pemandangan umum fraksi partai amanat nasional dprd provinsi dki

advertisement
PEMANDANGAN UMUM
FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL
DPRD PROVINSI DKI JAKARTA
TERHADAP
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD) PROVINSI DKI JAKARTA
TAHUN 2007-2012
Disampaikan oleh : H. DANIEL ABDULLAH SANl. SE
Jakarta, 25 Januari 2008
PEMANDANGAN UMUM
FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL
DPRD PROVINSI DKI JAKARTA
TERHADAP
RANCANGAN PERATURAN DAERAH
TENTANG
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD) PROVINSI DKI JAKARTA
TAHUN 2007-2012
Disampaikan oleh : H. DANIEL ABDULLAH SANl. SE
Bismiiiahirahmanirrahim
Assalamualaikum Wr.Wb.
Salam Reformasi!
Yth. Pimpinan Rapat,
Gubernur Provinsi DKI Jakarta beserta seluruh jajarannya, Para Anggota DPR - RI dan DPD Daerah Pemilihan DKI
Jakarta. Para Anggota Muspida DKI Jakarta.
Rekan-rekan Anggota Dewan dan Hadirin yang kami hormati.
Mengawali Penyampaian Pemandangan Umum Fraksi PAN,
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas izinNya, pada hari ini kita masih
dapat bersama-sama menghadiri Rapat Paripurna DPRD Provinsi DKI Jakarta dalam rangka pembahasan usul persetujuan
Rancangan Perda tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta tahun 2007 - 2012.
Selanjutnya, Fraksi PAN mengucapkan terima kasih kepada Saudara Gubernur yang mengambil sikap tegas dengan
menggunakan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagai dasar hukum dalam penyusunan
RPJMD Propinsi DKI Jakarta ini, bukan dengan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
Sebab, jika Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 yang menjadi dasar hukum penyusunan RPJMD maka penetapan
RPJMD itu cukup dengan peraturan gubernur, sedangkan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 memerintahkan RPJMD
ditetapkan dengan peraturan daerah. Hal ini sangat logis dan rasional, karena RPJMD adalah gambaran dari kepentingan dan
kebutuhan masyarakat yang dituangkan dan dirumuskan dalam bentuk dokumen perencanaan pembangunan yang akan
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.
Sebagai dokumen rencana pembangunan daerah, RPJMD menjadi instrumen DPRD Propinsi DKI Jakarta untuk
melaksanakan fungsinya, baik fungsi pengawasan maupun fungsi anggaran, karena dalam RPJMD tersebut juga dirumuskan
perencanaan mengenai arah dan kebijakan umum keuangan daerah yang setiap tahun juga dituangkan dalam rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
Saudara Pimpinan Rapat dan Hadirin Yang Terhormat,
Dalam era globalisasi yang telah merasuk ke setiap bidang kehidupan masyarakat dunia sekarang ini, penyusunan,
pembahasan dan keberadaan RPJMD Propinsi DKI Jakarta menjadi suatu dokumen yang sangat penting dan strategis, karena
Fraksi PAN berpendapat, dampak globalisasi dunia bukan saja dapat menimbulkan pengaruh positif, tapi juga menimbulkan
pengaruh negatif terhadap kehidupan masyarakat lokal termasuk didalamnya DKI Jakarta.
Pengaruh positif dari globalisasi dunia tersebut salah satunya adalah sebagai alat pemicu masyarakat t erhadap tingkat
persaingan teknologi, informasi dan telekomunikasi dalam proses percepatan modernisasi kehidupan masyarakat. Sementara
pengaruh negatifnya adalah terjadinya ketergantungan satu komunitas atau kawasan dengan komunitas atau kawasan yang lain.
Karena begitu kuatnya ketergantungan itu,jika terjadi situasi buruk mengenai ekonomi, keuangan bahkan politik suatu
kawasan, maka kejadian itu dapat mempengaruhi kondisi ekonomi, keuangan bahkan politik kawasan lain juga. Oleh karena itu,
pertanyaannya adalah bisakah saudara gubernur beserta aparatnya menjadikan RPJMD sebagai peletak pondasi yang kuat
terhadap pengaruh negatif dari globalisasi dunia tersebut dan bagaimana caranya ? Fraksi PAN mohon penjelasan.
