BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hewan kesayangan semakin banyak digemari dan dipelihara karena memiliki nilai estetika yang tinggi. Nilai estetika pada hewan kesayangan menjadi hal yang perlu diperhatikan saat ini, selain kecerdasan dari hewan tersebut. Pada saat pikiran sedang jenuh, bermain-main dengan hewan kesayangan dapat membantu melepaskan stres. Tidak sedikit para penyayang binatang yang mengeluarkan uang cukup banyak agar hewan kesayangannya tampil lebih baik. Tetapi hal di luar dugaan ada beberapa hal yang sering mengakibatkan cedera ataupun infeksi oleh agen tertentu. Pada keadaan tertentu, cedera karena adanya benda asing, infeksi oleh agen tertentu, ataupun akibat gangguan pertumbuhan jaringan yang tidak normal yang terjadi dalam tubuh hewan, menyebabkan hewan tersebut harus mengalami pembedahan untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Perawatan pasca operasi dengan memberikan antibotika dan anti radang adalah tindakan yang semestinya dilakukan untuk mempercepat kesembuhan luka operasi. Salah satu pembedahan yang sering dilakukan pada hewan kesayangan adalah operasi membuka rongga abdomen/perut (laparotomi). Operasi membuka rongga abdomen/perut dengan tujuan untuk pengobatan ataupun untuk meneguhkan suatu diagnosa. Untuk hewan besar seperti sapi atau kuda posisi hewan seringkali dalam keadaan berdiri tetapi untuk anjing /kucing selalu dalam keadaan rebah dorsal. Pada hewan kesayangan ada 4 posisi rebah untuk operasi yaitu : a) dorsal recumbency/ rebah dorsal/ punggung, untuk operasi daerah abdomen, cervical, kastrasi, reseksi glandula mammae; b) Lateral recumbency/ rebah lateral/ sisi samping, untuk operasi daerah kepala termasuk mata, telinga operasi ginjal, lien, ovariectomy dan orthopedic; c) Ventral recumbency/ tengkurep/ bagian perut dibawah, untuk operasi daerah leher, laminectomy ; d) Modifikasi ventral recumbency/ menungging, untuk operasi daerah anal, perineal , vulva dan vagina (Sudarminto, 2012). Pada umumnya luka iris saat operasi disatukan dengan menggunakan jahitan. Jahitan terdiri dari helaian materi yang digunakan untuk mendekatkan tepi luka dan memberikan bantuan perlekatan tepi luka insisi pada proses kesembuhan secara alami (Marcel, 2006). Luka insisi dikatakan sembuh apabila benang jahitnya telah diambil dan kedua tepi luka sudah bertaut (Santosa, 1991). Tujuan dari penanganan luka adalah untuk menyembuhkan luka lebih cepat dengan meminimalkan rasa sakit, bekas luka, dan ketidak nyamanan pada pasien. Untuk mempercepat kesembuhan luka pasca operasi, disamping pemberian antibiotika juga perlu diberi anti radang dan analgesika. Antiradang ada dua golongan yaitu golongan steroid dan golongan non steroid. Salah satu contoh antiradang golongan steroid adalah deksametason. Deksametason sering digunakan untuk pengobatan pasca operasi. Untuk mengetahui efektivitas deksametason dalam mempercepat kesembuhan luka pasca operasi maka perlu dilakukan penelitian. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka diperoleh rumusan masalah, bagaimana kecepatan kesembuhan luka insisi pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberikan obat deksametason. 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui kecepatan waktu kesembuhan luka insisi pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberikan obat deksametason ditinjau dari gambaran makroskopik dan mikroskopik. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi kalangan praktisi bedah dalam praktek sehari-hari, dimana praktisi dapat mengetahui kecepatan kesembuhan luka insisi yang diberi obat deksametason pasca operasi.