Laporan Praktikum Mata Kuliah Penyuluhan

advertisement
This page was exported from Karya Tulis Ilmiah [ http://karyatulisilmiah.com ]
Export date: Tue Jul 18 10:08:33 2017 / +0000 GMT
Laporan Praktikum Mata Kuliah Penyuluhan “
PEMANFAATAN SUSU DIBAWAH STANDART
SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN TAHU SUSU
UNTUK MENGURANGI KERUGIAN DIDESA
PANDESARI PUJON ”
LINK DOWNLOAD [894.50 KB]
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu sentra produksi susu segar yang memberikan peran besar dalam
persusuan di Indonesia. Kondisi yang demikian membuat wilayah Jawa Timur memiliki peranan yang sangat
penting dalam mendukung pertumbuhan dan pengembangan peternakan. Dengan bertambahnya penduduk,
pendapatan masyarakat, serta kesadaran masyakatan akan pentingnya mengkonsumsi sumber protein hewani
membuat permintaan susu segar meningkat dari tahun ketahun, sehingga dengan demikian untuk meningkatkan
gizi masyarakat di Jawa Timur semakin membuka peluang tingkatnya pendapatan bagi para peternak (Zuriyah,
2010).
Susu merupakan salah satu produksi ternak yang mengandung nutrien yang diperlukan oleh tubuh antara lain
lemak, protein, laktosa, mineral dan vitaminyang mudah dicerna oleh tubuh manusia. Susu itu sendirimemiliki
ketahanan yang relatif singkat, oleh karena itu perlu penanganan yang baik mulai dari pemerahan, proses
produksi, pengendalian dan pengujian mutu, sampai proses akhir (Astuti, 2009).
Setiap perusahaan memiliki standar yang telah ditentukan dalam penerimaan susu segar produksi sapi perah
yang dipelihara oleh peternak. Secara umum, susu segar yang diterima oleh pihak perusahaan berasal dari sapi
perah yang sehat dengan cara pemerahannya yang terjaga, tidak tercampur bahan asing serta memiliki
kandungan nutrisi yang sesuai dengan ketentuan. Melihat hal tersebut Tidak menutup kemungkinan banyak susu
segar produksi sapi perah yang dipelihara oleh peternak yang ditolak karena tidak memenuhi standar tersebut.
Hal inilah yang sering dialami oleh wagra yang ada di daerah Pujon kabupaten Malang. Agar susu yang ditolak
tersebut tetap memiliki nilai harga dalam segi ekonomis sehingga perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut agar
dapat menambah pendapatan peternak. Selain itu Salah satu produk yang bisa dibuat dengan bahan susu ini
adalah tahu susu.
Tahu susu merupakan salah satu produk turunan dari susu yang diolah dengan cara yang tidak berbeda jauh
dengan pembuatan tahu pada umumnya dan berbahan dasar kedelai pula. Tahu susu dapat diperoleh dengan cara
menggumpalkan protein yang terdapat di dalam susu. Penggumpalan susu dalam proses pembuatan tahu susu
dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan asam atau enzim proteolitik serta dapat dipercepat dengan
perebusan (Dewi dkk, 2013). Dengan pertimbangan beberapa hal yang ada diatas maka perlu dilakukannya suatu
inovasi untuk meningkatkan nilai jual susu segar yang ditolak oleh pihak KUD tersebut salah satu inovasi yang
ditawarkan kepada masyarakat yaitu pembuatan tahu susu yang berasal dari susu dengan kualitas yang rendah
sehingga tetap memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Selama ini produksi susu segar yang dihasilkan dari sapi perah yang dipelihara oleh peternak di daerah Pujon
kabupaten Malang tidak semua hasil produksinya dapat diterima oleh KUD setempat karena kualitas dari susu
segar tersebut tidak sesuai dengan kententuan yang telah ditetapkan oleh pihak KUD maupun perusahaan.
berikut adalah standar susu yang diterima oleh pihak KUD atau perusahaan.
