BAB IV HASIL PENELITIAN DAN

advertisement
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Yogyakarta adalah salah satu kota yang menjadi pusat tujuan pendidikan dari
taman kanak- kanak hingga perguruan tinggi dari daerah lain di Indonesia. Bukan
hanya sekolah negeri yang menjadi serbuan calon siswa yang datang, tetapi sekolahsekolah swasta di Yogyakarta pun menjadi serbuan.
Sekolah- sekolah yang didirikan Departemen Agama (Depag) pun menjadi
pilihan yang diminati oleh para calon siswa. Salah satu nya Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 3 Sleman yang dulu dikenal dengan MAYOGA (MAN Yogyakarta 3) adalah
satu dari sekian lembaga pendidikan di Yogyakarta yang juga berada di gardu paling
tinggi untuk mempersiapkan setiap generasi bangsa ini.
Sejak tahun1998, sekolah yang banyak menghasilkan para alumni termasuk
Mendiknas Malik Fadjar ini ditetapkan sebagai sekolah model atau sekolah
percontohan sehingga sekolah ini sering mendapat kunjungan rombongna dari
sekolah lainnya. Mereka umumnya melakukan studi banding, adapun profilnya yaitu:
47
1. Profil Madrasah Aliyah Negeri 3 Sleman
Tabel 4.1
Profil MAN 3 Sleman
NPSN
NSS
20411891
131134040003
Nama
MAN 3 SLEMAN
Akreditasi
Akreditasi A
Alamat
Jl. Magelang Km 4
Kode Pos
55284
Nomer Telp
(0274) 513613
Nomer Faxs (0274) 513613
Email
[email protected]
Jenjang
SMA
Status
Negeri
Situs
www.mayoga.sch.id
Lintang
-7.767395009635724
Ketinggian
138
Waktu
Sekolah Pagi
Belajar
Lokasi Sekolah
Kota
Kab. Sleman
Propinsi
Di Yogyakarta
48
Kecamatan
Mlati
Kelurahan
Sinduadi
MAN 3 Sleman dipilih dan ditetapkan sebagai Rintisan Madrasah Unggul dengan
Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Nomor 609 B tahun
2012 tanggal 4 Oktober 2012.
Rintisan Madrasah Unggul(RMU) adalah madrasah yang diselenggarakan
dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan (SNP), diperkaya dengan
berbagai keunggulan dengan target capaian menggabungkan kualitas madrasah dan
pembentukan karakter santri. SNP adalah standar minimal yang harus dipenuhi oleh
satuan pendidikan meliputi standar kompetensi lulusan, isi, proses, penilaian,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan
pembiayaan.
Sedangkan
pengayaan
dapat
berupa
penyesuaian,
penguatan,
pengembangan, perluasan dan pendalaman pada peningkatan mutu pendidikan,
dengan berbasis keunggulan local, dan keunggulan keislaman, maupun standar
pendidikan Negara maju. Dalam rangka peningkatan mutu, Rintisan madrasah unggul
dapat menjalin kerjasama dengan berbagai pihak (networking) antara lain diarahkan
pada pola perujukan (benchmaking). Selain itu, juga dapat dilakukan sertifikasi atas
keunggulan- keunggulan yang dikembangkan madrasah baik pada level kelembagaan
maupun lainya.
49
2. Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Negeri 3 Sleman
Pada tahun 1950 berdirilah tiga sekolah Departemen Agama guru- guru MAYOGA di
Yogyakarta. Mereka itu SGHA ( Sekolah Guru Hakim Agama), SGAI (Sekolah Guru
Agama Islam) Putri, dan SGAI Putra. Dalam perkembangan pendidikan di
Lingkungan Departeman Agama. SGHA ini kemudian berubah nama menjadi PHIN
(Pendidikan Hakim Islam Negeri), dan sekarang menjadi MAN Yogyakarta I, SGAI
Putri berubah menjadi PGA (Pendidikan Guru Agama) Putri, dan sekarang menjadi
MAN Yogyakarta II, sedang SGAI Putra berubah menjadi PGAN dan akhirnya
berubah lagi menjadi MAN Yogyakarta III.
Pada awal tahun 2017 nama sekolah MAN Yogyakarta III berubah nama menjadi
MAN 3 Sleman dengan adanya SK No 68 th 2017 tentang pemberlakuan perubahan
nama Madrasah Aliyah Negeri, Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Madrasah
Ibtidaiyah Negeri di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam perkembangan/ perpindahan tempat belajarnya, Semula, SGAI, PGA, PGA V
tahun Laki-laki dan Putri tersebut, tempat belajarnya di Jalan Malioboro menyewa
pada SR Netral, yang kenyataanya seperti sekarang ini, ialah menjadi Toko Samijaya.
Setelah Pemerintah Pusat RI pindah dari Yogyakarta ke Jakarta, lalu PGA Puteri
tersebut tempat belajarnya pindah ke Jalan KH A Dahlan sampai sekarang ini.
Menempati yang semula untuk Kementerian Agama.
Dan Setelah PTAN pindah dari Jalan Simanjutak ke Demangan menjadi IAN, maka
gedung itu untuk PHIN, perubhan dari SGHA dahulunya. Sedang PGA laki- laki itu,
tetap masih menyewa, pindah ke Jalan Kapas, kemudian masih menyewa lagi pindah
50
ke Gedung Mu’allimin Muhammadiyah dan terakhir pindah ke sinduadi ini dengan
sudah memiliki tanah dan gedung sendiri.
3. Visi dan Misi
MAN 3 Sleman mempunyai branding: Madrasah para juara
a. Visi
Terwujudnya Civitas Madrasah yang Unggul dan Imtak dan Iptek, TeRAmpil
mengamalkan
ilmu
hidup
bermasyarakat,
berkePRIbadian
MAtang
(ULTRAPRIMA) dan berwawasan lingkungan.
b. Misi
1) Menyelenggarakan dan menghidupkan pendidikan ber-Ruh Islami,
memperteguh keimanan, menggiatkan ibadah, dan berakhlakul karimah.
