BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI – TEORI UMUM / DASAR 2.1.1 Komunikasi Komunikasi dapat dikategorikan dalam tiga konseptual yaitu: (1) Komunikasi Sebagai Tindakan Satu Arah, yaitu suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang lain atau membujuk untuk melakukan sesuatu. (2) Komunikasi Sebagai Interaksi, dalam pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksireaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya. (3) Komunikasi Sebagai Transaksi, pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis yang secara berkesinambungan mengubah pihakpihak yang berkomunikasi. Berdasarkan pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan nonverbal. ( Mulyana, 2007 : 67). 2.1.2 Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembanganya, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). Media massa dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab media bukan media massa yakni media tradisional seperti angklung, kentongan, gamelan, dan lain-lain. Jadi disini jelas bahwa media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagi saluran dan komunikasi massa. Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble, media massa adalah komunikasi yang mencakup komunikator dalam komunikasi massa yang mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak luas dan tersebar sehingga pesan dapat diterima oleh banyak orang. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper, sehingga pesan dapat disebarkan atau dipancarkan dan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga sebelum disiarkan. Komunikasi masa berperan dalam membatasi dan memperluas pesan yang disiarkan, dengan demikian harus ada umpan balik dan sifat langsung. Media massa menjadi alat-alat dalam komunikasi masa yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience luas yang heterogen. Kelebihan media massa adalah mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan pada waktu yang tak terbatas. Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan menyebarkan pesan kepada khalayak banyak. Organisasi media lalu menyebarkan pesan-pesan yang akan mempengaruhi suatu kebudayan masyarakat, lalu informasi mereka hadirkan serentak pada khalayak luas dan beragam dalam komunikasi masa akan menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan menyampaikan kepada khalayak. (Nurudin, 2007, halaman 3) 2.1 3 Proses Komunikasi Massa Menurut Janowitz, 1968, komunikasi massa terdiri dari atas lembaga dan teknik dari kelompok tertentu yang menggunakan alat teknologi (pers, film, dan sebaginya) untuk menyebarkan konten simbolis kepada khalayak besar, heterogen, dan sangat tersebar. Dalam definisi ini kata komunikasi sering disamakan dengan Transmisi (Transmission) seperti pandangan pengirim dari pada makna utuh yang mencakup pengertian respons, berbagi, dan interaksi. Definisi komunikasi massa juga dibatasi oleh penyamaan dari peroses komunikasi massa dengan alat penyiaran. Kita juga melihat media massa yang sesungguhunya juga memiliki fungsi yang tidak bisa disamakan dengan komunikasi massa (sebaga alat untuk mengisi waktu, sebagi teman, dan sebaginya). Terdapat pula kegunaan serupa dari teknologi yang sama maupun jenis hubungan transmediasi lain melalui jaringan yang sama. Misalnya, bentuk dan teknologi komunikasi massa adalah sama, seperti yang digunakan surat kabar lokal, radio, seperti yang digunakan dalam pendidikan. Media masa dapat juga dijadikan untuk tujuan individu, pribadi, maupun organisasi. Media yang sama membawa pesan publik kepada khalayak yang besar untuk tujuan publik juga dapat membawa pesan pribadi, promosi, daya tarik, iklan-iklan bebas kondisi, dan berbagai jenis informasi dan budaya. Poin utama yang relevan disaat munculnya konvergensi (convergence) teknologi komunikasi, ketika batasan antara publik dan privat komunikasi skala besar dan individual semakin mengabur. ) ( Mc Quail, 2011 :62) 2.1.4 Tujuan Komunikasi Tujuan dari komunikasi adalah untuk memuaskan kebutuhan komunikan dengan menggembirakan, menghibur, mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi. Sejalan dengan perkembangan masyarakat dan fungsi komunikasi massa sudah terbilang asing, kuno, dan ketinggalan zaman. Fungsi komunikasi dapat ditambah sebagai berikut: 1. Informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam komunikasi massa. Mengetahui fungsi informasi adalah berita atau program apa yang akan disajikan dan mengetahui apa yang diinformasikan yang disajikan pada program yang ditampilkan supaya mengetahui manfaat atau keuntungan dari informasi yang ditayangkan atau disiarkan kepada khalayak atau masyrakat. 