4 Kabupaten di Sumbar Belum Miliki Perda Bangunan Gedung

advertisement
4 Kabupaten di Sumbar Belum Miliki Perda Bangunan Gedung
Provinsi Sumatera Barat tinggal menyisakan empat kabupaten yang belum menerbitkan Peraturan
Daerah (Perda) Bangunan Gedung (BG). Mereka adalah Kabupaten Solok Selatan, Pasaman
Barat, Pasaman, dan Kepulauan Mentawai. Keempatnya didorong untuk segera menerbitkan
Perda BG mengingat provinsi tersebut termasuk dalam daerah rawan gempa di Indonesia.
Demikian diserukan Kepala Dinas Prasarana Jalan Tata Ruang dan Permukiman Provinsi
Sumatera Barat, Suprapto, saat membuka Seminar Sehari Aspek Kebencanaan, Dampak, dan
Antisipasinya pada Bangunan Gedung, di gedung Pusat Informasi Pengembangan Permukiman
dan Bangunan (PIP2B) Sumatera Barat, Kamis (20/6). Acara digelar oleh Satuan Kerja Penataan
Bangunan dan Gedung Provinsi Sumatera Barat.
Menurutnya, Sumatera Barat merupakan salah satu daerah rawan gempa di Indonesia. Hal ini
disebabkan karena letaknya yang berada pada jalur patahan Semangko, tepat diantara pertemuan
dua lempeng benua besar, yaitu Eurasia dan Indo-Australia. Oleh karenanya, wilayah ini sering
mengalami gempa bumi. Gempa bumi besar yang terjadi akhir-akhir ini di Sumatera Barat di
antaranya adalah Gempa bumi 30 September 2009 dan Gempa bumi Kepulauan Mentawai 2010.
Suprapto mengingatkan pentingnya melakukan pembangunan gedung dengan memperhatikan
aspek teknis yang ditentukan guna meminimalisir risiko bencana, khususnya gempa bumi.
“Dalam membangun sebuah gedung, baik penggunaannya untuk publik maupun pribadi, agar
memperhatikan IMB dan memiliki SLF (Sertifikat Laik Fungsi), supaya bangunan tersebut tahan
dan ramah gempa― serunya.
Sementara itu, Syafruddin selaku ketua pelaksana acara mengatakan tujuan diadakannya seminar
ini untuk meningkatkan kapasitas aparat Pemerintah Daerah, kelompok peduli dan masyarakat di
bidang penyelengaraan bangunan gedung dan lingkungan. Hal ini untuk mewujudkan
pemerintahan yang baik, terwujudnya kepastian hukum dalam proses penyelenggaraan bangunan
gedung di daerah, dan tercapainya keandalan bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
Narasumber pada Seminar tersebut terdiri dari unsur pemerintah pusat yaitu pejabat di Direktorat
Penataan Bangunan dan Lingkungan, Ir. Kartoko. Dia menjelaskan materi tentang IMB, SLF dan
TABG. Sementara itu dari Pusat Studi Bencana (PSB) Universitas Andalas Prof. Ir. Zaidir, MS.,
fokus pada materi Konsep Dasar Bangunan Tahan Gempa dan Perkuatan pada Struktur
Bangunan Pasca.
Seminar ini dihadiri oleh unsur Dinas Pekerjaan Umum dan BPBD Kabupaten/Kota yang rawan
bencana yakni Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Pasaman
Barat, Kabupaten Agam, Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Kepulauan Menatawai. Selain
page 1 / 2
dari Instansi Pemerintahan, juga turut menghadari asosiasi Inkindo, Perkindo, Gapensi,
Gapeknas, IAI, dan Perguruan Tinggi di Padang.
Secara terpisah Ir. Syafrianti sebagai Kasatker PBL Sumbar mengharapkan setelah seminar,
semua peserta dapat menyebar luaskan informasi bidang penataan bangunan dan lingkungan
kepada masyarakat luas. (RJP-Randal Sumbar/bcr)
Pusat Komunikasi Publik
210613
page 2 / 2
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Download