnya, hal ini disebabkan antara lain :
1) Catatan - catatan dibuat sangat terlambat dari kejadian
2) Tidak semua peristiwa harus dicatat bertepatan waktu dengan kejadian atau
transasksi
3) Cara mencatatnya dari sejak semula sudah berlainan dengan faktanya
4) Catatan menjadi tidak sesuai karena terjadi perubahan waktu
5) Keharusan mencatat karena adanya perubahan waktu.
Berhubung dengan ini, maka sebelum dibuat laporan akuntansi harus terlebih dulu
diteliti angka – angka yang terdapat didalam rekenig – rekening, penyesuaian ini dibuat
apabila perusahaan akan tutup buku, atau harus membuat laporan tentang keadaan yang
sebenarnya tentang perusahaannya.
43
3.
Beberapa Contoh
1.
Transaksi biaya yang sejak semula dicatat
sebagai aktiva, berhubungan dengan
berlalunya waktu maka aktiva itu tidak dapat dipandang lagi sebagai aktiva, melainkan
harus dirubah menjadi biaya.
Misal : 1 Agustus 1997 dibayar perskot asuransi untuk satu tahun sebesar Rp 180.000;
Jurnal Penyesuaiannya :
Biaya asuransi ……………………………… Rp 75.000;
Perskot asuransi……………………………….……….. Rp 75.000;
2.
Timbulnya suatu kewajiban yang belum dipenuhi dan ini merupakan beban bagi
perusahaan
Misal
: 31 Desember 1997. Gaji untuk bulan desember 1997 belum dibayar sebesar
Rp 150.000;
Jurnal penyesuaiannya :
Gaji…………………………………………. Rp 150.000;
Gaji ymh. Dibayar ……………………………. Rp 150.000;
3.
Tentang pemekaian perlengkapan kantor / perusahaan
Missal
: 31 Desember 1997. Setelah diperiksa ternyata perlengkapan kantor sudah
kantor sudah terpakai sebesar Rp 50.000;
Jurnal Penyesuaian :
Biaya perlengkapan kantor …………….Rp 50.000
Perlengkapan kantor ………………………………….. Rp 50.000;
4.
Penyusutan aktiva
Aktiva tetap yang dipakai dalam operasi perusahaan tentu nilainya akan berkurang /
susut, untuk itu ini merupakan biaya bagi perusahaan.
Missal
: 1 Januari 1997. Sebuah mesin dengan harga Rp 12.000.000: dan perkiraan
Dapat dipergunakan selama 12 tahun
Jurnal Penyesuaiannya :
Biaya penyusutan mesin…………………….Rp 1.000.000
Akumulasi penyusutan mesin……………………………. Rp 1.000.000;
44
5.
Penagihan Piutang
Piutang terjadi karena adanya penjualan secara kredit, dan ini sering terjadi adanya
debitur yang tidak membayar, sudah tentu ini akan merugikan perusahaan.
Missal
: 31 Desember 1997. Saldo piutang pada akhir periode senilai
Rp 500.000; diperkirakan sebesar 2 % tidak tertagih.
Jurnal Penyesuaiannya :
Biaya Penghapusan piutang……………….Rp 10.000;
Cad. Penghapusan piutang…………………………..Rp 10.0000;
6.
Menentukan besar Harga Pokok barang yang dijual ( Cost of goods sold )
Harga pokok penjualan terjadi karena metode pencatatan terhadap barang dagangan
yang dipergunakan adalah apa yang disebut dengan metode Physical atau Periodical
khususnya untuk pencatatan pembelian barang – barang dagangan dan menghitung harga
pokok penjualan. Untuk menentukan berapakah besarnya harga pokok barang yang dijual
diperlukan angka – angka :
a) Pembelian barang dagangan
b) Return pembelian
c) Potongan pembelian
d) Biaya pengangkutan
e) Persediaan awal barang dagangan
f)
Persediaan akhir barang dagangan
Adjustment untuk menentukan besarnya Harga pokok penjualan ( selama Satu Tahun
) didasarkan atas saldo – saldo yang terdapat didalam rekening – rekening Harga Pokok
penjualan baru dibuat pada waktu perusahaan akan menutup buku. Ini disebabkan oleh
metode yang dipakainya yaitu metode periodikal.
Misal : Pembelian barang dagangan …………………….Rp 150.000
Biaya angkutan barang dagangan………………Rp 25.000
Return pembelian……………………………………….Rp 10.000
Potongan tunai pembelian…………………………..Rp 7 .000
Persediaan awal barang dagangan ……………..Rp 15.000
45
Dari perkiraan diatas belum cukup untuk membuat besarnya harga pokok penjualan,
karena terlebih dahulu harus mengetahui berapa persediaan barang dagangan pada akhir
periode.