Tabel 1. Standar susu yang diterima (Santoso dkk, 2010)
Dengan alasan yang demikian menyebabkan banyak susu segar hanya dikonsumsi sendiri atau dijual kepada
pengepul susu sekitar dengan harga yang relatif rendah sekitar Rp.2.500 bahkan terkadang hanya terbuang
percuma. Pembuangan susu segar tanpa adanya suatu pemanfaatan lebih lanjut dapat menyebabkan peternak
mengalami kerugian. Hal ini karena pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat tidak sesuai dengan biaya yang
dikeluarkan serta tenaga yang dibutuhkan dalam pemeliharaan ternak sapi perah tersebut.
1.3 Tujuan
Kegiatan penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatan pemanfaatan susu segar lebih lanjut dengan mengelolanya
bersama produk makanan tahu, menjadi tahu susu sebagai solusi pemanfaatan susu segar yang tidak diterima
KUD di daerah Pujon kabupaten Malang. Penambahan susu segar yang ditolak tersebut bertujuan untuk
meningkatkan nilai ekonomis susu serta akan meningkatkan daya simpannya.
1.4 Manfaat
Setelah penyuluhan tentang terobosan baru pemanfaatan susu segar untuk meningkatkan nilai jual sebagai bahan
baku tahu susu diharapkan dapat menyadarkan masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga bahwa pentingnya
pengolahan suatu bahan baku makanan yang dianggap tidak memiliki nilai ekonomis bisa menjadi bahan
makanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan memilki tingkat ketahanan yang lebih lama serta dapat
memenuhi kebutuhan gizi masyarakat di daerah Pujon kabupaten Malang. Melalui semangat kewirausahaan
yang berwawasan mengenai pembuatan produk makanan tahu susu ini diharapkan masyarakat mampu memiliki
keterampilan baru dalam pengolahan susu segar yang memiliki nutrisi dibawah ketentuan sebagai bahan baku
pembuatan tahu susu.
BAB II
GAMBARAN UMUM PENYULUHAN
2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan
Banyaknya permasalahan pangan di Indonesia, disebabkan rendahnya pengetahuan masyarakat salah satunya
dalam hal cara mengolah makanan dan minuman yang baik dan benar dengan memanfaatkan bahan yang
dinilai memiliki nilai ekonomis rendah. Daerah Pujon kabupaten Malang, Jawa Timur merupakan salah satu
daerah peternakan dengan populasi sapi perah tertinggi sehingga secara tidak langsung susu yang diproduksi
setiap harinya banyak. Namun selama ini tidak semua susu yang dihasilkan oleh sapi perah yang dipelihara
secara mandiri oleh peternak diterima oleh pihak KUD ataupun perusahaan. Setiap KUD atau perusahaan
memiliki standar tertentu dalam melakukan penerimaan susu segar. Dengan demikian apabila susu yang
dihasilkan dari sapi perah tersebut ditolak oleh pihak KUD ataupun perusahaan, susu hanya dikonsumsi sendiri
atau dijual dengan harga yang relatif murah. Oleh karena itu agar peternak tidak mengalami kerugian perlu
adanya penyuluhan tentang pemanfaatan susu segar yang tidak diterima tersebut sebagai bahan baku pembuatan
tahu susu.
2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
Kebanyakan masyarakat yang ada di daerah Pujon kabupaten Malang berpencaharian sebagai peternak sapi
perah. Sehingga di daerah tersebut banyak dihasilkan susu segar setiap harinya. Berikut adalah data produksi
susu di daerah Jawa Timur.
Tabel 2. Produksi susu di Jawa Timur (Dinas Peternakan provinsi Jawa Timur, 2012)
Namun ada beberapa kendala yang dihadapi peternak selama ini, salah satunya adalah tidak semua susu yang
diproduksi oleh sapi perah yang dipelihara peternak diterima pihak KUD. Pihak KUD menetapkan beberapa
persyaratan susu yang dapat diterima, sehingga para peternak sulit dalam hal pemasaran dan mengakibatkan
kerugian yang cukup besar. Pendapatan yang diterima tidak sebanding dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
untuk pemeliharaann ternak serta tenaga dan usaha yang dilakukan.
