6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Coklat 2.1.1 Sejarah Coklat Coklat yang selama ini kita makan, atau yang sering kali menjadi perasa dalam suatu produk makanan atau minuman, berasal dari suatu tumbuhan yang kita kenal dengan nama pohon kakao. Pohon ini banyak ditemukan di daerah tropis, seperti Brazil (Amerika Selatan), Pantai Gading, Ghana, Malaysia, Papua New Guinea, Indonesia dan Thailand. Khususnya di Indonesia, perkebunan kakao ini banyak terdapat di daerah Sumatera Utara, Kalimantan Barat dan Timur, Sulawesi Tenggara dan Jawa Timur. Coklat tersebut tepatnya berasal dari biji pohon kakao. Biji pohon kakao terdapat di dalam buah pohon kakao yang tumbuh di seluruh dahan pohon setelah 4-5 tahun. Biji-biji yang telah dipanen kemudian difermentasi agar aroma kakao terbentuk. Setelah difermentasi biji dikeringkan di bawah sinar matahari atau menggunakan alat pengering. Biji yang sudah dikeringkan kemudian disimpan dalam silo atau tong-tong berukuran besar. Biji dari daerah yang berlainan dipisah dalam silo yang berbeda 6 7 karena setiap daerah dapat menghasilkan biji kokoa dengan kualitas berbeda. Pencampuran dilakukan ketika biji ini akan diproses untuk mendapatkan aroma yang diinginkan. 2.1.2 Manufaturing Coklat untuk Konsumsi dan Pengetahuan Produk. 2.1.2.1 Produksi Coklat Proses pembuatan coklat lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1.Pembersihan (Cleaning) Biji coklat dalam berbagai silo dicampur dengan komposisi tertentu kemudian dimasukkan ke dalam suatu mesin pembersih, yang berfungsi untuk memisahkan biji dengan benda asing yang dapat mengganggu proses, seperti batu, pasir, sisa tali, bambu, logam, dan sebagainya. 2. Pemanggangan (Roasting) Nibs kemudian dipanggang menggunakan tabung berputar, sehingga warna lebih gelap dan aroma lebih kuat. Untuk mempengaruhi rasa (dari asam menjadi netral) dan warna (cocoa powder), Coenraad Johannes van Houten menambahkan satu tahap yaitu alkalisasi (=dutching). 3.Pengulitan (Winnowing) Setelah bersih dari benda asing, biji coklat kemudian dipisahkan dari kulitnya (shell). Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang dapat memecahkan biji, sehingga daging biji terpisah dari kulitnya. Kulit biji yang tidak terpakai kemudian dipisahkan dengan cara dihembuskan 8 menggunakan pompa pneumatic, sehingga yang tersisa hanya daging biji kakao (nibs). 4.Penggilingan (Grinding) Tahap selanjutnya adalah penggilingan, karena di dalam nib terkandung lemak, maka nib yang digiling akan berbentuk cairan kental yang disebut cocoa liquor. Cocoa liquor yang sudah dingin/beku disebut cocoa mass. Tahap penggilingan ini menentukan derajat kehalusan cocoa powder. 5.Penekanan (Pressing) Proses ini dilakukan untuk memisahkan bagian cair (lemak kakao = cocoa butter) dengan padatannya (cocoa cake), dengan cara memasukkan cocoa liquor ke dalam mesin press bertekanan tinggi. Dari tahap ini, maka akan dihasilkan produk berupa cocoa butter dan cocoa cake. Jika tidak melalui tahap pemisahan maka dihasilkan cocoa liquor/cocoa mass. Cocoa butter yang dihasilkan disaring untuk memisahkan partikel kakao, kemudian dialirkan ke dalam tangki khusus atau langsung dimasukkan ke kotak kemasan. Karakterisktik cocoa butter antara lain, cocoa butter membeku pada temperatur kamar (+/- 25 oC) dan akan meleleh pada suhu tubuh (+/- 37 oC). Cocoa butter inilah yang menentukan rasa dari coklat. Selain digunakan dalam industri coklat, cocoa butter digunakan pada industri farmasi dan kosmetik. Cocoa cake yang padat berbentuk lempengan bulat dipecah-pecah