Saudara Pimpinan Rapat dan Hadirin Yang Terhormat,
Dalam pergaulan dunia, Fraksi PAN sependapat dengan saudara gubernur, bahwa DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara
memiliki peran strategis dalam beberapa hal, antara lain; mampu memberikan tingkat pelayanan kota yang setara dengan kota-kota
besar dunia lainnya dan infrastruktur kota bukan saja untuk memenuhi kebutuhan DKI Jakarta saja, tapi juga mampu memenuhi
kebutuhan nasional terutama dalam percepatan pertumbuhan ekonomi.
Namun, berdasarkan catatan Fraksi PAN, justru dalam bidang ekonomi, sampai tahun 2012 Jakarta masih diperkirakan
akan menghadapi beberapa tantangan seperti; terbatasnya lapangan kerja, penduduk miskin yang masih cukup tinggi, rendahnya
perkembangan usaha ekonomi produktif dikalangan mikro dan kecil, dan rendahnya tingkat investasi. Sementara proyeksi APBD
Propinsi DKI Jakarta pada tahun 2012 diperkirakan akan mencapai Rp.30 triliun, mengalami kenaikan 50% dari tahun 2008 yang
hanya mencapai Rp.20,59 triliun.
Pencapaian proyeksi tersebut, membutuhkan percepatan pertumbuhan ekonomi, Namun, dalam kajian Fraksi PAN
prioritas program pembangunan sebagaimana yang disampaikan oleh saudara gubernur bertumpu pada isu - isu strategis, seperti
Antisipasi Perubahan iklim, Ruang terbuka hijau, pengelolaan sampah, pengendalian banjir, penerapan kaidah good governance
dan reformasi birokrasi.
Fraksi PAN bukan tidak sependapat dengan isu - isu strategis itu, apalagi masalah tersebut sudah berulang - ulang
menjadi program eksekutif, namun hasilnya belum juga dapat terasa. Oleh karena itu, guna mengantisipasi peran strategis dan
tantangan yang dihadapi DKI Jakarta sampai tahun 2012, menurut hemat Fraksi PAN isu yang berkaitan dengan percepatan
pertumbuhan ekonomi yang harus menjadi prioritas program pembangunan di DKI Jakarta.
Pertanyaannya program pembangunan macam apa dan bagaimana yang menjadi prioritas utama yang dapat
dirumuskan dalam Mid Term Review sebagaimana yang menjadi catatan saudara gubernur pada saat menyampaikan Pidato
penyampaian Rancangan Perda tentang RPJMD Propinsi DKI Jakarta Tahun 2007 - 2012 ini? Mohon penjelasan.
Saudara Pimpinan Rapat dan Hadirin Yang Terhormat,
Ketika Fraksi PAN lebih jauh mengkaji Dokumen RPJMD Propinsi DKI Jakarta Tahun 2007 - 2012 ini, seketika itu Fraksi
PAN membayangkan sebuah kota dengan kehidupan yang nyaman dan sejahtera sesuai dengan visi dari RPJMD yaitu Jakarta
Yang Nyaman dan Sejahtera Untuk Semua.
Karena, dalam pandangan Fraksi PAN kalimat "Sejahtera Untuk Semua" merupakan pernyataan yang sangat humanis
berdimensi harapan. Apalagi pernyataan itu dimaknai untuk terwujudnya derajat kehidupan penduduk Jakarta yang sehat, layak dan
manusiawi. Suatu cita - cita dan harapan yang ketika dicerminkan pada caretaker aparatur atau birokrasi yang tumbuh dalam
pemerintahan daerah, maka gambaran yang muncul adalah sesuatu yang mustahil untuk terwujudnya penduduk yang sehat, layak
dan manusiawi.
Sebab antara cita - cita dan keinginan tidak berbanding luruh dan sebangun dengan prilaku aparatur birokrasi. Visi atau
cita - cita yang merupakan pernyataan keinginan yang hendak dicapai, tidak hanya untuk dituangkan dalam sebuah rangkaian kata
dan kalimat yang indah dan mengharukan, tapi pernyataan itu harus dioperasionalkan melalui tindakan -tindakan atau kegiatan kegiatan konkrit yang lebih aspiratif, partisipatif dan transparan.
