analisa strategi marketing mix produk pembiayaan murabahan bank

advertisement
ANALISA STRATEGI MARKETING MIX PRODUK
PEMBIAYAAN MURABAHAN BANK MUAMALAT
INDONESIA UNIT PELAYANAN
SYARI’AH KENDAL
TUGAS AKHIR
Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat
Guna memperoleh gelar Ahli Madya
Pada Program Studi Perbankan Syari’ah
Oleh :
ERI WIDODO
NIM : 201 06 014
JURUSAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai sebuah negara dengan pemeluk agama Islam
terbesar, produk keuangan berprinsip syariah baru dikenal beberapa tahun
yang lalu dan masih sangat terbatas. Dimulai dari sektor perbankan, dengan
berdirinya Bank Muamalat pada November 1991. Prinsip syariah tidak hanya
terbatas pada konteks perbankan, melainkan juga meliputi berbagai kegiatan
ekonomi dan investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi.
Bank Syariah sebenarnya berlaku untuk semua orang atau universal.
Syariah itu sendiri hanyalah sebuah prinsip atau sistem yang sesuai dengan
aturan atau ajaran Islam. Siapa saja dapat memanfaatkan jasa keuangan bank
syariah.
Ketika krisis moneter melanda Indonesia, pada tahun 1997, sistem
syariah telah memberikan manfaat bagi banyak kalangan. Tentunya Anda
ingat, pada saat itu, suku bunga pinjaman melambung tinggi hingga puluhan
persen. Akibatnya, banyak dari kalangan usaha yang tidak mampu membayar.
Tapi, fenomena ini tidak berlaku bagi pelaku usaha yang menggunakan
dana dari bank syariah. Para pengusaha tersebut tidak perlu membayar bunga
sampai puluhan persen, mereka cukup berbagi hasil dengan bank syariah.
Penentuan persentasi bagi hasil dilakukan di awal pengambilan pinjaman (
KOTLER : 1982 : 23).
Produk perbankan Syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1)
ProdukPenyaluran dana, 2) Produk Penghimpunan dana, 3) Produk yang
berkaitan dengan jasa yang diberikan perbankan kepada nasabahnya.
Akan tetapi produk yang lebih diminati adalah pembiayaan Pada
dasawarsa ini bisnis yang sangat menggiurkan adalah usaha di bidang properti
atau perumahan, sehingga banyak nasabah yang mengajukan pembiayaan
untuk membeli rumah dan produk yang sesuai dengan pembiayaan ini adalah
KPRS.
Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis berkeinginan untuk
mengambil tema”Analisa strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Musyarakah
Pada Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syari’ah Kendal”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi pemasaran produk pembiayaan murabahah pada Bank
Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah Kendal?
2. Apakah Manfaat dari strategi yang di gunakan oleh bank muamalat
indonesia unit pelayanan syariah kendal?
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Adapun tujuan yang hendak di capai dalam penulisan tugas akhir
ini adalah :
a. Untuk mengetahui strategi pemasaran terhadap produk pembiayaan
murabahah pada BMI UPS KENDAl
b. Untuk mengetahui efek dari strategi yang di terapkan oleh BMI UPS
KENDAL.
2. Kegunaan
a. Bagi Penulis
1) Untuk mengetahui strategi yang di pakai BMI UPS KENDAL
2) Menambah wawasan penulis dalam pelaksanaan kerja lapangan
b. Bagi Persahaan atau Bank Muamalat Indonesia
Sebagai bahan evaluasi apakah strategi pemasaran yang
diterapkan selama ini dapat meningkatkan pertumbuhan nasabah atau
tidak, sehingga kedepan bank dapat terus meningkatkan kajian tentang
strategi yang harus dilaksanakan agar lebih berhasil.
c. Bagi STAIN Salatiga
Menambah informasi dan dapat dijadikan referensi bagi
mahasiswa menganai kajian strategi pemasaran produk simpanan
dalam perbankan syariah khususnya Bank Muamalat Indonesia (BMI).
D. Sistematika Penulisan
BAB I
Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
dan kegunaan penulisan tugas akhir, dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan Teori
Berisi tentang telaah pustaka dan kerangka teoritik mengenai
pengertian pemasaran, segmentasi pasar, strategi pemasaran,
marketing mix.
