http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/biokimia/di-balik-teknologi-tes-dna/ Sekarang ini istilah tes DNA sudah sangat familiar di tengah masyarakat Indonesia. Dari peristiwa bom Bali pada tahun 2002 sampai dengan perstiwa yang sekarang sedang hangatnya diberitakan adalah kasus pembunuhan berantai 11 orang oleh Very Idham Henniansyah atau dikenal dengan nama Ryan Sang Penjagal di Jombang Jawa Timur. Dari berbagai kasus ini, terlihat bahwa terdapat kesulitan dalam mengidentifikasi identitas korban/mayat secara fisik ataupun biometri, yang disebabkan kondisi tubuh mayat yang telah rusak atau hancur. Untuk itu, identifikasi dengan metode tes DNA menjadi mencuat. Tes DNA DNA atau DeoxyriboNucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna kulit dan sifatsifat khusus dari manusia. DNA ini akan menjadi cetak biru (blue print) ciri khas manusia yang dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya. Sehingga dalam tubuh seorang anak komposisi DNA nya sama dengan tipe DNA yang diturunkan dari orang tuanya. Sedangkan tes DNA adalah metode untuk mengidentifikasi fragmen-fragmen dari DNA itu sendiri. Atau secara sederhananya adalah metode untuk mengidentifikasi, menghimpun dan menginventarisir file-file khas karakter tubuh. Tes DNA umumnya digunakan untuk 2 tujuan yaitu (1) tujuan pribadi seperti penentuan perwalian anak atau penentuan orang tua dari anak dan (2) tujuan hukum, yang meliputi masalah forensik seperti identifikasi korban yang telah hancur, sehingga untuk mengenali identitasnya diperlukan pencocokan antara DNA korban dengan terduga keluarga korban ataupun untuk pembuktian kejahatan semisal dalam kasus pemerkosaan atau pembunuhan. Hampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes DNA, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada pipi bagian dalam (buccal swab), dan kuku. Untuk kasus-kasus forensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel biologis apa saja yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) dapat dijadikan sampel tes DNA. DNA yang biasa digunakan dalam tes ada dua yaitu DNA mitokondria dan DNA inti sel. Perbedaan kedua DNA ini hanyalah terletak pada lokasi DNA tersebut berada dalam sel, yang satu dalam inti sel sehingga disebut DNA inti sel, sedangkan yang satu terdapat di mitokondria dan disebut DNA mitokondria. Untuk tes DNA, sebenarnya sampel DNA yang paling akurat digunakan dalam tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa berubah. DNA dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu yang dapat berubah seiring dengan perkawinan keturunannya. Sebagai contoh untuk sampel sperma dan rambut. Yang paling penting diperiksa adalah kepala spermatozoanya karena didalamnya terdapat DNA inti, sedangkan untuk potongan rambut yang paling penting diperiksa adalah akar rambutnya. Tetapi karena keunikan dari pola pewarisan DNA mitokondria menyebabkan DNA mitokondria dapat dijadikan sebagai marka (penanda) untuk tes DNA dalam upaya mengidentifikasi hubungan kekerabatan secara maternal. Untuk akurasi kebenaran dari tes DNA hampir mencapai 100% akurat. Adanya kesalahan bahwa kemiripan pola DNA bisa terjadi secara random (kebetulan) sangat kecil kemungkinannya, mungkin satu diantara satu juta. Jikapun terdapat kesalahan itu disebabkan oleh faktor human error terutama pada kesalahan interprestasi fragmen-fragmen DNA