1 resistivity value based mapping of manganese

advertisement
RESISTIVITY VALUE BASED MAPPING OF MANGANESE DEPOSITE DISTRIBUTION USING
WENNER CONFIGURATION GEOELECTRIC METHOD IN KALIREJO, KALIPARE, MALANG.
Fandy Muharto1),Daeng AchmadSuaidi2), Burhan Indriawan3)
Jurusan FisikaFMIPA Universitas Negeri Malang
Email : [email protected]
ABSTRACT
Malang regency is one of regencies in East Java which has great natural potential , especially in terms of
mineral mining. KalirejoVillage , District Kalipare , Malang still do not have detailed information about the potential distribution of mineral resources owned. Laboratory test results using XRF shows that the upper layer size of the
area surveyed 97,45 % containing mineral Manganese ( Mn ) . It is necessary for research to determine the distribution patterns reveal deposits of manganese and manganese content of the top layer and bottom layer of rocks laterally and vertically in the village Kalirejo based on size of the area surveyed.The process of determining the distribution pattern and the amount of manganese is done by applying the method of geoelectric resistivity Wenner configuration. Data processing Software Res2divn and Software Surfer 10 , interpretation of the distribution pattern of each
trajectory and predicted percentage of the amount of manganese per trajectory based on the surveyed area . The
length of track 1 , track 2 , track 3 is 150 meters for long track 4 is 105 meters and the electrode spacing is 5 meters.From the research, predictable patterns of distribution and deposit the manganese content percentage based on
size of the area surveyed is on track 1 is located at a point 20 meters to a point 85 meters with a depth of 0 meters to
30 meters and the area is thought to contain manganese is 282.945 m2, with a percentage of 15%.
Key words: Mangganese, Resistivity, Geoelectric, Wenner Configuration.
PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah salah satu negara di
dunia yang memiliki potensi sumber kekayaan
mineral yang cukup besar, baik itu mineral logam
maupun mineral non logam. Namun keduanya belum
dimanfaatkan secara optimal. Sumber daya mineral
merupakan modal nasional yang perlu dikembangkan
dan dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang
pembangunan. Sumber daya mineral adalah semua
bahan galian yang terdapat di bumi yang dapat
dipakai untuk kebutuhan hidup manusia. Namun,
pemanfaatan sumber daya mineral tersebut harus
memperhatikan konservasi dan upaya kelestarian
fungsi ekosistem (BSN, 2002)
Mineral
terbentuk
secara
anorganik,
mempunyai komposisi kimia pada batas-batas
tertentu dan memiliki atom-atom yang tersusun
secara teratur, mineral merupakan komponen batuan
yang membentuk lapisan kerak bumi (Britannica,
2008). Ada 12 unsur mineral yang terkandung dalam
kerak bumi, salah satu contoh unsur tersebut adalah
mangan (Mn). Mangan mempunyai warna putih
keabu-abuan bersifat metalik, keras dan mudah patah.
Hasil produksi logam mangan digunakan untuk
membuat baja paduan, untuk rel kereta api, mesinmesin berat dan sel baterai kering (Sugiyarto, 2003).
Endapan bijih mangan dapat terbentuk dengan
berbagai cara yaitu karena proses hidrothermal.
Potensi batuan dan mineral terdapat di hampir setiap
daerah di Indonesia, seperti di Pulau Sumatera,
Kepulauan Riau, Pulau Kalimantan, Pulau Jawa,
Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua (ESDM,
2010).
Kabupaten
Malang adalah salah satu
kabupaten di Jawa Timur yang memiliki potensi alam
yang besar terutama dalam hal tambang mineral,
diantaranya emas, perak, tembaga, galena, mangan
dan
lain-lain.
Kecamatan-kecamatan
yang
menyimpan potensi tambang tersebut adalah
kecamatan sumbermanjing wetan dan kalipare
(ESDM, 2010). Dari hasil uji X Ray Flourscan (XRF)
pada sampel di Desa Kalirejo Kecamatan Kalipare
Kabupaten Malang, bahwa sampel tersebut
mengandung Mangan (Mn). Untuk mendapat
informasi persebaran mangan di desa Kalirejo, perlu
dilakukan penyelidikan bawah permukaan.
