BAB II Landasan Teori Dan Kerangka Pemikiran 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di samping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu, SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumber daya manusia (MSDM). MSDM adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur MSDM adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan. Dengan demikian, fokus yang dipelajari MSDM ini hanyalah masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja. MSDM adalah bagian dari manajemen. Oleh karena itu, teori-teori manajemen umum menjadi dasar pembahasannya. MSDM lebih memfokuskan pembahasannya mengenai peraturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang optimal. Pengaturan itu meliputi masalah perencanaan (human resources planning), pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian tenaga kerja untuk membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Berikut adalah pengertian MSDM menurut para ahli: • Berdasarkan Hasibuan, MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. (Hasibuan, Malayu S. P, 2000, p10) • Menurut Dessler (2006, p5), Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan, memerhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan dan masalah keadilan. 5 • Menurut Gomes (2003, p4), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah pengembangan dan pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian yang efektif mengenai sasaransasaran dan tujuan-tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional, dan internasional. • Menurut Rivai (2009, p1), Manajemen SDM merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. • Berdasarkan Hariandja dan Hardiwati (2003, p.16), manajemen SDM adalah keseluruhan penentuan dan pelaksanaan berbagai aktivitas, policy, dan program yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja, pengembangan, dan pemeliharaan dalam usaha meningkatkan dukungannya terhadap peningkatan efektivitas organisasi dengan cara yang secara etis dan sosial dapat dipertanggungjawabkan. • Berdasarkan Mathis dan Jackson (2006, p67), manajemen SDM adalah penggunaan karyawan secara organisasional untuk mendapatkan atau memelihara keunggulan kompetitif terhadap para pesaing. • Menurut Umar (2005, p3), Manajemen SDM Merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur Sumber Daya Manusia. Adalah Tugas MSDM untuk mengelola unsure manusia secara baik adar diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. • Berdasarkan Arifin & Fauzi (2007, p8), Manajemen Sumber Daya Manusia adalah bagian dari ilmu manajemen yang secara khusus mengatur aspek manusianya. • Menurut Hariandja dan Hardiwati (2007, p21). Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor lain seperti modal. Oleh karena itu. SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan Manajemen Sumber Daya Manusia. 6 2.2 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi merupakan kegiatan pokok yang dilakukan dalam suatu perusahaan. Setiap karyawan pada hakikatnya melakukang dua fungsi, yaitu yang berfungsi manajerial, dimana kegiatan-kegiatan dilakukan dengan perkerjaan pikiran atau menggunakan pikiran mental. Dan kedua , Fungsi operatif (teknis), dimana kegiatan-kegiatan dilakukan dengan fisik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat M.J. Julius (1988-17) yang berpendapat bahwa : “The general outline of personnel functions is much the same among progressive companies. These functions fall into two major classes operative and managerial. The technical functions of personnel management includes the activities concerned with planning, organizing, directing, and controlling the working of those performing technical personel functions”. Gambaran umum fungsi personel ialah sama halnya dengan perusahaan yang progresif. Fungsi ini terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu operasi dan manajerial. Fungsi teknis personel manajemen mencakup kegiatan khusus yang berkaitan dengan pengadaan, mengembangkan, memanfaatkan, dan memelihara pekerjaan yang efisien. Fungsi manajerial berkaitan dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, mengarahkan, dan mengendalikan para karyawan yang melakukan fungsi teknis personil. (Suwatno & Donni Juni Priansa, 2011, p30) Kemudian Edwin B. Flippo (1981) dalam bukunya Personnel Management menguraikan sebagai berikut: 2.2.1 Fungsi Manajerial a. Perencanaan Manajer yang berhasil akan mengerti dan mencurahkan waktunya untuk perencanaan. Perencanaan adalah proses penentuan tindakan untuk mencapai tujuan. Sebelum tujuan akhir perusahaan ditentukan,informasi, khususnya informasi mengenai kepegawaian harus lengkap. Kelengkapan informasi mengenai kepegawaian itu datangnya dari manajer kepegawaian. Sehubungan dengan perencanaan kepegawaian, Manajer kepegawaian harus dapat mengajukan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Apa yang akan 7 dilakukan? Bagaimana itu dilakukan? Siapa yang melakukan? Kapan dilakukan? Mengapa dilakukan? dan dimana dilakukan? Fungsi perencanaan manajemen kepegawaian terutama adalah membantu pimpinan perusahaan untuk member informasi yang lengkap dan bentuk nasihat atau saran-saran yang berkaitan dengan pegawai. b. Pengorganisasian Sesudah diadakan perencanaan, tindakan selanjutnya adalah membentuk organisasi untuk melaksanakan tujuan yang telah ditentukan untuk dicapai. Dalam pengorganisasian ini, dibentuk struktur organisasi dan dalam struktur ini nantinya ditunjukan bagaimana hubungan antara satu unit dengan unit lainnya. Jika perusahaan telah membentuk organisasi yang telah dilengkapi dengan fasilitas tertentu untuk dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Jadi proses pengorganisasian ialah membentuk organisasi, kemudian membaginya dalam unit-unit yang sesuai dengan fungsi-fungsi yang telah ditentukan, dan dilengkapi dengan karyawan serta ditambah dengan fasilitas-fasilitas tertentu. Dalam pengorganisasian ini juga akan ditemukan adanya fungsi-fungsi yang berbeda pada unit-unit organisasi, tetapi mempunyai tujuan yang sama, karena rumitnya hubungan antara unit-unit organisasi serta antara jabatan-jabatan yang ada, maka pimpinan tertinggi (top manager) mengharapkan agar pimpinan kepegawaian dapat member nasihat atau saran perusahaan secara keseluruhan. c. Pengarahan Sesudah diadakan pengorganisasian, maka tahap selanjutnya adalah mengadakan pengarahan. Pengarahan berarti member pentujuk dan mengajak para pegawai agar mereka berkemauan secara sadar untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang telah ditentukan perusahaan. Pengarahan ini juga sering disebut dengan istilah lain. Misalnya penggerakkan (actuating), motivasi (motivating), pemberian perintah (commanding). Jadi yang ditekankan dalam pengarahan ini adalah agar pegawai berkerja sukarela tanpa merasa dirinya dipaksa dan mau berkerjasama dengan pegawai lainnya dalam perusahaan. d. Pengendalian 8 Setelah diadakan perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan, maka fungsi manajerial yang terakhir dari pimpinan kepegawaian adalah fungsi pengendalian. Pengendalian berarti melihat, mengamati dan menilai tindakan atau pekerjaan pegawai, apakah mereka benarbenar melaksanakan perkerjaan sesuai dengan rencana. Pengendalian membandingkan hasil yang dicapai pegawai dengan hasil atau target direncanakan. Kalau terjadi penyimpanan dari rencana semula perlu diperbaiki dengan member petunjuk-petunjuk kepada pegawai. Dalam hal ini sengaja rmerupakan bagian dari pengendalian. Pengawasan berarti mengawasi pegawai yang sedang berkerja, tetapi tidak menilai apakah dia benar atau salah melakukan pekerjaan itu. Sedangkan pengendalian di samping mengamati pegawai, juga turut serta menilai hasil pekerjaan yang dicapai oleh pegawai. 