46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Yogyakarta adalah salah satu kota yang menjadi pusat tujuan pendidikan dari taman kanak- kanak hingga perguruan tinggi dari daerah lain di Indonesia. Bukan hanya sekolah negeri yang menjadi serbuan calon siswa yang datang, tetapi sekolahsekolah swasta di Yogyakarta pun menjadi serbuan. Sekolah- sekolah yang didirikan Departemen Agama (Depag) pun menjadi pilihan yang diminati oleh para calon siswa. Salah satu nya Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Sleman yang dulu dikenal dengan MAYOGA (MAN Yogyakarta 3) adalah satu dari sekian lembaga pendidikan di Yogyakarta yang juga berada di gardu paling tinggi untuk mempersiapkan setiap generasi bangsa ini. Sejak tahun1998, sekolah yang banyak menghasilkan para alumni termasuk Mendiknas Malik Fadjar ini ditetapkan sebagai sekolah model atau sekolah percontohan sehingga sekolah ini sering mendapat kunjungan rombongna dari sekolah lainnya. Mereka umumnya melakukan studi banding, adapun profilnya yaitu: 47 1. Profil Madrasah Aliyah Negeri 3 Sleman Tabel 4.1 Profil MAN 3 Sleman NPSN NSS 20411891 131134040003 Nama MAN 3 SLEMAN Akreditasi Akreditasi A Alamat Jl. Magelang Km 4 Kode Pos 55284 Nomer Telp (0274) 513613 Nomer Faxs (0274) 513613 Email [email protected] Jenjang SMA Status Negeri Situs www.mayoga.sch.id Lintang -7.767395009635724 Ketinggian 138 Waktu Sekolah Pagi Belajar Lokasi Sekolah Kota Kab. Sleman Propinsi Di Yogyakarta 48 Kecamatan Mlati Kelurahan Sinduadi MAN 3 Sleman dipilih dan ditetapkan sebagai Rintisan Madrasah Unggul dengan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY Nomor 609 B tahun 2012 tanggal 4 Oktober 2012. Rintisan Madrasah Unggul(RMU) adalah madrasah yang diselenggarakan dengan menggunakan Standar Nasional Pendidikan (SNP), diperkaya dengan berbagai keunggulan dengan target capaian menggabungkan kualitas madrasah dan pembentukan karakter santri. SNP adalah standar minimal yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan meliputi standar kompetensi lulusan, isi, proses, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan. Sedangkan pengayaan dapat berupa penyesuaian, penguatan, pengembangan, perluasan dan pendalaman pada peningkatan mutu pendidikan, dengan berbasis keunggulan local, dan keunggulan keislaman, maupun standar pendidikan Negara maju. Dalam rangka peningkatan mutu, Rintisan madrasah unggul dapat menjalin kerjasama dengan berbagai pihak (networking) antara lain diarahkan pada pola perujukan (benchmaking). Selain itu, juga dapat dilakukan sertifikasi atas keunggulan- keunggulan yang dikembangkan madrasah baik pada level kelembagaan maupun lainya. 49 2. Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Negeri 3 Sleman Pada tahun 1950 berdirilah tiga sekolah Departemen Agama guru- guru MAYOGA di Yogyakarta. Mereka itu SGHA ( Sekolah Guru Hakim Agama), SGAI (Sekolah Guru Agama Islam) Putri, dan SGAI Putra. Dalam perkembangan pendidikan di Lingkungan Departeman Agama. SGHA ini kemudian berubah nama menjadi PHIN (Pendidikan Hakim Islam Negeri), dan sekarang menjadi MAN Yogyakarta I, SGAI Putri berubah menjadi PGA (Pendidikan Guru Agama) Putri, dan sekarang menjadi MAN Yogyakarta II, sedang SGAI Putra berubah menjadi PGAN dan akhirnya berubah lagi menjadi MAN Yogyakarta III. Pada awal tahun 2017 nama sekolah MAN Yogyakarta III berubah nama menjadi MAN 3 Sleman dengan adanya SK No 68 th 2017 tentang pemberlakuan perubahan nama Madrasah Aliyah Negeri, Madrasah Tsanawiyah Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam perkembangan/ perpindahan tempat belajarnya, Semula, SGAI, PGA, PGA V tahun Laki-laki dan Putri tersebut, tempat belajarnya di Jalan Malioboro menyewa pada SR Netral, yang kenyataanya seperti sekarang ini, ialah menjadi Toko Samijaya. Setelah Pemerintah Pusat RI pindah dari Yogyakarta ke Jakarta, lalu PGA Puteri tersebut tempat belajarnya pindah ke Jalan KH A Dahlan sampai sekarang ini. Menempati yang semula untuk Kementerian Agama. Dan Setelah PTAN pindah dari Jalan Simanjutak ke Demangan menjadi IAN, maka gedung itu untuk PHIN, perubhan dari SGHA dahulunya. Sedang PGA laki- laki itu, tetap masih menyewa, pindah ke Jalan Kapas, kemudian masih menyewa lagi pindah 50 ke Gedung Mu’allimin Muhammadiyah dan terakhir pindah ke sinduadi ini dengan sudah memiliki tanah dan gedung sendiri. 3. Visi dan Misi MAN 3 Sleman mempunyai branding: Madrasah para juara a. Visi Terwujudnya Civitas Madrasah yang Unggul dan Imtak dan Iptek, TeRAmpil mengamalkan ilmu hidup bermasyarakat, berkePRIbadian MAtang (ULTRAPRIMA) dan berwawasan lingkungan. b. Misi 1) Menyelenggarakan dan menghidupkan pendidikan ber-Ruh Islami, memperteguh keimanan, menggiatkan ibadah, dan berakhlakul karimah. 