BAB III
Laporan Obyek Penelitian
Berisi tentang gambaran umum obyek penulisan tugas akhir,
menyangkut
sejarah
berdirinya,
dasar
pendirian,
struktur
organisasi, sistem permodalan, dan perkembangan kinerja serta
yang lainya. Disamping itu juga disajikan data-data diskriptif yang
berhubungan dengan penulisan tugas akhir.
BAB IV
Analisis
Berisi tentang analisa terhadap strategi pemasaran yang digunakan
beserta dengan kegiatan pemasaranya pada produk pembiayaan
musyarokah serta perkembangan yang terjadi setelah strategi
tersebut dilaksanakan.
BAB V
Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan implikasi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TELAAH PUSTAKA
Lukmanul Hakim (2007) .menyimpulkan bahwa menentukan strategi
pemasaran yang sangat penting ,ialah terutama menentukan strategi yang
sesuai agar dapat di tangkap dengan mudah oleh masyarakat , sehingga
masyarakat dapat mengenal produk – produk yang di tawarkan oleh suatu
perusahaan
tersebut.
Dari tugas akhir di atas mendiskripsikan akan peran strategi khususnya
strategi pemasaran dalam mengangkat jumlah nasabah produk pembiayaan
agar lebih meningkat dalam hal ini Bank Muamalat Indonesia Ups Kendal
melakukan berbagai strategi pemasaran berikut variable – variable yang di
lakukan baik untuk menambah jumlah nasabah maupun meningkatkan volume
pembiayaan khususnya pembiayaan musyarakah
B. PENGERTIAN PEMASARAN
(Philip Kotler : 1978 : 12) pemasaran adalah kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses
pertukaran.
1. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif
dan efisien dibandingkan para pesaing (SWASTHA & HANDOKO : 1997
:
46)
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara:
1) Temukan keinginan pasar dan penuhilah.
2) Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang
dapat dibuat.
3) Cintailah pelanggan, bukan produk anda.
4) Lakukanlah menurut cara anda (Burger king)
5) Andalah yang menentukan (United Airlines)
Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai
uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney).
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar
pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi,
konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran
sosial, dan konsep pemasaran global.
2. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai
produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini
berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk
mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas
manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena
konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas
dengan daya beli mereka.
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan
begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi
yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif
dan efisien dibandingkan para pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep
pemasaran
sosial
berpendapat
bahwa
tugas
organisasiadalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar
sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan carayang
lebih efektif dan efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan
atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya
memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi
pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya
adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat
dalam perusahaan.
C. SISTEM PEMASARAN
Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagia yang saling
berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu
kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan
lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang,
dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan
membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.
Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling
berkaitan itu mencakup :
a. Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran.
b. Produk, jasa, gagasan atau manusia yang dipasarkan.
c. Target pasar.
d. Perantara (pengecer, grosir, agen transportasi, lembaga keuangan).
e. Kendala lingkungan (environmental constraints).
Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang
saling berkaitan, yaitu organisasi pemasaran dan target pasarnmya. Unsurunsur dalam sebuah sistem pemasaran serupa dengan unsur-unsur yang ada
pada sistem radio stereo. Bekerja secara terpisah, tetapi pada waktu
dipertemukan secara tepat.
a. Macam – Macam Sistem Pemasaran
b. Sistem pemasaran dengan saluran vertikal
Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu
keterpaduan.
Tujuan :
Mengendalikan perilaku saluran Mencegah perselisihan antara anggota
saluran.
a. Sistem pemasaran dengan saluran horizontal
Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih
perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang
muncul.
b. Sistem pemasaran dengan saluran ganda
Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan
fungsi distribusi dan manajemen digabungkan, kemudian dari belakang
dipimpin secara sentral.
c. Lingkungan Sebuah Sistem Pemasaran
1) Lingkungan makro ekstern.
Lingkungan makro tersebut ialah:
a) Demografi (kependudukan).
b) Kondisi ekonomi.
c) Teknologi.
d) Kekuatan sosial dan budaya.
e) Kekuatan politik dan legal.
f) Persaingan.
2) Lingkungan mikro eksternal
a) Pasar (market)
b) Pemasok
c) Pialang (marketing intermediaries)
d) Lingkungan Non- – Pemasaran Intern
Kekuatan non – pemasaran lainnya adalah lokasi perusahaan,
ketangguhan bagian penelitian dan pengembangan. Kekuatan intern
bersifat menyatu (interest) dalam organisasi dan dikendalikan oleh
manajemen.