2.2.2 Fungsi Operatif atau Fungsi Teknis a. Pengadaan (Recruitment) Edwin B Flippo (1981-6) mengatakan : “This first operative function of personnel management is concerned with the obtaining of the proper kind and number of personnel necessary of accomplish organization goals” . Jadi fungsi operasional manajemen kepegawaian yang pertama adalah memperoleh jumlah dan jenis pegawai yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi, fungsi ini terutama berkaitan dengan penentuan kebutuhan pegawai dan penarikannya, seleksi dan penempatannya. Penentuan kebutuhan pegawai menyangkut mutu dan jumlah pegawai. Sedangkan seleksi dan penempatan menyangkut masalah memilih dan menarik pegawai, pembahasan fomulir-fomulir surat lamaran, mengadakan tes psikologis dan wawancara, dan lain sebagainya. b. Pengembangan (Development) Sesudah pegawai diterima, kemudian pegawai perlu dibina dan dikembangkan. Pengembangan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan melalui latihan yang diperlukan untuk dapat menjalankan pekerjaannya dengan baik. Kegiatan ini 9 dianggap semakin penting untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan, dan semakin rumitnya tugas-tugas pekerjaan. c. Kompensasi (Compensation) Fungsi kompensasi sangat besar bagi pegawai. Kompensasi adalah sebagai pemberian penghargaan kepada pegawai sesuai dengan sumbangan mereka untuk mencapai tujuan organisasi. Kompensasi ini biasanya diterima pegawai dalam bentuk uang yang ditambah dengan tunjangan-tunjangan lain selama sebulan. d. Pengintegrasian (Integration) Walaupun sudah menerima pegawai, sudah mengembangkannya, dan sudah memberi kompensasi yang memadai, perusahaan masih mengalami masalah sulit, yaitu pengintegrasian. Pengintergrasian adalah penyesuaian sikap-sikap, keinginan pegawai, dengan keinginan perusahaan dan masyarakat. Dalam hal integrasi ini, pegawai secara individu diminta mengubah, kebiasaan, dan sikap-sikap lainnya selama ini kurang menguntungkan bagi perusahaan, agar pegawai berniat dan mempunyai kemauan kuat mengubah pandangannya, kebiasaan, sikap-sikap lain yang perlu disesuaikan dengan keinginan serta tujuan perusahaan. Dengan demikian, para manajer dan pucuk pimpinan perusahaan perlu memahami perasaan, tingkah laku dan sikap para pegawai untuk dipertimbangkan dalam rangka pembuatan keputusan berbagai kebijaksanaan perusahaan. e. Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan berarti berusahaa untuk mempertahankan dan meningkatkan kondisi yang telah ada. Apa yang sudah diterima dan pernah dinikmati pegawai hendaknya tetap dipertahankan. Kalau perusahaan sudah menyediakan kantin untuk melayanin makan sebaiknya kantin ini dipertahankan. Contoh lain, Bila seorang pegawai telah mendapatkan mobil sedan dari perusahaan, kalau sampai mobil itu ditarik atau diambil perusahaan, ada dampak terhadap pegawai maupun terhadap perusahaan. Dampaknya terhadap pegawai adalah menurunkan semangat dan prestasi kerjanya. Pengaruh terhadap perusahaan adalah membawa kerugian. 10 f. Pensiun (Separation) Fungsi terakhir manajemen kepegawaian adalah fungsi separation. Fungsi separation berhubungan dengan pegawai yang sudah lama berkerja pada perusahaan. Fungsi utama manajemen kepegawaian adalah menjamin pegawai-pegawai ini akan pensiun. Sewaktu pension pegawai harus merasa aman. Biasanya perusahaan yang sudah berukuran besar menyediakan dana bagi pegawai yang sudah pensiun. Dana pensiun ini sumbernya dari potongan gaji pegawai yang bersangkutan pada waktu masih aktif berkerja. (Suwatno & Donni Juni Priansa, 2011, p30-33) 2.3. Pengertian Pemberdayaan Pemberdayaan secara etimologis berasal dari kata daya yang berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu atau kemampuan bertindak. Mendapat awalan ber- menjadi ‘berdaya’ artinya berkekuatan, berkemampuan, bertenaga, mempunyai