menggunakan alat yang disebut pulverising hingga halus dan disimpan 9 dalam silo sesuai jenisnya. Cocoa cake yang sudah halus disebut cocoa powder. Sebelum dikemas, cocoa powder terlebih dulu didinginkan. Sampai tahap ini, dapat disimpulkan bahwa biji kakao dapat menghasilkan produk berupa cocoa liquor/cocoa mass, cocoa butter, dan cocoa powder. Proses pembuatan coklat sendiri merupakan pencampuran dari produk kakao (cocoa liquor/cocoa mass dan cocoa butter) dan produk non kakao (gula, susu bubuk, vanillin, soya lecithin, dan lainnya), yang akan dijelaskan selanjutnya. 2.1.3 Pengetahuan Produk 2.1.3.1 Alur Produksi 1.Blending dan Mixing Tahap ini merupakan tahap pencampuran kakao massa dengan bahan non kakao (gula, susu bubuk, vanillin, soya lecithin, dan lainnya). Penambahan bahan non kakao bertujuan untuk mengatasi rasa pahit yang dihasilkan dari kakao massa. 2.Refining Campuran tadi kemudian dihaluskan menggunakan mesin refiner, yang menghasilkan lapisan tipis campuran. 3.Conching Homogenisasi dilakukan dengan mengaduk campuran dalam mesin conche selama 12-14 jam atau bahkan 1-2 hari sesuai kebutuhan. Jika kita menginginkan adanya penambahan cocoa butter dengan ratio tertentu, 10 maka penambahan tersebut dilakukan pada tahap conching ini. Selain bertujuan untuk menghomogenkan campuran, tahap ini bertujuan untuk menghilangkan bau/rasa asam yang tersisa, sehingga aroma coklat semakin terasa. Produk yang dihasilkan dari tahap ini disebut couverture. 4.Tempering Karakteristik couverture ini biasanya belum stabil. Tempering merupakan suatu proses untuk menstabilkannya, dan membuat permukaan coklat menjadi mengkilat dan coklat menjadi renyah. Tempering dilakukan dengan menaikkan/menurunkan suhu. Setelah tahap ini, couverter dapat diproses lebih lanjut menjadi produk makanan jadi, seperti: 1.Moulding (pencetakan) Hasil cetakan disebut chocolate bar atau coklat batang. coklat batang ini disebut plain chocolate bar jika tidak diberi tambahan, namun jika dimodifikasi dengan menambahkan kacang atau buah kering disebut filled chocolate bar. Contoh; Silver Queen, SQ Chunky bar 2.Extruding Couvertur dapat diproses menjadi butiran-butiran kecil yang disebut chocolate vermicelli (=meisjes). Contohnya; Meises Ceres, Tulip, Ritz 3.Panning Hasil panning disebut chocolate dragees. Contohnya; Cha-Cha, Choco Balls 11 4.Enrobing (salut) Couverture dapat disiramkan pada bahan lain seperti biskuit, wafer dan lainnya. Contohnya; Top 5.Twisting Couverture dapat diolah dengan alat khusus dengan cara dipilin. Contohnya: twister. 2.1.4 Kategori Coklat Secara umum, proses pembuatan coklat adalah seperti yang dijelaskan di atas.Namun, menurut FDA (Food and Drug Administration) di Amerika Serikat, istilah coklat tersebut tidak boleh digunakan sembarangan. Yang disebut coklat adalah produk yang hanya menggunakan cocoa butter (dan lemak susu) sebagai komponen lemak dalam produk coklat tersebut. Jika cocoa butter tersebut digantikan oleh lemak dari tumbuhan lain, seperti lemak dari minyak kelapa sawit, maka coklat ini tergolong coklat tiruan (artificial). Penggantian cocoa butter oleh lemak dari tumbuhan lain antara lain adalah untuk menurunkan biaya produksi, karena harga cocoa butter lebih tinggi dibanding lemak dari tumbuhan lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, produk coklat ada 2 macam, ditinjau dari komposisinya lemaknya: cocoa mass (kakao massa) + cocoa butter (lemak coklat) + gula + susu bubuk + dll = Real Chocolate (coklat asli) cocoa powder (bubuk kakao) + 12 vegetable fat (lemak tumbuhan) + gula + susu bubuk = Compound Chocolate (coklat tiruan) Tabel 2.1 Perbedaan Real Chocolate dan Artificial Chocolate / Compound Real Chocolate Artificial Chocolate/ Compound ● Mengandung Cocoa butter ● Mengandung Vegetable Fat ● Memiliki titik leleh pada suhu ● Memiliki titik leleh yang tubuh manusia lebih tinggi dari pada suhu tubuh manusia Perbedaan jenis lemak yang digunakan, mempengaruhi karakteristik kedua jenis coklat ini, selain harga real chocolate yang lebih mahal dibanding compound chocolate. Real chocolate akan terasa lebih enak dibandingkan compound chocolate karena aroma coklatnya yang sangat ditentukan oleh kadar dari cocoa butter. Rasa dari compound chocolate pun dapat dibuat enak dengan resep yang tepat. Kelemahan lain dari compound chocolate adalah, jika penanganannya tidak tepat, maka lemak tumbuhan (vegetable fat) akan mudah bereaksi dengan bahan lain sehingga terjadi penyabunan, yang berakibat timbulnya rasa soapy. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa cocoa butter akan mudah membeku pada suhu kamar (+/- 25 oC) dan meleleh pada suhu tubuh (+/- 37 oC), maka real 13 chocolate yang 100% menggunakan cocoa butter, pun akan lebih mudah meleleh dibandingkan compound chocolate. Hal ini menimbulkan masalah ketika pendistribusian produk yang mengandung real chocolate, suhu tidak dijaga tetap berada pada suhu kamar, sedangkan compound chocolate lebih tahan panas. Hal ini menjadi salah satu keunggulan produk yang menggunakan compound chocolate. Selain itu, jenis coklat dibedakan berdasarkan penggunaan komponen susu atau bubuk kakao. Cocoa liquor + cocoa butter = chocolate Cocoa liquor + cocoa butter + gula = bitter sweet/ dark chocolate Cocoa liquor + cocoa butter + gula + susu bubuk = milk chocolate Cocoa butter + susu bubuk + gula = white chocolate Bahan lain ditambahkan seperti: ● Soya lecithin, digunakan sebagai pengemulsi, agar coklat tetap homogen waktu dicetak ● Vanillin, digunakan sebagai pewangi, agar aroma coklat semakin kuat Modifikasi produk coklat dapat dilakukan dengan menambahkan: ● Kacang-kacangan (cashew nut, almond nut, hazelnut, brazil nut, peanut, macadamia nut, dll), yang sebelumnya digoreng atau dipanggang sebelum dicampur ke dalam couverture. 14 ● Buah-buahan (kismis), yang sebelumnya dikeringkan. ● Pewangi tambahan (lemon, orange, moccha/coffee, strawberry, mint, dll). ● Lain-lain (nougat seperti pada Toblerone, honey chips/serpihan madu, rice crispy, wafer, dll) 2.1.5 Istilah-istilah coklat ● Moulded Bars = coklat batangan ● Dragees = Bola-bola berisi kacang atau buah yang dilapis coklat. Bisa plain, atau dilapis lilin atau gula. ● Novelty chocolate = coklat dengan bentuk khusus, seperti telur, kelinci. ● Nougat = kocokan putih telur + masakan gula/madu + kacang-kacangan ● Truffles = coklat + cocoa butter + gula + krim serbuk ● Glanduja = kacang/almond + gula + susu/plain chocolate ● Marzipan = gula cair + bubuk almond halus ● Croquant = lelehan gula + tumbukan kacang/almond ● Chocolate confectionery = istilah untuk produk yang mengandung coklat atau dilapisi coklat, biasanya berukuran kecil dengan berbagai macam bentuk 2.1.6 Penyimpanan coklat Coklat dapat disimpan lama pada tempat yang tidak lembab/kering, tempat dingin namun tidak perlu di lemari es, jauh dari sinar matahari, serta 15 kemasan belum terbuka. Suhu penyimpanan yang ideal adalah 12-18 oC, dan kelembaban ideal 65%. 