244 BAB XI. KESIMPULAN DAN SARAN 11.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis dan dibahas pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan dan saran sebagai berikut: 1. Rata-rata peran penyuluh pertanian dalam adopsi inovasi padi metode SRI berbasis pranata mangsa sebesar 56,81% masih dalam kategori kadangkadang berperan. Peran penyuluh yang termasuk kategori sangat sering adalah peran sebagai evaluator, sementara jenis peran lainnya seperti edukator, inovator, fasilitator, motivator, organisator, supervisor masih kategori kadang-kadang berperan. 2. Rata-rata tingkat penggunaan pranata mangsa di Kabupaten Purworejo sebesar 52,8% dan termasuk dalam kategori sering menggunakan. Penggunaan pranata mangsa di Kabupaten Purworejo untuk usaha tani padi (69%), menentukan waktu tanam padi (69%) dan penggunaannya menggunakan perhitungan kalender (69%), sedangkan berdasarkan tandatanda hewan yang muncul (31,33%) dan tanda-tanda tanaman yang tumbuh (40,67%). 3. Tingkat adopsi inovasi SRI oleh petani di Kabupaten Purworejo sebesar 73,52% dalam kategori sangat sering dikarenakan SRI bukan hal yang baru lagi bagi petani Purworejo. Meskipun demikian masih terdapat petani yang belum mengadopsi SRI. 4. Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat adopsi SRI adalah umur (dengan nilai koefisien jalur -0,47), motivasi (dengan nilai koefisien 245 jalur 0,22), sikap (dengan nilai koefisien jalur 0,25), ketrampilan (dengan nilai koefisien jalur 0,14), dan pengetahuan (dengan nilai koefisien jalur 0,10). Berdasarkan hasil ini, dapat dijelaskan bahwa semakin muda umur seorang petani maka tingkat mengadopsi SRI semakin tinggi, semakin kuat dorongan kebutuhan, semakin tinggi keinginan untuk mengadopsi SRI berbasis pranata mangsa, semakin SRI dan pranata mangsa memberikan manfaat bagi petani maka petani semakin setuju untuk mengadopsi SRI berbasis pranata mangsa, semakin mampu petani dalam melaksanakan budidaya padi dan perhitungan pranata mangsa maka petani semakin tinggi dalam mengadopsi SRI berbasis pranata mangsa, semakin petani mengetahui manfaat SRI dan pranata mangsa maka semakin tinggi mengadopsi SRI berbasis pranata mangsa. 5. Pranata mangsa mempengaruhi adopsi inovasi SRI secara tidak langsung melalui pengetahuan sebesar (0,22), sikap sebesar (0,69), dan motivasi sebesar (-0,22) yang berarti petani yang menggunakan pranata mangsa cenderung memilki tingkat pengetahuan tentang pranata mangsa yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan pranata mangsa sehingga pengetahuan ini digunakan untuk mengadopsi SRI berbasis pranata mangsa mengenai waktu tanam yang baik agar tidak mengalami kerugian atau gagal panen akibat hama penyakit tumbuhan, petani yang menggunakan pranata mangsa memiliki sikap positif terhadap inovasi SRI berbasis pranata mangsa sehingga setuju untuk mengadopsinya, dan petani yang tidak menggunakan pranata mangsa 246 cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk menerapkan SRI berbasis pranata mangsa. Hal ini dikarenakan petani yang tidak menggunakan pranata mangsa memiliki dorongan untuk mempelajari pranata mangsa yang nantinya berguna untuk mengembangkan padi metode SRI berbasis pranata mangsa. 6. Luas lahan mempengaruhi adopsi inovasi SRI secara tidak langsung melalui pengetahuan sebesar (-0,28) yang berarti petani yang memiliki luas lahan yang sempit cenderung memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi. Pengetahuan petani untuk mengoptimalkan lahan yang sempit agar menghasilkan produktivitas yang tinggi inilah nantinya akan mempengaruhi adopsi inovasi SRI berbasis pranata mangsa. 7. Variabel yang tidak berpengaruh sama sekali terhadap adopsi inovasi SRI yaitu peran penyuluh dan sifat inovasi artinya semakin rendah atau tinggi peran penyuluh menurut petani, maka tidak akan mempengaruhi tinggi rendahnya adopsi petani dan mudah atau sulitnya inovasi menurut petani, maka tidak akan mempengaruhi tinggi rendahnya adopsi petani. 8. Peran penyuluh tidak berpengaruh terhadap adopsi SRI dikarenakan inovator pertama SRI di Kabupaten Purworejo berasal dari petani di Kecamatan Ngombol. Petani kakak adik yang bernama Supriyadi dan Wuryono diyakini petani responden merupakan tokoh yang mengerti dengan betul permasalahan tentang SRI. 9. Adopsi inovasi SRI berpengaruh positif secara signifikan terhadap produktivitas padi. Pada awal penerapan SRI terjadi penurunan 247 produktivitas, terutama pada tanah-tanah yang memiliki kesuburan rendah. Penggunaan pupuk organik menjadikan tanah semakin sehat dan subur serta dapat meningkatkan hasil gabah. Produktivitas lahan yang meningkat menyebabkan produktivitas padi juga meningkat. 