2) Menyelenggarakan dan menghidupkan pendidikan ber-Ruh Islami,
memperteguh keimanan, menggiatkan ibadah, dan berakhlakul karimah
3) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, berbudaya keunggulan,
kreatif, inovatif dan menyenangkan
4) Membekali siswa dengan life skill, baik general life skill maupun specific
life skill.
5) Memadukan penyelenggaraan program pendidikan umum, pendidikan
agama dan pendidikan pesantren
6) Melaksanakan tata kelola madrasah yang professional, efektif, efisien,
transparan dan akuntabel
51
7) Menyelenggarakan pendidikan lingkungan hidup secara integrative sebagai
upaya pelestarian lingkungan, pencegahan, pencemaran dan kerusakan
lingkungan.
4. Kegiatan Ekstrakurikuler di MAN 3 Sleman
Di MAN 3 Sleman terdapat bermacam- macam kegiatan ekstrakurikuler yang
bisa dipilih untuk mengembangkan potensi, bakat dan minat siswa. Kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di MAN 3 Sleman adalah sebagai berikut:
a. Mayoga English Club
b. Korps Da’I Mayoga
c. Tonti-PMR
d. KIR-Olimpiade Mapel
e. Jurnalistik
f. Pencinta Alam
g. Paduan Suara
h. Teater
i. Musik Islami
j. Dekorasi
k. Sepak Bola
l. Pencak Silat
m. Tae Kwon Do
n. Basket
o. Tenis Meja
52
p. Bulu Tangkis
5.
Prestasi MAN 3 Sleman
a. Prestasi Madrasah
1) Perpustakaan terbaik nasional
2) Sekolah Sehat Nasional
3) Adiwiyata Nasional
4) Kerjasama Sister School : Man Insan Cendikia Serpong, SAMT Malaysia,
Madrasah Wak Tanjong Singapura, UTTC Thailand, Sekolah Sultan
Alamsyah Putrajaya Malaysia.
b. Prestasi Siswa
1) Juara 2 Olimpiade Matematika Madrasah Tingkat Nasional Tahun 2013
2) Juara 2 Kompetisi Sains Madrasah Mapel Fisika Tingkat Nasional Tahun
2013
3) Juara 2 Kompetisi Sains Madrasah Mapel Ekonomi Tngkat Nasional Tahun
2013
4) Juara 2 Band Religi Madrasah Tingkat Nasional Tahun 2013
5) Juara 2 KSM Mapel Ekonomi Tingkat Nasioanl Tahun 2014 di Makasar
6) Juara 1 KSM Mapel Fisika Tingkat Nasional Tahun 2014 di Makasar
7) Juara 1 KSM Mapel Geografi Tingkat Nasional Tahun 2015 di Palembang
8) Juara 3 AKSIOMA Cabang Tenis Meja Tingkat Nasional Tahun 2015 di
Palembang
53
6.
Program Unggulan Prestasi
Program Unggulan Prestasi MAN 3 Sleman yaitu menuju 3 keunggulan:
Unggul Akademik, Unggul Leadership dan Unggul Spiritual.
a. Program Lembaga
1) Penguatan Akademik : Masuk jam 06.30- 16.30. melalui
optimalisasi
KBM,
Layanan
Prima
Perpustakaan,
Layanan
Laboratorium, Layanan Klinik mata pelajaran, Layanan Konseling.
2) Branding Madrasah : Madrasah para Juara
3) Destinasi Wisata Pendidikan (Perpustakaan Mayoga)
4) Adiwiyata (Green and Clean School). MAYOGA membina dan
mendampingi 13 Madrasah di Kabupaten Sleman, Tahun 2014. 13
Madrasah
tersebut
telah
memperoleh
Adiwiyata
Tingkat
Kabupaten.
5) Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001/2008. Prosedur
Pelayanan Standar Pendidikan.
6) Akreditasi (visitasi 22-23 September 2014, Nilai A/97)
b. Program Siswa
1) Pembinaan Intensif Olimpiade (OSN-KSM) Kerjasama dengan
dosen UGM-UNY-Lembaga Pendidikan
a) Fisika
b) Kimia
54
c) Biologi
d) Matematika
e) Ekonomi
f) Astronomi
g) Geografi
2)
Lomba dan Kompetisi
a) Olah Raga : Sepak bola, Footsal, Pencak silat, Basket, Catur,
Tenis Meja, Bulu Tangkis, Atletik, Senam.
b) Seni : Hadroh, Nasyid, Paduan Suara, Band Islami, Kaligrafi.
c) Iptek : Roket, LKTI
d) Mapel : Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, Ekonomi,
Sosiologi, Geografi
e) Bahasa dan Budaya : Lomba Pidato Bahasa Indonesia, Arab,
Inggris, Karawitan, Pramuka, PERPRASISMA, PDT, Scout
Camp.
3) Pendidikan Karakter
a) Tahfidzul Quran terjadwal
b) MAyoga Dai Club
c) Pagi Asmaul Husna
d) Pagi Kultum dan Tadarus Al-Qur’an (7 menit sebelum KBM jam
pertama)
e) Dhuha terjadwal
55
4) Kelompok Hobi
a) MBL
b) MEC
c) MDC
d) ROHIS
e) KIR
f) PMR
g) KSJ
h) Palagama
i) Karawitan
5) Diklat
a) Da’i
b) Jurnalis : Jurnalis Mayoga (JURMA)
c) Kepemimpinan
d) AMT
e) Konselor Remaja
f) Fiqhun Nisa
g) Pengolahan Limbah
h) Kerajinan
i) Bahasa Asing
56
7. Fasilitas
Fasilitas- fasilitas yang dimiliki oleh MAN 3 Sleman yaitu:
a. Kampus yang bersih, nyaman, rapi dan kondusif
b. Kelas Multimedia (Ber-AC)
c. Otomasi Perpustakaan
d. Ruang baca Outdoor (Gazebo saung Baca)
e. Laboratorium
f. Studio Musik
g. Asrama/ Boarding Putra dan Putri
h. Masjid dan Aula
i. Workshop Tata Busana, Handycraft dan TIK
8. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah susunan organisasi, struktur dalam suatu organisasi
sangat diperlukan untuk mempermudah mengatur organisasi sehingga program
yang ditentukan dapat terealisasi dan terkodinisir dengan baik sesuai tujuan.