2) Menyelenggarakan dan menghidupkan pendidikan ber-Ruh Islami, memperteguh keimanan, menggiatkan ibadah, dan berakhlakul karimah 3) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, berbudaya keunggulan, kreatif, inovatif dan menyenangkan 4) Membekali siswa dengan life skill, baik general life skill maupun specific life skill. 5) Memadukan penyelenggaraan program pendidikan umum, pendidikan agama dan pendidikan pesantren 6) Melaksanakan tata kelola madrasah yang professional, efektif, efisien, transparan dan akuntabel 51 7) Menyelenggarakan pendidikan lingkungan hidup secara integrative sebagai upaya pelestarian lingkungan, pencegahan, pencemaran dan kerusakan lingkungan. 4. Kegiatan Ekstrakurikuler di MAN 3 Sleman Di MAN 3 Sleman terdapat bermacam- macam kegiatan ekstrakurikuler yang bisa dipilih untuk mengembangkan potensi, bakat dan minat siswa. Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MAN 3 Sleman adalah sebagai berikut: a. Mayoga English Club b. Korps Da’I Mayoga c. Tonti-PMR d. KIR-Olimpiade Mapel e. Jurnalistik f. Pencinta Alam g. Paduan Suara h. Teater i. Musik Islami j. Dekorasi k. Sepak Bola l. Pencak Silat m. Tae Kwon Do n. Basket o. Tenis Meja 52 p. Bulu Tangkis 5. Prestasi MAN 3 Sleman a. Prestasi Madrasah 1) Perpustakaan terbaik nasional 2) Sekolah Sehat Nasional 3) Adiwiyata Nasional 4) Kerjasama Sister School : Man Insan Cendikia Serpong, SAMT Malaysia, Madrasah Wak Tanjong Singapura, UTTC Thailand, Sekolah Sultan Alamsyah Putrajaya Malaysia. b. Prestasi Siswa 1) Juara 2 Olimpiade Matematika Madrasah Tingkat Nasional Tahun 2013 2) Juara 2 Kompetisi Sains Madrasah Mapel Fisika Tingkat Nasional Tahun 2013 3) Juara 2 Kompetisi Sains Madrasah Mapel Ekonomi Tngkat Nasional Tahun 2013 4) Juara 2 Band Religi Madrasah Tingkat Nasional Tahun 2013 5) Juara 2 KSM Mapel Ekonomi Tingkat Nasioanl Tahun 2014 di Makasar 6) Juara 1 KSM Mapel Fisika Tingkat Nasional Tahun 2014 di Makasar 7) Juara 1 KSM Mapel Geografi Tingkat Nasional Tahun 2015 di Palembang 8) Juara 3 AKSIOMA Cabang Tenis Meja Tingkat Nasional Tahun 2015 di Palembang 53 6. Program Unggulan Prestasi Program Unggulan Prestasi MAN 3 Sleman yaitu menuju 3 keunggulan: Unggul Akademik, Unggul Leadership dan Unggul Spiritual. a. Program Lembaga 1) Penguatan Akademik : Masuk jam 06.30- 16.30. melalui optimalisasi KBM, Layanan Prima Perpustakaan, Layanan Laboratorium, Layanan Klinik mata pelajaran, Layanan Konseling. 2) Branding Madrasah : Madrasah para Juara 3) Destinasi Wisata Pendidikan (Perpustakaan Mayoga) 4) Adiwiyata (Green and Clean School). MAYOGA membina dan mendampingi 13 Madrasah di Kabupaten Sleman, Tahun 2014. 13 Madrasah tersebut telah memperoleh Adiwiyata Tingkat Kabupaten. 5) Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001/2008. Prosedur Pelayanan Standar Pendidikan. 6) Akreditasi (visitasi 22-23 September 2014, Nilai A/97) b. Program Siswa 1) Pembinaan Intensif Olimpiade (OSN-KSM) Kerjasama dengan dosen UGM-UNY-Lembaga Pendidikan a) Fisika b) Kimia 54 c) Biologi d) Matematika e) Ekonomi f) Astronomi g) Geografi 2) Lomba dan Kompetisi a) Olah Raga : Sepak bola, Footsal, Pencak silat, Basket, Catur, Tenis Meja, Bulu Tangkis, Atletik, Senam. b) Seni : Hadroh, Nasyid, Paduan Suara, Band Islami, Kaligrafi. c) Iptek : Roket, LKTI d) Mapel : Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, Ekonomi, Sosiologi, Geografi e) Bahasa dan Budaya : Lomba Pidato Bahasa Indonesia, Arab, Inggris, Karawitan, Pramuka, PERPRASISMA, PDT, Scout Camp. 3) Pendidikan Karakter a) Tahfidzul Quran terjadwal b) MAyoga Dai Club c) Pagi Asmaul Husna d) Pagi Kultum dan Tadarus Al-Qur’an (7 menit sebelum KBM jam pertama) e) Dhuha terjadwal 55 4) Kelompok Hobi a) MBL b) MEC c) MDC d) ROHIS e) KIR f) PMR g) KSJ h) Palagama i) Karawitan 5) Diklat a) Da’i b) Jurnalis : Jurnalis Mayoga (JURMA) c) Kepemimpinan d) AMT e) Konselor Remaja f) Fiqhun Nisa g) Pengolahan Limbah h) Kerajinan i) Bahasa Asing 56 7. Fasilitas Fasilitas- fasilitas yang dimiliki oleh MAN 3 Sleman yaitu: a. Kampus yang bersih, nyaman, rapi dan kondusif b. Kelas Multimedia (Ber-AC) c. Otomasi Perpustakaan d. Ruang baca Outdoor (Gazebo saung Baca) e. Laboratorium f. Studio Musik g. Asrama/ Boarding Putra dan Putri h. Masjid dan Aula i. Workshop Tata Busana, Handycraft dan TIK 8. Struktur Organisasi Struktur organisasi adalah susunan organisasi, struktur dalam suatu organisasi sangat diperlukan untuk mempermudah mengatur organisasi sehingga program yang ditentukan dapat terealisasi dan terkodinisir dengan baik sesuai tujuan. Adapun struktur pengurus MAN 3 Sleman dapat dilihat pada tabel berikut ini: 57 Tabel 4.2 Daftar Pengurus Nama 9. Jabatan Nur Wahyudin Al-Azis Kepala Sekolah Mucharom Wakil Kepala Sekolah Supri Madyo Purwanto