10. Adanya perubahan iklim dan cuaca yang tidak menentu membuat pranata mangsa untuk terus dikembangkan terlebih petani di Kabupaten Purworejo meyakini bahwa pranata mangsa merupakan perhitungan musim tanam yang tepat karena disetiap mangsa – mangsa keadaan alamnya sama atau tidak berubah. 11.2. Saran Berdasarkan hasil dan kesimpulan tersebut di atas, saran dalam penelitian ini ditujukan kepada para pemangku kepentingan terkait dengan adopsi inovasi SRI berbasis pranata mangsa mulai dari tingkat Pusat hingga Daerah, penyuluh pertanian, dan petani antara lain: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran penyuluh tidak mempengaruhi dalam adopsi inovasi padi metode SRI dan proses adopsi petani akan lebih efektif bila melalui petani inovator yang lebih dulu menerapkan SRI. Petani lebih mudah diyakinkan informasi dari petani lain karena itu agar kegiatan penyuluhan berhasil sebaiknya penyuluh melibatkan petani inovator dalam menerapkan SRI di daerah lain untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan bersama-sama. 2. Agar peran penyuluh dapat berjalan secara maksimal diperlukan peningkatan kapasitas penyuluh baik penguasaan terhadap inovasi maupun 248 keahlian sebagai agen perubahan masyarakat terutama untuk jenis peran edukator, inovator, fasilitator, motivator, organisator dan supervisor. 3. Peran penyuluh yang masih kadang-kadang diperlukan penerapan reward dan punishment untuk memacu motivasi kerja penyuluh pertanian sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja, serta sarana dan prasarana serta dana pendukung yang memadai untuk penyelenggaraan kegiatan penyuluhan yang diharapkan dapat memaksimalkan peran penyuluh pertanian. 4. Dalam melaksanakan perannya yang masih kadang-kadang dikarenakan banyaknya kegiatan dan tugas penyuluh, maka untuk mengatasi hal tersebut alternatif yang dipandang sejalan dengan UU No 16/2006 adalah merekrut ketua kelompok tani sebagai penyuluh swadaya yang bertugas mendampingi penyuluh pertanian. 5. Pemerintah perlu membuat kebijakan pembangunan pertanian berbasis kearifan lokal sebagai komitmen yang tinggi untuk mendukung aktifitas masyarakat peduli terhadap lingkungan sehingga kearifan lokal akan terus dilestarikan. 6. Faktor yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat adopsi SRI adalah umur, motivasi, sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. Umur juga mempengaruhi secara tidak langsung terhadap adopsi inovasi padi metode SRI melalui ketrampilan, sikap, dan motivasi. Sikap juga mempengaruhi secara tidak langsung terhadap adopsi inovasi padi metode SRI melalui motivasi, ketrampilan juga mempengaruhi secara tidak langsung terhadap 249 adopsi inovasi padi metode SRI melalui motivasi, pengetahuan juga mempengaruhi secara tidak langsung terhadap adopsi inovasi padi metode SRI melalui ketrampilan. Oleh karena itu, perlu adanya pelatihan-pelatihan yang menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan dan ketrampilan SRI karena hal tersebut akan mempengaruhi motivasi petani. Motivasi petani inilah yang selanjutnya akan mempengaruhi adopsi inovasi padi metode SRI. 7. Salah satu program yang dicanangkan pemerintah adalah dengan menggalakkan gerakan peningkatan produksi beras nasional (P2BN) dan Kabupaten Purworejo merupakan daerah yang terlibat dalam progam tersebut, selain itu juga dalam penelitian ini adopsi inovasi padi metode SRI berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas padi maka sebagai rekomendasi jika SRI mampu dilakukan secara intensif, sangat mungkin dijadikan strategi peningkatan produksi beras nasional tanpa harus melakukan perluasan lahan sawah sehingga memberi dampak pada peningkatan kesejahteraan petani produsen, adapun strategi yang digunakan antara lain sosialisasi ke penyuluh, sosialisasi ke petani, pelatihan, dan evaluasi. 8. Perlu adanya dokumentasi mengenai pranata mangsa sehingga tidak pudar seiring berkembangnya zaman. 9. Sebagai rekomendasi, sekiranya perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang faktor-faktor lain yang belum diteliti dalam penelitian ini dan juga faktor-faktor yang mempengaruhi peran penyuluh. Hal ini dimaksudkan 250 untuk mengetahui lebih lanjut mengapa penyuluh belum maksimal dalam menjalankan perannya terkait adopsi inovasi SRI berbasis pranata mangsa. 10. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pranata mangsa karena pada dasarnya pranata mangsa bukanlah perhitungan yang sifatnya kaku dan tidak dapat diubah, adanya perubahan iklim dan cuaca yang tidak pasti membuat pranata mangsa lebih bersifat terbuka untuk dapat dilakukandilakukan perubahan-perubahan yang disesuaikan dengan keadaan alam.