2. Hiburan dalam hal ini mendudukan televisi sebagai alat utama hiburan (untuk melepas lelah dan terhibur dari aktivitas kita sehari- hari). 3. Persuasi adalah fungsi informasi dan hiburan yang mengukuhkan, memperkuat sikap, kepercayan, nilai seseorang. Mengubah sikap seseorang, menggerakan seseorang melakuakn sesuatu. Memperkenalkan etika atau menawar transmisi budaya dalam hal ini merupakan pengaalman kolektif yang direfleksikan kembali melalui bentuk komunikasi massa, melaui seni, ilmu pengetahuan, warisan budaya , dan kemudian dampak akumulasi budaya masyarakat ditransmisikan oleh individu, orang tua, kawan, peroses pendidikan dengan sistem nilai tertentu. 4. Transmisi budaya dalam hal ini merupakan pengalaman kolektif yang direfleksikan kembali melalui bentuk komunikasi massa, melalaui seni, ilmu pengetahuan, warisan budaya, dan kemudian dampak akumulasi budaya masyarakat yang ditransmisikan oleh individu, orang tua, kawan, peroses pendidikan. 5. Mendorong kohesi sosial dalam menciptakan media massa dengan meliput berita melaui dua sisi yang berbeda dan meliput dari berbagai kejadian. Memberikan penyatuan atau intergasi sosial. 6. Pengawasan, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan artinya menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai kejadian di sekitar kita. Fungsinya dibagi 2 yaitu peringatan dan penyebaran inforamsi bagi masyarakat. 7. Korelasi adalah fungsi yang menghubungkan bagian masyrakat dengan lingkungannya. Ada peran media massa sebagai penghubung antar berbagai komponen masyrakat. 8. Pewarisan sosial. Berfungsi sebagai seseorang yang mendidik, meneruskan, menawariskan sesuatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, etika dari suatu generasi ke geneasi selanjutnya. 9. Melawan kekuasan dan kekuatan repretif dalam komunikasi massa berpran dalam inforamsi, memberikan informasi, tetapi informasi yang diungkapkan mempunyai motifmotif melawan kemapanan. Diakui bahwa komunikasi massa dapat mengugat hubungan dengan trikronomi adalah tugas komunikasi massa adalah mengubah trikronomi yang tidak adil melalui berita yang berbobot, mengkritik, kebobrokan, korupsi dan lain- lainya dan yang tidak adil dari manifetasi dari fungsi tersebut dapat berperan melalui kekuasan, tetapi bisa juga sebaliknya. 10. Mengugat hubungan dengan trikonomi menjadi tugas komunikasi massa dalam mengubah trikronomi yang tidak adil melui berita yang berbobot, mengkritik, keboborokan, korupsi dan lain- lainya dan tidak adil dari manifetasi fungsi tersebut. (Nurudin, 2007, halaman 66) 2.1.5 Elemen- Elemen Komunikasi Dalam komunikasi pengirim disebut juga sebagi sumber (source) atau komunikator, sedangkan penerima pesan yang berjumlah banyak disebut juga audience, komunikan, pendengar, pemirsa, penonton, pembaca. Dalam saluran komunikasi massa ada beberapa elemen- elemen dalam komunikasi massa antara lain komunikator, isi, audience, umpan balik, ganguan saluran getekeeper, filter, pengatur. Penjelasan elemenelemen komunikasi massa: 1. Komunikator dalam komunikasi sangat berbeda dengan komunikator komunikasi. Komunikator disini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televisi. 2. Isi adalah berita dan informasi, analisis dari intrepretasi, pendidikan dan sosialisasi, hubungan masyrakat, iklan dan hubungan lain, hiburan. Menyangkut individu atau kelompok sosial. 3. Audience dalam komunikasi sangat beragam, dari jutaan penonton televisi. Masing masing audience berbeda dalam hal befikir, menanggapi pesan, pengalaman dan orientasi kehidupan. Akan tetapi masing-masing individu bisa saling mereaksi and merespon suatu pesan. 