Pusat Peraturan Pajak Online Penerimaan Pajak Akan Turun Rp 70 Triliun Contributed by Administrator Tuesday, 30 December 2008 Harian Kompas, 30 Desember 2008Jakarta, Kompas - Penerimaan negara pada tahun depan diperkirakan akan turun sekitar Rp 70 triliun akibat menurunnya utilisasi kapasitas produksi dari kapasitas terpasang sektor produktif di dalam negeri.―Utilisasi sektor produksi bisa menurun 65-75 persen, terutama di sektor industri,― ujar Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR Suharso Monoarfa di Jakarta, Senin (29/12).Menurut Suharso, turunnya penerimaan negara itu akan menyebabkan defisit APBN 2009 melonjak Rp 52,3 triliun atau setara dengan 1 persen Produk Domestik Bruto (PDB).Akibatnya, defisit APBN 2009 diperkirakan akan melonjak dari 1 persen menjadi 2 persen terhadap PDB. Kenaikan defisit APBN 2009 tersebut perlu dilakukan untuk mengimbangi keinginan pemerintah menaikkan kontribusinya terhadap perekonomian nasional melalui belanja negara yang lebih besar. Namun, jika pemerintah berniat untuk lebih ekspansif dalam perekonomian, defisit bisa saja dinaikkan lagi menjadi di atas 2 persen.―Turunnya utilisasi industri itu ditandai dengan penurunan pemakaian listrik hingga 2.000 megawatt di Jawa saja. Selain itu, terjadinya penurunan harga komoditas yang signifikan rata-rata di atas 30 persen,― ujar Suharso.Aktivitas ekonomi di sektor riil, seperti di industri, merupakan sumber utama penerimaan pajak, terutama penerimaan pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penghasilan (PPh), baik PPh wajib pajak badan maupun orang pribadi.Atas dasar itu, setiap penurunan aktivitas ekonomi di sektor industri akan memengaruhi secara langsung penerimaan pajak.Penghematan anggaranTurunnya penerimaan negara tersebut tidak terhindarkan meski pemerintah masih berpotensi mendapatkan penghematan anggaran sebesar Rp 17,7 triliun dari biaya pengadaan bahan bakar minyak (BBM).Potensi penghematan itu berasal dari penambahan nilai positif net impact (selisih antara biaya pengadaan BBM dan penerimaan migas) pada 2009 dari Rp 82,3 triliun ke sekitar Rp 100 triliun.Biaya pengadaan migas terdiri atas subsidi BBM, listrik, dan elpiji. Adapun penerimaan di sektor migas memperhitungkan unsur penerimaan pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan penerimaan dari domestic market obligation (DMO).Dirjen Pajak Darmin Nasution mengatakan, pihaknya belum mengubah target penerimaan pajak yang telah ditetapkan dalam UU Nomor 41 Tahun 2008 tentang APBN 2009.Atas dasar itu, setiap perubahan target penerimaan pajak harus mengubah terlebih dahulu UU tersebut.―Kami hanya bisa berkomentar soal target penerimaan pajak jika asumsi makro perekonomiannya disepakati DPR terlebih dahulu. Sebab, target penerimaan PPh migas, misalnya, akan sangat bergantung pada harga minyak mentah,― ujarnya. (OIN) http://www.rumahpajak.com Powered by Joomla! Generated: 29 October, 2017, 15:45