Wakil Kepala Sekolah Thoha Wakil kepala Sekolah Nur Prihantara Hermawan Wakil Kepala Sekolah Rini Utami Kepala Laboratorium Syarfini Kepala Laboratorium Ihsan Sanusi Kepala Tata Usaha Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa a. Data Guru dan Karyawan Jumlah Guru di MAN 3 Sleman berjumlah 62 orang dan mempunyai karyawan sejumlah 22 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel di bawah ini : 58 1). Daftar Guru Tabel 4.3 Daftar Guru MAN 3 Sleman No Nama Status 1 Nur Wahyudin Al-Azis Aktif 2 Binuriddin Aktif 3 Isni Kurnia Romadhoni Aktif 5 Sonny Kurniadi Aktif 6 Angga Febiyanto Aktif 7 Tri Sihono Aktif 8 Ami Syamsiah Zainal Aktif 9 Arini Aktif 10 Asih Irianto Aktif 11 Atun Rochajati Aktif 12 Awang Eka Harmawan Aktif 13 Dewi Sri Hidayati Aktif 14 Dul Rohman Aryyunanta Aktif 15 Dyah Indrastuti Aktif 16 Elfa Tsuroyya Aktif 17 Eny Isnaini Nazilaturrokhmah Aktif 18 Esti Supeni Aktif 59 No Nama Status 19 Failasufah Aktif 20 Hanawasti Aktif 21 Hasti Budiyaningrum Aktif 22 Ida Puspita Aktif 23 Imas Kurniasih Aktif 24 Indrarti Puji Astuti Aktif 25 Indriani Widiastuti Aktif 27 Kistanto Aktif 28 Lailatur Rohmah Ma’arif Aktif 29 M. Fauzan Budi Santoso Aktif 30 Maryanta Aktif 31 Miatu Habibah Aktif 32 Mohammad Subhan Aktif 33 Mucharom Aktif 34 Muhammad Taufiq Aktif 35 Musrin Aktif 36 Nasabun Aktif 37 Nirmala Aktif 38 Nur Prihantara Hermawan Aktif 39 Nur Sulhiyatun Wahidah Aktif 60 No Nama Status 40 Nur Syamsudin Aktif 41 Nurdiana Hera Nurul Fitri Aktif 42 Rini Utami Aktif 43 Rita Setyowati Aktif 44 Rodatun Widayati Aktif 45 Siti Hidayati Aktif 46 Siti Mahmudah Aktif 47 Siti Mutmainah Aktif 49 Siti Rahmatun Hayati Aktif 50 Sri Wahyuni Wulandari Aktif 51 Sudarmaka Aktif 52 Sumarjana Aktif 53 Supardi Aktif 54 Supri Madyo Purwanto Aktif 55 Suratmi Aktif 56 Suwandi Aktif 57 Syarfini Aktif 58 Thoha Aktif 69 Toni Poerwanti Aktif 60 Umar Dahlan Aktif 61 No Nama Status 61 Yustanti Indun Wijayanti Aktif 62 Zahro Farida Aktif 2). Daftar Staff Tabel 4.4 Daftar Staff MAN 3 Sleman No Nama Status 1 Ihsan Sanusi Aktif 2 Eko Ismanto Aktif 3 Fadlun Husaini Aktif 4 Ichwan Aktar Huda Aktif 5 Juwadi Aktif 6 Laili Afraha Aktif 7 Mekar Dwiastuti Aktif 8 Nuzul Hidayah Yuningsih Aktif 9 Rita Susanti Aktif 10 Sardiman Aktif 11 Siti Emi Diyatun Djamil Aktif 12 Sri Hidayat Aktif 13 Sugeng Riyadi Aktif 62 No Nama Status 14 Sugiyanto Aktif 15 Sukirman Aktif 16 Suranta Aktif 17 Sutikno Aktif 18 Toto Suaranto Aktif 19 Wagimin Aktif 20 Waldiyana Aktif 21 Warsita Aktif 22 Yuli Endarwati Aktif B. Profesionalisme Kelompok Guru PAI dalam Mengelola Sumber Belajar Siswa di MAN 3 Sleman Pembelajaran PAI di Madrasah terdiri dari berbagai mata pelajaran diantaranya fiqih, qur’an hadits, sejarah kebudayaan islam, aqidah, akhlak, dan ilmu kalam. Maka pihak sekolah terutama guru diberikan kebebasan untuk melakukan inovasi dalam hal pembelajaran terutama dalam menggunakan atau mengembangkan sumber belajar untuk siswa. Sehingga dalam hal ini guru dituntut untuk mampu mengelola dengan berbagai cara dan kreatifitas masingmasing guru. Dengan kata lain, sangat dibutuhkan tingkat keprofesionalan yang tinggi bagi seorang guru dalam menyikapi setiap tugas yang diberikan. 63 Guru profesional akan tercermin apabila dalam menerapkan pelaksanaan tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam mengelola materi, metode pembelajaran, maupun sumber belajar yang tersedia. Adapun Sumber belajar yang ada di MAN 3 Sleman terdiri dari : laboraturium Agama, Perpustakaan, Ruang Kelas, Masjid,dll. Dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada semaksimal mungkin guru mempelajari fungsi dari sumber belajar masing- masing. 1. Ruang Kelas Suatu ruangan dalam bangunan sekolah, yang berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan tatap muka dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM). Ruang Kelas adalah salah satu sumber belajar yang direncanakan dan dipersiapkan untuk menunjang keberhasilan dari proses belajar mengajar. MAN 3 Sleman memiliki 25 ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar. Adapun ruang kelas terdiri dari 2 lantai dimana untuk lantai satu digunakan untuk ruang kelas XII,XI IPS. Lantai dua digunakan untuk ruang kelas XI IPA, X M1A, X MIIS DAN X PK. Secara keseluruhan kondisi kelas tergolong sangat baik, fasilitas yang ada di raung kelas juga terbilang lengkap sebab telah terdapat LCD, proyektor, CCTV, Sound sistem, papan tulis, papan pengumuman , papan absensi, kipas angin, daftar pengurus kelas, alat kebersihan, lemari dan terdapat loker untuk menaruh barang- barang dll. Pembelajarn PAI di MAN 3 Sleman secara keseluruhan paling sering dilaksanakan di ruang kelas hal ini berdasarkan penuturan dari salah satu guru 64 PAI Bapak Anhar Selaku guru