Geofisika merupakan bagian ilmu dari
kebumian yang mempelajari tentang bumi
menggunakan hukum-hukum fisika. Dalam geofisika
terdapat beberapa metode yaitu metode ground
penetrating radar (GPR), metode seismic, serta
metode geolistrik. Dari ketiga metode tersebut,
metode geolistrik merupakan salah satu metode yang
banyak digunakan untuk eksplorasi dangkal dengan
hasil yang cukup baik. Metode geolistrik resistivitas
mampu melukiskan kontras parameter geolistrik pada
lapisan atas dan bawah tanah, bahan material, zona
patahan dan landasan batuan secara ekstensif (Anudu,
2011). Berdasarkan penelitian di kabupaten Koenjhar
1
Orissa, metode ini telah sukses dalam menemukan
keberadaan bijih mangan dengan mengukur arus
listrik (Murthy, 2009).
METODE EKSPERIMEN
Prosedur yang dilakukan pertama kali adalahsurveilapangan di daerahpenelitiandesaKalirejokecamatanKaliparekabupaten Malang. Kemudianpengambilansampel di daerahtersebutdanpenentuantiaptiaplintasansepanjang 150 meter danspasi 5 meter
untukpengukuran area geolistrik.Setalah proses pengambilan sample di uji XRF untuk mengetahui
kandunganpadabatuan di daerahtersebut. Setelahdiketahuikandungan yang adadidaerahtersebutmakaperizinanpenelitianpadakepaladesakhususnyapadakepaladesaKalirejo.Setalahmendapatkanbalasanbarulahkemudiandilak
ukanpenelitian.
Gambar
1.SkemaSusunanPeralatanGeolistrikMetodeTahananJenisKon
figurasiWenner
Berikutadalahgambar set alatgeolistrik yang terdiridari :
- AlatGeolistrik Oyo type McOhm-El
- Accu
- Meteran
- KabelRol
- PenjepitBuaya
- LogamElektroda
- Palu
- GPS (Global Positioning System)
- AlatTulis
1.
Menyiapkandesainpenelitiandanbahan yang
diperlukan.
2. Denganmenggunakanmeteran,
kemudianmenentukanpanjanglintasan yang akandigunakanuntukpengukuransertaletaktitiktitiksetiapelektrodabaikelektrodaarus C1 dan
C2 maupunelektroda P1 dan P2.
3. Setelahtitiktitikelektrodasudahditentukankemudiandilanjutkanmenghitungketinggianbersertakoordinatmenggunakanalat GPS.
4. Selanjutnyaperalatandirangkaisesuaidengan
set alatkonfigurasiWenner.
5. Elektrodapotensialyaitu P1 dan P2 ditancapkandenganjarak 5 m. Jarakdarielektroda
C1 dan C2 dalameksperimeniniadalah 5 m
padavariasipertamasedangkanvariasikeduajarakantara P1 dan P2 adalah 10 m.
6. Dipasangkankabelkabelpadakonfigurasielektroda. Duakabelsebagaielektrodaarusdanduakabelsebagaielektrodapotensial.
7. Kemudiantegangandiinjeksikan. Setelahitu,
tegangandiinjeksikandengancaramenembakkanarus.
8. Setelaharusdiinjeksikanmakaakandidapatkannilaibedapotensial (mV), nilaiarus
(mA) danresistivitassemu (R).
9. Pengukurandilakukansecaraberulangulangdenganmemindahkanletakelektrodaarus C1 dan C2 sertaelektrodapotensial P1
dan P2 denganjarakspasi yang sudahditentukan.
10. Menghitung , K dan plot hasilnya
Gambar 2. Set AlatGeolistrik
2
metamorfik, sedimenter ataupun residu. Mangan
umumnya terdapat sebagai kantong dan lensa dalam
batu gamping yang terletak didalam atau diatas
batuan volkanik seperti tufa dan breksi. Mengacu
pada peta geologi yang terdapat dalam Gambar 3. dan
keterangan kandungan pada Gambar 4. lokasi
penelitian yang terdapat di desa Kalirejo Kecamatan
Kalipare mengandung batu gamping kristalin dan
sisipan batu lempung.