D. STRATEGI PEMASARAN
Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang
biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan
dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam
strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya
perubahan strategi dalam pemasaran yaitu:
a. Daur hidup produk
Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu
tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap
kemunduran.
b. Posisi persaingan perusahaan di pasar
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan
dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya
mengambil sebagian kecil dari pasar.
c. Situasi ekonomi
Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan
pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau
inflasi tinggi.
E. MACAM-MACAM STRATEGI PEMASARAN
Macam strategi pemasaran diantaranya:
1. Strategi kebutuhan primer
Strategi-strategi
pemasaran
untuk
merancang
primer yaitu:
a. Menambah jumlah pemakai dan
b. Meningkatkan jumlah pembeli.
2. Strategi Kebutuhan Selektif
Yaitu dengan cara :
a. Mempertahankan pelanggan misalnya:
1) Memelihara kepuasan pelanggan;
2) Menyederhanakan proses pembelian;
3) Mengurangi daya tarik atau jelang untuk beralih merk;
b. Menjaring pelanggan (Acquistion Strategier)
1) Mengambil posisi berhadapan (head – to heas positioning)
2) Mengambil posisi berbeda (differentiated positin)
kebutuah
Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat
jenis yaitu:
1. Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai.
2. Merangsang kebutuhan primer dengan memperbesar tingkat pembelian.
3. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan yang
ada.
4. Merangsang kebutuhgan selektif dengan menjaring pelanggan baru.
F. MARKETING MIX
Pengertian marketing mix menurut (Philip Kotler2005:17) adalah :
“Marketing mix is the set of marketing foola that the firm uses to pursite its
marketing objectives in the target market”.
Sedangkan, pengertian marketing mix menurut (William J. Stanston
:1997:9) dalah : “Marketing mix is the term that is used to described the
combination of the four inputs that constitute the core of an organization’s
marketing system. These four elements are the product offering, the price
structure, the promotion activities, and the distribution system”.
Dari definisi-definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
marketing mix merupakan kombinasi dan empat variabel yang merupakan inti
dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan
seefektif
mungkin.
Variabel-variabel tersebut dapat dikelompokkan menajdi empat kelompok
utama yang dikenal dengan 4 p’s yaitu :
a. Product (Produk)
b. Price (Harga)
c. Promotion (Promosi)
d. Place (Tempat)
Secara garis besar keempat variabel tersebut dapat dijelaskan melalui
penjelasan masing-masing sebagai berikut :
a. Product (Produk)
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas
barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat, kepemilikan, organisasi,
informasi dan ide.
Pada dasarnya konsumen membeli manfaat dan nilai dari suatu
produk yang ditawarkan bukan membeli barang atau jasa. Penawaran
suatu produk dibedakan berdasarkan lima tingkatan seperti dikutip oleh
Fandy Tjiptono (1997:96), yaitu :
1) Manfaat Inti (Core Benefit)
Tingkatan pertama atau merupakan tingkatan paling dasar
dimana manfaat inti yang sesungguhnya dicari konsumen atau
pelanggan ketika mereka membeli.
2) Produk Dasar (Basic Product)
Tingkatan kedua dimana pemasar harus mengubah manfaat inti
menjadi produk dasar.
3) Produk yang Diharapkan (Expected Product)
Tingkatan ketiga dimana sebuah set atribut dan kondisi yang
biasanya diharapkan pembeli.
4) Produk Dengan Nilai Tambah (Augmented Product)
Tingkatan keempat dimana pemasar menyediakan sesuatunya
melebihi harapan konsumen.
5) Potensi Produk (Potential Product)
Tingkatan kelima dimana penyedia produk dan jasa mencari
sesuatu yang bisa melampaui semua harapan pelanggan untuk
menyenangkan pelanggan dan membedakan penawaran mereka dari
pesaing-pesaingnya.
b. Price (Harga)
Definisi harga menurut (Philip Kotler :2005:17) adalah : “price is
the amount of money charged for a product or service. More broadly, price
is the sum of all the value that consumers exchange for the benefits of
having or using the product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang
dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah
keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan
keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa.
Sedangkan Stanton mendefinisikan harga: “Price is the amount of
money and or goods needed to acquire some combination of another goods
and its companying services”. Pengertian di atas mengandung arti bahwa
harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk
mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan
pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang
bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu
tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga
merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari
penjualan.