Fraksi PAN sangat sependapat dengan saudara Gubernur bahwa untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi
pembangunan yang akan dibidik dalam kurun waktu lima tahun kedepan adalah membangun tata kelola pemerintahan yang baik
dengan menerapkan kaidah - kaidah Good Governance; Melayani masyarakat dengan prinsip pelayanan prima dan Membangun
sarana prasarana kota yang menjamin kenyamanan.
Namun, Saudara Gubernur perlu ketahui, bahwa indikator kehidupan yang sejahtera bukan hanya diukur pada tingkat
kesehatan, kelayakan dan manusiawi semata, tapi juga diukur dengan seberapa mudah seorang penduduk dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan primer maupun sekunder. Apakah misi yang dibidik dalam kurun waktu lima tahun kedepan ini
secara indikatif dapat memudahkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya? Mohon penjelasan!
Sejalan dengan itu, program percepatan reformasi birokrasi yang merupakan janji Saudara Gubernur pada saat
kampanye Pilkada yang lalu, adalah suatu isu yang perlu mendapat apresiasi dan dukungan, karena dalam pengamatan Fraksi
PAN reformasi birokrasi bukan saja melakukan perampingan sturktur semata, tapi yang lebih penting adalah bagaimana
menghapus budaya feodal birokrasi Indonesia, yang tertutup, sentralistik dan arogan.
Seleksi dan rekruitmen pun harus menjadi sasaran dari reformasi birokrasi, proses seleksi dan rekruitmen harus lebih
disandarkan pada aspek rasional, profesional dan berbasis kompetensi. Fraksi PAN mendorong eksekutif untuk menciptakan
birokrasi Pemerintah Daerah Propinsi DKI Jakarta menjadi barometer bagi pemerintah daerah lain, menuju pola sistem pelayanan
pemerintahan daerah yang baru moderen dan efektif. Dalam langkah - langkah reformasi birokrasi ini, sistem birokrasi seperti apa
yang hendak diciptakan dan dilaksanakan oleh eksekutif? Fraksi PAN mohon penjelasan.
Saudara Pimpinan Rapat dan Hadirin Yang Terhormat,
Berkaitan dengan terwujudnya derajat kehidupan penduduk Jakarta yang sehat, layak dan manusiawi, maka salah satu
pembahasann yang penting dalam RPJMD ini, adalah tujuan pembangunan daerah yang harus disepakati bersama bukan saja
antara eksekutif dengan legislatif, tapi juga dengan semua pemangku kepentingan (stakeholders). keterlibatan ini adalah
dimaksudkan untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa memiliki atas seluruh proses pembangunan.
Dalam dokumen RPJMD yang disusun eksekutif, tujuan pembangunan daerah yang dirumuskan, menurut hemat Fraksi
PAN terlalu heterogen dan tidak focus bahkan cenderung abstrak. Sejatinya tujuan pembangunan daerah terfocus pada aspek yang
lebih dibutuhkan oleh masyarakat, yaitu peningkatan dan penyediaan kualitas pelayanan publik seperti pelayanan kesehatan dan
pendidikan, peningkatan dan penyediaan fasilitas dan kapasitas infrastruktur ekonomi dan sosial, selain itu tujuan pembangunan
daerah juga dapat ditujukan untuk peningkatan kemampuan keuangan daerah guna membiayai pembangunan dan pemeliharaan
infrastruktur itu sendiri.
Ketika tujuan pembangunan daerah diarahkan untuk menambah baiknya tata kelola pemerintahan yang dilaksanakan
oleh perangkat daerah, maka tujuan pembangunan daerah itu, menjadi sesuatu yang abstrak. Karena pelaksanaan tata kelola
pemerintahan yang baik, lebih bersifat komitmen yang dilandasi sikap dan prilaku eksekutif sebagai aparatur dalam rangka
mencapai tujuan pembangunan.