2.1.7 Pro dan Kontra Coklat Coklat mengandung alkaloida (theobromin) yang dapat membuat pemakannya merasa senang/riang, dapat dijadikan hadiah yang tidak mengecewakan dan selalu diterima dengan senang hati, dapat dijadikan alat untuk mempererat persahabatan, dan sebagai ucapan terima kasih yang berharga. Sebagai makanan siap konsumsi yang banyak diminati oleh masyarakat, coklat tidak bisa melepaskan diri dari sorotan akan penagaruhnya terhadap kesehatan. Sudah banyak rumor yang beredar di masyarakat mengenai halhal tersebut namun apakah setiap rumor itu dapat dipertanggung jawabkan? Wacana berikut mungkin akan lebih membuka wawasan anda tentang coklat dan kesehatan. 1.coklat dan jantung Pesan yang berlaku selama bertahun-tahun adalah bahwa pengurangan dalam diet saturated fat akan mengurangi resiko penyakit jantung. 2/3 dari cocoa butter adalah saturated fat, tetapi lebih dari 1/3 dari lemak itu adalah saturated fat stearic acid., sementara lemak tumbuhan yang lain biasanya hanya mengandung 1-3 % stearic acid. 16 Banyak bukti yang menunjukkan bahwa jumlah lemak stearic acid yang tinggi tidak akan menaikkan kadar kolesterol dalam darah atau resiko penyakit jantung koroner. Bahkan ada beberapa pendapat bahwa stearic acid memiliki efek penurunan-kolesterol yang berdiri sendiri dan tidak meningkatkan resiko thrombosis (penggumpalan darah). Hal ini didukung oleh Throlstrup (1994) yang menunjukkan bahwa proporsi stearic acid yang tinggi dalam sebuah diet lemak yang normal (40% energi dari lemak), akan mengurangi thrombogenecity dari darah dan menurunkan LDL-cholesterol. 2. coklat dan antioksidan Sekarang ada bukti yang bagus bahwa zat kimia tertentu dalam coklat dapat berpengaruh terhadap kesehatan jangka panjang. Antioksidan flavonoid phenoloics dalam coklat mencegah cocoa butter menjadi rusak, membuat coklat sangat ideal untuk dikemas. Jika antioksidan dapat mencegah coklat dari okisidasi, tidak tertutup kemungkinan dapat juga memperlambat proses oksidasi normal dalam tubuh dengan melindungi tubuh dari penyakit jantung dan kanker. 3. coklat dan kesehatan gigi Salah satu dampak negative dari gula adalah kontribusinya kepada pembusukan gigi (caries). coklat sebagai sumber gula lactose dan sucrose sudah diimplikasikan sebagai penyebab pembusukan gigi. Sebenarnya 17 pembusukan gigi disebabkan oleh asam yang dihasilkan dari proses metabolisme karbohidrat (kanji dan gula) oleh bakteri pada permukaan gigi (plague). Jadi, untuk mencegah pembusukan gigi yang perlu dilakukan hanyalah perawatan gigi yang baik. 4. Nutrisi yang terkandung dalam coklat Coklat sering dianggap sebagai makanan dengan ‘kalori yang kosong’. Tetapi anggapan itu dibantah dengan adanya penelitian yang membuktikan fakta bahwa coklat ternyata makanan yang bergizi. Seperti dapat dilihat pada table di bawah ini. Tabel 2.2 Daftar komposisi gizi Coklat Milk Dark chocolate chocolate RDI 4 15 2 15 na na 28 28 na Iron mg 0.75 1.75 7 men; women Zinc mg Calcium mg Magnesiu m mg N iacin mg Riboflavi n mg Thiamin mg Vitamin A mcg Cholester ol mg Caffeine mg 0.65 0.9 12 125 17 800 28 56 300 1.2 1.1 18 0.21 0.04 1.5 0.05 0.01 1 50 11 750 32 10 na 10 30 na N utrient Protein g Fat g Carbohy drate g 14 18 5. Coklat dan diabetes Selama puluhan tahun penderita diabetes disarankan untuk menjaga konsumsi gula seminimum mungkin dengan anggapan bahwa gula, khususnya sucrose, menyebabkan level glocose darah yang tinggi. Sebagai standard ukuran aman atau tidak dari gula dan makanan yang mengandung gula terhadap pengaruhnya pada kenaikan level glucose digunakan Index Glycaemic. Coklat dalam hal ini hanya memiliki Index Glycaemic sekitar 45. Nilai yang relative rendah dibandingkan dengan yang ditemukan pada roti. Hal ini dikarenakan kandungan lemak yang memperlambat kecepatan pengosongan perut sehingga memperlambat juga kecepatan dari pencernaan dan penyerapan setelahnya. 