akal (cara dan sebagainya) untuk mengatasi sesuatu. Mendapat awalan dan akhiran pe-an sehingga menjadi pemberdayaan yang dapat diartikan sebagai usaha/proses menjadikan untuk membuat mampu, membuat dapat bertindak atau melakukan sesuatu (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1995). Pemberdayaan dalam bahasa inggris disebut dengan empowerment. Menurut Stewart (2008:18), yang secara etimologis pemberdayaan berasal dari kata power yang berarti kekuasaan, yaitu kemampuan untuk mengusahakan agar sesuatu itu terjadi ataupun tidak sama sekali. Menurut Rob Brown (2004:16), pemberdayaan erat hubungannya dengan profesionalisme yang pada awalnya selalu dimiliki oleh individual. Oleh karena itu empowerment terjadi: “When power goes to employees who the experience a sense of ownership and control over”. Menurut Noe et. Al., (2004) pemberdayaan merupakan pemberian tanggung jawab dan wewenang terhadap perkerjaan untuk mengambil keputusan menyangkut semua pengembangan produk dan pengambilan keputusan. Sedangkan Kahn (2007) menjelaskan pemberdayaan merupakan hubungan antar personal yang berkelanjutan untuk membangun kepercayaan antara karyawan dan manajemen. (Suwatno & Donni Juni Priansa, 2011, p182-183) 11 2.4 Model dan Perspektif Pemberdayaan 2.4.1 Model Pemberdayaan Khan (2007) menawarkan sebuah model pemberdayaan yang dapat dikembangkan dalam sebuah organisasi untuk menjamin keberhasilan proses pemberdayaan dalam organisasi. Desire Communication Trust Accountability Confident Credibility Gambar 2.1 Model Empowerment (Pemberdayaan) (Sumber: Suwatno & Donni Juni Priansa, 2011, p183) 1. Desire (Keinginan) Tahap pertama dalam model empowerment adalah adanya mendelegasikan dan melibatkan pekerja. Yang termasuk hal ini antara lain: a. Pekerja diberi kesempatan untuk mengidentifikasikan permasalahan yang sedang berkembang b. Memperkecil directive personality dan memperluas keterlibatan perkerja c. Mendorong terciptanya perspektif baru dan memikirkan strategi kerja d. Menggambarkan keahlian tim dan melatih karyawan untuk mengawasi sendiri (self control) 2. Trust (Kepercayaan) 12 Setelah adanya keinginan dari manajemen untuk melakukan pemberdayaan, langkah selanjutnya adalah membangun kepercayaan antara manajemen dan karyawan. Adanya saling percaya di antara anggota organisasi akan tercipta kondisi yang baik untuk pertukaran informasi dan saran adanya rasa takut. Hal-hal yang termasuk dalan trust antara lain : a. Memberi kesempatan pada karyawan untuk berpartisipai dalam pembuatan kebijakan b. Menyediakan waktu dan sumber daya yang mencukupi bagi karyawan dalam menyelesaikan kerja c. Menyediakan pelatihan yang mencukupi bagi kebutuhan kerja d. Menghargai perbedaan pandangan dan menghargai kesuksesan yang diraih karyawan e. Menyediakan akses informasi yang cukup 3. Confident (Kepercayaan Diri) Langkah selanjutnya setelah adanya saling percaya adalah menimbulkan rasa percaya diri karyawan dengan menghargai terhadap kemampuan yang dimiliki oleh karyawan. Hal yang termasuk tindakan yang dapat menimbulkan Confident antara lain: a. Mendelegasikan tugas yang penting kepada karyawan b. Menggali ide dan saran dari karyawan c. Memperluas tugas dan membangun jaringan antar departemen d. Menyediakan jadwal job instruction dan mendorong penyelesaian yang baik 4. Credibility (Kredibilitas) Langkah keempat menjaga kredibilitas dengan penghargaan dan mengembangkan lingkungan kerja yang mendorong kompetisi yang sehat sehingga tercipta organisasi yang memiliki performance yang tinggi. Hal yang termasuk Credibility antara lain: 13 a. Memandang karyawan sebagai partner strategis b. Peningkatan target di semua bagian perkerjaan c. Memperkenalkan inisiatif individu untuk melakukan perubahan melalui partisipasi d. Membantu menyelesaikan perbedaan-perbedaan dalam penentuan tujuan dan prioritas 