BAB III
METODE PENYULUHAN
3.1 Metode Pelaksanaan
Dalam melakukan penyuluhan mengenai terobosan baru pemanfaatan susu segar sebagai bahan baku pembuatan
tahu susu ini dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
Persiapan Kegiatan
1. Perijinan
Pelaksanaan penyuluhan meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
Dekan
Kepala Desa
Ketua RW
Ketua RT
Proses Perijinan
Proses perijinan dimulai dengan pembuatan proposal perihal penyuluhan yang akan dilakuakan untuk ditujukan
kepada pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan penyuluhan. Pihak-pihak yang terkait tersebut diantaranya
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang, kantor kecamatan Pujon dan selanjutnya didistribusikan ke
kepala desa Pujon untuk diajukan kepada ketua RW dan RT setempat sebagai target lokasi penyuluhan. Dalam
proposal tersebut dijelaskan secara mendetail mengenai tujuan serta manfaat yang akan masyarakat dapatkan
khususnya para ibu rumah tangga dengan diadakannya penyuluhan mengenai terobosan baru pemanfaatan susu
segar sebagai bahan baku pembuatan tahu susu ini.
Pelaksanaan Kegiatan
Setelah mendapatkan izin dari pihak-pihak yang terkait dengan program penyuluhan beserta data calon peserta
penyuluhan maka akan disosialisasikan progran penyuluhan tentang terobosan baru pemanfaatan susu segar
untuk meningkatkan nilai jual sebagai bahan baku pembuatan tahu susu. Langkah selanjutnya adalah membuat
kesepakatan antara pihak penyuluh dengan pihak-pihak yang terkait tersebut mengenai waktu progran
penyuluhan tersebut dilaksanakan.
3.2 Gambaran Teknologi
Tahu memiliki kandungan nutrisi yang sangat penting bagi tubuh manusia yang secara umum berbahan
dasar kedelai, menurut Sarjono dkk (2006) asam fitat banyak terdapat pada biji-bijian maupun kacangkacangan dengan kadar berkisar 1-5% memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia diantaranya
untuk
menjaga
kesehatan
gigi
dan
mulut;
mencegah
teresorpsi tulang;
menurunkan
kadar kolesterol; penawar keracunan. Kita tahu sendiri bahwa susu merupakan bahan makanan yang bernilai
gizi tinggi yang diperoleh dari hasil pemerahan hewan seperti sapi, kerbau, kuda, kambing dan unta. Komponen
penting dalam air susu adalah protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa serta enzimenzim dan beberapa jenis mikroba yang bermanfaat bagi kesehatan sebagai probiotik. Sehingga apabila
kedua produk tersebut dipadukan kandungan gizi yang terkandung akan semakin meningkat.
Pada dasarnya, pembuatan tahu susu ini tidak berbeda jauh dengan pembuatan tahu biasa. Bahan penggumpal
yang biasa dipakai dalam pembuatan tahu kedelai juga bisa digunakan untuk membuat tahu susu. Prinsip
pembuatannya adalah menggumpalkan protein dalam susu (kasein) yang bisa dilakukan dengan menambahkan
bahan yang memiliki sifat asam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Anggraini dkk (2013) yang menyatakan
bahwa Faktor yang mempengaruhi suatu mutu tahu susu adalah pemberian penggumpal.
Penggumpal yang biasa digunakan adalah penggumpal kimia antar lain kalsium klorida; kalsium sulfat,
glukano-D-laktose dan penggumpal asam(asam laktat, asam asetat).
Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tahu susu ini juga tidak terlalu rumit. Alat yang digunakan
meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Kompor
Timbangan
Pengaduk
Alat pengukus
Kain penyaring
Ember
Alat pencetak
Pengepres tahu
Mesin penggiling (blende
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan tahu susu ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Susu layu (susu segar 6-8 jam setelah dilakukan pemerahan)
Bahan yang bersifat asam, semisal bahan yang mudah didapat adalah asam cuka
Kacang kedelai
Garam
Mentega
Bawang putih
Kunyit
Air
Proses pembuatan tahu susu dimulai dengan perendaman kacang kedelai selama 4 jam, menurut
Sundarsih dan Yuliana (2009) Perendaman kedelai dimaksudkan untuk melunakkan struktur selular kedelai
sehingga mudah digiling dan memberikan dispersi dan suspensi bahan padat kedelai lebih baik pada waktu
ekstraksi. Perendaman juga dapat mempermudah pengupasan kulit kedelai akan tetapi perendaman yang terlalu
lama dapat mengurangi total padatan. setelah proses perendanam kacang kedelai dicuci sampai bersih lalu
dimasukan kedalam mesin penggiling atau untuk skala kecil bisa digunakan blender sedikit demi sedikit. Setelah
digiling kacang kedelai dimasukan kedalam air mendidih untuk direbus selama kurang lebih 1 jam sambil
diaduk-aduk. Setelah di rebus kacang kedelai tersebut disaring untuk dipisahkan antara ampas dan sari kedelai.