4. Umpan balik adalah dapat melibatkan dua atau lebih komunikasi dalam kelompok dan terdapat feedback atau respon dari masyrakat yang dibagi dua yaitu secara langsung dan tidak langsung. Merupakan bahan yang direfleksiakn kepada sumber (source) setelah dipertimbangkan dalam waktu setelah sudah dikirimkan. 5. Ganguan saluran adalah berupa sesuatu hal, seperti kesalahan cetak, kata hilang, paragraf yang sulit dihilangkan dari surat kabar. Semakin kompleks teknologi digunakan masyrakat semakin besar peluang munculnya ganguan. Semakin banyak variasi disajikan, semakin meningkatnya munculnnya ganguan. 6. Gatekeeper adalah individu-individu atau kelompok orang yang memantau arus inforamsi dalam sebuah saluran komunikasi massa. Dan mereka memainkan peran penting dalam berapa fungsi mereka. Orang yang berperan penting daalm media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, internet, video, tape, compact, dan buku. Dengan demikian mereka disebut sebagai getkeeper yaitu sebagai reporter, editor berita, editor film, atau orang lain yang ikut menentukan arus informasi yang disebarkan. 7. Filter adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima pesan. Ibarat bingkai kacamata audience melihat dunia. Ada beberapa filter antara lain fisik, psikologis, budaya dan yang berkaitan dengan informasi. 8. Pengatur adalah pola hubungan saling terkait antara media massa dengan pihak lain yang dimaksud adalah pemerintah dan masyrakat. (Nurudin, 2007 : 96). 2.1.6 Efek – efek Komunikasi Efek-efek komunikasi dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama, efek primer meliputi terapan, perhatan, pemahaman. Kedua efek sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan, sikap) dan perubahan prilaku. Wujud efek dapat berwujud dalam tiga hal, yaitu : 1. Efek Kognitif (pengetahuan) 2. Afektif ( emosional dan perasaan) 3. Behavioral ( perubahan dan prilaku). Dalam perkembangan komunikasi saling berpengaruh dan saling terkait satu sama lain. Pengaruh tidak bisa berdiri sendiri. Dengan kata lain ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi pesan. Faktor ini menjadi penentu besar tidaknya faktor efek yang dilakukan oleh media massa. Faktor itu menjadi 2 faktor utama yang didiskusikan yakni faktor individu dan sosial: 1. Faktor individu adalah yang ikut berpengaruh pada peroses penerimaan pesan yang banyak dipengaruhi oleh pemikiran psikologis. Ikut menentukan faktor individu diantara lain selective attention, selective perception, selective retention, motivasi, pengetahuan, pendapat, nilai, kebutuhan, pembujukan, kepribadian, penyesuan diri. 2. Faktor sosial adalah melihat faktor pribadi yang ikut mempengaruhi efek media pada seorang sosiolog. karena kajiannya adalah masyrakat yang melihat individu sebagai gejala sosial. (Nurudin, 2007, halaman 205) 2.2.Pesan Moral Adalah amanat yang terkandung baik dalam suatu cerita baik secara tersirat mau tersurat sehingga dapat memberikan suatu pelajaran atau nilai – nilai yang baik terhadap masyrakat akan penyampaian suatu cerita kepada masyrakat dalam suatu cerita .. Tujuan pesan moral cerita ingin memberikan suatu pesan kepada masyrakat dan memberikan suatu hal – hal baik dalam suatu kehidupan sehari – hari . .(Rosntand 2005 :1) 2.2.1.Pesan Moral Sinetron Adalah amanat tekandung dalam suatu Sinetron memberikan suatu pesan ingin disampaikan kepada masyrakat agar dapat meniru hal baik dan mengambil nilai positif dalam alur cerita sinetron yang ditampilkan dalam suatu stasiun telivisi . Pesan moral dalam Sinetron ada yang positif maupun negatif. Tergantung sesusai dengan tanggapan dan persepsi mereka dalam menonton suatu sinetron di stasiun telivisi.