5. Accountability (Wewenang) Tahap dalam proses pemberdayaan selanjutnya adalah pertanggungjawaban karyawan pada wewenang yang diberikan. Dengan menetapkan secara konsisten dan jelas tentang peran, standar, dan tujuan tentang penilaian terhadap kinerja karyawan , tahap ini sebagai sarana evaluasi terhadap kinerja karyawan dalam penyelesaian dan tanggung jawab terhadap wewenang yang diberikan. Hal yang termasuk dalam Accountability antara lain: a. Menggunakan jalur training dalam mengevaluasi kinerja karyawan b. Memberikan tugas yang jelas dan ukuran yang jelas c. Melibatkan karyawan dalam penentuan standard dan ukuran d. Memberikan bantuan kepada karyawan dalam penyelesaian beban kerja e. Menyediakan periode dan waktu pemberian feedback 6. Communication (Komunikasi) Langkah terakhir adalah adanya komunikasi yang terbuka untuk menciptakan saling memahami antara karyawan dan manajemen. Keterbukaan ini dapat diwujudkan dengan adanya kritik dan saran terhadap hasil dan prestasi yang dilakukan pekerja hal yang termasuk dalam communication antara lain: a. Menetapkan kebijakan open door communication b. Menyediakan waktu untuk mendapatkan informasi dan mendiskusikan permasalahan secara terbuka c. Menciptakan kesempatan untuk crosstraining (Suwatno & Donni Juni Priansa, 2011, p183-185) 14 2.4.2 Perspektif Pemberdayaan Pemberdayaan SDM dikelola dengan tiga perspektif, yaitu: Perspektif Performance Management, Perspektif pengembangan dan pelatihan (Training and Development), serta Perspektif manajemen karier dan Pengembangan Karier. Masing-masing perspektif tersebut merupakan fungsi manajemen SDM yang lebih spesifik dan menjadi konteks keterkaitan untuk pemberdayaan SDM. 1. Kinerja Organisasi atau Unit Kerja/Team Kerja (Performance Management). Pemberdayaan SDM amat penting bagi peningkatan kinerja organisasi atau kinerja unit dan tim kerja. Asumsinya adalah jika seorang karyawan bertumbuh-kembang dalam pemberdayaan yang maksimal,maka kinerjanya diharapkan juga meningkat. Kinerja individu karyawan seperti itu memberikan kontribusi peningkatan kinerja organisasi/perusahaan. Konsep performance management (kinerja manajemen) sangat menghargai peran pemberdayaan SDM, karena di dalam konsep itu terdapat beberapa komponen penting yang terkait dalam peran SDM. Di dalam performance management tercakup fungsi manajemen SDM khusus yang disebut performance appraisal atau penilaian kinerja karyawan individual. Dengan PA tersebut akan dapat diketahui kebutuhan-kebutuhan perbaikan kinerja (individu karyawan) yang diperlukan untuk memaksimalkan kontribusi mereka bagi perbaikan kinerja organisasi secara keseluruhan dan berkelanjutan. Dengan PA itu pula kebutuhan manajemen karier dan pengembangan Karier karyawan dapat difasilitasi secara khusus. 2. Pengembangan dan Pelatihan Pemberdayaan SDM sangat jelas dilakukan dalam kegiatan/program pengembangan SDM dan pelatihan. Pengembangan karyawan memacu profesionalisme kerja dan Karier karyawan. Pelatihan dibedakan dan pengembangan, terutama karena sifat pelatihan lebih membekali dan memperbaiki kinerja jangka pendek serta memberikan keterampilan yang diperlukan. Sedangkan pengembangan menyangkut kebutuhan karyawan dalam peningkatan kompetensi pekerjaan dan profesionalisme kerja jangka panjang. Pemberdayaan SDM yang 15 dilakukan melalui pendidikan hendak memberikan bekal pengetahuan dan kompetensi jangka panjang (Soemarman, 2006. Maximizing Training). Pelatihan menjadi penting untuk membekali karyawan baru agar siap dalam mengelola tugas dan pekerjaannya. Pelatihan juga menjadi penting karena dapat dimanfaatkan untuk memberikan kesempatan karyawan memperoleh skills atau keterampilan kerja yang dapat membantu memperbaiki kinerjanya. Pemberdayaan SDM dimaksimalkan melalui pelatihan, pendidikan, dan pengembangan. 