PENDAHULUAN Latar Belakang Ayam broiler membutuhkan nutrien yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari, jika nutrien kurang maka ternak akan kesulitan dalam mencapai kinerja produksinya yang optimal. Ketaren (2010) menyatakan bahwa energi dan protein merupakan nutrien utama yang dibutuhkan oleh ayam broiler. Iskandar (2012) menambahkan bahwa kekurangan asupan protein dan energi menyebabkan tertahannya kapasitas genetik tumbuh sehingga ternak tumbuh kurang optimal. Sebaliknya, apabila asupan protein dan energi berlebihan, ternak akan mengeluarkan kelebihan protein tersebut sehingga merupakan pemborosan. Gultom (2013) menyatakan bahwa tingkat protein ransum sangat berpengaruh terhadap pencapaian bobot badan ternak. Kandungan protein dalam ransum diperlukan ternak untuk pertumbuhan jaringan, perbaikan jaringan, dan pengelolaan produksi serta bagian dari struktur enzim, sehingga protein dikenal sebagai salah satu unsur pokok penyusun sel tubuh dan jaringan. Hal ini menunjukkan bahwa protein berperan penting dalam pencapaian bobot karkas yang diinginkan. Bahan pakan sumber protein yang biasa digunakan di Indonesia adalah bungkil kedelai, tepung ikan, meat bone meal, dan poultry meat meal. Sebagian besar bahan pakan sumber protein tersebut merupakan bahan pakan impor. Ketersediaan bahan pakan sumber protein tersebut sulit didapat di pasaran dan apabila ada, kualitasnya meragukan sehingga perlu adanya penambahan bahan lain yang dapat meningkatkan performan ayam dan kualitas dagingnya. Kunyit adalah salah satu bahan yang dapat dipakai sebagai aditif pakan bagi ternak. Kunyit mengandung bahan aktif kurkumin yang berperan memperbaiki keadaan saluran pencernaan dan meningkatkan kesehatan ternak. Kurkumin memiliki berbagai aktivitas biologis, seperti: antioksidan dan antiinflamasi (Meiyanto, 1999). Beberapa penelitian melaporkan tentang efek kurkumin sebagai antioksidan (Rao, 1997), antiinflamasi (Van der Got, 1997), dan antikolesterol (Bourne et al., 1999). Platel dan Srinivasan (1996) menyatakan bahwa kurkumin pada tikus putih mampu merangsang sekresi dari usus halus menghasilkan enzim lipase, sukrase, dan maltase dan meningkatkan empat produksi enzim pankreas, seperti: lipase, amilase, tripsin, dan khimotripsin. Penambahan tepung kunyit dalam ransum dapat meningkatkan produktivitas ternak. Penelitian yang dilakukan Durrani et al. (2006) menunjukan pada penambahan tepung kunyit sebanyak 0,5% dapat meningkatkan pertambahan bobot badan, menurunkan konversi pakan, dan meningkatkan kinerja pertumbuhan sehingga dapat menurunkan biaya pakan. Penelitian yang dilakukan Daneshyar (2012) menunjukan pada penambahan tepung kunyit pada ransum sebanyak 0,5% dapat meningkatkan masa simpan daging dan kualitas daging ayam setelah pemotongan. Hussein (2013) melaporkan bahwa penambahan 7,0 g/kg tepung kunyit pada ransum dapat meningkatkan bobot badan dan pertambahan bobot badan harian, sekaligus meningkatkan kualitas daging ayam broiler strain Ross umur 42 hari. Berdasarkan hal tersebut, penambahan tepung kunyit dalam ransum diharapkan dapat meningkatkan konversi pakan menjadi daging, sehingga kualitas daging menjadi lebih baik. Selain itu, diharapkan penambahan tepung kunyit dapat memperbaiki efek buruk yang terjadi akibat kekurangan suplai protein dalam ransum. Penelitian tentang pengaruh penambahan tepung kunyit pada ransum grower berkadar protein rendah terhadap kualitas daging belum pernah dilakukan sehingga perlu untuk dilakukan. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kunyit (Curcuma longa) pada ransum grower berkadar protein rendah terhadap kualitas fisik daging ayam broiler yaitu meliput nilai pH daging, keempukan (tenderness), daya ikat air (water holding capacity), dan susut masak (cooking loose). Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai manfaat penambahan tepung kunyit pada ransum grower berkadar protein rendah dengan melihat kualitas daging sebagai parameter yang diukur.