Perusahaan menetapkan suatu harga dengan melakukan pendekatan
penetapan harga secara umum yang meliputi satu atau lebih diantara tiga
perangkat perimbangan berikut ini yakni:
1) Cost-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan biaya)
a) Cost-Plus-Pricing (Penetapan harga biaya plus)
Metode ini merupakan metode penelitian harga yang paling
sederhana, dimana metode ini menambah standar mark-up terhadap
biaya produk.
b) Break Even Analysis and Target Profit Pricing (Analisis peluang
pokok dan penetapan harga laba sasaran).
Suatu
metode
yang
digunakan
perusahaan
untuk
menetapkan harga apakah akan break even atau membuat target
laba yang akan dicari.
2) Value-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan nilai)
Metode ini menggunakan satu persepsi nilai dari pembeli
(bukan dari biaya penjualan) untuk menetapkan suatu harga.
3) Competition-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan persaingan)
a) Going-rate Pricing (Penetapan harga berdasarkan harga yang
berlaku)
Perusahaan mendasarkan harganya pada harga pesaing dan
kurang memperhatikan biaya dan permintaannya. Perusahaan dapat
mengenakan harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dan
pesaing utamanya.
b) Scaled-Bid Pricing (Penetapan harga penawaran tertutup)
Perusahaan menetapkan pesaing dan bukan berdasarkan
hubungan yang kaku atas biaya atau permintaan perusahaan.
c. Promotion (Promosi)
Definisi menurut (Stanton : 2003 :17) adalah : “Promotion mix is
the combination of operasional selling, sales person, public relation. These
are the promotional tools that help an organization to achieve its marketing
objective”.
Sedangkan menurut Kotler yang dimaksud dengan promosi adalah:
“Promotion includes all the activities the company undertakes to
communicate and promote its product the target market”.
Menurut Philip Kotler promotion tools didefinisikan
sebagai
berikut :
1) Advertising (Periklanan)
Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal
dilakukan oleh sponsor yang diketahui.
2) Personal selling (Penjualan perorangan)
Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang
mencoba dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus.
3) Sales promotion (Promosi penjualan)
Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan
konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan.
4) Public relation (Publisitas)
Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana
produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media
komunikasi.
d. Place (Tempat atau distribusi)
Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The
various the company undertakes to make the product accessible and
available to target customer”. Berbagai kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia
untuk konsumen sasaran.
Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk
memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang
bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan
dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena
dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan
diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat
dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama
lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan
untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa
harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang
tersebar luas.
Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi
mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan
memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan
barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada
waktu dan tempat yang tepat.
BAB III
LAPORAN OBYEKTIF
A. Sejarah Singkat Bank Muamalat Indonesia
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada tahun1412 H atau
tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah
Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada tanggal 27 Syawal 1412 H
atau tanggal 1 Mei 1992. Dengan dukungan eksponen Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank
Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen
pembelian saham perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penendatanganan
akta pendirian Perseroan. Selanjutnya pada acara silaturahmi pendirian di
Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang
turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,
Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.
Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah
pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk
yang terus dikembangkan.
Pada akhir tahun 90an, indonesia dilanda krisis moneter yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor
perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank
Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan
macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp
105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari
sepertiga modal setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalanya, Bank Muamalat mencari
pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic
Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada
RUPS tanggal 21 juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang
saham bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999-2002
merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi
Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank muamalat berhasil
membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap
Kru
Muamalay,
ditunjang
oleh
kepemimpinan
yang
kuat,
strategi
pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan
perbankan syariah secara murni.
Melalui masa-masa yang sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit
dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana
seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat
kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i)
restrukturisasi aset dan program efisiensi (ii) tidak mengandalkan setoran
modal tambahan dari pemegang saham, (iii) tidak melakukan PHL satu pun
terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya,
tidak memotong hak Kru Muamalat sedikitpun, (iv) pemulihan kepercayaan
dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama
kepengurusan Direksi baru, (v) peletakan landasan usaha baru dengan
menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua,
dan (vi) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta
menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun
ketiga dan eterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat
Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2005 dan
sterusnya.
Hingga akhir tahun 2005, Bank Muamalat tetap merupakan bank
syariah terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp 7,43 triliun,
modal disetor sebesar Rp 492,79 miliar serta erolehan laba bersih sebesar Rp
106,66 miliar pada tahun 2005.