Adapun struktur pengurus MAN 3 Sleman dapat dilihat pada tabel berikut ini:
57
Tabel 4.2
Daftar Pengurus
Nama
9.
Jabatan
Nur Wahyudin Al-Azis
Kepala Sekolah
Mucharom
Wakil Kepala Sekolah
Supri Madyo Purwanto
Wakil Kepala Sekolah
Thoha
Wakil kepala Sekolah
Nur Prihantara Hermawan
Wakil Kepala Sekolah
Rini Utami
Kepala Laboratorium
Syarfini
Kepala Laboratorium
Ihsan Sanusi
Kepala Tata Usaha
Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa
a. Data Guru dan Karyawan
Jumlah Guru di MAN 3 Sleman berjumlah 62 orang dan mempunyai
karyawan sejumlah 22 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel di
bawah ini :
58
1). Daftar Guru
Tabel 4.3
Daftar Guru MAN 3 Sleman
No
Nama
Status
1
Nur Wahyudin Al-Azis
Aktif
2
Binuriddin
Aktif
3
Isni Kurnia Romadhoni
Aktif
5
Sonny Kurniadi
Aktif
6
Angga Febiyanto
Aktif
7
Tri Sihono
Aktif
8
Ami Syamsiah Zainal
Aktif
9
Arini
Aktif
10
Asih Irianto
Aktif
11
Atun Rochajati
Aktif
12
Awang Eka Harmawan
Aktif
13
Dewi Sri Hidayati
Aktif
14
Dul Rohman Aryyunanta
Aktif
15
Dyah Indrastuti
Aktif
16
Elfa Tsuroyya
Aktif
17
Eny Isnaini Nazilaturrokhmah
Aktif
18
Esti Supeni
Aktif
59
No Nama
Status
19
Failasufah
Aktif
20
Hanawasti
Aktif
21
Hasti Budiyaningrum
Aktif
22
Ida Puspita
Aktif
23
Imas Kurniasih
Aktif
24
Indrarti Puji Astuti
Aktif
25
Indriani Widiastuti
Aktif
27
Kistanto
Aktif
28
Lailatur Rohmah Ma’arif
Aktif
29
M. Fauzan Budi Santoso
Aktif
30
Maryanta
Aktif
31
Miatu Habibah
Aktif
32
Mohammad Subhan
Aktif
33
Mucharom
Aktif
34
Muhammad Taufiq
Aktif
35
Musrin
Aktif
36
Nasabun
Aktif
37
Nirmala
Aktif
38
Nur Prihantara Hermawan
Aktif
39
Nur Sulhiyatun Wahidah
Aktif
60
No Nama
Status
40
Nur Syamsudin
Aktif
41
Nurdiana Hera Nurul Fitri
Aktif
42
Rini Utami
Aktif
43
Rita Setyowati
Aktif
44
Rodatun Widayati
Aktif
45
Siti Hidayati
Aktif
46
Siti Mahmudah
Aktif
47
Siti Mutmainah
Aktif
49
Siti Rahmatun Hayati
Aktif
50
Sri Wahyuni Wulandari
Aktif
51
Sudarmaka
Aktif
52
Sumarjana
Aktif
53
Supardi
Aktif
54
Supri Madyo Purwanto
Aktif
55
Suratmi
Aktif
56
Suwandi
Aktif
57
Syarfini
Aktif
58
Thoha
Aktif
69
Toni Poerwanti
Aktif
60
Umar Dahlan
Aktif
61
No Nama
Status
61
Yustanti Indun Wijayanti
Aktif
62
Zahro Farida
Aktif
2). Daftar Staff
Tabel 4.4
Daftar Staff MAN 3 Sleman
No
Nama
Status
1
Ihsan Sanusi
Aktif
2
Eko Ismanto
Aktif
3
Fadlun Husaini
Aktif
4
Ichwan Aktar Huda
Aktif
5
Juwadi
Aktif
6
Laili Afraha
Aktif
7
Mekar Dwiastuti
Aktif
8
Nuzul Hidayah Yuningsih
Aktif
9
Rita Susanti
Aktif
10
Sardiman
Aktif
11
Siti Emi Diyatun Djamil
Aktif
12
Sri Hidayat
Aktif
13
Sugeng Riyadi
Aktif
62
No
Nama
Status
14
Sugiyanto
Aktif
15
Sukirman
Aktif
16
Suranta
Aktif
17
Sutikno
Aktif
18
Toto Suaranto
Aktif
19
Wagimin
Aktif
20
Waldiyana
Aktif
21
Warsita
Aktif
22
Yuli Endarwati
Aktif
B. Profesionalisme Kelompok Guru PAI dalam Mengelola Sumber Belajar
Siswa di MAN 3 Sleman
Pembelajaran PAI di Madrasah terdiri dari berbagai mata pelajaran
diantaranya fiqih, qur’an hadits, sejarah kebudayaan islam, aqidah, akhlak, dan
ilmu kalam. Maka pihak sekolah terutama guru diberikan kebebasan untuk
melakukan inovasi dalam hal pembelajaran terutama dalam menggunakan atau
mengembangkan sumber belajar untuk siswa. Sehingga dalam hal ini guru
dituntut untuk mampu mengelola dengan berbagai cara dan kreatifitas masingmasing guru. Dengan kata lain, sangat dibutuhkan tingkat keprofesionalan yang
tinggi bagi seorang guru dalam menyikapi setiap tugas yang diberikan.