mata pelajaran Quran Hadis kelas 11 (1/3/2017). Beliau menjelaskan, Pembelajaran PAI paling sering dilaksanakan di ruang kelas dikarenakan mengingat waktu yang tersedia harus di gunakan secara tepat sesuai dengan materi yang banyak dalam waktu satu semester itu dan efisen waktu. Sehingga ketika pembelajaran di dalam kelas sudah mampu menunjang keberhasilan pembelajaran maka tidak dipersalahkan, tetapi tidak memungkiri guru tetap mengunakan sumber belajar yang lain seperti perpustakaan atau laboraturium agama hanya saja tidak sesering atau sebanyak proses pembelajaran di dalam kelas. Pernyataan Guru juga didukung oleh penuturan Bapak Kepala Sekolah Azis (15 maret 2017) bahwa untuk menyiasati materi yang terlalu panjang dan banyak dan waktu yang hanya 1 jam pelajaran tiap pertemuanya, biasanya materi paring sering di sampaikan di ruang kelas di banding tempat sumber belajar yang lain kecuali pada materi tertentu yang membutuhkan tempat sumber belajar yang lain seperti perpustakaan atau laboraturium agama. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ruang kelas tempat yang paling sering digunakan pada proses kegiatan belajar mengajar pada guru PAI di MAN 3 Sleman dibandingkan sumber belajar yang lain. 2. Perpustakaan Perpustakaan MAN 3 Sleman terltak di pojok timur lantai 1 sekolah , berdekatan dengan ruang tamu sekolah. Perpustakaan mulai dibuka pukul 07.00- 65 16.30 pada hari senin hingga kamis. Hari jumat hanya sampai pukul 14.00, hari sbatu sampai pukul 15.30. Perpustakaan MAN 3 Sleman terbagi menjadi 2 ruangan yaitu ruang baca dan ruang refrensi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Perpustakaan Ibu Toni pada tanggal 25 Februari 2017 di ruang baca perpustakaan. Beliau menjelaskan, ”Layanan Perpustakaan yang ada di Sekolah ini dibagi menjadi dua yaitu jenis layanan dan sistem layanan. Adapun jenis layanan yang dilakukan: a. Kegiatan belajar mengajar di perpustakaan, disini guru leluasa menggunakan perpustakaan sebagai sarana pembelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran yang digunakan. Perpustakaan ini mampu menampung 4 rombongan belajar (@30 siswa) di area in door dan out door. b. Peminjaman koleksi maksimal peminjaman 4 buku dan lama peminjaman 1 minggu. c. Layanan Audio Visual dan Multimedia (TV, VCD, DVD) Guru atau siswa dapat memutar VCD/ DVD pembelajaran di ruang audio visual. Adapun Sistem Layanan yang ada Perpustakaan di sini menerapakan dua model sistem layanan, yakni: Sistem terbuka yaitu digunakan untuk layana koleksi perpustakaan secara umum, pegangan guru dan refrensi. Dan sistem tertutup yaitu layanan koleksi buku bahan ajar siswa”. Berdasarkan wawancara di atas dapat disimpulkan bahwasanya layanan yang diberikan pihak perpustakaan MAN 3 Sleman sangat baik, sehingga dari layanan tersebut sangat menunjang kegiatan pembelajaran yang ada, lebih khususnya pada pelajaran PAI. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan- bahan pustaka, tetapi dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat menunjang keberlangsungan kegiatan pembelajaran lebih khusunya pelajaran PAI. Berdasarkan hasil Wawancara dengan Ibu Imas selaku Guru Quran Hadis tanggal 22 februari 2017, menjelaskan: 66 ”Dalam memanfaatkan sumber belajar yang ada menyesuaikan dengan materi pelajaran yang akan dijelaskan, sehingga tidak semua sumber belajar dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Secara keseluruhan dalam proses pembelajaran paling sering dilakukan di dalam kelas dan perpustakaan.” Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil wawancara terhadap Kepala Perpustakaan Ibu Toni pada tanggal 25 februari 2017 menjelaskan bahwa: ”Dalam proses pembelajaran Guru PAI secara keseluruhan sering memanfaatkan sumber belajar yang ada di MAN 3 Sleman lebih khususnya perpustakaan. Perpustakaan tersebut terdiri dari ruang baca, ruang refrensi, ABADIKA( Area baca dan diskusi terbuka) dan saung baca sehingga dalam proses pembelajaran guru beserta murid boleh memanfaatkan atau melakukan proses pembelajaran di semua tempat perpustakaan tersebut, hanya saja setiap akan menggunakan perpustakaan guru harus memesan waktu penggunaan tempat tersebut terlebih dahulu agar tidak bertabakan dengan guru yang lain.” Berdasarkan hasil wawancara dari kedua sumber di atas dapat disimpulkan bahwasanya guru PAI sering memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar. Guru dalam menggunakan perpustakaan tidak serta merta menggunakannya. Akan tetapi, guru harus memesan terlebih dahulu waktu kapan perpustakaan akan digunakannya. Karena menimbang akan ada guru lain yang akan menggunakannya. 