oleh operator (manusia). Tetapi dengan menerapkan standard of procedur yang tepat kesalahan human error dapat diminimalisir atau bahkan ditiadakan. Metode Tes DNA Metode tes DNA yang umumnya digunakan di dunia ini masih menggunakan metode konvensional yaitu elektroforesis DNA. Sedangkan metode tes DNA yang terbaru adalah dengan menggunakan kemampuan partikel emas berukuran nano untuk berikatan dengan DNA. Metode ini ditemukan oleh dua orang ilmuwan Amerika Serikat yaitu Huixiang Li dan Lewis Rothberg. Prinsip metode ini adalah mempergunakan untai pendek DNA yang disebut Probe yang telah diberi zat pendar. Probe ini dirancang spesifik untuk gen sampel tertentu dan hanya akan menempel/berhibridisasi dengan DNA sampel tersebut. Partikel emas berukuran nano dalam metode ini berperan dalam mengikat Probe yang tidak terhibridasi. Pendeteksian dilakukan dengan penyinaran pada panjang gelombang tertentu. Keberadaan DNA yang sesuai dengan DNA Probe dapat dilihat dari pendaran sampel tersebut. Jumlah DNA target tersebut kirakira berbanding lurus terhadap intensitas pendaran sinar yang dihasilkan. Keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode konvensional adalah pada kecepatan dan harganya yang jauh lebih cepat dan murah dibandingkan metode elektroforesis DNA. Tetapi karena metode ini masih tergolong baru, sehingga masih dalam pengembangan di Amerika Serikat, sehingga untuk penguna (user) di Indonesia, sekarang ini belum dapat memanfaatkan fasilitas tersebut, karena memang belum terdapat di Indonesia. Tahapan Metode Tes DNA Di Indonesia, terdapat dua laboratorium yang dapat melayani user dalam tes DNA yaitu Laboratorium Pusdokkes Polri Jakarta Timur dan di Lembaga Bio Molekuler Eijkman Jakarta Pusat. Untuk di Lembaga Eijkman, biaya per paket tes DNA adalah berkisar Rp. 7,5 Juta dengan hasil tes yang dapat diperoleh dalam 12 hari kerja terhitung dari tanggal diterimanya sampel. Untuk metode tes DNA di Indonesia, masih memanfaatkan metode elektroforesis DNA. Dengan intreprestasi hasil dengan cara menganalisa pola DNA menggunakan marka STR (short tandem repeats). STR adalah lokus DNA yang tersusun atas pengulangan 2-6 basa. Dalam genom manusia dapat ditemukan pengulangan basa yang bervariasi jumlah dan jenisnya. Dengan menganalisa STR ini, maka DNA tersebut dapat diprofilkan dan dibandingkan dengan sampel DNA terduga lainnya. Dari berbagai literatur yang penulis pelajari, pada dasarnya tahapan metode tes DNA dengan cara elektroforesis meliputi beberapa tahapan berikut yaitu pertama tahapan preparasi sampel yang meliputi pengambilan sampel DNA (isolasi) dan pemurnian DNA. Dalam tahap ini diperlukan kesterilan alat-alat yang digunakan. Untuk sampel darah, dalam isolasinya dapat digunakan bahan kimia phenolchloroform sedangkan untuk sampel rambut dapat digunakan bahan kimia Chilex. Selanjutnya DNA dimurnikan dari kotoran-kotoran seperti protein, sel debris, dan lain lain. Untuk metode pemurnian biasanya digunakan tehnik sentrifugasi dan metode filtrasi vakum. Tetapi berbagai ilmuwan telah banyak meninggalkan cara tersebut dan beralih ke produk-produk pemurnian yang telah dipasarkan seperti produk butir magnet dari Promega Corporation yang memanfaatkan silica-coated paramagnetic resin yang memungkinkan metode pemisahan DNA yang lebih sederhana dan cepat. Tahapan selanjutnya adalah memasukan sampel DNA yang telah