BIndo Kelas 10 Sesi 4 revised - final

advertisement
X
bahasa indonesia
PUISI
Semester 1 Kelas X SMA/MA – KTSP 2006
Standar Kompetensi
1.
2.
Kompetensi Dasar
Mendengarkan, menulis, dan membaca.
Memahami puisi yang diungkapkan secara
langsung atau tidak langsung.
4.1
4.2
4.3
Mengidentifikasi unsur-unsur bentuk suatu puisi yang disampaikan
secara langsung dan melalui rekaman.
Mengungkapkan isi suatu puisi
yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman.
Membacakan puisi dengan lafal,
nada, tekanan, dan intonasi yang
tepat.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut.
1.
Memahami konsep dasar puisi.
2.
Mengidentifikasi unsur-unsur puisi.
3.
Mengungkapkan isi suatu puisi yang disampaikan secara langsung atau rekaman.
4.
Membaca puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat.
1
Kela
s
K T SP
A. PENGERTIAN PUISI DAN UNSUR-UNSUR PUISI
a.
Pengertian Puisi
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang mengekspresikan secara padat pemikiran
dan perasaan penyairnya serta digubah dalam wujud dan bahasa yang paling berkesan.
b.
Mengidentifikasi Unsur-Unsur Puisi
1.
Struktur Fisik Puisi
Struktur fisik puisi disebut pula metode puisi, yang terdiri atas:
•
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam puisi. Diksi
erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Dalam puisi
terdapat kata konkret yang menunjukkan suatu simbol (lambang).
•
Rima, yaitu persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris
puisi. Rima mencakup asonansi, yaitu persamaan bunyi vokal dalam satu atau
beberapa baris puisi; aliterasi, yaitu persamaan penggunaan konsonan dalam
satu baris puisi; dan repetisi kata, yaitu pengulangan kata pada baris yang
berbeda pada puisi atau pada kalimat yang berbeda; serta onomatope, yaitu
tiruan bunyi.
•
Irama, yaitu tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lemahnya bunyi.
•
Majas yang terdiri atas bermacam-macam majas di antaranya majas metafora,
simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora,
pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem
pro parte, dan paradoks.
•
Tipografi, yaitu bentuk puisi seperti halaman yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi
kanan dan kiri, pengaturan baris hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai
dengan huruf kapital serta diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat
menentukan pemaknaan terhadap puisi.
•
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif ), imaji penglihatan (visual),
dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat mengakibatkan pembaca
seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan hal yang dialami penyair.
Super "Solusi Quipper"
Unsur fisik puisi:
DiRI MATI (Diksi, Rima, Irama, Majas, Tipografi)
2
2.
Unsur Batin Puisi
Unsur batin puisi disebut juga dengan hakikat puisi, yang terdiri atas:
•
Tema, yaitu inti atau pokok permasalahan dalam puisi. Untuk mengetahui
tema, kita harus memahami makna yang ada pada puisi di tiap kata, baris, bait,
maupun keseluruhan.
•
Amanat, yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair melalui puisinya.
•
Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam
puisi. Pengungkapan rasa berhubungan dengan latar belakang penyair.
•
Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembaca. Nada juga berhubungan dengan
tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui,
mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah,
menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, nada sombong, dan
sebagainya.
Super "Solusi Quipper"
Unsur batin puisi:
TeA RASA NAnas (Tema, Amanat, Rasa, Nada)
B.
MENGUNGKAPKAN ISI PUISI
a.
Mengungkap Isi Puisi
Bacalah puisi “Salju” karya Wing Kardjo berikut dengan penghayatan yang baik untuk
kemudian dibahas isi dari puisi.
Salju
Karya: Wing Kardjo
KE MANAKAH PERGI
MENCARI MATAHARI
KETIKA SALJU TURUN
PEPOHONAN KEHILANGAN DAUN
KE MANAKAH JALAN
MENCARI LINDUNGAN
KETIKA TUBUH KUYUP
DAN PINTU TERTUTUP
3
KE MANAKAH LAGI
MENCARI API
KETIKA BARA HATI
PADAM TAK BERARTI
KE MANAKAH PERGI
SELAIN MENCUCI DIRI
Langkah-langkah mengungkapkan isi puisi adalah sebagai berikut.
1.
Baca puisi dengan pemahaman.
2.
Pahami judul puisi.
Judul mengungkapkan secara keseluruhan isi puisi. Judul puisi “Salju” adalah bermakna
salju secara denotatif. Artinya, musim dengan kondisi bumi ditebari serpihan es yang
dingin. Makna simbolik salju adalah sesuatu yang tak berarti. Artinya, segala aktivitas
berhenti, pohon dan bagian bumi saat musim salju seolah-olah mati.