3. Manajemen Karier dan Pengembangan karier SDM. Pemberdayaan SDM atau Karyawan sangat berguna bagi manajemen Karier. Di situ pihak perusahaan mengelola program/kegiatan yang mendukung atau memfasilitasi pengembangan Karier karyawan. Pemberdayaan SDM seharusnya diiintegrasikan ke dalam manajemen karier tersebut. Oleh karena itu, pemahaman tentang manajemen karier harus dicermati dengan baik, aga pemberdayaan SDM dapat diarahkan kepada pengembangan Karier SDM atau karyawan. Pemberdayaan SDM dengan perspektif manajemen karier mencakup pemahaman konsep Karier dan definisinya, Faktor penentu Karier, Pemilihan dan Keputusan tentang Karier, dan Gambaran Tahapan Karier serta Pengembangannya. Tiga perspektif pemberdayaan SDM tersebut dapat disinergiskan dengan: a. Mendefinisikan batasan pengertian dan ruang-lingkup pemberdayaan SDM b. Menentukan tujuan-tujuan spesifik pemberdayaan SDM dan memberikan apresiasi terhadap tujuan pemberdayaan SDM (the aims of the human resources empowerment) beserta manfaat-manfaatnya . c. Mengidentifikasi cakupan dan keterkaitan perspektif pemberdayaan SDM dengan bidang-bidang lain dalam manajermen SDM, antara lain Perfomance Management, Pelatihan dan Pengembangan Karyawan , Manajemen Karier dan Pengembangan Karier, Desain Pekerjaan, dan lain-lain. d. Mencermati (observe) berbagai contoh kegiatan/program dan metode pemberdayaan SDM. (Suwatno & Donni Juni Priansa, 2011, p185-187) 16 2.4.3 Strategi Pemberdayaan Menurut Cook dan Macaulay (2006-24-29), strategi dalam pemberdayaan SDM didasarkan atas delapan buah langkah menuju keberhasilan, yaitu: a. Hubungan dengan visi Hubungkan empowerment dengan visi dan misi dan nilai organisasi sehingga empowerment menjadi bagian dari nilai organisasi. b. Diarahkan dengan menggunakan contoh-contoh. Empowerment harus dilihat dari sudut pandang bahwa dia datang dari manajemen teratas, dimana para pemimpin dapat member visi untuk masa mendatang dan memberikan dukungan serta dorongan yang sangat penting untuk menciptakan suatu lingkungan dimana orang-orang bertanggung jawab terhadap nasib mereka sendiri. c. Berkomunikasi secara aktif Yaitu dengan melibatkan karyawan didalam komunikasi dan pembahasan umpan balik secara tetap, maka organisasi dapat mendorong terjadinya empowerment. d. Meninjau Struktur Organisasi Empowerment yang berhasil memerlukan perubahan yang terjadi di dalam struktur, sehingga para individu menjadi lebih dekat kepada titik keputusan, dan biokrasi dapat dibuang melalui rantai pengawasan yang lebih keci. e. Menguatkan kerja tim Empowerment membutuhkan dukungan kerja tim yang memiliki empowerment adalah salah satu mekanisme terkuat untuk menyediakan suatu lingkungan bagi pengambilan inisiatif dan kadang-kadang berbuat kesalahan tapi juga untuk belajar darinya. f. Mendorong pengembangan pribadi. Yaitu dengan memberikan bantuan dan dorongan untuk membentuk rasa percaya diri agar staf dapat membuat keputusan sendiri. g. Menjadikan jasa layanan kepada pelanggan sebagai focus. 17 Hasil akhir empowerment adalah berupa naiknya tingkatan kepadapelanggan, sehingga karyawan yang berada di garis depan dan jasa layanan karyawan yang berhubungan dengan pelanggan internal harus didorong untuk bertanggung jawab memuaskan pelanggan mereka. h . Ukur perkembangan yang terjadi dan kenali serta hargai keberhasilan. Organisasi perlu menentukan ukuran keberhasilan dan membantu agar ukuran ini dapat dipahami oleh setiap orang, dengan membuat atau menentukan cara agar keberhasilan individu dapat dikenali. Pemberdayaan merupakan suatu kegiatan untuk mengelola SDM lebih baik lagi. Kegiatan pmberdayaan bias dilaksanakan dengan pengembangan kompetensi (competency), wewenang kepercayaan (confidence), wewenang (authority), dan tanggung jawab (responsibility) dalam rangka pelaksanaan kegiatan-kegiatan (activities) dalam rangka peningkatan (performance) sebagaimana diharapkan. Pemberdayaan