Dengan tujuan pembangunan daerah yang jelas dan fokus, eksekutif dengan mudah dan gamblang menentukan strategi,
kebijakan dan kegiatan pembangunan yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, buk an peningkatan
kesejahteraan aparat eksekutif semata. Fraksi PAN berharap eksekutif dapat mendiskripsikan tujuan pembangunan daerah dengan
ringkas dan fokus.
Pendekatan yang digunakan eksekutif dalam melaksanakan pembangunan daerah dengan melakukan Reformasi
Birokrasi merupakan langkah dan komitmen yang patut didukung, karena Fraksi PAN berpendapat, hambatan awal dari ketidak
tercapainya tujuan pembangunan adalah birokrasi yang buruk dan perencanaan yang tidak jelas dan tidak terarah Terhadap
pendapat dan harapan ini, Fraksi PAN minta penjelasan!
Saud ar a Pi mp in an R ap at d an Had iri n Y ang T er hor mat,
Mengenai arah kebijakan umum pembangunan daerah yang dituangkan dalam RPJMD Propinsi DKI Jakarta Tahun 2007
- 2012 ini, Fraksi PAN menilai rumusannya sangat ideal dan normatif, sehingga sulit bagi pemangku kepentingan untuk dapat
mengkritisi. Akan tetapi sebagai bahan evaluasi, RPJMD ini menjadi sulit untuk dijadikan alat ukur atas keberhasilan program
pembangunan daerah, karena RPJMD ini tidak disajikan dengan timeprime (matrik) dan indikator yang jelas atas keberhasilan yang
ingin dicapai baik dalam tahapan per tahun maupun dalam kurun waktu lima tahun.
Timeframe dan indikator program pembangunan daerah ini, menurut hemat Fraksi PAN menjadi penting untuk disajikan
dalam RPJMD, karena disamping dapat digunakan sebagai bahan evaluasi, Timeframe dan indikator program pembangunan dapat
juga dijadikan alat untuk menghitung kemampuan APBD, baik kemampuan dalam meningkatkan pendapatan daerah maupun
kemampuan dalam pembiayaan pembangunan daerah.
Jadi harus ada alat ukur yang pasti atas pelaksanaan program pembangunan daerah. Fraksi PAN tidak mengetahui dan
memahami, kenapa eksekutif tidak menyertakan Timeframe dari pelaksanaan program pembangunan daerah? Mohon penjelasan!
Saud ar a Pi mp in an R ap at d an Had iri n Y ang T er hor mat,
Berbeda dengan arah kebijakan program pembangunan daerah yang tidak disajikan dengan matrik capaian pelaksanaan
program pembangunan. Pada rumusan arah dan kebijakan keuangan daerah, justru dokumen RPJ MD menyajikan matrik proyeksi
Pendapatan dan Belanja Daerah untuk lima tahun kedepan yang dimulai dari tahun 2008 sampai 2013.
Arah kebijakan keuangan daerah ini secara jelas menggambarkan keinginan dan komitmen eksekutif dari tahun ketahun
berikutnya untuk terus meningkatkan pendapatan, mengefektifkan belanja serta mengoptimalkan pembiayaan daerah. Untuk tahun
2010 saja, eksekutif sudah memproyeksikan Pendapatan Daerah sebesar Rp.22,91 triliun dan Belanja Daerah mencapai Rp.23,44
triliun, sedangkan Pembiayaan Daerah yang harus dipenuhi adalah sebesar Rp.538,62 milyar yang diambil dari SILPA yang
besarnya mencapai Rp. 1,07 triliun. Sehingga pada tahun 2010 Pemerintah Daerah mampu mengalokasikan APBD untuk Dana
Cadangan Daerah sebesar Rp.632,83 milyar.
Terhadap keinginan dan komitmen eksekutif tersebut, Fraksi PAN sangat menghargai, namun berdasarkan pengalaman
dan realitas APBD pada dua tahun terakhir yang memperlihatkan kecenderungan terjadinya penurunan tingkat pendapatan daerah,
Fraksi PAN patut mengingatkan eksekutif untuk lebih realistis dalam memutuskan kebijakan baik yang menyangkut upaya
peningkatan pendapatan maupun terhadap rencana pembangunan yang akan dibiayai dengan belanja daerah.