Kemudian sari kedelai dicampur dengan susu sapi murni yang telah dilayukan tersebut, mentega, garam, serta
asam cuka sampai tercampur dengan rata dan dibiarkan mengendap atau menggumpal namun menurut Usmiati
dan Abubakar (2009) setelah dilakukan penyarinagn sari kedelai tersebut dipanaskan lagi selama 30 menit dan
kemudian dilakukan penambahan asam cuka 25% sebanyak 3-4 sendok teh untuk 1 liter larutan sari kedelai dan
susu. Pada proses penggumpalan inilah yang menjadi penentu keberhasilan pembuatan tahu susu. Menurut
Puspitasari dkk (2013) kurang optimalnya pemberian enzim yang ditambahkan saat pembuatan tahu susu
sehingga penggumpalannya tidak sempurna dan pada saat tahu susu dipres air yang ada dalam tahu susu tidak
keluar secara maksimal sehingga saat akan dikukus dan selesai dikukus air dalam tahu susu masih ada maka
pada waktu uji kekenyalan tahu susu dengan alat penetrometer tahu susu menjadi lembek atau tidak kenyal.
Endapan atau gumpalan sari kedelai dituangkan kedalam cetakan lalu dipres. Setelah dipres selama kurang lebih
1 jam kemudian tahu susu diangkat dari cetakan. Selanjutnya tahu susu dipotong-potong sesuai ukuran. untuk
selanjutnya dimasukan kedalam air yang mendidih yang telah diberi garam dan bawang putih untuk direbus
kembali kurang lebih 10-15 menit, lalu dtiriskan. Untuk tahu susu kuning kita beri tambahan kunyit sebagai
bahan pewarnanya. Menurut Syarfi (2013) Pemanfaatan zat warna alami seperti kurkumin dari kunyit,
merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan, karena selain harganya murah, jumlahnya juga melimpah,
dan aman bagi kesehatan tubuh.
Adapun beberapa manfaat dari mengkonsumsi tahu susu itu sendiri bagi tubuh ada beberapa.
Diantaranya:
1. Untuk Mencegah penyakit jantung, asupan rutin protein kedelai yang terkandung dalam tahu dapat
membantu menurunkan LDL (kolesterol buruk) tanpa menurunkan HDL (kolesterol baik) sehingga
risiko terjadinya penyakit jantung dapat diminimalisir.
2. Untuk Meningkatkan produksi energi, kita tahu sendiri bahwa tahu merupakan sumber makanan yang
kaya zat besi zat besi dalam tahu digunakan sebagai bagian dari hemoglobin yang membantu dalam
ransportasi dan pelepasan oksigen ke seluruh tubuh mempromosikan produksi energi.
3. Bermanfaat untuk wanita, khususnya wanita menopause. Selama menopause, estrogen wanita
berfluktuasi, baik naik atau turun di bawah tingkat normal. Dalam hal ini fitoestrogen dari kedelai dapat
membantu menjaga keseimbangan hormon tersebut. Hal ini dapat membantu mengurangi frekuensi dan
beratnya gejala hot flashes (rasa panas pada perut) pada wanita menopause.
4. Untuk Mencegah osteoporosis, tahu juga bisa menjadi sumber yang kaya kalsium hal ini membantu
melindungi terhadap penyakit seperti kehilangan tulang, kelemahan tulang, rheumatoid arthritis dan
osteoporosis dan isoflavon dalam makanan kedelai dapat memperkuat densitas (kepadatan tulang).
5. Untuk Membantu menurunkan berat badan.Tinggi protein membuat perut tidak cepat merasa lapar.
Juga, sifat rendah kalori (sekitar 80 kalori dalam 100 gram) tidak menambahkan kalori ekstra untuk
menu diet Anda.