dapat diimplementasikan melalui: a. Pemberian Kewenangan yang jelas b. Pengembangan kompetensi c. Pengembangan kepercayaan d. Pemanfaatan Peluang e. Pemberian tanggung jawab f. Pengembangan budaya organisasi g. Pengembangan saling mendukung Tujuan pemberdayan SDM, terwujudnya SDM yang: a. Mempunyai/memiliki kemampuan (competency) b. Mempunyai wewenang yang jelas c. Mempunyai tanggung jawab (responsibility) yang akuntabel (Suwatno & Donni Juni Priansa, 2011, p187-190) 18 kinerja 2.5 Peran Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Pada hakekatnya Sumber Daya Manusia (SDM) tidak hanya dikelola oleh mereka yang tergabung dalam departemen SDM. Semua manajer perusahaan bertanggung jawab untuk memimpin karyawannya. Hal ini disebabkan para karyawan langsung dibawah pengawasan masing-masing pimpinan departemen ata bagiannya. Namun ada beberapa program yang harus dijalankan secara spesifik oleh departemen personalia (SDM) yang bukan menjadi job description departemen/bagian lain, misalnya tentang seleksi karyawan, wawancara, pelatihan dan lain-lain yang berkaitan tentang pengelolaan SDM. Menurut Dessler (1997) manajemen sumber daya manusia merupakan kebijakan dan pratik yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek “orang” atau sdm dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan, penyaringan, pelatihan , pengembangan dan penilaian. Selanjutnya Dessler (1997) juga menjelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia mempunyai tanggung jawab yang merupakan pelaksanaan dari 3 fungsi yang dijalankannya yaitu: 1) Fungsi lini, yaitu mengarahkan kegiatan dari orang-orang yang ada didalam departemennya sendiri. Pada fungsi ini manajemen SDM mempunyai akses kepada top manajer dalam bidang-bidang pengujian (testing) calon tenaga kerja, akibatnya sering usul manajer SDM dilihat dari perintah dari top manajer 2) Fungsi Koordinatif, yaitu berperan sebagai coordinator kegiatan personil perusahaan. Disini manajer dan departemen SDM bertindak sebagai tangan kanan top manajer untuk memastikan bahwa sasaran, tujuan, target perusahaan telah dijalankan secara konsisten oleh para manajer lini (departemen lain yang selevel) lainnya 3) Fungsi jasa, yaitu membantu dan menasehati manajer lini, contoh dalam kegiatan pelatihan, penilaian (evaluasi), kompensasi, bimbingan, promosi, pemecatan karyawan, program kesahjeteraan karyawan dll. 19 Manajemen sumber daya manusia merupakan bidang strategis karena merupakan prilaku yang mampu mengelola akal, pengetahuan dan keterampilan personal yang ada di perusahaan untuk dimanfaatkan dalam rangka mencapai target-target perusahaan. Oleh sebab itu wajarlah jika penyusunan strategi sumber daya manusia harus relevan dengan penyusunan strategi bisni. Namun seiring dengan perubahan lingkungan bisnis, perkembangan zaman dan IPTEK, peran strategis MSDM berubah. Menurut Noe, et. Al, (1994) perubahan peran MSDM yang disebabkan karena perubahan lingkungan bisnis dilatarbelakangin 2 hal yaitu: 1. Perubahan Eksternal, meliputi tantangan global yang berupa ekspansi global dan persaingan akan penugasaninternasional, persaingan domestic dan internasional (kinerja karyawan dan pemberdayaan), karakteristik angkatan kerja (tingkat pendidikan dan nilai budaya kerja) dan trend ekonomi (perubahan skill, perubahan organisasi, teknologi, otomatisasi dan robotis) 2. Perubahan Internal, meliputi : • Tantangan kualitas, yang berupa penciptaan produk dan jasa berkualitas, tingginya tuntutan untuk semakin kreatif, berani mengambil resiko dapat beradaptasi, mampu bekerja dalam kelompok serta bertambahnya tekanan untuk meningkatkan kualitas kerja dan partisipasi kerja tim • Tantangan teknologi, yang berupa perubahaan structural dan perubahaan peran dari sumber daya manusia dalam meningkatkan kualitas SDM dan memberikan pelayanan terbaik kepada disisi lain, semakin bervariasinya pengalaman dan latar belakang karyawan yang aktif berkarya dalam suatu organisasi. • Tantangan social, yang berupaya penangan kompetensi karyawan dan cara perusahaan menangani konflik kerja makin meningkatnya tekanan untuk mengukur produktivitas kerja, karena adanya lomba benchmarking, maka organisasi harus berlomba dalam meningkatkan kinerja agar mampu bersaing di arena bisnis global dan terakhir berubahnya tekanan dari penghargaan berdasarkan lama pekerjaan ke penghargaan berdasarkan prestasi kerja. 