6. Coklat dan kecanduan Tidak ada bukti bahwa terdapat zat-zat kimia adiktif dalam coklat yang membuat manusia kecanduan. Satu-satunya penjelasan yang nyata adalah coklat dapat merangsang pelepasan endorphine dalam otak, proses yang sama yang terjadi bila kita merasakan sesuatu yang nikmat. Hal ini mungkin disebabkan sensory properties dari coklat seperti aroma, rasa dan tekstur, bersama-sama menimbulkan rasa nikmat yang terus-menerus. 19 7. Coklat dan Alergi Kealergian terhadap makanan disebabkan oleh reaksi kekebalan tubuh yang tidak normal yang melibatkan antibody. Makanan yang menyebabkan alergi biasanya selalu berupa protein dan lebih cenderung ditemukan pada makanan yang kurang terproses. Sebuah reaksi yang berbeda terhadap makanan disebut ketidaktolerananan terhadap makanan yang tidak melibatkan antibody misalnya ketidaktoleranan terhadap lactose dikarenakan tingkat enzim pencernaan lactase yang rendah. Jadi sebenarnya kealergian terhadap coklat lebih merupakan kealergian terhadap bahan-bahan yang mungkin digunakan daripada kealergian terhadap cocoa mass atau cocoa butter itu sendiri. 8. Coklat dan jerawat Setiap orang pasti sudah pernah berjerawat, terutama pada masa-masa remaja. Solusi yang sering terdengar adalah menghindari konsumsi coklat untuk membantu menghilangkan jerawat. Hal ini sangat sulit untuk dibuktikan kebenarannya karena sekarang sudah secara luas diterima oleh kalangan medis bahwa makanan tidak memberikan kontribusi terhadap munculnya jerawat. 9. Coklat dan sakit kepala Coklat sering kali diimplikasikan sebagai penyebab sakit kepala, terutama migraine, pada orang-orang yang sensitive. Sudah didalilkan bahwa 20 penyebabnya adalah zat-zat alami yang terdapat di dalam coklat seperti tyramine dan phenylethylamine. Kedua-duanya muncul dalam jumlah yang kecil. Namun pernyataan tersebut sangat sulit untuk dibuktikan. Kebanyakan penelitian menyimpulkan bahwa sakit kepala yang disebabkan oleh coklat terlalu dilebih-lebihkan dan banyak sample yang mengalami sakit kepala walaupun hanya diberikan placebo dalam suatu kondisi penelitian. 10. Coklat dan Obesitas Tidak ada satu makanan pun yang dapat memperoleh julukan ‘menggendutkan’. Banyaknya konsumsi makanan tersebutlah yang menentukan kontribusinya terhadap penggendutan tubuh. Harus juga diingat bahwa makanan hanyalah sebagian dari persamaan keseimbangan energi; olahraga dan aktifitas juga penting dalam mengontrol lemak tubuh. 11. Coklat dan prestasi Sekarang sudah benar-benar terbukti bahwa diet tinggi kalori, termasuk gula, memperbaiki ketahanan olahraga dan kemampuan berlari cepat. coklat sangat popular di kalangan atlet sebagai sumber karbohidat dan kesenangan. coklat sering digunakan sebagai hadiah dalam pencapaian suatu jarak dalam lintasan lari ataupun perlombaan yang menuntut ketahanan tubuh. Dengan pilihan makanan yang bijaksana, coklat dapat dengan mudah sesuai dengan diet untuk setiap atlit. 21 Setelah meninjau kembali berbagai mitos yang ada, jelas bahwa coklat adalah makanan yang baik dan dalam jumlah yang wajar dapat disertakan dalam diet yang sehat tanpa resiko apapun. coklat sendiri tidak dapat dihubungkan dengan suatu penyakit tertentu. coklat tidak punya khasiat gaib tertentu dan seperti makanan yang lain tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. coklat hanyalah makanan yang dapat meningkatkan kesehatan dan dapat sangat bermanfaat jika dikonsumsi dengan benar melalui diet bernutrisi dan kaya akan antioksidan. 