Misalnya dari pemeriksaan diketahui bahwa persediaan barang dagangan masih ada
senilai Rp 5.000;
Jurnal penyesuaiannya :
a) Harga pokok penjualan…………………………Rp 150.000
Pembelian barang dagangan ………………………………. Rp 150.000
b) Harga pokok penjualan ………………………. Rp 25.000
Biaya angkut barang ……………………………………....Rp 25.000
c) Harga pokok penjualan………………………... Rp 15.000
Persediaan awal brg. Dagangan………………………….. Rp 15.000;
d) Potongan tunai pembelian …………………. Rp 7.500;
Harga pokok penjualan……………………………………... Rp 7.500
e) Return pembelian……………………………….. Rp 10.000
Harga pokok penjualan ……………………………………Rp 10.000
f)
Persediaan akhir barang dag. …………….. Rp 5.000
Harga pokok penjualan …………………………………… Rp 5.000
46
4.
Contoh Soal
PT NOOR BANJARMASIN
Neraca Lajur, 31 Desember 2011
No
Nama
Neraca Saldo
Perk
Perkiraan
D
K
01
Kas
20.000
-
02
Piutang usaha
85.000
-
03
Cadangan PH. Piutang
-
1.500
04
Piutang wesel
10.000
-
05
Persd. Brg dagangan
40.000
-
06
Bangunan
180.000
-
07
Ak. Peny Bangunan
-
55.000
08
Perabot
55.000
-
09
Ak. Peny. Perabot
-
15.000
10
Utang Dagang
-
30.000
11
Modal Saham
-
150.000
12
Laba Yang ditahan
-
32.000
13
Hasil penjualan
-
600.000
14
Return penjualan
12.000
-
15
Pot. Penjualan
4.000
-
16
Pembelian brg. Dag
350.000
-
17
Return pembelian
-
1.500
18
Pot. Pembelian
-
2.500
19
Ongkos Angkut pemb
17.000
-
20
Gaji salesman
60.000
-
21
Biaya Advertensi
10.000
-
22
Biaya kirim barang
5.000
-
23
Gaji Pegawai
30.000
-
24
Biaya Bunga
12.000
-
25
Biaya Asuransi
12.000
-
26
Penghasilan Bunga
-
14.500
902.500
902.500
47
Keterangan tanggal 31 Desember 1997
1.
Setelah diperiksa ternyata untuk barang dagangan dalam gudang masih ada senilai Rp
25.000
2.
Penyusutan setiap tahun untuk bangunan adalah 10% dari harga perolehannya
3.
Penyusutan terhadap perabot sebesar 5% setiap tahun dari harga pembelian
4.
Cadangan penghapusan piutang dinaikan menjadi 4% dari jumlah saldo piutang
dagang
5.
Bunga yang masih harus diterima dari piutang wesel Rp 250;
6.
Gaji salesman yang belum yang belum dibayar Rp 3.600;
7.
Dari biaya asuransi masih berkedudukan sebagai perskot asuransi sebesar Rp 4.500;
8.
Dari biaya advertensi masih berkedudukan sebagai perskot advertensi perskot
sebesar Rp 1.000;
9.
Masih harus dibayar bunga sebesar Rp 500; untuk tahun 1997
10. Didalam rekenig penghasilan bunga terdapat bunga yang telah diterima terlebih dulu
Rp 2.000
Dari data financial di atas, buatlah :
Neraca lajur ( dimana HPP tampak didalamnya )
AJ Ayat Penyesuaian
1.
Didalam ayat yang pertama dibuat adjustment adalah menentukan besarnya harga
pokok penjualan ( Cost Of Goodds Sold ). Soldo yang di[erlukan diambil dari rekening
– rekening : Persediaan barang dagangan awal dan akhir, pembelian dan potongan
tunai pembelian. Jurnalnya secara langsung masing – masing dimasukkan kerekenig
harga pokok penjualan:
1a. Harga Pokok Penjualan ……………………………… Rp 40.000
Persed. Brg. Dag …………………………………………………………….. Rp 40.000
1b. Harga Pokok Penjualan ……………………………… Rp 350.000
Pembelian brg. Dag ………………………………………………………… Rp 350.000
1c. Harga pokok penjualan ………………………………..Rp 17.000
Ongkos Angkut brg. Dag………………………………………………….. RP 17.000
1d. Return Pembelian ……………………………………… Rp 1.500
Harga Pokok …………………………………………………………………. Rp 1.500
48
1e. Potongan pembelian …………………………… Rp 2.500
Harga Pokok penjualan ………………………………………… Rp 25.000
1f. persed brg. Dagangan akhir …………………... Rp 25.000
Harga pokok penjualan ………………………………………… Rp 25.000
2.