Berikutadalahkerangkarancanganpenelitian.
Survei Lapangan di Daerah Penelitian Desa
Kalirejo Kecamatan Kaliurang Kabupaten
Malang
Pengambilan sampel dan Penentuan tiap-tiap lintasan
sepanjang 150 meter dengan spasi 5 meter untuk
pengukuran area geolistrik
Pengujian sampel XRF
Perizinan tempat penelitian
Pengukuran geolistrik, Potensial listrik (V), Arus
listrik (I), Resistivitas Semu (ρ)
Pengumpulan Data
Gambar 3. Cuplikan Peta Geologi Daerah Kalirejo (Sjarifudin.
M. Z & dkk, 1992)
Interpretasi Data menggunakan SoftwareRes2div
danSoftware surfer 10
Analisis Data
Pembahasan
Kesimpulan
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PetaGeologidesa KalirejoKec. Kalipare
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui
bahwa lokasi penelitian mengandung beberapa
lapisan batuan dengan nilai resistivitas bervariasi
untuk masing-masing lintasan. Endapan bijih mangan
dapat berbentuk dengan berbagai cara yaitu proses
hidrotermal yang dijumpai dalam bentuk vein,
Gambar 4. Keterangan Kandungan Peta Geologi (Sjarifudin.
M. Z & dkk, 1992)
3
lapisannya. Memperhatikan hasil analisis XRF pada
titik 20 meter sampai titik 30 meter yang disinyalir
mengandung mangan. Pada titik 35 meter sampai
titik 85 meter dengan kedalaman 0 meter sampai 30
meter memiliki nilai resistivitas berkisar antara 335
Ωm sampai 594 Ωm. Hal ini menunjukkan bahwa
pada titik tersebut mengandung mangan.
Berikut adalah hasil data lintasan 1 yang telah
diolah dengan menggunakan software res2divn yang
sudah digabungkan dengan Grid Editor hasil dari
pengolahan software Surfer 10 untuk menentukan
koordinat X dan koordinat Y sehingga dapat
ditentukan luasan area yang mengadung mangan dan
persentase deposit kandungan mangan seperti yang
ditunjukan pada Gambar 6.
B. Data Lintasan 1
Untuk panjang lintasan 1 adalah 150 meter
dengan spasi elektroda 5 meter. Dengan spasi
elektroda ini diharapkan interpretasi dapat mencapai
kedalaman 30 meter. Hasil data yang telah diolah
dengan menggunakan software res2dinv ditunjukan
pada Gambar 5.
Gambar5. Kontur 2D menggunakan software Res2dinv pada
Lintasan 1
Pada hasil penelitian ini distribusi resistivitas
menunjukkan variasi nilai resistivitas batuan yang
begitu besar, dengan bentangan nilai resistivitasnya
mulai dari 10,75 Ωm sampai 594 Ωm, sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut.
Lapisan pertama dengan kedalaman 0-5 meter
didapatkan harga resistivitas 59.8 Ωm sampai 594
Ωm mengandung marmer, mangan dan batu
gamping.
Lapisan kedua dengan kedalaman 5-10 meter
didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 335
Ωm mengandung lempung, marmer dan mangan.
Lapisan ketiga dengan kedalaman 10-15 meter
didapatkan harga resistivitas 19.0 Ωm sampai 594
Ωm mengandung lempung, marmer, mangan dan
gamping.
Lapisan keempat dengan kedalaman 15-20
meter pada didapatkan harga resistivitas 33.7 Ωm
sampai 594 Ωm mengandung marmer, mangan dan
gamping.
Lapisan kelima dengan kedalaman 20-25
meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai
594 Ωm mengandung lempung, marmer, mangan dan
gamping.