B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia
1. Visi Bank Muamalat Indonesia
Visi Bank Muamalat adalah menjadi bank syariah utama di
Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional.
2. Misi Bank Muamalat Indonesia
Misi Bank Muamalat adalah menjadi ROLE MODEL Lembaga
Keungan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan,
keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk
memaksimumkan nilai kepada stekaholder.
C. Tujuan dan Filosofi Bank Muamalat Indonesia
1. Tujuan Bank Muamalat Indonesia
Tujuan Bank Muamalat Indonesia adalah membangun ekonomi
bangsa dengan mengembangkan prinsip-prinsip ekonomi syariah yang
berlandaskan prinsip jual beli, bagi hasil dan sewa menyewa serta
menghindari dari sistem bunga sehingga dapat lebih meningkatkan
kesejahtaraan nasabah khususnya dan masyarakat Indonesia pada
umumnya.
2. Filosofi Bank Muamalat Indonesia
Filosofi Bank Muamalat Indonesia adalah membangun dan
mengembangkan sektor ekonomi syariah bak seekor lebah yang hinggap
dari suatu bunga ke bunga yang lainya, membawa jutaan erbuk bunga agar
tumbuh dan berkembang di mana-mana, mitra kerja Bank Muamalat
membuka pintu hijrah islam yang selebar-lebarnya bagi umat di seluruh
pelosok Indonesia dan belahan dunia lainya.
D. Wilayah Kerja
Bank Muamalat memiliki 57 kantor cabang, 11 kantor cabang
pembantu, 27 kantor unit pelayanan syariah, 91 kantor kas, dan 1.200 SOPP
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah (UPS) kendal
merupakan perpanjangan tangan dari Bank Muamalat cabang Semarang, yakni
bertindak sebagai bank unit yang membantu BMI cabang untuk melayani
nasabah yang berada pada wilayah Kendal dan sekitarnya. Keberadaan UPS
ini sangat membantu nasabah yang berada di luar cabang Semarang untuk
mendapatkan pelayanan jasa perbankan syariah. Selain UPS, BMI memiliki
Kantor Kas yng tersebar di setiap kabupaten dan telah bekerja sama dengan
Kantor Pos yaitu dengan memiliki sebanyak 1200 System Online Payment
Point (SOPP) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Gambar 2.1. Struktur Wilayah Kerja Bank Muamalat Cab. Semarang
Sumber: dokumen BMI UPS Kendal
E. Kegiatan Pokok Bank Muamalat Unit Pelayanan Syariah Kendal
Bank Muamalat adalah perbankan pertama murni syariah di Indonesia
dengan kegiatan-kegiatan pokok sebagaimana bank umum yang dijalankan
dengan prinsip-prinsip syariah. Bank Muamalat dengan berbagai cabang di
Indonesia salah satunya adalah Unit Pelayanan Syariah Kendal.
F. Struktur Organisasi
a. Struktur Organisasi Bank muamalat Indonesia
Gambar 2.2: struktur organisasi BMI Pusat
Sumber: annual report BMI 2005
b. Struktur Organisasi Bank Muamalat Unit Pelayanan Syariah Kendal
Gambar 2.3:struktur organisasi BMI UPS Kendal
Sumber :dokumen BO BMI UPS kendal 2008
Keterangan bagan Struktur Organisasi :
PIC (Person In Charge) merupakan pimpinan pada Bank Muamalat Unit
Pelayanan Syariah Kendal.
Customer Service merupakan petugas pelayanan yang berada di
depan (front liner) untuk melayani nasabah mengenai informasi-informasi
produk, melakukan pengarsipan dan lain-lain.
Back office merupakan petugas bank yang tidak berada pada front
liner melainkan bertugas mengenai transaksi-transaksi non tunai.
Teller merupakanpetugas pelayanan yang berada di depan (front liner)
untuk melayani nasabah mengenai transaksi keuangan baik tunai maupun
non tunai.
