Bab 1 - Widyatama Repository

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Dalam era globalisasi saat ini, setiap perusahaan harus dapat bersaing baik
dalam skala nasional maupun internasional. Hal tersebut bisa tercapai jika
pengendalian internal yang diterapkan oleh suatu perusahaan baik dan audit
internal diperlukan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya
secara efektif dan efisien sesuai tujuan dari perusahaan. Setiap perusahaan pasti
memiliki aset untuk kegiatan operasi, pembiayaan, ataupun untuk investasi. Tanpa
aset, sebuah perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatannya tersebut.
Aset adalah sarana atau sumber daya ekonomik yang dimiliki oleh suatu kesatuan
usaha atau perusahaan yang harga perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur
secara objektif (S. Munawir 2010:30).
Kegiatan operasional suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dengan aset
tetap yang dimiliki. Menurut Mulyadi (2013) definisi aset tetap adalah kekayaan
perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu
tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan bukan
untuk dijual kembali.
Pengendalian internal memiliki peranan penting dalam perusahaan.
Pengendalian internal digunakan untuk mengarahkan kegiatan operasional
perusahaan, mencegah penyalahgunaan sistem yang diterapkan, dan melindungi
aset yang dimiliki perusahaan. Definisi pengendalian internal menurut COSO
1
2
(2013), Internal control is a process, effected by an entity’s board of directors,
management, and other personnel, designed to provide reasonable assurance
regarding the achievement of objectives relating to operations, reporting, and
compliance.
Sedangkan menurut Romney dan Steinbart (2014) pengendalian internal
adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga
asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, dan memperbaiki efisiensi
jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah
ditetapkan.
Pengendalian internal mempunyai tujuan untuk dapat melindungi
kekayaan perusahaan dengan cara memperkecil kemungkinan terjadinya
kecurangan dan memaksimalkan sumber daya secara efektif dan efisien. Tujuan
pengendalian tersebut dapat tercapai bila elemen dari pengendalian tersebut benarbenar dilaksanakan dengan baik. Diperlukan orang-orang yang independen di
dalam perusahaan untuk mengawasi dan menilai keefektifan pengendalian
internal. Pengendalian internal bertujuan meliputi : (1) keandalan pelaporan
keuangan, (2) efektivitas dan efisiensi operasi, (3) kepatuhan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku. Proses pengendalian internal dapat membantu dalam
mencapai tujuan dasar usaha dan operasional, pengamanan aktiva, keandalan
laporan keuangan, dan ketaatan pada hukum. Hal tersebut sangat berkaitan dengan
unsur-unsur pengendalian intern yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko,
aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pengawasan (Mulyadi,
2011).
3
Menurut Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor:
PER-01/MBU/2011 Pasal 26 yang disebutkan bahwa Direksi harus menetapkan
suatu sistem pengendalian intern yang efektif untuk mengamankan investasi dan
aset perusahaan.
Audit internal merupakan unsur penting dalam pengendalian internal yang
merupakan pengendalian manajerial yang berfungsi mengukur dan mengevaluasi
efektivitas kerja alat-alat pengendalian lain, mengawasi aktivitas
perusahaan
dalam memberikan jasa bagi manajemen. Internal audit is an independent,
objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an
organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by
bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the
effectiveness of governance process, risk management, and control (IIA – IPPF,
2009).
Audit internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang
tercapainya efektivitas penerapan pengendalian internal, karena melalui fungsi ini
maka dapat dijaga agar semua prosedur, metode ataupun cara yang merupakan
unsur audit internal dapat terlaksana sebagaimana mestinya. Audit internal adalah
proses menentukan apakah kebijakan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen
puncak telah dipatuhi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan
organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai
bagian organisasi (Agoes 2012:221).