Lapisan kenam dengan kedalaman 25-30
meter pada didapatkan harga resistivitas 10.7 Ωm
sampai 335 Ωm mengandung lempung, marmer dan
mangan
Berdasarkan hasil pengolahan software
res2divn
menunjukkan bahwa pada lintasan 1
terdapat beberapa lapisan tanah atau batuan yang
memberikan nilai resistivitas berbeda untuk setiap
Gambar 6. Kontur 2D menggunakan software res2divn +
Grid editor pada lintasan 1
Berdasarkan Gambar 6. dan hasil interpretasi
pada software surfer diperoleh koordinat luasan di
lintasan 1 pada koordinat X = 1,3636 m dan
koordinat Y = 1,3833 m, maka luasan batuan yang
memiliki nilai resistivitas 335 Ωm sampai 594 pada
lintasan 1 diperoleh luas daerah yang mengandung
mangan seluas 282,945 m2 dengan persentase luas
daerah yang mengandung mangan sebesar 15 %.
Daerah pada lintasan 1 yang mengandung
mangan, berada pada kisaran titik 20 meter sampai 85
meter dengan kedalaman mencapai 0 meter sampai
30 meter memiliki nilai resistivitas berkisar antara
335 Ωm sampai 594 Ωm. Luas daerah yang
mengandung mangan pada lintasan 1 mempunyai
luas 282,945 m2 dengan persentase 15 %.
C. Data Lintasan 2
Untuk panjang lintasan 2 adalah 150 meter
dengan spasi elektroda 5 meter. Dengan spasi
elektroda ini diharapkan interpretasi dapat mencapai
kedalaman 30 meter. Hasil data yang telah diolah
dengan menggunakan software Res2dinv ditunjukan
pada Gambar 7.
4
Gambar 7. Kontur 2D menggunakan software Res2dinv pada
Lintasan 2
Pada hasil penelitian ini distribusi resistivitas
menunjukkan variasi nilai resistivitas batuan yang
begitu besar, dengan bentangan nilai resistivitasnya
mulai dari 10,75 Ωm sampai 594 Ωm, sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut.
Lapisan pertama dengan kedalaman 0-5 meter
didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 594
Ωm diduga mengandung lempung, marmer, mangan
dan gamping.
Lapisan kedua dengan kedalaman 5-10 meter
didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 189
Ωm diduga mengandung lempung dan marmer.
Lapisan ketiga dengan kedalaman 10-15 meter
pada didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai
59.8 Ωm diduga mengandung lempung.
Lapisan keempat dengan kedalaman 15-20
meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai
33,7 Ωm diduga mengandung lempung.
Lapisan kelima dengan kedalaman 20-25
meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm
sampai106 Ωm diduga mengandung lempung.
Lapisan kenam dengan kedalaman 25-30
meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai
106 Ωm diduga mengandung lempung.
Berdasarkan hasil pengolahan software
res2divn
menunjukkan bahwa pada lintasan 2
terdapat beberapa lapisan tanah atau batuan yang
memberikan nilai resistivitas berbeda untuk setiap
lapisannya. Pada titik 10 meter sampai titik 20 meter
dengan kedalaman 0 meter sampai 5 meter memiliki
nilai resistivitas berkisar antara 335 Ωm sampai 594
Ωm. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik tersebut
mengandung mangan.
Berikut adalah hasil data lintasan 2 yang telah
diolah dengan menggunakan software res2divn yang
sudah digabungkan dengan grid editor hasil dari
pengolahan software surfer 10 untuk menentukan
koordinat X dan koordinat Y sehingga dapat
ditentukan luasan area yang mengadung mangan dan
persentase deposit kandungan mangan seperti yang
ditunjukan pada Gambar8.
Gambar 8. Kontur 2D menggunakan software res2divn +
Grid editor pada lintasan 2
Berdasarkan Gambar 8. dan hasil interpretasi
pada software surfer diperoleh koordinat luasan di
lintasan 2 pada koordinat X = 1,3636 m dan
koordinat Y = 1,3833 m, maka luasan batuan yang
memiliki nilai resistivitas 335 Ωm sampai 594 pada
lintasan 2 diperoleh luas daerah yang mengandung
mangan seluas 16, 9767 m2 dengan persentase luas
daerah yang mengandung mangan sebesar 1 %.