Penyusutan Terhadap Bangunan
Penyusutan bangunan ……………………………………………… Rp 18.000
Akumulasi Peny. Bangunan ……………………………………………… Rp 18.000
3.
Penyusutan Terhadap perabot
Penyusutan Perabot ………………………………………………Rp 2.750
Akumulasi peny. Perabot …………………………………………………… Rp 2.750
4.
Besarnya piutang dagang pada tanggal 31 Desember 1997 adalah Rp 85.000 jika dari
jumlah tersebut ditentukan 4% nya sebagai cadangan ph piutang, berarti bahwa
besarnya Cad. Ph piutang pada tanggal 31 des. 1997 harus menjadi Rp 3.400; karena
didalam rekening cad.ph .piutang sudah terdapat saldo sebesar Rp 3.400; tinggal
menambah dengan jumlah Rp 1.900; dengan demikian jurnal Adjustmentnya menjadi
Ph Piutang ………………………………………………… Rp 1.900
Cadangan Ph. Piutang …………………………………………….. Rp 1.900
5.
Bunga yang masih harus diterima
Bunga ymh. Diterima …………………………………… Rp 250
Penghasilan Bunga ……………………………………………… Rp 250
6.
Untuk gaji yang belum dibayar
Gaji salesman …………………………………………. Rp 250
Gaji salesman terhutang ………………………………………….. Rp 250
7.
Asuransi yang masih merupakan perskot
Perskot Asuransi ……………………………………… Rp 4.500
Biaya Asuransi……………………………………………………… Rp 4,500
8.
Biaya Advertensi yang masih merupakan peskot
Perskot Advertensi ……………………………………... Rp 1.000
49
Biaya Advertensi ………………………………………………….. Rp 10000
9.
Bunga yang masih harus dibayar
Biaya Bunga ………………………………………………. Rp 500
Bunga yang terhutang ……………………………………….. Rp 500
10. Di dalam penghasilan bunga yang telah diterima lebih dulu
Penghasilan bunga ……………………………………… Rp 2.000
Penghasilan bunga diterima dimuka…………………………..Rp 2.000
B. NERACA LAJUR
Ho
Nama perkiraan
Neraca Saldo
Adjustment
Ns.
Perk
Yg.
Di
Rugi – Laba
Neraca
adjustment
D
K
D
K
D
K
D
K
D
K
01
Kas
20.000
-
-
-
20.000
-
-
-
20.000
-
02
Piutang usaha
58.000
-
-
-
85.000
-
-
-
85.000
-
03
Cadangan Ph Piutang
-
1.500
-
1.900
-
3.400
-
-
-
3.400
04
Piutang Wesel
10.000
-
F 25.000
-
10.000
-
-
-
10.000
-
05
Persd. Brg dag
40.000
-
-
A40.000
25.000
-
-
-
25.000
-
06
Bangunan
180.000
-
-
-
180.000
-
-
-
180.000
-
07
Ak. Penyu. Bngunan
-
55.000
-
18.000
-
73.000
-
-
-
73.000
08
Perabot
55.000
-
-
-
55.000
-
-
-
55.000
-
09
Ak.peny prabot
-
15.000
-
3)2.750
-
17.700
-
-
-
17.750
10
Utang dagang
-
30.000
-
-
30.000
-
-
-
-
30.000
11
Modal saham
-
150.000
-
-
-
150.000
-
-
-
150.000
12
Laba yg ditahan
-
32.000
-
-
-
32.000
-
-
-
32.500
13
Hasil penjualan
-
600.000
-
-
-
600.000
-
600.000
-
-
14
Return penjualan
12.000
-
-
-
12.000
-
12.000
-
-
-
15
Pot. Penjualan
4.000
-
-
-
4.000
-
4.000
-
-
-
16
Pembelian barg. Dag
350.000
-
-
3.50.00
-
-
-
-
-
-
17
Return pembelian
-
1.500
d) 1.500
0
-
-
-
-
18
Pot pembelian
-
2.500
e) 2.500
-
-
-
-
-
-
-
19
Ongkos angkut barang
17.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
20
Gaji salesman
60.000
-
6) 3.600
C17.000
63.000
-
63.600
-
-
-
21
Biaya Advertensi
10.000
-
-
-
9.000
-
9.000
-
-
-
22
Biaya kirim Barang
5.000
-
-
1.000
5.000
-
5.000
-
-
-
23
Gaji pegawai
30.000
-
-
-
30.000
-
30.000
-
-
-
24
Biaya bunga
12.000
-
500
-
12.000
-
12.500
12.750
-
-
25
Biaya asuransi
12.500
-
-
-
8.000
-
8.000
-
-
-
50
-
26
Penghasilan Bunga
-
14.500
2.000
4.500
-
12.750
-
-
-
27
Harga Pokok Penjualan
-
-
40.000
250
-
-
-
-
-
-
-
-
350.000
1.500
378.000
-
378.000
-
-
-
28
Penyusutan Bangunan
-
-