63
Guru profesional akan tercermin apabila dalam menerapkan pelaksanaan
tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam mengelola materi, metode
pembelajaran, maupun sumber belajar yang tersedia.
Adapun Sumber belajar yang ada di MAN 3 Sleman terdiri dari :
laboraturium
Agama,
Perpustakaan,
Ruang
Kelas,
Masjid,dll.
Dalam
memanfaatkan sumber belajar yang ada semaksimal mungkin guru mempelajari
fungsi dari sumber belajar masing- masing.
1.
Ruang Kelas
Suatu ruangan dalam bangunan sekolah, yang berfungsi sebagai tempat
untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM).
Ruang Kelas adalah salah satu sumber belajar yang direncanakan dan
dipersiapkan untuk menunjang keberhasilan dari proses belajar mengajar.
MAN 3 Sleman memiliki 25 ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar.
Adapun ruang kelas terdiri dari 2 lantai dimana untuk lantai satu digunakan
untuk ruang kelas XII,XI IPS. Lantai dua digunakan untuk ruang kelas XI IPA, X
M1A, X MIIS DAN X PK. Secara keseluruhan kondisi kelas tergolong sangat
baik, fasilitas yang ada di raung kelas juga terbilang lengkap sebab telah terdapat
LCD, proyektor, CCTV, Sound sistem, papan tulis, papan pengumuman , papan
absensi, kipas angin, daftar pengurus kelas, alat kebersihan, lemari dan terdapat
loker untuk menaruh barang- barang dll.
Pembelajarn PAI di MAN 3 Sleman secara keseluruhan paling sering
dilaksanakan di ruang kelas hal ini berdasarkan penuturan dari salah satu guru
64
PAI Bapak Anhar Selaku guru mata pelajaran Quran Hadis kelas 11 (1/3/2017).
Beliau menjelaskan, Pembelajaran PAI paling sering dilaksanakan di ruang kelas
dikarenakan mengingat waktu yang tersedia harus di gunakan secara tepat sesuai
dengan materi yang banyak dalam waktu satu semester itu dan efisen waktu.
Sehingga ketika pembelajaran di dalam kelas sudah mampu menunjang
keberhasilan pembelajaran maka tidak dipersalahkan, tetapi tidak memungkiri
guru tetap mengunakan sumber belajar yang lain seperti perpustakaan atau
laboraturium agama hanya saja tidak sesering atau sebanyak proses pembelajaran
di dalam kelas.
Pernyataan Guru juga didukung oleh penuturan Bapak Kepala Sekolah Azis
(15 maret 2017) bahwa untuk menyiasati materi yang terlalu panjang dan banyak
dan waktu yang hanya 1 jam pelajaran tiap pertemuanya, biasanya materi paring
sering di sampaikan di ruang kelas di banding tempat sumber belajar yang lain
kecuali pada materi tertentu yang membutuhkan tempat sumber belajar yang lain
seperti perpustakaan atau laboraturium agama.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ruang kelas
tempat yang paling sering digunakan pada proses kegiatan belajar mengajar pada
guru PAI di MAN 3 Sleman dibandingkan sumber belajar yang lain.
2.
Perpustakaan
Perpustakaan MAN 3 Sleman terltak di pojok timur lantai 1 sekolah ,
berdekatan dengan ruang tamu sekolah. Perpustakaan mulai dibuka pukul 07.00-
65
16.30 pada hari senin hingga kamis. Hari jumat hanya sampai pukul 14.00, hari
sbatu sampai pukul 15.30. Perpustakaan MAN 3 Sleman terbagi menjadi 2
ruangan yaitu ruang baca dan ruang refrensi. Berdasarkan hasil wawancara
dengan Kepala Perpustakaan Ibu Toni pada tanggal 25 Februari 2017 di ruang
baca perpustakaan. Beliau menjelaskan,
”Layanan Perpustakaan yang ada di Sekolah ini dibagi menjadi dua yaitu jenis
layanan dan sistem layanan. Adapun jenis layanan yang dilakukan: a. Kegiatan
belajar mengajar di perpustakaan, disini guru leluasa menggunakan perpustakaan
sebagai sarana pembelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran yang
digunakan. Perpustakaan ini mampu menampung 4 rombongan belajar (@30
siswa) di area in door dan out door. b. Peminjaman koleksi maksimal
peminjaman 4 buku dan lama peminjaman 1 minggu. c. Layanan Audio Visual
dan Multimedia (TV, VCD, DVD) Guru atau siswa dapat memutar VCD/ DVD
pembelajaran di ruang audio visual. Adapun Sistem Layanan yang ada
Perpustakaan di sini menerapakan dua model sistem layanan, yakni: Sistem
terbuka yaitu digunakan untuk layana koleksi perpustakaan secara umum,
pegangan guru dan refrensi. Dan sistem tertutup yaitu layanan koleksi buku
bahan ajar siswa”.
Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwasanya layanan
yang diberikan pihak perpustakaan MAN 3 Sleman sangat baik, sehingga dari
layanan tersebut sangat menunjang kegiatan pembelajaran yang ada, lebih
khususnya pada pelajaran PAI.
Penyelenggaraan
perpustakaan
sekolah
bukan
hanya
untuk
mengumpulkan dan menyimpan bahan- bahan pustaka, tetapi dengan adanya
penyelenggaraan
perpustakaan
sekolah
diharapkan
dapat
menunjang
keberlangsungan kegiatan pembelajaran lebih khusunya pelajaran PAI.