Terkadang banyak kebijakan kegiatan pembangunan yang dampaknya justru mengakibatkan terjadinya penurunan
pendapatan daerah, contohnya seperti peningkatan pelayanan umum transportasi massal seperti busway, kereta api, dan monorail
akan berdampak pada penurunan pendapatan pajak daerah yang berasal dari Pajak BBN - KB dan PKB, karena berkurangnya
pemakaian dan kepemilikan kendaraan pribadi.
Apalagi kegiatan yang sifatnya hanya pengkajian dan penelitian yang setiap tahun selalu tercantum dalam program kerja
SKPD - SKPD, ini tidak produktif dan tidak berimplikasi pada penciptaan pendapatan daerah. Bagaimana upaya yang dilakukan
eksekutif untuk menselaraskan antara proyeksi pendapatan dengan program pembangunan daerah, sehingga pemerintah daerah
tetap mampu meningkatkan kapasitas APBD Propinsi DKI Jakarta Fraksi PAN mohon penjelasan!
Belum lagi kemampuan eksekutif yang masih lemah dalam memacu BUMD - BUMD agar dapat memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap pendapatan asli daerah. Tidak ada jalan lain, untuk mengoptimalkan BUMD - BUMD tersebut kecuali
dengan jalan mendivestasikan BUMD yang memang tidak menghasilkan kontribusi deviden dan hanya menambah beban
pembangunan dan belanja daerah semata. Terhadap pendapat ini Fraksi PAN mohon tanggapan!
Saud ar a Pi mp in an R ap at d an Had iri n Y ang T er hor mat,
Selain penjelasan dan pendapat sebagaimana Fraksi PAN sampaikan diatas, pada bagian ini Fraksi PAN ingin
mengkritisi beberapa hal yang menyangkut isu strategis sebagaimana yang disampaikan oleh Saudara Gubernur, antara lain
sebagai berikut:
1.
Pengendalian Banjir
Masalah banjir di Jakarta, tidak bisa dijadikan sebagai suatu tanggungjawab Pemerintah Daerah DKI Jakarta semata,
dalam konteks giopolitik kewilayahan, permasalah banjir sesungguhnya menjadi tanggungjawab bersama antara
pemerintah DKI Jakarta, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lain disekitar DKI Jakarta, atau sering kita dengar
dengan istilah tripartid. Oleh karena itu, program penanggulangan banjir yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta
melalui pembangunan BKT, normalisasi 13 sungai yang mengalir ke dalam kota Jakarta, menjadi sangat penting untuk
dikomunikasikan dalam tripartid tersebut. Tanpa keikutsertaan tripartid tersebut, Fraksi PAN mengkhawatirkan
pembangunan BKT yang semula direncakan akan selesai pembangunannya pada tahun 2010 akan mengalami
penundaan sampai tahun 2012. Hal ini dikarenakan sampai tahun 2007 saja pembebasan lahan belum juga menunjukkan
tanda - tanda penyelesaiannya. Jika tanggungjawab mengenai penanggulangan banjir ini menjadi tanggungjawab
tripartid, Fraksi PAN memprediksi pembangunan BKT dapat diselesaikan pada Tahun 2009. Oleh karena itu Fraksi PAN
meminta kepada eksekutif untuk lebih memprakarsai kesepakatan -kesepatan tripartid itu dapat dilaksanakan.
2.
Sistem Transportasi
Komponen utama yang harus dirubah dalam perbaikan sistem angkutan umum adalah: sistem pengoperasian yang
memberikan prioritas yang tinggi terhadap angkutan umum dan jaringan yang mampu menjamin aksesibilitas seluruh
warga kota. Busway memang salah satu solusi dari berbagai permasalahan transportasi, namun, program pembangunan
busway tidak diimbangi dengan pembangunan sarana dan prasaran transportasi lainnya seperti perluasan ruas jalan dan
pembuatan jalan baru. Sehingga busway terkesan menjadi kambing hitam permasalah transportasi umum di Jakarta.