17.000
2.500
-
-
-
-
-
-
29
Penyusutan prabot
-
-
18.000
25.000
18.000
-
18.000
-
-
-
30
PH. Piutang
-
-
2.750
-
2.750
-
2.750
-
-
-
31
Bunga ymh. Di terima
-
-
1.900
-
1.900
-
1.900
-
-
-
32
Gaji yang terhutang
-
-
250
-
250
-
-
-
250
-
33
Perskot asuransi
-
-
-
3.600
-
3.600
-
-
-
3.600
34
Perkot Advertensi
-
-
4.500
-
4.500
-
-
-
4500
-
35
Bunga yang terutang
-
-
1.000
-
1.000
-
-
-
1.000
-
36
Pes. Bunga dit. dimuk
-
-
-
500
-
500
-
-
-
500
-
-
-
2.000
-
2.000
-
-
-
2.000
-
-
-
-
-
-
-
-
544.750
380.750
38.0750
68.000
-
612.750
612.750
Rugi / Laba thn. 1997
902.500
902.500
470.000
470.000
925.500
925.500
68.000
380.750
C. Jurnal Penutup
Setelah work sheet selesai dikerjakan bukanlah berarti bahwa perusahaan telah
tutup buku, karena masih ada pekerjaan yang harus dilakukan yaitu berupa pembuatan
jurnal penutup.
Jurnal penutup adalah suatu jurnal untuk memindahkan saldo - saldo rekenig –
rekenig biaya, kemudian dipindahkan lagi rekenig rugi – laba dan selanjutnya rekenig
modal ( dalam hal ini pada rekenig laba yang ditahan ).
Dari aktivitas tersebut diatas maka pertama kali dilakukan jurnal penutup adalah :
1) Memindahkan saldo rekening return penjualan dan rekening potongan tunai
pembelian ke rekening hasil penjualan, hal ini dimaksud untuk mengetahui nilai
netto hasil penjualan .
Hasil penjualan…………………….. Rp 12.000;
Return laba………………………………… Rp 12.000;
Hasil penjualan ……………………. Rp 4.000
Pot. Tunai penjualan …………………. Rp 4.000
51
312.750
380.750
2) Kemudian memindahkan saldo rekening hasil penjualan ke rekenig rugi laba :
Hasil penjualan ………………………. Rp 584.000;
Rugi laba …………………………………. Rp 584.000;
3) Selanjutnya rekenig penghasilan bunga, juga dipindahkan ke rekenig rugi - laba :
Penghasilan bunga ………………….. Rp 12.750
Rugi laba………………………………………... Rp 12.750;
4) Proses berikutnya adalah memindahkan seluruh rekenig biaya ke rekening rugi laba :
Rugi laba
Rp 528.150
Harga pokok penjualan ………………………………………………. Rp 378.000
Biaya advertensi ………………………………………………………… Rp 9.000
Biaya Asuransi …………………………………………………………… Rp 8.000
Biaya Bunga ……………………………………………………………….
Rp 12.000
Gaji Salesman …………………………………………………………….. Rp 63.000
Biaya kirim barang ……………………………………………………..
Rp 5.000
By akumulasi pny. Bangunan……………………………………….
Rp 18.000
By akumulasi pny. Perabot …………………………………………. Rp 2.750
Penghapusan piutang …………………………………………………
Rp 1.900
Gaji pengawas ……………………………………………………………. Rp 30.000
5) Setelah saldo rekening penghasilan dan biaya dipindahkan ke rekening rugi laba,
maka proses terakhir adalah memindahkan saldo rekenig Modal ( dhi. Laba yang
ditahan ) :
Rugi laba …………………………… Rp 68.000
Laba yang ditahan …………………………… Rp 68.000;
Catatan :
Setelah jurnal penutup selesai dikerjakan maka selanjutnya adalah memindahkan
( posting ) ke masing – masing perkiraan dalam buku besar. Dengan demikian
maka dapat diketahui perkiraan mana yang masih terbuka. Setelah ini selesai
dilakukan maka selesai pulalah tugas penakuntansian / tutup buku dalam
perusahaan pada periode yang dijalani .
52
Accounting Cycle
Dokumen Dasar
Intern & Ekstern
Journal
Neraca Saldo
Ledger
Adjustment
Work Sheet
Ns. Di Adjust
Rugi / Laba
Financial statement
Income Statement
Balance Sheet
Stement Of Owner’ s Equity
53
Closing
Journal
Neraca
Download