67 Gambar 4.1: Jurnal Kegiatan Belajar di Perpustakaan dokumentasi: 20 April 2017 Gambar 4.2: Ruang Refrensi Perpustakaan dokumentasi: 20 April 2017 Berdasarkan 2 gambar tersebut dapat dilihat salah satu ruang referensi yang sering digunakan untuk kegiatan pembelajaran serta nama-nama guru yang akan menggunakan perpustakaan untuk kegiatan belajar mengajar pada waktu 68 yang ditentukan terlebih dahulu oleh guru yang akan menggunakan perpustakaan. Dengan melakukan kegiatan pembelajaran di perpustakaan diharapkan siswa dapat belajar dengan fokus dan menyenangkan. Selain itu sumber belajar yang diperoleh lebih banyak dibandingkan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. 3. Laboraturium Agama Laboraturium Agama di MAN 3 Sleman di Kepalai oleh Bapak Umar Dahlan, M.Pd. Di dalam loboraturium ini telah dilengkapi oleh sarana prasarana yang sangat lengkap antara lain AC, TV, Al- Quran, Kitab- kitab, Alat peraga untuk sholat jenazah dan mengafani jenasah seperti : kain putih, mukena, peci, sajadah. Selain itu di dalam laboraturium terdapat sepanduk tata cara sholat, tata cara wudhu, tata cara sholat jenasah dll. Sehingga dengan fasilitas yang lengkap sangat menunjang keberlangsungan proses pembelajaran menjadi sangat kondusif di bandingkan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Selain itu pembelajaran menjadi kondusif dikarenakan ruangan ini terpisah dari gedung utama tepatnya berada di deretan laboraturium matematika, dan ruang DEWA MAN 3 Sleman ( ruang osis). Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Eny (01/03/17) di ruang guru beliau menjelaskan, Pembelajaran pada mata pelajaran Fiqih kelas X, XI dan XII, lebih memfokuskan sumber belajar PAI pada bahan materi yang terdapat dalam buku PAI kemudian materi dari buku tersebut dibahas secara lebih luas 69 dan mendalam dengan menggunakan metode ceramah interaktif dan presentasi. Sedangakan pada materi tertentu seperti sholat, wudhu, menyolatkan jenasah, memandikan jenasah. Pembelajaran diperjelas dengan praktik di akhir materi untuk memperdalam materi yang telah diajarkan. Praktik pada materi tertentu sering kali dilakukan di ruang laoboraturium agama dikarenakan di laboraturium pembelajaran akan lebih berjalan kondusif dengan sarana prasarana yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil wawancara diatas dan sejumlah guru PAI yang di wawancarai, bahwasanya pembelajaran PAI di MAN 3 Sleman sudah memanfaatkan sumber pembelajaran yang ada, hanya saja tidak semua sumber belajar dapat digunakan pada mata pelajaran atau materi yang ada. Dapat disimpulkan mata pelajaran yang paling sering mengunakan sumber belajar laboraturium agama yaitu mata pelajaran Fiqih lebih khususnya pada materi seperti praktik sholat, wudhu, mengafani jenasah, haji. Sejalan dengan hal diatas untuk mengetahui tingkat keahlian guru PAI baik dari segi profesional, penguasaan materi, maupun metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Penulis dalam penelitian ini melihat tingkat profesional guru PAI berdasarkan tiga indikator yang diteliti yaitu: 1). Kemampuan profesional Kemampuan profesional merupakan kemampuan dalam bidang profesi yang dimiliki seorang tenaga ahli. Seperti kemampuan dalam pengetahuan yang kemudian didukung dengan adanya skill dalam profesinya. 70 Kemampuan profesional juga sangat dibutuhkan bagi seorang tenaga pendidikan yang akan menyalurkan informasi terkait materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik. Oleh sebab itu, guru harus mampu mengelola kemampuan serta sumber belajar yang disediakan untuk menunjang pelaksanaan pembelajaran yang ada demi terwujudnya peningkatan keprofesionalan guru. Gambar 4.3: Proses Pembelajaran di perpustakaan. Dokumentasi: 15 Maret 2017 Berdasarkan Observasi terhadap bapak Anhar tanggal 15 maret 2017 , Pembelajaran Quran Hadis dilaksanakan di perpustakaan pada ruang baca, guru memberikan tugas dengan studi literatur yaitu siswa harus mencari 71 jawabanya yang ada di perpustakaan , pada gambar di atas jelas bahwasanya guru sedang menjelaskan apa yang harus di lakukan oleh muridnya. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Elfa (01/03/17) selaku Guru PAI di Man 3 Sleman. Pembelajaran PAI yang diampu oleh Ibu Elfa pada mata pelajaran SKI (Sejarah Kebudayaan Islam) kelas XI dan XII lebih memfokuskan sumber belajar utama pada buku atau materi pelejaran. Ibu Elfa membebaskan siswa menggunakan buku rujukan atau sumber belajar dari mana saja asalkan jelas dan dapat di pertanggung jawabkan serta terkait dengan materi yang di pelajari. Berbagai sumber belajar yang digunakan siswa berasal dari perpustakaan atau situs dalam internet yang jelas, pembelajaran di kelas dilaksanakaan dengan menampilkan materi power point dengan melalui LCD proyektor. Adapun tingkat profesional guru PAI di MAN 3 Sleman dalam mengelola sumber belajar serta kemampuan pada diri sudah dapat dikatakan baik. Hal ini diperkuat oleh penuturan kepala sekolah (wawancara Azis 15 maret 2017). “Tingkat keprofesionalan guru di sekolah ini secara umum sudah dapat dikatakan baik. Karena dilihat dari kemampuannya mengelola setiap sumber pembelajaran yang disediakan seperti ruang laboraturium agama, masjid, lapangan, khususnya perpustakaan dan segala hal yang menjadi penunjang kesuksesan pembelajaran”. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwasanya Guru di MAN 3 Sleman lebih khususnya guru PAI dalam mengelola sumber belajar siswa di katakan sudah baik dengan menerapkan sumber belajar yang ada sesuai 72 dengan materi yang diajarkan sehingga dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. 2). Kemampuan Sosial Merupakan kemampuan Guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik , tenaga kependidikan , orang tua/ wali peserta didik dan masyarak sekitar. Seperti dalam bersikap guru di anjurkan berkomunikasi secara efektif , empatik dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat serta bertindak obyektif tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, negara, latar belakang keluarga dan status sosial keluaraga. Namun yang lebih penulis tekankan disini adalah bagaimana sikap sosial guru terhadap siswa di kelas maupun di luar kelas. Berdasarkan observasi (15/04/2017) penulis dilapangan. Sikap serta pergaulan yang diterapkan oleh guru terhadap siswa baik di kelas maupun luar kelas terlihat begitu akrab dan bersahabat. Hal itu terlihat dari cara guru menyikapi setiap tindakan siswa serta tanggapan yang diberikan. Begitupun cara guru menyikapi setiap masalah yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung. 3). Kemampuan personal Merupakan kemampuan yang dimiliki dalam diri seorang individu diluar pendidikan akademik yang dimilikinya. Dapat dikatakan sebagai 73 kemampuan seseorang dalam bersosialisasi, beretika dan kemampuankemampuan dasar lainya yang dimiliki oleh seseorang. Guru di MAN 3 Sleman belum semuanya memilki kemampuan personal atau ciri khas masing-masing baik dalam mengembangkan metode, materi, atau dalam mengelola sumber belajar yang tersedia. Namun ada salah satu guru PAI yang sering mengembangkan kemapuan personalnya dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Salah satunya yang dilakukan oleh Soni Kurniadi selaku guru SKI dan qur’an hadits (observasi, 15/04/2017), beliau memiliki kemampuan memberikan lelucon yang membangun motivasi belajar siswa yang sering ia lakukan pada saat belajar sedang dimulai maupun ketika proses pembelajaran. Selain itu sebelum memulai pembelajaran ia berusaha membangun kemauan serta semangat belajar siswa dengan memberikan motivasi, hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar siswa merasa nyaman dan senang dengan guru tersebut sehingga pembelajaran akan merasa menyenangkan. 74 Gambar 4.4: Proses Kegiatan Pembelajaran di Dalam Kelas Dokumentasi: 20 April 2017 Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa kegiatan pembelajaran berlangsung dengan kondusif dan tenang. Gambar di atas terlihat siswa bersama-sama dengan guru melakukan kegitan tanya jawab untuk memperdalam materi yang sudah disampaikan. C. Kendala yang di hadapi kelompok guru PAI dalam mengelola sumber belajar siswa di MAN 3 Sleman Keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh peran serta guru, sehingga guru diharapkan mampu membuat perencanaan dan persiapan pembelajaran dengan baik. Salah satu persiapan mengajar yang harus diperhatikan guru adalah pengelolaan sumber belajar, mulai dari pemilihan bahan ajar sampai pada pola evaluasi terhadap penggunaan sumber belajar tersebut. 75 Madrasah Aliyah Negeri 3 Sleman merupakan salah satu sekolah Adiwiyata yaitu sekolah yang peduli lingkungan di Yogyakarta yang mempunyai sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Salah satunya adalah fasilitas sumber belajar yang berupa perpustakaan, e-learning, wifi, buku pelajaran yang sudah sesuai dengan kurikulum K-13 dan fasilitas lainnya. Ketersediaan sumber belajar ini tidak terlepas dari kondisi lingkungan sekolah yang kondusif. Akan tetapi, ketersediaan sumber belajar yang lengkap serta didukung oleh kondisi lingkungan sekolah yang kondusif tidak menjadi jaminan bahwa tidak adanya kendala atau hambatan yang dihadapi para guru lebih khususnya guru PAI. Para guru khususnya guru PAI masih mengalami adanya kendala dan hambatan dalam mengelola dan menggunakan sumber belajar. Hal ini juga tergantung dari kualitas atau SDM terutama guru PAI. Menurut Kepala MAN 3 Sleman salah satu kendala dalam mengelola dan menggunakan sumber belajar berasal dari guru sendiri. Hal ini terjadi karena kualitas atau SDM guru PAI yang masih rendah, terutama dalam kemampuan dalam