Berdasarkan hasil Wawancara dengan Ibu Imas selaku Guru Quran
Hadis tanggal 22 februari 2017, menjelaskan:
66
”Dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada menyesuaikan dengan materi
pelajaran yang akan dijelaskan, sehingga tidak semua sumber belajar dapat
digunakan dalam proses pembelajaran. Secara keseluruhan dalam proses
pembelajaran paling sering dilakukan di dalam kelas dan perpustakaan.”
Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil wawancara terhadap Kepala
Perpustakaan Ibu Toni pada tanggal 25 februari 2017 menjelaskan bahwa:
”Dalam proses pembelajaran Guru PAI secara keseluruhan sering
memanfaatkan sumber belajar yang ada di MAN 3 Sleman lebih khususnya
perpustakaan. Perpustakaan tersebut terdiri dari ruang baca, ruang refrensi,
ABADIKA( Area baca dan diskusi terbuka) dan saung baca sehingga dalam
proses pembelajaran guru beserta murid boleh memanfaatkan atau melakukan
proses pembelajaran di semua tempat perpustakaan tersebut, hanya saja setiap
akan menggunakan perpustakaan guru harus memesan waktu penggunaan
tempat tersebut terlebih dahulu agar tidak bertabakan dengan guru yang lain.”
Berdasarkan hasil wawancara dari kedua sumber di atas dapat disimpulkan
bahwasanya guru PAI sering memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber
belajar. Guru dalam menggunakan perpustakaan tidak serta merta
menggunakannya. Akan tetapi, guru harus memesan terlebih dahulu waktu
kapan perpustakaan akan digunakannya. Karena menimbang akan ada guru
lain yang akan menggunakannya.
67
Gambar 4.1: Jurnal Kegiatan Belajar di Perpustakaan dokumentasi: 20
April 2017
Gambar 4.2: Ruang Refrensi Perpustakaan dokumentasi: 20 April
2017
Berdasarkan 2 gambar tersebut dapat dilihat salah satu ruang referensi yang
sering digunakan untuk kegiatan pembelajaran serta nama-nama guru yang
akan menggunakan perpustakaan untuk kegiatan belajar mengajar pada waktu
68
yang ditentukan terlebih dahulu oleh guru yang akan menggunakan
perpustakaan. Dengan melakukan kegiatan pembelajaran di perpustakaan
diharapkan siswa dapat belajar dengan fokus dan menyenangkan. Selain itu
sumber belajar yang diperoleh lebih banyak dibandingkan pembelajaran yang
dilakukan di dalam kelas.
3.
Laboraturium Agama
Laboraturium Agama di MAN 3 Sleman di Kepalai oleh Bapak Umar
Dahlan, M.Pd. Di dalam loboraturium ini telah dilengkapi oleh sarana
prasarana yang sangat lengkap antara lain AC, TV, Al- Quran, Kitab- kitab,
Alat peraga untuk sholat jenazah dan mengafani jenasah seperti : kain putih,
mukena, peci, sajadah. Selain itu di dalam laboraturium terdapat sepanduk tata
cara sholat, tata cara wudhu, tata cara sholat jenasah dll. Sehingga dengan
fasilitas
yang
lengkap
sangat
menunjang
keberlangsungan
proses
pembelajaran menjadi sangat kondusif di bandingkan pembelajaran yang
dilakukan di dalam kelas. Selain itu pembelajaran menjadi kondusif
dikarenakan ruangan ini terpisah dari gedung utama tepatnya berada di
deretan laboraturium matematika, dan ruang DEWA MAN 3 Sleman ( ruang
osis).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Eny (01/03/17) di ruang guru
beliau menjelaskan, Pembelajaran pada mata pelajaran Fiqih kelas X, XI dan
XII, lebih memfokuskan sumber belajar PAI pada bahan materi yang terdapat
dalam buku PAI kemudian materi dari buku tersebut dibahas secara lebih luas
69
dan mendalam dengan menggunakan metode ceramah interaktif dan
presentasi. Sedangakan pada materi tertentu seperti sholat, wudhu,
menyolatkan jenasah, memandikan jenasah. Pembelajaran diperjelas dengan
praktik di akhir materi untuk memperdalam materi yang telah diajarkan.
Praktik pada materi tertentu sering kali dilakukan di ruang laoboraturium
agama dikarenakan di laboraturium pembelajaran akan lebih berjalan kondusif
dengan sarana prasarana yang dibutuhkan.
Berdasarkan hasil wawancara diatas dan sejumlah guru PAI yang di
wawancarai, bahwasanya pembelajaran PAI di MAN 3 Sleman sudah
memanfaatkan sumber pembelajaran yang ada, hanya saja tidak semua
sumber belajar dapat digunakan pada mata pelajaran atau materi yang ada.
Dapat disimpulkan mata pelajaran yang paling sering mengunakan sumber
belajar laboraturium agama yaitu mata pelajaran Fiqih lebih khususnya pada
materi seperti praktik sholat, wudhu, mengafani jenasah, haji.
Sejalan dengan hal diatas untuk mengetahui tingkat keahlian guru PAI baik
dari segi profesional, penguasaan materi, maupun metode yang digunakan
dalam proses pembelajaran. Penulis dalam penelitian ini melihat tingkat
profesional guru PAI berdasarkan tiga indikator yang diteliti yaitu:
1). Kemampuan profesional
Kemampuan profesional merupakan kemampuan dalam bidang profesi
yang dimiliki seorang tenaga ahli. Seperti kemampuan dalam pengetahuan
yang kemudian didukung dengan adanya skill dalam profesinya.
70
Kemampuan profesional juga sangat dibutuhkan bagi seorang tenaga
pendidikan yang akan menyalurkan informasi terkait materi pembelajaran
yang akan disampaikan kepada peserta didik. Oleh sebab itu, guru harus
mampu mengelola kemampuan serta sumber belajar yang disediakan untuk
menunjang
pelaksanaan
pembelajaran
yang
ada
demi
terwujudnya
peningkatan keprofesionalan guru.