Oleh karena itu, dalam pembangunan sistem transportasi yang mengacu pada pola transportasi makro, Fraksi PAN
berpendapat, dalam RPJMD ini, pembangunan busway koridor XI dan selanjutnya untuk tidak diprioritaskan sepanjang
belum ada evaluasi yang menyeluruh atas pelaksanaan koridor sebelumnya. Fraksi PAN mohon tanggapan!
Saud ar a Pi mp in an R ap at d an Had iri n Y ang T er hor mat,
3.
Pendidikan
Kebijakan eksekutif dalam bidang pendidikan dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini, patut diberi apresiasi, karena
sampai tahun 2007 Pemerintah DKI Jakarta sudah dapat menuntaskan Pendidikan Dasar atau Wajib Sekolah 9 tahun.
Oleh karena itu, untuk lima tahun ke depan, selain meningkatkan mutu pendidikan, cakupan pendidikan juga harus
diperluas dengan membebaskan biaya sekolah sampai tingkat SMU atau SLTA. Hal ini penting untuk dilakukan,
mengingat lulusan SMP atau SLTP pada tahun - tahun mendatang mengalami lonjakan yang sangat tinggi. Jika ini tidak
dapat direalisasikan Fraksi PAN mengkhawatirkan akan terjadi gelombang siswa yang putus sekolah. Atas pendapat ini
Fraksi PAN mohon tanggapan !
Sejalan dengan itu, khusus mengenai upaya peningkatan mutu pendidikan, Fraksi PAN berpendapat, program
pembangunan dalam bidang pendidikan jangan hanya tertumpu pada pembangunan dalam aspek fisik atau bangunan
semata, tapi juga harus lebih mempertimbangkan pembangunan sarana dan prasarana lain seperti Laboratorium baik Lab
bahasa, Kimia maupun Fisika.
4.
Kesehatan
Dalam RPJMD ini, sistem kesehatan yang diprogramkan tetap diarahkan untuk menjamin pelayanan kesehatan b agi
keluarga miskin. Akan tetapi Fraksi PAN melihat system kesehatan yang dikemas dalam bentuk GAKIN dan JAMKESDA
selama ini hanya sebatas pelayanan minimal, untuk lima tahun kedepan Fraksi PAN mendambakan Sistem kesehatan
yang meliputi f r e e m a r k e t s y s t e m , m a n d a t e d h e a l t h i n s u r a n c e s y s t e m , s o c i a l w e l f a r e s y s t e m ,
dimana system pelayanan kesehatan tersebut dibiayai, disediakan, dan diorganisasikan oleh pemerintah daerah. Dan
pelayanan yang disediakan juga meliputi pelayanan: Kuratif (pengobatan), Preventif (upaya pencegahan), Promotif
(peningkatan kesehatan), dan Rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Fraksi PAN mohon tanggapan eksekutif atas
peningkatan system yang harus diberikan pada masyarkat miskin tersebut.!
Saud ar a Pi mp in an R ap at d an Had iri n Y ang T er hor mat,
5.
Ruang Terbuka Hijau
Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Tata Ruang Kota dan Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988
Tanggal 6 Oktober 1988 mewajibkan pemerintah daerah untuk menyediakan 30 % dari luas wilayahnya diperuntukan
2
Ruang Terbuka Hijau. DKI yang luasnya daratannya sekitar 661,52 km , yang terwujud baru 9,2 persen, atau kurang
7,75 % dari rencana RTRW13, 95 persen. Jika persyaratan ini tidak dapat diwujudkan, maka yang terjadi adalah hutan hutan beton yang tumbuh menjulang disetiap sudut - sudut kota, sehingga lambat laun, masyarakat kota akan kehilangan
fungsi ekologis, biologis, dan psikologis dari ruang terbuka hijau. Oleh karena itu, dalam RPJMD Tahun 2007 - 2012 ini,
Fraksi PAN medukung kebijakan eksekutif untuk memperbanyak hutan - huta sekala kota, melalui pembangunan tamantaman kota dan memperbanyak lahan - lahan pemakaman yang juga dapat dijadikan paru - paru kota. Justru jangan
sampai eksekutif lebih mengambil kebijakan untuk merubah pemakaman menjadi mall atau hunian dalam bentuk
apartemen. Khusus mengenai RTH ini Fraksi meminta perhatian serius dari eksekutif.
6.