2.1.8 Pertumbuhan Pasar Coklat Pasar Coklat mengalami pertumbuhan yang cukup besar setiap tahunnya, dan setiap category dalam coklat mengalami pertumbuhan. Pada bahasan diatasa kita ketahui secara garis besar bahwa market pasar coklat dibagi menjadi tiga pasar besar yaitu : 1. Produk Coklat Moulded ( dicetak/batang) Produk coklat Moulded memegang pasar yang paling besar dalam pasar coklat, produk – produknya antara lain, Silverqueen, Delfi Bar, Cadburry. 2. Produk Coklat Enrobe ( dilapis /Batang ) Enrobed adalah coklat batang yang ditambahkan komposisi lain, dilapisi contoh produknya adalah : beng – beng, TOP, Nockers 3. Produk coklat Dragees ( butiran coklat ) 22 Produk coklat yang berbentuk butiran, contoh produk yaitu CHACHA, Galaxis, Chichoc. Gambar 2.1 menggambarkan pertumbuhan pasar coklat yang sangat besar sekitar 89 % di tahun 2012 dan 30 % di tahun 2013. Gambar 2.1 pertumbuhan pasar coklat di indonesia 2011 - 2013 2.2 Pengertian Pemasaran Menurut Tjiptono (2006: 2), pemasaran memiliki definisi “suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain”. Sedangkan menurut Swastha dan Handoko (2000: 3), pemasaran memiliki pengertian sebagai suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha 23 yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun kepada pembeli potensial. Sembilan elemen inti pemasaran (nine core elements) yang dikemukakan Hermawan Kartajaya (2010: 2), dikelompokkan menjadi tiga bagian utama, yaitu : 1. Strategy, yang terdiri dari segmentation, targeting, dan positioning. 2. Tactic, yang terdiri dari differentiation, marketing-mix, dan selling. 3. Value, yang terdiri dari brand, service dan process. Elemen-elemen tersebut saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Segmentasi yang telah ditentukan akan menjadi dasar dalam pembangunan positioning yang tepat. Positioning yang tidak sesuai dengan segmentasi pasar yang dibidik akan menjadikan produk tidak relevan bagi calon pelanggan. Strategi yang telah dirumuskan selanjutnya akan kembali dirumuskan dalam tactic atau program pemasaran praktis, yaitu differentiation, marketing-mix, dan selling. Melalui strategi dan taktik pemasaran yang terintegrasi selanjutnya akan dihasilkan marketing value yang terdiri dari brand, service dan process yang kuat. 2.2.1 Pengertian dan Peranan Brand (Merek) Dalam Pemasaran Menurut American Marketing Association (Kotler 2000: 575), merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau 24 jasa dari seorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Atau lebih dalam lagi, merek sebenarnya merupakan janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan keistimewaan (features), manfaat (benefits) dan jasa (service) kepada pembeli. Merek terbaik memberikan jaminan kualitas, tetapi merek lebih dari sekedar nama, istilah (term), tanda (sign), simbol atau kombinasinya. Merek dapat memiliki enam tingkat pengertian, yaitu (Kotler, 2000: 460) : 1. Atribut, yaitu merek dapat mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. 2. Manfaat, yaitu merek lebih dari sekedar rangkaian atribut. Dalam artian ketika membeli suatu produk, pelanggan tidak akan membeli karena atribut yang ditawarkan suatu merek, tetapi membeli karena manfaat yang dapat diperoleh dari produk tersebut. Dalam hal ini, atribut merek diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional. 3. Nilai, yaitu merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. 4. Budaya, yaitu merek dapat mewakili suatu budaya tertentu. 