3.3 Media Penyuluhan
Dalam melakukan suatu penyuluhan tidak akan terlepas degan yang namanya media penyuluhan agar
informasi yang diberikan oleh pihak penyuluh dapat tersampaikan secara optimal kepada sasaran penyuluhan.
Dalam hal ini media penyuluhan yang kami gunakan meliputi LCD-proyektor, sounds system, microphone, meja,
kursi, brosur dan laptop.
1. Proyektor
Media ini digunakan untuk menampilkan sebuah gambar maupun tulisan pada sebuah layar agar proses
penyuluhan dapat berlangsung dengan optimal baik dari pihak penyuluh maupun sasaran penyuluh.
1. Sounds system dan microphone
Media ini digunakan sebagai pengeras suara agar informasi yang disampaikan oleh pihak penyuluh dapat
terdengar lebih jelas dan keras tanpa oleh sasaran penyuluhan yaitu warga masyarakat Pujon.
1. Meja
Meja dalam penyuluhan ini digunakan untuk meletakkan laptop, proyektor serta dapat digunakan untuk
mempermudah pihak sasaran penyuluhan dalam merangkum materi penyuluhan yang dianggap penting.
1. Kursi
Sebagai tempat duduk peserta penyuluhan dan penyuluh agar dalam penyuluhan tersebut tercipta kondisi
yang terfokus pada penyuluhan tersebut.
1. Brosur
Dalam hal ini brosur digunakan sebagai media penyampaian informasi mengenai alat, bahan serta proses
pembuatan tahu susu.
1. laptop
Sebagai media penjelasan materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini R.P., Agustinus H.D.R. dan Singgih S.S.S. 2013. Pengaruh Level Enzim Bromelin Dari Nanas Masak
Dalam Pembuatan Tahu Susu Terhadap Rendemen Dan Kekenyalan Tahu Susu. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(2):
507 – 513.
Anonimous. 2013. Data Produksi Ternak Kab/Kota di Jawa Timur. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.
Astuti A. 2009. Laporan Magang di Gabungan Koperasi Susu Indonesia Boyolali (Lay Out Alat Dan Mesin).
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian UNS, Surakarta.
Dewi I.R., R. Singgih S.S.S. dan Samsu W. 2013. Pengaruh Lama Perebusan dan Level Pemberian Papain
Komersial Terhadap Rendemen dan Aroma Tahu Susu. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(3): 842-847.
Puspitasari R., R.Singgih S.S.S., Mardiati S. 2013. Pengaruh Lama Pemanasan dan Pemberian Level Papain
Terhadap Kekenyalan dan Kesukaan Tahu Susu. Jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): 501-506
Santoso I., Susinggih W., dan Widya H.P. 2010. Penerapan Logika Fuzzy pada Penilaian Mutu Susu Segar.
Jurnal Teknologi Pertanian 11 (1): 47-53
Sarjono P.R., Nies S.M., Agustina L.N.A., dan Wuryanti. 2006. Profil Kandungan Protein dan Tekstur Tahu
Akibat Penambahan Fitat pada Proses Pembuatan Tahu. JSKA 9 (1)
Sundarsih dan Yuliana K. 2009. Makalah penelitian. Pengaruh Lama dan Suhu Perendaman Kedelai pada
Tingkat Kesempurnaan Ekstraksi Protein Dalam Proses Pembuatan Tahu. Jurusan Teknik Kimia Fakultas
Teknik UNDIP, Semarang.
Syarfi. 2013. Pembuatan Zat Warna Alami dari Kunyit dengan Membran Ultrafiltrasi. Jurnal Teknobiologi 4(1)
: 29–33
Utami S. dan Abubakar. 2009. Teknologi Pengolahan Susu. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian, Bogor.
Zuhriyah A. 2010. Analisis Permintaan dan Penawaran Susu Segar di Jawa Timur. Embryo 7(2): 130-137.
Post date: 2016-04-15 11:02:27
Post date GMT: 2016-04-15 11:02:27
Post modified date: 2016-04-20 10:48:03
Post modified date GMT: 2016-04-20 10:48:03
Powered by [ Universal Post Manager ] plugin. MS Word saving format developed by gVectors Team www.gVectors.com
Download