bi-ssss akan gairahkan pasar sekunder surat

advertisement
No.6/ 36 /BGub/Humas
BI-SSSS AKAN GAIRAHKAN PASAR SEKUNDER SURAT BERHARGA
Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, hari ini meresmikan Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) di Jakarta. Sistem yang telah mulai
diimplementasikan sejak tanggal 16 Februari 2004 bertujuan untuk menciptakan
likuiditas, efisiensi, dan keamanan pasar sekunder surat berharga dan guna mendukung
pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (OPT) dan setelmen transaksi Surat Utang Negara
(SUN).
Dalam acara peluncuran yang dihadiri juga oleh Menteri Keuangan RI, Boediono,
Burhanuddin Abdullah mengungkapkan bahwa pembuatan BI-SSSS ini merupakan salah
satu pemenuhan amanat Undang-undang No. 24 tahun 2003 tentang Surat Utang
Negara (SUN), dimana Bank Indonesia telah diamanatkan untuk melaksanakan kegiatan
penatausahaan yang mencakup pencatatan kepemilikan, kliring dan setelmen, serta
agen pembayar bunga dan pokok Surat Utang Negara. “Bank Indonesia juga diberikan
kewenangan untuk bertindak sebagai agen lelang untuk Surat Perbendaharaan Negara
dan dapat ditunjuk sebagai agen lelang Obligasi Negara di Pasar Perdana” tambah
Burhanuddin.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Bank Indonesia juga menyatakan bahwa
pengembangan BI-SSSS telah berpedoman kepada The Bank for International
Settlement (BIS) dan International Organization of Security Commissions (IOSCO) yang
merupakan standar praktek kliring dan setelmen di seluruh dunia. Standar dan praktek
dimaksud telah teruji dan menjadi common practice yang dipedomani oleh masyarakat
keuangan dan perbankan internasional.
BI-SSSS ini terintegrasi dengan sistem Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BIRTGS), sehingga akan meningkatkan berbagai efisiensi dan keamanan yang merupakan
prasyarat dalam menggairahkan perdagangan surat berharga di pasar sekunder.
Penerapan BI-SSSS juga akan mengurangi risiko penyelesaian transaksi surat berharga,
mengingat setelmen transaksi dalam BI-SSSS dilakukan berdasarkan prinsip Delivery
Versus Payment (DVP) sehingga akan menghilangkan terjadinya risiko gagal setelmen,
karena dana atau Surat Berharga tidak mencukupi.
Sejak diimplementasikan, BI-SSSS telah digunakan untuk pelaksanaan OPT baik lelang
Sertifikat Bank Indonesia (SBI), penawaran Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI),
penempatan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan pengajuan SBI Repo.
Sedangkan yang terkait dengan SUN, BI-SSSS ini telah digunakan untuk lelang Seri
FROO23 reopening, pembayaran kupon, pelunasan hedge bonds, dan early redemption
untuk Obligasi Negara. Secara keseluruhan pelaksanaan fungsi dalam BI-SSSS tersebut
telah berjalan dengan lancar, baik untuk kepentingan Bank Indonesia maupun untuk
kepentingan Pemerintah.
Pengembangan BI-SSSS ini juga dirancang untuk mengantisipasi perkembangan pasar
sekunder. Di dalam sistem ini telah tersedia aplikasi untuk memberikan dukungan
terhadap perkembangan pasar sekunder di masa mendatang seperti aplikasi lending and
borrowing untuk mengantisipasi aktifnya pasar sekunder.
Saat ini Peserta BI-SSSS terdiri dari 170 Peserta yang terdiri dari 145 bank (bank
umum, bank pembangunan daerah dan bank syariah/unit usaha syariah), 11 subregistry, 9 perusahaan pialang pasar uang Rupiah & valas, serta 4 perusahaan efek dan
Departemen Keuangan selaku penerbit SUN. Setiap peserta BI-SSSS wajib
menandatangani perjanjian penggunaan BI-SSSS dengan Bank Indonesia, serta
menyepakati aturan yang berlaku diantara peserta yang disusun berdasarkan
kesepakatan para peserta (by laws).
Jakarta, 17 Maret 2004
BIRO KOMUNIKASI
Rusli Simanjuntak
Kepala Biro
Download