BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan akan energi minyak dan gas bumi menjadikan titik vital bagi negara maupun perusahaan minyak dan gas terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat. Menurunnya tingkat produksi Indonesia terhadap crude oil menjadikan tantangan bagi GGR (Geology, Geophysical and Reservoir) untuk terus mengeksplorasi indikasi reservoir, yang selanjutnya dibuktikan melalui pemboran, demi mendapatkan cadangan minyak dan gas bumi yang baru. Salah satu teknik eksplorasi yang dapat menunjang hal tersebut adalah metode seismik. Metode seismik merupakan metode handal geofisika dalam pencitraan kondisi bawah permukaan bumi dari mulai skala meter hingga kilometer dengan menggunakan prinsip perambatan gelombang seismik. Metode seismik ini sering digunakan dalam eksplorasi minyak dan gas bumi karena metode ini memiliki tingkat akurasi, resolusi maupun penetrasi yang baik dalam menggambarkan struktur bawah permukaan bumi dibandingkan dengan metode geofisika lainnya. Berkaitan hal tersebut, metode seismik dalam eksplorasi minyak dan gas bumi terbagi menjadi 3 besar langkah kerja: akuisisi, pengolahan data, dan interpretasi. Akuisisi sendiri yang difokuskan pada kegiatan ini merupakan satu tahap kerja demi mendapatkan sekumpulan data yang handal untuk pencitraan bawah permukaan bumi. Kehandalan data dalam menampilkan refleksi bawah permukaan bumi dapat diketahui saat akuisisi data seismik melalui kontrol kualitas akuisisi seismik onboard. Kegiatan kontrol kualitas data di kapal selama proses akuisisi merupakan salah satu tahap pengolahan data seismik laut. Pengolahan data seismik merupakan kegiatan peningkatan sinyal terhadap noise yang didapat setelah pengambilan data seismik untuk mengembalikan sinyal reflektor yang terekam. Dengan kata lain, data yang baik setelah dilakukan analisis kontrol kualitas akuisisi akan disimpan sebagai data yang valid, data yang lemah atau data yang sangat lemah berdasarkan analisis perbandingan S/N. Saat data memiliki kekurangan penembakan (misfire) atau kegagalan instrumen saat beroperasi, maka umumnya kontraktor melakukan proses running ulang pengambilan data seismik hingga didapatkan data yang baik. Akuisisi yang dilakukan pada kawasan perairan memiliki kandungan noise yang tinggi. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan air sangat mempengaruhi amplitudo gelombang seismik yang terekam di sensor geofon seperti gelombang permukaan air, gelombang kapal, multiple, noise koheren, noise ambien, dan efek ghost, sehingga sinyal dari reflektor sulit untuk diidentifikasi. Oleh karena itu, pengolahan yang komprehensif wajib dilakukan pada data seismik ini. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagaimana kualitas akuisisi seismik setelah 5 tahun tidak melakukan kegiatan eksplorasi? 2. Bagaimana kesiapan alat untuk akuisisi seismik secara rutin kembali: source, streamer, navigasi? 3. Kurangnya variasi analisis kontrol kualitas akuisisi yang dimiliki pada tim ekspedisi 4. Bagaimana pengolahan data seismik untuk menghilangkan noise yang teridentifikasi saat kontrol kualitas akuisisi data seismik? 1.3. Batasan Masalah Penelitian ini memiliki beberapa batasan kontrol kualitas data pada saat akuisisi, dan pengolahan data seismiknya yaitu sebagai berikut : 1. Kontrol kualitas data seismik dilakukan setelah proses perekaman satu sequence lintasan seismik terselesaikan 2. Kontrol kualitas data seismik pada saat akuisisi seismik di kapal menggunakan software ProMAX 3. Pengolahan data seismik untuk menghilangkan noise yang teridentifikasi pada kontrol kualitas data di lapangan dilakukan di kantor Baruna Jaya, Balai Teknologi Survei Kelautan, gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi lantai 18. 4. Pengolahan data seismik lintasan menggunakan software ProMAX. 5. Pengolahan data setelah dekonvolusi difokuskan untuk eliminasi multiple menggunakan metode Surface Related Multiple Elimination (SRME) dan Radon Demultiple. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi permasalahan yang berhubungan dengan penembakan, perekaman, dan data seismik. 2. Menentukan kualitas data seismik lintasan CMAK01 melalui quick look data seismik yang terekam di lapangan. 3. Memberikan parameter terbaik untuk pengolahan data seismik dari hasil kontrol kualitas akuisisi. 4. Mengeliminasi kehadiran multiple sebagai refleksi semu dan menghasilkan stacking paling optimal. 1.5. Manfaat Penelitian Saat dilakukannya akuisisi seismik laut, instrumen yang telah lama tidak digunakan selama 5 tahun dapat diketahui performanya kembali. Kontrol kualitas data seismik di lapangan diharapkan mampu menunjukkan performa instrumen saat ini, sehingga bila terdapat kekurangan saat akuisisi dapat diperbaiki di kemudian hari dan akuisisi selanjutnya mendapatkan hasil data yang lebih baik. Pengolahan data seismik diharapkan mampu mengembalikan kenampakan refleksi bawah permukaan bumi yang sebenarnya. Metode Radon Demultiple dan Surface Related Multiple Elimination (SRME) diharapkan mampu mengeliminasi multiple dari permukaan laut dan multiple hasil refleksi antar perlapisan batuan, sehingga penampang seismik menampilkan gambaran bawah permukaan bumi yang mendekati sebenarnya. 1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi yang berbeda. Pertama adalah kontrol kualitas akuisisi dan data seismik yang dilakukan di kapal Baruna Jaya II dengan target akuisisi adalah cekungan Makassar Selatan, di kawasan laut bagian utara Pulau Kangean selama dua minggu. Kedua adalah pengolahan data seismik laut yang dilakukan di laboratorium komputer Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) lantai 18 selama 7 minggu.