3.
Parafrasakan puisi tersebut.
Ke manakah aku harus pergi untuk mencari matahari ketika salju terus turun dan
pohon pun kehilangan daun. Ke manakah jalan untuk mencari perlindungan ketika
tubuhku basah kuyup dan pintu semua orang tertutup. Ke manakah aku berlari untuk
mencari api ketika bara api aku padam tak berarti. Ke manakah aku harus pergi selain
kepada-Mu untuk mencuci diri.
4.
Carilah makna kata simbolik yang terdapat dalam puisi.
•
Salju melambangkan sesuatu yang berarti, kebekuan, dan kesucian.
•
Matahari melambangkan kehidupan. Tanpa matahari, tidak ada kehidupan
atau semangat hidup.
•
Pohon dan daun melambangkan manusia dan bagian-bagiannya. Pohon tanpa
daun bermakna manusia yang tak berarti.
•
Jalan melambangkan petunjuk.
•
Tubuh basah kuyup melambangkan kondisi badan mendapat cobaan atau
penderitaan.
•
Pintu tertutup melambangkan orang lain tidak mau menerima keberadaannya.
•
Api melambangkan semangat hidup.
•
Mencuci diri melambangkan pertaubatan.
5.
Ungkapkan makna isi dari keseluruhan isi puisi tersebut.
Puisi “Salju” bercerita tentang orang yang sedang kebingungan. Hal ini terlihat dari
pengulangan kata Ke manakah. Ia tidak tahu harus pergi ke mana saat menderita dan
4
tak ada orang yang mau membantu. Ia harus ke mana ketika semangat hidupnya
padam dan putus asa. Hanya kembali kepada Tuhan-lah tempat memohon dan
membersihkan diri dari segala dosa, serta kembali bersih putih seperti salju.
b.
Unsur-Unsur Puisi yang Terdapat Pada Puisi
1.
Unsur Fisik
Berdasarkan contoh puisi “Salju”, unsur-unsur fisiknya dapat dijabarkan sebagai
berikut.
•
Diksi atau pilihan kata. Kata yang digunakan penyair merupakan kata-kata
populer yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penyair menggunakan
satu ungkapan “mencuci diri” yang artinya membersihkan dari segala dosadosa yang telah dilakukan. Penyair juga memilih kata-kata simbolik seperti,
salju, matahari, pohon dan daun, basah kuyup, pintu tertutup, dan api.
•
Rima dan irama. Rima akhir puisi tersebut adalah bait pertama (aabb/-i-i-unun), bait kedua (aabb/an-an-up-up), bait ketiga (aaaa/-i-i-i-i), dan bait keempat
(aa/-i-i). pada bait pertama mirip seperti pantun, bait ketiga mirip dengan syair,
dan bait keempat mirip dengan karmina. Dalam puisi “Salju” tersebut, pada bait
pertama dan kedua didominasi bunyi bersuara /efoni [a, i, u] dan bunyi sengau
–un. Selain itu, terdapat bunyi tak bersuara/ kakofoni [p, b]. Adapun irama yang
dimunculkan ketika kita baca puisi tersebut sangat indah.
•
Majas. Majas yang digunakan adalah majas retoris, yakni bertanya yang tak
perlu jawaban. /Ke manakah pergi, ke manakah jalan, ke manakah lari?/ dan
majas hiperbola /mencari matahari/.
•
Tipografi. Puisi “Salju” ditulis seperti anak tangga. Hal ini menyimbolkan
perjalanan kehidupan yang terdiri atas langkah demi langkah dan berlika-liku.
•
Imaji (citraan). Imaji pada puisi “Salju” adalah imaji visual//ketika salju turun/
pepohonan kehilangan daun//ketika tubuh kuyup/dan pintu tertutup// ketika
bara api/padam tak berarti//dan imaji taktil (perasaan)/selain mencuci diri/
2.
Unsur Batin Puisi
Berdasarkan contoh puisi “Salju”, unsur-unsur batinnya dapat dijabarkan sebagai
berikut.
•
Tema puisi adalah renungan hidup untuk mencari tujuan dan jalan hidup yang
pasti.
•
Amanat adalah dalam kehidupan hendak manusia mencari jati diri dan kembali
kepada Tuhan untuk menuju ketenangan hidup.
5
•
Rasa/sikap penyair. Penyair Wing Kardjo menulis puisi dengan judul “Salju”
karena pernah kuliah di Paris dan mengalami musim salju. Ia lahir di Garut dan
wafat di Jepang. Dalam puisi “Salju”, Kardjo mengajak kembali kepada jalan
Tuhan untuk mencari ketenangan hidup dengan bertobat.