Security atau satpam adalah petugas keamanan bank.
c. Tugas dan Fungsi
Bank Muamalat Unit Pelayanan Syariah (UPS) Kendal merupakan
Bank unit yang diberi tugas dan wewenanng oleh Bank Muamalat cabang
Semarang untuk mengadakan pelayanan nasabah di wilayah Kendal dan
sekitarnya. Dalam pelaksanaanya UPS Kendal memiliki struktur
organisasi seperti yang telah tertulis di atas. Adapun Tugas dan fungsi dari
masing-masing bagian tersebut adalah sebagai berikut :
1) Person In Charge (PIC)
Person In Charge atau yang disebut dengan PIC merupakan
pimpinan bank unit pelayanan (UPS) dan setingkatnya yang telah
ditunjuk dan ditetapkan oleh bank cabang dari yang bersangkutan.
PIC berfungsi sebagai penyambung atau pendistribusi kebijakan yang
telah ditetapkan pusat maupun cabang agar pelaksanaanya benar
hingga di tingkat unit pelayanan (UPS) dan nasabah merasa puas
dengan pelayanan yang diberikan.
Adapun tugas-tugas dari seorang PIC adalah sebagai berikut :
a) Menyetujui atau mengotorisasi dan mengesahkan setiap tiket yang
telah diverifikasi oleh Teller dan BO.
b) Menandatangani segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepentingan unit dan menjadi tanggungjawab unit pelayanan
(UPS).
c) Mengordinasi petugas-petugas pada banl UPS termasuk security
agar tercipta suasana yang kondusif dan nyaman sehingga nasabah
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
d) Mengambil keputusan mendesak bila diperlukan untuk menjaga
kondusivitas pelayanan namun tetap sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan oleh pusat maupun cabang.
e) Mengetahui perkembangan Neraca harian dan Laporan Laba/Rugi
setiap hari dari UPS yang bersangkutan sehingga PIC bisa
mengetahui perkembangan assaet harian.
c. Customer Service (CS)
Customer Service atau sering disingkat dengan sebutan CS
merupakan petugas pelayanan bank yang berada di depan (front liner) dan
memberi infrmasi-informasi langsung kepada nasabah.
Customer
Service
berfungsi
sebagai
penyambung
atau
pendistribusian informasi-informasi baik yang merupakan produk-produk
perbankan atau mengenai makanisme untuk memiliki produk perbankan
tersebut sehinngga merupakan pemeliharaan hubungan baik dengan
nasabah.
Adapun tugas menjadi ruang lingkup pekerjaan seorang Customer
Service adalah sebagai berikut :
1) Informasi
dan
penjualan
produk,
CS
bertugas
untuk
mengomunikasikan, menawarkan, dan menjelaskan tentang produk
dan jasa perbankan (jenis layanan, prosedur, tarif, perubahan tarif,
dsb.)
2) Melayani nasabah mengenai syarat-syarat dalam pembukaan &
penutupan rekening sekaligus mengverifikasinya.
3) Pemeliharaan hubungan dengan nasabah (menangani komplain &
adjustment layanan sesuai permintaan nasabah).
4) Melakukan pengarsipan.
5) Layanan internal (dalam hal ini juga membantu BO melaksanakan
tgas-tugas Bagian Umum).
d. Teller
Teller merupakan petugas nasabah di abgian front liner yang
bertugas melayani Nsabah untuk transaksi-transaksi tunai maupun non
tunai. Seorang Teller harus memiliki loyalitas dan tanggungjawab yang
tinggi terhadap pekerjaanya karena selalu berhubungan dengan kas.
Adapun yang dimaksud dengan kas adalah mata uang kertas dan logam
baik rupiah maupun valuta asing yang msih berlaku sebagai alat
pembayaran yang sah, tidak termasuk uang dan emas batangan.
Teller berfungsi sebagai pemegang Khazanah Utama dan Lemari Besi,
yang merupakan sistem pengawasan. Pegawai Bank yang berhak
membuka dan menutup brangkas tersebut hanyalah Teller serta termasuk
membukukanya ke dalam Buku Khazanah Utama.
Media transaksi yang digunakan oleh seorang Teller antara lain
sebagai berikut :
1) Slip Setoran, adalah kertas berlogo Bank Muamalat yang digunakan
sebagai tanda bukti setoran tabungan atau deposito maupun bentuk
produk lainya yang merupakan produk penyimpanan dana.
2) Slip penarikan, adalah kertas berlogo Bank Muamalat yang digunakan
sebagai tanda bukti penarikan tabungan maupun produk penyimpanan
dana lainya.
3) Aplikasi Transfer, adalah kertas berlogo Bank Muamalat yang
digunksn sebagai tanda bukti untuk aplikasi transfer.