20 2.6 Nilai-nilai Organisasi 2.6.1 Definisi Nilai Satu bentuk pegangan, kepercayaan dan keyakinan yang diaplikasikan untuk membuat sesuatu pilihan (Najder-1975). Kepercayaan yang mendorong seseorang atau sebuah institusi bertindak mengikuti aturan dan norma yang berlaku. Nilai dibentuk oleh tradisi dan keagamaan. Nilai seseorang memperlihatkan kecenderungan dalam melakukan sesuatu contoh: ilmu, kebijaksanaan dan keadilan. (sumber: http://www.slideshare.net/nikoerg/perilaku-organisasi- nilai-dan-etika) Sumber-Sumber Nilai yaitu: • Agama • Budaya • Pendidikan • Keluarga • Masyarakat • Lingkungan sekitar Nilai Dalam Perilaku Organisasi ialah: • Kualitas • Integritas • Profesionalisme • Kejujuran intelektual • Kepimpinan berkesan • Bekerjama • Kreatif dan Inovatif • Mengutamakan Pelanggan • Akuntabilitas 21 2.6.2 Definisi Organisasi Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Pengorganisasian, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam manajemen dan pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujua-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan demikian hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi. Struktur organisasi adalah susunan komponenkomponen (unit-unit kerja) dalam organisasi Struktur organisasi menunjukan adanya pembagian kerja dan menunjukan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan. Berikut adalah pengertian Organisasi menurut para ahli: • Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer tujuan bersama. • Berdasarkan James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. • Berdasarkan Chester I, Bernard, Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan dua orang atau lebih. (http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi/) 2.6.3 Nilai-nilai Organisasi Menurut leksana TH, Nilai organisasi ini bukanlah nilai-nilai yang ditulis atau tertuang dalam plakat karena organisasi ini telah menyewa konsultan manajemen untuk membantu merumuskan nilai-nilai organisasi. Nilai-nilai organisasi adalah apa yang secara aktual memang menjadi pratik dari organisasi tersebut. Apa yang disaksikan, diyakini, dipercaya, dilakukan dan dipraktikan oleh para karyawan di organisasi ini merupakan nilai-nilai rill (nyata). 22 (http://sscnco.com/Images/pdf/Nilai-Nilai%20Dasar%20Fondasi%20Organisasi%20- %20Apr%2004.pdf) Dalam Malcom Baldrige, ada 11 roh sebuah bisnis dikatakan unggul. Berikut ini 11 Tata nilai organisasi yang unggul, yaitu: 1) Kepemimpinan yang memiliki Visi 2) Keunggulan yang berbasus pada kepentingam pelanggan* 3) Pembelajaran Organisasi dan Personal 4) Pengharkatan karyawan dan mitra 5) Kegesitan/Kelincahan 6) Fokus pada masa depan* 7) Pengelolaan Inovasi 8) Manajemen berdasarkan fakta 9) Tanggung jawab pada masyarakat* 10) Fokus pada hasil dan nilai* 11) Perspektif Kesisteman (http://amirfauzi.blogspot.com/2010/07/tata-nilai-organisasi-yang-unggul.html) 23 2.7 Kerangka Pemikiran Nilai Organisasi (Y) 1. Keunggulan yang Model Pemberdayaan SDM (X) • Desire (X1) • Trust (X2) • Confident (X3) • Credibility (X4) • Accountabillity (X5) • Communication (X6) berbasis pada kepentingam pelanggan 2. Fokus pada masa depan 3. Tanggung jawab pada masyarakat (Khan 2007) 4. Fokus pada hasil dan nilai Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Sumber : Dokumentasi Penulis, Juni 2011 24