•
Nada merupakan sikap penyair kepada pembaca. Dalam puisi “Salju” Kardjo
bersama dengan pembaca ingin memecahkan masalah pencarian jati diri
dengan dan solusi berupa mengembalikan segala sesuatunya kepada Tuhan.
C.
MEMBACA PUISI DENGAN LAFAL, NADA, TEKANAN, DAN INTONASI YANG TEPAT
a.
Cara Membaca Puisi
Pembacaan puisi dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut.
b.
1.
Membaca indah, yaitu membaca puisi dengan menitikberatkan pada ketepatan
pemahaman, keindahan olah vokal, dan ketepatan ekspresi.
2.
Deklamasi, yaitu membaca puisi yang menekankan pada ketepatan pemahaman,
keindahan olah vokal, ketepatan ekspresi, wajah, disertai gerak-gerik anggota tubuh
yang lebih bebas.
3.
Dramatisasi, yaitu pembacaan puisi disertai peragaan peristiwa dalam bentuk lakuan.
Pemeranan dilakukan pada puisi jenis balada, yaitu puisi yang di dalamnya terdapat
tokoh dan jalan cerita sebagai satu kesatuan peristiwa yang dapat diperagakan
dalam pementasan.
4.
Musikalisasi, yaitu pembacaan puisi disertai iringan musik yang sesuai dengan
suasana puisi atau menyanyikan puisi itu sendiri. Menyanyikan puisi dapat dilakukan
dengan menggubah sebagian atau seluruh bait menjadi syair lagu untuk dinyanyikan
dan diiringi alunan musik yang sesuai.
Langkah-Langkah Membacakan Sebuah Puisi
1.
Persiapan Pembacaan
•
Menemukan tema dan isi puisi serta pesan penulis kepada pembaca.
•
Memahami perlambangan dan persajakan dalam setiap baris dan bait puisi.
•
Mengetahui peristiwa yang melatarbelakangi penulisan puisi untuk
memperoleh gambaran suasana di dalamnya.
•
Menambahkan penanda bacaan berupa penanda intonasi dan penghematan
(jeda) pada setiap baris dan bait puisi.
Contoh:
_
: diucapkan biasa
6
/ : berhenti sebentar
-/
: berhenti agak lama
//
: berhenti lama
#
: suara perlahan
## : suara keras
### : suara sangat keras
_> : suara meninggi
<_ : suara merendah
v
: tekanan pendek
vv
: tekanan panjang
vvv : tekanan sangat panjang
2.
Melakukan Kegiatan Pembacaan Puisi dengan Lafal, Nada, Tekanan, dan Intonasi yang
Tepat
•
Bacalah puisi dengan lafal, nada, tekanan, dan intonasi yang tepat.
-
Lafal adalah pengucapan kata. Dalam pengucapan kata pada puisi
haruslah tepat dan benar serta tidak ada unsur kedaerahan (dialek) yang
memengaruhinya.
-
Nada adalah pola pengiramaan dari puisi yang dibacakan, dapat bernada
rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.
-
Tekanan adalah bentuk keras lembutnya suara yang dimunculkan saat
membaca puisi.
-
Intonasi adalah tinggi rendahnya nada saat membacakan puisi.
•
Bacalah setiap baris puisi dengan penghayatan dan perasaan.
•
Bacalah puisi dengan penjedaan teratur. Jeda adalah berhenti sejenak.
•
Sikap tubuh (gestur). Pembaca harus mengambil posisi yang nyaman.
•
Menampilkan puisi dengan ekspresif, seperti raut muka berupa senyuman,
kerutan pada dahi, pandangan mata, atau gerakan kepala.
Super "Solusi Quipper"
Pembacaan Puisi memenuhi unsur:
INTEL (Intonasi, Nada, TEkanan, Lafal)
7
c.
Latihan Membaca Puisi yang Telah Diberi Tanda Jeda, Intonasi, dan Tekanan
DALAM#v DIRIKU#v //
Because#v the sky##vv_> is blue#v<_/
It makes me#v cry#v/
(the Beatles)#v/
dalam diriku#v mengalir#v sungai panjang,#v /
darah##vv _> namanya#v <_ //
dalam diriku#v menggenang#v telaga darah,##vv_>/
sukma##vv _> namanya;#v <_ //
dalam diriku#v meriak#v gelombang sukma,#v /
hidup#v namanya!##vv_> //
dan#v / karena hidup itu#v indah,#v/
aku menangis#v / sepuas-puasnya#v//
(Sapardi Djoko Damono: 1980)
LATIHAN SOAL
1.
Bacalah puisi berikut.