Gambar 4.3: Proses Pembelajaran di perpustakaan. Dokumentasi: 15 Maret
2017
Berdasarkan Observasi terhadap bapak Anhar tanggal 15 maret 2017 ,
Pembelajaran Quran Hadis dilaksanakan di perpustakaan pada ruang baca,
guru memberikan tugas dengan studi literatur yaitu siswa harus mencari
71
jawabanya yang ada di perpustakaan , pada gambar di atas jelas bahwasanya
guru sedang menjelaskan apa yang harus di lakukan oleh muridnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Elfa (01/03/17) selaku Guru PAI
di Man 3 Sleman. Pembelajaran PAI yang diampu oleh Ibu Elfa pada mata
pelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) kelas XI dan XII lebih
memfokuskan sumber belajar utama pada buku atau materi pelejaran. Ibu Elfa
membebaskan siswa menggunakan buku rujukan atau sumber belajar dari
mana saja asalkan jelas dan dapat di pertanggung jawabkan serta terkait
dengan materi yang di pelajari. Berbagai sumber belajar yang digunakan
siswa berasal dari perpustakaan atau situs dalam internet yang jelas,
pembelajaran di kelas dilaksanakaan dengan menampilkan materi power point
dengan melalui LCD proyektor.
Adapun tingkat profesional guru PAI di MAN 3 Sleman dalam mengelola
sumber belajar serta kemampuan pada diri sudah dapat dikatakan baik. Hal ini
diperkuat oleh penuturan kepala sekolah (wawancara Azis 15 maret 2017).
“Tingkat keprofesionalan guru di sekolah ini secara umum sudah
dapat dikatakan baik. Karena dilihat dari kemampuannya mengelola
setiap sumber pembelajaran yang disediakan seperti ruang
laboraturium agama, masjid, lapangan, khususnya perpustakaan dan
segala hal yang menjadi penunjang kesuksesan pembelajaran”.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwasanya Guru di MAN
3 Sleman lebih khususnya guru PAI dalam mengelola sumber belajar siswa di
katakan sudah baik dengan menerapkan sumber belajar yang ada sesuai
72
dengan materi yang diajarkan sehingga dapat menunjang keberhasilan
pembelajaran.
2). Kemampuan Sosial
Merupakan kemampuan Guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik , tenaga kependidikan , orang tua/ wali peserta
didik dan masyarak sekitar. Seperti dalam bersikap guru di anjurkan
berkomunikasi secara efektif , empatik dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat serta bertindak obyektif tidak
diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, negara, latar belakang
keluarga dan status sosial keluaraga. Namun yang lebih penulis tekankan
disini adalah bagaimana sikap sosial guru terhadap siswa di kelas maupun di
luar kelas.
Berdasarkan observasi (15/04/2017) penulis dilapangan. Sikap serta
pergaulan yang diterapkan oleh guru terhadap siswa baik di kelas maupun luar
kelas terlihat begitu akrab dan bersahabat. Hal itu terlihat dari cara guru
menyikapi setiap tindakan siswa serta tanggapan yang diberikan. Begitupun
cara guru menyikapi setiap masalah yang terjadi ketika proses pembelajaran
berlangsung.
3). Kemampuan personal
Merupakan kemampuan yang dimiliki dalam diri seorang individu
diluar pendidikan akademik yang dimilikinya. Dapat dikatakan sebagai
73
kemampuan seseorang dalam bersosialisasi, beretika dan kemampuankemampuan dasar lainya yang dimiliki oleh seseorang.
Guru di MAN 3 Sleman belum semuanya memilki kemampuan personal
atau ciri khas masing-masing baik dalam mengembangkan metode, materi,
atau dalam mengelola sumber belajar yang tersedia.
Namun ada salah satu guru PAI yang sering mengembangkan kemapuan
personalnya dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Salah satunya yang
dilakukan oleh Soni Kurniadi selaku guru SKI dan qur’an hadits (observasi,
15/04/2017), beliau memiliki kemampuan memberikan lelucon yang
membangun motivasi belajar siswa yang sering ia lakukan pada saat belajar
sedang dimulai maupun ketika proses pembelajaran. Selain itu sebelum
memulai pembelajaran ia berusaha membangun kemauan serta semangat
belajar siswa dengan memberikan motivasi, hal tersebut dilakukan dengan
tujuan agar siswa merasa nyaman dan senang dengan guru tersebut sehingga
pembelajaran akan merasa menyenangkan.
74
Gambar 4.4: Proses Kegiatan Pembelajaran di Dalam Kelas Dokumentasi:
20 April 2017
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa kegiatan pembelajaran
berlangsung dengan kondusif dan tenang. Gambar di atas terlihat siswa
bersama-sama dengan guru melakukan kegitan tanya jawab untuk
memperdalam materi yang sudah disampaikan.
C. Kendala yang di hadapi kelompok guru PAI dalam mengelola sumber
belajar siswa di MAN 3 Sleman
Keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh peran serta
guru, sehingga guru diharapkan mampu membuat perencanaan dan persiapan
pembelajaran dengan baik. Salah satu persiapan mengajar yang harus
diperhatikan guru adalah pengelolaan sumber belajar, mulai dari pemilihan bahan
ajar sampai pada pola evaluasi terhadap penggunaan sumber belajar tersebut.