Pemberdayaan Perempuan
Angka statistik mengenai kesetaraan dan keadilan jender menunjukkan tingkat yang cukup baik, akan tetapi tengkat
pengangguran terbuka bagi perempuan masih berkisar pada 1,4 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa resiko perempuan
menjadi pengangguran masih lebih besar dibanding dengan laki - laki.
Permasalah yang masih dihadapi berkaitan dengan pemberdayaan perempuan disamping masalah trafiking (penjualan
manusia), juga muncul masalah yang disebut dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yaitu satu bentuk
kekerasan yang terjadi terhadap perempuan dan anak-anak.
Sebagai Ibukota Negara, DKI Jakarta dengan berbagai perkembangannya saat ini menjadi daerah transit bagi pengiriman
korban - korban trafiking. Oleh karena itu, dihadapkan dengan semakin bertambahnya permasalahan pemberdayaan
perempuan, dalam kaitannya dengan penguatan struktur birokrasi, Fraksi PAN meminta agar pada tahun yang akan
datang satu SKPD yang khusus menangani pemberdayaan perempuan statusnya dapat ditingkatkan menjadi Biro
Pemberdayaan Perempuan. Fraksi PAN mohon tanggapan! 7. Penanggulangan Kemiskinan.
Penduduk miskin di DKI Jakarta, sebagaimana yang sampaikan oleh saudara Gubernur dalam pidato penyampaian
Rancangan Perda tentang RPJMD menyebutkan angka 405.700 jiwa. Terhadap angka ini, Fraksi PAN masih meragukan
akurasinya, karena berdasarkan pengamatan lapangan justru yang terjadi semakin tersebarnya masyarakat miskin yang
ada di DKI Jakarta. Fraksi PAN ingin ketegasan eksekutif terhadap indikator atau ukuran kemiskinan yang dipakai oleh
eksekutif. Fraksi PAN mohon penjelasan. Selain itu, strategi penanggulangan kemiskinan yang selama ini dilakukan
melalui program PPMK, selama beberapa tahun terakhir ini justru mengalami banyak permasalahan system dan
prosedur, sehingga menyebabkan miliaran dana APBD yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini, Fraksi PAN mengajak kepada eksekutif untuk mempertimbangkan kembali keberadaan program PPMK
atau paling tidak eksekutif perlu melakukan evaluasi yang mendalam terhadap system dan prosedur pelaksanaan PPMK.
Atas ajakan ini Fraksi PAN mohon tanggapan.
Saud ar a Pi mp in an R ap at d an Had iri n Y ang T er hor mat,
Sebelum mengakhir penyampaian Pemandangan Umum ini, Fraksi PAN ingin menyampaikan pendapat, bahwa dokumen
RPJMD Propinsi DKI Jakarta Tahun 2007 - 2012 perlu disempurnakan baik yang menyangkut judul maupun yang menyangkut
program kegiatan. Untuk kesesuaian waktu dan periode judul RPJMD ini menjadi RPJMD Propinsi DKI Jakarta Tahun 2008 - 2013.
Sedangkan mengenai program kegiatan diluar dedicated program yang sifatnya pengulangan kegiatan program tahun sebelumnya
tidak perlu diprogramkan lagi, menurut hemat Fraksi PAN yang diperlukan justru terobosan baru dari kegiatan program
pembangunan yang memang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan ini memerlukan political will yang
kuat dari eksekuitf.
Saud ar a Pi mp in an R ap at d an h adir in Y an g T erh o rmat,
Demikianlah Pemandangan Umum Fraksi PAN terhadap Raperda tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007 - 2012, Sedangkan terhadap sejumlah materi dari Raperda yang belum
disampaikan dalam penyampaian Pemandangan Umum ini akan dibahas dan didiskusikan dalam rapat di komisi - komisi. Atas
perhatian hadirin yang telah mendengarkan Pemandangan Umum ini, Fraksi PAN mengucapkan terima kasih. Fastabiqul Khairat,
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Jakarta, 25 Januari 2008
FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL DPRD PROVINSI
DKI JAKARTA
Ketua,
H. THAMRIN, SH
Sekretaris,
H.M. AGUS DARMAWAN
Download