4) Aplikasi Inkasso.
5) Nota Pembelian Valuta Asing.
6) Nota Penjualan Valuta Asing.
Selain media transaksi diatas, Teller memiliki beberapa peralatan
khusus yaitu :
1) Lampu Ultra Violet
2) Mesin penghitung uang
3) Tellstrook machine
4) Teller’s box
5) Kartu contoh tanda tangan
6) Validating machine
7) Rubber stamp
8) Card dex
9) Daftar uang palsu
10) Daftar kurs harian
Mekanisme kerja teller adalah sebagai berikut :
1) Pengambilan Teller’s box dari Khazanah Utama
2) Pembukaan Kas
3) Transaksi-transaksi Teller
4) Mutasi uang tunai antar Teller
5) Proses akhir hari kerja
6) Penutupan Kas
e. Back Office (BO)
Back Office (BO) atau disebut dengan BO merupakan petugas
yang tidak berada pada front liner. BO bertugas untuk mencatat
mengverifikasi
transaksi-transaksi
non
tunai
,
melaksanakan
pemindahbukuan atas perintah dari nasabah yang telah melalui Teller,
mengecek rekonsiliasi dana.
Back Office pada Bank Muamalat UPS Kendal berfungsi ganda
karena merangkap sebagai Sarana logistik (Sarlog), Bagian Umum,
Operasional Pembiayaan (OP) dan Marketing.
Tugas bagian Sarana Logistik adalah sebagai berikut :
1) Mengatur pengelolaan gedung, penyediaan office supplies sekaligus
pengontrolanyadan melakukan pembelian aktiva tetap serta melakukan
pemeliharaan inventarisnya.
2) Membawahi personel-personel yang membantu kelancaran kerja
seperti office boy, cleaning service, satpam, sopir.
Bagian Umum bertanggungjawab atas pengadaan barang-barang
inventaris yang dibutuhkan untuk operasional kantor. Selain itu, BU
bertugas untuk melakukan administrasi terhadap barang-barang inventaris
tersebut.
Sedangkan dalam operasional Pembiayaan, tugas diklasifikasikan
ke dalam beberapa tahap, yaitu pengengola pembuka transakai
pembiayaanyang meliputi :
1) Dropping Pmbiayaan
Melaksanakan dropping (pencairan dana) pembiayaan,sesuai
dengan
persyaratan
dan
kondisi
yang
telah
ditetapkan.
Syarat dropping yakni harus memenuhi kelengkapan antara lain memo
dropping , UP/Half Sheet,TTUN, SPRP, jadwal Anggur dll.
2) Angsuran Pembiayaan
Melaksanakan perdetan rekening nasabah sesuai jadwal
angsuran dan atau sesuai memo marketing. Jenis Angsuran yang sesuai
dengan pokok danmargin / bagi hasil, pokok, margin/bagi hasil.
3) Pelunasan pembiayaan
Melaksanakan pelunasan pembiayaan nasabah sesuai memo
pelunasan marketing (bila ada). Jenis pelunasan ada dua yaitu lunas
sesuai jangka waktu atau lunas di percepat.
4) Muqasah
Melaksanakan pembukaan Muqasah pembiayaan sesuia memo
marketing yang telah disetujui komite pembiayaan. Timbulnya
muqasah disebabkan oleh tiga angka, yakni karena pelunasan
dipercepat, karena nasabah kesulitan, karena kondisi pasar (tidak
diperbolehkan).
5) Pembukaan biaya administrasi, premi asuransi, TRR.
6) Pembukaan PPA/cadangan
Penyisihan Penghapus Aktiva Produktif (PPAP) adalah
cadangan kerugian yang harus dibukukan terhadap pembiayaan yang
diberikan. Besarnya sesuai dengan ketentuan BI.
7) Pembukaan Offset jaminan dan write off pembiayan.
8) Pembuatan pelaporan (internal dan external)
Laporan Internal, meliputi hal-hal sebagai berikut : Proofsheet
pembiayaan, ketererlambatan pembayaran angsuran, titipan operasi
pembiayan, TagihanRupa-Rupa (TRR)
Laporan Eksternal, meliputi Bank Indonesia (LBU/LBUS) dan
Akuntan Publik.