75
Madrasah Aliyah Negeri 3 Sleman merupakan salah satu sekolah Adiwiyata
yaitu sekolah yang peduli lingkungan di Yogyakarta yang mempunyai sarana dan
prasarana yang cukup lengkap. Salah satunya adalah fasilitas sumber belajar
yang berupa perpustakaan, e-learning, wifi, buku pelajaran yang sudah sesuai
dengan kurikulum K-13 dan fasilitas lainnya. Ketersediaan sumber belajar ini
tidak terlepas dari kondisi lingkungan sekolah yang kondusif. Akan tetapi,
ketersediaan sumber belajar yang lengkap serta didukung oleh kondisi
lingkungan sekolah yang kondusif tidak menjadi jaminan bahwa tidak adanya
kendala atau hambatan yang dihadapi para guru lebih khususnya guru PAI. Para
guru khususnya guru PAI masih mengalami adanya kendala dan hambatan dalam
mengelola dan menggunakan sumber belajar. Hal ini juga tergantung dari
kualitas atau SDM terutama guru PAI.
Menurut Kepala MAN 3 Sleman salah satu kendala dalam mengelola dan
menggunakan sumber belajar berasal dari guru sendiri. Hal ini terjadi karena
kualitas atau SDM guru PAI yang masih rendah, terutama dalam kemampuan
dalam menyesuaikan sumber belajar terbaru yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Selain itu, kepala sekolah juga menyampaikna bahwa kendala
tersebut
dapat
diatasi
apabila
guru
mau
meningkatkan
kemampuan
kompetensinya sehingga pengelolaan dan penggunaan sumber belajar dapat lebih
maksimal. Lebih lanjut, kepala sekolah juga menyampaikan bahwa hal yang
tidak kalah penting lagi yaitu kemampuan guru dalam menguasai sumber belajar
berbasis internet. Apabila guru mampu meningkatkan kemampuan kompetensi
76
pengelolaan sumber belajar baik berbasis buku maupun elektronik, maka proses
pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas menjadi lebih efektif dan
maksimal. (Wawancara dengan Kepala Sekolah tanggal 15 Maret 2017)
Adapun secara lebih khusus sebagian guru PAI
mengakui bahwa masih
terdapat beberapa kendala dalam pengelolaan sumber belajar. Berikut ini adalah
kendala-kendala dalam pengelolaan sumber belajar.
1. Masih kurang kompetennya kemampuan guru dalam mengelola sumber
belajar terutama yang berbasis elektronik dan internet. Kesibukan guru PAI,
baik karena urusan di sekolah maupun luar sekolah.
2. Kurangnya waktu dalam menyiapkan sumber belajar. Hal ini mengingat
banyaknya beban administratif guru terutama dalam pendalaman materi dan
penyiapan rencana pembelajaran.
3. Terbatasnya waktu dalam menggunakan sumber belajar yang ada di
lingkungan sekolah. Hal ini karena harus berbagi waktu dengan kelas yang
lain.
4. Terbatasnya ketersediaan sumber belajar di sekolah. Hal ini mengingat tidak
semua sumber belajar tepat digunakan dalam proses pembelajaran.
Selain kendala- kendala yang terdapat di atas, berdasarkan sumber belajar
yang ada di MAN 3 Sleman yakni:
1.
Ruang kelas
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara oleh Guru Pai di MAN 3 Sleman
secara keseluruhan , pembelajaran ketika dilaksanakan di ruang kelas
77
mempunyai beberpa kendala yang ada seperti, beberapa siswa sering kali
mengeluh bosan ketika di dalam kelas dan mereka menjadi tidak kondusif
meskipun proses pembeljaran dikatakan sudah dapat menunjang keberhasilan
siswa.
Selain kendala di atas berdasarkan wawancara dengan Rofiq selaku guru PAI
mata pelajaran Akidah Akhlaq dan Ilmu kalam, tanggal 25 februari 2017.
Menjelaskan salah satu kendala yang dihadapi dalam mengelola sumber belajar
yaitu kurang nya buku paket lebih khususnya kelas 12 dan 11, buku kurikulum
2013 mata pelajaran Ilmu Kalam, Karena kekurangan tersebut membuat guru
harus mengcopy buku paket yang ada sehingga menghambat proses kegiatan
belajar mengajar.
2. Perpustakaan
Pembelajaran PAI yang berlangsung di dalam perpustakaan baik dalam ruang
baca maupun refrensi memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran hal ini ditegaskan dengan penuturan Bapak Syamsul Alam
Selaku guru mata pelajaran SKI kelas 11 (15/02//17) beliau mengungkapkan
meskipun ada beberapa kelebihan ketika proses pembelajarn berlangsung di
perpustakaan tetapi beliau tidak mempungkiri terdapat beberapa kukurangan atau
kendala yang ada seperti siswa cenderung terlambat masuk perpustakaan
dikarenakan ketika waktu perpindahan pembelajaran di kelas menuju
perpustakaan siswa cenderung mampir atau main dulu ke kelas lain atau malah
78
ke kantin untuk makan hal ini menyebabkan waktu pelajaran semakin tertunda
dan materi yang di jelaskan tidak selesai.
Berdasarkan penuturan di atas dapat disimpulakan ketuka pembelajarn
dilaksanakan di dalam perpustakaan waktu pelajaran akan sedikit berkurang
karena adanya kendala diatas.
3.
Laboraturium Agama
Pembelajaran yang dilaksanakan di Laboraturium Agama memilik beberapa
kendala yang ada tidak jauh beda dengan kendala yang ada di perpustakaan yaitu
siswa cenderung terlambat masuk perpustakaan dikarenakan ketika waktu
perpindahan pembelajaran di kelas menuju perpustakaan siswa cenderung
mampir atau main dulu ke kelas lain atau malah ke kantin untuk makan hal ini
menyebabkan waktu pelajaran semakin tertunda dan materi yang di jelaskan
tidak selesai. Tidak hanya itu bebearapa alat peraga yang ada juga beberapa
sudah ada yang rusak seperti patung peraga orang yang sering digunakan untuk
pelajaran fiqih materi mengafani jenasah atau sholat jenasah patung yang ada
beberapa bagian tubuh yang patah seperti tidak ada kepalanya, tangan nya atau
kakinya, hal tersebut menjadi penghambat dalam kegiatan pembelajaran Selain
itu Kurangnya Sumber belajar seperti kitab, Al-Quran, patung peraga hanya
tersedia beberapa saja sehingga siswa yang akan mengunakan harus menunggu
dengan bergantian.