Perpisahan
Akhirnya peluit pun dibunyikan
Buat penghabisan kali kugenggam jarimu
Lewat celah kaca jendela
Lalu perlahan-lahan jarak antarkita
Mengembang jua
Dan tinggallah rel-rel, peron, dan lampu
Yang menggigil diangin senja
Baris ke-6 dan ke-7 puisi tersebut menggunakan majas .…
A. personifikasi
B. metafora
C. litotes
8
D. asosiasi
E. eufimisme
2.
Bacalah puisi berikut.
DIPONEGORO
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar lawan banyak seratus kali
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tidak bisa mati
(Karya: Chairil Anwar)
Suasana yang tergambar dalam penggalan puisi di atas adalah .…
A. putus asa
B. tertindas
C. bersemangat
D. merdeka
E. berontak
3.
Cermatilah puisi berikut.
Jaring-Jaring
Kali ini
Nelayan menebar jaring di laut
Menangkap ikan
Kali ini
Tuhan menebar jaring maut
Menangkap insan
(Karya: Piek Ardijanto)
Isi puisi di atas adalah ....
A. Manusia adalah makhluk kecil di hadapan Tuhan.
B. Tuhan memiliki kekuatan untuk mencabut nyawa manusia.
C. Nelayan memiliki kepiawaian dalam menangkap ikan.
D. Manusia mampu menentukan nasibnya sendiri.
E. Manusia memiliki keterbatasan di hadapan Tuhan.
9
4.
Bacalah puisi berikut.
Bungaku Bersemi Kembali
Bungaku kini bersemi kembali
setelah seminggu terkurung di lembah sunyi
kini bertunas lagi daunnya yang dulu menguning dan ...
rantingnya yang dulu kering
kini segar kembali
Tidak sia-sia
kusiram bungaku hingga bersemi dan mekar kembali
Diksi yang tepat untuk melengkapi larik puisi tersebut adalah .…
A. berjatuhan
B. bermunculan
C. berguguran
D. beterbangan
E. berserakan
Bacalah puisi di bawah ini untuk menjawab soal nomor 5-7.
Alamku Ini
Awan bergerak
seiring waktuku yang kerontang
angin berdiri menepi
sejenak beri kesejukan
kuda berlari terkikik
tinggal jejak kaki
di antara rumputan misteri
alamku ini memang begini
dapat dipastikan
perubahan yang terhenti
5.
Makna kias kerontang pada bait puisi tersebut adalah ....
A. penyesalan
B. kesunyian
C. keputus-asaan
D. penderitaan
E. kekecewaan
10
6.
Maksud puisi tersebut adalah ....
A. seseorang yang tidak mau lagi memedulikan kehidupannya
B. ketidakpedulian seseorang terhadap kehidupan orang lain
C. kekecewaan seseorang atas nasib yang menimpa orang lain
D. penyesalan terhadap apa yang menimpa dirinya sendiri
E. keputusasaan menghadapi masalah hidup yang dialaminya
7.
Suasana yang tergambar dalam puisi tersebut adalah ....
A. galau
B. gelisah
C. sedih
D. harmonis
E. tak acuh
8.
Bacalah puisi berikut.
Tembang untuk Ibunda
Gemericik air mengalir jernih
Percikkan ke muka segar rasanya
Ikan bertumban tak kenal sedih
Gerak gembira jiwa merdeka
Ibunda
Kasihmu tak pernah kemarau
Meski waktu merambat makin tua
Aku kini bukan bocah lagi
Telah beranjak, berpikir, dan berasa
Terbayang dulu menangis manja disuapi
Tengah lembut kasihmu menyentuh jiwa
Baris puisi yang dibacakan dengan gembira adalah ….
A. gemercik air mengalir jernih
B. percikkan ke muka segar rasanya
C. meski waktu merambat semakin tua
D. aku kini bukan bocah lagi
E. telah beranjak, berpikir, dan berasa
11
9.
…
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-belulang diliputi debu
Beribu kami berbaring antara Karawang-Bekasi
(Karawang-Bekasi, Chairil Anwar)
Nilai perjuangan yang terdapat dalam penggalan puisi di atas yang ditandai dengan kata
“Berjagalah”, yaitu agar generasi muda ….
A. terus melakukan jaga malam
B. tidak boleh tidur
C. selalu menjaga daerah perbatasan
D. tidak lengah dan selalu waspada
E. melihat kenyataan
10. Jika hari rembang petang
tidak berarti permainan akan selesai
dan boleh ditinggalkan gelanggang
hanya peran berpusar dari pemain di dalam
menjadi penonton di luar
Amanat yang terkandung dalam penggalan puisi di atas adalah ….
A. Hari sudah sore.
B. Permainan belum selesai.
C. Kehidupan itu akan berubah.
D. Kehidupan belum selesai.
E. Penonton itu ada di luar.
12
Download