Daerah pada lintasan 2 yang mengandung
mangan, berada pada kisaran titik 10 meter sampai 20
meter dengan kedalaman 0 meter sampai 5 meter.
Luas daerah yang mengandung mangan pada lintasan
2 mempunyai luas 16,9767 m2 dengan persentase 1
%.
D. Data Lintasan 3
Untuk panjang lintasan 3 adalah 150 meter
dengan spasi elektroda 5 meter. Dengan spasi
elektroda ini diharapkan interpretasi dapat mencapai
kedalaman 30 meter. Hasil data yang telah diolah
dengan menggunakan software Res2dinv ditunjukan
pada Gambar 9.
Gambar 9. Kontur 2D menggunakan software Res2dinv pada
Lintasan 3
5
Pada hasil penelitian ini distribusi resistivitas
menunjukkan variasi nilai resistivitas batuan yang
begitu besar, dengan bentangan nilai resistivitasnya
mulai dari 10,75 Ωm sampai 594 Ωm, sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut.
Lapisan pertama dengan kedalaman 0-5 meter
didapatkan harga resistivitas 59,8 Ωm sampai 188
Ωm mengandung marmer.
Lapisan kedua dengan kedalaman 5-10 meter
didapatkan harga resistivitas 33,7 Ωm sampai 335
Ωm mengandung lempung, marmer dan mangan.
Lapisan ketiga dengan kedalaman 10-15 meter
didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 594
Ωm mengandung lempung, mamer, mangan dan
gamping.
Lapisan keempat dengan kedalaman 15-20
meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai
594 Ωm mengandung lempung, mamer, mangan dan
gamping.
Lapisan kelima dengan kedalaman 20-25
meter didapatkan harga resistivitas 33,7 Ωm sampai
594 Ωm mengandung marmer dan mangan.
Lapisan kenam dengan kedalaman 25-30
meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai
335 Ωm mengandung lempung, marmer dan mangan.
Berdasarkan hasil pengolahan software
res2divn
menunjukkan bahwa pada lintasan 3
terdapat beberapa lapisan tanah atau batuan yang
memberikan nilai resistivitas berbeda untuk setiap
lapisannya. Pada titik 40 meter sampai titik 105
meter dengan kedalaman 5 meter sampai 30 meter
memiliki nilai resistivitas berkisar antara 335 Ωm
sampai 594 Ωm. Hal ini menunjukkan bahwa pada
titik tersebut mengandung mangan.
Berikut adalah hasil data lintasan 3 yang telah
diolah dengan menggunakan software res2divn yang
sudah digabungkan dengan grid editor hasil dari
pengolahan software surfer 10 untuk menentukan
koordinat X dan koordinat Y sehingga dapat
ditentukan luasan area yang mengadung mangan dan
persentase deposit kandungan mangan seperti yang
ditunjukan pada Gambar 10.
Berdasarkan Gambar 10. dan hasil interpretasi
pada software surfer diperoleh koordinat luasan di
lintasan 3 pada koordinat X = 1,3636 m dan
koordinat Y = 1,3833 m, maka luasan batuan yang
memiliki nilai resistivitas 335 Ωm sampai 594 pada
lintasan 3 diperoleh luas daerah yang mengandung
mangan seluas 454,5983 m2 dengan persentase luas
daerah yang mengandung mangan sebesar 24 %.
Daerah pada lintasan 3 yang mengandung
mangan, berada pada kisaran titik 40 meter sampai
titik 105 meter dengan kedalaman 5 meter sampai 30
meter. Luas daerah yang mengandung mangan pada
lintasan 3 mempunyai luas 454,5983 m2 dengan
persentase 24 %.
E. Data Lintasan 4
Untuk panjang lintasan 4 adalah 105 meter
dengan spasi elektroda 5 meter. Dengan spasi
elektroda ini diharapkan interpretasi dapat mencapai
kedalaman 20 meter. Hasil data yang telah diolah
dengan menggunakan software Res2dinv ditunjukan
pada Gambar 11.