79
D. Upaya Sekolah dan Kelompok Guru PAI untuk meningkatkan
Profesionalitasnya Dalam Mengelola Sumber Belajar Siswa
Peningkatan profesionalitas guru dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti memahami tuntutan standar profesi yang ada, mencapai kualifikasi dan
kompetensi yang dipersyaratkan, membangun hubungan kerja yang baik dan luas
termasuk lewat organisasi profesi, mengembangkkan etos kerja atau budaya kerja
yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada siswa, mengadopsi
inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi
komunikasi dan informasi sehingga metode pembelajaran dapat terus
diperbaharui (Suyanto & Jihad, 2013: 33)
Dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru, ada beberapa upaya
yang dilakukan oleh pihak sekolah maupun oleh pihak Guru itu sendiri. Adapun
beberapa upaya yang dilakukan pihak sekolah antara lain:
1. Kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Kegiatan yang berasal
dari satu rumpun bidang studi dilakukan untuk mendiskusikan permasalahanpermasalahan yang berhubungan dengan bidang studi tersebut. Kegiatan ini
termasuk salah satu kegiatan yang selama ini dianggap paling efektif dalam
meningkatkan profesionalisme guru.
2. Mengadakan pelatihan tentang pemanfaatan teknologi informasi dalam
pembelajaran, Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Guru yang ada di MAN 3
Sleman, termasuk guru PAI.
80
3. Kegiatan SIKMA (Srawung Ilmiah Guru Mayoga) kegiatan ini dilakukan
setiap satu bulan sekali tempat bergantian di salah satu guru/ karyawan MAN
3 Sleman dengan acara pengajian bersama yang diisi oleh guru sekolah
tersebut. Adapun tujuanya yaitu untuk mendekatkan, mengakrabkan Guru,
Karyawan MAN 3 Sleman.
4. Mengadakan
pendidikan
dan
pelatihan
tentang
penyusunan
satuan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran
(Wawancara Kepala Sekolah, tanggal 15 Maret 2017).
Untuk mengukur keberhasilan program peningkatan profesionalitas guru,
maka kepala sekolah melakukan evaluasi program tersebut dengan melihat antara
lain:
1. Kerjasama dengan pengawas
Kerjasama yang dimaksud yaitu setiap satu semester sekali terdapat
pengawas sekolah dari dinas pendidikan yang melaksanakan tugas pengawasan
akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Pengawasan akademik
mencakup antara lain:
a. pembinaan guru
b. Pemantauan pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah
terdiri atas : standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses,
standar penilaian pendidikan.
c. Penilaian kinerja guru
2.
Tolak ukur hasil raport siswa
81
3.
Rapat dinas yang dilakukan 1 bulan sekali. ( Wawancara dengan Kepala
Sekolah pada tanggal 15 Maret 2017)
Upaya peningkatan profesionalisme Guru tidak hanya dilakukan oleh pihak
sekolah saja, namun juga dilakukan oleh pihak Guru PAI dengan tujuan
meningkatkan profesionalitas mengajar, antara lain:
1.
Kuliah lagi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
2.
Mengikuti kursus- kursus seperti computer dan bahasa asing
3.
Mengikuti
pendidikan
dan
pelatihan
serta
seminar
tentang
pendidikan/sumber belajar baik yang di selenggarakan oleh sekolah,
Departemen Agama, Departemen Pendidikan maupun lembaga atau
instansi lain. (Wawancara dengan Ibu Elfa Tsuroya pada tanggal 1
maret 2017).
Berdasarkan kendala yang ada dalam sumber belajar di MAN 3 Sleman
Adapun upaya- upaya yang dapat dilakukan yaitu:
1. Ruang Kelas
a. Guru Harus mampu dan sekreatif mungkin membut siswa menjadi senang
dan semangat belajar dimanapun tempatnya termasuk dalam ruang kelas,
Ketika pembelajaran berlangsung pada saing hari siswa sudah mulai capek
setelah pembelajaran dari pagi guru diharapkan tidak terlalu cepat atau
membosankan mengajarnya , guru bisa mengunakan metode diskusi atau
kelompok sehingga siswa menajdi lebih aktif adan tidak jenuh (Wawancara
Rofiq 15 februari 2017).
82
b. Ketika pembelajaran beralngsung tempat duduk siswa bisa diubah-ubah
atau siswa duduk berpindah sehingga siswa cenderung tidak monoton
2. Perpustakaan
a. Pada saat pembelajaran di perpustakaan, guru mengawasi proses
berpindahnya siswa dari kelas ke perpustakaan sehingga siswa tidak ada
yang main atau mampir k kantin yang membuat siswa telat ketika
mengikuti pembelajaran
b. Guru membuat kesepakatan keapada siswa ketika pembelajaran akan
berlangsung di perpustakaan bahwasanya bagi siswa yang terlambat
mengikuti pembelajaran tidak di izinkan masuk dan tidak boleh mengikuti
pealajaran
3. Laboraturium Agama
a. Ketika ada beberapa alat peraga atau prasarana yang terbatas, sekreatif
mungkin guru harus mampu memanfaatkan semaksimal mungkin.
b. Memanfaatkan waktu dengan baik agar waktu yang ada dapat cukup untuk
materi yang banyak
c. Pada saat pembelajaran di perpustakaan, guru mengawasi proses
berpindahnya siswa dari kelas ke perpustakaan sehingga siswa tidak ada
yang main atau mampir k kantin yang membuat siswa telat ketika
mengikuti pembelajaran. Wawancara Ibu Eny (01/03/17).
Download