Peran audit internal pada BUMN sangat diperlukan dalam membantu
manajemen menjalankan tanggungjawabnya secara efektif dan efisien. Fungsi
4
audit internal pada BUMN diatur berdasarkan Undang-undang RI No.19 tahun
2003 mengenai BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Pasal 67 yang menyebutkan
bahwa pada setiap BUMN dibentuk satuan pengawasan internal yang merupakan
aparat pengawas internal perusahaan.
Menurut Undang-undang No.19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik
Negara (BUMN), definisi BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Perusahaan perseroan (Persero)
adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam
saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamnya dimiliki oleh negara yang
tujuan utamanya mengejar keuntungan. Perusahaan perseroan terbuka adalah
persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu
atau persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dibidang pasar modal. Perusahaan umum adalah BUMN
yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang
bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan perusahaan.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di
Indonesia. PT. Kereta Api Indonesia (Persero) didirikan sesuai dengan akta
tanggal 1 Juni 1999 No. 2, yang dibuat dihadapan Imas Fatimah, S.H., Sp.N
Notaris di Jakarta, dan kemudian diperbaiki kembali sesuai dengan akta tanggal
5
13 September 1999 No. 14. Akta pendirian tersebut telah mendapat pengesahan
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan tanggal
1 Oktober 1999 No. C-17171 HT.01.01.TH.99 dan telah diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia tanggal 14 Januari 2000 No. 4 tambahan
No. 240/2000. Kereta api merupakan alat transportasi yang merakyat, artinya
mulai dari kalangan bawah, menengah sampai kalangan atas bisa menggunakan
jasa transportasi ini. Keberadaan kereta api diharapkan bukan sekedar memenuhi
kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi sebagai alat angkut dan distribusi
saja, tetapi lebih untuk memberikan kepuasan pelayanan kepada masyarakat
sebagai pemakai jasa kereta api, dengan memberikan kenyamanan, keamanan, dan
ketepatan waktu.
Untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya, PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) memerlukan sumber daya yang bisa mendukung kegiatan tersebut,
diantara sumber daya yang memegang peranan penting tersebut yaitu aset. Aset
merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan, yang berupa harta
kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang
bersangkutan. Salah satu aset yang memegang peranan penting adalah aset tetap,
yang merupakan salah satu bagian terpenting dalam pelaksanaan operasional
perusahaan.
Permasalahan yang terdapat di PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Bandung yaitu terkait dengan permasalahan aset PT. Kereta Api Indonesia, sudah
beberapa tahun belakangan PT. Kereta Api Indonesia gencar melakukan
penertiban dan penyelamatan aset-asetnya. Hingga saat ini tercatat PT. KAI
6
memiliki total aset seluas 270.670.874 m2. Dari jumlah tersebut, baru sebanyak
147.512.092 m2 Atau 54 % tanah yang sudah bersertifikat. Sementara itu,
PT. KAI juga tercatat memiliki aset berupa rumah dinas sebanyak 16.424 unit
yang tersebar di Jawa dan Sumatera. Dari jumlah tersebut, sejumlah 8.517 unit
(52 %) dinyatakan “Clean and clear” dan dapat diberdayakan oleh PT. KAI.