Gambar 11. Kontur 2D menggunakan software Res2dinv
pada Lintasan 4
Pada hasil penelitian ini distribusi resistivitas
menunjukkan variasi nilai resistivitas batuan yang
begitu besar, dengan bentangan nilai resistivitasnya
mulai dari 10,75 Ωm sampai 594 Ωm, sehingga
diperoleh hasil sebagai berikut.
Lapisan pertama dengan kedalaman 0-5 meter
didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 189
Ωm mengandung lempung dan marmer.
Lapisan kedua dengan kedalaman 5-10 meter
didapatkan harga resistivitas 189 Ωm sampai 594 Ωm
mengandung marmer dan mangan.
Lapisan ketiga dengan kedalaman 10-15 meter
didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai 189
Ωm mengandung lempung dan marmer.
Lapisan keempat dengan kedalaman 15-20
meter didapatkan harga resistivitas 10,7 Ωm sampai
189 Ωm mengandung lempung dan marmer.
Berdasarkan hasil pengolahan software
res2divn
menunjukkan bahwa pada lintasan 4
Gambar 10. Kontur 2D menggunakan software res2divn +
Grid editor pada lintasan 3
6
terdapat beberapa lapisan tanah atau batuan yang
memberikan nilai resistivitas berbeda untuk setiap
lapisannya. Pada titik 45 meter sampai titik 85 meter
dengan kedalaman 5 meter sampai 10 meter memiliki
nilai resistivitas berkisar antara 335 Ωm sampai 594
Ωm. Hal ini menunjukkan bahwa pada titik tersebut
mengandung mangan.
Berikut adalah hasil data lintasan 4 yang telah
diolah dengan menggunakan software res2divn yang
sudah digabungkan dengan grid editor hasil dari
pengolahan software surfer 10 untuk menentukan
koordinat X dan koordinat Y sehingga dapat
ditentukan luasan area yang mengadung mangan dan
persentase deposit kandungan mangan seperti yang
ditunjukan pada Gambar 12.
Gambar 4.13TempatPenelitian (Google Earth)
Gambar 12. Kontur 2D menggunakan software Surfer 10
pada lintasan 4
Berdasarkan Gambar 12. dan hasil interpretasi
pada software surfer diperoleh koordinat luasan di
lintasan 4 pada koordinat X = 0,9091 m dan
koordinat Y = 0,8906 m, maka luasan batuan yang
memiliki nilai resistivitas 335 Ωm sampai 594 pada
lintasan 4 diperoleh luas daerah yang mengandung
mangan seluas 38,07 m2 dengan persentase luas
daerah yang mengandung mangan sebesar 5 %.
Daerah pada lintasan 4 yang mengandung
mangan, berada pada kisaran titik 45 meter sampai
titik 85 meter dengan kedalaman 5 meter sampai 10
meter. Luas daerah yang mengandung mangan pada
lintasan 4 mempunyai luas 38,07 m2 dengan
persentase 5 %.
Gambar 14. Kontur 2D 4 Lintasan
Pada Gambar 4.11 adalah menunjukkan desain
lokasi tempat penelitian menggunakan software
google earth dengan pusat survei pada koordinat
8011’09.4’’ S dan 112022’39.9’’ E pada Lintasan 4.
Pada Gambar 4.12 adalah kontur 3 Dimensi
terdiri dari hasil keempat lintasan setelah di
intrepretasi menggunakan software res2divn yang
disusun seperti pada gambar 4.11. Pada lintasan 1
berhadapan dengan lintasan 3 dengan jarak adalah 30
meter yang mengarah pada timur laut. Pada lintasan 2
berhadapan dengan lintasan 4 dengan jarak adalah
110 meter yang mengarah pada barat laut.
Sedangkan di alam bebas volume batuan
bentuknya sangat beragam dan sulit untuk diukur
volumenya secara pasti. Untuk itu perlu dilakukan
perhitungan
dengan
pendekatan
matematis.