(labib 2002: 9-10) 2.3.Program Entertaiment Program entertainment mengklarifikasi program – program telivisi sesusai dengan elemen itu sendiri dari judul program, latar belakang , struktur cerita dan elemen terdapat program entertainment meliputi narasi, setting, karakter , gaya dan cara penyampaian sesusai aspek demografis . Dan menghibur kita dan dibuat secara menarik . Dan Program entertainment yang ada adalah Program Drama atau kita kenal dengan Sinetron .Banyak bermunculan di layar kaca di Stasiun telivisi dengan adanya berbagai macam cerita – cerita sinetron yang menghias layar kaca di televisi seperti Drama, Drama Komedi , Drama Legenda, Drama horror , religius , dan sebgaimya . Yang ditayangkan di Stasiun telivisi :RCTI, SCTV, INDOSIAR, MNCTV. (Sunarto 2009 :102) 2.4. Program Sinetron Pengertian sinetron adalah sinema elektronik yang berarti adalah sebuah karya cipta budaya media komunikasi yang dipandang dan didengar secara sinematografi dengan direkam melalui pita video melalui stasiun televisi yang proses secara elektronik yang ditayangkan melalui siaran televisi. Sinetron dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah sekumpulan konflik- konflik yang disusun oleh bangunan cerita yang dituntut untuk menganilisis gejolak batin, emosi, pikiran pemirsa yang ditayangkan melalui siaran televisi. Berupa cerita-cerita kehidupan enak didengar tidak jauh dalam kehidupan seharihari yang dibuat lebih menarik, menghibur, yang dinantikan oleh para pemirsa, seru, fantastis dan makin banyak stasiun televisi menghadirkan sinetron di layar kaca. Yang biasa menggarap pembuatan sinetron atau program siaran televisi yang dijual dan dihadirkan ke layar kaca dan stasiun televisi adalah Production House (PH). ( Labib, 2002 : 1 dan 2) semakin maraknya sinetron di media televisi tentu semakin dapat juga menyedot perhatian pengusaha untuk membuat PH demi meraup keuntungan dari penyiaran tersebut. Di Indonesia sendiri sudah banyak lahir PH yang fokus dan konsisten menggarap sinetron.Terdapat unsur Pesan moral dari alur cerita dan episode , peran tokoh , pesan moral sinetron dan unsur Pendidikan dalam suatu Sinetron . Program Sinetron di Televisi memiliki berbagai corak dan makin banyak cerita dibuat secara kemas menarik dan sungguh seperti hidup . Program sinetron bercerita – cerita seputar tema – tema cinta dan balas dendam, tema – tema relevan berhubungan masyrakat, dongeng- dongeng, sejarah dan lingkungan hidup. Pengembangan sinetron Indonesia terlaksana karena kerja keras dari penulis naskah dan produser yang membutuhkan seleksi untuk mengembangkan mutu cerita itu sendiri. Dan Sinetron dibagi ada berapa genre sinetron seperti Sinetron Seri,Serial, Mini Seri, dan Lepas. ( Wibowo, 2009 : 234-235). 2.5. Teori Khusus 2.5.1 Teori Individual Differences Teori ini mengasumsi pesan-pesan yang disampaikan oleh media massa diungkap oleh individu sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan personal individu. Efek komunikasi pada individu akan beragam walaupun individu menerima pesan yang sama. Terdapat faktor psikologis dalam menerima pesan yang disampaikan kepada media massa. Masing-masing individu mempunyai perhatian, minat, keinginan yang berbeda yang dipengaruhi faktor-faktor psikologis yang ada pada diri individu tersebut sehingga mempengaruhi dalam menerima pesan yang disampaikan media massa. Nama teori yang diketengahkan oleh Melvin D. Defleur ini lengkapnya adalah Individual Differences Theory of Mass Communication Effect, Jadi teori ini menelaah perbedaan-perbedaan diantara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu. Teori Individual Differences ini mengandung rangsangan-rangsangan khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak-watak perorangan anggota khalayak. Oleh karena terdapat perbedaan individual pada setiap pribadi anggota khalayak itu, maka secara alamiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan individual itu. Tetapi dengan berpegang tetap pada pengaruh variabel-variabel kepribadian (yakni menganggap khalayak memiliki ciri-ciri kepribadian yang sama) teori tersebut tetap akan memprediksi keseragaman tanggapan terehadap pesan tertentu. Teori ini juga mengandung rangsangan-rangsangan khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak – watak perorangan anggota khalayak, karena terdapat perbedaan individual pada setiap pribadi anggota khalayak. Dan sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif, menaruh perhatian kepada pesan–pesan terutama jika berkaitan