5. Kepribadian, yaitu merek juga dapat mencerminkan kepribadian tertentu. Seringkali suatu merek menggunakan kepribadian orang terkenal untuk mendongkrak atau menopang produk mereka. 6. Pemakai, yaitu merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tertentu. 25 Menurut David A. Aaker (1997: 9), merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Sedangkan menurut William J. Stanson (1996: 269), merek merupakan nama, istilah, simbol atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur tersebut untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa merek mempunyai dua unsur yaitu brand name, yang terdiri dari huruf-huruf atau kata-kata yang dapat terbaca, serta brand mark, yang berbentuk symbol, desain atau warna tertentu yang spesifik. Selain itu, suatu merek dapat mengandung tiga hal, yaitu sebagai berikut: 1. Menjelaskan apa yang dijual perusahaan. 2. Menjelaskan apa yang dijalankan oleh perusahaan. 3. Menjelaskan profil perusahaan itu sendiri. Dalam kegitan pemasaran, merek (brand) berperan sebagai value indicator bagi seluruh stakeholder perusahaan, baik bagi pelanggan, karyawan, maupun investor. Pada umumnya pelanggan akan memilih produk dengan merek terkenal. Karyawan juga cenderung lebih senang bekerja di perusahaan yang memiliki merek dengan reputasi yang baik. Demikian pula, investor pun akan mempertimbangkan merek perusahaan dalam melakukan investasi. 26 Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa merek merupakan asset perusahaan yang menciptakan value indicator bagi pelanggan internal maupun eksternal perusahaan dengan meningkatkan pelayanan dan menghargai kualitas (Kartajaya, Hermawan, 2010: 62). Brand value dalam suatu merek dapat diukur dengan memperhatikan : 1. Apakah suatu merek dapat membuktikan bahwa nilainya sesuai dengan uang yang dikeluarkan konsumen, dan 2. Apakah ada alasan untuk memilih merek ini dibandingkan merek lain. 2.2.2 Pengertian Trust In a Brand Dalam dunia pemasaran, hubungan antara penjual dan pembeli merupakan hal yang sangat penting, karena dari hubungan ini akan tercipta pertukaran yang menjadi tujuan utamanya. Hubungan yang dekat antara penjual dan pembeli akan memberikan dampak yang positif dalam proses pertukaran. Namun konsumen tentunya tidak begitu saja memilih suatu merek untuk kemudian ditukarkan dengan uangnya, trust in atau kepercayaan menjadi kunci penting dalam hubungan ini. Setyawan (2008: 48) mengatakan bahwa kepercayaan merupakan variabel mediasi dalam hubungan jangka panjang antara perusahaan dengan konsumen. Kepercayaan itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu kepercayaan organisasional dan kepercayaan personal. Kepercayaan terhadap merek merupakan bagian dari kepercayaan personal. Lau dan Lee (1999: 341) 27 mendefinisikan kepercayaan pelanggan pada merek (brand trust) sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan resiko– resiko yang dihadapi, karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang positif. Menurut beliau, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Ketiga faktor ini . berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut adalah merek itu sendiri (brand characteristic), perusahaan pembuat merek (company characteristic), dan konsumen (consumer-brand characteristic) yang pada akhirnya akan membentuk loyalitas merek pada diri konsumen. 