Berikut adalah gambaran rekapitulasi aset PT. KAI tahun 2014 :
Tabel 1.1
REKAPITULASI DATA ASET TANAH PT KAI
Jumlah
total aset
tanah
Clean
And
Clear
Digunakan
Dalam
pihak lain
proses
tanpa
sertifikasi
perikatan
270.670.874 147.512.092 1.618.653
100%
54%
1%
Digunakan Diduduki Sedang
Sengketa
Masih
tak bayar, dengan
dalam
dengan
dilakukan
tak sesuai
bukti
proses
instansi
validasi
harga sewa
baru
pengadilan pemerintah
59.405.494
44.044.133
7.168.557
600.727
9.966.128
462.037
22%
16%
3%
0%
4%
0%
REKAPITULASI DATA ASET RUMAH DINAS PT KAI
Jumlah
Digunakan Digunakan Diduduki Sedang
Sengketa
total Clean Dalam
Masih
pihak lain tak bayar, dengan
dalam
dengan
Dirobohkan/
aset and proses
dilakukan
tanpa
tak sesuai bukti
proses
instansi
dibongkar
rumah Clear sertifikasi
validasi
perikatan harga sewa baru pengadilan pemerintah
dinas
8.517
241
822
4.633
19
73
653
1.325
140
100% 52%
16.424
1%
5%
28%
0%
0%
4%
8%
1%
Sumber : www.kereta-api.co.id
Dari data tersebut juga diperkuat dengan pernyataan Direktur Aset
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yaitu Edi Sukmoro. Sekitar 180 juta m 2 dari
total 270 juta m2 lahan PT. Kereta Api Indonesia terancam. Karena aset tersebut
belum tersertifikasi, dan sebagian besar aset bermasalah ini berada di daop 2
Bandung sampai Tasikmalaya. “Hampir 90 % modal aset yang belum
tersertifikasi ini hanya gambaran peta. Sebanyak 50 % bermasalah karena ada
yang dikelola orang lain, sedang dalam perkara masuk pengadilan, dll. Sedangkan
kecepatan dalam menyertifikasi hanya 1,5 juta m2 per tahun. Artinya sertifikasi
7
lahan ini butuh 100 tahun lebih”. Edi menilai jangka waktu ini tidak masuk akal
karena jika terlalu lama aset PT. KAI akan dirampok mafia.
Hal tersebut menjadikan peranan audit internal sangat penting dalam hal
pengelolaan aset tetap karena aset tetap merupakan bagian penting dari
operasional perusahaan dalam melakukan kegiatannya. Suatu pengendalian
diperlukan untuk dapat mengendalikan aset tetap, mengingat begitu pentingnya
aset tetap pada perusahaan, maka diperlukannya audit internal untuk membantu
manajemen dalam menjalankan segala aktivitasnya.
Beberapa penelitian serupa antara lain, penelitian yang dilakukan oleh
Tintus (2007) menunjukkan bahwa pemeriksaan internal berperan terhadap
pengendalian intern atas aktiva tetap. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh
Meikhati (2015) menunjukkan bahwa audit internal dan pencegahan fraud
berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dan menuangkan dalam skripsi dengan judul :
“Peranan
Audit
Internal
dalam
meningkatkan
Efektivitas
Pengendalian Internal Aset Tetap (Studi Kasus pada PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Bandung)”
1.2
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dapat di
identifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana efektivitas audit internal pada PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Bandung.
8
2. Bagaimana efektivitas pengendalian internal aset tetap pada PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Bandung.
3. Bagaimana peranan audit internal dalam meningkatkan efektivitas
pengendalian internal aset tetap pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Bandung.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi sehingga diperoleh
informasi mengenai peranan audit internal dalam meningkatkan efektivitas
pengendalian internal aset tetap pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero).
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
mengenai :
1. Untuk mengetahui efektivitas audit internal pada PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Bandung.
2. Untuk mengetahui efektivitas pengendalian internal aset tetap pada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Bandung.
3. Untuk mengetahui peranan audit internal dalam meningkatkan efektivitas
pengendalian internal aset tetap pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Bandung.
1.4
Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, penulis berharap bahwa penelitian
ini akan memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
9
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) akan pentingnya peranan audit internal dalam
meningkatkan efektivitas pengendalian internal aset tetap.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
ilmiah yang dapat dipraktikan dalam bidang ekonomi, audit, dan
akuntansi. Sehingga penulis dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh
dengan praktiknya.
3. Bagi Peneliti Lainnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
yang bermanfaat dan dapat dijadikan pedoman atau referensi bagi peneliti
lainnya dalam melakukan penelitian sejenis.
1.5
Lokasi dan Waktu Penelitian
Untuk keperluan penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bandung yang berlokasi di Jalan
Perintis Kemerdekaan No. 1 Bandung 40117. Lamanya penelitian berlangsung
dimulai dari bulan Februari 2016 sampai dengan selesai.
Download