menyesuaikan sumber belajar terbaru yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Selain itu, kepala sekolah juga menyampaikna bahwa kendala tersebut dapat diatasi apabila guru mau meningkatkan kemampuan kompetensinya sehingga pengelolaan dan penggunaan sumber belajar dapat lebih maksimal. Lebih lanjut, kepala sekolah juga menyampaikan bahwa hal yang tidak kalah penting lagi yaitu kemampuan guru dalam menguasai sumber belajar berbasis internet. Apabila guru mampu meningkatkan kemampuan kompetensi 76 pengelolaan sumber belajar baik berbasis buku maupun elektronik, maka proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas menjadi lebih efektif dan maksimal. (Wawancara dengan Kepala Sekolah tanggal 15 Maret 2017) Adapun secara lebih khusus sebagian guru PAI mengakui bahwa masih terdapat beberapa kendala dalam pengelolaan sumber belajar. Berikut ini adalah kendala-kendala dalam pengelolaan sumber belajar. 1. Masih kurang kompetennya kemampuan guru dalam mengelola sumber belajar terutama yang berbasis elektronik dan internet. Kesibukan guru PAI, baik karena urusan di sekolah maupun luar sekolah. 2. Kurangnya waktu dalam menyiapkan sumber belajar. Hal ini mengingat banyaknya beban administratif guru terutama dalam pendalaman materi dan penyiapan rencana pembelajaran. 3. Terbatasnya waktu dalam menggunakan sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah. Hal ini karena harus berbagi waktu dengan kelas yang lain. 4. Terbatasnya ketersediaan sumber belajar di sekolah. Hal ini mengingat tidak semua sumber belajar tepat digunakan dalam proses pembelajaran. Selain kendala- kendala yang terdapat di atas, berdasarkan sumber belajar yang ada di MAN 3 Sleman yakni: 1. Ruang kelas Berdasarkan hasil observasi dan wawancara oleh Guru Pai di MAN 3 Sleman secara keseluruhan , pembelajaran ketika dilaksanakan di ruang kelas 77 mempunyai beberpa kendala yang ada seperti, beberapa siswa sering kali mengeluh bosan ketika di dalam kelas dan mereka menjadi tidak kondusif meskipun proses pembeljaran dikatakan sudah dapat menunjang keberhasilan siswa. Selain kendala di atas berdasarkan wawancara dengan Rofiq selaku guru PAI mata pelajaran Akidah Akhlaq dan Ilmu kalam, tanggal 25 februari 2017. Menjelaskan salah satu kendala yang dihadapi dalam mengelola sumber belajar yaitu kurang nya buku paket lebih khususnya kelas 12 dan 11, buku kurikulum 2013 mata pelajaran Ilmu Kalam, Karena kekurangan tersebut membuat guru harus mengcopy buku paket yang ada sehingga menghambat proses kegiatan belajar mengajar. 2. Perpustakaan Pembelajaran PAI yang berlangsung di dalam perpustakaan baik dalam ruang baca maupun refrensi memiliki daya tarik tersendiri bagi siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran hal ini ditegaskan dengan penuturan Bapak Syamsul Alam Selaku guru mata pelajaran SKI kelas 11 (15/02//17) beliau mengungkapkan meskipun ada beberapa kelebihan ketika proses pembelajarn berlangsung di perpustakaan tetapi beliau tidak mempungkiri terdapat beberapa kukurangan atau kendala yang ada seperti siswa cenderung terlambat masuk perpustakaan dikarenakan ketika waktu perpindahan pembelajaran di kelas menuju perpustakaan siswa cenderung mampir atau main dulu ke kelas lain atau malah 78 ke kantin untuk makan hal ini menyebabkan waktu pelajaran semakin tertunda dan materi yang di jelaskan tidak selesai. Berdasarkan penuturan di atas dapat disimpulakan ketuka pembelajarn dilaksanakan di dalam perpustakaan waktu pelajaran akan sedikit berkurang karena adanya kendala diatas. 3. Laboraturium Agama Pembelajaran yang dilaksanakan di Laboraturium Agama memilik beberapa kendala yang ada tidak jauh beda dengan kendala yang ada di perpustakaan yaitu siswa cenderung terlambat masuk perpustakaan dikarenakan ketika waktu perpindahan pembelajaran di kelas menuju perpustakaan siswa cenderung mampir atau main dulu ke kelas lain atau malah ke kantin untuk makan hal ini menyebabkan waktu pelajaran semakin tertunda dan materi yang di jelaskan tidak selesai. Tidak hanya itu bebearapa alat peraga yang ada juga beberapa sudah ada yang rusak seperti patung peraga orang yang sering digunakan untuk pelajaran fiqih materi mengafani jenasah atau sholat jenasah patung yang ada beberapa bagian tubuh yang patah seperti tidak ada kepalanya, tangan nya atau kakinya, hal tersebut menjadi penghambat dalam kegiatan pembelajaran Selain itu Kurangnya Sumber belajar seperti kitab, Al-Quran, patung peraga hanya tersedia beberapa saja sehingga siswa yang akan mengunakan harus menunggu dengan bergantian. 