dimurnikan kedalam mesin PCR (polymerase chain reaction) sebagai tahapan amplifikasi. Hasil akhir dari tahap amplifikasi ini adalah berupa kopi urutan DNA lengkap dari DNA sampel. Selanjutnya kopi urutan DNA ini akan dikarakterisasi dengan elektroforesis untuk melihat pola pitanya. Karena urutan DNA setiap orang berbeda maka jumlah dan lokasi pita DNA (pola elektroforesis) setiap individu juga berbeda. Pola pita inilah yang disebut DNA sidik jari (DNA finger print) yang akan dianalisa pola STR nya. Tahap terakhir adalah DNA berada dalam tahapan typing, proses ini dimaksudkan untuk memperoleh tipe DNA. Mesin PCR akan membaca data-data DNA dan menampilkannya dalam bentuk angka-angka dan gambargambar identfikasi DNA. Finishing dari tes DNA ini adalah mencocokan tipe-tipe DNA. Penutup Tes DNA yang dilakukan di Indonesia jika menilik dari faktor waktu, tergolong sangat lama. Diperkirakan memerlukan waktu sampai 12 hari kerja atau hampir dua minggu. Untuk masalah waktu ini, penulis sering mendengar dari berita TV termasuk berita pembunuhan berantai oleh Ryan, banyak dari keluarga korban Ryan yang terpaksa "menjerit" karena mayat keluarga mereka tidak dapat dikuburkan secara cepat dan terpaksa berdiam di kamar mayat selama lebih dari 1 minggu, dikarenakan harus menunggu tes DNA terlebih dahulu. Hal ini berbanding jauh terbalik dengan waktu yang seharusnya selesai. Dari literatur yang pernah penulis baca, untuk tes DNA dengan metode elektroforesis DNA, jika dikerjakan secara cepat dan tepat dapat selesai dalam tempo 1 jam. Dan dari literatur lain menyebutkan untuk di Amerika Serikat, hasil tes DNA sudah dapat diketahui dalam waktu 3-5 hari kerja. Tetapi bagaimanapun untuk di Indonesia, mungkin masalah waktu ini masih dapat dimaklumi karena sangat terbatasnya instansi yang dapat melayani tes DNA. Tetapi bagaimanapun kecepatan dan ketepatan tes DNA di Indonesia seyogyanya dapat terus ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA Albert Lehniger. 1982. Principles of Biochemistry. New York:Worth Publisher,Inc. Bambang Irawan. 2003. DNA fingerprinting pada Forensik, Biologi sebagai Bukti Kejahatan. Majalah Natural Edisi 7/Thn. V/April 2003. Bandar Lampung Eijkman Institute For Molecular Biologi. 2008. Identifikasi DNA. Situs Web Eijkman Institute Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka. Penerbit Erlangga. Jakarta Freewebs.com.2006. Pengumpulan DNA, Ekstraksi DNA, dan Kuantifikasi DNA. www.freewebs.com/pengumpulansampeldna/ekstraksifasepadat.htm H.M. Hawab. 2004. Pengantar Biokimia. Bayumedia Publishing. Jawa Timur Robert. K. Murray. 1999. Harper’s Biochemistry (Edisi Terjemahan). Jakarta Net-encyclo.com. 2008. DNA. http://www.net-encyclo.com/id/DNA Okezone.com. 2008. Mengutak-atik Tes DNA. Situs Web okezone.com Sentausa. 2008. Tes DNA Murah Meriah. Situs Blog Sentausa Sinly Evan Putra. 2006. DNA fingerprint, Metode Analisis Kejahatan pada Forensik. Situs Web Kimia Indonesia (www.chem-is-try.org) Supangat. 2007. Pemurnian DNA di Dapur Rumah Kita, Mungkinkah?. Situs Web Berita Iptek (www.beritaiptek.com) Tempo Interaktif. 2008. Keluarga "Korban Ryan" jalani Tes DNA. Situs Web Tempo Interaktif (www.tempointeraktif.com) M. Wahyu Rizal. 2005. Tes DNA: Mengendus Jejak Kejahatan. Majalah Natural Edisi 11/Th VII/Agustus 2005. Bandar Lampung Wikipedia. 2008. Genealogical DNA Test. Situs Web Wikipedia