Pendekatan yang digunakan adalah dengan
mengasumsikan batuan yang ada pada luasan lintasan
1, volumenya sama juga pada luasan lintasan 3.
Dengan asumsi proyeksi bentuk batu tersebut linier
ke lintasan 3, maka perhitungan diambil dengan
merata-rata luas batuan di lintasan 1 dan di lintasan 2.
Volume totalnya adalah sebesar rata-rata luasan
F. Kontur 3Dimensi 4 Lintasan
Berikutadalahgambar yang menunjukkandesainlokasipenelitiandenganmenggunakan
software
google earth dankontur 3 dimensikeempatlintasandarihasilintrepetasimenggunakan software res2divn
seperti yang ditunjukkanpadaGambar 13. danGambar
14.
7
tersebut dikalikan dengan jarak lintasan 1 dengan
lintasan 3 yaitu 30 meter. Sehingga volume daerah
yang mengandung mangan adalah 11063,1495 m3
dengan persentase sebesar 20 %.
Hal yang perlu mendapat perhatian saat melakukan
penelitian adalah Pengambilan data dilakukan dengan
memperpanjang lintasan agar data yang didapat
dalam cakupan yang lebih luas dan akurat.
Keonjhar district, Orissa.Geophys. Vol.13,
No.3, pp.149-161
Sugiyarto, Kristian H. 2003. Kimia Anorganik II.
Yogyakarta: JICA
Sjarifudin, M. Z., and Hamidi, S., 1992. Peta Geologi
Bersistem Indonesia :lembar Blitar 1507-6,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
Tim Penyusun. 2013. PedomanPenulisanKaryaIlmiah. Malang :UniversitasNegeri Malang.
KESIMPULAN
1.
Sebaranlapisanbatuan yang diprediksimengandungMangan (Mn), padalintasan 1 terletakpadatitik 20 meter sampaititik 85 meter dengankedalaman 0 meter sampai 30, padalintasan 2 padatitik 10 meter sampaititik 20 meter dengankedalaman 0 meter sampai 5 meter, padalintasan 3
padatitik 40 meter sampaititik 105 meter dengankedalaman 5 meter sampai 30, padalintasan 4
padatitik 20 meter sampaititik 85 meter dengankedalaman 5 meter sampai 10 meter, denganpusatsurveipadakoordinat 8011’09.4’’ S dan
112022’39.9’’ E padaLintasan 4.
2.
Diprediksibanyaknyabatuan yang mengandungMangan (Mn), padalintasan 1 adalah 282,945 m2,
denganpersentasesebesar 15 %. Padalintasan 2
adalah 16,9767 m2 , denganpresentasesebesar 1
%. Padalintasan 3 adalah 454,5983 m2 , denganpresentasesebesar 24,1 %. Padalintasan 4 adalah
38,07 m2, denganpresentasesebesar 5 %denganpusatsurveipadakoordinat 8011’09.4’’ S dan
112022’39.9’’ E padaLintasan 4.Dan diprediksi
Volume deposit batuan yang mengandungmanganberdasarkanluasan area yang disurveiadalah
11063,15 m3, denganpresentase volume sebesar
20 %
DAFTAR RUJUKAN
Anudu, G.K., Onuba, L.M., Ufondu, L.S. 2011.
Geoelectric Sounding for Groundwater Exploration in the Crystalline Basement Terrain
AroundOnipe and Adjoining Areas, Southwestern Nigeria. Journal of Applied Technology in
Environmental Sanitation,(4): 343-354).
BSN.2002. PenyusunanNeracaSumberDaya – Bagian
4- SumberDaya Mineral Spasial.BadanStandarisasiNasional.
Britannica Illustraded Science Library. 2008. Rocks
And Minerals. China. Ensiklopedia Britannica.
ESDM, Dinas. 2010. datasumberdaya mineral di kabupaten Malang : dinas ESDM kab. Malang.
Murthy, B.V.S., B.MadhusudanRao, A.K. Dubey and
Srinivasulu, 2009.Geophysical exploration for
manganese-some first hand examples from
8
Download