2.2.3 Karakteristik Merek (Brand Characteristic) Dalam konteks ini kepercayaan pelanggan dibangun berdasarkan pada reputasi merek, prediktabilitas merek, dan kompetensi merek (Lau dan Lee, 1999: 345). Penjelasan dari ketiga karakteristik tersebut yaitu sebagai berikut : 1. Reputasi Merek (Brand Reputation) Brand reputation berkenaan dengan opini dari orang lain bahwa merek itu baik dan dapat diandalkan. Reputasi merek dapat dikembangkan bukan saja melalui iklan dan hubungan masyarakat, tapi juga dipengaruhi oleh kualitas dan kinerja produk. Pelanggan akan mempersepsikan bahwa sebuah merek memiliki reputasi baik, jika sebuah merek dapat memenuhi 28 harapan mereka, sehingga kemudian reputasi merek yang baik tersebut akan memperkuat kepercayaan pelanggannya. 2. Prediktabilitas Merek (Brand Predictability) Brand predictability adalah kemampuan merek yang memungkinkan pelanggan untuk mengharapkan bagaimana sebuah merek akan memiliki kinerja yang baik pada setiap pemakaian. Ketika membeli suatu produk, konsumen tentunya tidak menginginkan sesuatu yang tidak diharapkannya akan terjadi ketika menggunakan produk tersebut. 3. Kompetensi Merek (Brand Competence) Brand competence adalah merek yang memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pelanggan dan dapat memenuhi kebutuhannya. Ketika diyakini sebuah merek itu mampu untuk menyelesaikan permasalahan dalam diri pelanggan, maka pelanggan tersebut mungkin dapat berkeinginan untuk meyakini merek tersebut. Karakteristik merek sangatlah berkaitan dengan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek. Dimana konsumen akan melihat karakteristik dari merek yang ingin mereka percaya, yaitu reputasi dari merek tersebut apakah baik atau tidak, kemampuan dari merek tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen, dan bagaimana suatu merek bisa memenuhi harapan para konsumennya. Apabila suatu merek dapat melakukan hal tersebut maka konsumen tentunya akan menjadi loyal terhadap merek tersebut. 29 2.3Analisa Posisi Produk Salah satu alat pengukuran atau Penetuan Posisi Produk Adalah BCG Matriks. Analisis matriks BCG dipergunakan untuk mengetahui posisi suatu perusahaan terhadap pesaingnya. Amstrong dan Brodie (1994) menyatakan, “The BCG matrix measures market attractiveness by market growth rate, and it assesses the firm’s ability to compete by. Its relative market share. The BCG matrix assumes a causal relationship between market share and profitability”. Day (1984) menyatakan, “Market attractiveness represents the long-run profit and growth potential for all participants in an industry or market, while competitive position relates to the strength of the organization relative to competition. David (2004) mendefinisikan pangsa pasar relatif sebagai rasio dari pangsa pasar perusahaan terhadap pangsa pasar yang dipegang oleh perusahaan pesaing terbesar dalam industri tersebut. Mengenai matriks BCG, 1. kuadran I matriks BCG disebut Question Marks (?), pangsa pasar relatif rendah tetapi bersaing dalam industri dengan pertumbuhan tinggi, beberapa strategi yang bisa dilakukan saat perusahaan berada dalam kuadran I (Question Marks), yaitu menambah pasar baru melalui pengembangan produk baru, bermitra dalam investasi, dan menerobos pasar yang ada (Nurhasanah, 2008). 2. Kuadran II disebut Bintang (Star), yang mewakili peluang jangka panjang terbaik untuk pertumbuhan dan profitabilitas. 3. kuadran III disebut Sapi Perah (Cash Cows), perusahaan menghasilkan uang tunai melebihi yang diperlukannya, sering dipakai untuk subsidi. 30 4. kuadran IV disebut Lapuk, mempunyai posisi pangsa pasar relatif rendah dan bersaing dalam industri dengan pertumbuhan rendah atau tanpa pertumbuhan, disebut Dog dalam portofolio Perusahaan. Gambar 2.2: BCG Matriks Kuadran