79 D. Upaya Sekolah dan Kelompok Guru PAI untuk meningkatkan Profesionalitasnya Dalam Mengelola Sumber Belajar Siswa Peningkatan profesionalitas guru dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti memahami tuntutan standar profesi yang ada, mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan, membangun hubungan kerja yang baik dan luas termasuk lewat organisasi profesi, mengembangkkan etos kerja atau budaya kerja yang mengutamakan pelayanan bermutu tinggi kepada siswa, mengadopsi inovasi atau mengembangkan kreativitas dalam pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi sehingga metode pembelajaran dapat terus diperbaharui (Suyanto & Jihad, 2013: 33) Dalam rangka meningkatkan profesionalitas guru, ada beberapa upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah maupun oleh pihak Guru itu sendiri. Adapun beberapa upaya yang dilakukan pihak sekolah antara lain: 1. Kegiatan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Kegiatan yang berasal dari satu rumpun bidang studi dilakukan untuk mendiskusikan permasalahanpermasalahan yang berhubungan dengan bidang studi tersebut. Kegiatan ini termasuk salah satu kegiatan yang selama ini dianggap paling efektif dalam meningkatkan profesionalisme guru. 2. Mengadakan pelatihan tentang pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran, Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Guru yang ada di MAN 3 Sleman, termasuk guru PAI. 80 3. Kegiatan SIKMA (Srawung Ilmiah Guru Mayoga) kegiatan ini dilakukan setiap satu bulan sekali tempat bergantian di salah satu guru/ karyawan MAN 3 Sleman dengan acara pengajian bersama yang diisi oleh guru sekolah tersebut. Adapun tujuanya yaitu untuk mendekatkan, mengakrabkan Guru, Karyawan MAN 3 Sleman. 4. Mengadakan pendidikan dan pelatihan tentang penyusunan satuan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran (Wawancara Kepala Sekolah, tanggal 15 Maret 2017). Untuk mengukur keberhasilan program peningkatan profesionalitas guru, maka kepala sekolah melakukan evaluasi program tersebut dengan melihat antara lain: 1. Kerjasama dengan pengawas Kerjasama yang dimaksud yaitu setiap satu semester sekali terdapat pengawas sekolah dari dinas pendidikan yang melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan. Pengawasan akademik mencakup antara lain: a. pembinaan guru b. Pemantauan pelaksanaan standar nasional pendidikan di sekolah terdiri atas : standar isi, standar kompetensi lulusan, standar proses, standar penilaian pendidikan. c. Penilaian kinerja guru 2. Tolak ukur hasil raport siswa 81 3. Rapat dinas yang dilakukan 1 bulan sekali. ( Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 15 Maret 2017) Upaya peningkatan profesionalisme Guru tidak hanya dilakukan oleh pihak sekolah saja, namun juga dilakukan oleh pihak Guru PAI dengan tujuan meningkatkan profesionalitas mengajar, antara lain: 1. Kuliah lagi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi 2. Mengikuti kursus- kursus seperti computer dan bahasa asing 3. Mengikuti pendidikan dan pelatihan serta seminar tentang pendidikan/sumber belajar baik yang di selenggarakan oleh sekolah, Departemen Agama, Departemen Pendidikan maupun lembaga atau instansi lain. (Wawancara dengan Ibu Elfa Tsuroya pada tanggal 1 maret 2017). Berdasarkan kendala yang ada dalam sumber belajar di MAN 3 Sleman Adapun upaya- upaya yang dapat dilakukan yaitu: 1. Ruang Kelas a. Guru Harus mampu dan sekreatif mungkin membut siswa menjadi senang dan semangat belajar dimanapun tempatnya termasuk dalam ruang kelas, Ketika pembelajaran berlangsung pada saing hari siswa sudah mulai capek setelah pembelajaran dari pagi guru diharapkan tidak terlalu cepat atau membosankan mengajarnya , guru bisa mengunakan metode diskusi atau kelompok sehingga siswa menajdi lebih aktif adan tidak jenuh (Wawancara Rofiq 15 februari 2017). 82 b. Ketika pembelajaran beralngsung tempat duduk siswa bisa diubah-ubah atau siswa duduk berpindah sehingga siswa cenderung tidak monoton 2. Perpustakaan a. Pada saat pembelajaran di perpustakaan, guru mengawasi proses berpindahnya siswa dari kelas ke perpustakaan sehingga siswa tidak ada yang main atau mampir k kantin yang membuat siswa telat ketika mengikuti pembelajaran b. Guru membuat kesepakatan keapada siswa ketika pembelajaran akan berlangsung di perpustakaan bahwasanya bagi siswa yang terlambat mengikuti pembelajaran tidak di izinkan masuk dan tidak boleh mengikuti pealajaran 3. Laboraturium Agama a. Ketika ada beberapa alat peraga atau prasarana yang terbatas, sekreatif mungkin guru harus mampu memanfaatkan semaksimal mungkin. b. Memanfaatkan waktu dengan baik agar waktu yang ada dapat cukup untuk materi yang banyak c. Pada saat pembelajaran di perpustakaan, guru mengawasi proses berpindahnya siswa dari kelas ke perpustakaan sehingga siswa tidak ada yang main atau mampir k kantin yang membuat siswa telat ketika mengikuti pembelajaran. Wawancara Ibu Eny (01/03/17).