Selain tugas-tugas tersebut di atas BO masih mempunyai satu
tugas lagi yaitu bertugas sebagai Marketing, dalam hal ini membantu
PIC UPS Kendal yang juga merangkap sebagai seorang Manajer Bank
uamalat Cabang Semarang.
BAB IV
ANALISIS
A. Strategi Pemasaran
Dalam memasarkan suatu produk agar bisa menjadi pilihan utama di
benak hati masyarakat maka di perlukan suatu strategi pemasaran yang baik
dan untuk dan hal itu sudah menjadi suatu kemutlakan bagi setiap
pemasar.untuk mendapatkan keuntungan dari setiap pemasaran ada beberapa
elemen - elemen yang harus di perhatikan 4p yang biasanya di dikenal dengan
Marketing Mix.
1. Product (produk)
Kongsi Pembelian Rumah Syari’ah (KPRS) adalah produk
pembiayaan yang di tawarkan Bank Muamalat, kepada para nasabah
khusus untuk pengajuan pembelian rumah dan perbaikan rumah.
2. Price (harga)
Dalam pengajuan KPRS,biaya administrasi sangat terjangkau yaitu
1,5% dari pembiayaan,jangka waktu sampai 15 tahun, uang muka 10%
Dan pembiayaan sampai 1 milyar.
3. Promotion (promosi)
Dalam hal promosi masih sangat minim sekali, sehingga produk
yang di tawarkan belum begitu di kenal masyarakat luas, karna masih
dalam tahap sosialisasi yaitu dengan cara bekejasama dengan developer
yang ada di daerah kendal misal : Kendal Asri,Kaliwungu Indah dan Arta
Cepiring.
4. Place (Tempat)
Letak BMI UPS Kendal, berada di tengah kota kendal sehingga
cukup baik untuk mengatur strategi dalam memasarkan produk
pembiayaan musyarakah,dan mudah di jangkau dengan menggunakan
kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.
B. Perkembanan Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan musyarakah mulai di sosiali sasikan di Bank Muamalat
Indonesia Unit Pelayanan Syariah Kendal pada awal bulan september 2007.
.perkembangan jumlah nominal pembiayaan musyarakah melalui KPRS di
UPS Kendal mengalami peningkatan yang signifikan, mengingat bahwa
pendirian Unit pelayanan Syari’ah di kendal mulai di buka bulan februari
2007.hal ini dapat di lihat melalui data Trial Ballance bulan oktober 2007 –
september 2008 pada grafik berikut:
Sumber : Dokumen Bo Ups Kendal,2008
C. Manfaat Strategi Yang Di Gunakan Pada Bank Muamalat Indonesia Ups
Kendal
Manfaat strategi pemasaran yang di gunakan di Bank Muamalat
Indonesia Ups Kendal ialah :
a. Data nasabah pembiayaan musyarakah pada bulan Agustus tahun 2009,
mencapai 35 orang, dengan total Rp 4.339.956.670
b. Area pemasaran pada saat ini baru sebagian saja, yaitu daerah kaliwungu,
kendal dan cepiring.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam memasarkan sebuah produk, agar bisa di terima masayarakat
dan mendapat responya, maka di butuhkan suatu cara sebagai bauran
pemasaran yang biasa di sebut dengan marketing Mix. Yaitu :
1. Produk
2. Harga
3. Promosi
4. Tempat
B. Saran
Saran-saran yang penulis berikan untuk meningkatkan kualitas
pembiayaan Musyarakah sebagai produk unggulan Bank Muamalat adalah:
c.Hendaknya Bank Muamalat perlu mengadakan penambahan jumlah
sumberdaya manusia guna meningkatkan kinerja pegawai dalam menganalisa
pengajuan pembiayaan agar proses pembiayaan bisa lebih cepat.
Untuk
meningkatkan
pengetahuan
tentang
produk
(product
knowledge), hendaknya perlu adanya training khusus bagi petugas front liner
guna penambahan pengetahuan tentang produk (product knowledge) agar
nasabah dapat mengetahui informasi mengenai produk-produk Bank
Muamalat secara jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i, 2003. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta
: Gema Insani
Stoner A.F.Stoner, dkk.1987, Manajemen ,Jilid 1, PT Prenhallindo, Jakarta,
Buku Pedoman Bank Muamalat Indonesia.2003, Bank Muamalat Indonesia Press.
Jakarta.
Laporan Tahunan Bank Muamalat, 2008. Annual Report
Muhammad, 2002. Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta
Download