dengan kepentingannya. Konsisten dengan sikap–sikapnya, sesuai dengan kepercayaannya yang didukung oleh nilai-nilainya. Anggapan dasar dari teori ini adalah bahwa manusia amat bervariasi dalam organisasi. ( Stephan, 2007, 69-79) 2.5.2 Social Learning Theory Pembelajaran sosial adalah pandangan orang yang didapat dari belajar melalui pengamatan dan pengalaman langsung. Teori pembelajaran sosial berasumsi bahwa perilaku adalah konsekuensi. Teori ini mengakui adanya pembelajaran dari suatu pengamatan, persepsi, dan teori ini menunjukan bahwa belajar terjadi dengan cara menunjukan response (tanggapan) dan mengalami efek – efek yang timbul pada sikap atau perilaku kita mendapatkan dari stimulus ditimbulkan oleh pesan yang disampaikan dalam sinetron si miskin dan si kaya memberikan pembelajaran atau mengalami efek apa yang ditimbulkan pada tayangan yang ditampilkan pada stasiun televisi. Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran social ( Social Learning Teory ) salah satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari fikiran, pemahaman dan evaluasi. Dengan menunjukan bahwasannya anak – anak meniru sikap atau prilaku pada tayangan sinetron yang marak, terkenal, banyak bermunculan di stasiun layar kaca. Mereka meniru pakian, cara berpriku, karakter pada tokoh yang diperankan dalam suatu sinetron, dan masih banyak lagi apa yang mereka tirukan pada tayangan sinetron yang ditayangkan di stasiun televisi. Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta faktor pelaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Albert Bandura merupakan salah satu perancang teori kognitif social. Menurut Bandura ketika siswa belajar mereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif. Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Menjelaskan perilaku manusia dalam konteks komunikasi yang berkesinambungan antara kognitif, prilaku, pengaruh lingkungan yang bepengaruh pada sosial masyarakat kita. Pembelajaran bagi kita dan juga orang lain terhadap konteks komunikasi. ( Silver, 2007, 37-38) 2.6 Kerangka Pikir MNC TV Sinetron Miskin dan Si Kaya Pesan Moral Positif/ Tanggapan Negative Kerangka pemikiran dalam penelitian ini bersal tujuan penulis adalah MNCTV sebgai objek penelitan dengan menyuguhkan cerita – cerita masalah kehidupan dalam masyrakat sehari – hari – hari . Semua program Sinetron di MNCTV peneliti memilih Sinetron Si Miskin dan Si Kaya terdapat pesan moral dan menghasilkan suatu tanggapan masyrkat khususnya Warga Kemang Pratama 2 yang menghasilkan tanggapan positif atau negative terhap suatu pesan moral dalam suatu cerita Sinetron Si Miskin dan Si Kaya . 2.7. Operasional Konsep Secara umum konsep-konsep operasional dengan teori dapat disajikan dengan tabel di bawah ini dimana konsep-konsep tersebut memuat Variabel independen yang disimbokan dengan huruf X,dan Varibel Dependent yang disimbolkan dengan huruf Y,dimensi varibel dan sub dimensi varibel diturunkan menjadi indikator penelitian . Varibel X (Indipendent) adalah : pesan moral dalam Sinetron Si Miskin dan Si Kaya Variabel Y adalah varibel (depend) adalah: Tanggapan Warga Kemang Pratama 2 Bekasi terhadap Sinetron Si Miskin dan Kaya . Tabel 1 Konsep Operasional Variabel X Dimensi Indikator Unsur Pesan Moral Pesan moral unsur cerita dan episode ditayangkan oleh Sinetron dalam Sinetron Si Miskin dan Si Pesan moral tersampaikan dengan baik alur Pesan Moral Si Miskin dan Si Kaya Kaya Pesan moral terdapat dalam Sinetron Miskin dan Si Kaya Tanggapan Responden Terhadap Pesan Moral Sinetron Si Miskin dan Si Kaya Unsur Pendidiikan Pesan Moral tersampaikan dengan baik melalui Peran Tokoh dalam Sinetron Si Miskin dan Si Kaya Unsur Pendidikan Sinetron Si Miskin dan Kaya mendidik Tanggapan Sub Dimensi Indikator Warga Kemang Kognitif Kognitif Afektif Terdapat Pesan Moral yang mengajarkan kita Pratama 2 Bekasi bagaimana cara berprilaku baik anar sesama Terhadap Behavioral Sinetron Miskin dan kaya Si Miskin Afektif Dan - Mempergaruhi persaan penonton melalui alur cerita dan peran dimaikan Si Kaya . Behavioral - Mempengaruhi perubahan laku dan prilaku penonton tingkah